Anda di halaman 1dari 219

SNJ UAS MAB 2023

SOAL 1

Pada suatu proses produksi hotmix AC-WC dengan ukuran butiran maks 20 mm,
maka AMP menjadi salah satu alat utama.
Pertanyaan :
a. Uraikan proses pengolahan material agregat + aspal di AMP
b. Ternyata pada produk hotmix nya dijumpai beberapa butiran agregat yang besar
dengan ukuran > 20 mm.
1) Jelaskan mengapa hal ini bisa terjadi
2) Uraikan pada bagian apa dari AMP tersebut yang perlu dilakukan pemeriksaan
dan solusi yang perlu dilakukan.

Jawab :
a) Proses pengolahan material agregat + aspal di AMP
1. Agregat yang telah diproses dari stone crusher dan ditimbun, dimasukkan
ke dalam cold bin menggunakan loader
2. Agregat mengalir ke conveyor melewati ayakan
3. Material yang lolos lanjut menuju ke dryer untuk dipanaskan dengan
disemprot api (suhu setelah keluar dryer sekitar 160º – 175º)
4. Material keluar dryer menuju dust collector
5. Setelah itu, agregat menuju hot elevator untuk dinaikkan, kemudian
ditumpahkan ke hot screen
6. Di hot screen, agregat dipisahkan sesuai dengan ukuran butirannya,
kemudian masuk ke hotbin masing-masing
7. Di hot bin, dilakukan penimbangan sesuai takaran, kemudian dialirkan
aspal panas, lalu masuk pugmill untuk diaduk
8. Setelah tercampur rata, hotmix keluar penampang dan tertampur per batch
9. Terakhir, hotmix ditampung di dumptruck beberapa batch dan setelah
penuh, dikirim ke lapangan untuk dikerjakan
b) Penyebab dijumpai beberapa butiran agregat yang besar > 20 mm
Hal ini dapat terjadi karena adanya perubahan gradasi agregat yang
disebabkan adanya gangguan atau kerusakan di dalam bagian AMP yang

AKADEMIK HMS 2023


berhubungan dengan pengelompokan / pemisahan ukuran butir agregat,
sehingga butiran besar lebih dari batas yang ditentukan bisa masuk.

Bagian AMP yang perlu dilakukan pemeriksaan dan solusinya


• Perlu dilakukan pemeriksaan pada hot screen → hot screen bisa saja
robek karena bergesekan dengan panas dan bisa menggumpal karena
tersumbat atau kotor
• Solusi → bila ditemukan bagian yang robek pada hot screen, harus
diperbaiki atau diganti dengan yang baru. Apabila terdapat
penggumpalan, hot screen harus dibersihkan secara berkala.

SOAL 2
Kontraktor A yang berbase camp di Wates, Kulon Progo akan melaksanakan
pekerjaan overlay/ pengaspalan jalan di sekitar Kebumen dengan jarak angkut = 70
km. Waktu pengangkutan 3,5 jam dan waktu tunggu = 1 jam. Buatlah analisanya agar
dapat dipilih pengaspalan dilaksanakan pada siang hari dan atau malam hari !

Jawab :
• Temperatur produksi hotmix di basecamp
Hotmix diproduksi dan dikirim ke lapangan dengan dumptruck pada suhu 150 –
165 derajat dengan alasan :
- Aspal dipanaskan = (150 – 165) derajat < 200 derajat (titik bakar)
- Agregat dipanaskan = (160 – 175) derajat < 225 derajat (agar tidak pecah)
Maka diambil asumsi suhu awal hotmix dari basecamp sebesar 165 derajat
• Penurunan temperature selama pengangkutan di atas dumptruck
- Pada siang hari ; - DT ditutup terpal = turun (3 - 5) derajat/jam
- DT tidak ditutup terpal = turun (5 - 7) derajat/jam
- Pada malam hari ; - DT ditutup terpal = turun (7 - 9) derajat/jam
- DT tidak ditutup terpal = turun (9 - 12) derajat/jam
• Temperatur pada saat pemadatan awal = 110 – 125 derajat
• Analisis
- Suhu awal hotmix = 165 derajat
- Waktu total dari basecamp sampai pemadatan awal = 3,5 + 1 = 4,5 jam

AKADEMIK HMS 2023


- Suhu saat pemadatan awal :
➢ Siang hari (DT tutup terpal) = 165 – (4*4,5) = 147 derajat
➢ Siang hari (DT tdk tutup) = 165 – (6*4,5) = 138 derajat
➢ Malam hari (DT tutup terpal) = 165 – (8*4,5) = 129 derajat
➢ Malam hari (DT tdk tutup) = 165 – (11*4,5) = 115,5 derajat

• Kesimpulan
Dipilih waktu pengaspalan pada malam hari dengan dumptruck tidak perlu
ditutup dengan terpal. Hal ini karena berdasarkan analisis penurunan suhu selama
waktu pengangkutan dan waktu tunggu didapatkan suhu akhir hotmix sebelum
penghamparan adalah kurang lebih 115,5 derajat yang telah memenuhi persyaratan
suhu sebelum penghamparan yaitu (110 – 125) derajat. Dengan demikian waktu
pengaspalan yang paling efektif adalah pada saat malam hari.

SOAL 3
Penggunaan alat berat dalam pelaksanaan pekerjaan bendungan mutlak diperlukan
karena sifat pekerjaan yang spesifik dan volume pekerjaan yang sangat besar. Sebagai
contoh Bendungan Batutegi di Lampung (potongan melintang ditunjukkan dalam
gambar bawah ini).
Pertanyaan :
1) Sebutkan item pekerjaan main dam (sesuai gambar di bawah)
2) Uraikan tahapan pelaksanaan pekerjaan main dam dan alat berat apa saja yang
perlu disediakan dalam setiap tahapan yang ada beserta fungsinya.

Jawab :
Item pekerjaan main dam :
1) Pekerjaan Persiapan
• Mobilisasi dan demobilisasi
• Sarana dan prasarana
• Kantor lapangan
• Lain-lain (pembuatan dokumentasi dan penyelidikan geologi)
2) Jalan Akses/ Access Road
• Jalan baru

AKADEMIK HMS 2023


• Pekerjaan tanah
• Pekerjaan perkerasan
• Saluran drainase
• Pekerjaan dewatering
• Pekerjaan struktur
3) Bangunan Pengelak/ Terowongan
• Pekerjaan tanah
• Timbunan cofferdam sementara
• Pekerjaan slope protection tunnel portal upstream dan downstream
• Penyangga dan proteksi dinding galian
• Pekerjaan beton
• Pekerjaan plugging terowongan
4) Bangunan Intake (Pengambilan)
• Pekerjaan tanah
• Pekerjaan beton
• Pekerjaan rumah pengontrol
5) Main Cofferdam, Saddle Dam, dan Main Dam
• Bendungan pengelak (cofferdam)
• Bendungan anak (saddle dam)
• Bendungan utama (main dam)
• Pekerjaan puncak bendungan utama (main dam)
• Pekerjaan lain-lain (kelistrikan, hand rail, beton parapet)
• Instrumentasi
6) Bangunan Pelimpah/ Spillway
• Pekerjaan tanah
• Pekerjaan subdrain
• Pekerjaan proteksi tebing
• Pekerjaan beton
• Pemasangan struktur pintu radial
• Pemasangan komponen hidromekanikal pintu
7) Pekerjaan Hidromekanikal
• Bangunan pengelak

AKADEMIK HMS 2023


• Bangunan pengambilan
• Saluran penghantar
• Bangunan rumah katup
• Fasilitas bantu
8) Bangunan Fasilitas
• Bangunan fasilitas (rumah jaga, gardu pandang, rumah dinas, ruang
generator, pagar area)
9) Pekerjaan Lain-Lain (clearing daerah genangan dan patok batas tanah)

Uraian pelaksanaan main dam dan alat berat yang digunakan beserta fungsinya
1) Pekerjaan Persiapan
• Survei lapangan → membuat titik acuan (BM) dengan polygon terbuka
• Pembuatan jalan kerja → membuat jalan yang dapat dilewati alat berat
- Bulldozer : penggusuran dan penimbunan, perataan tanah
- Excavator : menggantikan fungsi bulldozer untuk medan curam
• Dewatering pada permukaan tanah → hanya dilakukan pada permukaan
tanah dasar main dam dengan kondisi grouting sudah selesai dengan baik
• Clearing dan grubbing → membersihkan pepohonan, semak-semak,
sampah, dan barang yang tidak dikehendaki pada kedalaman satu meter di
luar kaki timbunan bendungan utama
- Bulldozer : menggusur semak-semak dan sampah di permukaan tanah
- Excavator : menggusur pepohonan yang tumbuh di lokasi timbunan
- Dumptruck : mengangkut material yang telah digusur oleh excavator
2) Pekerjaan Galian
• Pekerjaan galian tanah → galian terbuka semua material meliputi tanah,
lempung, lumpur, kerikil, yang dapat digali secara efisien tanpa
menggunakan bahan peledak atau bulldozer dengan ripper dan penggali
hidrolis
- Bulldozer : scrapping dan gathering material
- Excavator : mengangkut material yang terkumpul ke dumptruck
- Dumptruck : membawa material galian ke lokasi tujuan (stockpile)

AKADEMIK HMS 2023


• Pekerjaan galian batu keras → penggalian terbuka dari material batu yang
dihancurkan (biasanya oleh cuaca) yang perlu pelonggaran dengan
bulldozer dengan ripper atau penggali hidrolis
- Bulldozer dengan ripper : gathering dan pelonggaran material
- Excavator : mengangkut material yang terkumpul ke dumptruck
- Dumptruck : membawa material galian ke lokasi tujuan (stockpile)
3) Pekerjaan Timbunan Main Dam
• Timbunan inti
- Pengadaan timbunan dari borrow area (excavator dan dumptruck) →
kadar air tanah yang diangkut dijaga agar sesuai rencana (dumptruck
ditutup terpal untuk melindungi dari hujan), bak material harus steril
- Penghamparan material timbunan inti (dumptruck, bulldozer, water
tank truck) → timbunan inti dihampar menggunakan bulldozer dengan
tebal lapisan mendatar maksimal 30 cm sebelum dipadatkan, kemudian
diikuti dengan penyiraman dengan water tank truck untuk mendapat
kadar air sesuai rencana
- Pemadatan material timbunan inti (sheep foot roller) → material yang
telah dihamparkan selanjutnya dipadatkan dengan jumlah lintasan
berdasarkan pada uji timbunan (test fill) hingga sesuai spesifikasi
• Timbunan filter (material bersih, tidak berkohesi, terutama pasir & kerikil)
- Pengadaan timbunan dari borrow area (excavator dan dumptruck) →
kadar air tanah yang diangkut dijaga agar sesuai rencana (dumptruck
ditutup terpal untuk melindungi dari hujan), bak material harus steril
- Penghamparan material timbunan filter (dumptruck, excavator) →
Timbunan Filter dihampar di lokasi dengan menggunakan Excavator,
tebal setiap lapis tidak boleh lebih dari 40 (empat puluh) cm sebelum
dipadatkan
- Pemadatan material timbunan filter (baby roller) → material yang telah
dihamparkan selanjutnya dipadatkan dengan jumlah lintasan
berdasarkan pada uji timbunan (test fill) hingga sesuai spesifikasi
• Timbunan batu
- Material yang dipergunakan berupa campuran batu yang cukup keras,
awet, bergradasi baik

AKADEMIK HMS 2023


- Pengadaan timbunan batu di quarry dimulai dengan proses peledakan
untuk membongkar formasi batuan
- Dilakukan pelonggaran formasi batuan (dengan ripper) kemudian
dipotong dan dikumpulkan (dengan bulldozer)
- Hasil ripping berupa batuan lepas kemudian diangkut ke dalam
dumptruck dengan excavator dan dibawa ke lokasi penimbunan
- Material dihamparkan tidak lebih dari 100 cm untuk ukuran batu max
50 cm dan 150 cm untuk batu max 100 cm sebelum dipadatkan
(menggunakan dumptruck dan excavator)
- Dilakukan pemadatan (dengan vibratory roller) dengan jumlah lintasan
kurang lebih 4 lintasan untuk batu max 50 cm dan 6 lintasan untuk
batu max 100 cm

AKADEMIK HMS 2023


SOAL 1.
Kontraktor A yang berbase camp di Wates, Kulon Progo akan melaksanakan pekerjaan
overlay/ pengaspalan jalan di sekitar Kebumen dengan jarak angkut = 60 km. Waktu
pengangkutan diperkirakan 3 jam. Sedangkan setelah tiba di lapangan masih ada waktu tunggu
= 1 jam. Buatlah alternatif-alternatif strategi yang bisa disusun, lengkap dengan analisanya
agar dapat diputuskan pola-pola pengangkutan hotmix yang memenuhi persyaratan, baik
angkutan pada siang hari maupun malam hari.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Suhu hotmix dari AMP : 160°C
Waktu pengangkutan : 3 jam
Waktu tunggu : 1 jam
Total waktu : 4 jam
Waktu dan kondisi :
1. Saat waktu siang tanpa terpal
Penurunan suhu perjam : 7°-10°C
Penurunan suhu selama 4 jam : 28°-40°C
Suhu saat sampai di lokasi : 120°-132°C
2. Saat waktu siang ditutup terpal
Penurunan suhu perjam : 4°-7°C
Penurunan suhu selama 4 jam : 16°-28°C
Suhu saat sampai di lokasi : 132°-144°C
3. Saat waktu malam tanpa terpal
Penurunan suhu perjam : 12°C
Penurunan suhu selama 4 jam : 48°C
Suhu saat sampai di lokasi : 112°C
4. Saat waktu malam ditutup terpal
Penurunan suhu perjam : 6°-7°C
Penurunan suhu selama 4 jam : 24°-28°C
Suhu saat sampai di lokasi : 132°-136°C
Karena pada saat hotmix sampai ke lokasi pekerjaan overlay, suhu hotmix minimal 110°, maka
pengangkutan dapat dilakukan pada saat waktu siang ataupun malam dengan ditutup terpal
ataupun dibiarkan terbuka. Pengangkutan paling optimal dapat dilakukan pada siang hari dengan
ditutup terpal.
SOAL 2.
Rencana saluran pengendalian banjir di suatu kota berpenampang trapesium dengan lebar
dasar6,00 m, kedalaman 3,00 m, slope (kemiringan lereng) 1:1, dan panjang 2km.Pada
kedua sisi saluran dibuat berm (bagian datar diantara bibir saluran dan kaki tanggul}
selebar 3,00 m dan tanggulberbentuk trapesium dengan lebar dasar8,00 m, ketinggian 2,00m,
slope 1:1 dan diasumsikan nilai shrinkage 12,50%
Bahan timbunan tanggul memanfaatkan tanah hasil galian saluran, bila ada kekurangan
diambilkan dari quarry yang berjarak 5 km dari site dan bila ada kelebihan tanah hasil galian
dibuang keluar sejauh 4 km dari site dan dipadatkan, sedangkan waktu pelaksanaan dialokasikan
30hari kalender dengan jam kerja alat berat7 jam per hari.
Saudara diminta :
a.Merencanakan metoda pelaksanaan(teknik operasional) pekerjaan tanah tersebut
b.Merencanakan kebutuhan alat berat
c.Membuat schedule alat berat
Ketentuan lainnya yang diperlukan dapat ditentukan sendiri
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Volume galian = Luas penampang x panjang


(6+6+3+3)
= 2
𝑥 2𝑥 2000 = 54000 m3

Volume galian untuk timbunan =


(100%-shrinkage) x volume galian
= (100% - 12.5%) x 54000 = 47250 m3
Volume timbunan = Luas penampang x panjang
(8+4)𝑥2
= 2
𝑥 2𝑥 2000 = 48000 m3

Volume selisih galian-timbunan = volume timbunan – volume galian = 750 m3


a. Metode pelaksaanaan

1. Persiapan dan mobilisasi alat berat dan pekerja menuju site


2. Proses penggalian dengan backhoe
3. Proses penimbunan tanah dengan menggunakan loader
4 Proses pengangkutan tanah dari quarry dengan dump truck
5. Perataan tanah dengan motor grader

b. Rencana kebutuhan alat berat


Liat poin c dulu ya!
• Galian
Direncanakan : Hitachi ZX200-5G
Produktifitas : 90 m3/jam (cari di google ya sesuai rencana merk alat beratnya)
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 450
Kebutuhan alat : 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠
= 90
= 5 𝑎𝑙𝑎𝑡

• Timbunan
Direncanakan : Caterpillar CAT 966D
Produktifitas : 273.38 m3/jam (cari di google ya sesuai rencana merk alat beratnya)
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 457.14
Kebutuhan alat : 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠
= 273.38
= 2 𝑎𝑙𝑎𝑡

• Pengangkutan tanah
Direncanakan : Isuzu Elf Ps125 HD
Produktifitas : 7.79 m3/jam (cari di google ya sesuai rencana merk alat beratnya)
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 457.14
Kebutuhan alat : 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠
= 7.79
= 59 𝑎𝑙𝑎𝑡

• Perataan tanah
Direncanakan : Caterpillar 120H
Produktifitas : 1863 m3/jam (cari di google ya sesuai rencana merk alat beratnya)
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 979.59
Kebutuhan alat : 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠
= 1863
= 1 𝑎𝑙𝑎𝑡

c. Schedule alat berat


Proses pembuatan penjadwalan dilakukan dengan Gantt Chart. Karena dilakukan dengan 30 hari
kalender maka pada hari Sabtu dan Minggu masih dilakukan proses pekerjaan.
Predecessor / hub antar tahap proyek :
Tahap mobilisasi : 3 hari pertama
Tahap galian : FS+0 => dimulai setelah tahap mobilisasi selesai
Tahap pengambilan tanah : SS+2 => dimulai 2 hari setelah tahap galian dimulai
Tahap timbunan : SS+5 => dimulai 5 hari setelah tahap galian dimulai (kenapa dimulai 5 hari
setelah tahap galian dimulai, bukan bersamaan dengan dimulainya galian karena volume
timbunan tanggul memanfaatkan tanah hasil galian saluran sehingga perlu adanya pekerjaan
galian terlebih dahulu)
Tahap perataan tanah : FS-3=> dimulai 3 hari sebelum tahap timbunan selesai
Tahap demobilisasi : 3 hari terakhir

Target produksi :
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 47250
Galian : 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
= 15 𝑥 7
= 450 𝑚3/𝑗𝑎𝑚

Pengambilan tanah dari quarry + galian :


𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 47250+ 750
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
= 15 𝑥 7
= 457. 14 𝑚3/𝑗𝑎𝑚

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 48000
Timbunan: 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
= 15 𝑥 7
= 457. 14 𝑚3/𝑗𝑎𝑚

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 48000
Perataan tanah : 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
= 7𝑥7
= 979. 59 𝑚3/𝑗𝑎𝑚
SOAL 3.
Sebuah kontraktor membeli alat berat dengan ketentuan berikut:
-Mesin diesel 280Hp
-Harga penyerahan alat Rp 300.000.000,-dan pada akhir umur ekonomis dapat dijual
kembali dengan harga 20%dari harga penyerahan, bunga 12%, asuransi 1%, pajak 1%
-Kapasitas crankcase 18gal, pelumas diganti setiap 100 jam
-Faktor pengoperasian alat 0,8,
-Faktor kondisi lapangan 0,8
-Perawatan dan perbaikan alat diperkirakan 80% dari depresiasi
-Pemakaian gemuk per jam 0,25 kg
-Umur ekonomis alat 6tahun (1 thn dipakai 1600 jam)
-Harga ban Rp 24.000.000,-dengan umur layan 4800 jam dan perbaikan ban 15% dari depresiasi
-Gaji operator Rp 25.000/jam
Catatan :
Harga solar = Rp6.800,-;
Harga pelumas = Rp 22.000/liter ;
Harga Gemuk = Rp 27.000/kg
Hitung :
a.Biaya pemilikan per jam?
b.Biaya pengoperasian per jam?
c.Biaya total per jam?
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
a. Biaya pemilikan
• Biaya pemilikan alat

( ) − 𝑆(
𝑛
𝑖(1+𝑖) 𝑖
A=𝑃 𝑛 𝑛 )
(1+𝑖) −1 (1+𝑖) −1

( ) − 𝑆(
6
0.14(1+0.14) (1+0.14)
=30000000 6 6 )
(1+0.14) −1 (1+0.14) −1
= Rp 70117799 / tahun
𝐴 70117799
Biaya pemilikan = 𝐻𝑝𝑦
= 1600
=Rp 43824 /jam

• Biaya pemilikan ban


4800
n= 1600
= 3

( )
𝑛
𝑖(1+𝑖)
A=𝑃 𝑛
(1+𝑖) −1

( )
3
0.14(1+0.14)
=24000000 3
(1+0.14) −1

= Rp 10337556 /tahun
𝐴 10337556
Biaya pemilikan = 𝐻𝑝𝑦
= 1600
=Rp 6461 /jam

• Biaya pemilikan total = Rp 43824 + Rp 6461 = Rp 50285 /jam

b. Biaya pengoperasian
• Biaya bahan bakar
Biaya = qf x harga perliter = Hp x f x 0.15 x harga perliter
= 280 x 0.8 x 0.8 x 0.15 x Rp 6800= Rp 182784 /jam
• Biaya pelumas
Biaya =
( 280 𝑥 0.8 𝑥 0.8 𝑥 0.006
7.4
+
18
100 )𝑥 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 = 0. 325 𝑔𝑎𝑙𝑜𝑛
𝑗𝑎𝑚
𝑥 6800 = 1. 23
𝑙𝑡
𝑗𝑎𝑚
𝑥 6800

= 𝑅𝑝 27060
• Biaya gemuk
Biaya = 0.25 x Rp 27000 = Rp 6750 /jam
• Biaya perawatan alat
𝑃−𝑆
Biaya = 𝑓 𝑥 𝑛 𝑥 𝐻𝑝𝑦

300000000−60000000
= 80% 𝑥 6 𝑥 1600

= Rp 20000 /jam
• Biaya perawatan ban
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑎𝑛
Biaya = 𝑓 𝑥 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛

24000000
= 15 % 𝑥 4800

= Rp 5000 /jam
Biaya pengoperasian = Rp 182784 + Rp 27060 + Rp 6750 + Rp 20000 + Rp 5000
= Rp 262344 /jam
c. Biaya total
Biaya total = biaya pemilikan + biaya pengoperasian = Rp 312629
PERTEMUAN X

SELAMAT PAGI…
100 Menit Kedepan
Kita Memasuki
Kuliah ke – X (SEPULUH)

MATA KULIAH :
MANAJEMEN ALAT BERAT

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-X 1


MK. MAB

Pertemuan X (SEPULUH)

MANAJEMEN ALAT BERAT


PADA PEKERJAAN TEROWONGAN

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-X 2


DEFINISI :

 Terowongan adalah struktur bawah tanah yang


mempunyai panjang lebih dari lebar penampang
galiannya, dan mempunyai gradien memanjang kurang
dari 15%.

 Terowongan umumnya tertutup di seluruh sisi kecuali di


kedua ujungnya yang terbuka pada lingkungan luar.

 Beberapa ahli teknik sipil mendefinisikan terowongan sebagai


sebuah tembusan di bawah permukaan yang memiliki
panjang minimal 0,1 mil (160,9 meter), dan yang lebih
pendek dari itu dinamakan underpass. (Paulus P. Rahardjo,
2004).

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-X 3


KEGUNAAN :
 Keperluan transportasi yang terhalang oleh
kondisi alam transportasi manusia, baik untuk jalan
kereta api maupun jalan raya / jalan tol
 Untuk saluran air, sudetan sungai dll
 Drainase
 Keperluan pembangkit listrik,
 Termasuk terowongan sementara untuk
pengeringan (diversion tunnel) dan
 Tunnel spillway

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-X 4


BENTUK TEROWONGAN :
Ada 4 (empat) macam bentuk terowongan :
1. Lingkaran

2. Persegi

3. Tapal kuda

4. Berbentuk huruf “D”

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-X 5


Contoh Terowongan di Indonesia
a. Terowongan Jl. Tol Cisumdawu (Cileunyi –Sumedang -
Dawuan) https://www.youtube.com/watch?v=GCUYHL8uhCk

b. Terowongan Jl. Tol Cisumdawu (Cileunyi –Sumedang -


Dawuan) https://www.youtube.com/watch?v=VWnTLrwuGxU
Dan https://www.youtube.com/watch?v=zAYhYF3XwzY

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-X 6


Contoh Terowongan di Indonesia

b. Sudetan Kali Ciliwung ke Banjir Kanal Timur


Jakarta Telusuri di
:https://www.youtube.com/watch?v=PKom_KAfJYs

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-X 7


MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-X 8
MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-X 9
METODA KONSTRUKSI TEROWONGAN

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-X 10


1. Pipa Jacking System (Micro Tunneling)

 Metode ini banyak diterapkan pada terowongan yang melintasi jalan raya
maupun jalan kereta api. Pada prinsipnya adalah alat jacking pipe akan
mendorong beton pracetaknya kedalam tanah. Alat ini juga mempunyai
cairan untuk menyeimbangkan tekanan air tanah saat proses berlangsung.

 Menggunakan metode ini relatif murah dan memiliki keuntungan lainnya


seperti lalu lintas tidak terganggu, pipa dapat dipasang dalam keadaan cuaca
apapun dan penurunan level air yang mempengaruhi vegetasi dapat dicegah

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-X 11


2. Tunneling Bor Machine ( TBM)

 Metode konstruksi terowongan


yang sering digunakan saat ini
adalah Tunneling Bor
Machine (TBM). Alat ini
mempunyai alat penggali
berupa silinder yang dapat
berputar membentuk lingkaran
sepenuhnya

 Penggunaan mesin bor ini untuk terowongan ukuran besar , pengeboran ini
dilakukan secara menerus karena mesin ini memiliki pipa pembuangan
dengan kecepatan yang sama.
 Ketika terowongan menemukan tanah yang memiliki karakteristik lunak akan
menyebabkan mesin ini susah untuk mengebor karena tanah tidak
mampu menahan beban alat tersebut.
 Mesin juga akan memutar tidak konstan dan sering berubah posisinya .
Biasanya ketika menemukan tanah lunak akan dilakukan grouting dahulu
sebelum dilewati oleh mesin bor tersebut

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-X 12


3. New Austrian Tunneling Method (NATM)

 Metode ini adalah pembuatan terowongan dengan menggunakan metode


shotcrete beton yang disemprotkan dengan tekanan tinggi dan rock bolt
sebagai penyangga sementara tunnel sebelum diberi lapisan concrete.

 Setelah itu terowongan diberi perkuatan dengan memasangkan tulangan dan


kemudian dilakukan pengecoran menyeluruh

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-X 13


URUTAN PEKERJAAN TEROWONGAN :

1. Penggalian Working Site

2. Persiapan Working Site

3. Pemindahan Tunnel Boring Machine

4. Penggalian Terowongan

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-X 14


ALAT BERAT PADA
PEKERJAAN TEROWONGAN

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-X 15


ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN :
1. Penggalian Working Site :
EXCAVATOR

Berguna untuk menggali lubang,


penanganan material,
penghancuran, perataan tanah,
angkut material berat.

BACKHOE

Backhoe digunakan untuk


penggalian di bawah permukaan,
serta untuk penggalian tanah
keras

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-X 16


ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN :
2. Persiapan Working Site :
REAR DUMP TRUCK :

Berguna untuk mengangkut


material yang relative jauh. Dan
pengosongan material dengan
menjatuhkan material ke
belakang.

LOADER TRUCK :

Sebagai alat pemuat untuk


memuat ke dump truck.

Memindahkan material di stock


yard

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-X 17


ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN :
3. Pemindahan Tunnel Boring Machine

BAY CRANE

Alat ini berfungsi memindahkan


peralatan atau bahan konstruksi
yang berat dari satu tempat ke
tempat lainnya

Perbedaan dengan Tower Crane


adalah, Bay Crane lebih mudah
berpindah (moveable) sehingga
memudahkan pekerjaan yang
berpindah tempat.

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-X 18


ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN :
4. Penggalian Terowongan
Tunnel Boring Machine adalah alat
penggali terowongan. Karena bentuk
mesin menyerupai silinder, permukaan
yang terbentuk jadi seperti lingkaran.

TMB dapat digunakan pada batuan


lunak hingga batuan keras, diameter
alat ini bervariasi dari 1 m sampai 19 m

TBM dilengkapi dengan mata bor, yang tersebar di permukaan kepala bor.
Kepala bor yang berbentuk silinder, kemudian berputar dan menggerus
batuan sambil bergerak maju.

TBM digunakan sebagai alternatif penggalian dengan metode konvensional


drilling (pengeboran) dan blasting (peledakan).

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-X 19


PROSES PENGGALIAN
1. Proses penggalian dengan TBM (1)

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-X 20


PROSES PENGGALIAN
2. Proses penggalian dengan TBM (2)

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-X 21


PROSES PENGGALIAN
3. Proses pemasangan plat beton precast

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-X 22


PROSES PENGGALIAN
4. Proses akhir penggalian

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-X 23


Selesai

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-X 24


PERTEMUAN XI

SELAMAT MALAM……
100 Menit Kedepan
Kita Memasuki
Kuliah ke – XI (Kesebelas)

MATA KULIAH :
MANAJEMEN ALAT BERAT

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 1


MK. MAB

Pertemuan XIII (ketigabelas)

MANAJEMEN ALAT BERAT


PADA PEKERJAAN BENDUNG,
SALURAN DAN EMBUNG

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 2


BENDUNG

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 3


BENDUNG-WEIR

Kesamaan dan perbedaan dengan Bendungan ?

 Bendung (Weir) adalah Konstruksi Bangunan Air


yang melintang sungai yang bertujuan menaikkan
muka air upstream (m.a. u/s)

 Bendungan (Dam) adalah Konstruksi Bangunan Air


yang melintang sungai yang bertujuan
menampung air

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 4


Lokasi Konstruksi Bendung :

 Palung Sungai :
Konstruksi Bendung yang dibuat di sungai
(on stream)

 Sodetan (copoure):
Konstruksi Bendung yang dibuat di sodetan
(off stream)

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 5


Lokasi Bendung di Sudetan :

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 6


Rencana Bendung di Palung

An
ak
Ka
li
T
Div. Channel/Div. Tunnel

ul
is
is
Cofferdam

ul
iT
Upstream

al
K
Tebing Curam
Axist Of Dam
Axist Of Reference
g

Cofferdam
in
ist

Downstream
Ex
lan
Ja

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 7


BENDUNG :
Konstruksi Bangunan Air Yang Melintang Sungai Yang Berfungsi
Menaikkan Mula Air Upstream

BENDUNG TETAP:
Bendung yang elavasi mercunya tetap (fix weir), atau Bendung yang
tidak bisa mengatur elevasi muka air upstream

BENDUNG GERAK:
Bendung yang spillwaynya dilengkapi pintu /alat , sehingga bisa
mengatur elevasi muka air upstream

MANAJEMEN ALAT PERTEMUAN KE-XI 8


BERAT
BENDUNG TETAP

MANAJEMEN ALAT PERTEMUAN KE-XI 9


BERAT
BENDUNG TETAP

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 10


BENDUNG GERAK (BARRAGE)

 Slide Gate

 Radial Gate

 Rubber Dam / Rubber Weir

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 11


BENDUNG GERAK

Slide Gate : Pintu dibuka saat debit sungai besar

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 12


BENDUNG GERAK

Sebagian Pintu Ditutup Saat Debit Sungai Kecil

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 13


RADIAL GATE

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 14


BENDUNG GERAK

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 15


Pelaksanaan Pekerjaan
1. Prinsip Pelaksanaan
2. Lay Out, Penempatan material
RENCANA
dan fasilitas
PELAKSANAAN
3. Rencana Kerja
4. Diversion Channel,
(Konstruksi Pengaman)

PELAKSANAAN
PEKERJAAN 5. Kick Of Meeting
6. Pek Persiapan
7. Uitzet
8. Alat Berat
9. Pek Tanah dan Quarry
PELAKSANAAN 10. Pasangan, beton, Kendali
Mutu
11. Pek Finishing

MANAJEMEN ALAT PERTEMUAN KE-XI 16


BERAT
Rencana Pelaksanaan :
1. Prinsip Pelaksanaan

Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Bangunan Air harus


berpegang pada Prinsip :

”Pelaksanaan harus Aman dan Ekonomis”


Aman : Urut, Logis, Stabil/kuat, tidak
mengganggu Lingkungan, sesuai ketentuan
Ekonomis : Murah, efisien, tepat waktu.

Hal tersebut akan tercapai bila pelaksanaan dilakukan secara :


Profesional

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 17


Rencana Pelaksanaan :
Sehingga dengan demikian agar aman dan
ekonomis, maka pelaksanaan harus memperhatikan
hal-hal sbb.:
1. Lokasi Pekerjaan
2. Topografi
3. Geologi
4. Hidrologi, cuaca
5. Bahan, tenaga dan alat yang tersedia
6. Desain
7. Standart, Prosedur, Manual dan Mutu,
8. Sosial Lingkungan, institusional

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 18


Lay Out, Penempatan material dan fasilitas

 Lay Out : Meliputi rencana trace jalan


masuk, jalan menuju Borrow Area,
Quarry Site, jalan menuju lokasi
pelaksanan, Jalan pembuangan material,
dll.

 Penempatan Material dan Fasilitas :


Perencanaan Lokasi Gudang,
pembangkit, Direksi kit, Barak kerja,
keamanan, pagar, penumpukan material
buangan, material baku, dll
MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 19
Rencana Kerja :
Rencana kerja disini, meliputi beberapa hal yang
harusdiperhatikan baik kuantitas, cara pelaksanaan, maupun
keamanannya. Hal-hal tersebut antara lain adalah:

1. Perkiraan Kuantitas Pekerjaan Tanah


2. Time Skedule Pelaksanan
3. Rencana Transportasi
4. Rencana Penyiapan Fasilitas sementara
5. Rencana Diversion Chanel
6. Pekerjaan Penggalian
7. Pekerjaan Penimbunan
8. Exploitasi Bahan Timbunan

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 20


Rencana Kerja :
9. Pekerjaan Beton
10.Pekerjaan Pondasi/ Perbaikan Pondasi
11.Lokasi dan luas Spoil bank
12.Rencana Kualitas Kontrol
13.Rencana Peralatan Monetoring
14.Fasilitas Pelaksanan (alat, bengkel, Power, air)
15.Sistem Keamanan
16.Perlindungan sekitar Lingkungan
17.Rencana Pengisian Reservoir

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 21


Diversion Tunnel, Diversion Channel
Diversion Tunnel adalah terowongan Pengelak,
ada yang menyebut diversion Channel adalah
Saluran Pengelak.

Keduanya berfungsi sama, yaitu : untuk


mengelakkan air sungai saat pelaksanaan
pekerjaan.

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 22


Diversion Tunnel, Diversion Channel
 Yang membedakan antara:
Diversion Tunnel dan Diversion Channel
adalah bentuknya, yang satu terowongan
biasanya untuk Pekerjan Dam, yang lain
berbentuk Saluran terbuka, biasanya untuk
pekerjaan Weir atau Dam tetapi yang
lokasinya cukup terbuka.
 Diversion biasanya disertai konstruksi
pengaman yaitu Kistdam atau Coffer Dam.

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 23


Cofferdam : Konstruksi Pengaman

 Diversion dan Cofferdam harus direncanakan


dengan baik, karena sangat berpengaruh
terhadap tepat atau lambatnya penyelesaian
pekerjaan kaitannya dengan gangguan air.

 Diversion dan Cofferdam disamping harus


memperhatikan kondisi sungai, juga sangat
terkait dengan lamanya pelaksanaan, metode
pelaksanaan, dan bahan konstruksinya.

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 24


MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 25
CONTOH PEKERJAAN BENDUNG :
Sebagai contoh tinjau Proyek Bendung Batanghari.

Bendung Batanghari merupakan bendung untuk keperluan irigasi


dengan karakteristik:
• Lebar Bendung 180 m
• Tipe Bendung Beton
• Perubahan tinggi air permukaan air sebelum ada bendung 12
m
• Fungsi utama adalah Pengairan Irigasi
• Masa Pembangunan selama 40 bulan

Bendung Batanghari terletak pada sungai Batanghari. Untuk itu


pembuatan bendungan dimulai dengan pembuatan Diversion
Channel (saluran pengalihan) yang dibangun di sebelah kanan
sungai

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 26


URUTAN PEKERJAAN

Pekerjaan dimulai dengan mengerjakan Diversion Work dengan


menggali tanah dan pembuatan tanggul untuk mengalihkan aliran
sungai. Setelah aliran sungai dialihkan, lokasi bendung dapat
dikeringkan melalui proses Dewatering

1. DIVERSION WORK
2. FIXED WEIR
3. MOVABLE WEIR, APRON
AND FISH WAY
4. RETAINING WALL
5. BOAT AND BUS TERMINAL
6. SEDIMEN TRAP AND
INTAKE

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 27


LAY OUT PLAN :
 Layout plan secara garis besar dikelompokkan dalam
3 (tiga) bagian:
 Bagian utama : adalah bendung tetap dan
bendung gerak serta dinding penahan tanah
(retaining wall)
 Bagian irigasi : adalah intake dan sediment trap
 Bagian pelengkap : berupa fish way, bus and
boat terminal, acces road dan bangunan
penunjang lainnya.
 Setelah semua kelompok bangunan diselesaikan,
baru aliran air dikembalikan ke jalur semula, yaitu
melalui bendung gerak dan bendung tetap

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 28


GAMBAR POTONGAN

Dalam gambar di atas dapat diuraikan bahwa bagian utama bendung


terdiri dari:
 Bendung tetap; terdiri dari fondasi, tubuh bendung, stilling basin,
dan pilar untuk jembatan
 Bendung gerak; terdiri dari fondasi, tubuh bendung, apron, stilling
basin, dan pintu (gate), sedangkan di atasnya terdapat ruang hoist
(hoist room)
 Retaining wall atau dinding penahan tanah untuk membentuk aliran
sungai terdapat di sebelah kiri dan kanan bendung
MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 29
PELAKSANAAN PEKERJAAN :
1. Pekerjaan bendung dimulai dengan pekerjaan galian tanah dengan
menggunakan excavator dan hasil galian diangkut oleh dump truck
untuk dibuang ke disposal area atau disimpan sebagai stock untuk
material timbunan sesuai dengan jenis dan spesifikasi tanah
2. Setelah galian tanah menemui lapisan keras, perlu dilakukan pekerjaan
galian batu (rock excavation)
3. Dalam hal ini dipilih metode drilling and blasting, yaitu pada
permukaan batuan dibuat pola blasting. Kemudian dibuat lubang dengan
rock drill (cradler rock driller) atau canal drilling untuk diisi sejumlah
bahan peledak (dynamite) dan detonator sebagai pemicunya
4. Setelah dilakukan peledakan, hasil galian dikumpulkan dengan excavator
dan diangkut oleh dumptruck ke disposal area
5. Galian batuan dengan blasting (peledakan biasanya sulit untuk
membentuk dasar galian yang rapi sesuai rock line excavation yang ada
di shop drawing
6. Selanjutnya digunakan giant breaker yang dipasangkan pada
excavator untuk membentuk dan merapikan galian batuan
MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 30
GAMBAR PELAKSANAAN :

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 31


PELAKSANAAN PEK. BENDUNG :
1. Sebelum pekerjaan beton fondasi bendung dimulai, pekerjaan yang
harus dilakukan adalah finishing permukaan batuan dengan
membersihkan semua loose material dan menutup permukaan dengan
splash grouting
2. Splash grouting adalah campuran: semen, pasir dan air yang
disiramkan ke permukaan batuan
3. Tahap selanjutnya adalah pekerjaan beton (concrete untuk pondasi,
tubuh bendung, kolam olakan (stilling basin) dan piers serta column
4. Di permukaan bendung yang terjadi pergeseran dengan air sungai
dimana diasumsikan terdapat batuan lepas, ranting dan pohon, oleh
karena itu perlu dilapisi dengan beton dengan steel fibre concrete
(beton campuran serta besi)
5. Pada bendung gerak dibuat bangunan hoist room yaitu tempat mesin
penggerak pintu, dipasang berupa katrol (hoist) elektrik untuk menaikkan
dan menurunkan pintu
MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 32
Urutan Pekerjaan pada Bendung Tetap
1. Excavation Works for Foundation
 Soil excavation
 Rock excavation by Blasting
 Rock excavation by Giant Breaker
 Finishing by Manpower
 Cleaning and Splash Grouting
2. Concrete Works
 Normal concrete
 Steel Fiber Concrete
 Pier Concrete covered by Steel Fiber Concrete
 Column Hoist Room
3. Bridge
 Acces Bridge
 Operation Brigde
4. Back filling and Apron Excavation
5. Apron Concreting
6. Mechanical, Electrical and Appurtenances

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 33


Urutan Pekerjaan pada Pier
1. Preparation Works
2. Installation Reinforcement Bar and Chicken Wire
3. Installation of Formwork
1. Straight Formwork
2. Ellipse Formwork
4. Installation of working Space
5. Final Inspection
6. Placing concrete
1. Normal Concrete (Concrete Pump)
2. Steel Fiber Concrete

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 34


CONTOH PEK. SALURAN IRIGASI

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 35


CONTOH PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

PEKERJAAN IRIGASI

1. Pekerjaan pokok adalah pembuatan saluran irigasi, yang


terdiri dari Saluran Induk, Saluran Sekunder, Saluran Sub
Sekunder, dan Bangunan Pengatur Air
2. Lokasi Pekerjaan sangat luas, karena panjang total saluran
irigasi yang dibuat bisa mencapai puluhan kilometer
3. Pekerjaan dominan adalah pekerjaan tanah, berupa pekerjaan
Galian Tanah, pekerjaan Timbunan Tanah, dan atau kombinasi
keduanya yaitu pekerjaan Cut and Fill
4. Pekerjaan akan padat Peralatan Berat dan sangat tergantung
pada cuaca (musim hujan/musim kemarau)
5. Karena lokasi yang sangat luas, kemungkinan terjadi masalah
sosial sangat besar

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 36


BAGAN ALIR PEK. SALURAN IRIGASI

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 37


Urutan Pekerjaan :
1. Pekerjaan Persiapan
Pembuatan Temporary Contractor’s Facilities: Site Office, Ware
house, Workshop, Open Storage, Staff Quarter, Labour House,
etc
2. Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran longitudinal section, untuk mencari trase saluran
dan batas-batas pembebasan tanah
Pengukuran cross section, untuk mendesain elevasi saluran,
dan sebagai dasar perhitungan volume pekerjaan tanah
3. Pekerjaan mobilisasi peralatan berat
4. Pekerjaan tanah
5. Pekerjaan Concrete Lining
6. Pekerjaan Struktur Bangunan Pengatur Air
7. Pekerjaan Jalan Inspkesi
8. Pekerjaan Pintu Air

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 38


Hal-hal yang perlu diperhatikan :
• Semaksimal mungkin menggunakan material galian untuk
timbunan

• Sebelum timbunan dilaksanakan, stripping dahulu permukaan


humus/top soil agar tidak terjadi settlement

• Kerjakan dahulu semua struktur di lokasi timbunan, sebelum


timbunan dilaksanakan, biasanya di lokasi timbunan terdapat
Drainage box Culvert

• Buat Mass Hauling Diagram, agar jarak rata hauling bisa


ditentukan dan agar kebutuhan jumlah Dump Truck bisa
direncanakan

• Jika jarak hauling terlalu jauh (lebih dari 5 km), agar


dipertimbangkan material timbunan diambil dari borrow area
terdekat (dengan kompensasi ganti rugi tanah)
MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 39
Pekerjaan Tanah :
1. Pekerjaan Stripping: membuang top soil jelek, agar timbunan tidak
mengalami penurunan

2. Pekerjaan Timbunan: menimbun lokasi-lokasi sepanjang saluran


yang rendah dengan tanah hasil galian atau tanah dari borrow area

3. Pekerjaan Galian: menggali lokasi-lokasi sepanjang saluran yang


terlalu tinggi, dan tanah hasil galian dibuang ke lokasi timbunan
atau disposal area

4. Pekerjaan Galian Saluran: menggali dan membentuk saluran


irigasi, setelah pekerjaan gali dan timbun mencapai rata datar meja

5. Pekerjaan Trimming Slope: menggali atau menambah tepian


tanggul timbunan agar mencapai desain elevasi

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 40


Gambar :

Sequence of Work:
1. Construction of acces road to disposal area by using Bulldozer D-65
2. Excavation of soil from upper side (step 1) by excavation 0,7 m3 and
hauling to disposal area by Dump Truck 8 ton or 12 ton
3. At disposal area Bulldozer or Excavator will pe provided, for
spreading the excoveted material
4. Excavation to be done step by step, because the excavation area is
very narrow
5. After step 1 have been finished, excavation to be continued to step 2
area until reach the lower step
6. For protection the slope at step 1, soding will be installed as soon as
possible
7. In order to avoid the social problem, the outer portion of slope step 1
is still inside of row

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 41


Gambar :

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 42


Metode Pemasangan Sal.Sek.

Metode Pemasangan Saluran Sekunder:

1. Dipasang profil pada jarak setiap 25 m, sehingga operator alat


berat mempunyai pedoman untuk penggalian saluran

2. Dilakukan stock spare part, terutama yang bersifat fast moving, al:
selang hydraulic, bahan bakar, olie dll

3. Diadakan pengecekan elevasi dan hasil kerja alat setiap jarak 5 m,


sehingga jika terjadi kesalahan dapat langsung diperbaiki

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 43


Metode Pemasangan Lining Saluran:

Metode pelaksanaan pekerjaan lining


concrete:

1. Buat mal dari kayu balok dengan


tebal sama dengan ketebalan
concrete lining (8 cm)
2. Perataan permukaan dengan
menggunakan pipa galvanis persegi,
baru kemudian dengan sendok
semen
3. Dibuat grup pekerja tersendiri,
khusus untuk persiapan lahan cor,
terutama untuk trimming tanah
4. Pengecoran dengan sistem papan
catur

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 44


Peralatan yang digunakan:
Buldozer
• Buldoser yang bisa untuk menggusur,
mendorong, menggali meratakan, dan
menarik tanah

Excavator
■ Excavator digunakan untuk penggalian.
■ Baik itu penggalian pada pelebaran
jalan maupun penggalian untuk saluran
atau drainase samping jalan.
■ Tergantung kondisi lapangan, excavator
juga dapat difungsikan pada pekerjaan
lain seperti pembersihan lahan,
pemancangan cerucuk, dan pada
pekerjaan penghamparan.

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 45


 Alat berat yang dapat digunakan untuk
keperluan perataan tanah, juga sebagai
pembentuk permukaan yang dikendaki. Fungsi
Lain:
 Grading (perataan permukaan tanah)
 Shaping (pemotongan untuk mendapatkan
bentuk/ profil tanah)
 Bank Shaping (pemotongan untuk
mendapatkan bentuk/ profil tanah)
 Scarifiying ( pengerukan untuk pembuatan
saluran)
 Dithing (pemotongan untuk pembuatan
Motor saluran)
 Mixing and Spreading (mencampur dan
Grader menghampar material di lapangan)

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 46


Galian Biasa
• Selama pelaksanaan pekerjaan galian biasa, lereng
sementara galian yang stabil dan mampu menahan pekerjaan,
struktur atau mesin di sekitarnya, harus dipertahankan sepanjang
waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai
harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak
stabil.

Galian Batu
• Galian batu mencakup galian bongkahan batu dengan
volume & meter kubik atau lebih dan seluruh batu atau
bahan lainnya yang menurut direksi pekerjaan adalah
tidak praktis menggali tanpa penggunaan alat bertekanan
udara/ pemboran
• Galian ini tidak termasuk galian yang menurut direksi p
ekerjaan dapat dibongkar dengan penggaruk ripper
tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum
4ton dan tenaga kuda netto maksimum sebesar 5%
Ripper
MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 47
Dump Truck

Water Tanker

Tandem Roller
MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 48
Pengecoran Saluran

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 49


Pemasangan Precast

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 50


Canal Bellavista Channel Lining Works in Chile

16'000sqm Concrete Canvas lining of a 6.5m wide


irrigation channel in La Serena, Chile.
MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 51
EMBUNG

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 52


Embung :
• Embung merupakan kolam besar yang dibuat untuk
menampung air baik yang berasal dari hujan,
limpasan permukaan maupun mata air.
• Tujuan pembuatan embung selain untuk
menyediakan cadangan air terutama untuk
mengantisipasi kekeringan di musim kemarau juga
dapat berfungsi mengatasi genangan yang tidak
terkendali di musim hujan.
• Embung yang tidak dilapisi bahan kedap dapat
meresapkan air permukaan mengisi akifer dangkal
(bebas) yang ada di bawahnya

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 53


Tahapan Pekerjaan
■ Pengujian tanah : N-SPT &
pengambilan sampel laboratorium
■ Pekerjaan persiapan : pembersihan
lahan & stripping, mobilisasi, jalan kerja, papan
nama proyek
■ Pekerjaan embung : pekerjaan galian,
timbunan, pasangan
■ Pekerjaan water supply : pekerjaan beton,
galian pipa, pemasangan saringan,
■ Pekerjaan tambahan : rumah jaga,
papan nama, jembatan, dan monumen

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 54


Alat Berat yang digunakan :

Buldozer Excavator
Jenis pekerjaan: ■ Excavator umumnya untuk
■ Mengupas top soil dan penggalian embung,
pembersihan lahan. saluran pelimpah dll

■ Pembukaan jalan baru. ■ Excavator digunakan pada


pekerjaan penggalian di
■ Memindahkan material pada bawah permukaan. Dengan
jarak pendek sampai dengan menggunakan excavator
100 m. maka akan didapatkan hasil
■ Membantu mengisi material galian yang rata
pada scraper.
■ Menyebarkan material.

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 55


Truk Vibrator Roller
■ Dengan alat ini, jenis
■ Truk tidak hanya untuk pengangkutan material seperti pasir,
tanah, tapi juga material lain. kerikil, dan batuan pecah
dapat dipadatkan dengan
■ Dalam pengisiannya truk memerlukan
lebih baik karena alat ini
bantuan excavator/ loader.
memberikan tekanan dan
■ Hal yang perlu diperhatikan: getaran terhadap material
di bawahnya.
– Excavator merupakan penentu
utama jumlah truk
– Jumlah truk yang menunggu
tidak boleh lebih dari 2
– Isi truk sampe kapasitas
maksimum
– Ganjal ban saat pengisian
– Material paling berat diletakkan
paling belakang (mencegah
kerusakan hidrolis)

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 56


Pekerjaan Tanah
 Buldozer  Loader
 Scraper  Blasting
 Backhoe  Drilling
 Dump rock
truck
Scraper

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 57


Pemadatan

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 58


MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 59
Penggalian Embung Pemasangan Geomembran

Penyambungan
Penggelaran geomembran
geomembran

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 60


https://www.youtube.com/watch?v=PAONhETCugE

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 61


Selesai

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 62


PERTEMUAN XIV

SELAMAT PAGI ……
100 Menit Kedepan
Kita Memasuki
Kuliah ke – XIV (Ke empat belas)

MATA KULIAH :
MANAJEMEN ALAT BERAT

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 1


absensi

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 2


MK. MAB

Pertemuan XIV (keempatbelas)

MANAJEMEN ALAT BERAT


PADA PEKERJAAN BENDUNGAN

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 3


BENDUNGAN
1. Bendungan adalah bangunan yang dibangun melintang sungai untuk
meninggikan muka air dan membuat tampungan air yang lazim disebut
WADUK.
2. Dengan tujuan :
1. Single Purpose (Satu Tujuan)
2. Multi Purpose (Banyak Tujuan)
3. Sejarah Bendungan
Dam atau Bendungan dibuat ± 5.000 tahun lalu dengan bukti
Prasejarah di Persia, Mesir, China, Mesopotamia, Romawi… teknologi
sederhana
Tahun 1850 an dibangun rockfill dam di Inggris
Abad 20 –
a. 1926 Ner Axchequer Dam USA 146 m
b. 1968 Orovile Dam USA 200 m
c. 1989 Rogun Dam Rusia 335 m tertinggi

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 4


12 BENDUNGAN TERBESAR DI
INDONESIA

1. Jatiluhur (Ir. H. Juanda) di Purwakarta Jawa Barat dibangun tahun


1957 – 1967 : Kap Eff 1,79 Milyard m3.
2. Saguling di Batujajar, Bandung Barat Jawa Barat : 982 jt m3
3. Jatigede di Sumedang Jawa Barat : 979,5 juta m3
4. Cirata di Purwakarta Jawa Barat : 796 juta m3
5. Kedung Ombo di Grobogan Jawa Tengah: 635 jt m3
6. Gajah mungkur di Wonogiri Jawa Tengah : 440 juta m3
7. Bili-Bili di Gowa Sulawesi Selatan : 346 jt m3
8. Karangkates (Ir. Sutami) di Malang Jawa Timur dibangun tahun
1975 – 1977 : 253 juta m3
9. PB Sudirman/Mrica di Banjarnegara Jawa Tengah :148 juta m3
10. Wonorejo di Tulungagung Jawa Timur : 106 jt m3
11. Selorejo di Malang Jawa Timur : 62,3 jt m3
12. Jatibarang di Semarang Jawa Tengah :20,4 juta m3

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 5


Bendungan
Jatiluhur
Jawa Barat

Bendungan
Karangkates
Malang

Bendungan
Sigura-Gura
Asahan
Medan
Bendungan
Wonorejo
Tulungagung

Bendungan
Batutegi
Lampung
Bendungan
Gajahmungkur
Wonogiri
MANAJEMEN ALAT PERTEMUAN KE-XIV 6
BERAT
Bendungan Kering / Dry Dam

Bendungan Ciawi

Bendungan Sukamahi

MANAJEMEN ALAT PERTEMUAN KE-XIV 7


BERAT
Konsep Bendungan Kering /
Dry Dam

MANAJEMEN ALAT PERTEMUAN KE-XIV 8


BERAT
 Bagian-Bagian Tubuh Bendungan

• Puncak bendungan
• Pelindung lereng bendungan
• Filter dan transisi
• Zona kedap air

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 9


BAGIAN-BAGIAN BENDUNGAN

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 10


PELAKSANAAN KONSTRUKSI BENDUNGAN

Pihak Yang Terlibat Dalam Pekerjaan Konstruksi Bendungan

PEMILIK (OWNER)
KONSULTAN
1. PEMILIK BENDUNGAN (OWNER,)
1. KONSULTAN PERENCANAAN
2. PEMBERI TUGAS (EMPLOYER) TEKNIS/ DESAIN
3. PENGEMBANG (DEVELOPER, 2. KONSULTAN PENGAWAS/
INVESTOR) SUPERVISI.
4. PENGGUNA JASA (USER).

LEMBAGA INTERNAL

LEMBAGA PERIJINAN PELAKSANA KONSTRUKSI


PEKERJAAN 1. KONTRAKTOR
2. SUB KONTRAKTOR
LEMBAGA KEUANGAN KONSTRUKSI
3. KONTRAKTOR SPESIALIS
1. BANK BENDUNGAN 4. PEMASOK BAHAN DAN/ATAU PERALATAN
2. NON BANK (SUPPPLIER)

LEMBAGA
PENGELOLAAN LAIN SDM (TENAGA KERJA)
MASYARAKAT: ALAT BERAT /PERALATAN
LHK, BPN, PLN, PDAM,
TELKOM 1. DI SEKITAR LOKASI PROYEK
2. MASYARAKAT LAIN YANG
TERKENA DAMPAK PROYEK

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 11


METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN :

1. Persiapan
2. Pengukuran
3. Clearing dan Jalan Akses
4. Galian Pengelak (Diversion Channel)
5. Cofferdam Sementara dan Pengalihan Air
6. Spillway
7. Galian Tubuh Bendung
8. Grouting
9. Timbunan Main Dam
10.Tower Intake dan Bangunan Outlet
11.Jembatan Tower Intake
12.Hidromekanikal
13.Plugging
14.Impounding
MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 12
TEKNOLOGI DAN MANAGEMEN ALAT BERAT

PROYEK CIVIL – DAM

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 13


PROYEK CIVIL – DAM

DAFTAR ALAT BERAT YANG DIPAKAI

1. Articulated Dump
Truck
2. Bulldozer
3. Drill Machine
4. Haul Truck
5. Motor Grader
6. Mass Excavator
7. Shovel

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 14


1 Articulated Dump Truck

Definisi Alat
Articulated Dump Truck adalah suatu alat berat yang berfungsi untuk
mengangkut tanah, batu bara curah, batu-batuan, dan jenis tambang yang
lain dengan kapasitas 39 ton atau 24 m3, tersebut dilengkapi dengan
engine diesel empat langkah, enam silinder, segaris. Kendaraan tersebut
mempunyai dua bagian utama yaitu traktor dan trailer. Alat ini sangat
cocok untuk lokasi yang keras.

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 15


2 Bulldozer

Definisi Alat
Bulldozer adalah jenis alat berat bertipe traktor menggunakan Track/
rantai serta dilengkapi dengan pisau (dikenal dengan blade) yang terletak di
depan. Bulldozer diaplikasikan untuk pekerjaan menggali, mendorong dan
menarik material (tanah, pasir, dsb). Umumnya bulldozer banyak digunakan
di pekerjaan pertambangan dan sejenisnya.
Bulldozer ini digunakan untuk meratakan tanah, menggali dan
menumbangkan pohon saat proses land clearing.

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 16


3 Dragline

Definisi Alat
Dragline adalah alat untuk menggali tanah dan memuatkan pada alat-alat
angkut misalnya truk atau ke tempat penimbunan yang dekat dengan
tempat galian.
Dragline sangat baik untuk penggalian pada parit-parit, sungai yang
tebingnya curam, sehingga kendaraan angkut tidak periu masuk ke lokasi
penggalian.

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 17


4 Drill Machine

Definisi Alat
Tujuan dari pengeboran ke batu adalah untuk memberikan "blasthole"
dimana bahan peledak dapat dimuat, dan diledakkan untuk membuat
lahan lebih mudah untuk dipakai untuk bekerja

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 18


4 Haul Truck

Definisi Alat

Haul Truck merupakan salah satu jenis dump truck, namun hanya
digunakan untuk mengangkut barang tambang dan quarries di dunia
pertambangan dan juga untuk pekerjaan dam / bendungan.
Unit alat berat ini pun tergolong memiliki spesifikasi muatan dan dimensi
yang besar. Haul truck memiliki rigid body dan kemudi stir di samping.
Perusahaan manufaktur haul truck yang besar di dunia adalah Hitachi,
Komatsu, Caterpilar, DAC, Terex, dan Belaz.

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 19


5 Motor Grader

Definisi Alat
Motor Grader adalah Salah satu alat berat yang populer digunakan dalam
sektor Construction di Indonesia. Berfungsi untuk melakukan Grading
ataupun Leveling jalan, serta melakukan Ripping material-material yang
ringan dengan menggunakan attachmentnya berupa Scarifier maupun
Ripper. Pemilihan Motor Grader di dasarkan pada jenis material yang akan di
grading.

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 20


6 Mass Excavator

Definisi Alat

Mass Excavator sering juga disebut pull shovel atau excavator raksasa,
adalah alat dari golongan shovel yang khusus dibuat untuk menggali
material di bawah permukaan tanah atau di bawah tempat kedudukan
alatnya.

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 21


7 Shovel

Definisi Alat

Dengan memberikan shovel attachment pada excavator, maka didapatkan


alat yang disebut dengan power shovel. Alat ini baik untuk pekerjaan
menggali tanah tanpa bantuan alat lain, dan sekaligus memuatkan ke
dalam truk atau alat angkut lainnya. Alat ini juga dapat untuk membuat
timbunan bahan persediaan (stock pilling).

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 22


CONTOH KASUS

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 23


PROYEK PEMBANGUNAN
BENDUNGAN JATIGEDE

MANAJEMEN ALAT PERTEMUAN KE-XIV 24


BERAT
Proyek Bendungan Jatigede

• Waduk Jatigede merupakan sebuah waduk yang terletak


di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.
• Pembangunan waduk ini telah lama direncanakan sejak
zaman Hindia Belanda dan diresmikan pada tahun 2015 serta
beroperasi penuh pada 2017.
• Waduk ini dibangun dengan membendung aliran Sungai
Cimanuk di wilayah Kecamatan Jatigede, Kabupaten
Sumedang dengan dengan kapasitas tampung 979,5 juta meter
kubik air.
• Waduk Jatigede merupakan waduk terbesar kedua di Indonesia.

MANAJEMEN ALAT PERTEMUAN KE-XIV 25


BERAT
Spesifikasi Bendungan Jatigede

 HIDROLOGI
Luas DAS : 1.462 km2

WADUK
Muka Air (MA) banjir max : El. +262
MA Operasi max (FSL) : El. +260
MA Operasi min (MOL) : El. +230
Volume total : 980 x 106 m3
Volume efektif : 877 x 106 m3
 BENDUNGAN
Tipe : Urugan batu, inti tegak
Elevasi mercu bendungan : El. +265
Panjang bendungan : 1.715 m
Lebar mercu bendungan : 12 m
Tinggi bendungan max : 110 m
Volume timbunan : 6,7 x 106 m3

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 26


Spesifikasi Bendungan Jatigede - lanj

 BANGUNAN PELIMPAH (SPILLWAY)


Lokasi : di tubuh bendungan
Tipe : Tipe chute dengan 4 pintu Radial
Lebar Puncak Weir : 52 m (4 x 13.0 m),
Dimensi radial gates : 4 bh (W=13,0 m ; H=14,5 m)
Q PMF : 11.000 m3/dt
 INTAKE IRIGASI (Irrigation Outlet)
Lokasi : Di dalam tubuh spillway
Elevasi lantai depan : El. +221
Tipe bangunan : Conduit beton bertulang dg Steel Liner
Dimensi conduit : b = 3,9 m;h = 4.1 m,L = 166 m
 TEROWONGAN PENGELAK (Diversion Tunnel)
Lokasi : Di bawah bangunan pelimpah
Elevasi Inlet : El. +164
Tipe : Circular, beton bertulang
Debit rencana (Q100) : 3.200 m3/dt
Dimensi terowongan : D = 10 m ; L = 546 m

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 27


Video Pekerjaan Bendungan Jatigede

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 28


Tahapan Pembangunan Bendungan

TAHAPAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN


JATIGEDE

TAHAPAN PERENCANAAN TAHAP TAHAP TAHAP TAHAP EKSPLOITASI


PERANCANGAN PENGADAAN / PELAKSANAAN DAN PEMELIHARAAN
(DESIGN) PELELANGAN (CONSTRUCTION) /
PERBAIKAN

LAPORAN STUDI PROGRAM MASTER


SURVEY KELAYAKA DAN PLAN
N BUDGET

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 29


Design Bendungan Jatigede

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 30


Tahapan Pelaksanaan

 Pekerjaan fisik dimulai 15 Nopember 2007 dengan


masa kontrak selama 65 bulan.
 Dalam konstruksi bendungan Jatigede, grouting
banyak dilakukan untuk memperkuat formasi dari
lapisan tanah dan sekaligus menjadikan lapisan tanah
tersebut menjadi padat, sehingga mampu untuk
mendukung beban bangunan yang direncanakan.
 Juga membantu memperkecil peluang air untuk
melewati batas konstruksi bendungan.

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 31


Spesifikasi Alat Berat Bendungan Jatigede

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 32


Bulldozer

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 33


Excavator

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 34


Dump Truck

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 35


Vibro Roller

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 36


Motor Grader

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 37


Truck Mixer

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 38


Tower Crane
 Panjang lengan : 60 meter
 Lengan-sisi kapasitas mengangkat
maksimal:3 ton
 Berat mengangkat maksimal : 6t
 Tinggi kebebasan: 40.5 m

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 39


PERHITUNGAN ALAT BERAT

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 40


 Bulldozer
A. Uraian Peralatan 1. Kapasitas Blade

1 Jenis Peralatan : Bulldozer Komatsu 3.18


2 Kapasitas / Tenaga : 78 0.75
3 Umur Dalam Tahun : 5 3170 Jam 0.8

4 Harga Setempat : Rp1,580,477,250 (B)


2. Waktu Siklus
Kecepatan Maju 3.2 km/jam
B. Biaya Pasti Per-Jam Kerja Kecepatan Mundur 5.3 km/jam
0.05 menit
1 Nilai Sisa = 10% (B) : Rp158,047,725 (C)
40 60 40 60
0.2 0.05
3200 5300
2Faktor Angsuran Modal
1.25283 menit
0.334379703 (D)
3. Efisiensi Kerja 0.75
3 Biaya Pasti Perjam =
4. Faktor Konversi Volume Tanah
= Rp160,013 (E) Lepas : f 1
Asli : F 0.8
Produksi per siklus :
C. Biaya Operasi Perjam Kerja 3.18 0.5625 0.8 1.431 m3

1 Spare Parts dan Ban = Rp62,322 (F)


Q (Tanah Lepas) = 51.3996235 m3/jam

2 Work Shop = Rp31,161 ( G)


Q (Tanah Asli) = 41.1196988 m3/jam
3 Bahan Bakar dan Pelumas =
Volume pekerjaan = 512000000
Diketahui Harga Bahan Bakar saat ini = Solar = Rp5,150 per liter Asumsi waktu kerja 1 hari adalah 10
dan Pelumas = Oli = Rp33,000 per liter
Waktu pengerjaan yang dibutuhkan = 12451454 1245146 hari
Sehingga, harga bahan bakar dan pelumas = Rp57,213 ( H ) untuk 1 bulldozer
4 Operator dan Driver : Rp37,715 (J)
Pembantu Operator : Rp15,572 (K) Jika pengerjaan reklamasi harus selesai dalam waktu 3 tahun, maka:
Diketahui jumlah hari kerja efektif=
720
5 Biaya Langsung : F + G + H + J + K =
Rp203,982 ( T )

Total biaya sewa alat =


BIAYA OPERASI TOTAL PERJAM : TC = E + T = Rp363,995
Rp363,995 12451454 Rp4,532,272,662,353.93

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 41


 Excavator
A. Uraian Peralatan 1. Kapasitas Bucket (q) = 0.04
3
1 Jenis Peralatan : Excavator Caterpillar (0,04 m )
2. Waktu Siklus (Cycle Time) = WS
2 Kapasitas / Tenaga : 15
Pengisian Bucket 15 detik
3 Umur Dalam Tahun : 5 3650 Jam Pengangkutan Beban dan Swing 10 detik
4 Harga Setempat : Rp1,307,401,293 (B) Dumping 5 detik
Swing Kembali 5 detik
B. Biaya Pasti Per-Jam Kerja Waktu Tetap 5 detik
1 Nilai Sisa = 10% (B) : Rp130,740,129 (C) 40 detik 0.666667 menit
0.2
2 Faktor Angsuran Modal 3. Efisiensi Kerja ( E )
Faktor Bucket (E1) 0.9
0.334379703 (D)
Faktor Efisiensi Kerja (E2) 0.8
3 Biaya Pasti Perjam = Faktor Kondisi Kerja (E3) 0.65
Faktor Kedalaman (E4) 0.9
= Rp114,959 (E)
4. Faktor Pengembangan Tanah ( F )
C. Biaya Operasi Perjam Kerja Padat = 1.2
Lepas = 1
1 Spare Parts dan Ban = Rp44,774 (F)

5.
2 Work Shop = Rp22,387 ( G)
Q 0.04 60 0.9 0.8 0.65 0.9
3 Bahan Bakar dan Pelumas = 0.666666667 1.2
1.2636 (Padat)
Diketahui Harga Bahan Bakar saat ini = Solar
Rp5,150
= per liter
dan Pelumas = Oli =Rp33,000 per liter Q 1.51632 (Lepas)
Sehingga, harga bahan bakar dan pelumas =Rp11,003 ( H )
Volume pekerjaan = 512000000
4 Operator dan Driver : Rp37,715 (J)
Asumsi waktu kerja 1 hari adalah 10
Pembantu Operator : Rp15,572 (K)
5 Biaya Langsung : F + G + H + J + K = Waktu pengerjaan yang dibutuhkan = 405191517 40519152 hari
Rp131,451 ( T )
Total biaya sewa alat =
BIAYA OPERASI TOTAL PERJAM : TC = E + T = Rp246,409 Rp246,409 405191517 Rp99,842,970,187,810.00

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 42


 Dump Truck
A. Uraian Peralatan 1. Kapasitas Bak Dump Truck
1 Jenis Peralatan : Dump Truck Caterpillar (91 ton) 60 m3
2 Kapasitas / Tenaga : 1.18
3 Umur Dalam Tahun :5 3650 Jam 2. Waktu Siklus (Cmt)
4 Harga Setempat : Rp2,097,682,533.28 (B) a) Waktu Muat
60
n= 0.8 1200
B. Biaya Pasti Per-Jam Kerja 0.04
1 Nilai Sisa = 10% (B) : Rp209,768,253 (C) Waktu Muat = 600
0.2
2Faktor Angsuran Modal
b) Waktu Angkut dan Kembali
0.334379703 (D) Kepatan waktu angkut
datar ( 30 km/jam ) = 500
3 Biaya Pasti Perjam = tanjakan ( 20 km/jam ) = 333.3333
= Rp184,448 (E) Jarak angkut = 5 5000
Waktu angkut (Datar) = 10
C. Biaya Operasi Perjam Kerja
Waktu angkut (Tanjakan) = 7.5
1 Spare Parts dan Ban = Rp71,838 (F)

2 Work Shop = Rp35,919 ( G) c) Waktu Bongkar dan Waktu Tunggu


t1 = 2
3 Bahan Bakar dan Pelumas =
d) Waktu bagi Dump Truck untuk mengambil Posisi Muat
Diketahui Harga Bahan Bakar saat ini = Solar = Rp5,150 per liter t= 1
dan Pelumas = Oli = Rp33,000 per liter
Sehingga, harga bahan bakar dan pelumas = Rp866( H ) 3. Kapasitas Produksi Alat (Q)
4 Operator dan Driver : Rp37,715 (J)
Pembantu Operator : Rp15,572 (K)
5 Biaya Langsung : F + G + H + J + K = 60 60 0.85
Rp161,910 (T)
4.931507
BIAYA OPERASI TOTAL PERJAM : TC = E + T = Rp346,358

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 43


 Vibro Roller
A. Uraian Peralatan 1. Lebar Drum : 47.2 1.19888
1 Jenis Peralatan : Vibro Roller Caterpilar
Lebar Efektif = 0.99888
2 Kapasitas / Tenaga : 45
3 Umur Dalam Tahun :5 3650 Jam
4 Harga Setempat : Rp643,450,857 (B) 2. Kecepatan Operasional
5.6 8.866666667
B. Biaya Pasti Per-Jam Kerja
1 Nilai Sisa = 10% (B) : Rp64,345,086 (C)
0.2 3. Tebal Pemadatan =3
2Faktor Angsuran Modal

0.334379703 (D)
4. Jumlah Lintasan = 6
3 Biaya Pasti Perjam =

= Rp56,578 (E) 0.6


C. Biaya Operasi Perjam Kerja
Produktivitas Alat (Q) :
1 Spare Parts dan Ban = Rp22,036 (F)
2657.021
2 Work Shop = Rp11,018 ( G)

3 Bahan Bakar dan Pelumas =


Volume pekerjaan = 512000000
Diketahui Harga Bahan Bakar saat ini = Solar = Rp5,150 per liter Asumsi waktu kerja 1 hari adalah 7
dan Pelumas = OliRp33,000
= per liter
Sehingga, harga bahan bakar dan pelumas Rp33,008
= (H)
4 Operator dan Driver : Rp37,715 (J) Waktu pengerjaan yang dibutuhkan = 192698 27529
Pembantu Operator : Rp15,572 (K)
5 Biaya Langsung : F + G + H + J + K = Total biaya sewa alat = Rp.249.873,- x 192698 = Rp33,900,709,447
Rp119,348 (T)

BIAYA OPERASI TOTAL PERJAM : TC = E + T = Rp175,927

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 44


 Motor Grader
A. Uraian Peralatan Diketahui :
1 Jenis Peralatan : Motor Grader Caterpillar Efisiensi 0.83
2 Kapasitas / Tenaga : 135 Lebar Pekerjaan (W) 2000
3 Umur Dalam Tahun :5 3650 Jam Panjang Pekerjaan (D) 32000
4 Harga Setempat : Rp1,285,000,000 (B) Panjang Blade (L) 3710
Sudut Blade 60
B. Biaya Pasti Per-Jam Kerja Le - Lo 2900 2.9
1 Nilai Sisa = 10% (B) : Rp128,500,000 (C) Jumlah Siklus (n) 3
0.2 Kecepatan Kerja (V) 4
2Faktor Angsuran Modal Biaya Sewa Alat per Jam Rp331,309
0.334379703 (D) Luas Lahan yang Diratakan 64000000

3 Biaya Pasti Perjam =


Sehingga, produktivitas kerja Motor Grader ini adalah
= Rp112,989 (E) 9628

C. Biaya Operasi Perjam Kerja Jumlah trip yang harus ditempuh :

1 Spare Parts dan Ban = Rp44,007 (F) 2068.966

2 Work Shop = Rp22,003 ( G)


Waktu kerja :
3 Bahan Bakar dan Pelumas = 19941.83631

Diketahui Harga Bahan Bakar saat ini = Solar = Rp5,150 per liter Asumsi waktu kerja 1 hari adalah 7
dan Pelumas = Oli = Rp33,000 per liter
Sehingga, harga bahan bakar dan pelumas = Rp99,023 ( H ) Waktu pekerjaan yang dibutuhkan 6648 jam 950 hari
4 Operator dan Driver : Rp37,715 (J)
Pembantu Operator : Rp15,572 (K)
5 Biaya Langsung : F + G + H + J + K = Total biaya sewa alat =
Rp218,320 ( T ) Rp331,309 6648 Rp2,202,541,233.62

BIAYA OPERASI TOTAL PERJAM : TC = E + T = Rp331,309

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 45


 Truck Mixer
A. Uraian Peralatan 1. Kapasitas Bak Truck Mixer
1 Jenis Peralatan : Truck Mixer
7 m3
2 Kapasitas / Tenaga : 1.18
3 Umur Dalam Tahun :5 3650 Jam
2. Waktu Siklus (Cmt)
4 Harga Setempat : Rp2,097,682,533.28 (B)
a) Waktu Muat
7
B. Biaya Pasti Per-Jam Kerja n= 0.8 140
0.04
1 Nilai Sisa = 10% (B) : Rp209,768,253 (C)
Waktu Muat = 70
0.2
2Faktor Angsuran Modal
b) Waktu Angkut dan Kembali
0.334379703 (D)
Kepatan waktu angkut
3 Biaya Pasti Perjam = datar ( 30 km/jam ) = 4285.714286
tanjakan ( 20 km/jam ) = 333.3333
= Rp184,448 (E) 5000
Jarak angkut = 5

C. Biaya Operasi Perjam Kerja Waktu angkut (Datar) = 1.166666667

1 Spare Parts dan Ban = Rp71,838 (F) Waktu angkut (Tanjakan) = 7.5

2 Work Shop = Rp35,919 ( G)


c) Waktu Bongkar dan Waktu Tunggu
3 Bahan Bakar dan Pelumas = t1 = 10

Diketahui Harga Bahan Bakar saat ini = Solar = Rp5,150 per liter d) Waktu bagi Dump Truck untuk mengambil Posisi Muat
dan Pelumas = Oli = Rp33,000 per liter t= 1
Sehingga, harga bahan bakar dan pelumas = Rp866( H )
4 Operator dan Driver : Rp37,715 (J) 3. Kapasitas Produksi Alat (Q)
Pembantu Operator : Rp15,572 (K)
5 Biaya Langsung : F + G + H + J + K =
Rp161,910 ( T ) 7 60 0.85

BIAYA OPERASI TOTAL PERJAM : TC = E + T = Rp346,358 3.981413

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 46


 Tower Crane
A. Uraian Peralatan Diketahui :
1 Jenis Peralatan : Tower Crane Waktu Pengangkatan Tiang = 300
2 Kapasitas / Tenaga : 165.5 Waktu Pemasangan Tiang = 600
3 Umur Dalam Tahun :5 3650 Jam Biaya Sewa Alat Perjam = Rp953,381
4 Harga Setempat : Rp5,590,124,976.17 (B)
Sehingga produktivitas alat dapat dihitung dengan cara :
B. Biaya Pasti Per-Jam Kerja
3600
1 Nilai Sisa = 10% (B) : Rp559,012,498 (C) Q= =4
0.2
300 600
2Faktor Angsuran Modal

0.334379703 (D) Waktu pekerjaan yang dibutuhkan = 34000 jam

3 Biaya Pasti Perjam =


Asumsi waktu pekerjaan dalam 1 hari adalah 7
= Rp491,535 (E)
Maka waktu yang dibutuhkan 4857.142857
C. Biaya Operasi Perjam Kerja
1 Spare Parts = Rp191,443 (F)

2 Work Shop = Rp95,721 ( G)

3 Bahan Bakar dan Pelumas =

Diketahui Harga Bahan Bakar saat ini = Solar = Rp5,150 per liter
dan Pelumas = Oli = Rp33,000 per liter
Sehingga, harga bahan bakar dan pelumas = Rp121,394( H )
4 Operator dan Driver : Rp37,715 (J)
Pembantu Operator : Rp15,572 (K)
5 Biaya Langsung : F + G + H + J + K =
Rp461,845 (T)

BIAYA OPERASI TOTAL PERJAM : TC = E + T = Rp953,381

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 47


Harga Sewa Alat Berat
Alat Berat Satuan Harga (Rp)
Bulldozer Per-Jam Rp 363.995
Excavator Per-Jam Rp 246.409
Dump Truck Per-Jam Rp 345.358
Vibro Roller Per-Jam Rp 175.927
Motor Grader Per-Jam Rp 331.309
Truck Mixer Per-Jam Rp 346.368
Tower Crane Per-Jam Rp 953.381

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 48


1. Jenis pekerjaan : main dam, spillway, intake dll
2. Kombinasi masing- masing didasrkan pada :
dibagi per area / per subkon – Jenis pek, vol, alat berat dibutuhkan
a. Area1 : alat berat apa yg dibutuhkan
b. Area2 : alat berat apa yg dibutuhkan dst.
3. Pengukuran : volume pekerjan dan urugan - Kontrak Unit Price
4. Penggunaan BIM di bangunan air.

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 49


Selesai

MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 50


ALAT BERAT UNTUK PRODUKSI
HOTMIX DI BASE CAMP

SEMESTER - 4

MATERI KULIAH
MANAJEMEN ALAT BERAT
DEPARTEMEN SIPIL FT UNDIP
A. PERALATAN PENGASPALAN
1. DI BASE CAMP
a. Stone Crusher → alat pemecah batu
b. Asphalt Mixing Plant (AMP) → alat pengolah hotmix
c. Wheel Loader → alat pemuat agregat
d. Dump Truck → alat pengangkut
e. Truck Scale → jembatan timbang
f. Genset → sumber tenaga listrik

2. DI LAPANGAN
a. Kompresor → pembersih permukaan jalan
b. Asphalt Sprayer / Distributor → penyemprot TC/ PC
c. Asphalt Finisher → alat penghampar hotmix
d. Tandem Roller → alat pemadat awal dan akhir
e. Tire Roller → alat pemadat antara
f. Genset → sumber tenaga listrik
BASE CAMP KONTRAKTOR
PROSES PEMECAHAN BATU

ANIMASI STONE STONE CRUSHER


AMP CRUSHER
TRUCK SCALE
LOADER
A. Stone Crusher
1. Jenis2 Stone Crusher

1.a. Jaw Crusher → primary


1. Digunakan sebagai pemecah batu primer
2. Komponen pemecah batunya berbentuk rahang atau jaw
3. Terdiri atas pelat rahang tetap (fixed jaw) dan pelat rahang bergerak
(moveable jaw)
1. Jenis2 Stone Crusher

2.a. Impact Crusher → primary


1. Digunakan sebagai pemecah batu primer
2. Palu-palu yang ada diputar dengan kecepatan tinggi akan me-mukul2
batu hingga pecah
1. Jenis2 Stone Crusher

3.a. Roll Crusher → secondary


4.a. Cone Crusher → secondary
1. Digunakan sebagai pemecah
batu sekunder/ tersier 1. Digunakan sebagai pemecah
2. Komponen pemecah batunya batu sekunder
berupa rol dengan 2. Gerakan mantle berbentuk konus
permukaan beralur / bergigi naik-turun secara cepat
3. Rol digerakkan dengan mengakibatkan batu terpecah..
kecepatan tinggi hingga
memecah batunya
2. Ban Berjalan (Belt Conveyor)

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :


1. Terbuat dari karet
2. Berfungsi meindahkan batu pecah dari satu tempat ke tempat
lainnhya (pemecah batu – ayakan – stock pile
3. Ayakan Pemecah Batu

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :


1. Ayakan harus tidak bocor, tidak sobek dan tidak buntu
2. Batang ayakan harus tidak aus
3. Mempunyai kapasitas yang cukup, sesuai dengan stone crushernya
4. Crushing Plant

4.a. Jaw Crusher


4. Crushing Plant

4.b.Kombinasi Jaw - Cone

4.c. Kombinasi Jaw - Impact


4. Crushing Plant
4.d. Kombinasi Jaw -
Cone

Jaw Crusher Cone Crusher


S
u
m
m
a
r
y

B. Asphalt Mixing Plant (AMP)


Pengolahan Campuran Aspal ( AMP type batch)
B. ASPHALT MIXING PLANT (AMP)

TAMPAK DEPAN
ASPHALT MIXING PLANT (AMP)

TAMPAK SAMPING KANAN TAMPAK BELAKANG

TAMPAK SUDUT KANAN DEPAN


BAGIAN-BAGIAN AMP

TANGKI ASPAL UNIT PENCAMPUR

KOMPOR TABUNG PENGERING


BAGIAN-BAGIAN AMP

BIN DINGIN UNIT PENGUMPUL DEBU

RUANG PENGENDALI DI DALAM RUANG PENGENDALI


ALUR PRODUKSI DI AMP

1. Loader mengisi cold bin 2. Mengalir ke conveyor

3. Material di conveyor 4. Dari cold bin 1-4 di conveyor


ALUR PRODUKSI DI AMP

5. Melewati ayakan 6. Material lolos menuju dryer

7. Di atas conveyor ke dryer 8. Masuk dryer & disemprot api


ALUR PRODUKSI DI AMP

9. Agregat di dalam dryer 10. Keluar menuju dust collector

11. Menuju dust collector 12. Di dalam dust collector


ALUR PRODUKSI DI AMP

13. Masuk ke hot elevator 14. Di dalam hot elevator naik

15. Ditumpahkan ke hot screen 16. Agregat di atas hot screen


ALUR PRODUKSI DI AMP

17. Dari hot screen ke hot bin masing2 18. Penimbangan di hot bin

19. Penimbangan di hot bin 20. Dialirkan aspal panas


ALUR PRODUKSI DI AMP

21. Aspal panas mengalir 22. Masuk ke pugmill dan diaduk

23. Hotmix keluar ke penampng 24. Tertampung per batch


ALUR PRODUKSI DI AMP

25. Ditampung di DT beberapa batch 26. DT penuh & siap ke lapangan


PEMERIKSAAN AMP

B.1. Pemeriksaan Cold Bin


B.2. Drum Pengering (Dryer)
B.3. Pengumpul Debu (Dust Collector)
B.4. Ayakan Panas (Hot Screen)
B.5. Hot Bin
B.6. Unit Pengaduk (pugmill)
B.7. Pengangkutan Hotmix (Dump Truck)
B.1. PEMERIKSAAN COLD BIN

1. Kalibrasi bukaan gate cold bin. (Kuliah PJR)


- lakukan untuk setiap ada perubahan JMF atau gradasi agregat
- Agar pasokan agregat dari cold bin ke hot bin serasi
- Bukaan gate dikunci agar tidak berubah-ubah.
B.1. PEMERIKSAAN COLD BIN

2. Sekat antar bin agar agregat antar


bin tidak saling tercampur 3. Atap penutup agar agregat
khususnya fraksi halus tidak basah
dan menggumpal sehingga
menyumbat bukaan gate

4. Penutup atap pada Cold convenyor


agar material tetap kering sehingga
pengeringan di dyer lebih baik
B.2. PEMERIKSAAN DRUM PENGERING (DRYER)

1. Kalibrasi alat pengukur suhu secara teratur


2. Pemeriksaan suhu agregat yang dipanaskan setiap waktu
3. Suhu agregat keluar dari dyer = 160-175 derajat
4. Pemeriksaan terhadap asap atau debu yang keluar dari cerobong asap
- Jika asap berwarna hitam berarti pembakaran tidak sempurna
- Jika asap berwarna putih berkabut, berarti masih mengandung air,
agregat masih basah
B.3. PENGUMPUL DEBU (DUST COLLECTOR)

1. Dry cyclone : debu dihisap ke dalam


Wet cyclone tidak bekerja dengan baik silo cyclone dan diputar, sehingga
Sehingga terjadi polusi partikel berat akan turun, asap
buangan bersih

2. Wet cyclone : debu dihisap dan disemprot dengan air kemudian dialirkan ke
bak penampung debu, sehingga asap buangan bersiah
B.4. HOT SCREEN

GRADASI BERUBAH KARENA :


1. Hot screen robek karena bergesekan
dengan panas
2. Hot screen menggumpal karena
tersumbat/ kotor
B.5. HOT BIN

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :


1. Kalibrasi Hot Bin → penyesuaian proporsi agregat pada Cold Bin ke Hot
Bin agar diperoleh grafik gradasi gabungan yang sama.
2. Kalibrasi timbangan Hotbin 1-4 dan timbangan aspal
3. Overflow/ pelimpahan agregat dari Hotbin 1 ke 2 dst. Akibat pasokan
yang tidak serasi antara Coldbin dan Hotbin.
4. Kalibrasi alat pengukur temperatur (termometer)
5. Suhu aspal di Hotbin = 150 – 165 derajat, tidak boleh > 200, karena
melebihi titik bakarnya
6. Suhu agregat di Hotbin = 160-175 derajat, kadang terjadi lebih dari
200 derajat karena agregat basah.
B.5. HOT BIN

1. Suhu agregat di hotbin < 175 derajat 2. Aspal dipanaskan < 200 derajat,
Mencapai suhu 260 derajat, akibat
agregat yang basah
agar tidak melebihi titik bakarnya
( suhu aspal = 150-165 derajat)
B.6. UNIT PENGADUK (PUGMILL)

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :


1. Lamanya pencampuran/ pengadukan = 45 detik
2. Lengan pengaduk / pedal tidak rusak, aus atau patah
3. Suhu hotmix keluar dari pugmill = 150 – 165 derajat dari suhu agregat
masuk ke pugmill = 160-175 dan suhu aspal = 150-165 derajat
B.7. PENGANGKUTAN HOTMIX

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :


1. Temperatur hotmix berkurang/ turun selama pengangkutan di atas DT
2. Suhu hotmix keluar dari base camp = 150 – 165 derajat, sedangkan suhu
pemadatan awal = 110 – 125 derajat
3. Jarak angkutan lama perjalanan harus diperhitungkan terhadap
penurunan suhu saat angkutan
4. Permukaan hotmix di atas DT ditutup terpal rapat untuk memperkecil
angka penurunan suhu.
TERIMA KASIH
ALAT BERAT UNTUK
PENGASPALAN DI LAPANGAN

SEMESTER - 4

MATERI KULIAH
MANAJEMEN ALAT BERAT
DEPARTEMEN SIPIL FT UNDIP
A. PERALATAN PENGASPALAN
1. DI BASE CAMP
a. Stone Crusher → alat pemecah batu
b. Wheel Loader → alat pemuat agregat
c. Dump Truck → alat pengangkut
d. Asphalt Mixing Plant (AMP) → alat pengolah hotmix
e. Truck Scale → jembatan timbang
f. Genset → sumber tenaga listrik

2. DI LAPANGAN
a. Kompresor → pembersih permukaan jalan
b. Asphalt Sprayer / Distributor → penyemprot TC/ PC
c. Asphalt Finisher → alat penghampar hotmix
d. Tandem Roller → alat pemadat awal dan akhir
e. Tire Roller → alat pemadat antara
f. Genset → sumber tenaga listrik
A. Jenis2 Alat Pengaspalan

1. POWER BROOMS 2. COMPRESSOR


1. Berfungsi sebagai sapu jalan 1. Berfungsi sebagai sapu jalan
2. Membersihkan material2 besar 2. Membersihkan material2 halus
A. Jenis2 Alat Pengaspalan

3. ASPHALT DISTRIBUTOR 4. ASPHALT SPRAYER


1. Berfungsi untuk Tack coat/ prime 1. Berfungsi untuk Tack coat/ prime
coat coat
2. Ada banyak lobang penyemprot 2. Hanya ada satu lobang
(nozlle) penyemprot (nozlle)
3. Dikendalikan secara otomatis 3. Dikendalikan secara manual
4. Hasil semprotan lebih merata 4. Hasil semprotan kurang merata
5. Pembersihan lobang semprot sulit 5. Pembersihan lobang semprot lebih
karena banyak mudah karena satu saja
A. Jenis2 Alat Pengaspalan

5. DUMP TRUCK 6. ASPHALT FINISHER


1. Berfungsi untuk pengangkutan 1. Berfungsi untuk menghampar
hotmix hotmix secara merata
2. Terjadi penurunan suhu hotmix 2. Tebal hamparan bisa disesuaikan
ketika pegangkutan. seseuai dengan tebal rencana
3. Permukaan hotmix ditutup terpal 3. Ada yang sensormatic agar
untuk memperkecil penurunan hamparan mempunyai kelandaian
suhu tertentu
4. Dilengkapi vibrator sebagai pra
pemadatan
A. Jenis2 Alat Pengaspalan

7. TANDEM ROLLER
1. Berfungsi untuk pemadatan awal
8. TIRE ROLLER (TR)
dan akhir
2. Pemadatan awal agar roda 1. Berfungsi untuk pemadatan antara
pemadat TR tidak lengket dengan 2. Sebagai pemadat karena luas
hotmix permukaan roda kecil sehingga
3. Pemadatan akhir untuk meratakan tekanan besar
bekas jejak roda TR sebelumnya 3. Jumlah lintasan banyak, maka
4. Jumlah lintasan sedikit karena digunakan 2 buah TR sekaligus
hanya sebagai perata (setrika)
A. Jenis2 Alat Pengaspalan

9. Cold Milling

1. Berfungsi untuk menggali secara merata permukaan jalan beraspal yg rusak


2. Berupa rusak gelombang atau retak-retak / lobang
3. Tebal galian disesuaikan rencana, maks 10 cm
4. Dasar galian sudah relatif rata
5. Dilanjutkan dengan pengisian hotmix dan pemadatan
Jack Hammer

Asphalt Finisher
Asphalt Sprayer
Tandem Roller
Tandem Roller (pemadatan
(pemadatan awal) akhir)

Pneumatic Tire Roller


(pemadatan antara)
B. PELAKSANAAN
PEKERJAAN HOTMIX

Pekerjaan hotmix terdiri dari tiga tahap :

1. Produksi Hotmix
2. Pengangkutan hotmix
3. Penghamparan & Pemadatan dilokasi kerja
S
u
m
m
a
r
y

– Pekerjaan hotmix terdiri dari tiga tahap :


▪ Tahap-1 : Produksi Hotmix

AMP

Produksi hotmix bisa dilakukan setelah JMF Hotmix dan hasil trial
lapangan disetujui oleh Direksi → materi kuliah MAB minggu lalu
▪ Tahap -2 : Pengangkutan/Transportasi Hotmix
Pengangkutan hotmix dilakukan dengan Dump Truck yang ditutup rapat
dengan menggunakan terpal dari AMP sampai dengan lokasi pekerjaan.

Tutup terpal
Aspek temperatur hotmix adalah parameter utama untuk
pertimbangan memproduksi hotmix :

1. Temperatur produksi hotmix di base camp.


Hotmix diproduksi dan dikirim ke lapangan dengan Dump Truck pada
suhu 150 - 165 derajat, hal ini karena :
- aspal dipanaskan = 150-165 harus < dari 200 derajat (< titik bakar)
- agregat dipanaskan = 160-175, harus < 225 derajat, agar tidak pecah.

2. Penurunan temperatur selama pengangkutan di atas Dump Truck.


Pengangkutan hotmix dengan dump truck akan mengalami penurunan
suhu pada setiap jam nya, dengan penurunan suhu :

- Pada siang hari : - DT ditutup terpal = turun 3 – 5 derajat /jam


- DT tidak ditutup terpal = turun 5 – 7 derajat /jam

- Pada malam hari : DT ditutup terpal = turun 7 – 9 derajat /jam


DT tidak ditutup terpal = turun 9 – 12 derajat /jam
3. Temperatur pada saat pemadatan awal = 110 - 125 derajat.
Kalau temperatur hotmix sudah < 110 derajat, sedangkan hotmix masih
berada di atas DT, maka hotmix harus dibuang.

Sehingga ada perbedaan temperatur = 165-110 = 55 derajat saat produksi


hotmix di base camp hingga pemadatan awal di lapangan, di mana
perbedaan ini biasanya untuk kebutuhan :
- pengangkutan dengan jarak tertentu, sehingga diperoleh waktu
tempuh/ angkut selama berapa jam
- waktu menunggu giliran DT sebelum diijinkan untuk dihampar,
sekitar 0,5 – 1 jam
- waktu untuk perbaikan salah satu alat jika terjadi kerusakan,
sekitar 1 – 4 jam

Perbedaan temperatur ini harus bisa dimanfaatkan seefektif mungkin untuk


menentukan strategi pengaspalan apakah bisa dilaksanan pada malam
hari atau siang hari, harus ditutup terpal ataukah tidak
▪ Tahap -3 : Penghamparan dan Pemadatan Hotmix

Material asphalt hotmix

mundur
5 maju
3 4
2 kali lintasan

 Material asphalt hotmix dituang dari Dump Truck.

 Penghamparan material Aspal dengan alat Asphalt Finisher.

 Pemadatan Awal (Breaking Compaction) menggunakan


Tandem Roller dengan jumlah lintasan / passing sebanyak 2
lintasan. Suhu saat pemadatan awal minimum antara 135 -
110ºC.
6. Pemadatan lanjutan
(Intermediate Compaction)
Pneumatic tyre Roller menggunakan Tyre Roller
14 kali lintasan dengan jumlah lintasan
Aspal sebanyak 14 lintasan / passing.
Adapun jumlah lintasan pada
saat pemadatan lanjutan bisa
berubah sesuai hasil Trial
Compaction di awal yang telah
disepakati bersama. (Pada saat
trial jumlah lintasan yang di
pakai yaitu 12, 14 dan 16
lintasan). Suhu saat pemadatan
6 lanjutan min antara 110ºC –
90ºC.

7. Pemadatan Akhir (Finishing


Tandem roller
Compaction) menggunakan
2 kali lintasan
Tandem Roller sebanyak 2
Aspal lintasan/passing atau sesuai
hasil Trial Compaction di awal
yang telah disepakati bersama.
Suhu saat pemadatan akhir min
antara 90ºC – 80ºC.

7
B. Proses Pengaspalan / Overlay
1. Pembersihan Lokasi dengan 2. Penyemprotan Tack Coat 3. Penghamparan Hotmix
Compressor dengan Asphalt Sprayer dengan Asphalt Finisher

4. Breakdown Roller 5. Intermediate Roller dengan 6. Finishing Roller


dengan Tandem Roller Pneumatic Tire Roller menggunakan Tandem Roller
B. Proses Scrapping - Filling

1. Galian perkerasan dengan Cold Milling (Scrapping)

2. Pembersihan dengan Power Brooms 3. Pembersihan dengan Kompresor


B. Proses Scrapping - Filling

4. Penyemprotan Tack Coat 5. Penghamparan hotmix (Filling)

6.+8. Pemadatan awal dan akhir 7. Pemadatan antara


C. Hal-hal yg perlu diperhatikan
C.1. Tampak visual hotmix di DT
sebelum dumping

1. Hotmix berasap biru →telah terjadi overheating. Cek suhu, hotmix dibuang
2. Hotmix tampak kaku → telah dingin. Cek suhu, hotmix dibuang lapis per
lapis, hotmix makin panas. Segera hampar.
3. Permukaan hotmix di DT tampak rata dan lebih mengkilat, biasanya
cembung → hotmix kelebihan aspal akibat penimbangan atau perubahan
gradasi semakin kasar. Segera lakukan analisa laboratorium
4. Hotmix tampak kering dan berwarna coklat → kekurangan aspal akibat
penimbangan atau perubahan gradasi semakin halus. Analisa laboratorium
5. Beberapa butiran agregat tidak terselimuti aspal dengan baik → pedal
pugmill (pedal alat pengaduk) di AMP telah rusak, aus, patah
6. Ditemukan beberapa butiran agregat yang oversize → hot screen ada yang
robek, sehingga butiran oversize dari pasir ikut lolos.
C. Hal-hal yg perlu diperhatikan
C.2. Pemuatan hotmix ke dalam Asphalt Finisher

1. Periksa suhu hotmix di atas DT, harus > 120 derajat (harus > dari suhu
pemadatan awal, 110-125)
2. Periksa ticket hotmix (berisi catatan suhu, berat dan jam berangkat hotmix di
dalam DT)
C. Hal-hal yg perlu diperhatikan
C.3. Penghamparan : Asphalt Finisher Sensormatic

1. Asphalt Finisher sensormatic


1. Asphalt Finisher non sensormatic
2. Dipasang string line
2. Permukaan hamparan mengikuti
3. Permukaan hamparan rata dan
permukaan jalan eksisting
membentuk kelandaian
3. Tebal hamparan dikontrol dengan
hamparan tertentu
colokan (manual)
4. Tebal hamparan diatur oleh alat
4. Tebal hamparan = (1,1 – 1,2) X
sensornya
tebal padat rencana
5. Tebal hamparan = (1,1-1,2) X
tebal padat rencana
C. Hal-hal yg perlu diperhatikan
C.4. Penghamparan : Vibrator pada Asphalt Finisher

1. Vibrator sudah tidak berfungsi baik


1. Dilengkapi vibrator sebagai pra untuk pra pemadatan
pemadatan 2. Permukaan gembur dan belang-
2. Permukaan halus dan rata belang, tidak rata
3. Tidak diperlukan penaburan 3. Diperlukan adanya penaburan
hotmix
4. Bahaya adanya segregasi
C. Hal-hal yg perlu diperhatikan
C.5. Perhitungan Jumlah DT untuk Pengaspalan
C. Hal-hal yg perlu diperhatikan
C.6. Cara Pemadatan

1. Pada jalan lurus : pemadatan dimulai dari tepi perkerasan sejajar as jalan
menuju ke tengah.
2. Pada jalan tikungan : pemadatan dimulai dari bagian yang rendah sejajar as
jalan menuju ke bagian yang lebih tinggi.
3. Pada bagian jalan tanjkan atau turunan : pemadatan dimulai dari bagian
yang rendah sejajar as jalan menuju ke bagian yang lebih tinggi
4. Untuk mencegah pelekatan hotmix pada roda pemadat, maka basahi roda
dengan minyak goreng atau air (tidak boleh dengan solar)
5. Roda penggerak pemadat harus selalu di depan, alat berjalan mundur ke
arah Asphalt Finisher
6. Open traffic setelah 2 jam sejak pemadatan akhir
C. Hal-hal yg perlu diperhatikan
C.7. Sambungan Melintang Sementara
C. Hal-hal yg perlu diperhatikan
C.8. Sambungan Memanjang dengan balok kayu
C. Hal-hal yg perlu diperhatikan
C.9. Perapihan Sambungan Memanjang
C. Hal-hal yg perlu diperhatikan
C.10. Alat pemadat harus mundur ke arah Asphalt Finisher
C. Hal-hal yg perlu diperhatikan
C.11. Pola Pemadatan untuk 1 lintasan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai