Anda di halaman 1dari 18

VARIASI SEX PADA MANUSIA

KONSEP DASAR BIOLOGI SEL


ANALISIS BIOLOGI SEL DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN
MATA KULIAH ILMU BIOMEDIK DASAR

DISUSUN OLEH:

Putu Tata Arta Cipta Dewi (13/1A)


Anak Agung Gde Agung Mahotama Putra (23/1A)
Ni Luh Putu Ema Pratiwi (33/1A)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Variasi Sex Pada
Manusia, Konsep Dasar Biologi Sel, dan Analisis Biologi Sel Dalam Pelayanan
Keperawatan" ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Biomedik Dasar. Selanjutnya kami ucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu
Dosen mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar yang telah banyak memberikan bantuan dan
arahan dan petunjuk yang jelas sehingga mempermudah kami dalam menyelesaikan tugas
ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami mampu menyelesaikan tugas ini. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Variasi Sex Pada
Manusia, Konsep Dasar Biologi Sel dan Juga Analisis Biologi Sel Dalam Pelayanan
Keperawatan.
Kami menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami sangat terbuka pada kritik dan saran yang membangun sehingga makalah ini
bisa lebih baik lagi. semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang Ilmu Biomedik Dasar.

Denpasar, 10 Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………………...1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………...2

1.3 Tujuan Pembahasan……………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Variasi Sex………………………………………………………….3

2.2 Macam-macam variasi sex dan dianjurkan untuk siapa………………………...3

2.3 Jenis variasi seks yang dilarang atau berbahaya untuk dilakukan………………4

2.4 Definisi dari konsep dasar biologi sel…………………………………...………5

2.5 Analisis biologi sel dalam pelayanan keperawatan……………………………..13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................14

3.2 Saran....................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seksualitas yaitu ekspresi melalui interaksi dan hubungan dengan individu dari jenis
kelamin yang berbeda dan mencakup pikiran, pengalaman, pelajaran, ideal, nilai, fantasi,
dan emosi. Seksualitas berhubungan dengan bagaimana seseorang merasa tentang diri
mereka dan bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada lawan jenis
melalui tindakan yang dilakukannya, seperti sentuhan, ciuman, pelukan, dan senggama
seksual, dan melalui perilaku yang lebih halus, seperti isyarat gerakan tubuh, etiket,
berpakaian, dan perbendaharaan kata. (Denny & Quadagno, 1992; Zawid, 1994; Perry &
Potter, 2005).
Seksualitas berbeda dengan seks yang berarti jenis kelamin. Perspektif Teoretis
Perspektif Teoretis Sebagian besar masyarakat di dunia mengadopsi pandangan bahwa
seks hanya sekedar “memasukan penis ke vagina” dalam konteks pernikahan dengan
tujuan procreation. Dalam masyarakat modern tujuan aktivitas seks tidak hanya
procreation, namun juga recreation, ekspresi cinta, celebration, dan kerja. Yang perlu
dipahami adalah setiap tingkah laku/aktivitas seksual adalah hasil dari sebuah dorongan
yang ada dalam diri individu. (psikologis, genetik, sejarah, konteks sosial/ budaya).
Variasi Seks adalah kumpulan berbagai macam gaya atau posisi-posisi bercinta atau
melakukan hubungan intim, tujuan dari variasi ini supaya ketika bercinta tidak merasa bosan
dan mendapatkan klimaks atau pelepasan. Tujuan lainnya yaitu agar selain untuk
mendapatkan tujuan-tujuan tadi juga supaya dengan mengetahui mana varian yang baik dan
dianjurkan untuk kesehatan dan untuk kondisi-kondisi tertentu sehingga tidak menimbulkan
dampak negative untuk kesehatan.
Biologi adalah ilmu tentang hidup dan kehidupan organisme dari masa lampau
sampai masa yang akan datang, baik dalam hal struktur, fungsi, taksonomi, pertumbuhan
maupun perkembangannya. Ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk sel disebut dengan
ilmu sitologi. Sel merupakan unit dasar kehidupan makhluk hidup yang susunannya secara
struktural dan fungsional sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan tingkah laku dari
masing-masing makhluk hidup. Seluruh makhluk hidup itu tersusun atas sel yang saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya. Sel memiliki sifat yang fundamental (mendasar)
dalam ilmu biologi. Semua organisme kehidupan tersusun atas sel tunggal. Makhluk bersel
tunggal ini hanya mampu dilihat oleh alat khusus yang disebut mikroskop.
1
Biologi sel adalah ilmu yang mempelajari sel, baik pengertiannya maupun organella
yang ada di dalam sel serta fungsinya. Tubuh organisme hidup tersusun oleh sel, apabila
organisme hidup tersebut hanya memiliki satu sel termasuk organisme uniseluler seperti
yeast, protozoa, dan bakteri. Organisme yang tersusun dari banyak sel dikenal dengan istilah
organisme multiseluler, contohnya adalah manusia, hewan dan tumbuhan.
Pelayanan keperawatan adalah upaya untuk membantu individu baik yang sakit
maupun yang sehat, dari lahir hingga meninggal dalam bentuk pengetahuan, kemauan dan
kemampuan yang dimiliki. Pelayanan keperawatan diperlukan untuk membantu manusia
dalam memenuhi kebutuhannya. Adapun pelayanan keperawatan yang diberikan kepada
individu yaitu dalam bentuk asuhan keperawatan (Yulihastin, 2009). Pelayanan kesehatan
yang berkualitas dapat dilihat dari perilaku maupun keterampilan yang ditunjukkan oleh
pemberi pelayanan kesehatan dari ilmu yang mereka miliki

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan variasi sex?
2. Ada berapa macam variasi sex dan diperuntukan untuk siapa saja?
3. Apa ada jenis variasi seks yang dilarang atau berbahaya?
4. Apa definisi dari konsep dasar biologi sel?
5. Bagaimana analisis biologi sel dalam pelayanan keperawatan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Variasi Sex.
2. Untuk mengetahui macam-macam variasi sex dan duperuntukan untuk siapa saja.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis variasi sex yang dilarang atau berbahaya.
4. Dapat mengetahui definisi dari konsep dasar biologi sel.
5. Dapat mengetahui analisis biologi sel dalam pelayanan keperawatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Variasi Sex

Variasi Seks adalah kumpulan berbagai macam gaya atau posisi-posisi


bercinta atau melakukan hubungan intim, tujuan dari variasi ini supaya ketika bercinta
tidak merasa bosan dan mendapatkan klimaks atau pelepasan. Perlu diketahui bahwa ada
beberapa jenis atau macam varian dalam sex, yang mana semuanya memiliki manfaat
dan fungsi masing-masing. Sebagai perawat diharapkan bisa memberi informasi kepada
pasien kelak tentang mana varian yang baik untuk ibu hamil dan lain sebagainya, jadi
penting untuk mengetahui dan mempelajari tentang varian sex pada manusia ini.

2.2 Macam-macam Variasi Seks

2.2.1 Posisi Seks Yang Aman Bagi Ibu Hamil :

MISIONARIS : Bercinta sambil telentang (misionaris) paling aman


buat ibu hamil di semester satu sebab perut belum begitu
membesar.Tetapi posisi ini tidak cocok bagi trimester ke-2 dan
seterusnya, karena ketika berbaring telentang, rahim yang membesar
akan menekan pembuluh darah utama di tubuh dan mengurangi aliran
darah ke bayi.

WOMEN ON TOP : Aman dilakukan ibu saat hamil usia berapa pun.
Dengan posisi ini, anda bisa lebih leluasa mengatur kedalaman dan
kecepatan penetrasi pasangan.

DOGGY STYLE : Posisikan tubuh Anda seperti merangkak dengan


bertumpu pada kedua lutut dan siku, sementara prianya melakukan
penetrasi dari belakang.

SPOONING : Posisi ini dilakukan oleh wanita yang berbaring

3
menyamping memunggungi pasangan di belakangnya sehingga posisi
ini tidak memberikan tekanan berlebih pada perut.

2.2.2 Posisi Yang Bagus Bagi Pasien Jantung Laki-Laki :

WOMEN ON TOP : Posisi wanita di atas pria ini lebih


menguntungkan wanita, karena lebih bisa memegang kendali dengan
mengatur arah dan kedalaman penetrasi laki-laki
Variasi lain : Wanita bisa menghadap ke arah sebaliknya, yakni
membelakangi pasangan.

ORAL SEX : Oral sex memungkinkan bila kedua pasangan dalam


keadaan sehat dan menjaga kebersihan alat kelamin masing-masing.

2.2.3 Posisi Yang Bagus Bagi Pasien Jantung Wanita:

MISIONARY POSITION : Dimana wanita berbaring dengan lutut


ditekuk dan kaki dibuka keluar, sedangkan pria berada di atas.
Variasi lain : wanita bisa mengaitkan tangan ke leher dan kaki
pinggang pasangan dan pria dapat memperdalam penetrasi.

2.3 Macam-Macam Variasi Seks Yang Sangat Berbahaya

POSISI SEKS THE TRIPLE LINDY : Bahaya melakukan posisi The


Triple Lindy : Karena menjadikan penis dan vagina sebagai tumpuan
dimana hanya tangan yang menjaga dan menjadi alat dorong maka
kemungkinan besar terjadi kecelakaan besar. Kemungkinan risiko
melakukan posisi ini adalah pria menjatuhkan wanita, wanita bisa
gegar otak, penis patah,dan lutut pria bisa melukai area genital wanita.

POSISI THE LONDON BRIGE : Bahaya Melakukan Posisi The


London Bridge : Tekanan dari wanita saat melakukan penetrasi
dapat menciptakan tekanan berlebih pada pergelangan tangan dan

4
kaki pria. Jika tangan pria terpeleset tiba-tiba dan pihak wanita tidak
sempat menjaga kesimbangan maka tubuh wanita akan jatuh menimpa
tubuh pria dan bisa menyebabkan cedera punggung, kejutan
pada sumsum tulang belakang, dan cedera panggul.

POSISI THE PAIR OF TONGS : Bahaya Melakukan Posisi The Pair


Of Tongs : Tangan Kiri pria yang menahan berat badan wanita akan
menyulitkan melakukan penetrasi yang lama. Jika posisi dan gerakan
tubuh tidak stabil maka penis juga bisa ditarik kearah yang salah dan
menyebabkan cedera.

2.4 Definisi Dari Konsep Dasar Biologi Sel

Biologi sel adalah ilmu yang mempelajari sel, baik pengertiannya maupun organella
yang ada di dalam sel serta fungsinya. Tubuh organisme hidup tersusun oleh sel, apabila
organisme hidup tersebut hanya memiliki satu sel termasuk organisme uniseluler seperti
yeast, protozoa, dan bakteri. Organisme yang tersusun dari banyak sel dikenal dengan
istilah organisme multiseluler, contohnya adalah manusia, hewan dan tumbuhan.

Sel adalah unit terkecil dari kehidupan, yang memiliki bentuk dan ukuran yang
berbeda-beda tergantung tempat dan fungsi dari jaringan yang disusunnya.

Sel pertama kali yang ditemukan oleh Robert Hooke pada tahun 1665. Sel dalam
bahasa Latin adalah cellula yang artinya bilik kecil. Mengapa disebut sebagai bilik kecil?
Pada awal sel ditemukan, yang terlihat adalah sel gabus yang tampak hanya seperti bilik,
karena sel gabus yang diamati adalah benda mati.

Dalam perkembangannya, Hooke melihat perbedaan antara sel gabus dengan sel
yang hidup. Di dalam sel hidup terdapat cairan kental yang kemudian disebut protoplasma.
Dengan ditemukannya mikroskop elektron (Electron Mycroscope/EM) yang mulai dikenal
dalam ilmu biologi pada tahun 1950 an, sel dapat terlihat hingga kepada komponen sel yang
lebih rinci lagi. Ditemukan pula bahwa ternyata sel merupakan tempat yang berongga
(cytos dalam bahasa Yunani), dan kantong yang berisi (cella dalam bahasa Romawi).

Setelah EM, fakta tentang sel semakin berkembang dengan digunakannya Scanning
Electron Mycroscope (SEM) yang lebih jelas untuk dapat melihat topografi sel. Sel adalah

5
suatu wadah yang di dalamnya terjadi aktivitas biosintesis ribuan molekul yang sangat
dibutuhkan untuk kehidupan organisme yang memiliki sel tersebut. Ukuran sel maupun
bentuknya sangat bervariasi, tergantung tempat dan fungsinya.

! Struktur Dasar dan Fungsi Organel Sel


Berdasarkan struktur ultra sel maka sel dapat digolongkan menjadi dua kelompok
yaitu sel Eukaryot dan sel Prokaryot. Penggolongan ini dilakukan oleh Chatton (1937).
Semua sel baik eukaryot maupun prokaryot memiliki komponen tersebut di bawah ini :
1) Membran plasma yang berperan sebagai barier, yang sifatnya selektif
2) Cytosol, yang bentuknya semifluid, seperti jelly, yang ada di dalam sel, di
dalamnya tersuspensi semua komponen sel
3) Kromosom, membawa gen yang terangkai di dalam DNA
4) Ribosom, sebagi tempat sintesis protein.

1. Sel Eukaryot
Di dalam sel eukaryot terdapat banyak organella yang mempunyai fungsi yang
berbeda-beda. Macam-macam organella tersebut rata-rata diameternya adalah 5µm.
Adapun macam organella tersebut adalah :
a. Nukleus
Sering disebut inti sel mengandung kromosom. Di dalam kromosom
terdapat DNA, dan pada DNA terangkai banyak gen yang berfungsi dalam
membawa sifat keturunan dari orang tua ke keturunannya. Inti sel dibungkus
oleh suatu membran, membran lipid bilayer, sehingga terpisah dari
sitoplasma. Di dalam inti sel terdapat suatu massa yang bergranula, yang
disebut sebagai anak inti atau nukleolus. Di dalam nukleolus terjadi sintesis
rRNA, yang kemudian di kemas dengan protein yang diimport dari
sitoplasma menjadi subunit ribosom yang besar maupun kecil. Subunit
ribosom besar maupun kecil selanjutnya dibawa keluar dari nukleus melalui
pori-pori membran inti menuju ke sitoplasma. Sub unit ribosom kecil dan sub
unit ribosom besar kemudian diasembling menjadi ribosom. Setiap nukleus
dapat memiliki dua atau lebih nukleolus, tergantung spesiesnya. Di dalam inti
sel juga terjadi transkripsi, yang menghasilkan mRNA, yang selanjutnya
mRNA tersebut ditransfer ke luar inti sel melalui pori-pori membran inti,
menuju ke ribosom.

6
b. Ribosom
Adalah tempat sintesis protein tepatnya adalah translasi. Translasi
adalah proses sintesi protein dengan mRNA sebagai cetakannya. Ribosom
merupakan kompleks antara rRNA dengan protein. Sel-sel yang memiliki
kecepatan sintesis protein tinggi memiliki banyak ribosom, bahkan sampai
beberapa juta ribosom. Terdapat dua macam ribosom, yaitu ribosom yang
terikat pada membran RE kasar, dan ribosom yang bebas berada di dalam
sitoplasma. Kedua macam ribosom memiliki struktur yang mirip. Ribosom
bebas sebagai tempat untuk sintesis protein yang difungsikan di dalam sitosol,
sedangkan protein yang disintesis pada ribosom terikat digunakan pada
membran itu sendiri atau di eskresikan ke luar sel. Contoh protein yang
diproduksi pada ribosom bebas adalah enzym yang berfungsi dalam
mengkatalisa penguraian. Sedangkan protein yg diproduksi Ribosom terikat
contohnya enzym yang diproduksi oleh pankreas yang disekresikan ke usus
halus untuk proses pencernaan protein.

c. Retikulum Endoplasmik (RE)

Adalah organella yang mempunyai hubungan dengan beberapa sistem


endomembran. Sistem endomembran yang dimaksud adalah membran inti, RE,
badan golgi, lysosom, vesikel, vakuola dan membran plasma, di mana sistem
endomembran ini banyak bekerja dalam sintesis protein (tempat sintesis
protein, penyempurnaan hasil sintesis protein, penyimpanan hasil sintesis
protein, maupun ekspor protein ke luar sel). Membran RE dalam bentuk
lamella yang merupakan kelanjutan dari membran inti. Terdapat dua macam
RE, yaitu 1) RE kasar, karena di permukaan menbrannya melekat ribosom
yang fungsinya untuk sintesi protein. RE kasar pada sel pankreas mensintesis
protein yang berfungsi sebagai hormon insulin, yang kemudian disekresikan
pada aliran darah. Hormon insulin tersebut dalam bentuk glycoprotein; 2) RE
halus, karena di permukaan membrannya tidak ada melekat ribosom. Adapun
fungsi dari RE halus adalah: sintesis lipid, metabolisme karbohidrat,
detoksifikasi obat dan racun, dan menyimpan ion kalsium.

d. Mitokondria

7
Memiliki dua membran yaitu membran luar dan membran dalam yang
membentuk lekukan-lekukan ke arah dalam yang disebut sebagai cristae.
Mitokondria merupakan tempat terjadinya respirasi sel, menghasilkan energy
dalam bentuk ATP yaitu molekul berenergi tinggi. Mitokondria banyak
mengandung enzym-enzym yang berfungsi dalam siklus Kreb. Ada sel yang
hanya memiliki satu mitokondria besar, tetapi ada yang memiliki banyak
mitokondria. Sel yang aktivitasnya tinggi memiliki mitokondria lebih banyak
apabila dibandingkan dengan sel yang aktivitasnya kurang.
e. Badan Golgi
Pertamakali ditemukan oleh ahli biologi dan fisika dari Italia yang
bernama Camello Golgy. Fungsinya penyempurnaan hasil sintesis protein
pada ribosom, penyempurnaan yang terjadi adalah folding (melipat-lipat),
karboksilasi, metilase.
f. Lysosom
Berasal dari bahasa Yunani yang artinya badan pemecah, bentuknya
seperti vesikel, bulat seperti bola, merupakan kantong. Dihasilkan oleh RE
kasar dan badan Golgy, badan Golgy membentuk tunas yang kemudian
dilepaskan tunas tersebut, tuanas tersebut adalah lysosom. Di dalam lisosom
berisi enzym-enzym hidrolitik yang fungsinya mencernak bahan makanan
yang masuk ke dalam sel atau makromolekul, selain itu lysosom juga
menghancurkan organella yang rusak.
g. Vakuola
Bentuknya seperti lysosom, merupakan kantong, ukurannya bervariasi,
tergantung fungsinya.

2. Sel Prokaryot
Sel prokaryotik merupakan sel tanpa membran inti. Sel ini mempunyai materi
genetik berupa DNA yang tidak terbungkus oleh membran, tetapi hanya merupakan
massa yang kekentalannya lebih tinggi dibandingkan dengan kekentalan sitoplasma
di sekitarnya sehingga disebut sebagai nukleoid. Sel prokaryotik tidak mempunyai
organella sehingga struktur sel ini masih sangat sederhana. Aktivitas sel berlangsung
di dalam membran sel dan di dalam sitoplasma. Sebagai contoh sel prokaryotik
adalah bakteri yang umumnya merupakan organisme uniseluler dan ciri-cirinya :

8
a. Terdapat dinding sel yang bahan dasarnya peptidoglikan (kombinasi
antara protein dan karbohidrat), selain itu juga dijumpai adanya lemak.
Sifat dari dinding sel ini rigid (kaku) yang berada di luar membran sel,
fungsinya selain melindungi isi sel juga memberikan bentuk pada sel
bakteri
b. Membran sel, berada di bagian dalam dari dinding sel tetapi di luar dari
sitoplasma, fungsinya memisahkan bagian dalam dan bagian luar dari sel.
c. DNA bentuknya sirkuler, superkoil, terdapat di dalam sitoplasma tanpa
adanya membran yang membungkus
d. Tidak dijumpai adanya nukleus, tetapi nukleoid
e. Tidak dijumpai retikulum endoplasma baik kasar maupun halus, tetapi
dijumpai ribosom yang merupakan partikel kecil yang tersusun dari
protein dan RNA. Sel bakteri adalah uniseluler tetapi mempunyai banyak
ribosom sampai 10.000 kopi ribosom. Fungsi ribosom sebagai tempat
sintesis protein (translasi)
f. Tidak dijumpai Mitokondria maupun badan golgi
g. Memiliki pilli/fimbriae yang tersusun dari protein pillin, fungsinya
untuk melekat pada sel host, sebagai awal terjadinya infeksi.
h. Memiliki flagella, tersusun dari protein flagellin, fungsinya untuk
bergerak.
! Siklus Sel

Sel memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri sehingga dapat mempertahankan


jenis dan sifatnya. Proses perbanyakan diri memiliki fungsi untuk perkembangbiakan maupun
pertumbuhan. Perkembangbiakan yang terjadi pada sel eukariotik melibatkan adanya
pembuahan dari sel gamet jantan dengan gamet betina, sedangkan perkembangbiakan pada
sel prokariotik lebih tepatnya disebut dengan pembelahan atau perbanyakan diri.

Untuk dapat memahami lebih jelas bagaimana mekanisme siklus sel dan tahapannya, berikut
penjelasannya.

1. Siklus Sel Pada Sel Eukariotik


Siklus sel terbagi menjadi 2 tahapan penting yaitu tahapan pertumbuhan dan
tahapan perkembangan. Tahapan pertumbuhan terdiri dari 3 fase yaitu fase istirahat /
G0 (Gap 0), fase G1, fase S (sintesis), fase G2. Pada fase pertumbuhan sel, terjadi

9
penggandaan kromosom yaitu pada fase G1, S, G2. Pada fase perkembangan yaitu
fase M/Mitosis (kariokinesis dan sitokinesis), terjadi pembelahan sel menjadi dua
secara sempurna dan setiap sel anakan membawa kromosom yang jumlahnya sama
dengan sel induknya.
Proses penggandaan kromosom terjadi pada fase S membutuhkan waktu
sekitar 10 - 12 jam. Fase S merupakan fase terlama karena membutuhkan waktu
separo dari waktu siklus sel. Pada saat sel memasuki fase S, kromosom akan
mengganda karena terjadinya replikasi DNA. Bila pada manusia, replikasi sel yang
semula kromosom jumlahnya 46, berubah menjadi dua kali lipatnya (2X46).
Selain itu terdapat sintesis berbagai protein yang dibutuhkan untuk pengaturan
pertumbuhan sel dengan melibatkan proses transkripsi. Dalam proses transkripsi
terjadi proses sintesis mRNA dengan DNA sebagai cetakannya dan dilanjutkan ke
proses translasi. Dalam proses translasi terjadi proses sintesis protein dengan mRNA
sebagai cetakannya. Protein yang disintesis pada fase G1 dan fase S dibutuhkan dalam
proses persiapan untuk menuju fase M, selain itu kromosom yang disintesis juga
membutuhkan protein histon.
Kromosom yang telah mengganda selanjutnya akan dibagi sama rata pada
anakan sel. Selain proses perbanyakan kromosom, terdapat proses pembelahan sel.
Pembelahan sel terjadi pada fase M dan membutuhkan waktu sekitar 1 jam pada sel
mamalia. Waktu pembelahan sel cukup singkat jika dibandingkan dengan waktu
perbanyakan kromosom. Jika Anda melihat aktivitas sel dengan bantuan mikroskop
cahaya, maka perbanyakan kromosom dapat dibagi menjadi fase interfase yang
meliputi (G0, G1, S, G2) dan fase pembelahan mitosis maupun meiosis.
Pembelahan mitosis terjadi pada sel tubuh/autosom, sedangkan pembelahan
meiosis terjadi di sel gamet. Kenampakan kromosom di setiap fase yang terdapat pada
mitosis maupun meiosis, dapat diamati menggunakan mikroskop cahaya. Pada tahap
interfase, sel tidak terlihat menjalankan aktivitas apapun, namun ternyata di fase
interfase sel mempersiapkan kebutuhan pembelahan dimulai dari perbanyakan organel,
perbanyakan kromosom, hingga sel siap membelah.
2. Mitosis
Mitosis adalah proses pembelahan sel induk menjadi dua sel anakan secara
sempurna, dimana setiap sel anakan membawa kromosom yang jumlahnya sama
dengan sel induknya, pada fase inilah yang disebut sebagai perkembangan karena dari
satu sel berkembang menjadi dua sel, yang terdiri dari dua peristiwa besar yaitu: 1)

10
mitosis: dimana pada peristiwa ini terjadi pembagian kromosom pada dua inti sel dari
calon sel anakan. 2) Sitokenesis: yaitu terjadinya pembagian sitoplasma menjadi dua
bagian sama untuk dua sel anakan. Pada fase M ini membutuhkan waktu kurang dari
satu jam. untuk sel eukaryot. Fase M ini terdiri dari empat tahapan, berurutan mulai
dari profase, metafase, anafase dan telofase. 1) Profase : Pada fase ini terjadi proses
penebalan pada benang-benang kromosom menjadi kromatid, namun membran inti sel
masih menyelimuti kromatid tersebut. 2) Metafase : yang ditandai dengan hilangnya
membran inti, kemudian benang-benang kromatid berada pada bagian ekuator. 3)
Anafase: benang-benang kromatid ditarik pada posisi dua kutub yang berlawanan oleh
benang-benang spindel. 4) Telofase : Benang-benang kromatid pada masing-masing
kutub tersebut kemudian dibungkus oleh membran yang disebut sebagai membran inti.
Sehingga pada fase telofase ini sudah terbentuk dua inti sel (kariokinesis) yang
ditandai terbentuknya membran inti, dan ditandai dengan adanya pemisahan
sitoplasma (sitokinesis), dan akhirnya dihasilkan dua sel anakan yang sempurna,
dimana setiap sel anakan membawa 23 pasang kromosom yang sama persis dengan
jumlah kromosom sel induknya.
3. Interfase
Interfase, pada fase ini sel hasil dari mitosis mengalami pertambahan ukuran
baik volume maupun massanya, karena terjadi pertambahan pada semua komponen
sel. Interfase dibagi menjadi fase G1 (gape 1), fase S (sintesis) dan fase G2 (gap 2).
Pada fase inilah yang disebut sebagai pertumbuhan, karena sel bertambah besar
ukurannya. Fase Interfase ini pada manusia berlangsung selama 23-24 jam.
Fase G1 dan G2 pada siklus sel tidak hanya melakukan perbanyakan organel,
namun juga bertugas mengatur dan memonitor lingkungan internal maupun eksternal
sel, serta memastikan bahwa kondisi sudah sesuai dan persiapan sudah lengkap untuk
sel membelah. G1 memiliki peran untuk memonitor lingkungan eksternal. Jika
lingkungan di luar sel belum memungkinkan untuk melakukan penggandaan organel,
maka sel akan masuk ke fase istirahat atau G0.
Analisis siklus sel dapat digunakan untuk menentukan adanya apoptosis
(program kematian sel), mutasi sel, maupun menguji keberhasilan poliploidi. Salah
satu organism eukariotik uniseluler yaitu Schizosaccharomyces pombe yang
mengalami pengaruh suhu ekstrem dari luar (ekstraseluler) dalam siklus selnya akan
bertahan pada G1.
4. Sistem Kontrol Untuk Siklus Sel

11
Sistem kontrol pada siklus sel memiliki pengaturan yang sangat kompleks
dengan melibatkan protein untuk mengaktivasi setiap siklus. Siklus sel memiliki
ketepatan waktu dalam pengaturannya, misalnya zigot menjadi morula kemudian
blastula memiliki jangka waktu tertentu yang terjadi juga pada semua mamalia. Fase
G1 pada siklus sel akan dimulai checkpoint kontrol, yaitu kontrol untuk mengecek
kesiapan apakah sel sudah siap memasuki fase berikutnya atau tidak. Fase ini
dilanjutkan ke fase berikutnya yaitu S di mana terjadi penggandaan materi genetik.
Kemudian, menuju fase selanjutnya yaitu G2. Fase G2 merupakan checkpoint yang
sangat penting, karena fase ini menentukan apakah sel sudah siap membelah atau
belum. Jika terjadi mutasi pada sel dan tidak terjadi perbaikan atau repair, maka harus
di checkpoint pada fase G2 dan diapoptosis atau sel tidak akan membelah. Agar Anda
lebih mudah memahami sistem kontrol pada siklus sel, perhatikan gambar 2.5. Mutasi
yang tidak terdeteksi pada fase G2 dan dilanjutkan ke fase M atau pembelahan, maka
semua hasil pembelahan sel tersebut juga mengalami mutasi.
5. Kontrol Siklus Sel Cdks (Cyclin-Dependent Protein Kinases)
Komponen utama pada siklus sel diatur oleh protein kinase yang dikenal
sebagai cyclin-dependent kinases (Cdks). Aktivitas kinase mengalami kenaikan atau
penurunan sehingga mempengaruhi perubahan siklus dalam fosforilasi protein
interseluler yang terlibat dalam pengaturan siklus sel. Sebagai contoh, bila terjadi
peningkatan aktivitas Cdks pada checkpoint G2/M, maka akan menyebabkan
kromosom berkondensasi, membrane inti akan menghilang, perakitan benang spindle
dan akan segera terjadi proses mitosis. Cdks tidak bisa melakukan proses fosforilasi
jika tidak terdapat protein cyclin, sehingga kerja Cdks sangat bergantung dengan
protein cyclin. Aktivitas protein kinase Cdks akan berjalan jika berikatan dengan
cyclin. Terdapat 4 kelas protein cyclin, masing-masing memiliki peran pada siklus sel
tertentu yang akan berikatan pada Cdks yang spesifik sehingga dapat berfungsi.
Semua sel eukariotik membutuhkan protein Cyclin. Empat macam protein cyclin
tersebut adalah:
1. G1-Cdk
2. G1/S-cyclin mengaktivasi Cdks pada akhir fase G1, memicu sel untuk
masuk ke tahap sintesis. Konsentrasinya akan menurun pada fase S
3. S-cyclin berikatan dengan Cdk menstimulasi penggandaan kromosom, S-
cyclin akan meningkat hingga masuk ke fase mitosis, cyclin ini juga memiliki
peran untuk mengontrol awal pembelahan mitosis (profase)

12
4. M-cyclin mengaktivasi Cdks untuk menstimulasi ke fase mitosis pada
checkpoint G2/M, konsentrasi M-cyclin akan menurun pada pertengahan
mitosis.

2.5 Analisis Biologi Sel Dalam Pelayanan Keperawatan


Analisis Biologi Sel Dalam Pelayanan Keperawatan garis besarnya adalah sebagai
konsep dasar sebagai landasan dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Sel merupakan
cikal bakal makhluk hidup yang tentu saja memiliki peranan serta fungsi penting dalam
setiap makhluk hidup. Banyak ilmuwan yang meneliti mengenai sel karena memang sel
merupakan salah satu kajian ilmu terpenting di dalam biologi. Sel terdiri dari organel-
organel sel yang mempunyai fungsi dan ciri khas masing-masing demi kelangsungan
fungsi sel. Sel melakukan reproduksi layaknya makhluk hidup. Baik secara amitosis,
mitosis, meiosis. Banyak sekali kegunaan reproduksi ini seperti, pada sel meristem
tumbuhan berfungsi untuk pertumbuhan, sedangkan pada sel epitel manusia untuk
menggantikan sel- sel yang rusak atau sudah tua dan lainnya.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Variasi Seks adalah kumpulan berbagai macam gaya atau posisi-posisi bercinta atau
melakukan hubungan intim, tujuan dari variasi ini supaya ketika bercinta tidak merasa bosan
dan mendapatkan klimaks atau pelepasan. Contoh variasi seks seperti misionaris,wot,doggy
style,spooning dan lainnya. Biologi sel adalah ilmu yang mempelajari sel, baik pengertiannya
maupun organella yang ada di dalam sel serta fungsinya. Berdasarkan struktur ultra sel maka
sel dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu sel Eukaryot dan sel Prokaryot. Sel
memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri sehingga dapat mempertahankan jenis dan
sifatnya. Analisis Biologi Sel Dalam Pelayanan Keperawatan garis besarnya adalah sebagai
konsep dasar sebagai landasan dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

3.2 Saran
Variasi seks dan biologi sel sangat berperan penting di dalam kehidupan, kami
berharap materi yang kami sampaikan bisa berguna untuk meningkatkan pengetahuan tentang
seks dan biologi sel bagi pembaca. Kami juga berharap kritik dan saran yang membangun
untuk meningkatkan makalah ini jikalau ada kesalahan dan kekurangan di dalam penjelasan
mengenai materi ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Rahmadina, m.pd. (2020). MODUL AJAR BIOLOGI SEL DAN PERANANNYA DALAM KEHIDUPAN.
http://repository.uinsu.ac.id/9144/1/BIOLOGI%20SEL%202020.pdf.

Diakses tanggal 16 Agustus 2022

Tiyas Septiana. (2021). Mengenal struktur pada sel serta fungsinya. lifestyle.kontan.co.id.
https://lifestyle.kontan.co.id/news/mengenal-struktur-pada-sel-serta-fungsinya.

Diakses tanggal 16 Agustus 2022

Made Diah Lestari, Naomi Vembriati, dkk. (2016). Bahan Ajar PSIKOLOGI SEKSUAL.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/0ab3476d649da2a9f83d11e4995f270c.pdf.

Diakses tanggal 16 Agustus 2022

Washudi. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan BIOMEDIK DASAR (ANATOMI,
FISIOLOGI, BIOKIMIA, FISIKA, BIOLOGI). http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Biomedik-Dasar-Komprehensif.pdf.

Diakses tanggal 16 Agustus 2022

Betty Nurhayati, Sri Darmawati. (2017). BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER.


http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/BIOLOGI-SEL-DAN-
MOLEKULER-SC.pdf.

Diakses tanggal 16 Agustus 2022

15

Anda mungkin juga menyukai