Anda di halaman 1dari 10

Kajian Hadis Walimatu ‘Ursy Dalam Pandangan Sosial Masyarakat

Lina Rukoyah
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Linarukoyah23@gmail.com

Abstract
In a marriage, of course, is a moment of happiness in a couple because he will establish love
and affection throughout his life in Islam called Walimatu 'Urs, this research aims to prove
and assess people's understanding of Walimatu 'Urs. This research method uses qualitative by
applying descriptive-analytical method. The results of this research include a study of hadith
studies on the erroneous views of society in Walimatu 'Urs so that it has a negative impact.
Keyword: Hadits, Public, Walimatu ‘Urs

Abstrak
Dalam sebuah pernikahan tentunya adalah sebuah moment kebahagiaan dalam sebuah
pasangan karena ia akan menjalin cinta dan kasih di sepanjang hidupnya dalam islam
dinamakan Walimatu ‘Urs, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dan menilai
pemahaman masyarakat terhadap Walimatu ‘Urs. Metode penelitian ini menggunakan
kualitatif dengan menerapkan metode deskriptif-analitis. Hasil penelitian ini meliputi kajian
kajian hadis terhadap pandangan masyarakat yang keliru dalam Walimatu ‘Urs sehingga
berdampak negatif.
Kata Kunci: Hadis, Masyarakat, Walimatu ‘Urs

Pendahuluan
Bentuk rasa syukur manusia terhadap allah SWT. Atas apa yang allah berikan sehingga
nikmat dan kebahagiaan yang tak terhingga, kasiah sayang dan pemurah nya allah SWT.
Dalam memberikan yang terbaik untuk makhluknya sehingga terciptanya suatu adat istiadat
berdasarkan al qur’an dan hadist maupun adat istiadat turun temurun
Sebagai makhluk yang hina sepantasnya ada pujian untuk Allah SWT. Atas rasa syukur yang
telah allah berikan dengan berlandasan meningkatan keimanan bukan semata lisan semata
namun diiringi oleh hati yang suci dan pikiran yang jernih dalam meningkatkan ketaqwaan
dan keimanan kepada allah.
Dalam kehidupan di dunia ini manusia akan selalu dengan apa yang dibutuhkan dan
membutuhkan atau tidak bisa hidup dalam kesendirian entah itu membutuhkan teman atau
pasangan dalam hidupnya. Bahkan allah menciptakan manusia dengan psangannya tersendiri.
Dalam agama islam sebuah pernikahan sangat diperhatikan sangat rinci terhadap soal
pernikahan dari mulai memilih pasangan hidup, khitbah, akad nikah termasuk diantaranya
yang berkenaan dengan walimatu’ursy tentunya dengan ketentuan ketentuan berupa tradisi
adat istiadat yang berdasarkan ajaran slam maupun hanya kepercayaan turun temurun /nenek
moyang.
Sebuah tradisi dalam yang melekat dalam jiwa setiap manusia memandang segala hal yang
berbau kemewahan akan meninggikan derajatnya. Sebuah pernikahan yang didambakan dua
insan yang mengharapkan kebahagiaan didunia dan sebagai pelengkap hidupnya, hingga
banyak kemuliaan didalamnya menjadi suatu keinginan dan tujuan untuk menikah bahkan
menjadi penyempurna keimanan.
Menikah bukan hanya kesiapan bathin saja namun kesiapan bagaimana bertanggung jawab
sebagai istri dan bertanggung jawab sebagai suami, selain itu kesiapan secara mental juga
sangat berperan penting karena pada dasarnya menikah ialah menjalin ketersambungan hidup
Bersama tanpa adanya ego yang tinggi.
Salah satu hal yang menjadi problematika dalam sebuah pernikahan adalah lengah dalam
menunaikan hak istri, lengah terhadap akhlaknya. Rasulullah SAW bersabda:
"Cukuplah seorang itu berdosa ketika menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya."
(HR. Muslim)
Hak untuk para istri juga disebutkan dalam Al-Quran surat Al Baqarah ayat 228,
..." ‫"َو َلُهَّن ِم ْثُل اَّلِذ ْي َع َلْيِهَّن ِباْلَم ْع ُرْو ِۖف‬
Artinya: "..dan mereka (para perempuan) mempunyai hak seimbang dengan kewajibannya
menurut cara yang patut.."1
Tanggung jawab suami kepad aistri ialah memberi nafkah beserta menggaulinya dengan
baik dalam artian secara lemah lembut firman Allah Qur’an surat An Nisa ayat 19,

..." ‫" َو َعاِش ُرْو ُهَّن ِباْلَم ْع ُرْو ِف‬

Artinya: "Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut."

Baik dalam ayat tersebut maksudnya adalah tempat tinggal dan nafkah. Selain itu, baik yang
dimaksud adalah kebaikan yang layak menurut syariat baik dari perlakuan sikap terhadap
mereka.

Dijelaskan juga dalam hadits bahwa Rasulullah bersabda:

"Hak-hak istri atas suami adalah mendapatkan makan ketika suami makan, mendapat
pakaian ketika suami berpakaian, tidak dipukul bagian wajah, tidak diolok-olok, dan tidak
dipisah (al-hajr) kecuali pisah ranjang." (HR. At-Thabrani dan Al Hakim).
Selain itu suami juga wajib menjaga istri dari perbuatan dosa. kewajiban suami juga adalah
menjaga dan membimbing istri agar terhindar dari perbuatan dosa. Allah berfirman dalam
surah At Tahrim ayat 6:
‫ٰۤل‬
‫ٰٓي َاُّيَه ا اَّلِذْي َن ٰا َم ُنْو ا ُقْٓو ا َاْنُفَس ُك ْم َو َاْه ِلْي ُك ْم َن اًر ا َّو ُقْو ُد َه ا الَّن اُس َو اْلِحَج اَر ُة َع َلْي َه ا َم ِٕىَك ٌة ِغ اَل ٌظ ِش َد اٌد اَّل َي ْع ُصْو َن َهّٰللا َم ٓا َاَمَر ُه ْم َو َي ْف َع ُلْو َن َم ا‬
‫ُيْؤ َم ُرْو َن‬

1
artikel detikhikmah, "3 Macam Kewajiban Suami pada Istri yang disebut dalam Al-Quran dan Hadits"
selengkapnya https://www.detik.com/hikmah/muslimah/d-6399084/3-macam-kewajiban-suami-pada-istri-
yang-disebut-dalam-al-quran-dan-hadits.
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

Kewajiban ini juga dijelaskan dalam hadits bahwa:

"Ketahuilah, sesungguhnya kalian memiliki hak atas istri-istri kalian, dan para istri juga
memiliki hak atas kalian, hak kalian adalah tidak membiarkan para istri mempersilahkan
kasur kalian untuk orang-orang yang kalian benci dan tidak memberikan izin masuk rumah
kepada orang-orang yang kalian benci. Ketahuilah hak-hak istri adalah hendaknya kalian
memberikan kebaikan kepada mereka perihal pakaian dan makanan." (HR. At-Tirmidzi dan
Ibnu Majah)

Menikah bukan hanya Menjalankan kebudayaan nenek moyang semata namun berupa jejak
rosul yang seharusnya kita laksanakan dengan keimanan dan kematangan. Pernikahan
tentunya dibarengi dengan walimatu ‘urs sehingga menjadi asumsi masyarakat walimatu ‘urs
adalah sebuah moment penting dalam pengabadian suatu pernikahan, bahkan banyak
dikalangan masyarakat yang memandang tingginya derajat seseorang berdasarkan
diadakannya walima ‘urs tersebut. Namun tidak sedikit juga yang tidak melaksanakannya
karena banyak faktor yang tidak mendukung dalam melaksanakan walimatu’urs seperti hanya
melaksanakan akad saja dll.
Di era modern ini serba mengikuti pergaulan dan gaya hidup orang barat sehingga tidak
berdasarkan ajaran islam dari cara meminang, hingga walimatu’ursy meniru karena rasa
gengsi yang tinggi hingga pada akhirnya ingin terlihat bagus rapih meniru gaya gaya barat
yang Sebagian berpandangan aesthetic. yang akan terjadi memilih untuk menunda pernikah
dikarenakan faktor ekonomi yang tidak sesuai keinginan bahkan lebih kejam nya lebih
memilih merusak perempuan dengan adanya free sex untuk mengurangi beban dalam soal
keuangan dalam belangsung nya pernikahan seadanya tanpa persiapan karena menjaga dan
menutupi aib harga dan martabat dalam suatu keluarga.
Pada dasarnya pernikahan ini suci dengan pelaksanaan yang begitu indah diiringi dengan
ajaran islam namun pada kenyataannya banyak yang mengambil jalan pintas agar berlangsung
seadanya sehingga dilakukannya hal hal yang tak layak dilakukan dalam hubungan sebelum
menikah seperti hamil diluar nikah yang marak terjadi dikalangan remaja masa modern ini.
Perlunya bimbingan dan pengawasan orangtua dalam bergaul agar tidak terjadi hal ini.
Orangtua sangat berperan penting terhadap anaknya agar tidak terjerumus pada hal hal yang
tidak diinginkan atau mengarah pada free sex, kekerasan, dll.
Fakta fakta Dalam pandangan islam tidak ada aturan untuk memberatkan berlangsung nya
walimatu’ursy bahkan itu hanya menjadi adat istiadat masyarakat setempat dalam soal
kemewahan berbeda dengan walimatu’urs yang agama islam ajarkan dalam hadis hadis
hendaknya dilaksanakan sederhana tidak terpaksa sehingga tidak ada beban dalam pihak
keluarga masing masing, islam tidak mengajarkan untuk hidup bermewah mewah dan tidak
ada beban dalam sebuah kehidupan dalam hadis yang diriwayatkan oleh anas bin malik
Rasullullah SAW. Melaksanakan walimatu’urs hanya dengan kambing demikian halnya pesta
pernikahan yang sederhana jauh lebih mulia.
Walimah ‘urs sangat dianjurkan bahkan ada yang mewajibkan, sebab Ketika Ali R.A.
melamar Fatimah R.A, Rasulullah SAW bersabda bahwa: “(Peresmian)” pengantin hendaknya
mengadakan walimah.“Bahwasannya urus (perkawinan) meskipun kecil (sederhana)
Hendaknya diwalimahi”.(H.R Ahmad bin Hambal)
Rasulullah pernah mengadakan walimah ‘urs beliau mengundang kaum Muslimin untuk
menghadiri walimah yang beliau adakan. Disini tidak ada roti Ataupun daging. Beliau hanya
menyuguhkan kurma, tepung, dan samin.“Telah menceritakan kepada kami Musaddad Telah
menceritakan Kepada kami Abdul Warits dari Syu’aib dari Anas bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam membebaskan Shafiyya lalu beliau Menikahinya, dan beliau
menjadikan pembebasannya itu sebagai Maharnya. Kemudian beliau mengadakan walimah
dengan Hais (sejenis makanan dengan bahan kurma, tepung dan samin). (HR. Bukhori)
Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sayu Imang Baroroh, telah di temukan sebuah
pandangan umum terkait dengan praktek walimah al-urs kader PKS Kota Malang, yaitu rata-
rata kader melaksanakan praktek walimah al-urs secara sederhana. Menariknya, perilaku
mereka hingga pada masalah pernikahan sekalipun tidak terlepas dari nilai-nilai pemahaman
Islam yang mereka pahami agar dapat diimplementasikan pada tataran praktis, hingga sampai
pada masalah pernikahan. Adapun konsep yang dihubungkan dengan praktik walimah ini
adalah dengan melihat Hadits-Hadits Nabi SAW. tentang pelaksanaan walimah dalam Islam.
Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada sisi persamaan yaitu penggunaan
konsep ‘urf pada tradisi walimah perkawinan di masyarakat, sedangkan sisi perbedaannya
terletak pada proses walimah perkawinan ditempat tersebut.2
Penetian terdahulu yan dilakukan oleh Eva zahrotul wahdah, dengan judul tradisi perkawinan
adu tumper dikalangan masyarakat, mengemukakan bahwa tradisi tersebut mengandung
kemudharatan dan kemubadziran. Dalam tradisi tersebut terdapat suatu kepercayaan dan
keyakinan yang menimbulakan kesyirikan sehingga bertentangan dengan ketauhidan dalam
ajaran islam.
Penelitian terdahulu juga dilakukan oleh suharti dengan judul tradisi kaboro coi pada
perkawinan masyarakat bima persfektif ‘urf dikecamatan monta kabupaten bima,
mengemukakan bahwa bahwa terlarang jarena ada unsur kebiasaan dan pertentangan dalam
ajaran islam.
Penelitian saya berbeda dengan penelitian terdahulu karena Pada penelitian ini meneliti sikap
yang berada di masyarakat dalam memahami walimatu’urs terhadap tradisi tradisi di kalangan
masyarakat pada umumnya yang terdapat penyimpangan dalam pemahaman terkait
walimatu’ursy. Penelitian ini juga membuktikan dengan menggunakan hadis hadis
Pandangan masyarakat terhadap Walimatu ‘Ursy pada akhirnya terdapat rumusan
permasalahan bagaimana penyelenggaraan walimatu’Ursy persfektif hadis dan bagaimana
pandangan para ulama terhadap Walimatu ‘Ursy karena sangat berdampak tidak baik bagi
masyarakat lainnya sehinggu perlu dasar yang kuat dalam menilai pandangan pandangan
masyarakat terhadap Walimatu ‘Ursy
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kesalah fahaman terhadap walimatu’urs
dikalangan masyarakat setempat yang memilih jalan kemewahan dengan beranggapan
tingginya derajat seorang perempuan berdasarkan bagaimana seorang laki laki
menyangjungnya dengan kemewahan dalam pernikahannya (walimatu’ursy) dan beranggapan
tingginya seorang laki berdasarkan harta harta yang dimiliki di keluarga perempuannya
dengan kesetaraannya..

2
Sayu Imang Baroroh, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Resepsi Pernikahan (Walimah Al-Urs ) Kader Partai Keadilan
Sejahtera (Studi Pada Kader PKS Kota Malang), Skripsi\(Malang: Fakultas Syari’ah UIN, 2007).
Adapun manfaat penelitian ini dapat menambahkan, memperdalam serta memperluas
keilmuan dalam walimatu ‘ursy persfektif hadis atau ajaran islam, dapat memilah tradisi
tradisi keilmuan dalam walimatu’ursy berdasarkan persfektif hadis atau ajaran islam, dapat
memberikan pemahaman masyarakat muslim mengenai walimatu’ursy, dapat digunakan
sebagai bahan referensi dalam menyikapi perilaku penyimpangan dari agama yang tidak
berdasarkan hadis hadis rasul (ajaran islam) mengenai walimatu’urs.
terkait walimatu’ursy. Penelitian ini juga membuktikan dengan menggunakan hadis hadis
sebagai penguat bahwa pemahaman tersebut bertentangan dengan moral moral yang
berdasarkan ajaran islam.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menerapkan metode deskriptif-
analitis. Jenis data penelitian ini merupakan data kualitatif yang bukan angka. Sumber data
penelitian ini meliputi sumber primer yang didapat dari artikel artikel mengenai Walimatu
‘Ursy dalam pandangan islam. Sedangkan sumber data sekunder merupakan literatur yang
terkait dengan topik penelitian ini yang bersumber dari artikel jurnal, buku, dan lain-lain.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka (library research).
Hasil dan Pembahasan
Pengertian walimatu’ursy
Walimatu’urs merupakan dua kosa kata dalam Bahasa arab yaitu walimah dan ‘ursy, secara
etimologi walimah ialah pesta dan ‘ursy ialah perkawinan atau makanan pesta 3. Secara
terminologi ialah acara setelah akad pernikahan berupa makan makan atau hidangan hidangan
untuk merayakan sebuah kebahagiaan yaitu pernikahan.
Menurut Sayyid Sabiq, walimah diambil dari kata al-walmu dan mempunyai makna makanan
yang dikhususkan dalam sebuah pesta pernikahan. Dalam kamus hukum, walimah adalah
makanan pesta perkawinan atau tiap-tiap makanan yang dibuat untuk undangan atau lainnya
undangan4
Dalam sebuah pernikahan tentunya adalah sebuah moment kebahagiaan dalam sebuah
pasangan karna ia akan menjalin cinta dan kasih di sepanjang hidupnya, tanpa disadari
terdapat banyak pahala dan kebaikan didalamnya. Dalam menyelenggarakan pernikahan
terdapat tradisi tradisi adat \istiadat di dalam suatu daerah yang telah tersusun seperti khitbah,
akad, walimatu’urs dan kunjungan antar keluarga.
Salahsatu dari susunan acara pernikahan ialah walimatu’ursy yang dilaksanakan dengan
hidangan hidangan untuk para pengunjung atau undangan (tamu tamu), atau kerabatnya. Hal
ini bertujuan agar berbagi kebahagiaan yang dirasakan pada keluarga pengantin atau kedua
belah pihak pengantin dalam hal ini munculah permasalahan dalam perekonomian kedua
belah pihak pengantin sehingga menimbulkan pandangan pandangan masyarakat yang keliru.
Selain itu, Diselenggarakannya walimatu’ursy juga bertujuan untuk memberi tahukan akan
adanya pernikahan atau ikatan yanga halal diantara keduanya sehingga terhindar dari fitnah
masyarakat sekitar, selain itu juga tujuan daripada walimatu’urs ialah sebagai tanda syukur
kepada allah akan pertemuan jodohnya dan sebagai tanda diraihnya sebuah kebahagiaan
Bersama pasangannya. Bukan hanya itu diadaknnya walimatu’ursy untuk memperluas tali
persaudaraan seiman dan seagama islam karena dipenuhi dengan kerabat atau masyarakat
kedua belah pihak keluarga pengantin perempuan dan laki laki .

3
Syaikh Hafizh Ali Syuaisyi’, Kado Pernikahan (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007), h. 91
4
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah , terj. Muhammad Thalib, Juz. VII, cet. ke-2, (Bandung:
PT Al-Ma‟arif, 1982), 148
Mengutip buku Udah Sabar Aja oleh Febrina Arisha, pada zaman Rasulullah SAW walimatul
ursy dilaksanakan untuk mensyukuri nikmat Allah SWT. Mereka mengadakan tasyakuran
dengan menghidangkan makanan untuk menjamu tamu undangan dan menshadaqahkan
makanan tersebut kepada fakir miskin.
Tradisi ini sudah ada di kalangan masyarakat Arab sebelum kedatangan Islam. Meskipun
demikian, Rasulullah tidak melarangnya dan menganjurkan para sahabat untuk
menghadirinya.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, ia berkata, ''Aku melihat Rasulullah SAW mengadakan
walimah untuk Zainab, yang tidak pernah diadakan untuk istri-istri beliau lainnya, dan beliau
menyembelih seekor kambing.''
Fakta fakta Dalam pandangan islam tidak ada aturan untuk memberatkan berlangsung nya
walimatu’urs bahkan itu hanya menjadi adat istiadat masyarakat setempat dalam soal
kemewahan berbeda dengan walimatu’ursy yang agama islam ajarkan dalam hadis hadis
hendaknya dilaksanakan sederhana tidak terpaksa sehingga tidak ada beban dalam pihak
keluarga masing masing, islam tidak mengajarkan untuk hidup bermewah mewah dan tidak
ada beban dalam sebuah kehidupan dalam hadis yang diriwayatkan oleh anas bin malik
Rasullullah SAW. Melaksanakan walimatu’ursy hanya dengan kambing demikian halnya
pesta pernikahan yang sederhana jauh lebih mulia.
Rasulullah pernah mengadakan walimah ‘ursy beliau mengundang kaum Muslimin untuk
menghadiri walimah yang beliau adakan. Disini tidak ada roti Ataupun daging. Beliau hanya
menyuguhkan kurma, tepung, dan samin.“Telah menceritakan kepada kami Musaddad Telah
menceritakan Kepada kami Abdul Warits dari Syu’aib dari Anas bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam membebaskan Shafiyya lalu beliau Menikahinya, dan beliau
menjadikan pembebasannya itu sebagai Maharnya. Kemudian beliau mengadakan walimah
dengan Hais (sejenis makanan dengan bahan kurma, tepung dan samin). (HR. Bukhori)
Walimah ‘urs sangat dianjurkan bahkan ada yang mewajibkan, sebab Ketika Ali R.A.
melamar Fatimah R.A, Rasulullah SAW bersabda bahwa: “(Peresmian)” pengantin hendaknya
mengadakan walimah.“Bahwasannya urus (perkawinan) meskipun kecil (sederhana)
Hendaknya diwalimahi”.(H.R Ahmad bin Hambal)
Walimatu’ursy diselenggarakan pada waktu setelah akad pernikahan dan teriakan sah yang
dikumandangan, kebanyakan orang yang mengadakan walimatu’ursy dilakasanakan langsung
setelah akad adapun yang menunggu hari selanjutnya dan adapula yang mempersiapkan nya
dengan matang dalam soal materi dan kesiapan acara yang telah disusun
Kesederhanaan tanpa adanya paksaan dari kedua belah pihak pengantin dianjurkan rosulullah
karena tidak ada unsur berlebihan bahkan banyak hadis hadis yamg menyatakan tersebut,
pandangan pandangan masyarakat terhadap Walimatu ‘Urs sangat keliru karena akan
berdampak pada masyarakat lainnya seperti tidak ingin menikah, menunda pernikahan karena
banyak syarat tertentu dari salah satu pihak pasangan. Bukan hanya itu pandangan tersebut
juga berdampat timbulnya keangkuhan dalam dirinya.Hal ini tidak sejalan dengan ajaran
rosulullah bahkan melebih lebihkan. Allah berfirman dalam Qur’an Surah Al Maidah ayat 77 :

‫َٰٓي‬
‫ُقْل َأْهَل ٱْلِكَٰت ِب اَل َتْغ ُلو۟ا ِفى ِد يِنُك ْم َغْيَر ٱْلَح ِّق َو اَل َتَّتِبُع ٓو ۟ا َأْهَو ٓاَء َقْو ٍم َقْد َض ُّلو۟ا ِم ن َقْبُل َو َأَض ُّلو۟ا َك ِثيًرا َو َض ُّلو۟ا َعن َس َو ٓاِء ٱلَّسِبيِل‬
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan
cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang
yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan
kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.
Mengutip buku Taaruf Khitbah Nikah oleh Agus Ariwibowo5, walimatul ursy hendaknya
dilaksanakan sesuai syariat Islam. Setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan umat
Muslim sebelum mengadakan walimatul ursy, di antaranya:
1. Tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan hadis
2. Tidak berlebihan
3. Tidak membedakan tamu tamu yang hadir
Walimatu ‘Ursy menjadi ketentuan tingginya derajat seseorang seperti berdasarkan banyaknya
mahar yang diberikan oleh pengantin laki laki dan berapa yang pengantin laki laki bawa
seklama pernikahan berlangsung. Dalam pelaksanaan Walimatu ‘Urs ini dianjurkan bahksan
ada yang berpendapat wajib hal ini bertujuan sangat baik salahsatunya ialah terhindar dari
fitnah, yang menjadi kelirunya ialah pandangan pandangan masyarakat terhadap materinya.
Jika hal itu terjadi dan membudi daya maka akan terjadinya free sex, penundaan pernikahan,
hingga penghambatan calon calon remaja/ generasi bangsa maupun agama.
Hadis Hadis walimatu’ursy 6
1. HR. Attirmidzi no 1094 dan An Nasa’I no 3372

Kualitas hadis ialah shahih karena dishahihkan oleh albani

dari Anas bin Malik radhiallahyu’anhu, ia berkata:

‫ إِّني تزَّو جُت امرأًة‬: ‫ فقاَل‬.‫ ما هذا ؟‬: ‫أَّن رسوَل ِهَّللا صلى هللا عليه وسلم رأى على عبِد الَّر حمِن بِن عوٍف أثَر صفرٍة فقاَل‬
‫ باَر َك ُهَّللا َلَك أولم ولو بشاٍة‬: ‫ فقاَل‬. ‫على وزِن نواٍة من َذ هٍب‬

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam melihat pada pakaian Abdurrahman bin Auf ada
bekas minyak wangi. Nabi bertanya: ada apa ini Abdurrahman? Abdurrahman menjawab:
saya baru menikahi seorang wanita dengan mahar berupa emas seberat biji kurma. Nabi
bersabda: baarakallahu laka (semoga Allah memberkahimu), kalau begitu adakanlah
walimah walaupun dengan seekor kambing.
2. HR, Bukhari no 5169

‫َح َّد َثَنا ُس َلْيَم اُن ْبُن َح ْر ٍب َح َّد َثَنا َح َّم اٌد َعْن َثاِبٍت َعْن َأَنٍس َقاَل َم ا َأْو َلَم الَّنِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َع َلى َش ْي ٍء ِم ْن ِنَس اِئِه َم ا‬
‫َأْو َلَم َع َلى َز ْيَنَب َأْو َلَم ِبَشاٍة‬

Hammad dari Tsabit dari Anas ia berkata, Nabi ‫ ﷺ‬tidak pernah mengadakan walimah
Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb, telah menceritakan kepada kami

terhadap seorang pun dari istri-istrinya sebagaimana walimah yang beliau adakan atas
pernikahannya dengan Zainab. Saat itu, beliau mengadakan walimah dengan seekor kambin.
Kualitas hadis ialah shahih menurut para ijma’ ulama karena sanad jalur pertama dari
kalanagan sahabat dan di keseluruh sanadnya terkenal ke tsiqahannya
3. HR. Bukhari no 5173

5
Kitab taaruf khitbah nikah, arif ariwibowo
6
Kitab fathul baari, alhafiz ibnu hajar aal asqalani
‫َح َّد َثَنا ُم َح َّم ُد ْبُن ُيوُسَف َح َّد َثَنا ُس ْفَياُن َعْن َم ْنُص وِر ْبِن َص ِفَّيَة َعْن ُأِّم ِه َص ِفَّيَة ِبْنِت َش ْيَبَة َقاَلْت َأْو َلَم الَّنِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬
‫َع َلى َبْع ِض ِنَس اِئِه ِبُم َّدْيِن ِم ْن َش ِع يٍر‬

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf, telah menceritakan kepada kami

Rasulullah ‫ ﷺ‬mengadakan walimah terhadap sebagian dari istri-istrinya, yakni dengan dua
Sufyan dari Manshur bin Shafiyyah dari Ibunya Shafiyyah binti Syaibah ia berkata,

Mud gandum.
Kualitas hadis ialah shahih menurut para ijma’ ulama karena sanad jalur pertama dari
kalangan sahabat dan di keseluruh sanadnya terkenal ke tsiqahannya7
Dari berbagai hadis yang berkaitan dengan walimatu’urs tidak ada pertentangan dalam segi
matan dan sanad hadis hadis shohih karena dengan fakta sejarahnya Rasulullah menikah dan
mengadakan walimatu’urs. Pemahaman dalam memaknai hadis hadis walimatu’urs
bahwasannya terdapat hikmah dan tujuan dalam melaksankan walimatu’urs. Tujuannya agar
bukti kepada masyarakat disekitar agar tidak menjadi fitnah 8. Berbeda dengan pemahaman
masyarakat di era modern ini lebih berfokus pada bagaimana dan semewah apa walimatu’urs
bahkan menilai tinggi dan rendahnya derajat seseorang diselenggarakannnya walimatu’urs
sehingga menjadi sebuah penyimpangan dalam memahami walimatu’urs.
Hukum dan pandangan 4 imam madzhab terhadap walimatu’ursy9
1. Walimatu’ursy Sunnah
Pendapat ini dikemukakan oleh imam Hanafi, imam maliki, imam hambali dan salahsatu
pendapat imam syafii berdasarkan dengan hadis dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, ia
berkata:
‫ إِّني تزَّو جُت امرأًة‬: ‫ فقاَل‬.‫ ما هذا ؟‬: ‫أَّن رسوَل ِهَّللا صلى هللا عليه وسلم رأى على عبِد الَّر حمِن بِن عوٍف أثَر صفرٍة فقاَل‬
‫ باَر َك ُهَّللا َلَك أولم ولو بشاٍة‬: ‫ فقاَل‬. ‫على وزِن نواٍة من َذ هٍب‬

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam melihat pada pakaian Abdurrahman bin Auf ada
bekas minyak wangi. Nabi bertanya: ada apa ini Abdurrahman? Abdurrahman menjawab:
saya baru menikahi seorang wanita dengan mahar berupa emas seberat biji kurma. Nabi
bersabda: baarakallahu laka (semoga Allah memberkahimu), kalau begitu adakanlah
walimah walaupun dengan seekor kambing.
2. Walimatu’ursy wajib

Pendapatnya ini merupakan pendapat lain dari imam syafi’i.


Dalil hadis anas bin malik "Adakan walimah meski dengan seekor kambing" menujukkan
makna wajib bukan Sunnah, juga dalam hadis lain ‫ ا َأكح اُنبي قط إال أونى في ضيق أ‬:dikatakan
‫“ سعت‬nabi tidak menikah kecuali mengadakan walimah” (Al-Mardawi, 1419).
Juga secara dalil aqli: ketika menghadiri undaangan walimah itu wajib itu menunjukan bahwa
mengadakan walimah itu senduri wajib, karena wajibnya musabbab menjadi dalil wajibnya
sebab. (Al Mardawi, 1419).
Dalam kedua pendapat ini hukum daripada walimatu’urs ialah lebih kuat sunnah karena lebih
kuat dalilnya sehingga banyak periwayat yang meriwayatkan dengan matan yang sama. maka
dapat disimpulkan bahwa menyelenggarakan walimatul'ursy hukumnya sunnah muakkadah
7
Ensiklopedia hadis [digital hadis].
8
Lialaqunajamali, hikmah walimatu’urs dengan kehormatan perempuan persfektif hadis
9
M.dzikrullah faza, tinjauan fiqih 4 madzhab terhadap acara walimah, vol2 no2 , desember2022
yakni sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rosulullah Saw. Walimah bisa dilakukan kapan
saja. Bisa setelah dilangsungkannya akad nikah dan bisa pula ditunda beberapa waktu sampai
berakhirnya hari-hari pengantin baru.
Hikmah Walimatu’ursy Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Walimatu’ursy
bertujuan untuk meminta do’a kepada para tamu undangan yang hadir maupun tidak hadir
Sarana untuk bersedekah, berbuat kebaikan, dan mempererat tali persaudaraan sesama umat
muslim memperbanyak saudara sesame muslim
KESIMPULAN

Walimatu’ursy adalah sunnah nabi Muhammad SAW. berdasarkan hadis hadis yang berkaitan
dengannya Adapun tujuannya agar menghindari fitnah fitnah masyarakat setempat dan
memohonkan do’a terhadapnya.

Bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Karena mendapatkan suatu kebahagiaan yang telah
allah berikan. Walimatu’urs bukan berarti menandakan bahwa tinggi rendahnya martabat
seseorang/keluaga namun dilihat dari konteks hikmah dan tujuan tujuannya. Bukan kualitas
pada apa saja yang dihidangkan dan kemewahannya dalam menyelenggarakan walimatu’ursy

Terdapat banyak sekumpulan matan hadis yang serupa karena berkenaan dengan sejarah nabi
Muhammad SAW. dan anjuran menyelenggarakannya dengan tidak melebih lebihan dan tidak
menjadikan suatu beban.

DAFTAR PUSTAKA

Syaikh Hafizh Ali Syuaisyi’, Kado Pernikahan (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007), h. 91

Sayu Imang Baroroh, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Resepsi Pernikahan
(Walimah Al-Urs ) Kader Partai Keadilan Sejahtera (Studi Pada Kader PKS Kota Malang),
Skripsi (Malang: Fakultas Syari’ah UIN, 2007).

Syaikh Hafizh Ali Syuaisyi’, Kado Pernikahan (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007), h. 91

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah , terj. Muhammad Thalib, Juz. VII, cet. ke-2, (Bandung: PT Al-
Ma‟arif, 1982), 148.

Fahul baari, inmu hajar al asqalani (pdf)|

Ensiklopedia hadis (digital hadis). Aplikasi

Lia laquna jamali, hikmah walimatu’urs dengan kehormatan perempuan persfektif hadis

M.dzikrullah faza, tinjauan fiqih 4 madzhab terhadap acara walimah, vol2 no2 ,
desember2020

Anda mungkin juga menyukai