SOAL 1
Pada suatu proses produksi hotmix AC-WC dengan ukuran butiran maks 20 mm,
maka AMP menjadi salah satu alat utama.
Pertanyaan :
a. Uraikan proses pengolahan material agregat + aspal di AMP
b. Ternyata pada produk hotmix nya dijumpai beberapa butiran agregat yang besar
dengan ukuran > 20 mm.
1) Jelaskan mengapa hal ini bisa terjadi
2) Uraikan pada bagian apa dari AMP tersebut yang perlu dilakukan pemeriksaan
dan solusi yang perlu dilakukan.
Jawab :
a) Proses pengolahan material agregat + aspal di AMP
1. Agregat yang telah diproses dari stone crusher dan ditimbun, dimasukkan
ke dalam cold bin menggunakan loader
2. Agregat mengalir ke conveyor melewati ayakan
3. Material yang lolos lanjut menuju ke dryer untuk dipanaskan dengan
disemprot api (suhu setelah keluar dryer sekitar 160º – 175º)
4. Material keluar dryer menuju dust collector
5. Setelah itu, agregat menuju hot elevator untuk dinaikkan, kemudian
ditumpahkan ke hot screen
6. Di hot screen, agregat dipisahkan sesuai dengan ukuran butirannya,
kemudian masuk ke hotbin masing-masing
7. Di hot bin, dilakukan penimbangan sesuai takaran, kemudian dialirkan
aspal panas, lalu masuk pugmill untuk diaduk
8. Setelah tercampur rata, hotmix keluar penampang dan tertampur per batch
9. Terakhir, hotmix ditampung di dumptruck beberapa batch dan setelah
penuh, dikirim ke lapangan untuk dikerjakan
b) Penyebab dijumpai beberapa butiran agregat yang besar > 20 mm
Hal ini dapat terjadi karena adanya perubahan gradasi agregat yang
disebabkan adanya gangguan atau kerusakan di dalam bagian AMP yang
SOAL 2
Kontraktor A yang berbase camp di Wates, Kulon Progo akan melaksanakan
pekerjaan overlay/ pengaspalan jalan di sekitar Kebumen dengan jarak angkut = 70
km. Waktu pengangkutan 3,5 jam dan waktu tunggu = 1 jam. Buatlah analisanya agar
dapat dipilih pengaspalan dilaksanakan pada siang hari dan atau malam hari !
Jawab :
• Temperatur produksi hotmix di basecamp
Hotmix diproduksi dan dikirim ke lapangan dengan dumptruck pada suhu 150 –
165 derajat dengan alasan :
- Aspal dipanaskan = (150 – 165) derajat < 200 derajat (titik bakar)
- Agregat dipanaskan = (160 – 175) derajat < 225 derajat (agar tidak pecah)
Maka diambil asumsi suhu awal hotmix dari basecamp sebesar 165 derajat
• Penurunan temperature selama pengangkutan di atas dumptruck
- Pada siang hari ; - DT ditutup terpal = turun (3 - 5) derajat/jam
- DT tidak ditutup terpal = turun (5 - 7) derajat/jam
- Pada malam hari ; - DT ditutup terpal = turun (7 - 9) derajat/jam
- DT tidak ditutup terpal = turun (9 - 12) derajat/jam
• Temperatur pada saat pemadatan awal = 110 – 125 derajat
• Analisis
- Suhu awal hotmix = 165 derajat
- Waktu total dari basecamp sampai pemadatan awal = 3,5 + 1 = 4,5 jam
• Kesimpulan
Dipilih waktu pengaspalan pada malam hari dengan dumptruck tidak perlu
ditutup dengan terpal. Hal ini karena berdasarkan analisis penurunan suhu selama
waktu pengangkutan dan waktu tunggu didapatkan suhu akhir hotmix sebelum
penghamparan adalah kurang lebih 115,5 derajat yang telah memenuhi persyaratan
suhu sebelum penghamparan yaitu (110 – 125) derajat. Dengan demikian waktu
pengaspalan yang paling efektif adalah pada saat malam hari.
SOAL 3
Penggunaan alat berat dalam pelaksanaan pekerjaan bendungan mutlak diperlukan
karena sifat pekerjaan yang spesifik dan volume pekerjaan yang sangat besar. Sebagai
contoh Bendungan Batutegi di Lampung (potongan melintang ditunjukkan dalam
gambar bawah ini).
Pertanyaan :
1) Sebutkan item pekerjaan main dam (sesuai gambar di bawah)
2) Uraikan tahapan pelaksanaan pekerjaan main dam dan alat berat apa saja yang
perlu disediakan dalam setiap tahapan yang ada beserta fungsinya.
Jawab :
Item pekerjaan main dam :
1) Pekerjaan Persiapan
• Mobilisasi dan demobilisasi
• Sarana dan prasarana
• Kantor lapangan
• Lain-lain (pembuatan dokumentasi dan penyelidikan geologi)
2) Jalan Akses/ Access Road
• Jalan baru
Uraian pelaksanaan main dam dan alat berat yang digunakan beserta fungsinya
1) Pekerjaan Persiapan
• Survei lapangan → membuat titik acuan (BM) dengan polygon terbuka
• Pembuatan jalan kerja → membuat jalan yang dapat dilewati alat berat
- Bulldozer : penggusuran dan penimbunan, perataan tanah
- Excavator : menggantikan fungsi bulldozer untuk medan curam
• Dewatering pada permukaan tanah → hanya dilakukan pada permukaan
tanah dasar main dam dengan kondisi grouting sudah selesai dengan baik
• Clearing dan grubbing → membersihkan pepohonan, semak-semak,
sampah, dan barang yang tidak dikehendaki pada kedalaman satu meter di
luar kaki timbunan bendungan utama
- Bulldozer : menggusur semak-semak dan sampah di permukaan tanah
- Excavator : menggusur pepohonan yang tumbuh di lokasi timbunan
- Dumptruck : mengangkut material yang telah digusur oleh excavator
2) Pekerjaan Galian
• Pekerjaan galian tanah → galian terbuka semua material meliputi tanah,
lempung, lumpur, kerikil, yang dapat digali secara efisien tanpa
menggunakan bahan peledak atau bulldozer dengan ripper dan penggali
hidrolis
- Bulldozer : scrapping dan gathering material
- Excavator : mengangkut material yang terkumpul ke dumptruck
- Dumptruck : membawa material galian ke lokasi tujuan (stockpile)
• Timbunan
Direncanakan : Caterpillar CAT 966D
Produktifitas : 273.38 m3/jam (cari di google ya sesuai rencana merk alat beratnya)
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 457.14
Kebutuhan alat : 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠
= 273.38
= 2 𝑎𝑙𝑎𝑡
• Pengangkutan tanah
Direncanakan : Isuzu Elf Ps125 HD
Produktifitas : 7.79 m3/jam (cari di google ya sesuai rencana merk alat beratnya)
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 457.14
Kebutuhan alat : 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠
= 7.79
= 59 𝑎𝑙𝑎𝑡
• Perataan tanah
Direncanakan : Caterpillar 120H
Produktifitas : 1863 m3/jam (cari di google ya sesuai rencana merk alat beratnya)
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 979.59
Kebutuhan alat : 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠
= 1863
= 1 𝑎𝑙𝑎𝑡
Target produksi :
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 47250
Galian : 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
= 15 𝑥 7
= 450 𝑚3/𝑗𝑎𝑚
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 48000
Timbunan: 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
= 15 𝑥 7
= 457. 14 𝑚3/𝑗𝑎𝑚
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 48000
Perataan tanah : 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
= 7𝑥7
= 979. 59 𝑚3/𝑗𝑎𝑚
SOAL 3.
Sebuah kontraktor membeli alat berat dengan ketentuan berikut:
-Mesin diesel 280Hp
-Harga penyerahan alat Rp 300.000.000,-dan pada akhir umur ekonomis dapat dijual
kembali dengan harga 20%dari harga penyerahan, bunga 12%, asuransi 1%, pajak 1%
-Kapasitas crankcase 18gal, pelumas diganti setiap 100 jam
-Faktor pengoperasian alat 0,8,
-Faktor kondisi lapangan 0,8
-Perawatan dan perbaikan alat diperkirakan 80% dari depresiasi
-Pemakaian gemuk per jam 0,25 kg
-Umur ekonomis alat 6tahun (1 thn dipakai 1600 jam)
-Harga ban Rp 24.000.000,-dengan umur layan 4800 jam dan perbaikan ban 15% dari depresiasi
-Gaji operator Rp 25.000/jam
Catatan :
Harga solar = Rp6.800,-;
Harga pelumas = Rp 22.000/liter ;
Harga Gemuk = Rp 27.000/kg
Hitung :
a.Biaya pemilikan per jam?
b.Biaya pengoperasian per jam?
c.Biaya total per jam?
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
a. Biaya pemilikan
• Biaya pemilikan alat
( ) − 𝑆(
𝑛
𝑖(1+𝑖) 𝑖
A=𝑃 𝑛 𝑛 )
(1+𝑖) −1 (1+𝑖) −1
( ) − 𝑆(
6
0.14(1+0.14) (1+0.14)
=30000000 6 6 )
(1+0.14) −1 (1+0.14) −1
= Rp 70117799 / tahun
𝐴 70117799
Biaya pemilikan = 𝐻𝑝𝑦
= 1600
=Rp 43824 /jam
( )
𝑛
𝑖(1+𝑖)
A=𝑃 𝑛
(1+𝑖) −1
( )
3
0.14(1+0.14)
=24000000 3
(1+0.14) −1
= Rp 10337556 /tahun
𝐴 10337556
Biaya pemilikan = 𝐻𝑝𝑦
= 1600
=Rp 6461 /jam
b. Biaya pengoperasian
• Biaya bahan bakar
Biaya = qf x harga perliter = Hp x f x 0.15 x harga perliter
= 280 x 0.8 x 0.8 x 0.15 x Rp 6800= Rp 182784 /jam
• Biaya pelumas
Biaya =
( 280 𝑥 0.8 𝑥 0.8 𝑥 0.006
7.4
+
18
100 )𝑥 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 = 0. 325 𝑔𝑎𝑙𝑜𝑛
𝑗𝑎𝑚
𝑥 6800 = 1. 23
𝑙𝑡
𝑗𝑎𝑚
𝑥 6800
= 𝑅𝑝 27060
• Biaya gemuk
Biaya = 0.25 x Rp 27000 = Rp 6750 /jam
• Biaya perawatan alat
𝑃−𝑆
Biaya = 𝑓 𝑥 𝑛 𝑥 𝐻𝑝𝑦
300000000−60000000
= 80% 𝑥 6 𝑥 1600
= Rp 20000 /jam
• Biaya perawatan ban
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑎𝑛
Biaya = 𝑓 𝑥 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛
24000000
= 15 % 𝑥 4800
= Rp 5000 /jam
Biaya pengoperasian = Rp 182784 + Rp 27060 + Rp 6750 + Rp 20000 + Rp 5000
= Rp 262344 /jam
c. Biaya total
Biaya total = biaya pemilikan + biaya pengoperasian = Rp 312629
PERTEMUAN X
SELAMAT PAGI…
100 Menit Kedepan
Kita Memasuki
Kuliah ke – X (SEPULUH)
MATA KULIAH :
MANAJEMEN ALAT BERAT
Pertemuan X (SEPULUH)
2. Persegi
3. Tapal kuda
Metode ini banyak diterapkan pada terowongan yang melintasi jalan raya
maupun jalan kereta api. Pada prinsipnya adalah alat jacking pipe akan
mendorong beton pracetaknya kedalam tanah. Alat ini juga mempunyai
cairan untuk menyeimbangkan tekanan air tanah saat proses berlangsung.
Penggunaan mesin bor ini untuk terowongan ukuran besar , pengeboran ini
dilakukan secara menerus karena mesin ini memiliki pipa pembuangan
dengan kecepatan yang sama.
Ketika terowongan menemukan tanah yang memiliki karakteristik lunak akan
menyebabkan mesin ini susah untuk mengebor karena tanah tidak
mampu menahan beban alat tersebut.
Mesin juga akan memutar tidak konstan dan sering berubah posisinya .
Biasanya ketika menemukan tanah lunak akan dilakukan grouting dahulu
sebelum dilewati oleh mesin bor tersebut
4. Penggalian Terowongan
BACKHOE
LOADER TRUCK :
BAY CRANE
TBM dilengkapi dengan mata bor, yang tersebar di permukaan kepala bor.
Kepala bor yang berbentuk silinder, kemudian berputar dan menggerus
batuan sambil bergerak maju.
SELAMAT MALAM……
100 Menit Kedepan
Kita Memasuki
Kuliah ke – XI (Kesebelas)
MATA KULIAH :
MANAJEMEN ALAT BERAT
Palung Sungai :
Konstruksi Bendung yang dibuat di sungai
(on stream)
Sodetan (copoure):
Konstruksi Bendung yang dibuat di sodetan
(off stream)
An
ak
Ka
li
T
Div. Channel/Div. Tunnel
ul
is
is
Cofferdam
ul
iT
Upstream
al
K
Tebing Curam
Axist Of Dam
Axist Of Reference
g
Cofferdam
in
ist
Downstream
Ex
lan
Ja
BENDUNG TETAP:
Bendung yang elavasi mercunya tetap (fix weir), atau Bendung yang
tidak bisa mengatur elevasi muka air upstream
BENDUNG GERAK:
Bendung yang spillwaynya dilengkapi pintu /alat , sehingga bisa
mengatur elevasi muka air upstream
Slide Gate
Radial Gate
PELAKSANAAN
PEKERJAAN 5. Kick Of Meeting
6. Pek Persiapan
7. Uitzet
8. Alat Berat
9. Pek Tanah dan Quarry
PELAKSANAAN 10. Pasangan, beton, Kendali
Mutu
11. Pek Finishing
1. DIVERSION WORK
2. FIXED WEIR
3. MOVABLE WEIR, APRON
AND FISH WAY
4. RETAINING WALL
5. BOAT AND BUS TERMINAL
6. SEDIMEN TRAP AND
INTAKE
PEKERJAAN IRIGASI
Sequence of Work:
1. Construction of acces road to disposal area by using Bulldozer D-65
2. Excavation of soil from upper side (step 1) by excavation 0,7 m3 and
hauling to disposal area by Dump Truck 8 ton or 12 ton
3. At disposal area Bulldozer or Excavator will pe provided, for
spreading the excoveted material
4. Excavation to be done step by step, because the excavation area is
very narrow
5. After step 1 have been finished, excavation to be continued to step 2
area until reach the lower step
6. For protection the slope at step 1, soding will be installed as soon as
possible
7. In order to avoid the social problem, the outer portion of slope step 1
is still inside of row
2. Dilakukan stock spare part, terutama yang bersifat fast moving, al:
selang hydraulic, bahan bakar, olie dll
Excavator
■ Excavator digunakan untuk penggalian.
■ Baik itu penggalian pada pelebaran
jalan maupun penggalian untuk saluran
atau drainase samping jalan.
■ Tergantung kondisi lapangan, excavator
juga dapat difungsikan pada pekerjaan
lain seperti pembersihan lahan,
pemancangan cerucuk, dan pada
pekerjaan penghamparan.
Galian Batu
• Galian batu mencakup galian bongkahan batu dengan
volume & meter kubik atau lebih dan seluruh batu atau
bahan lainnya yang menurut direksi pekerjaan adalah
tidak praktis menggali tanpa penggunaan alat bertekanan
udara/ pemboran
• Galian ini tidak termasuk galian yang menurut direksi p
ekerjaan dapat dibongkar dengan penggaruk ripper
tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum
4ton dan tenaga kuda netto maksimum sebesar 5%
Ripper
MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 47
Dump Truck
Water Tanker
Tandem Roller
MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XI 48
Pengecoran Saluran
Buldozer Excavator
Jenis pekerjaan: ■ Excavator umumnya untuk
■ Mengupas top soil dan penggalian embung,
pembersihan lahan. saluran pelimpah dll
Penyambungan
Penggelaran geomembran
geomembran
SELAMAT PAGI ……
100 Menit Kedepan
Kita Memasuki
Kuliah ke – XIV (Ke empat belas)
MATA KULIAH :
MANAJEMEN ALAT BERAT
Bendungan
Karangkates
Malang
Bendungan
Sigura-Gura
Asahan
Medan
Bendungan
Wonorejo
Tulungagung
Bendungan
Batutegi
Lampung
Bendungan
Gajahmungkur
Wonogiri
MANAJEMEN ALAT PERTEMUAN KE-XIV 6
BERAT
Bendungan Kering / Dry Dam
Bendungan Ciawi
Bendungan Sukamahi
• Puncak bendungan
• Pelindung lereng bendungan
• Filter dan transisi
• Zona kedap air
PEMILIK (OWNER)
KONSULTAN
1. PEMILIK BENDUNGAN (OWNER,)
1. KONSULTAN PERENCANAAN
2. PEMBERI TUGAS (EMPLOYER) TEKNIS/ DESAIN
3. PENGEMBANG (DEVELOPER, 2. KONSULTAN PENGAWAS/
INVESTOR) SUPERVISI.
4. PENGGUNA JASA (USER).
LEMBAGA INTERNAL
LEMBAGA
PENGELOLAAN LAIN SDM (TENAGA KERJA)
MASYARAKAT: ALAT BERAT /PERALATAN
LHK, BPN, PLN, PDAM,
TELKOM 1. DI SEKITAR LOKASI PROYEK
2. MASYARAKAT LAIN YANG
TERKENA DAMPAK PROYEK
1. Persiapan
2. Pengukuran
3. Clearing dan Jalan Akses
4. Galian Pengelak (Diversion Channel)
5. Cofferdam Sementara dan Pengalihan Air
6. Spillway
7. Galian Tubuh Bendung
8. Grouting
9. Timbunan Main Dam
10.Tower Intake dan Bangunan Outlet
11.Jembatan Tower Intake
12.Hidromekanikal
13.Plugging
14.Impounding
MANAJEMEN ALAT BERAT PERTEMUAN KE-XIV 12
TEKNOLOGI DAN MANAGEMEN ALAT BERAT
1. Articulated Dump
Truck
2. Bulldozer
3. Drill Machine
4. Haul Truck
5. Motor Grader
6. Mass Excavator
7. Shovel
Definisi Alat
Articulated Dump Truck adalah suatu alat berat yang berfungsi untuk
mengangkut tanah, batu bara curah, batu-batuan, dan jenis tambang yang
lain dengan kapasitas 39 ton atau 24 m3, tersebut dilengkapi dengan
engine diesel empat langkah, enam silinder, segaris. Kendaraan tersebut
mempunyai dua bagian utama yaitu traktor dan trailer. Alat ini sangat
cocok untuk lokasi yang keras.
Definisi Alat
Bulldozer adalah jenis alat berat bertipe traktor menggunakan Track/
rantai serta dilengkapi dengan pisau (dikenal dengan blade) yang terletak di
depan. Bulldozer diaplikasikan untuk pekerjaan menggali, mendorong dan
menarik material (tanah, pasir, dsb). Umumnya bulldozer banyak digunakan
di pekerjaan pertambangan dan sejenisnya.
Bulldozer ini digunakan untuk meratakan tanah, menggali dan
menumbangkan pohon saat proses land clearing.
Definisi Alat
Dragline adalah alat untuk menggali tanah dan memuatkan pada alat-alat
angkut misalnya truk atau ke tempat penimbunan yang dekat dengan
tempat galian.
Dragline sangat baik untuk penggalian pada parit-parit, sungai yang
tebingnya curam, sehingga kendaraan angkut tidak periu masuk ke lokasi
penggalian.
Definisi Alat
Tujuan dari pengeboran ke batu adalah untuk memberikan "blasthole"
dimana bahan peledak dapat dimuat, dan diledakkan untuk membuat
lahan lebih mudah untuk dipakai untuk bekerja
Definisi Alat
Haul Truck merupakan salah satu jenis dump truck, namun hanya
digunakan untuk mengangkut barang tambang dan quarries di dunia
pertambangan dan juga untuk pekerjaan dam / bendungan.
Unit alat berat ini pun tergolong memiliki spesifikasi muatan dan dimensi
yang besar. Haul truck memiliki rigid body dan kemudi stir di samping.
Perusahaan manufaktur haul truck yang besar di dunia adalah Hitachi,
Komatsu, Caterpilar, DAC, Terex, dan Belaz.
Definisi Alat
Motor Grader adalah Salah satu alat berat yang populer digunakan dalam
sektor Construction di Indonesia. Berfungsi untuk melakukan Grading
ataupun Leveling jalan, serta melakukan Ripping material-material yang
ringan dengan menggunakan attachmentnya berupa Scarifier maupun
Ripper. Pemilihan Motor Grader di dasarkan pada jenis material yang akan di
grading.
Definisi Alat
Mass Excavator sering juga disebut pull shovel atau excavator raksasa,
adalah alat dari golongan shovel yang khusus dibuat untuk menggali
material di bawah permukaan tanah atau di bawah tempat kedudukan
alatnya.
Definisi Alat
HIDROLOGI
Luas DAS : 1.462 km2
WADUK
Muka Air (MA) banjir max : El. +262
MA Operasi max (FSL) : El. +260
MA Operasi min (MOL) : El. +230
Volume total : 980 x 106 m3
Volume efektif : 877 x 106 m3
BENDUNGAN
Tipe : Urugan batu, inti tegak
Elevasi mercu bendungan : El. +265
Panjang bendungan : 1.715 m
Lebar mercu bendungan : 12 m
Tinggi bendungan max : 110 m
Volume timbunan : 6,7 x 106 m3
5.
2 Work Shop = Rp22,387 ( G)
Q 0.04 60 0.9 0.8 0.65 0.9
3 Bahan Bakar dan Pelumas = 0.666666667 1.2
1.2636 (Padat)
Diketahui Harga Bahan Bakar saat ini = Solar
Rp5,150
= per liter
dan Pelumas = Oli =Rp33,000 per liter Q 1.51632 (Lepas)
Sehingga, harga bahan bakar dan pelumas =Rp11,003 ( H )
Volume pekerjaan = 512000000
4 Operator dan Driver : Rp37,715 (J)
Asumsi waktu kerja 1 hari adalah 10
Pembantu Operator : Rp15,572 (K)
5 Biaya Langsung : F + G + H + J + K = Waktu pengerjaan yang dibutuhkan = 405191517 40519152 hari
Rp131,451 ( T )
Total biaya sewa alat =
BIAYA OPERASI TOTAL PERJAM : TC = E + T = Rp246,409 Rp246,409 405191517 Rp99,842,970,187,810.00
0.334379703 (D)
4. Jumlah Lintasan = 6
3 Biaya Pasti Perjam =
Diketahui Harga Bahan Bakar saat ini = Solar = Rp5,150 per liter Asumsi waktu kerja 1 hari adalah 7
dan Pelumas = Oli = Rp33,000 per liter
Sehingga, harga bahan bakar dan pelumas = Rp99,023 ( H ) Waktu pekerjaan yang dibutuhkan 6648 jam 950 hari
4 Operator dan Driver : Rp37,715 (J)
Pembantu Operator : Rp15,572 (K)
5 Biaya Langsung : F + G + H + J + K = Total biaya sewa alat =
Rp218,320 ( T ) Rp331,309 6648 Rp2,202,541,233.62
1 Spare Parts dan Ban = Rp71,838 (F) Waktu angkut (Tanjakan) = 7.5
Diketahui Harga Bahan Bakar saat ini = Solar = Rp5,150 per liter d) Waktu bagi Dump Truck untuk mengambil Posisi Muat
dan Pelumas = Oli = Rp33,000 per liter t= 1
Sehingga, harga bahan bakar dan pelumas = Rp866( H )
4 Operator dan Driver : Rp37,715 (J) 3. Kapasitas Produksi Alat (Q)
Pembantu Operator : Rp15,572 (K)
5 Biaya Langsung : F + G + H + J + K =
Rp161,910 ( T ) 7 60 0.85
Diketahui Harga Bahan Bakar saat ini = Solar = Rp5,150 per liter
dan Pelumas = Oli = Rp33,000 per liter
Sehingga, harga bahan bakar dan pelumas = Rp121,394( H )
4 Operator dan Driver : Rp37,715 (J)
Pembantu Operator : Rp15,572 (K)
5 Biaya Langsung : F + G + H + J + K =
Rp461,845 (T)
SEMESTER - 4
MATERI KULIAH
MANAJEMEN ALAT BERAT
DEPARTEMEN SIPIL FT UNDIP
A. PERALATAN PENGASPALAN
1. DI BASE CAMP
a. Stone Crusher → alat pemecah batu
b. Asphalt Mixing Plant (AMP) → alat pengolah hotmix
c. Wheel Loader → alat pemuat agregat
d. Dump Truck → alat pengangkut
e. Truck Scale → jembatan timbang
f. Genset → sumber tenaga listrik
2. DI LAPANGAN
a. Kompresor → pembersih permukaan jalan
b. Asphalt Sprayer / Distributor → penyemprot TC/ PC
c. Asphalt Finisher → alat penghampar hotmix
d. Tandem Roller → alat pemadat awal dan akhir
e. Tire Roller → alat pemadat antara
f. Genset → sumber tenaga listrik
BASE CAMP KONTRAKTOR
PROSES PEMECAHAN BATU
TAMPAK DEPAN
ASPHALT MIXING PLANT (AMP)
17. Dari hot screen ke hot bin masing2 18. Penimbangan di hot bin
2. Wet cyclone : debu dihisap dan disemprot dengan air kemudian dialirkan ke
bak penampung debu, sehingga asap buangan bersiah
B.4. HOT SCREEN
1. Suhu agregat di hotbin < 175 derajat 2. Aspal dipanaskan < 200 derajat,
Mencapai suhu 260 derajat, akibat
agregat yang basah
agar tidak melebihi titik bakarnya
( suhu aspal = 150-165 derajat)
B.6. UNIT PENGADUK (PUGMILL)
SEMESTER - 4
MATERI KULIAH
MANAJEMEN ALAT BERAT
DEPARTEMEN SIPIL FT UNDIP
A. PERALATAN PENGASPALAN
1. DI BASE CAMP
a. Stone Crusher → alat pemecah batu
b. Wheel Loader → alat pemuat agregat
c. Dump Truck → alat pengangkut
d. Asphalt Mixing Plant (AMP) → alat pengolah hotmix
e. Truck Scale → jembatan timbang
f. Genset → sumber tenaga listrik
2. DI LAPANGAN
a. Kompresor → pembersih permukaan jalan
b. Asphalt Sprayer / Distributor → penyemprot TC/ PC
c. Asphalt Finisher → alat penghampar hotmix
d. Tandem Roller → alat pemadat awal dan akhir
e. Tire Roller → alat pemadat antara
f. Genset → sumber tenaga listrik
A. Jenis2 Alat Pengaspalan
7. TANDEM ROLLER
1. Berfungsi untuk pemadatan awal
8. TIRE ROLLER (TR)
dan akhir
2. Pemadatan awal agar roda 1. Berfungsi untuk pemadatan antara
pemadat TR tidak lengket dengan 2. Sebagai pemadat karena luas
hotmix permukaan roda kecil sehingga
3. Pemadatan akhir untuk meratakan tekanan besar
bekas jejak roda TR sebelumnya 3. Jumlah lintasan banyak, maka
4. Jumlah lintasan sedikit karena digunakan 2 buah TR sekaligus
hanya sebagai perata (setrika)
A. Jenis2 Alat Pengaspalan
9. Cold Milling
Asphalt Finisher
Asphalt Sprayer
Tandem Roller
Tandem Roller (pemadatan
(pemadatan awal) akhir)
1. Produksi Hotmix
2. Pengangkutan hotmix
3. Penghamparan & Pemadatan dilokasi kerja
S
u
m
m
a
r
y
AMP
Produksi hotmix bisa dilakukan setelah JMF Hotmix dan hasil trial
lapangan disetujui oleh Direksi → materi kuliah MAB minggu lalu
▪ Tahap -2 : Pengangkutan/Transportasi Hotmix
Pengangkutan hotmix dilakukan dengan Dump Truck yang ditutup rapat
dengan menggunakan terpal dari AMP sampai dengan lokasi pekerjaan.
Tutup terpal
Aspek temperatur hotmix adalah parameter utama untuk
pertimbangan memproduksi hotmix :
mundur
5 maju
3 4
2 kali lintasan
7
B. Proses Pengaspalan / Overlay
1. Pembersihan Lokasi dengan 2. Penyemprotan Tack Coat 3. Penghamparan Hotmix
Compressor dengan Asphalt Sprayer dengan Asphalt Finisher
1. Hotmix berasap biru →telah terjadi overheating. Cek suhu, hotmix dibuang
2. Hotmix tampak kaku → telah dingin. Cek suhu, hotmix dibuang lapis per
lapis, hotmix makin panas. Segera hampar.
3. Permukaan hotmix di DT tampak rata dan lebih mengkilat, biasanya
cembung → hotmix kelebihan aspal akibat penimbangan atau perubahan
gradasi semakin kasar. Segera lakukan analisa laboratorium
4. Hotmix tampak kering dan berwarna coklat → kekurangan aspal akibat
penimbangan atau perubahan gradasi semakin halus. Analisa laboratorium
5. Beberapa butiran agregat tidak terselimuti aspal dengan baik → pedal
pugmill (pedal alat pengaduk) di AMP telah rusak, aus, patah
6. Ditemukan beberapa butiran agregat yang oversize → hot screen ada yang
robek, sehingga butiran oversize dari pasir ikut lolos.
C. Hal-hal yg perlu diperhatikan
C.2. Pemuatan hotmix ke dalam Asphalt Finisher
1. Periksa suhu hotmix di atas DT, harus > 120 derajat (harus > dari suhu
pemadatan awal, 110-125)
2. Periksa ticket hotmix (berisi catatan suhu, berat dan jam berangkat hotmix di
dalam DT)
C. Hal-hal yg perlu diperhatikan
C.3. Penghamparan : Asphalt Finisher Sensormatic
1. Pada jalan lurus : pemadatan dimulai dari tepi perkerasan sejajar as jalan
menuju ke tengah.
2. Pada jalan tikungan : pemadatan dimulai dari bagian yang rendah sejajar as
jalan menuju ke bagian yang lebih tinggi.
3. Pada bagian jalan tanjkan atau turunan : pemadatan dimulai dari bagian
yang rendah sejajar as jalan menuju ke bagian yang lebih tinggi
4. Untuk mencegah pelekatan hotmix pada roda pemadat, maka basahi roda
dengan minyak goreng atau air (tidak boleh dengan solar)
5. Roda penggerak pemadat harus selalu di depan, alat berjalan mundur ke
arah Asphalt Finisher
6. Open traffic setelah 2 jam sejak pemadatan akhir
C. Hal-hal yg perlu diperhatikan
C.7. Sambungan Melintang Sementara
C. Hal-hal yg perlu diperhatikan
C.8. Sambungan Memanjang dengan balok kayu
C. Hal-hal yg perlu diperhatikan
C.9. Perapihan Sambungan Memanjang
C. Hal-hal yg perlu diperhatikan
C.10. Alat pemadat harus mundur ke arah Asphalt Finisher
C. Hal-hal yg perlu diperhatikan
C.11. Pola Pemadatan untuk 1 lintasan
TERIMA KASIH