Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya,
semoga kita dapat menggunakannya untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
kita kepada-Nya. Sholawat berbingkaikan salam tidak lupa dihaturkan kepada
Rasulullah saw, beserta keluarga, sahabat, dan umat pengikutnya, Sehingga
Alhamdulillah, atas izinnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada
waktunya. Tugas makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Pendidikan Islam dengan judul “Faktor Pendukung Dan Penghambat Pendidikan
Islam” yang diberikan beberapa waktu yang lalu.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu kita, Dr. H.
Mukhtar Mas‟ud, M.A.yang dengan senang hati memberikan ilmu pengetahuan dan
memberikan tugas kelompok kepada kami. Meski telah disusun secara semaksimal
mungkin, namun penulis sebagai manusia biasa, menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian.
Besar harapan kami makalah ini dapat menjadi sarana membantu pembaca
dalam memahami tentang “Faktor Pendukung Dan Penghambat Pendidikan Islam”.
Demikian apa yang bisa kami sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat
dari karya ini, terima kasih.

Parepare, 26 September 2023

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Rumusan Masalah......................................................................................1
BAB II............................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN................................................................................................................ 2
A. Pengertian Faktor Pendukung PAI dan Faktor Penghambat Pendidikan Islam.......2
B. Faktor Pendukung: Kecukupan Tenaga Pendidik....................................................3
C. Faktor Pendukung: Tersedianya Dana BOS............................................................5
D. Faktor Pendukung: Sarana dan Prasarana Tersedia...............................................7
E. Faktor Pendukung: Mendapat Dukungan Pemerintah, Masyarakat dan orang tua..8
F. Faktor Penghambat: Terbatasnya Kompetensi Pendidik..........................................10
G. Faktor Penghambat: Terbatasnya Pendanaan......................................................12
H. Faktor Penghambat: Minat dan Kompetensi Belajar Peserta Didik Terbatas.......13
I. Faktor Penghambat: Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Terbatas....................14
J. Kesimpulan Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Islam.....................15
BAB III............................................................................................................................ 17
PENUTUP...................................................................................................................... 17
A. Kesimpulan............................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses sistematis yang melibatkan perolehan pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan pemahaman yang mendalam dalam berbagai bidang, serta
pengembangan potensi individu
Kewajiban untuk berpendidikan tidak hanya menekankan pentingnya pendidikan
sebagai hak asasi manusia, tetapi juga sebagai tanggung jawab yang harus dipenuhi
oleh individu, keluarga, dan masyarakat. Sebagaimana dalam ayat yang menjelaskan
kewajiban untuk berpendidikan
Hal ini tertera dalam QS. Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi :
٥ ‫ َع َّلَم ٱِإۡلنَٰس َن َم ا َلۡم َي ۡع َلۡم‬٤ ‫ ٱَّلِذي َع َّلَم ِبٱۡل َقَلِم‬٣ ‫ ٱۡق َر ۡأ َو َر ُّب َك ٱَأۡلۡك َر ُم‬٢ ‫ َخ َلَق ٱِإۡلنَٰس َن ِم ۡن َع َلٍق‬١ ‫ٱۡق َر ۡأ ِبٱۡس ِم َر ِّب َك ٱَّلِذي َخ َلَق‬
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Pendidikan Islam adalah suatu bentuk pendidikan yang fokus pada pengajaran
dan pemahaman ajaran Islam, nilai-nilai, budaya, dan sejarahnya. Ini mencakup
serangkaian mata pelajaran yang dirancang untuk mengembangkan pemahaman
agama Islam, etika, moralitas, serta mempersiapkan individu Muslim untuk memainkan
peran yang positif dalam masyarakat.
Pendidikan Islam memiliki peran penting dalam membentuk karakter individu
Muslim dan mempromosikan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam.
Namun, pendidikan Islam tidak selalu berjalan lancar karena adanya faktor pendukung
dan penghambat yang memengaruhi proses pendidikan ini. Pemahaman yang
komprehensif tentang faktor-faktor ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas
pendidikan Islam di berbagai konteks.
Faktor Pendukung:

 Peran Keluarga: Keluarga memiliki peran utama dalam memberikan pendidikan


agama kepada anak-anak. Dukungan keluarga dalam memfasilitasi pemahaman
dan praktik Islam adalah faktor penting
 Institusi Pendidikan: Sekolah-sekolah Islam dan lembaga-lembaga pendidikan
agama menyediakan lingkungan yang mendukung pengajaran dan pembelajaran
Islam.
 Teknologi: Kemajuan teknologi, seperti akses internet dan aplikasi pendidikan,
telah memfasilitasi akses mudah ke sumber-sumber ilmu agama.
Faktor Penghambat:

 Kurangnya Sumber Daya: Banyak lembaga pendidikan Islam menghadapi


keterbatasan sumber daya, termasuk buku teks, fasilitas, dan dana, yang dapat
menghambat kualitas pendidikan.
 Kurikulum yang Tidak Relevan: Beberapa lembaga pendidikan Islam mungkin
memiliki kurikulum yang kurang relevan dengan kebutuhan zaman modern,
sehingga menghambat pemahaman yang komprehensif tentang Islam.
 Tantangan Sosial: Isu-isu seperti ekstremisme, radikalisme, dan intoleransi dapat
menghambat pendidikan Islam yang moderat dan inklusif.
Makalah ini akan menggali lebih dalam faktor-faktor ini serta memberikan solusi dan
rekomendasi untuk meningkatkan pendidikan Islam dalam konteks yang beragam.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat


Pendidikan Islam ?
2. Apa saja Faktor Pendukung Pendidikan Islam ?
3. Apa saja Faktor Penghambat Pendidikan Islam dan bagaimana cara
mengatasinya ?
C. Tujuan Rumusan Masalah

1. Untuk mengetahui tentang Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat


Pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui apa saja Faktor-faktor Pendukung Pendidikan Islam saat ini
3. Agar dapat mengetahui Faktor Penghambat Pendidikan Islam dan cara
mengatasinya
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Faktor Pendukung PAI dan Faktor Penghambat Pendidikan


Islam

Faktor pendukung Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah elemen-elemen atau


kondisi yang berperan positif dalam memfasilitasi, meningkatkan, atau memperkuat
kualitas dan efektivitas pengajaran serta pembelajaran agama Islam. Ini adalah
komponen-komponen yang berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang kondusif
dalam konteks pendidikan Islam.

Faktor penghambat dalam konteks Pendidikan Islam adalah elemen-elemen atau


kondisi yang dapat menghambat atau menghalangi proses pengajaran dan
pembelajaran agama Islam. Ini adalah komponen-komponen yang dapat
mempengaruhi negatif kualitas dan efektivitas pendidikan Islam.

Semua faktor ini dapat bekerja bersama-sama untuk menciptakan pengalaman


pendidikan agama Islam yang lebih baik bagi siswa dan mendorong pemahaman yang
mendalam tentang agama Islam serta praktiknya dalam kehidupan sehari-hari.

Paradigma pendidikan Islam juga sangat berpengaruh terhadap pendidikan


islam. Pemikiran Islam harus terus dikembangkan melalui pendidikan untuk merebut
kembali kepemimpinan dari segi iptek, sebagaimana zaman keemasan dulu, paradigma
dalam pendidikan islam dimulai dari konsep manusia menurut Islam, pandangan Islam
terhadap iptek, dan setelah itu baru dirumuskan konsep atau sistem pendidikan islam
secara utuh.1

Ilmu pendidikan Islam itu penting. Sebagaimana dalam ayat Alquran tentang
pentingnya pendidikan, yang berbunyi :
‫ُۗن‬
‫ُاْد ُع ِاٰل ى َس ِبْي ِل َر ِّب َك ِباْل ِحْك َم ِة َو اْلَمْو ِع َظ ِة اْل َح َس َن ِة ِباَّلِتْي ِه َي َاْح َس ِاَّن َر َّب َك ُه َو َاْع َلُم ِبَم ْن َض َّل َع ْن َس ِبْيِلٖه َو ُه َو َاْع َلُم‬
‫ِباْل ُمْه َت ِد ْي َن‬

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran
yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Tuhan Sejatimu,
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang duduk dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. (QS An-Nahl: 125).

1
Alisyah Pitri, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Islam: Paradigma, Berpikir Kesisteman Dan
Kebijakan Pemerintah (Literature Review Manajemen Pendidikan),(Jurnal Ilmu Hukum Humaniora dan
Politik, Dinasti Review, Volume II, 2022), h.32
B. Faktor Pendukung: Kecukupan Tenaga Pendidik

Faktor pendukung penting dalam Pendidikan Agama Islam adalah kecukupan


tenaga pendidik yang berkualitas. Tenaga pendidik atau guru adalah orang yang
bekerja untuk menyampaikan suatu ilmu kepada orang lain baik itu ilmu pengetahuan
maupun ilmu tentang suatu ketrampilan. Dalam ilmu pendidikan, pendidik adalah tokoh
masyarakat dan mereka yang mengfungsikan dirinya untuk mendidik.

Berikut beberapa argumen yang menjelaskan mengapa kecukupan tenaga


pendidik merupakan faktor pendukung utama:

1. Kualitas Pengajaran yang Lebih Baik: Ketersediaan jumlah guru yang cukup
memungkinkan untuk pengajaran yang lebih personal dan interaktif. Guru dapat
memberikan perhatian lebih kepada setiap siswa, membantu mereka memahami
konsep-konsep agama Islam dengan lebih baik.
2. Pembagian Beban Kerja: Dengan jumlah guru yang memadai, beban kerja di
antara mereka dapat dibagi secara adil. Ini dapat mencegah kelelahan
berlebihan di kalangan guru dan memungkinkan mereka untuk tetap fokus pada
pengajaran yang berkualitas.
3. Diversitas Pengetahuan dan Keterampilan: Guru yang beragam dalam
pengetahuan dan keterampilan agama Islam dapat memberikan wawasan yang
lebih luas kepada siswa. Misalnya, seorang guru mungkin memiliki pengetahuan
yang mendalam tentang tafsir Quran, sementara yang lain mungkin lebih ahli
dalam hadis atau hukum Islam.
4. Pengembangan Potensi Siswa: Guru yang cukup dapat membantu
mengidentifikasi bakat dan minat siswa dalam agama Islam, dan memberikan
dukungan yang diperlukan untuk pengembangan mereka. Ini bisa melibatkan
kegiatan ekstrakurikuler atau bimbingan khusus.
5. Kontinuitas Pembelajaran: Dengan kecukupan guru, institusi pendidikan dapat
mempertahankan program pengajaran yang konsisten dan terus-menerus. Ini
penting agar siswa dapat mengikuti perkembangan materi dengan baik.
6. Peningkatan Kualifikasi: Guru yang memiliki kesempatan untuk mengikuti
pelatihan dan meningkatkan kualifikasi mereka dapat memberikan pengajaran
yang lebih baik kepada siswa. Mereka dapat terus mengikuti perkembangan
dalam bidang agama Islam.
7. Manajemen Kelas yang Efektif: Guru yang jumlahnya cukup dapat lebih efektif
dalam mengelola kelas dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Mereka dapat memantau perkembangan siswa dengan lebih baik.
8. Peningkatan Kepemimpinan: Dalam konteks Pendidikan Agama Islam,
kecukupan tenaga pendidik juga dapat menciptakan peluang untuk
pengembangan kepemimpinan di kalangan guru, yang dapat menginspirasi
siswa untuk berperan aktif dalam masyarakat.

Kecukupan tenaga pendidik adalah faktor pendukung yang krusial dalam


memastikan kualitas pendidikan agama Islam yang efektif dan berkualitas. Hal ini
memungkinkan institusi pendidikan untuk memberikan pengajaran agama Islam yang
lebih baik dan mendalam kepada siswa.

Pendidikan yang berorientasi pada nilai, ajaran, dan prinsip-prinsip syariat, baik
dalam pengertian agama sebagai wahyu maupun agama sebagai kultur islami.
Paradigma rancang bangun pendidikan dalam pendekatan ini adalah paradigma
integratif. Artinya, setiap satuan pelajar dan seluruh struktur kurikulumnya ber-
wawasan islami sehingga tidak ada satu kegiatan pun yang terlepas dari pendidikan
syariat. Dengan demikian, pendidikan yang memiliki kekhasan keagamaan tidak
menganut pendekatan atau paradigma pendidikan keagamaan yang hanya sebagai
komponen pendidikan: Dalam tingkat pendidikan profesional dan pendidikan tinggi, ilmu
islami atau Islam untuk disiplin ilmu merupakan salah satu ciri ke- khasan kelembagaan
pendidikan tersebut.2

Dengan berpegang pada orientasi ini, lembaga pendidikan formal keagamaan


Islam diharapkan dapat memberikan pendidikan yang sesuai dengan tuntutan zaman
dan memenuhi kebutuhan siswa, orang tua, dan masyarakat. Selain itu, dukungan dari
berbagai pihak seperti pemerintah, masyarakat, dan industri juga penting untuk
meningkatkan kualitas dan efektivitas lembaga pendidikan tersebut.

Kecukupan tenaga pendidik bukan hanya tentang jumlah guru yang mencukupi,
tetapi juga tentang komitmen mereka dalam memberikan pendidikan agama Islam yang
bermutu kepada siswa. Faktor ini menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung
perkembangan spiritual, moral, dan intelektual siswa dalam konteks agama Islam Ini
juga memungkinkan pengajaran yang lebih baik, bimbingan pribadi, interaksi berpusat
pada siswa, pembentukan karakter, konsistensi program, pengembangan keterampilan
berpikir kritis, dan perhatian terhadap kesejahteraan siswa. Faktor ini menciptakan
lingkungan pendidikan yang mendukung pemahaman agama Islam yang mendalam
oleh siswa.

Dengan memiliki jumlah guru yang memadai dan berkualitas, kita dapat
memberikan pendidikan agama Islam yang lebih efektif, mendalam, dan berorientasi
pada siswa. Hal ini akan berdampak positif pada pemahaman agama Islam dan praktik
keagamaan siswa dalam kehidupan sehari-hari.

2
Jusuf Amir Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam, (Cet.I: Jakarta; Gema Insani Press, 1995), h.19.
C. Faktor Pendukung: Tersedianya Dana BOS

Faktor pendukung tersedianya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah


penting dalam dunia pendidikan karena dana ini dapat digunakan untuk berbagai
keperluan.

Sekarang yang menjadi pusat perhatian dalam dunia pendidikan yaitu adanya
program bantuan operasional sekolah (BOS) yang diluncurkan oleh pemerintah sebagai
solusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Berdasarkan
Permendikbud No 8 tentang Juknis pengelolaan dana BOS 2017. BOS adalah program
pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya non personalia bagi satuan pendidikan
dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA)
sebagai wujud pelaksanaan program wajib belajar 12 tahun. Program Wajib

Dalam konteks pendidikan Islam, tersedianya dana Bantuan Operasional


Sekolah (BOS) atau sumber dana serupa dapat memiliki peran penting dalam
mendukung pendidikan berbasis Islam. Beberapa faktor pendukung yang terkait
dengan dana BOS dalam pendidikan Islam dapat mencakup:

1. Pembiayaan Kegiatan Pendidikan Keagamaan: Dana BOS dapat digunakan


untuk mendukung kegiatan pendidikan agama Islam, seperti pengajaran Al-
Quran, studi hadis, ajaran Islam, dan nilai-nilai moral.
2. Pengadaan Materi dan Sumber Belajar: Dana ini dapat digunakan untuk membeli
buku-buku teks agama, bahan ajar Islam, dan sumber daya pendidikan lainnya
yang diperlukan untuk memfasilitasi pembelajaran agama Islam.
3. Pemeliharaan Fasilitas Keagamaan: Dana BOS bisa digunakan untuk
pemeliharaan masjid atau ruang shalat di sekolah, serta fasilitas lain yang
digunakan untuk kegiatan keagamaan.
4. Pelatihan Guru: Dana ini dapat digunakan untuk mengirim guru-guru agar
mendapatkan pelatihan dalam hal metode pengajaran Islam yang lebih efektif.
5. Beasiswa Pendidikan Keagamaan: Sebagian dari dana BOS dapat dialokasikan
untuk memberikan beasiswa kepada siswa yang ingin mengejar pendidikan
keagamaan lebih lanjut.

Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) memiliki peran krusial dalam


pendidikan Islam. Tidak hanya memfasilitasi pengajaran agama Islam, tetapi juga
membantu pemberdayaan institusi pendidikan keagamaan, seperti madrasah atau
sekolah-sekolah agama. Melalui dana ini, lembaga-lembaga ini dapat menjadi lebih
mandiri secara finansial, meningkatkan kualitas pendidikan, dan memperbaiki
infrastruktur mereka. Selain itu, dana BOS dapat digunakan untuk melibatkan
masyarakat dalam pendidikan Islam, baik melalui program komunitas maupun pelatihan
keagamaan bagi orang tua dan wali murid.
Dana BOS juga memungkinkan penyelenggaraan program-program yang
membantu siswa memahami nilai-nilai dan prinsip-prinsip agama Islam, serta
mendukung dialog antaragama dan pemahaman antaragama. Penggunaan dana BOS
dalam pendidikan Islam berkontribusi pada pembentukan masyarakat yang
berpengetahuan, beretika, dan toleran secara agama.

Penting untuk dicatat bahwa penggunaan dana BOS dalam pendidikan Islam
harus sesuai dengan pedoman dan peraturan yang berlaku dan memperhatikan prinsip-
prinsip keadilan dan kesetaraan bagi semua siswa, tanpa membedakan agama atau
keyakinan. Dana ini dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan agama Islam dan
memastikan bahwa siswa menerima pendidikan yang seimbang antara aspek agama
dan umum.

Faktor pendukung implementasi nilai-nilai toleransi beragama pada


pembelajaran PAI salah satunya fasilitas yang memadai untuk belajar dan kegiatan
agama sesuai agama dan kepercayaan masing- masing, seperti mushollah, sarana
perpustakaan dan ruang kelas (Islam dan hindu) namun tidak semua kelas ada LCD
dan speaker, dan wifi.3

Keberhasilan dari pelaksanaan program bantuan operasional sekolah yaitu


segala sesuatu yang memberikan dukungan baik berbentuk kebijakan, benrbentuk kerja
sama yang baik, berbentuk dukungan material, berbentuk sumbangan pemikiran,
dukungan berbentuk tenaga, dll. Keberhasilan suatu program tidak terlepas dari
dukungan dari sagala sektor sehingga pelaksanaannya akan lebih muda menuju
keberhasilan yang diinginkan. Sehingga semakin banyak dukungan positif yang
didapatkan dalam pelaksanaan program maka semakin besar peluang untuk mencapai
keberhasilan.

Dalam pelaksaan program bantuan oeparsional sekolah juga sangat dipengaruhi


oleh faktor pendukung untuk mewujudkan tujuan yang direncanakan. Adapun faktor-
faktor yang mendukung yaitu:

1. Dukungan pemerintah dangan memberikan sosialisasi pengelolaan dana BOS


dan penmberian petunjuk teknis pengelolaan dana bantuan operasional sekolah
2. Bentuk kerja sama yang terjalin dengan baik oleh para pengelolah dengan
seluruh guru dan komeite sekolah
3. Motivasi dan tekat yang kuta dari seluruh pihak sekolah untuk memajukan
kualitas pendidikan
4. Kinerja kepala sekolah yang baik.
3
Muhammad Yunus, Implementasi Nilai-Nilai Toleransi Beragama Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(Studi Pada Smp Negeri 1 Amparita Kec. Tellu Limpoekab. Sidrap), (Al-Ishlah: Jurnal Studi Pendidikan, IAIN
Parepare, Volume XV, 2017), h.183
D. Faktor Pendukung: Sarana dan Prasarana Tersedia

Sarana pendidikan adalah semua fasilitas (pralatan, pelengkap, bahan, dan


perabotan) yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, baik yang
bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dan berjalan
dengan lancar, teratur, efektif, dan efesien. Adapun prasarana pendidikan adalah
fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau
pengajaran. Penekanan pada mengertian tersebut ialah pada sifatnya, sarana bersifat
langsung dan prasarana bersifat tidak langsung dalam proses pendidikan4

Faktor pendukung yang penting dalam dunia pendidikan adalah ketersediaan


sarana dan prasarana yang memadai. Ketersediaan sarana dan prasarana yang
memadai adalah faktor pendukung yang sangat penting. Sarana dan prasarana yang
baik dapat membantu mendukung proses pembelajaran dan pengembangan siswa
dalam pendidikan Islam. Berikut adalah beberapa aspek penting yang perlu
diperhatikan:

1. Ruang Kelas: Ruang kelas yang nyaman, bersih, dan dilengkapi dengan fasilitas
yang memadai dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk
pengajaran agama Islam.
2. Perpustakaan : Ketersediaan perpustakaan dengan koleksi buku-buku Islam, Al-
Quran, tafsir, hadis, dan literatur keagamaan lainnya sangat mendukung
peningkatan pengetahuan keagamaan siswa.
3. Mushola atau Tempat Ibadah: Fasilitas untuk shalat dan kegiatan ibadah lainnya
perlu tersedia bagi siswa dan staf sekolah.
4. Peralatan Keagamaan: Peralatan seperti sajadah, Al-Quran, dan bahan-bahan
ibadah lainnya perlu tersedia dalam jumlah yang cukup.
5. Sumber Daya Digital: Teknologi pendidikan seperti komputer, internet, dan
perangkat lunak pendidikan Islam dapat membantu mendukung pembelajaran
interaktif.
6. Fasilitas untuk Kegiatan Keagamaan: Ruang untuk kegiatan keagamaan seperti
pengajian, kajian kitab, atau ceramah perlu tersedia.
7. Fasilitas Seni Islam: Fasilitas untuk seni Islam, seperti kaligrafi atau seni khat,
dapat membantu siswa mengembangkan apresiasi terhadap seni Islam.

Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai menciptakan lingkungan


yang kondusif untuk pendidikan yang efektif dan berkelanjutan. Ini tidak hanya
memengaruhi prestasi siswa, tetapi juga memotivasi mereka untuk berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran.

4
Irjus Indrawan, Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Cet.1: Yogyakarta; Deepublish, 2015),
h.10
E. Faktor Pendukung: Mendapat Dukungan Pemerintah, Masyarakat dan
Orang Tua Peserta Didik

Partisipasi masyarakat dengan lembaga pendidikan merupakan seluruh proses


kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh,
disertai pembinaan secara kontinu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada
umumnya. Khususnya masyarakat yang berkepentingan langsung dengan pendidikan.
Simpati masyarakat akan tumbuh melalui upaya-upaya sekolah dalam menjalin
hubungan secara insentif dan proaktif di samping membangun citra lembaga
pendidikan yang baik. Partisipasi adalah keterlibatan aktif dari seseorang, atau
sekelompok orang (masyarakat) secara sadar untuk berkontribusi secara sukarela
dalam program pembangunan dan terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
monitoring sampai pada tahap evaluasi.5

Mendapatkan dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan orang tua peserta


didik adalah faktor penting dalam keberhasilan pendidikan. Dukungan ini dapat
mencakup berbagai hal, seperti:

1. Dukungan Keuangan: Pemerintah dan orang tua yang menyediakan dana untuk
pendidikan dapat membantu sekolah menyediakan fasilitas yang baik dan
sumber daya pendidikan yang memadai.
2. Dukungan Moral: Masyarakat dan orang tua yang memberikan dorongan moral
kepada peserta didik dapat meningkatkan motivasi mereka untuk belajar dan
berprestasi.
3. Partisipasi Aktif: Dukungan aktif dari orang tua dalam kegiatan sekolah, seperti
pertemuan orang tua-guru atau kegiatan sukarela, dapat memperkuat hubungan
antara sekolah, orang tua, dan peserta didik.
4. Ketersediaan Sumber Belajar: Pemerintah yang memastikan ketersediaan buku
teks dan materi pembelajaran yang berkualitas dapat mendukung proses
pendidikan.
5. Program Dukungan: Program-program pemerintah atau masyarakat yang
memberikan bantuan pendidikan, seperti beasiswa atau pelatihan tambahan,
dapat membantu peserta didik mencapai potensi maksimal mereka.

Semua faktor ini dapat berkontribusi signifikan terhadap kualitas pendidikan dan
perkembangan peserta didik.

Dalam konteks pendidikan Islam, faktor pendukung dari pemerintah, masyarakat,


dan orang tua peserta didik memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan

5
Normina, Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan, (Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan, UIN Antasari,
Volume 14, 2016) h.1
pendidikan Islam yang berkualitas. Beberapa aspek khusus dalam konteks pendidikan
Islam meliputi:

1. Dukungan Kelembagaan: Pemerintah dapat mendukung lembaga-lembaga


pendidikan Islam dengan memberikan izin operasional dan memastikan mereka
memenuhi standar pendidikan yang ditetapkan.
2. Pendidikan Agama di Sekolah Umum: Pemerintah juga dapat memastikan
bahwa pendidikan agama Islam tersedia di sekolah-sekolah umum untuk
memenuhi kebutuhan peserta didik Muslim yang mungkin tidak bersekolah di
lembaga pendidikan Islam khusus.
3. Peran Masyarakat: Masyarakat, termasuk tokoh agama dan komunitas Muslim,
dapat mendukung pendidikan Islam dengan memberikan bantuan keuangan,
sarana, dan dukungan moral kepada lembaga-lembaga pendidikan Islam.
4. Peran Orang Tua: Orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam mendukung
pendidikan Islam anak-anak mereka. Ini termasuk mendukung pelajaran agama
di rumah, menghadiri kegiatan sekolah agama, dan memberikan motivasi untuk
berprestasi dalam pendidikan Islam.
5. Pendidikan Karakter Islami: Pendidikan Islam juga melibatkan pembentukan
karakter yang Islami, yang mencakup etika, moralitas, dan nilai-nilai Islam. Ini
harus diterapkan dalam semua aspek pendidikan.

Dalam konteks pendidikan Islam, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan


orang tua sangat penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung
dan mendorong pemahaman yang lebih baik tentang Islam serta pembangunan
karakter yang Islami.

Dalam pendidikan Islam, faktor pendukung dari pemerintah, masyarakat, dan


orang tua peserta didik memiliki peran yang vital dalam membentuk generasi yang
paham nilai-nilai Islam dan berkomitmen pada pendidikan agama. Pemerintah perlu
memastikan kurikulum Islami yang berkualitas, memberikan izin operasional kepada
lembaga-lembaga pendidikan Islam, dan memastikan pendidikan agama Islam tersedia
di sekolah-sekolah umum.

Masyarakat dan tokoh agama juga dapat membantu dengan memberikan


dukungan finansial dan moral kepada lembaga-lembaga pendidikan Islam. Orang tua
memiliki peran yang tak tergantikan dalam mengajarkan nilai-nilai Islam dan
memberikan motivasi kepada anak-anak mereka untuk mengembangkan pemahaman
yang mendalam tentang agama dan karakter Islami. Dengan kolaborasi yang erat
antara semua pihak ini, pendidikan Islam dapat menjadi pondasi yang kuat untuk
pembentukan individu yang taat agama dan beretika dalam masyarakat.
F. Faktor Penghambat: Terbatasnya Kompetensi Pendidik

Guru merupakan komponen terpenting dalam suatu pendidikan. Oleh karena itu,
untuk mencapai suatu tujuan pendidikan, salah satu syarat yang harus dimiliki guru
adalah kompetensi. Standar kompetensi yang harus dimiliki guru antara lain kompetensi
pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.

Era globalisasi sekarang ini, profesionalisme guru merupakan sebuah


kebutuhan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi seiring dengan meningkatnya
persaingan yang semakin ketat. Diperlukan orang-orang yang memang benar-benar
ahli dalam bidangnya, sesuai dengan kemampuan yang ditekuni agar setiap
orang dapat berperan secara maksimal. Tugas menjadi seorang guru
profesional tidaklah mudah. Semua orang bisa menjadi guru, namun guru saat
ini haruslah memiliki standar kompetensi yang dapat menjadikan dunia pendidikan
lebih bermutu dan berkualitas.

Guru sebagai seorang pendidik profesional harus memiliki kemampuan


kompetensi yang telah distandarkan dan mampu menunjukkan kualitasnya sebagai
guru yang profesional, karena kompetensi merupakan sebuah penguasaan
kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. 6

Standar kompetensi guru yang harus dimiliki berdasarkan Permendiknas


(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007, 2007) tentang standar
kualifikasi akademik dan kompetensi guru menjelaskan bahwa standar kompetensi
guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut
terintegrasi dalam profesional guru. Keberhasilan secara profesional yang ditunjukkan
guru secara umum menjadi tolak ukur mutu pendidikan yang baik. Standar
kompetensi guru bertujuan untuk mendapatkan jaminan kualitas guru dalam
meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Dengan adanya standar kompetensi
guru, maka tujuan pembelajaran dapat mudah diterapkan dan sesuai dengan
yang diharapkan. Keempat standar kompetensi tersebut wajib dimiliki oleh
seorang guru yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Faktor penghambat terbatasnya kompetensi pendidik, khususnya dalam


pendidikan Islam, dapat mencakup:

6
Rika Sukmawati, “Analisis kesiapan mahasiswa menjadi calon guru profesional berdasarkan standar kompetensi
pendidik” (Jurnal Analisa, Sunan Gunung Djati State Islamic University (UIN), Volume V, 2019), h. 96
1. Keterbatasan Pelatihan: Banyak pendidik mungkin tidak mendapatkan pelatihan
yang memadai dalam mengajar mata pelajaran Islam atau metodologi
pengajaran yang efektif.
2. Kurangnya Sumber Daya: Sekolah dan lembaga pendidikan seringkali
kekurangan sumber daya, seperti buku teks, materi ajar, atau teknologi
pendukung yang dapat membantu meningkatkan kompetensi pendidik.
3. Tingkat Gaji Rendah: Gaji rendah bagi pendidik dapat mengurangi daya tarik
profesi ini, sehingga mengakibatkan kurangnya minat dalam meningkatkan
kompetensi mereka.
4. Kualitas Pendidikan Dasar yang Beragam: Pendidik Islam mungkin berasal dari
latar belakang pendidikan yang beragam, yang dapat mempengaruhi tingkat
kompetensi mereka.
5. Kurangnya Akses ke Pelatihan Berkualitas: Terutama di daerah pedesaan atau
kurang berkembang, pendidik mungkin kesulitan untuk mengakses pelatihan
pendidikan berkualitas.
6. Perubahan Kurikulum: Perubahan yang sering dalam kurikulum pendidikan juga
dapat menantang pendidik untuk terus mengikuti perkembangan terbaru.

Dalam mengatasi faktor-faktor penghambat ini, perlu dilakukan investasi dalam


pelatihan pendidik, peningkatan sumber daya, dan perbaikan kondisi kerja agar
pendidik dapat mengembangkan kompetensi mereka dengan lebih efektif dalam
konteks pendidikan Islam.

Terbatasnya kompetensi pendidik dalam pendidikan Islam adalah tantangan


serius yang memengaruhi kualitas pendidikan agama. Namun, dengan tindakan yang
tepat, masalah ini dapat diatasi. Pelatihan dan pengembangan profesional yang
berkelanjutan, akses yang lebih baik ke sumber daya pendidikan, serta peningkatan
status dan insentif bagi pendidik adalah langkah-langkah penting dalam meningkatkan
kompetensi mereka.

Kolaborasi antar-pendidik, evaluasi yang berkelanjutan, dan dukungan


administrasi sekolah juga merupakan faktor kunci untuk mencapai perbaikan. Dengan
upaya bersama dari berbagai pihak, pendidikan Islam dapat berkembang menjadi lebih
efektif dan relevan bagi siswa, membantu mereka memahami dan menerapkan prinsip-
prinsip agama dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu cara yang harus ditempuh
guru untuk mengembangkan metode yaitu mengikuti kegiatan pelatihan-pelatihan yang
sifatnya insidental, membaca buku-buku tentang metode pembelajaran yang relevan,
dengan cara berdiskusi dan saling tukar menukar ide, pengalaman terhadap sesama
teman guru di sekolah.
G. Faktor Penghambat: Terbatasnya Pendanaan

Pembiayaan sekolah adalah proses menggunakan pendapatan dan sumber


daya yang tersedia untuk mendirikan dan menjalankan sekolah di berbagai wilayah
geografis dan pendidikan yang berbeda, bidang politik pembiayaan sekolah dan
pendidikan,program pendanaan pemerintah dan sekolah.7

Kurangnya pendanaan merupakan salah satu faktor penghambat utama dalam


bidang pendidikan. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas fasilitas, penggajian guru,
akses ke materi pendidikan, dan berbagai aspek penting lainnya yang dapat
memengaruhi pembelajaran siswa. Upaya untuk meningkatkan pendanaan pendidikan
dapat membantu mengatasi hambatan ini dan meningkatkan mutu pendidikan.

Kurangnya pendanaan juga merupakan salah satu faktor penghambat dalam


pendidikan Islam. Pendidikan Islam membutuhkan sumber daya yang cukup untuk
menjalankan madrasah, pesantren, dan institusi pendidikan lainnya. Dengan
pendanaan yang terbatas, institusi-institusi pendidikan Islam mungkin kesulitan dalam
menyediakan fasilitas yang memadai, menggaji guru dengan layak, atau memperbarui
materi pelajaran.

Selain itu, kurangnya pendanaan juga dapat menghambat pengembangan


kurikulum yang relevan dalam konteks pendidikan Islam. Pendidikan Islam harus
mencakup aspek agama, moral, dan etika, serta menggabungkan nilai-nilai Islam dalam
pembelajaran sehari-hari. Tanpa pendanaan yang memadai, sulit untuk
mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan nilai-nilai dan ajaran Islam.

Untuk mengatasi hambatan ini, perlu ada upaya untuk meningkatkan pendanaan
pendidikan Islam, baik melalui dana publik maupun swasta. Ini akan membantu
memastikan bahwa pendidikan Islam tetap berkualitas dan dapat memberikan
kontribusi yang berharga bagi perkembangan individu dan masyarakat Muslim secara
keseluruhan.

Beberapa solusi dapat dipertimbangkan:

1. Peningkatan Dana Publik: Pemerintah dapat meningkatkan alokasi anggaran


untuk pendidikan Islam. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan dana
pendidikan dalam anggaran negara, pembentukan dana pendidikan khusus
untuk lembaga-lembaga pendidikan Islam, atau memberikan insentif dan
bantuan keuangan kepada lembaga-lembaga tersebut.

7
Armawati, Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Lembaga Pendidikan Islam: Sistem Pendanaan, (Jurnal
Manajemen Terapan, Dinasti Review, Volume II, 2021), h.412
2. Efisiensi Pengelolaan Dana: Penting untuk memastikan bahwa dana yang
tersedia digunakan secara efisien. Lembaga-lembaga pendidikan Islam perlu
memiliki manajemen keuangan yang baik dan transparan untuk menghindari
pemborosan dan penyalahgunaan dana.
3. Pengembangan Program Sponsorship: Program sponsor atau beasiswa dapat
membantu siswa yang kurang mampu dalam mendapatkan pendidikan Islam. Ini
bisa melibatkan komunitas lokal, organisasi keagamaan, atau yayasan amal
yang bersedia memberikan dukungan keuangan kepada siswa yang berpotensi.
4. Kemitraan dengan Perguruan Tinggi dan Lembaga Pendidikan Lainnya:
Lembaga pendidikan Islam dapat menjalin kemitraan dengan perguruan tinggi
dan lembaga pendidikan lainnya untuk mendapatkan dukungan keuangan, akses
ke sumber daya, atau fasilitas bersama. Ini dapat mengurangi beban keuangan
dan meningkatkan kualitas pendidikan.
5. Peningkatan Kesadaran Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang pentingnya pendidikan Islam dapat mendorong dukungan finansial dan
sosial. Kampanye pendidikan dan advokasi dapat membantu menggalang
dukungan dari masyarakat.

Menggabungkan beberapa atau semua solusi ini dapat membantu mengatasi


hambatan kurangnya pendanaan dalam pendidikan Islam dan memastikan bahwa
pendidikan tersebut tetap berkualitas dan dapat diakses oleh masyarakat yang
membutuhkannya.

Konsep biaya pendidikan adalah seluruh pengeluaran baik yang berupa uang
maupun bukan uang sebagai ungkapan rasa tanggung jawab semua pihak yakni
masyarakat, orangtua, dan pemerintah terhadap pembangunan pendidikan agar tujuan
serta cita-cita yang sudah ditentukan bisa tercapai secara efektif dan efisien.
Selanjutnya biaya pendidikan harus digali dari berbagai sumber, dipelihara,
dikonsolidasikan, dan ditata secara administratif sehingga dilaksanakan secara efektif
dan efisien8

Kurangnya pendanaan merupakan faktor penghambat utama dalam pendidikan


Islam. Namun, solusi-solusi yang telah dibahas di atas, seperti peningkatan dana
publik, penggalangan dana swasta, efisiensi pengelolaan dana, program sponsorship,
kemitraan, dan peningkatan kesadaran masyarakat, dapat membantu mengatasi
hambatan ini. Pentingnya pendidikan Islam dalam membentuk generasi yang
berpegang pada nilai-nilai agama dan moral menjadikannya layak mendapatkan
perhatian dan dukungan yang memadai. Dengan upaya bersama dari pemerintah,
komunitas, dan individu, pendidikan Islam dapat ditingkatkan sehingga memberikan

8
Armawati, Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Lembaga Pendidikan Islam: Sistem Pendanaan, (Jurnal
Manajemen Terapan, Dinasti Review, Volume II, 2021), h.415.
manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat Muslim dan masyarakat secara
keseluruhan.
H. Faktor Penghambat: Minat dan Kompetensi Belajar Peserta Didik Terbatas

Saat ini pendidikan Islam di Indonesia masih menghadapi berbagai


permasalahan yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Dari segi tujuan, mata kuliah,
tenaga pengajar, sarana dan prasarana, pendanaan, dan lain-lain, berbagai komponen
pendidikan Islam masih menghadapi permasalahan yang mendasar, yang
menyebabkan kualitas pendidikan Islam kurang memuaskan.

Faktor penghambat dalam pendidikan Islam seperti minat dan kompetensi


belajar peserta didik yang terbatas dapat memengaruhi kualitas pembelajaran :

1. Minat Terbatas: Jika peserta didik memiliki minat yang rendah terhadap
pelajaran agama atau Islam, hal ini bisa menghambat motivasi mereka untuk
belajar dengan baik.
2. Kompetensi Belajar: Tingkat pemahaman dan keterampilan belajar yang terbatas
pada peserta didik dapat membuat mereka kesulitan dalam memahami materi
pelajaran agama Islam.
3. Keterbatasan Sumber Daya: Kurangnya buku teks yang memadai, guru yang
berkualitas, atau fasilitas pendidikan yang memadai juga dapat membatasi
kemampuan peserta didik untuk belajar dengan baik.
4. Kurangnya Dukungan Keluarga: Dukungan dari keluarga sangat penting dalam
pendidikan Islam. Jika peserta didik tidak mendapatkan dukungan yang cukup
dari keluarga mereka, hal ini dapat menjadi penghambat.
5. Kualitas Pengajaran: Kualitas pengajaran agama Islam juga berperan penting.
Guru yang tidak mampu menyampaikan materi dengan baik atau kurangnya
metode pengajaran yang menarik dapat menghambat pembelajaran.

Dalam mengatasi faktor-faktor penghambat ini, diperlukan upaya bersama antara


guru, orang tua, dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan minat dan kompetensi
belajar peserta didik dalam pelajaran agama Islam. Ini bisa melibatkan pengembangan
metode pengajaran yang lebih menarik, pelatihan guru, dan meningkatkan kesadaran
keluarga tentang pentingnya pendidikan agama Islam.

Salah satu peluang pengembangan media yang memungkinkan adalah dengan


memanfaatkan gadget yang mereka miliki masyarakat, 9 dan juga dalam meningkatkan
minat dan kompetensi belajar peserta didik yang terbatas adalah dengan menciptakan

9
Tutut Sari Handayani, Pengembangan Mobile Learning Berbasis Android Sebagai Media Pembelajaran Pada
Materi Fluida Statis Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Ranah Kognitif Peserta Didik, (Jurnal Pendidikan
Fisika, Universitas Negeri Yogyakarta, Volume V, 2016), h.385.
lingkungan pendidikan yang memotivasi, relevan, dan mendukung, serta dengan
memberikan dukungan individual ketika diperlukan.

I. Faktor Penghambat: Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Terbatas

Sarana dan prasarana pendidikan yaitu perlengkapan atau peralatan yang


secara langsung dipergunakan dalam proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang
kelas, meja, kursi, serta media pengajaran. Sarana dan prasarana pendidikan adalah
fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pengajaran, seperti
halaman, kebun, taman sekolah, dan jalan menuju sekolah.10

Salah satu faktor penghambat utama dalam pemanfaatan teknologi


pembelajaran adalah keterbatasan sarana dan prasarana, Beberapa hambatan yang
mungkin timbul akibat keterbatasan ini adalah:

1. Keterbatasan akses ke perangkat teknologi: Bagi beberapa sekolah atau


lembaga pendidikan, mungkin sulit untuk menyediakan perangkat keras dan
perangkat lunak yang dibutuhkan. Perangkat seperti komputer, tablet, atau
smartphone, serta akses internet yang handal diperlukan agar siswa dapat
mengakses dan menggunakan materi pembelajaran berbasis teknologi.
2. Keterbatasan akses ke internet: Akses internet yang lambat, tidak stabil, atau
bahkan tidak tersedia dapat menjadi hambatan yang signifikan. Akses internet
yang terbatas akan membatasi kemampuan siswa dan pendidik untuk
mengakses sumber daya pembelajaran online dan berpartisipasi dalam
pengalaman pembelajaran yang melibatkan teknologi.
3. Keterbatasan ruang fisik dan sarana: Beberapa sekolah mungkin tidak memiliki
ruang khusus yang memadai untuk penggunaan teknologi pembelajaran.
Keterbatasan ruang fisik, seperti ruang kelas yang penuh atau kurangnya ruang
untuk laboratorium komputer, dapat menghambat penggunaan teknologi
pembelajaran yang efektif.
4. Keterbatasan sumber daya manusia: Kurangnya pengetahuan, keterampilan,
atau pemahaman tentang teknologi pembelajaran dapat menjadi hambatan
dalam pemanfaatannya. Pengajar yang tidak terampil dalam mengintegrasikan
teknologi dalam pembelajaran, atau kurangnya sumber daya manusia yang
terlatih untuk mengelola dan memelihara infrastruktur teknologi, dapat
menyulitkan implementasi yang sukses.
5. Tantangan pemeliharaan dan pembaruan: Teknologi memerlukan pemeliharaan
reguler dan pembaruan untuk memastikan kinerjanya tetap optimal. Namun,

10
Erni Susilawati, Manajemen Pemanfaatan Sarana Dan Prasarana Pembelajaran, (Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin, Volume VI, 2020), h. 57
biaya pemeliharaan dan pembaruan bisa menjadi faktor penghambat ketika
sumber daya yang diperlukan tidak tersedia.

J. Kesimpulan Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Islam

Dalam melaksanakan pendidikan Agama tidak lepas kerja sama antara Tokoh
Agama dalam lingkungan tempat tinggal. Dalam pelaksanaan pendidikan Islam
terhadap anak juga harus dimulai dari keluarga sebelum anak di diserahkan kepada
Tokoh Agama dan guru untuk mendapatkan ilmu tambahan tentang Agama.

Dalam pelaksanaan pendidikan Agama tidak terlepas dari berbagai faktor-faktor


yang mempengaruhi terhadap lancar dan tidaknya pendidikan tersebut, baik faktor yang
mendukung maupun yang menghambat pelaksanaan pendidikannya. Faktor ini perlu
diperhatikan yang khusus bila ingin pendidikan yang kita usahakan ini dapat berjalan
dengan baik sebab dengan memperhatikan faktor ini kita dapat mengevaluasi
kekurangan yang mungkin memerlukan perbaikan dan pengetahuan Agama terhadap
anak-anaknya.11

Faktor Pendukung Pendidikan Islam:

1. Nilai-nilai dan Dasar-dasar Agama: Pendidikan Islam didukung oleh nilai-nilai


dan dasar-dasar agama yang kuat. Prinsip-prinsip Islam yang diintegrasikan
dalam kurikulum dan pembelajaran memberikan landasan moral dan etis yang
kuat bagi peserta didik.
2. Peran Keluarga dan Masyarakat: Dukungan keluarga dan masyarakat penting
dalam pendidikan Islam. Keluarga berperan dalam membentuk karakter dan
nilai-nilai Islam pada anak-anak, sementara masyarakat menyediakan
lingkungan yang mempromosikan pendidikan Islam dan memfasilitasi
pertumbuhan spiritual.
3. Institusi Pendidikan Islam yang Kuat: Institusi seperti madrasah, pesantren, atau
lembaga pendidikan Islam lainnya memberikan dukungan penting bagi
pendidikan Islam. Mereka menawarkan lingkungan yang khusus, kurikulum
Islami, dan para pendidik yang terlatih dalam ajaran agama.
4. Kemajuan Teknologi dan Media: Pemanfaatan teknologi dan media berbasis
digital dapat meningkatkan pendidikan Islam melalui akses ke sumber daya
online dan metode pembelajaran yang inovatif, seperti e-learning, platform
digital, dan aplikasi Islami.

Faktor Penghambat Pendidikan Islam:


11
Saiful Bahri, Faktor Pendukung Dan Penghambat Pembinaan Agama Islam Terhadap Remaja Di Lembaga
Pembinaan Khusus Anak, (Cet.I: Mataram, Lafadz Jaya, 2021), h. 28.
1. Tantangan dalam Pencarian Sumber Daya Keuangan: Keterbatasan dana dapat
menjadi penghambat dalam pengembangan institusi pendidikan Islam,
pembelian peralatan pendidikan, perbaikan infrastruktur, dan pengembangan
kurikulum yang berkualitas.
2. Kurangnya Ketersediaan dan Keterampilan Guru: Kurangnya jumlah guru
berkualitas yang memiliki pemahaman mendalam tentang Islam dan
keterampilan mengajar yang efektif dapat menjadi penghambat dalam
memberikan pendidikan Islam yang berkualitas.
3. Tantangan dalam Memadukan Pendidikan Agama dengan Kurikulum Nasional:
Menyelaraskan pendidikan agama Islam dengan kurikulum nasional dapat
menimbulkan tantangan dalam pemilihan materi dan metode pengajaran yang
relevan serta memastikan bahwa pendidikan agama menjadi bagian integral dari
kurikulum.
4. Perubahan Sosial dan Pengaruh Global: Perubahan sosial dan pengaruh global
bisa memengaruhi nilai-nilai dan tradisi dalam pendidikan Islam. Menjaga
keaslian dan integritas pendidikan Islam di tengah arus globalisasi bisa menjadi
tantangan.
5. Perubahan Sosial dan Pengaruh Global: Perubahan sosial dan pengaruh global
bisa memengaruhi nilai-nilai dan tradisi dalam pendidikan Islam. Menjaga
keaslian dan integritas pendidikan Islam di tengah arus globalisasi bisa menjadi
tantangan.

Faktor pendukung dalam pendidikan Islam mencakup nilai-nilai agama, peran


keluarga dan masyarakat, institusi pendidikan Islam yang kuat, serta kemajuan
teknologi dan media. Di sisi lain, faktor penghambat mencakup tantangan sumber daya
keuangan, kurangnya ketersediaan dan keterampilan guru, kesulitan memadukan
pendidikan agama dengan kurikulum nasional, dan perubahan sosial dan pengaruh
global. Meningkatkan faktor pendukung dan mengatasi faktor penghambat diperlukan
untuk memastikan pendidikan Islam berkualitas dan relevan dalam menghadapi
tuntutan zaman.

Penting juga untuk memperhatikan bahwa faktor-faktor ini dapat bervariasi dari
tempat ke tempat dan mungkin memiliki implikasi yang berbeda tergantung pada
konteks sosial, politik, budaya, dan ekonomi masing-masing. Oleh karena itu, upaya
kolaboratif dari seluruh pemangku kepentingan penting untuk mengatasi faktor
penghambat dan memaksimalkan faktor pendukung dalam pendidikan Islam.

Melihat faktor-faktor ini dalam konteks yang lebih luas dan mengambil langkah-
langkah yang tepat untuk memperkuat faktor pendukung dan mengatasi faktor
penghambat. Kolaborasi antara pemerintah, keluarga, masyarakat, institusi pendidikan,
dan para pemangku kepentingan lainnya diperlukan untuk memperbaiki pendidikan
Islam dan mendorong perkembangan yang berkelanjutan.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor pendukung dan penghambat pendidikan Islam
1. Faktor Pendukung Pendidikan Islam:
a. Kecukupan Tenaga Pendidik: Ketersediaan guru atau pendidik yang
berkualitas dan kompeten dalam bidang pendidikan Islam sangat
mendukung keberhasilan pendidikan Islam.
b. Tersedianya Dana BOS: Dukungan dana dari dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
Islam.
c. Sarana dan Prasarana Tersedia: Ketersediaan sarana dan prasarana yang
memadai seperti ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan fasilitas
teknologi pendukung merupakan faktor penting dalam mendukung
pendidikan Islam.
d. Dukungan Pemerintah, Masyarakat, dan Orang Tua Peserta Didik:
Dukungan pemerintah, masyarakat, dan orang tua peserta didik sangat
dibutuhkan untuk memajukan pendidikan Islam.
2. Faktor Penghambat Pendidikan Islam:
a. Terbatasnya Kompetensi Pendidik: Kurangnya pendidik yang memiliki
kompetensi dan pemahaman yang memadai tentang pendidikan Islam
dapat menghambat pengembangan pendidikan Islam yang berkualitas.
b. Terbatasnya Pendanaan: Keterbatasan pendanaan dapat membatasi upaya
pengembangan dan peningkatan fasilitas, kurikulum, dan pelatihan pendidik
dalam pendidikan Islam.
c. Minat dan Kompetensi Belajar Peserta Didik Terbatas: Minat dan
kompetensi belajar yang terbatas pada siswa dapat mempengaruhi
efektivitas proses pembelajaran di lingkungan pendidikan Islam.
d. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Terbatas: Keterbatasan sarana dan
prasarana yang memadai dapat menghambat penggunaan dan
pemanfaatan teknologi serta sumber daya pembelajaran lainnya dalam
pendidikan Islam.
Peningkatkan kualitas pendidikan Islam, dibutuhkan upaya untuk memperkuat
faktor pendukung seperti kecukupan tenaga pendidik, tersedianya dana BOS, sarana
dan prasarana yang memadai, serta dukungan pemerintah, masyarakat, dan orang tua
peserta didik. Di sisi lain, faktor penghambat seperti terbatasnya kompetensi pendidik,
pendanaan, minat dan kompetensi belajar peserta didik, serta pemanfaatan sarana dan
prasarana yang terbatas perlu diatasi melalui upaya kolaboratif dari berbagai pihak
terkait.

DAFTAR PUSTAKA

Armawati. “Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Lembaga Pendidikan Islam:


Sistem Pendanaan”. Jurnal Manajemen Terapan, Dinasti Review, Volume II,
2021.
Bahri, Saiful, “Faktor Pendukung Dan Penghambat Pembinaan Agama Islam Terhadap
Remaja Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak”. Cet.I: Mataram, Lafadz Jaya,
2021.
Feisal, Jusuf Amir, “Reorientasi Pendidikan Islam”, Cet.I: Jakarta; Gema Insani Press,
1995.
Indrawan, Irjus, “Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah”, Cet.1:
Yogyakarta; Deepublish, 2015.
Normina, Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan, Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI
Kalimantan, UIN Antasari, Volume 14, 2016.
Pitri, Alisyah, ”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Islam: Paradigma,
Berpikir Kesisteman Dan Kebijakan Pemerintah (Literature Review Manajemen
Pendidikan”. Jurnal Ilmu Hukum Humaniora dan Politik, Dinasti Review, Volume
II, 2022.
Sari Handayani, Tutut, “Pengembangan Mobile Learning Berbasis Android Sebagai
Media Pembelajaran Pada Materi Fluida Statis Untuk Meningkatkan Minat Dan
Hasil Belajar Ranah Kognitif Peserta Didik”, Jurnal Pendidikan Fisika, Universitas
Negeri Yogyakarta, Volume V, 2016.
Sukmawati,Rika, “Analisis kesiapan mahasiswa menjadi calon guru profesional
berdasarkan standar kompetensi pendidik”. Jurnal Analisa, Sunan Gunung Djati
State Islamic University (UIN), Volume V, 2019.
Susilawati, Erni, “Manajemen Pemanfaatan Sarana Dan Prasarana Pembelajaran”.
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Antasari Banjarmasin, Volume VI, 2020.
Yunus, Muhammad, “Implementasi Nilai-Nilai Toleransi Beragama Pada Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (Studi Pada Smp Negeri 1 Amparita Kec. Tellu
Limpoekab. Sidrap)”, Al-Ishlah: Jurnal Studi Pendidikan, IAIN Parepare, Volume
XV, 2017.

Anda mungkin juga menyukai