PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD
NIM : 858741925
SEMESTER / KELAS : 3/A
JAWABAN :
1. Upaya – upaya yang dilakukan oleh guru dalam peran pendidikan di SD agar
pengembangan kecerdasan dan kepribadian anak optimal demi masa depan yang
gemilang adalah:
Memberikan bimbingan sistematis dan sistemik guna membangun pengetahuannya.
Merencanakan pembelajaran sedemikian rupa disesuaikan dengan perkembangan
kemampuan berfikir siswa.
3. a. Berdasarkan kasus tersebut, teori yang telah diterapkan oleh Bu Intan yaitu teori
humanistik.
b. Teori yang telah diterapkan oleh guru tersebut adalah teori humanistik. Alasannya
pada pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam ilustrasi, menunjukkan guru
sudah menggunakan strategi bermain peran yang memiliki karakteristik sama dengan
teori humanistik yaitu menggunakan permainan, improvisasi, dan bermain peran
sebagai wahana simulasi prilaku yang dapat dikaji dan diubah Selain itu, guru juga
telah memberikan kesempatan siswa untuk merancang naskah drama dan
menampilkan drama sesuai dengan rancangan mereka sendiri, hal ini menunjukkan
pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan teori belajar humanistik dimana
guru hanya menjadi pemberi kemudahan belajar dan kelas menjadi laboratorium
belajar peserta didik.
4. a. Tindakan yang dilakukan Bu Nenin tidak tepat. Karena sesuai dengan landasan
sosiologis – antropologis, sistem pendidikan nasional kita menganut prinsip
diversifikasi dalam pengembangan kurikulumnya, sebagai perwujudan kelenturan
atau fleksibilitas dan adaptabilitas sistem pendidikan terhadap kondisi sosiologis
dan antropologis Indonesia. Contohnya Kurikulum Merdeka (kurmer), masing –
masing sekolah dasar di berbagai tempat di seluruh tanah air dapat
mengakomodasikan keunikan lingkungannya (perkotaan, perdesaan pertanian,
pedesaan pantai dan sebagainya) dengan tetap merujuk pada standar nasional
pendidikan. Jadi, Bu Nenin tidak tepat jika meminta rancangan kurikulum milik Bu
Susilowati.
5. Perilaku pendiam dan ketidakpercayaan diri yang ditunjukkan oleh Rahmat dapat memiliki
berbagai penyebab dari segi perkembangan emosi dan sosial. Beberapa faktor yang
mungkin mempengaruhi perilaku Rahmat adalah:
Rendahnya Percaya Diri: Rahmat mungkin memiliki rendahnya tingkat percaya diri.
Rasa takut salah dan takut dimarahi bisa menjadi tanda bahwa dia tidak percaya diri
dengan kemampuan dan pengetahuannya. Ini bisa saja berasal dari pengalaman
negatif di masa lalu atau tekanan dari lingkungan.
Ketidaknyamanan Sosial: Beberapa anak merasa tidak nyaman dalam situasi sosial
dan lebih memilih untuk menyendiri. Mereka mungkin merasa sulit untuk berinteraksi
dengan orang lain, terutama jika mereka merasa diawasi atau dinilai. Kondisi ini dapat
menghambat perkembangan sosialnya.
Pengalaman Negatif: Rahmat mungkin memiliki pengalaman negatif dalam interaksi
sosial sebelumnya yang membuatnya takut untuk berbicara. Pengalaman tersebut bisa
berupa penolakan, pelecehan verbal, atau intimidasi, yang menyebabkan Rahmat
menjadi sangat hati-hati dalam berinteraksi dengan orang lain.
Kurangnya Dukungan Sosial: Kurangnya dukungan dari teman sebaya atau keluarga
dapat membuat anak merasa terisolasi dan kurang percaya diri. Jika Rahmat tidak
mendapat dukungan atau dorongan positif dari orang di sekitarnya, dia mungkin
merasa sulit untuk mengatasi ketidaknyamanan dan kecemasannya.
Perkembangan Emosional yang Tertunda: Beberapa anak mengalami perkembangan
emosional yang tertunda, di mana mereka mungkin belum mengembangkan
keterampilan untuk mengatasi emosi dan kecemasan dengan cara yang sehat. Ini dapat
membuat mereka cenderung menarik diri dari situasi sosial yang menantang.