Anda di halaman 1dari 29

KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

III. METODE STUDI

3.1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


Tujuan pengumpulan dan analisis data:
1) Menelaah, mengamati, mengukur parameter lingkungan yang
diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari kegiatan
proyek;
2) Menentukan kualitas lingkungan dari berbagai parameter yang
diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari kegiatan
proyek;
3) Menelaah, mengamati dan mengukur komponen rencana
kegiatan yang diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting
dari lingkungan hidup sekitarnya;
4) Memperkirakan perubahan kualitas lingkungan hidup awal akibat
kegiatan proyek.
Secara umum lokasi pengambilan data ditetapkan pada lokasi tapak
proyek, serta beberapa lokasi di sekitar tapak proyek yang diperkirakan akan
terkena sebaran dampak. Dengan cara ini kondisi atau rona lingkungan hidup
awal pada lokasi-lokasi calon penerima dampak dapat terukur/teramati,
sehingga nantinya besaran dampak di wilayah studi dapat diprakirakan.
Komponen lingkungan dan parameter yang harus diamati, diukur dan
dicatat beserta metode pengumpulan dan analisis datanya diuraikan sebagai
berikut.

3.1.1. Komponen Fisik-Kimia


Komponen lingkungan geo-fisik-kimia yang ditelaah dalam studi ini
meliputi:

METODE STUDI III - 1


KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

3.1.1.1. Iklim, Kualitas Udara dan Kebisingan


3.1.1.1.1. Iklim
Komponen lingkungan hidup yang akan ditelaah antara lain: suhu,
kelembaban, curah hujan, arah dan kecepatan angin.

(1) Metode Pengumpulan Data


Pengambilan data iklim dilakukan di Stasiun Klimatologi Kenten
Palembang untuk daerah penelitian dengan periode pencatatan selama 10
tahun terakhir. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa selama 10 tahun
pencatatan data iklim tersebut hasil analisisnya dapat digunakan untuk
mengetahui kondisi iklim daerah penelitian. Parameter-parameter iklim yang
dikumpulkan meliputi :
 Suhu Udara
 Kelembaban
 Arah dan Kecepatan Angin
 Curah Hujan

(2) Metode Analisis Data


a) Suhu dan Kelembaban Udara
Analisis data suhu udara dan kelembaban akan dilakukan dengan
menetapkan suhu rata-rata, suhu maksimum dan minimum, kelembaban
rata-rata dan kelembaban maksimum dan minimum. Sedangkan untuk
menghitung suhu rata-rata dan kelembaban rata-rata udara dilakukan
dengan menghitung suhu dan kelembaban rata-rata secara aritmatik.

b) Arah dan Kecepatan Angin


Data yang diperoleh dari hasil pencatatan dan pengukuran arah dan
kecepatan angin kemudian diolah untuk memprakirakan arah dan
kecepatan angin dominan.

c) Curah hujan
METODE STUDI III - 2
KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

Dengan memperhatikan topografi yang relatif datar.


Penetapan tipe iklim menurut Schmidt dan Ferguson (1951)
menggunakan rasio atau nisbah nilai Q, yaitu perbandingan antara
jumlah rerata bulan kering dengan jumlah rerata bulan basah.
Persamaannya adalah sebagai berikut :

Jumlah rata-rata bulan kering


Q = --------------------------------------------- x 100%
Jumlah rata-rata bulan basah

Penetapan bulan kering dan bulan basah, dicari dengan menghitung


adanya bulan kering dan bulan basah setiap tahunnya, kemudian
dijumlah untuk jumlah tahun pencatatan dan kemudian dirata-ratakan.
Bulan kering terjadi apabila curah hujan < 60 mm/bulan, dan bulan
basah terjadi apabila curah hujan > 100 mm/bulan, sedangkan curah
hujan antara 60 – 100 mm/bulan dikatakan bulan lembab. Tabel 3.1 dan
Gambar 3.1 berikut menyajikan penggolongan tipe iklim menurut
Schmidt dan Ferguson mendasarkan nilai Q.

Tabel 3.1. Penggolongan tipe iklim


No Tipe Iklim Q (dalam %) Keterangan
1 A 0 – 14,3 Sangat basah
2 B 14,3 – 33,3 Basah
3 C 33,3 – 60,0 Agak basah
4 D 60,0 – 100,0 Sedang
9 10 11 12

5 E 100,0 – 167,0 Agak kering


6 F 167,0 – 300,0 Kering
7 G 300,0 – 700,0 Sangat Kering
8 H > 700,0 Amat sangat kering
Sumber: Schmidt dan Ferguson (1951).
Jumlah rata-rata bulan kering
8
7
6
5
4
3
2

H
1

METODE STUDI G
III - 3
KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jumlah rata-rata bulan basah

Gambar 3.1. Grafik penentuan tipe hujan Schmidt dan Ferguson (1951)

3.1.1.2. Kualitas Udara dan Kebisingan


3.1.1.2.1. Metode Pengumpulan Data
Penentuan titik/lokasi sampling didasarkan atas pertimbangan arah dan
kecepatan angin yang dihubungkan dengan tapak rencana kegiatan. Data
kualitas udara dan kebisingan merupakan data primer yang akan
dikumpulkan langsung di lapangan, diambil pada lokasi tapak proyek.
Parameter yang dikumpulkan untuk kualitas udara dan kebisingan meliputi :

(a) Kualitas Udara Ambien


Parameter kualitas udara ambien yang akan diteliti sesuai dengan
Lampiran VII, Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021, tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan; Baku
Mutu Udara Ambien. Parameter yang dianalisis meliputi SO 2 (sulfur
dioksida), CO (karbon monoksida), NO2 (nitrogen dioksida), O3 dan TSP
(debu).

(b) Kebisingan

METODE STUDI III - 4


KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

Kebisingan akan diukur secara langsung dengan menggunakan alat


Sound Level Meter di lokasi yang sama dengan lokasi
pengukuran/pengambilan sampel udara ambien.

3.1.1.2.2. Metode Analisis Data


Analisis kualitas udara akan dilakukan dengan cara menghitung sesuai
Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). Tabel 3.2 menyajikan
parameter-parameter, metode pengumpulan dan analisis data untuk kualitas
udara dan kebisingan.

Tabel 3.2. Parameter, metode pengumpulan dan analisis data


untuk kualitas udara dan kebisingan
Parameter Metoda Uji Peralatan
Debu SNI 16-7058-2004 Hi-Vol
PM10 ASTM D 4096 Hi-Vol
SOx SNI 19-7119.7.2010 Spectrophotometer
Kebisingan KEP.48/MENLH/11/01 Sound Level Meter
NOx SNI 19-7119.2.2010 Spectrophotometer
CO NDIR NDIR Analyzer
H2S SNI 19-7117.7-2005 Spectrophotometer
Hidrokarbon SNI 13-3473-2002 GC
Sumber: Lampiran VII, PP No. 22 tahun 2021, tentang Baku Mutu Ambien

(a) Hidrologi
Lingkup studi komponen lingkungan hidrologi meliputi komponen-komponen
sebagai berikut:
i. Hidrologi/air permukaan
(1) Karakteristik fisik sungai: kedalaman, lebar sungai, debit.
(2) Rata-rata debit harian
(3) Kondisi fisik daerah resapan air permukaan dan air tanah
(4) Kualitas fisik, kimia air
ii. Tingkat penyediaan dan kebutuhan/pemanfaatan air.
Masing-masing komponen dan parameter lingkungan yang
diprakirakan terkena dampak tersebut akan dikumpulkan baik dari lapangan
maupun instansi terkait, dengan rencana lokasi pengambilan contoh
disajikan pada Peta Rencana Lokasi Pengambilan Contoh, yang selanjutnya
akan dianalisis.

METODE STUDI III - 5


KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

(b) Kualitas Air


(1) Kualitas Air Permukaan
Untuk mengetahui kualitas air permukaan (air sungai) pada lokasi
penelitian, maka dilakukan pengukuran terhadap kualitas air permukaan.
Cara pengukuran, perhitungan dan evaluasi kualitas air sungai
berpedoman pada SNI yang telah ditetapkan. Pengambilan sampel air
permukaan dilakukan di Sungai Simpang.

Tabel 3.3. Parameter kualitas air sungai dan metoda analisisnya


Metoda Analisis
Parameter Satuan
/Peralatan
Fisik:
Jumlah zat padat terlarut mg/l SNI 06-6989.3-2004
Temperatur °C SNI 19-7119.2-2005
Kekeruhan Skala SNI M-03-1989-F
NTU
Bau - Tidak berbau
Warna Skala
NTU
Daya Hantar Listrik (DHL) -- SNI 06-6981.1-204
Tabel 3.3. Lanjutan
Metoda Analisis
Parameter Satuan
/Peralatan
Kimia organik:
1. pH unit SNI 06-6989.11-200
2. BOD mg/l SNI 06-2503-1991
3. COD mg/l SNI 06-6989.2.2004
4. DO mg/l SNI 06-6989.14-2004
5. NO3-N (Nitrat) mg/l SNI-06-2480-1991
6. Fenol mg/l SNI 06-6989.21-204
Kimia Anorganik
7. NH3-N mg/l SNI 06-6989.30-2004
8. NO2-N mg/l SNI 19-7119.2-2005
9. Arsen mg/l SNI 6-2913-1992
10. Barium mg/l SNI 06-6989.31-2005
11. Kadmium mg/l SNI 06-6989.16-2004
12. Tembaga mg/l SNI 06-2515-1991
13. Besi (Fe) mg/l SNI 06-6989.4-2004
14. Mangan (Mn) mg/l SNI 06-4822-1998
15. Zing (Zn) mg/l SNI 06-6989.7-2004
16. Timbal ( Pb ) mg/l RSNI 6989.8:2009
17. Sulfat mg/l SNI 06-6989.20-2004

METODE STUDI III - 6


KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

18. Minyak & Lemak mg/l SNI 06-6989.10-204


19. Kesadaan (CaCO3) mg/l
20. Kromium mg/l
21. Raksa total (Hg) mg/l SNI 06-2912-1992
22. Fluorida ( F) mg/l SNI 06-6989 29-2005
23. Klorida ( Cl mg/l SNI 6989.19:2009
24. Kromium (Cr6+) mg/ll SNI 6989.71:2009
25. Selenium ( Se) mg/l SNI 06-2475-1991
26. Sianida ( CN- ) mg/l SNI 6989.76:2011
27. Sulfida ( H2S ) mg/l SNI 19-7117.7-2005
28. Coli mg/l
Sumber: Lampiran VI, Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021, tentang
Penyelenggaraan Perleindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Baku Mutu Air Nssional.

Lokasi pengambilan contoh ditetapkan pada lokasi tapak proyek dan


sekitarnya yang diprakirakan terkena dampak kegiatan proyek.
Penetapan lokasi ini juga mempertimbangkan :
1. Kemiringan topografi daerah aliran sungai dan daerah resapan;
2. Arah aliran sungai.
Di Sungai Simpang contoh air ditetapkan dua titik atas pertimbangan:
 A1 di bagian hulu dari pabrik untuk mengetahui kualitas air
sungai sebelum terkena dampak.
 A2 di di bagian hilir dari pabrik untuk mengetahui kualitas air
sungai sebelum terkena dampak.

(2) Pengukuran Debit Sungai


Pengukuran Langsung di Lapangan
Data debit sesaat diambil dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Lebar sungai di lokasi pengukuran dibagi menjadi beberapa seksi.
2) Debit sungai dihitung dengan mengkalikan kecepatan ailran
dengan luas penampang masing-masing seksi.
3) Debit total air sungai adalah jumlah seluruh debit masing-masing
seksi dalam penampang sungai tersebut, dengan rumus sebagai
berikut :
n
Qw =  Q n
q=1
METODE STUDI III - 7
KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

Catatan: Qw = debit total sungai (m3/detik)


Q = debit masing-masing seksi penampang sungai
(m3/detik)
n = banyaknya seksi pengukuran

(c) Ketata-ruangan
Khusus data tata ruang diambil dari Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Ogan Ilir yang sedang berlaku dan menyelaraskan
peruntukannya sehubungan dengan lokasi kegiatan pabrik kelapa sawit
PT. Golden Oilindo Nusantara.

(d) Komponen Biologi


Komponen biologi yang diamati meliputi :
a. Biota air tawar
b. Vegetasi alami dan budidaya
c. Satwa liar.

(d.1) Biota Air


Pengamatan biota sungai dilakukan di 2 (dua) lokasi perairan di sekitar
rencana tapak proyek sesuai dengan lokasi pengambilan sampel kualitas
air permukaan. Dasar pengambilan sampel adalah media hidup biota
sungai berada di sekitar kegiatan yang diprakirakan dapat berpengaruh
terhadap biota sungai. Biota sungai yang akan ditelaah meliputi plankton,
benthos dan ikan. Adapun parameter yang diukur meliputi kelimpahan
dan indeks keanekaragaman untuk kelompok plankton dan benthos, dan
kekayaan jenis untuk ikan.

(d.2) Plankton
(d.2.1) Metode Pengumpulan Data

METODE STUDI III - 8


KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

Plankton diambil dengan menggunakan plankton net. Jumlah air


yang disampling dan disaring dengan plankton net sebanyak 100 liter
dan dipekatkan dalam botol plankton 10 ml dan diawetkan dengan
larutan formalin 4%, untuk dilakukan pengamatan di laboratorium.
Plankton akan dipisahkan menjadi kelompok fitoplankton dan
zooplankton, untuk diketahui keanekaragaman jenis dan kelimpahannya.
Determinasi plankton menggunakan kunci determinasi yang dibuat oleh
Shirota (1966), Needham (1972), serta Ward and Whipple (1959).
Lokasi pengambilan plankton seletak dengan lokasi pengambilan
contoh air sungai, untuk melihat hubungan kualitas fisik dan kimia air
sungai dikaitkan dengan keanekaragaman plankton.

(d.2.2.) Metode Analisis Data


Data plankton dianalisis untuk mengetahui densitas dan indeks
diversitas. Densitas/kerapatan plankton dihitung dengan rumus Welch
(1984) dan untuk mengetahui jenis keanekaragamannya, dengan indeks
diversitas Shannon dan Weiner (Krebs, 1978). Indeks keanekaragaman
ini digunakan untuk mengetahui kondisi perairan.

Kerapatan Plankton :
( a.1000 ) c
N = -----------------
L

Catatan : N = kerapatan plankton per liter.


a = rerata cacah plankton dari semua hitungan dalam
SRCC (Sedgwick Rafter Counting Cell) dengan
kapasitas 1 mm3.
c = volume air saring (cc).
L = volume air asli yang disaring (liter).

Indeks Keanekaragaman :
H’ = -  pi log pi
Catatan : pi = n/N
METODE STUDI III - 9
KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

n = jumlah individu suatu jenis


N = jumlah individu seluruh jenis.

(d.3) Benthos
(d.3.1) Metode Pengumpulan Data
Benthos yang akan diambil adalah di lokasi pengambilan contoh
air sungai dengan tujuan mencari keselarasan antara kualitas air sungai
secara fisik dan kimiawi dikaitkan dengan kelimpahan benthos.
Pengambilan contoh menggunakan Eikman Grab sesuai prosedur
standar. Benthos yang telah diambil dari badan air, selanjutnya
dipisahkan dari tanah dengan cara menyaringnya agar bebas dari
kotoran dan lumpur atau pasir. Setelah benthos dipisahkan dari tanah,
selanjutnya dimasukkan dalam botol koleksi dan diawetkan dengan
formalin 4% untuk diidentifikasi di laboratorium terakreditasi.

(d.3.2) Metode Analisis Data


Analisis data benthos dilakukan dengan menelaah kelimpahan dan
indeks keanekaragaman menggunakan indeks diversitas Shannon-
Wiener.

(d.4) Nekton
(d.4.1) Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data ikan didasarkan pada pengamatan langsung
terhadap hasil tangkapan pencari ikan atau nelayan dan melakukan
wawancara langsung dengan masyarakat setempat. Selain itu dilengkapi
dengan data dari Dinas Perikanan Kabupaten Ogan Ilir. Pengamatan
nekton ditetapkan terhadap masyarakat responden saat pengisian
kuesioner untuk sosekbud-kesmas.

(d.4.2) Metode Analisis Data


Data jenis-jenis ikan yang diperoleh dianalisis secara deskriptif
dengan menelaah kemungkinan adanya jenis-jenis ikan yang bernilai
ekonomis bagi masyarakat.
METODE STUDI III - 10
KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

(d.5) Vegetasi
(d.5.1) Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data lapangan dilakukan dengan metode kuadrat
yang ditempatkan pada setiap tipe vegetasi, dengan ukuran petak, untuk
tipe vegetasi berupa:
- Hutan/hutan sekunder (didominasi oleh pohon), ukuran petak 10
x 10 meter;
- Belukar (didominasi oleh semak/perdu) dan herba, ukuran petak
5 x 5 meter.

(d.5.2) Metode Analisis Data


Jumlah individu setiap jenis yang terdapat di dalam petak dihitung,
dan kerimbunannya ditaksir dengan menggunakan skala Braun
Blanquet. Harga Nilai Penting menunjukkan status dan fungsi dari suatu
jenis di dalam ekosistemnya.
Pada tanaman budidaya dilakukan pencatatan jenis yang dijumpai
di pekarangan dan di kebun penduduk di sekitar lokasi untuk mengetahui
pemanfaatannya dan fungsinya dalam aspek ekonomi, ekologi dan
estetika. Peta lokasi pengambilan contoh vegetasi disajikan pada
Gambar 3.2, lokasi pengamatan flora dan fauna ditunjukan pada Tabel
3.4, parameter dan metoda analisis vegetasi/flora ditunjukkan pada
Tabel 3.5.

Tabel 3.4. Lokasi pengamatan flora dan fauna


No Tipe Vegetasi Lokasi
1 Vegetasi alami Desa Sungai Rambutan
2 Tanaman budidaya Desa Sungai Rambutan

Tabel 3.5. Parameter dan metoda analisis vegetasi


No Tipe Vegetasi Metoda Analisis
1 Vegetasi alami Nilai penting
2 Tanaman budidaya - Kelimpahan
- Komposisi
jenis

METODE STUDI III - 11


KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

- Nilai
ekonomis

(d.6) Fauna
(d.6.1) Metode Pengumpulan Data
Fauna darat yang diamati terdiri atas kelompok Mammalia, Aves,
Reptilia dan Amphibia. Jenis-jenis yang dicatat berdasarkan hasil
pengamatan langsung, jejak, suara dan tanda-tanda lain (misalnya
kotoran, kulit, dan lain-lain). Selain itu dilakukan pula wawancara
dengan penduduk atau petani di sekitar lokasi pengamatan.

(d.6.2) Metode Analisis Data


Parameter dan metoda analisa fauna ditunjukkan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Parameter dan metoda analisis fauna


No. Parameter Metoda Analisis Lokasi
1 Satwa liar: - Kelimpahan Desa Sungai
- Amphibia - Komposisi jenis Rambutan
- Reptilia - Status
- Aves
- Mammalia

3.1.1.3. Komponen Sosial Ekonomi-Budaya dan Kesehatan Masyarakat


3.1.1.3.1. Jenis Data dan Penentuan Responden
Penelitian AMDAL aspek sosial mengacu pada Keputusan Kepala
BAPEDAL No. 299/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam
Penyusunan AMDAL. Data yang diperlukan komponen sosial ekonomi dan
budaya dalam penelitian meliputi data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari responden melalui wawancara secara terarah/terfokus dengan
menggunakan pedoman wawancara (interview guidance). Responden
ditentukan dengan metode purposive random sampling. Menurut Paton (1990),
purposive sampling umumnya digunakan untuk penelitian kualitatif, dimana
pemilihan responden lebih didasarkan pada kriteria khusus dan tujuan
penelitian yang akan dilakukan serta kurang menekankan pada sifat

METODE STUDI III - 12


KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

representativitas dalam pengambilan sampel. Responden yang diambil meliputi


anggota masyarakat dari berbagai kelompok, seperti tokoh formal dan informal,
para pemuda, wanita dan ibu rumah tangga serta kelompok-kelompok profesi
atau mata pencaharian. Adapun data sekunder diperoleh dari instansi terkait di
tingkat desa, kecamatan dan kabupaten.

3.1.1.3.2. Penentuan Lokasi Sampel


Penentuan lokasi sampel untuk pelaksanaan wawancara dilakukan
dengan menggunakan metode purposive sampling, dengan
mempertimbangkan pada kategori-kategori wilayah yang diprakirakan akan
terkena dampak baik pada aspek fisik, biologi, maupun sosial budaya dari
adanya rencana kegiatan. Selengkapnya rencana pengambilan sampel
komponen sosial disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.7. Lokasi pengambilan sampel komponen sosial


Komponen
Jumlah
Lingkungan/ Lokasi Dasar Penentuan
Sampel
Parameter
1. Demografi Desa Sungai Total 25 Desa-desa di sekitar tapak
(Kependudukan Rambutan responden proyek yang akan terkena
yang meliputi dampak langsung dari kegiatan
Struktur penduduk pembangunan pabrik.
berdasarkan Mata pencaharian penduduk
kelompok umur, umumnya sebagai petani dan
berdasarkan jenis pedagang.
kelamin, Penduduk
berdasarkan mata
pencaharian,
penduduk
berdasarkan
pendidikan,
penduduk
berdasarkan
agama, tingkat
kepadatan
penduduk, dan
pertumbuhan
penduduk)
2. Sosial Ekonomi Desa Sungai Desa-desa di sekitar tapak
 Kesempatan Rambutan proyek yang akan terkena
kerja dampak langsung dari kegiatan
pabrik.
Mata pencaharian penduduk
umumnya sebagai petani dan
METODE STUDI III - 13
KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

pedagang.
 Kesempatan Desa Sungai Umumnya kesempatan usaha
berusaha Rambutan banyak berkembang di lokasi-
lokasi strategis
 Pendapatan Desa Sungai Desa-desa di sekitar tapak
penduduk Rambutan proyek yang akan terkena
dampak langsung dari kegiatan
pabrik.
Mata pencaharian penduduk
umumnya sebagai petani dan
pedagang.
 Perekonomian Desa Sungai Sumber data aktivitas ekonomi
lokal Rambutan tingkat kecamatan dan
kabupaten.
3. Sosial Budaya Desa Sungai Total 25 Desa-desa di sekitar tapak
 Proses sosial Rambutan responden proyek yang akan terkena
(interaksi sosial, dampak langsung dari kegiatan
adat istiadat, pabrik.
pranata/ Mata pencaharian penduduk
kelembagaan umumnya sebagai petani dan
sosial, pedagang.
pendidikan,
agama, warisan
budaya, pelapisan
masyarakat dan
dan
kepemimpinan)
 Sikap dan Desa Sungai Desa-desa di sekitar tapak
persepsi Rambutan proyek yang akan terkena
masyarakat dampak langsung dari kegiatan
pabrik.
Mata pencaharian penduduk
umumnya sebagai petani dan
pedagang.

Parameter, metode pengumpulan dan analisis data demografi, sosial


ekonomi dan budaya adalah sebagai berikut.

3.1.1.3.3. Demografi
Data kependudukan meliputi data primer dan sekunder. Data primer
diperoleh melalui wawancara langsung kepada masyarakat yang diprakirakan
terkena dampak kegiatan. Data sekunder diperoleh melalui data statistik di
kecamatan dan kabupaten yang menjadi lokasi rencana kegiatan. Adapun
parameter kependudukan yang diteliti meliputi:
 Struktur penduduk (kelompok umur menurut jenis kelamin, mata
pencaharian dan tingkat pendidikan) serta kepadatan penduduk.
METODE STUDI III - 14
KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

 Perkembangan penduduk khususnya pertumbuhan penduduk.


 Mobilitas penduduk yang meliputi migrasi keluar/masuk, pola migrasi
dan pola persebaran penduduk.
 Tenaga kerja, meliputi angkatan kerja dan tingkat pengangguran.
Metode analisis data kependudukan yang bersifat kuantitatif dilakukan
dengan analisis statistik, sedangkan yang bersifat kualitatif dilakukan dengan
menggunakan metode deskriptif analisis.
Metode analsis data demografi bersifat kuantitatif dan kualitatif. Analisis
kuantitatif dilakukan menggunakan beberapa rumus:

(1) Rumus Kepadatan Penduduk:

Jumlah penduduk (jiwa)


Kp = ------------------------------------- x 100%
Luas wilayah (km2)

(2) Rumus Pertumbuhan Penduduk:

Pt = Po (l + r)t

Dimana:
Po = jumlah penduduk tahun ke-0/awal perhitungan (jiwa)
Pt = jumlah penduduk tahun ke-t/akhir perhitungan (jiwa)
t = jangka waktu antara Po dan Pt (tahun)
r = rata-rata pertumbuhan penduduk setiap tahun selama t tahun
(%)

(3) Sex Ratio:

Jumlah penduduk laki-laki


Sex ratio = --------------------------------------------- x 100%
Jumlah penduduk perempuan
3.1.1.3.4. Sosial Ekonomi
Pengumpulan data sosial ekonomi dilakukan melalui data sekunder dan
data primer. Data sekunder meliputi data monografi, data statistik pada instansi
terkait di daerah yang diteliti. Data primer diperoleh dengan cara wawancara
secara langsung terhadap masyarakat didaerah sekitar proyek dan pada
METODE STUDI III - 15
KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

kegiatan-kegiatan ekonomi di lapangan. Adapun parameter sosial ekonomi


yang diteliti meliputi:
 Ekonomi rumah tangga terdiri dari: (a) tingkat kepadatan, (b) pilah
nafkah ganda.
 Ekonomi sumberdaya alam yang terdiri dari; (a) pola pemanfaatan
sumberdaya alam, (b) pola penggunaan lahan.
 Perekonomian lokal yang terdiri dari: (a) kesempatan kerja dan
berusaha, (b) jenis dan jumlah aktivitas ekonomi nonformal, (c) pusat-
pusat pertumbuhan ekonomi, (d) Pendapatan Asli daerah (PAD), (e)
aksesibilitas wilayah, (f) fasilitas umum dan fasilitas sosial.
Analisis data sosial ekonomi yang bersifat kuantitatif akan dilakukan
dengan analisis statistik, sedangkan yang bersifat kualitatif akan dilakuka
dengan menggunakan metode deskriptif analisis.
Beberapa rumus yang digunakan dalam analisis data sesial ekonomi
adalah sebagai berikut.

(1) Angka Beban Ketergantungan (Dependency Ratio)

Jumlah penduduk yang tidak produktif (15- + 65+)


= ---------------------------------------------------------------------------- x K
Jumlah penduduk usia produktif (15 – 64)

Dimana :
DR = angka beban tanggungan (%)
P15- = jumlah penduduk usia 0 – 14 tahun
P65+ = jumlah penduduk usia 65 tahun keatas
P15-64 = jumlah penduduk usia 15 – 64 tahun
K = konstanta (100)

(2) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Angkatan kerja
= --------------------------------------- x 100
Penduduk berumur 15 th+

METODE STUDI III - 16


KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

Angkatan kerja adalah penduduk berumur 15 tahun keatas yang


selama seminggu sebelum pencacahan telah bekerja atau punya
pekerjaan, tetapi untuk sementara waktu tidak bekerja dan mereka
yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan.

(3) Pendapatan

I = TR.......................................... (dari sudut penerimaan)

Dimana:
I = pendapatan (income)
TR = penerimaan total (total revenue)
I = C + S + i................................ (dari sudut pengeluaran)

Dimana:
I = penerimaan (income)
C = konsumsi (consumption)
S = tabungan (saving)
i = investasi

(4) Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja

Nilai tambah Produk Domestik Bruto (PDB)


= --------------------------------------------------------------------------
Jumlah penduduk yang menghasilkan nilai tambah

3.1.1.3.5. Sosial Budaya


(1) Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data sosial budaya dilakukan dengan mengumpulkan
data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari hasil-hasil
penelitian sosial budaya yang pernah dilakukan di wilayah yang menjadi
lokasi proyek, serta buku-buku referensi yang menunjang penelitian ini. Data
primer diperoleh melalui penelitan di lapangan yang meliputi observasi dan
wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara (interview
guidance) terhadap responden dan melakukan wawancara secara
mendalam yang terarah/terfokus (indepth interview) terhadap beberapa
METODE STUDI III - 17
KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

informan kunci (key person) seperti tokoh masyarakat. Adapun parameter


sosial budaya yang diteliti adalah:
 Kebudayaan masyarakat setempat yang meliputi: (a) adat istiadat, (b)
nilai dan norma budaya.
 Proses sosial dalam masyarakat yang meliputi: (a) proses asosiatif
(kerjasama), (b) proses disosiatif (konflik sosial), (c) akulturasi, (d)
asimilasi dan integrasi, (e) kohesi sosial.
 Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha atau kegiatan.

(2) Metode Analisis Data


Metode analisis data sosial budaya dilakukan dengan menggunakan
metode deskriptif analisis yang mendasarkan pada pengamatan data yang
ada di lapangan serta data yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan
kepada responden. Selain itu, diperoleh data dari hasil wawancara terarah
yang dilakukan terhadap beberapa informan kunci, serta dengan
menggunakan metode analogi yang mendasarkan pada data referensi hasil
penelitian menganai topik serupa yang pernah dilakukan sebelumnya. Untuk
data yang bersifat kualitatif, analisis data akan disajikan dalam bentuk
deskripsi dan untuk data yang bersifat kuantitatif, data akan disajikan dalam
bentuk tabulasi.
Secara rinci jenis komponen lingkungan sosial yang akan diteliti
beserta metode pengumpulan dan analisis datanya disajikan pada Tabel
3.8.

Tabel 3.8. Parameter, metode pengumpulan dan analisis data demografi,


sosial ekonomi dan sosial budaya
Metode Analisis
Parameter Metode Pangumpulan Data
Data
1. Demografi
 Kependudukan Observasi/pengamatan Kualitatif dan atau
yang meliputi Struktur lapangan, wawancara, Kuantitatif
penduduk berdasarkan pengumpulan data sekunder
kelompok umur,

METODE STUDI III - 18


KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

berdasarkan jenis kelamin,


Penduduk berdasarkan
mata pencaharian,
penduduk berdasarkan
pendidikan.
Penduduk berdasarkan
agama, tingkat kepadatan
penduduk, dan pertumbuhan
penduduk
2. Sosial Ekonomi
 Kesempatan Wawancara, penelusuran Kualitatif dan atau
kerja dan berusaha data dan informasi Kuantitatif

 Kesempatan Wawancara, penelusuran Kualitatif dan atau


berusaha data dan informasi Kuantitatif

Wawancara, penelusuran Kualitatif dan atau


 Pendapatan data sekunder Kuantitatif
penduduk
Penelusuran data dan Kualitatif dan atau
informasi Kuantitatif
 Perekonomian
lokal
3. Sosial Budaya
 Proses sosial Pengumpulan data sekunder Kualitatif
(interaksi sosial, adat
istiadat,
pranata/kelembagaan
sosial, pendidikan, agama,
warisan budaya, pelapisan
masyarakat dan dan
kepemimpinan)

 Sikap dan persepsi


masyarakat Wawancara, penelusuran Kualitatif
data dan informasi

3.1.1.3.6. Komponen Kesehatan Masyarakat


Data komponen kesehatan masyarakat meliputi data primer dan
sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan responden dan
pengamatan lapangan. Jumlah dan kriteria responden ditetapkan sama dengan

METODE STUDI III - 19


KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

komponen sosial ekonomi dan budaya. Sementara itu data sekunder


dikumpulkan dari instansi terkait, seperti Puskesmas dan rumah sakit setempat.
Dengan mengacu pada Keputusan Kepala Bapedal No. KEP-
124/12/1997 tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, metode pengumpulan
dan analisis data adalah sebagai berikut:

(1) Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data akan dilakukan melalui:
 Observasi/pengamatan lapangan.
 Wawancara dengan menggunakan kuesioner.
 Wawancara mendalam (indepth interview) terhadap informan kunci.
 Penelusuran data dan informasi tentang kondisi kesehatan
masyarakat setempat.
 Pengumpulan data sekunder.
Macam data yang dikumpulkan meliputi: pola penyakit, status gizi,
pembiayaan kesehatan, macam pelayanan kesehatan, sarana sanitasi
(jamban, sarana pengolahan air limbah), kondisi sanitasi lingkungan,
macam penyakit menular yang ada, air bersih dan/atau air sumur penduduk,
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat baik preventif maupun
kuratif dan aspek-aspek kependudukan yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat.
Instrumen penelitian (kuesioner) dibuat secara khusus dan
selanjutnya digabung bersama kuesioner sosial-ekonomi dan budaya. Data
kualitatif diambil sendiri oleh peneliti yang bergabung bersama aspek sosial-
budaya.

Tabel 3.9. Lokasi pengambilan sampel komponen kesehatan masyarakat


Jumlah
Parameter Lokasi Dasar Penentuan
Sampel
1. Sanitasi Desa Sungai Mengetahui kondisi sanitasi
lingkungan Rambutan lingkungan secara umum di
25 wilayah studi
2. Tingkat Desa Sungai responden Mengetahui kondisi kesehatan
kesehatan Rambutan masyarakat dan tingkat pelayanan
masyarakat kesehatan secara umum
METODE STUDI III - 20
KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

(2) Metode Analisis Data


Data dianalisis dengan metode analisis dampak kesehatan lingkungan
dan epidemiologi diantaranya melalui: (1) statistik sederhana, (2) deskriptif
evaluatif, dan (3) pedoman resmi (formal) yang sesuai dengan
kepentingannya (misalnya mengenai status gizi balita, tingkat kematian bayi,
sumberdaya kesehatan, dan lain sebagainya).

Tabel 3.10. Parameter, metode pengumpulan dan analisis data kesehatan


masyarakat
Metode Pengumpulan Metode Analisis
Parameter Keterangan
Data Data
1. Sanitasi Observasi/pengamatan Metode analisis Analisis dilakukan
lingkungan lapangan, wawancara, dampak kesehatan secara kualitatif dan
pengumpulan data lingkungan, metode kuantitatif
sekunder epidemiologi
2. Tingkat Observasi/pengamatan Metode analisis Analisis dilakukan
kesehatan lapangan, wawancara, dampak kesehatan secara kualitatif dan
masyarakat penelusuran data dan lingkungan, metode kuantitatif
informasi, pengumpulan epidemiologi
data sekunder

Peta rencana lokasi pengambilan contoh komponen geo-fisik-kimia,


biologi, sosial ekonomi-budaya dan kesehatan masyarakat dapat dilihat
pada Gambar 3.2. Ringkasan pengumpulan dan analisis data dalam studi ini
disajikan melalui Tabel 3.11.

METODE STUDI III - 21


KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

Gambar 3.2. Peta Rencana Lokasi Pengambilan Contoh

Tabel 3.11. Komponen/parameter lingkungan, metode pengumpulan


dan lokasi pengamatan
Komponen Jumlah Lokasi
No Parameter Metode/Sumber Data Alat
Lingkungan Sampel Pengamatan
1 Kualitas SO2 Pararosanilin Spektofotometer 2 titik Dalam areal
Udara NO2 Salzman Spektofotometer rencana
CO NDIR. NDIR Analyzer pabrik 1 titik
Debu (TSP) Gravimetri Dust level sampler dan luar
Sound level meter areal pabrik
Kebisingan Pembacaan langsung Hi-Vol 1 titik

METODE STUDI III - 22


KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

Spectrometer
PM10 GC
H2 S
Hidrokarbon
2 Kualitas air Sifat fisik air Pengukuran langsung di Botol sampel, pH 2 titik Hulu dan hilir
sungai lapangan paper, GPS Sungai
Simpang
Sifat kimia air Pengambilan sampel
langsung dan analisis
laboratorium
3 Biota air Nekton Wawancara langsung Plankton Net, 2 titik Hulu dan hilir
dengan masyarakat, data ember plastik, contoh Sungai
dinas terkait (Dinas botol sampel, Simpang
Perikanan) pengawet
4 Biota darat Vegetasi alami Pengamatan/pengukuran Peta kerja, GPS, 2 titk contoh Prinsip
dan budaya metode kuadrat/jalur tambang berskala, keterwakilan
berpetak pada transek parang, counter ekosistem di
lokasi contoh & tally sheet area sekitar
tapak
kegiatan

Satwa liar Observasi, pengamatan 2 titik Prinsip


burung dengan metode pengamatan keterwakilan
IPA & wawancara ekosistem di
tentang keberadaan area sekitar
satwa liar endemik tapak
dilindungi kegiatan
5 Sosial Kependudukan Kuesioner dengan jumlah Kuesioner Total 25 Desa Sungai
ekonomi (struktur responden proporsional responden Rambutan
dan budaya penduduk, terhadap jumlah
kepadatan penduduk di desa dalam
penduduk, wilayah studi;
mobilitas Data BPS, Kantor
penduduk) Kecamatan - Kantor Desa

Pola Observasi wawancara Kuesioner


kepemilikan terstruktur dengan
lahan; responden (masyarakat,
pendapatan tokoh masyarakat)
masyarakat;
kesempatan
berusaha

Tabel 3.11. Lanjutan


Komponen Jumlah Lokasi
No Parameter Metode/Sumber Data Alat
Lingkungan Sampel Pengamatan
Proses sosial Wawancara terstruktur Kuesioner Desa Sungai
dengan responden Rambutan
(masyarakat dan tokoh
masyarakat)

Sikap dan Wawancara terstruktur Kuesioner


METODE STUDI III - 23
KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

persepsi dengan responden


masyarakat (masyarakat dan tokoh
masyarakat)
6 Kesehatan Kondisi  Observasi  Visu Desa Sungai
masyarakat sanitasi langsung al Rambutan
lingkungan  Wawancara  Kues
terstruktur dengan ioner
responden (masyarakat
dan tokoh masyarakat)
Tingkat Desa Sungai
kesehatan Observasi dan Rambutan
masyarakat wawancara terstruktur  Data
(prevalensi dengan responden sekunder
penyakit, jenis- (masyarakat, tokoh  Kues
jenis penyakit, masyarakat); ioner
status gizi Data Dinas Kesehatan,
balita) Puskesmas dan BPS.

3.2. Metode Bagan Alir Dampak


Metode ini dirancang untuk mengidentifikasi interaksi antara kegiatan
yang merupakan sumber dampak dan komponen Iingkungan hidup yang
terkena dampak dalam suatu jalinan sebab, kondisi, efek. Dampak yang
mungkin terjadi dibedakan ke dalam tiga kelompok sebagai perubahan
(Soemarwoto, 1991). Perubahan-perubahan terjadi secara bertingkat mulai
dampak orde pertama selanjutnya dampak ikutan/turunan.
Bagan alir dampak kegiatan pengembangan pabrik pengolahan kelapa
sawit PT Golden Oilindo disajikan dalam Gabar 3.3.

METODE STUDI III - 24


KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

Gambar 3.3. Bagan alir dampak

3.3. Metode Prakiraan Dampak Penting


Sifat penting dampak akan ditetapkan dengan berpedoman pada
Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Dampak
besar dan penting merupakan satu kesatuan makna “dampak penting”. Hal ini
berarti bahwa tidak selalu yang hanya mempunyai dampak besar saja yang
bersifat penting, tetapi dampak yang kecil pun dapat bersifat penting.

METODE STUDI III - 25


KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

Untuk mengetahui apakah dampak-dampak tersebut mempunyai sifat


penting tertentu, maka dilakukan evaluasi terhadap faktor-faktor penentu
dampak penting untuk selanjutnya dievaluasi bersama-sama dengan besaran
dampak-dampak tersebut, untuk mengambil keputusan apakah dampak
tersebut merupakan dampak besar dan penting agar dapat disimpulkan menjadi
dampak lingkungan besar dan penting.
Penentuan Tingkat Kepentingan Dampak dilakukan pada semua
dampak-dampak hipotesis dengan mengacu pada kriteria penentu dampak
penting sesuai dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yaitu:
1. Jumlah manusia yang terkena dampak
2. Luas wilayah persebaran dampak
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
4. Banyaknya komponen lain yang akan terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Akan tetapi dalam penetapan tingkat kepentingan dampak secara umum,
dalam kajian AMDAL ini akan relatif lebih konservatif dibanding penetapan
berdasarkan SK Kep. Bapedal No. 56 Tahun 1994. Penetapan tingkat
kepentingan dampak ini dikelompokkan kedalam Dampak Penting (P) dan
Tidak Penting (TP). Pedoman penetapan tingkat kepentingan dampak apakah
dampak tersebut Penting (P) atau Tidak Penting (TP) didasarkan pada kriteria
sebagai berikut:

3.3.1. Untuk Jumlah Manusia yang Terkena Dampak


Kriteria P apabila terdapat  25% manusia tidak dapat memanfaatkan
hasil/manfaat dari proyek.
Kriteria TP apabila terdapat jumlah manusia terkena dampak < 25% dari
manusia yang terkena dampak.

3.3.2. Luas Wilayah Persebaran Dampak


METODE STUDI III - 26
KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

Kriteria P apabila luas dampak  0,25 kali luas wilayah studi, karena setidak-
tidaknya di daerah tersebut dalam luasan 0,25 dari luas wilayah studi
pemanfaatan ruang cukup beragam sehingga tingkat kepentingannya tinggi,
sehingga dampaknya sudah dianggap penting.
Kriteria TP apabila luas dampak  0,25 kali luas wilayah studi.

3.3.3. Intensitas dan Lamanya Dampak Berlangsung


Kriteria P apabila intensitasnya sama atau lebih besar daripada ambang
batas baku mutu, dan/atau dampak berlangsung tidak hanya sesaat.
Kriteria TP apabila intensitasnya rendah (dibawah ambang batas baku mutu
dan dampaknya berlangsung hanya sesaat).

3.3.4. Banyaknya Komponen Lain yang Akan Terkena Dampak


Kriteria P apabila ada komponen lain yang terkena dampak.
Kriteria TP apabila tidak ada komponen lain yang terkena dampak.

3.3.5. Sifat Kumulatif Dampak


Kriteria P apabila dampak akan terakumulasi.
Kriteria TP apabila dampak tidak akan terakumulasi.

3.3.6. Berbalik atau Tidak Berbaliknya Dampak


Kriteria P apabila dampak tidak berbalik.
Kriteria TP apabila dampak berbalik.

3.4. Metode Evaluasi Secara Holistik terhadap Dampak Lingkungan


Tujuan dilakukan evaluasi dampak penting lingkungan akibat dari
komponen kegiatan adalah memutuskan/menentukan jenis dampak hipotetik
yang akan dikelola, jenis dampak tersebut ditelaah secara holistik, dan
memberikan arahan pengelolaannya.
Metode evaluasi dampak penting yang digunakan adalah non matrik,
yaitu dengan pendekatan deskriptif-kualitas berdasarkan informasi besaran dan
tingkat kepentingan masing-masing jenis dampak penting hipotetik dengan
METODE STUDI III - 27
KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

bagan alir. Adapun keputusan tentang jenis dampak hipotetik yang akan
dikelola adalah jenis dampak yeng termasuk kategori Dampak Penting yang
dikelola (PK) yang ditetapkan berdasarkan kriteria sederhana berikut:
3.4.1. Pada parameter lingkungan yang memiliki Baku Mutu Lingkungan
tertentu, dan dampak negatif yang diprakirakan akan terjadi
menyebabkan perubahan nilai pada parameter tertentu sehingga nilai itu
akan melebihi baku mutu yang berlaku, maka kesimpulan dampaknya
termasuk kategori dampak penting yang dikelola.
3.4.2. Pada parameter lingkungan yang tidak memiliki Baku Mutu Lingkungan
dengan kesimpulan dampaknya masuk kategori Dampak Penting yang
dikelola (PK).

3.4.3. Di luar kedua kriteria tersebut di atas masuk dalam kategori Dampak
Tidak Penting dan Tidak dikelola (TPK).
Di luar kriteria di atas, kesimpulan hasil evaluasi adalah dampak Tidak
Penting dan Tidak dikelola (TPK). Bila dampak yang disimpulkan merupakan
Dampak Penting yang dikelola (PK), maka dampak-dampak itulah yang akan
dijadikan dasar untuk menyusun Rencana Pengelolaan Lingkungan dan
Rencana Pemantauan Lingkungan.
Jenis dampak penting tersebut kemudian di telaah secara holistik yang
dibantu dengan Bagan Alir Dampak untuk mengetahui kecenderungan dengan
menyajikan nilai kuantitatif dan kualitatif dari setiap besaran dan sifat
kepentingan dalam bentuk uraian deskriptif secara satu kesatuan, yang
dikelompokkan ke dalam tiga kajian, yaitu:
 Kelestarian fungsi ekologis, merupakan hasil pengkajian dari parameter
fisik-kimia dan biologi yang terkena dampak besar dan penting;
 Peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar, merupakan hasil
pengkajian dari parameter sosial ekonomi, budaya dan kesehatan
masyarakat;
 Kontribusi terhadap pembangunan daerah, merupakan kajian secara
makro dimana konstribusi perusahaan terhadap pembangunan daerah
sebagai konsekuensi dari diperolehnya izin produksi pabrik, yaitu
bersumber dari pembayaran pajak, pelaksanaan CSR, dan perimbangan
METODE STUDI III - 28
KERANGKA ACUAN ANDAL PENGEMBANGAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

penerimaan daerah dari produksi berdasarkan ketentuan peraturan


perundangan yang berlaku.
Dari hasil telaahan secara holistik atas jenis dampak besar dan penting
dapat ditentukan arahan pengelolaannya dengan mempertimbangkan sumber
penyebab dampak, lokasi atau kondisi lingkungan berlangsungnya dampak dan
besaran dampaknya. Sumber dampak dapat berupa suatu komponen kegiatan
atau penyebab dampak yang bersumber dari jenis dampak yang lain.
Berdasarkan arahan atau berbagai alternatif pengelolaan yang diusulkan
akan dapat diperoleh tiga informasi penting, yaitu:
 Masukan untuk penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
 Masukan untuk pengambilan keputusan atas kelayakan lingkungan dari
pembangunan Pabrik Kelapa Sawit.
 Penerbitan Izin Lingkungan.

METODE STUDI III - 29

Anda mungkin juga menyukai