Anda di halaman 1dari 7

LANDASAN HUKUM SYAR’I DAN HUKUM POSITIF

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah


INDUSTRI HALAL semester 4

Dosen pengampuh : Herianti, SE., ME

Oleh Kelompok I :
Syahdatul awaliah
Nim : 6020220211
Riyaldi
Nim : 6020220211
Yuliani
Nim : 602022021141
Bunga
Nim : 602022021144

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang masih memberikan kesehatan dan


kesempatan-Nya kepada kita semua, terutama kepada penulis
menyelesaikan makalah ini.
Berikut ini, penulis mempersembahkan sebuah makalah (karya tulis)
yang berjudul “LANDASAN HUKUM SYAR’I DAN HUKUM POSITIF” Penulis
mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi
penulis sendiri. Kepada pembaca yang budiman, jika terdapat kekurangan
atau kekeliruan dalam makalah ini, penulis mohon maaf, karena penulis sendiri
dalam tahap belajar.

Dengan demikian, tak lupa penulis ucapkan terimakasih


kepada para pembaca. Semoga Allah memberkahi makalah ini sehinga
benar-benar bermanfaat.

Watampone, 24 Maret 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemahaman umum industri produk halal


B. Hakikat halal haram

Kata halal memilki arti “diijinkan, diperbolehkan, legal, diperkenankan” .


Halal berarti diijinkan dan diperbolehkan oleh Allah; sedangkan haram berarti
dilarang. Hukum memakan yang Halal menentukan makanan mana yang
diperbolehkan dan makanan mana yang dilarang. Orang-orang Muslim dilarang
untuk mengkonsumsi daging babi, alkohol, darah, bangkai, dan daging hewan
yang disembelih tanpa mematuhi hukum/aturan dalam Islam.
Konsumsi produk halal tidak hanya mencakup makanan saja, namun meliputi
sejumlah produk dalam rentang yag luas, seperti : peternakan, fashion,
cosmetics, banking, dan industri lainnya. Seorang Muslim harus hidup sesuai
dengan petunjuk yang telah diberikan dalam setiap detil kehidupannya,
misalnya dalam pekerjaan, keuangan, kehidupan social dan konsumsi makanan.
Pada prinsipnya semua bahan makanan dan minuman adalah halal,
kecuali yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dasar penentuan halal-
haramnya suatu makanan bagi umat Islam terdapat dalam Al qur’an, seperti
tercantum pada ayat-ayat berikut : Bahan yang diharamkan Allah adalah
bangkai, darah, babi dan hewan yang disembelih dengan nama selain Allah (QS.
Al-Baqarah : 173). Sedangkan minuman yang diharamkan Allah adalah semua
bentuk khamar (minuman beralkohol) (QS. Al-Baqarah : 219). Hewan yang
dihalalkan akan berubah statusnya menjadi haram apabila mati karena tercekik,
terbentur, jatuh ditanduk, diterkam binatang buas dan yang disembelih untuk
berhala (QS. Al- Maidah : 3). Jika hewan-hewan ini sempat disembelih dengan
menyebut nama Allah sebelum mati, maka akan tetap halal kecuali
diperuntukkan bagi berhala.
Mengacu pada dasar penentuan kehalaan suatu produk maka dapat
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan produk halal adalah produk yang
memenuhi syarat kehalalan sesuai dengan syari’at Islam yaitu :
a. Tidak mengandung babi dan bahan yang berasal dari babi.
b. Tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan seperti : bahan-
bahan yang berasal dari organ manusia, darah, kotoran-kotoran dan lain
sebagainya.
c. Semua bahan yang berasal dari hewan halal yang disembelih menurut
tata cara syari’at Islam.
d. Semua tempat penyimpanan, tempat penjualan, pengolahan, tempat
pengelolaan dan transportasinya tidak boleh digunakan untuk babi. Jika pernah
digunakan untuk babi atau barang yang tidak halal lainnya terlebih dahulu harus
dibersihkan dengan tata cara yang diatur menurut syari’at Islam.
sse. Semua makanan dan minuman yang tidak mengandung khamar.

Anda mungkin juga menyukai