Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 2 SESI 5 PENGANTAR BISNIS

Nama : Rizal Al Jossa

1) Bentuk Kepemilikan Bisnis


 Ada beberapa bentuk kepemilikan bisnis yang umum ditemui, antara lain:
1. Kepemilikan Tunggal (Sole Proprietorship): Bisnis dimiliki dan dijalankan oleh
satu orang. Pemilik bertanggung jawab penuh atas keputusan dan kewajiban bisnis.
Keunggulan kepemilikan tunggal adalah keputusan dapat diambil dengan cepat dan
biaya pendirian yang rendah. Namun, kelemahannya adalah pemilik bertanggung
jawab secara pribadi atas hutang bisnis dan terbatasnya sumber daya.
2. Kemitraan (Partnership): Bisnis dimiliki oleh dua orang atau lebih yang berbagi
tanggung jawab, keuntungan, dan kerugian. Keunggulan kemitraan adalah berbagi
beban dan risiko dengan mitra, serta kemampuan untuk memanfaatkan keahlian dan
sumber daya yang berbeda. Namun, kelemahannya adalah adanya potensi konflik
antara mitra dan tanggung jawab pribadi atas hutang bisnis.
3. Perseroan Terbatas (Limited Liability Company/LLC): Bisnis memiliki entitas
hukum terpisah dari pemiliknya. Pemilik bisnis disebut pemegang saham dan
memiliki tanggung jawab terbatas terhadap hutang bisnis. Keunggulan perseroan
terbatas adalah perlindungan hukum terhadap pemilik dan kemampuan untuk menarik
modal dari investor. Namun, kelemahannya adalah biaya pendirian yang tinggi dan
kompleksitas dalam pengambilan keputusan.
4. Perseroan Terbatas dengan Saham Tertutup (Private Limited Company): Bentuk
perseroan terbatas di mana saham hanya dimiliki oleh sejumlah terbatas pemegang
saham. Keunggulan perseroan terbatas dengan saham tertutup adalah privasi pemilik
dan fleksibilitas dalam pengambilan keputusan. Namun, kelemahannya adalah
keterbatasan dalam penarikan modal dan kesulitan dalam menjual saham
 Contoh Kepemilikan Bisnis
Contoh-contoh kepemilikan bisnis yang umum ditemui adalah:
a. Kepemilikan Tunggal: Warung makan milik seorang pemilik tunggal.
b. Kemitraan: Kantor hukum yang dimiliki oleh dua atau lebih pengacara.
c. Perseroan Terbatas: Perusahaan teknologi besar seperti Google atau Microsoft.
Perseroan Terbatas dengan Saham
d. Tertutup: Perusahaan keluarga yang dimiliki oleh beberapa anggota keluarga.

Setiap bentuk kepemilikan bisnis memiliki keunggulan dan kelemahan yang


perlu dipertimbangkan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan bisnis. Penting
bagi pemilik bisnis untuk memahami karakteristik masing-masing bentuk
kepemilikan dan memilih yang paling sesuai dengan situasi mereka.
2) Budaya organisasi di perusahaan tempat Anda bekerja, atau di perusahaan di
Indonesia atau perusahaan asing, dapat bervariasi tergantung pada nilai-nilai, norma,
dan kebiasaan yang diterapkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Budaya
organisasi yang sehat biasanya mencakup beberapa elemen penting, seperti:
 Komitmen Karyawan: Budaya organisasi yang sehat ditandai dengan adanya
komitmen yang tinggi dari karyawan terhadap perusahaan. Karyawan yang
komitmen akan bekerja dengan dedikasi dan berusaha mencapai tujuan
perusahaan.
 Kepuasan Pelanggan: Budaya organisasi yang sehat juga mencakup fokus
pada kepuasan pelanggan. Perusahaan yang sukses akan berusaha memahami
kebutuhan dan harapan pelanggan, serta memberikan pelayanan yang
berkualitas untuk memenuhi ekspektasi mereka.
 Kepemimpinan: Budaya organisasi yang sehat membutuhkan kepemimpinan
yang efektif. Pemimpin yang baik akan memberikan arahan yang jelas,
memotivasi karyawan, dan menciptakan lingkungan kerja yang positif.
 Inovasi: Budaya organisasi yang sehat mendorong inovasi dan kreativitas.
Perusahaan yang sukses akan mendorong karyawan untuk berpikir out-of-the-
box, mencari solusi baru, dan beradaptasi dengan perubahan.
Perubahan budaya organisasi dapat diperlukan ketika perusahaan mengalami
perubahan strategi atau tujuan. Proses perubahan budaya organisasi dapat melibatkan
beberapa langkah, seperti:
a. Mengidentifikasi Nilai dan Norma: Perusahaan perlu mengidentifikasi nilai-
nilai dan norma yang ingin diterapkan dalam budaya organisasi baru. Hal ini
dapat melibatkan melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan.
b. Komunikasi dan Pelatihan: Perusahaan perlu mengkomunikasikan perubahan
budaya organisasi kepada karyawan dan memberikan pelatihan yang
diperlukan agar karyawan dapat memahami dan mengadopsi budaya baru.
c. Peran Model: Pemimpin dan manajer perlu menjadi contoh yang baik dalam
mengadopsi budaya organisasi baru. Mereka harus mempraktikkan nilai-nilai
dan norma yang diinginkan agar karyawan lain dapat mengikuti.
d. Pengukuran dan Umpan Balik: Perusahaan perlu mengukur dampak perubahan
budaya organisasi dan memberikan umpan balik kepada karyawan. Hal ini
dapat membantu dalam memantau kemajuan dan melakukan penyesuaian jika
diperlukan.
Perubahan budaya organisasi membutuhkan waktu dan upaya yang konsisten. Namun,
jika dilakukan dengan baik, perubahan ini dapat membantu perusahaan mencapai
tujuan organisasi dengan lebih efektif dan meningkatkan kinerja keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai