Anda di halaman 1dari 229

MODUL BLOK 2

“human structure, growth, and


development“

LA ESCRITOR 22
Spesial dentistry book That are
collected, produced, and distributed
for benefit

This book belongs to :

Program studi kedokteran gigi


Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
i
Anggota Tim Modul
1. Dhia Adisty Sabrinanisa (20220340019)
2. Azurra Raissa Herpranowo (20220340001)
3. Zaldi Muhammad Haikal (20220340112)
4. Athira Faiza Syakira (20220340106)
5. Adinda Zahrotun Nisa (20220340126)
6. Nanda Ardi Nugraha (20220340064)
7. Muhammad Halim Chandra Alrasyid (20220340032)
8. Bidarin Nur Arifah (20220340017)
9. Sigma Algebra (20220340002)
10. Amilya Putri Nurviana Wibowo (20220340030)
11. Farrel Zahra Febryan (20220340036)
12. Sekar Raudya Ramadhantia (20220340042)
13. Adisti Khairunisa (20220340050)
14. Amanda Nahidah Shofa (20220340060)
15. Zalfa Nurirbah Dzakiyah (20220340069)
16. Cindy Aprilianti As (20220340072)
17. Hana Kayla Nisa (20220340076)
18. Raina Najwa Sabila (20220340078)
19. Aisyah Fitria Kurniasari (20220340082)
20. Prasasti Cikaltyas Widyaningrum (20220340095)
21. Jean Laresi (20220340120)
22. Nadhifa Syahla (20220340128)
23. Zahwa Aqqila (20220340130)
24. Baiq Ulya Yudisti Mawaddati (20220340135)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT dan segala karunia-Nya pada makhluknya karena
atas limpahan kenikmatan dan karunia-Nya yang telah diberikan, kami, Tim modul
dapat menyusun buku modul blok 2. Tujuan dari penulisan buku ini tidak lain adalah
untuk membantu teman-teman dalam memahami materi perkuliahan kedokteran gigi
pada blok 2 ini.

Dalam penulisan dan pengerjaan buku ini tentu saja tidak luput dari bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, terima kasih kami tujukan kepada Bapak/Ibu dosen
yang telah memberikan materi yang sangat bermanfaat untuk kami selaku
mahasiswa/mahasiswi prodi kedokteran gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
terima kasih kepada teman-teman prodi kedokteran gigi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta angkatan 2022 yang telah melimpahkan kepercayaan serta memberikan
dukungan kepada kami, dan terima kasih pula untuk semua pihak yang telah
membantu pembuatan modul ini sehingga modul ini dapat terbit dan berada di tangan
teman-teman semua.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan dan pengerjaan buku modul ini masih banyak
ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, saran dan masukan yang membangun dari para
pembaca sangat kami perlukan guna memperbaiki kinerja kami dalam pengerjaan
buku modul selanjutnya.

Penyusun,

Tim Modul

iii
DAFTAR ISI
Dra. Idiani D, M.Kes
Sitologi .......................................................................................................................... 1
Siklus Sel ..................................................................................................................... ϮϬ
Dr. Mahendra
Anatomi Osteon (Cranium dan Mandibulae) ............................................................. 2ϵ
Drg. Dian Yosi Arinawati, M.DSc., Ph.D
Path Way of Protein Secretion ................................................................................... 67
Dr. drg. Erlina Sih Maharani, M Kes
Glandula Salivarius ..................................................................................................... 75
Dr. dr. Ikhlas Muh Jennie
Kontraksi Otot ............................................................................................................ 83
Pusat Pengatur Motoris.............................................................................................. 87
Drg. Arya Adiningrat, Ph. D
Central Dogma & Epigenetic Regulation .................................................................... 94
Pengantar Psikologi Perkembangan……………………………………………………………………102
Dr. dr. Triwahyuliati, Sp.S., M.Kes
Nyeri dan Sistem Nervorum ..................................................................................... 107
Drg. Dyah Triswari, M.Sc
Dasar-Dasar Genetika ............................................................................................... 123
Dr. I. L. Gamayanti, Msi, Psi
Mutagenic and Transgenic…………………………………………………………………………………. 133
Dr. Ika Setyawati, M.Sc
Oksidasi dan Reduksi ................................................................................................ 140
Dr. Risal Andy K
Pengantar Anatomi dan Antropologi ....................................................................... 147
Pengantar Ilmu Antropologi ..................................................................................... 163
Yuningtyaswari
Integumentum .......................................................................................................... 172
Prof. Dr. drg. Sudibyo, S. U., Sp. Perio(K)
Etika kedokteran gigi ................................................................................................ 189
Dra. Yoni Astuti, M.Kes., Ph.D
Struktur Primer-Sekunder-Tersier dan Karakterisasi Karbohidrat,Protein,Lemak .. 199

iv
v
SITOLOGI
Pemateri: Dra. Idiani D, M.Kes
Editor: Nadhifa Syahla

Sel merupakan satuan unit dasar terkecil penyusun struktur dan fungsi organisme.

Sifat sel secara individual:


 Metabolisme  nutrisi
 Sintesis berbagai tipe molekul
 Menghasilkan energi
 Replikasi  regenerasi  reproduksi seluler (siklus sel)

Tingkat Organisasi Kehidupan:

Sel  Jaringan  Organ  Sistem Organ  Organisme


Dalam organisme multiseluler sel memiliki fungsi yang berbeda. Di dalam sel juga
terdapat proses diferensiasi yang akan membuat sel menyatu dengan struktur yang
sama membentuk sebuah jaringan. Jaringan akan menyatu sesuai dengan fungsinya
membentuk organ, dan organ akan menyatu membentuk system organ.

Sel pada dasarnya dibagi menjadi beberapa tipe:

1
1. Eukariotik  Tersusun lebih kompleks, terdapat membrane inti sehingga
material genetic terkemas dalam nucleus. Terdapat arparatus golgi,
sitoplasma, lisosom, ribosom, dan reticulum endoplasma.
2. Prokariotik  Tidak mempunyai membrane inti sehingga material genetic
(DNA, RNA, protein) tersebar pada sitoplasma, ukuran lebih kecil, tidak
mempunyai organela, terdapat membrane plasma pada bagian dalam.

Susunan sel terdiri dari:

1. 70% H2O (air)


2. 30% tersusun oleh zat zat kimia. Zat kimia terdiri dari ion-ion kecil, molekul,
fosfolipid, DNA, RNA, protein, dan polisakarida.

2
SEL HEWAN SEL TUMBUHAN
Terdapat membrane sel Terdapat dinding sel
Tidak mempunyai vakuola Mempunyai vakuola yang berisi
plastida fungsinya untuk memberi
warna baik warna daun maupun
bunga
Mempunyai sentriol yang berjumlah Terdapat kloroplas dan klorofil
dua
Mempunyai nucleus dan nucleoulus Mempunyai nucleus dan nucleolus
RE Halus: tidak ditempeli ribosom Terdapat RE kasar dan RE halus
RE Kasar: ditempeli oleh ribosom Terdapat mitokondria
Mitokondria memiliki dua Terdapat lisosom, ribosom,
membrane, yaitu membrane luar peroksosom
dan membrane dalam
Terdapat vesikel yang nantinya akan
keluar dari sel lewat pori-pori yang
disebut peristiwa eksositosis

Gambar sel hewan dan sel tumbuhan di mikroskop


electron

3
Flagellum: alat gerak

Gambaran monoseluler dengan mikroskop electron.


Tidak terdapat membrane nucleus sehingga materinya
tersebar di sitoplasma

Gambaran skematis sel hewan, sel tumbuhan, dan sel


bakteri (prokariotik)

4
Perbandingan sel bakteri, sel hewan, dan sel tumbuhan

Sel Sebagai Struktur Kompartemen Tertutup


1. Membrane sel (membran plasma/plasmalemma)
Fungsinya:
 Membatasi lingkungan ekstra sel
 Di dalam membran sel terdapat pori-pori yang gunanya untuk seleksi zat-
zat atau nutrisi mana yang keluar (eksotisosis) dan mana yang masuk
(endositosis) tergantung besar atau kecilnya pori-pori tersebut.

2. Sitoplasma
Fungsinya:
 Mengitari nucleus, dibungkus oleh membrane plasma, dan terdiri dari
sitosol (cairan sitoplasma)
A) Organela
Merupakan struktur metabolic aktif. Mempunyai membrane ganda, yaitu
membrane luar dan membrane dalam
B) Inklusion sitoplasmik
Tidak selalu ada dan jumlahnya berbeda-beda, merupakan produk
metabolisme intraseluler contohnya tetes lemak yang berada di dalam
kulit, granula glikogen di sel hepar, granula zymogen di sel pancreas,
mucinogen di intestinum
C) Sitoskeleton
Kerangka sel dengan anyaman filamentosa yang memberi bentuk sel dan
motalitas sel. Jika tidak terdapat sitoskeleton maka sel akan lembek
5
3. Nukleus
Pusat informasi genetic penting untuk pertumbuhan dan reproduksi

Gambaran sel dilihat menggunakan mikroskop


(perbesaran objektif 10x dan 40x)

6
Gambaran membrane sel dilihat dengan
mikroskop electron

Membrane sel mempunyai fungsi transportasi molekul spesifik (tebal 7,5-10mm).


Komponennya terdiri atas:
 Fosfolipid,
 Kolesterol,
 Protein yang mengandung 50% Integral dan perifer yang fungsinya untuk
transduksi sinyal,
 Karbohidrat yang merupakan rantai oligosakarida yang akan menjadi glikokaliks
yang fungsinya untuk pengenalan dan perlekatan sel.

Fungsi membrane sel:

1. Pembatas
 Lapisan yang berkesinambungan
 Melingkupi sel, inti sel, dan organel
2. Mendukung aktivitas biokimia yang berlangsung di dalam sel
3. Komunikasi antar sel yang memberikan respon terhadap rangsangan luar
4. Pembatas yang bersifat selektif permeable
 Adanya transport membrane yang merupakan pertukaran zat antara sel dan
lingkungannya. Transport membrane dibagi menjadi:
A) Transport pasif (difusi, difusi terfasilitasi, osmosis)
B) Transport aktif (transport melalui pompa sodium-potassium menjadi ATP
energi)
C) Transport makromolekul (endositosis dan eksositosis)

7
Endositosis dan Eksositosis

 Endositosis mengambil material dari cairan ekstrasel (luar) dengan gerakan


dinamis dan penggabungan membrane sel sehingga menjadi strutur
sitoplasmik bermembran berisi material.
 Eksositosis: vesikel sitoplasmik berbatas membrane akan menyatu dengan
membrane plasma dan melepas isinya ke ekstrasel.

Mitokondria

8
Organel yang mempunyai dua membrane, yaitu membrane dalam dan membrane
luar.

 Terdapat ruang antara membrane dalam dan membrane luar.


 Terdapat matriks

Secara skematis dapat dilihat gambaran struktur mitokondria:

 Ukuran bakteri, panjang 2-6 𝜇m, diameter 0,2 𝜇m


 Berbentuk sferis, ovoid, dan filamentosa
 Matriks: enzim larut air dan granula yang berfungsi untuk siklus krebs
 Fungsinya sebagai sumber energi, kerja kimiawi dan mekanik
 Lokasi: hamper semua sel eukariotik tersebar di sitoplasma
 Membran dalam: batas yang berbelok-belok
 Antara membrane dalam dan membrane luar terdapat space

9
Organ yang dipakai adalah ren
Ciri khas:

 Terdapat di dekat membrane basalis


 Di dalam sel tubulus renalis
 Berbentuk batang berjajar rapih seperti pagar
 Menggunakan pewarna HE sehingga bewarna merah

Ribosom

Ribosom adalah organela yang mensintesis protein. Ada dua jenis:

1. Ribosom mitokondria
2. Ribosom sitoplasmik

Ada dua bentuk:

1. Ribosom bebas
Individu tersebar di sitoplasma
2. Poliribosom/polisoma
Kelompok ribosom di sepanjang benang mRNA tersebar di sitoplasma pada sintesis
protein dan enzim untuk penggunaan seluler, dan menempel pada RE kasar

10
Preparate organ yang dipakai adalah Nissl Bodies
(ribosom sitoplasmik)
Bercak biru pada sitoplasma merupakan sel neuron tersebar di dalam sel medulla
oblongasal.

Reticulum Endoplasma

1. Reticulum Endoplasma Kasar


 Memiliki ribosom yang menempel
 Mengangkut protein yang baru terbentuk ke apparatus golgi
 Protein dapat dimodifikasi secara kimia
2. Reticulum Endoplasma Halus
 Tempat modifikasi molekul kecil yang dimodifikasi secara kimiawi
 Hidrolisis glikogen dalam sel hewan

11
 Tempat untuk sintesis lipid dan steroid

Retikulum endoplasmic dalam system endomembrane


Kompleks organela untuk sintesis, pengemasan, pemrosesan berbagai substansi sel

Struktur dan fungsi:

1. Reticulum endoplasma kasar


Sel mensintesis protein dengan ribosom yang disekresi, misalnya sel pancreas dan
sel plasma.
2. Reticulum endoplasma halus
Memetabolisme lemak, system hormone steroid, pemecahan glikogen, dan
detoksifikasi.

12
Apparatus Golgi

Apparatus golgi merupakan organel yang bergelombang yang menempel di membrane


nucleus

Struktur apparatus golgi:

 Sisterna (pipih, melengkung, terdiri dari 3-10 lengkungan)


 Vesikel (berada di tepi) perifer yang jumlahnya banyak
 Beberapa mengalami kondensasi vakuola besar

Fungsi apparatus golgi:

 Sintesis polisakarida
 Modifikasi produk sekretorik
 Mengemas produk sekretorik
 Menentalkan dan menyimpan produk sekretorik

13
Lisosom

Lisosom merupakan pusat pencernaan dari sel

 Reticulum endoplasma keluar dari aparatus golgi dan akan keluar berupa vesikel.
Vesikel akan bergabung dengan lisosom yang ada di sitoplasma kemudian akan
membentuk endosome, kemudian bergabung dengan membrane sel dan akan
mengeluarkan hasil.
 Dari luar partikel masuk (endositosis)  bergabung dengan endosome 
membentuk produk hasil pencernaan.

14
Peroksisom

Peroksisom merupakan organel bulat untuk pencernaan kecil dan untuk


detoksifikasi.

Sitoskeleton

Sitoskeleton itu terdiri dari filamen intermediate, mikrofilamen dan mikrotubulus.

 Di dalam mikrofilamen terdapat actin monomer yang berfungsi untuk mekanisme


gerakan otot.

15
Struktur sitoskeleton:

1. Mikrotubulin
Sub unit tubulin heterodimer. Tubulin berada di seluruh sitoplasma berkelompok
baik di sentriola, cilia, flagella, basal bodies, dan benang mitotik. Tubulin fungsinya
untuk memelihara bentuk sel.
2. Mikrofilamen
Mikrofilamen itu paling tipis, tersusun dari satu jenis protein aktif. Sifatnya
kontraktil. Untuk berkontraksi harus berinterkasi dengan myosin. Mikrofilamen
dalam sel bukan otot tersebar tidak teratur di sitoplasma.
3. Filamen intermediate
Ukurannya diantara mikrofilamen dengan microtubule, tersusun dari protein yang
structural terkait dengan lamina nucleus, dan berbeda beda tergantung jenis
selnya. Misal, sel apitelial (sitokeratin), sel mensenkim (vintemin), sel otot
(desmin), sel neuron (neurofilament).

Inclusion Sitoplasmik
 Tumpukan metabolit atau zat lain
 Tidak bergerak
 Tidak memiliki atau hanya sedikit aktifitas metabolic
 Bukan organel
 Contohnya tetes lemak, granula glikogen, granula melanin, dan granula lipofusin

Tetes lemak dengan pewarnaan He dan Granula


glikogen pada sel hepar

16
 Tetes lemak: bulatan lemak dalam vakuola lemak.
 Granula glikogen: butir butir merah magenta tersebar dalam sitoplasma
hepatocytes. Berbentuk polygonal, berderet tersusun radier vena centralis.

Nucleus

Fungsi:

 Pengantur sel  menyimpan material genetic, mengarahkan semua aktifitas sel,


dan mengatur struktur sel.
 Produksi  memproduksi sub unit ribosom di nucleolus dan mengirimnya ke
sitoplasma untuk dirakit menjadi ribosom.

1. Selubung nucleus: membrane ganda, memisahkan nucleus dari sitoplasma,


perluasan reticulum endoplasma bergranula, bagian dalam dilapisi lamina fibrosa

17
yang berlubang-lubang. Terdapat porus nuclear yang terikat oleh globuler sub
unit.
2. Kromatin: berisi DNA, terdapat dua jenis yaitu heterokromatin dan eukromatin.
3. Kromosom: kondensasi kromatin, dalam manusia terdapat 46 kromosom atau 22
pasang, dan sepasang kromosom XY.
4. Nucleolus: satu buah, sangat basophil, heterokromatin menempel.
5. Nukleoplasma: matriks nucleus, strukturnya fibriler nukleoskeletal, mengikat
reseptor hormone dan memperbaharui sintesis DNA, tersusun oleh protein
enzimatik atau non enzematik, metabolit, ion, dan air.

18
19
SIKLUS SEL
Pemateri: Dra. Idiani D, M.Kes
Editor: Nadhifa Syahla

Definisi
 Siklus sel merupakan salah satu proses terpenting dalam perkembangbiakan sel.
 Sel harus melalui proses duplikasi isi dari sel kemudian diikuti pemisahan sel
menjadi dua sel anakan.
 Gangguan dalam proses siklus sel berperan terutama dalam penyakit kanker dan
degenerative.

Regulasi Siklus Sel


 Siklus sel terjadi pada sel eukariotik dan pembelahannya secara mitosis dan
meiosis.
 Sel memiliki mekanisme kontrol, yaitu pada checkpoint terdapat tiga tempat untuk
mengatur siklus sel:
1. Restriction point
2. Permulaan fase M
3. Akhir fase M
 Menurut Goodman, terdapat empat tempat terjadinya checkpoint:
1. Pada perbatasan fase G1/S
2. Interfase S
3. Perbatasan fase G2/M
4. Mitosis
 Kerusakan DNA dapat diketahui oleh checkpoint karena adanya tiga komponen
utama:
1. Sensor kerusakan
2. Signal transduksi
3. Efektor

20
Struktur dan Perubahan Kromosom pada Mitosis dan
Meiosis
1) Mitosis
 Pembelahan mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan sel anakan
yang jumlah kromosomnya sama dengan jumlah kromosom sel induknya
 Mitosis terdiri dari empat tahap:
A. Profase
B. Metaphase
C. Anafase
D. Telophase

A. Profase
Pada tahap profase, sel ditandai dengan:
 Membrane inti rusak menjadi bagian-bagian kecil
 Benang-benang kromatin memadat menjadi kromosom
 Nucleolus mulai menghilang
 Untaian kromosom berubah menjadi pilinan
21
 Membrane nucleus mulai menghilang
 Kromosom menggandakan diri

B. Metafase
 Benang-benang kromatin berubah menjadi kromosom
 Terdiri dari dua kromatid yang dihubungkan oleh sentromer dalam bidang
ekuator
 Munculnya gelendong
 Ujung kromosom dapat acak arahnya

C. Anafase
 Diawali saling berpisahnya kromosom yang terduplikasi pada setiap dublet
 Kromosom yang terdiri dari dua kromatid akan berpisah
 Sentromer akan ditarik oleh binang spindle
 Pada akhir anafase kromatid akan berada pada kutub yang berlawanan

D. Telofase
 Kromosom mulai membukan gulungannya
 Nucleolus terbentuk kembali
 Membrane nukleous mulai membentuk di sekitar kromosom
 Lempeng sel muncul di daerah ekuator (tengah)
 Mulai terbentuk invaginasi pada sel hewan dan manusia, namun untuk sel
tumbuhan akan terbentuk lempeng atau sekat sel
 Invaginasi pada telophase awal berada di tepi
 Terjadi sitokinesis atau pembagian sitoplasma yang nantinya dibagi ke arah
kutub yang satu dan yang satunya lagi
 Di dalam satu sel terdapat dua inti baru

Pada mitosis terjadi dua peristiwa penting yaitu perubahan kromosom yang meliputi
pemisahan inti atau disebut kariokinesis yang dimulai dalam tahap profase awal
sampai profase akhir.

22
2) Interfase
 Fase istirahat yang merupakan fase diantara pembelahan mitosis satu ke
mitosis lain.
 Sel mulai tumbuh (G1), diikuti dengan periode (S) sintesis DNA dan selama itu
kromosom terduplikasi, kemudian pertumbuhan kedua (G2) terjadi sebelum
mitosis berikutnya.
 Inti sel tumbuh besar, keruh, dan lambat laun tampak benang benang kromatin
yang halus seperti granula (kalau udah muncul benang kromatin yang halus
maka masuk ke tahap profase awal).

3) Meiosis
 Pembelahan khusus terdapat di sel gamet saja (tidak terdapat di sel tubuh)
 Menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom separuh dari jumlah
kromosom sel induknya (4 sel anakan)
 Pada meiosis terjadi dua tahap utama:
1. Meiosis 1
2. Meiosis 2

23
Sel yang bersifat diploid memiliki kromosom (merah dan biru) yang
mempunyai bentuk dan ukuran yang sama nanti akan bergandengan atau
berpasangan.

1. Meiosis 1
A) Profase I
 Terdiri dari lima sub tahap (LeZiPaDiDi):
1) Leptotene : lenyapnya selubung inti dan nukleolus masih tampak.
Benang-benang kromosom tampak sebagai benang panjang dan
tunggal.
2) Zigoten : kromosom homolog yang pada awalnya sebagai
kromosom tunggal, pada fase ini akan mengelompokkan diri
berpasang-pasangan menurut ukuran panjangnya.
3) Pakiten : kromosom yang tersusun homolog akan berduplikasi
menjadi 2 kromatid yang disebut tetrad.
4) Diplotene : adanya kiasma di antara kromatid dalam tetrad yang
memungkinkan terjadinya pindah silang.
5) Diakinesis : kromosom menjadi pendek dan tebal, selubung inti dan
nucleolus menghilang.
 Membrane inti rusak
 Benang kromatin memadat
 Kromosom yang ukurannya sama saling bergandengan
 Terjadi pindah silang atau crossing over

B) Metafase I
 Benang gelondong mulai terbentuk
 Kromosom ditarik oleh benang spindel dan kromosom berjejer di
bidang ekuator

C) Anafase I
 Kromosom homolog memisah dan bergerak ke kutub berlawanan
 Jumlah kromosom anakan berbeda dengan induk

24
D) Telofase I
 Kromatid membentuk kromatin, spindle menghilang, dinding inti dan
nucleolus mulai terbentuk

2. Meiosis 2
Antara meiosis I dan meiosis II tidak ada fase istirahat (jadi dari telophase I
langsung ke meiosis II)
Meiosiss II dibagi menjadi ke beberapa tahap:
A) Profase II
 Kromatin membentuk kromosom
 Sentriol berpisah ke kutub masing-masing
 Dinding inti dan nucleolus hilang atau terbentuk spindle

B) Metafse II
 Kromosom pindah ke bidang ekuator

C) Anafase II
 Masing-masing sentromer dari tiap kromosom membelah
 Kromatid memisahkan diri dan bergerak ke arah yang berlawanan

D) Telofase II
 Berlangsungnya sitokinesis lagi
 Kromatid membentuk benang-benang kromatin dan dinding inti juga
nucleolus terbentuk lagi
 Pada bidang ekuator terbentuk sekat dan terbentuklah 4 sel anakan
(jadi pada meiosis sebuah sel induk diploid menghasilkan empat sel
anakan)
PERBEDAAN MITOSIS DAN MEIOSIS
PEMBELAHAN MITOSIS PEMBELAHAN MEIOSIS
Tujuan Memperbanyak jumlah sel dan Mengurangi jumlah kromosom
mengganti yang rusak agar pada generasi berikutnya
jumlahnya tetap
Terjadinya Sel tubuh (somatic) Proses pembentukan sel kelamin
(gamet)

25
Hasil Satu sel induk menjadi dua sel Satu sel induk menjafi 4 sel anak
anak
Sifat sel anak sama dengan sel induk Sel anak tidak identic dengan sel
induk

Amitosis
 Merupakan pembelahan biner (terjadi pada pembelahan sel prokariotik)
 Terdiri atas tahap-tahap: melekatnya kromosom sirkuler pada suatu titik→
bereplikasi (agar setiap sel anak harus memperoleh seperangkat informasi genetik
yang identik) → 2 kromosom sirkuler yang saling bersisian dan masing-masing
melekat pada satu titik di membran
 Saat sel memanjang maka titik-titik perlekatan ini akan bergerak ke ujung-ujung
sel yang berlawanan dengan kromosom sirkuler yang diikatnya terbentuk sekat
dibagian tengah sel → terbelah menjadi 2 sel anak, dengan kromosom yang
lengkap ; ribosom dan struktur sel lain yang telah mengganda jumlahnya terbagi
sama pada kedua sel anak selama pembelahan ; dan dihasilkan dua sel anak yang
identik.

26
Pembelahan eukariotik:
1. Ukuran sel lebih besar dari prokariotik
2. Lebih banyak mengandung DNA
3. Lebih rumit
4. Replikasi  segregasi  sitokinesis

Pembelahan prokariotik:
1. Mitosis: pembelahan pada sel somatic yang menghasilkan sel anakan yang sama
dengan sel induk
2. Meiosis: pembelahan reduksi yang memisahkan kromosom-kromosom yang
homolog
3. Terjadi pada proses gametogenesis

27
28
Anatomi Osteon (Cranium dan Mandibulae)
Pemateri : dr. Mahendra
Editor : Baiq Ulya Yudisti Mawaddati

29
Fig 1. The Axial Skeleton.

Tulang dibagi menjadi dua kelompok


1. Tulang aksial : Yang membentuk aksis (poros atau garis sumbu utama)
2. Tulang apendikular : Tulang-tulang apendik (ujung atau bagian yang jauh),
Apendikular terhubung dengan aksial (aksial sebagai porosnya),
Apendikular terbagi menjadi dua kelompok :
1. Superior : Anggota gerak atas
2. Inferior : Anggota gerak bawah

Fig 1. The Axial Skeleton

30
Fig 2. The Axial Skeleton

Fungsi skeleton axial :


1. Support dan proteksi organ internal
2. Perlekatan musculi (origo dan insersio)

Skeleton Axial
1. Sebagai axis longitudinal
2. Terdiri atas 80 ossa
A. Caranium:
– 8 ossa neurocranium
– 14 ossa viscerocranium
B. Ossa lain yang berhubungan:
– 6 ossicula auditory
– 1 os hyloid
C. Columna vertebra
– 24 vertebrae
– Os sacrum
– Os coccygeus
D. Cavum thorax
– 24 costae
– 1 os sternum

31
Fig 3. Cranial and Facial Subdivisions of the Skull

Fungsi Cranium sebagai proteksi:


1. Encephalon
2. Tractus respiratorus
3. Tractus digestivus
Cranium terdiri atas 22 ossa :
 8 ossa neurocranium
 14 ossa viscerocranium

Neurocranium
 Membentuk cavitas cranii
 Tempat bagi enchepalon
 Beserta liquor cerebrospinal, vasa, nervi, meninges

Viscerocranium
 Superficial
• Untuk perlekatan musculi (origo dan insersio)
 Profunda
• Membatasi cavitas oris dan cavitas nasal
• Membentuk septum nasi

32
Viscerocranium Superficial
 Os Maxillae
 Os Lacrimal
 Os Nasal
 Os Zygomaticus
 Os Mandibula
Viscerocranium Profunda
 Os Palatinum
 Conchae nasalis inferior
 Os Vomer

Fig 4. The Adult Skull.

33
34
35
Cranium

36
Cranium

Sutura Cranii
 Articulatio terfiksir pada cranium
4 Sutura major :
• Sutura Lambdoidea :
Membatasi os occipital dan os parietal
• Sutura Coronalis :
Membatasi os frontal dengan os parietal
• Sutura Sagittalis :
Diantara kedua os parietal
Dari sutura lambdoidea ke sutura coronalis
• Sutura Squamosa :
Membatasi os temporal dan os parietal

37
Cranium

Sinus Paranasalis
 Cavitas, untuk mengurangi berat cranium
 Dilapisi membrane mucosa
 Terhubung ke cavitas nasi

 4 Sinus Paranalis
• Sinus frontalis
• Sinus maxillaris

38
• Sinus ethmoidalis Cranium
• Sinus sphenoidalis

Cranium pada bayi dan anak-anak

 Tumbuh dengan cepat


 Lebih besar daripada tubuh
 Banyak pusat osifikasi
 Fusi belum sempurna saat lahir
• 2 os frontale
• 4 os occipitale
• Beberapa fragmen os sphenoidale dan os temporale

Frontanelles (fonticulus/ubun-ubun)
 Area lunak pada cranium, dilapisi jaringan ikat fibrosa
 Menutupi bagian sutura yang belum berdifusi
 Memungkinkan moulage cranium saat lahir
• Anterior frontanelle:
Frontal, sagittal, coronal sutures
• Occipital frontanelle:
Lambdoid, sagittal sutures
• Sphenoidal fontanelles:
Squamous, coronal sutures

39
• Mastoid fontanelles: Cranium
Squamous, lambdoid sutures

40
Cranium

41
Cranium
Ossa Neurocranium
 Os occipital
 Os parientale
 Os frontale
 Os temporale
 Os sphenoidale
 Os ethmoidale

Os Occipitale
 Fungsi
Membentuk facies posterior dan inferior cranium
 Articulatio dengan os occipital
o Os parietal
o Os temporal
o Os sphenoid
o Os vertebra cervicial ke-1 (os atlas)
 Foramina
• Foramina magnum : Penghubung cavitas cranii dan canalis spinal
• Foramen jugular : Dilewati v. jugularis
• Canalis hypoglossi : Dilewati n. hypoglossus
 Bangunan khas
• Protuberantia occipitalis external
• Crista occipitalis externa : Perlekatan ligamentum
• Condylus occipitalis : Articulatio dengan collum
• Linea nuchal inferior dan superior : Perlekatan musculi dan
ligament.

Os Parietal
 Fungsi
• Membentuk facies superior dan lateral cranium
 Articulatio
• Interparietal
• Os occipital
• Os temporal
• Os frontal

42
• Os sphenoid Cranium
 Bangunan khas
• Linea temporalis superior dan inferior
– Perlekatan m. temporalis
– Sulci arteriosi et venosi

43
Os Frontal
 Fungsi
• Membentuk facies anterior cranium dan orbita superior
• Terdapat sinus frontal
 Articulation
• Os parietal
• Os maxilla
• Os ethmoid
• Sutura metopic (interfrontal)
• Os lacrimal
• Os zygomatic
• Os sphenoid
• Os nasal
 Bangunan khas
• Squama frontal
• Margo supra-orbital
• Fossa lacrimal
• Sinus frontalis
 Foramina
• Foramen supra-orbital:
Dilalui vasa darah ke palpebral dan sinus frontal.
• Incisura supra-orbital:
Foramen supra-orbital yang inkomplit.

44
45
Os Temporale
Fungsi :
• Membentuk dinding lateral cranium and arcus zygomaticus
• Articulatio dengan mandibular
• Proteksi auris interna
• Perlekatan musculi mandibula dan kepala

Articulatio :

• Os Zygomatic

• Os Sphenoid

• Os Parietal

• Os Occipital

• Os Mandibula
Bangunan khas :
• Pars squamosa: membatasi sutura squamosal
• Fossa mandibularis: articulatio dgn mandibular
• Processus zygomaticus
– Articulatio dgn proc. temporalis os zygomaticus
• Processus mastoideus
– Perlekatan musculi
– Terdapat cellulae mastoidea
• Styloid process
– Perlekatan tendo & ligament hyoid, lingua, pharynx
• Pars petrosa
– Menutupi bangunan pada auris interna
• Ossicula auditory
– maleus, incus, stapes

Foramina :
• Canalis caroticus: dilewati carotis interna
• Foramen lacerum

46
- For carotid and small arteries
- Hyaline cartilage
- Auditory tube
 Meatus acousticus externus
 Foramen stylomastoid: dilewati n. facialis
 Meatus acousticus internus
-Dilewati vasa dan nervi ke auris interna dan n. facialis

47
Os sphenoidae
 Fungsi
• Membentuk dasar cranium
• Menghubungkan viscerocranium dan neurocranium
• Terdapat sinus sphenoidalis

 Articulatio
• Os ethmoid
• Os frontal
• Os occipital
• Os parietal
• Os temporal
• Os palatine
• Os zygomaticus
• Os maxillae
• Os vomer

 Bangunan khas
• Corpus sphenoid : di bagian tengah sphenoid
• Sella tursica : berbentuk pelana, di superior corpus
• Fossa hypophysialis : cekungan di sella tursica
• Sinus sphenoidalis : di inferior sella tursica
• Alae minor : di anterior sella tursica
• Alae mayor : membentuk dinding posterior orbita, terdapat spina
sphenoidalis
• Pterygoid procceses : membentuk lamina pterygoidea, perlekatan
musculi mandibular dan pallatum mole

 Foramina
• Canalis opticus : dilewati n. opticus
• Fissure orbitalis superior : dilewati vasa dan nervi ke orbit
• Foramen rotondum : dilewati vasa dan nervi ke wajah
• Foramen ovale : dilewati vasa dan nervi ke wajah
• Foramen spinosum : dilewati vasa dan nervi ke mandibular dan
maxilla

48
The sphenoid

Os ethimodale
 Fungsi
• Membentuk dasar anteromedial cranium dan atap cavitas nasi
• Bagian dari septum nasi dan dinding media orbita
• Terdapat sinus (celulla) ethimodalis

 Articulatio
• Os frontal
• Os sphenoid
• Os nasal
• Os lacrimal
• Os palatine
• Os maxilla
• Conchae nasi inferior
• Os vomer

49
 Bagian pada os Ethimodale
• Lamina cribriformis : dasar cranium, atap cavitas nasi, terdapat crista
galli
• Massa lateral (2) : terdapat celulla ethimoidal, concha nasi superior
dan media
• Lamina perpendicularis : bagian septum nasi

 Foramina
• Foramina olfactoria : pada lamina cribriformis, dilewati n. olfactorius

50
The ethmoid

Viscerocranium

Ossa viscerocranium
 Os zygomaticum
 Os maxillae
 Os palatine
 Os nasal

51
 Os vomer
 Os conchae nasalis inf
 Os lacrimale
 Os mandibular

Os zygomaticum
 Fungsi
• Membentuk margo dan dinding lateral orbita
• Membentuk arcus zygomaticus
 Articulatio
• Os sphenoid
• Os frontal
• Os temporal
• Os maxillae
 Bangunan khas
• Processus temporalis : bertemu dengan processus zygomaticus
 Foramina
• Foramen zygomaticofasialis : dilewati nervi sensori daerah pipi

52
Zygomatic bone, lateral and medial view

Os Maxillae
 Fungsi
• Tempat tumbuhnya gigi atas
• Membentuk margo orbitalis inferior
• Membentuk margo lateral nares externa
• Membentuk rahang atas dan palatum drum
• Terdapat sinus maxillaris
 Articulatio
• Intermaxilla
• Semua ossa cranii selain os mandibula, temporale, occipital, parietale
 Bangunan khas
• Margo orbita : proteksi mata dan orbita
• Spina nasalis anterior : perlekatan cartilage septi nasi anterior
• Processus alveolaris : membatasi cavitas oris
• Processus palatinus : membentuk palatum durum
• Sinus maxillaris
• Canalis nasolacrimalis : proteksi saccus lacrimalis dan ductus
nasolacrimalis
 Foramina
• Foramen infra-orbita : dilewati nervi sensory ke otak

53
• Fissure orbitalis inferior : dilewati nervi cranalis dan vasa

The maxillae anterior and posterior view

54
55
The Maxillae, lateral and medial view

The Maxillae, inferior view

Os Palatina
 Fungsi
• Membentuk pars posterior palatum durum
• Bagian dinding inferior orbita
 Articulatio
• Interpalatina
• Os maxialle
• Os sphenoid
• Os ethmoid
• Concha nasal inferior
• Os vomer
 Bagian pada os Palatina
• Lamina horizontal : bagian posterior palatum durum
• Lamina perpendicular : dari lamina horizontal ke processus
orbitalis
 Foramina
• Banyak di pars lateral lamina horizontal
• Dilewati vasa-vasa kecil dan nervi kearah palatum oris

56
The palatine, oblique view

The Palatine, anterior and posterior view

57
Os Nasal
 Fungsi
• Menyokong basis nasi
• Menghubungkan pars distal cartilage nasalis
 Articulatio
• Internasal
• Os ethmoid
• Os frontal
• Os maxillae

The Nasal bone, anterior and posterior view


Os Vormer

58
 Fungsi
• Membentuk pars inferior septum nasalis ossea
 Articulatio
• Os sphenoid
• Os ethmoid
• Os palatine
• Os maxillae
• Pars cartilago septi nasi

The Vomer, anterior and lateral view

59
Conchae Nasalis Inferior
 Fungsi
• Menciptakan turbulensi udara di cavitas nasi
• Memperluas area permukaan epitel
• Menghangatkan dan melembabkan udara inhalasi
 Articulatio
• Os ethmoid
• Os maxillae
• Os palatine
• Os lacriminal

The Inferior Nasal Conchae, lateral and medial view

60
Os Lacrimale
 Fungsi
• Os cranii yang terkecil
• Membentuk dinding medial orbita
 Articulario
• Os frontal
• Os maxillae
• Os ethmoid
 Bangunan khas
• Sulcus lacrimalis : tempat saccus lacrimalis, berlanjut ke canalis
nasolacriminalis

The Lacrmale bones, lateral and medial view

61
The Smaller Bones of Face (os nasal, vomer, conchae nasalis inf, lacrimale)

Os Mandibula
 Fungsi
• Membentuk rahang bawah
 Articulatio
• Os temporal (fossa mandibularis)
 Foramina
• Foramina mental : dilewati nervi sensori dari bibir dan dagu
• Foramen mandibula :
Pintu masuk canalis mandibularis

62
Dilewati nervi dan vasa ke gigi bawah
 Bangunan khas
• Corpus mandibula : pars horizontal
• Processes alveolaris : menyokong gigi bawah
• Protuberantia mental : perlekatan musculi facialis
• Linea mylohyoidea : insersio m. mylohyoid
• Ramus : dua cabang ascendens corpus ke kanan-kiri
• Processus condylaris : membentuk art. Temporomandibularis
• Processus coronoideus : insersio m. temporalis
• Incisura mandibularis : di antara processus condylaris dan
coronoideus

The Mandible

63
The Mandible, oblique view

64
The Mandible, posterior and superior view

65
66
Path Way of Protein Secretion
Pemateri : drg. Dian Yosi Arinawati, M.DSc., Ph.D

Editor : Sigma Algebra

Protein merupakan gabungan dari banyak sekali asam amino. Terdapat 20 jenis asam
amino utama yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Asam amino tersebut dikelompokkan
menjadi dua;

1. Asam Amino Esensial


Tidak bisa dibuat sendiri oleh tubuh dan umumnya didapatkan dari makanan.
Meliputi sembilan asam amino, yaitu : Histidin, Isoleusin, Lisin, Metionin,
Fenilalalin, Treonin, Triptofan, dan Valin.
2. Asam Amino Non Esensial
Dapat dibuat sendiri oleh tubuh. Meliputi sebelas asam amino, yaitu : Alanin,
Arginin, Asparagin, Asam Aspartat, Sistein, Asam Glutamat, Glutamin, Glisin,
Prolin, dan Serin.
Pembentukan protein dipelantarai oleh sistem endomembran, kesatuan kompleks
organel-organel dalam sitoplasma, membentuk kompleks yang fungsional. Protein
disintesis oleh ribosom. Terdapat dua jenis ribosom:

1. Cytosolic Ribosom / Free Ribosom: Merupakan kelompok ribosom yang


tersebar bebas di cytosol dan mensintesis protein yang akan digunakan di
cytosol. Non vesicle mediated protein trafficking.
2. Membrane Bind Ribosom: Merupakan kelompok protein yang berikatan
dengan membrane ER dan mensintesis protein yang memerlukan aktivasi di
ER atau Aparatus Golgi, protein membrane, dan protein yang akan
disekresikan keluar sel. Vesicle mediated protein trafficking.

67
68
Setelah protein melalui tahapan trankripsi dan translasi, maka tahap selanjutnya
adalah sekresi. Organel yang berperan besar dalam tahap ini adalah Endoplasmic
Reticulum dan Aparatus Golgi.

ER (Endoplasmic Reticulum)
ER memiliki bentuk yang beragam, diantaranya

1. Sisterna: gepeng, berlapis-lapis, saling berhubugan.


2. Tubular: pipa-pipa kecil, saling berhubungan.
3. Vesikuler: gelembung-gelembung yang berlapis.
Fungsi ER

1. RER (Rough Endoplasmic Reticulum) atau RE Kasar yang merupakan tempat


sintesis protein terbesar sel.
2. SER (Smooth Endoplasmic Reticulum) atau RE Halus yang merupakan pusat
sintesis lemak sel. Pada SER terdapat Transport ER, tempat pengangkutan
vesikel asam amino dan lemak yang baru disintesis menuju Aparatus Golgi.
3. Tempat penyimpanan ion kalsium intraseluler.
Pada awalnya semua ribosom adalah Free ribosom. Ribosom-ribosom ini bersama-
sama mentranslasi mRNA menjadi protein membentuk kompleks poliribosom.
Namun saat sintesis protein tertentu (protein membrane, dsj) diperlukan, maka
ribosom akan bergerak menuju ER, traslocation. Terdapat dua bentuk translokasi;

69
1. Co-Translational Translocation (‘co’ artinya sebelum)
a. Free ribosome mulai mentranslasi protein yang harus ditranslokasi ke ER.
Urutan asam amino yang pertama disintesis ini adalah protein khusus
yang menjadi penanda untuk proses translokasi, signal sequence (SS).
b. Signal sequence berikatan dengan signal receptor particle (SRP) pada area
N-terminus dari SS. Hal ini membuat translasi protein terhambat bahkan
terhenti (paused)
c. Kompleks SS-SRP dengan menggunakan GTP bergerak menuju ER.
d. SRP akan berikatan dengan signal sequence particle receptor yang ada di
permukaan membran ER. Sedangkan SS akan membuka translocon
protein channel yang juga ada juga ada di permukaan membran ER.
Pembentukan kompleks SRP-SRP receptor membuat SS berikatan dengan
translocon protein channel membuat kedua molekul ini disebut sebagai
molecular matchmaker. Karena SRP terlepas dari SS maka translasi
protein dilanjutkan (resume)
e. Setelah proses translasi selesai, ribosom akan lepas dari untai protein dan
kembali menjadi free ribosom. SS dipotong dari rantai protein oleh signal
peptidase. Protein hasil translasi masuk ke lumen ER, masuk ke tahap
folding, hingga akhirnya menjadi protein membran atau disekresikan
keluar sel.
f. SS yang terlepas dari translocon protein channel dan menempel pada
membrane ER akan mengalami degradasi secara cepat.
g. Plug protein akan kembali menutup transloco protein channel sehingga
TPC menjadi inaktif

70
h. Ribosom yang menempel (Selamanya atau sementara) ini akan
membentuk area RER.
2. Post-Translational Translocation (‘post’ artinya sesudah)
Translokasi terjadi setelah mRNA selesai ditranslasi menjadi protein oleh free
ribosom. Apabila protein memiliki SS, maka ia akan masuk ke pathway yang
sama dengan co-translation translocation. Yang membedakannya adalah
tidak terjadi ikatan antara ribosom dengan membran ER.

Transmembrane Protein
Tidak semua protein yang datang menuju ER akan masuk ke lumen. Ada juga protein-
protein yang akan berikatan dengan TPC yang tertanam di membrane. Translokasi
yang terjadi pada dasarnya sama dengan translokasi yang sudah dijelaskan di atas.
Perbedaanya terletak pada tahap awal dimana pada protein transmembran terdapat
sekuens protein yang menghentikan terjadinya proses translokasi, hydrophobic
amino acids atau stop transfer protein (stop TP). Ribosom tetap menyelesaikan
translasinya hingga akhir baru melepaskan diri dari protein. SS akan dipotong signal
protease lagi, namun stop transfer protein tidak terpotong sehingga ia akan menjadi
jangkar yang membuat protein tadi melekat pada membrane ER. Jika hanya ada satu
untai protein yang terbentuk dari satu mRNA; single pass protein. Sedangkan pada
multi pass protein, SS dan stop TP akan bergantian ditranslasi oleh ribosom sehingga
dari satu mRNA akan terbentuk banyak protein membran. Pembentukan multiple
pass protein ini sama dengan kerja mesin jahit.

71
Bagaimana jika folding protein bermasalah?

72
Protein yang sudah melalui tahap folding di ER akan bergerak menuju golgi untuk
diproses lagi dan akhirnya disekresikan ke luar atau dikirim untuk menjadi protein
membrane.

Referensi

Bustin S. (2015). Molecular Biology of the Cell, Sixth Edition; ISBN: 9780815344643;
and Molecular Biology of the Cell, Sixth Edition, The Problems Book; ISBN
9780815344537. International Journal of Molecular Sciences, 16(12), 28123–28125.
https://doi.org/10.3390/ijms161226074

73
74
Glandula Salivarius
Pemateri: Dr. drg. Erlina Sih Mahanani, M Kes

Editor: Adisti Khairunisa

A. Klasifikasi Glandula Salivaris


1. Glandula Salivaris Mayor
- Ukurannya lebih besar
- Terdapat pada jaringan eksokrin
- Mensekresi sebagian besar air liur yang ada di rongga mulut
- Memproduksi saliva yang ada di digestive
2. Glandula Salivaris Minor
- Peran utama dari salivaris minor adalah untuk melumasi dinding
rongga mulut

B. Tipe-Tipe Saliva
Perbandingan Serous dan Mucous adalah 3:2, kandungan Serous lebih banyak
dibandingkan dengan Mucous di dalam rongga mulut

1. Serous
- Sifatnya/konsentrasinya lebih encer
- Kelenjar Parotid adalah kelenjar yang mengeluarkan saliva serous
2. Mucous
- Sifatnya/konsentrasinya lebih kental
- Kelenjar Sublingual dan Kelenjar Saliva Minor adalah kelenjar yang
mengeluarkan saliva mucous
3. Mixed

C. Salivary Glands (overview)


1. Location
- Vestibule
- Oral Cavity Proper
2. Size
- Major
- Minor
3. Nature of Secretion
75
- Mucous
- Serous
- Mixed

D. Major Salivary Glands


1. Parotid
- Lokasi: Dekat pipi dan telinga
- Ductus: Stenson’s
- Sekresi: Serous (25% dari total saliva)
- Kelenjar ludah terbesar
- Orifice (lubang) bisa terlihat di rongga mulut bagian buccal,ada yang
prominent (sangat nampak) pada bagian Molar 2 rahang atas
- Bersifat bilateral (ada di pipi kanan dan kiri)

2. Submandibular
- Lokasi: Bagian rahang bawah
- Ductus: Wharton’s
- Sekresi: Mixed, tapi lebih banyak serousnya, jadi lebih watery (60-65%
dari total)
- Kelenjar ludah terbesar kedua

3. Sublingual
- Lokasi: Bawah lidah
- Ductus: Bartholins’s
- Sekresi: Mixed, tapi lebih banyak mucousnya,
jadi lebih kental (15% dari total)

76
E. Minor Salivary Glands
1. Labial (bibir): labial mucosa; mucous + serous
2. Buccal (pipi): buccal mucosa;
mucous + serous
3. Palatal (langit-langit): posterior
and lateral palatal; mucous aja
4. Lingual (lidah): tip and posterior
lingual; mucous + serous
Jadi, di minor salivary glands ini
rata-rata semuanya jenis
sekresinya itu mixed, kecuali
PALATAL, karena dia cuman
sekresi mucous aja

F. Stage of Salivary Secretion


1. Stage 1 (Primary Secretion)
- Berupa acinar cells yang terdiri dari: Mucouse dan Serouse Asinar
- Bersifat Isotonik
- Terdapat pada ductus interpalatum
(ductus antar lobus)
2. Stage 2 (Modification)
- Duktusnya ada dua: Intercalated dan
Striated
- Bersifat Hipotonik

G. Clinical Aspect
1. Salivary Stones or Sialoliths
- Paling umum terjadi
- Air liur tidak bisa keluar karena ada sumbatan
- Ada deposit kristal-kristal saliva yang menyebabkan ductus tertutup,
sehingga tempat aliran keluarnya saliva ter-blok yang menyebabkan
saliva

77
2. Salivary gland infections or Sialadenitis
- Biasanya terjadi pada kelenjar parotid
- Karena infeksi, jadi benjolannya tidak keras atau lunak dan biasanya
bisa digeser-geser
- Biasanya disertai nanah
- Orang yang menderita ini biasanya disertai demam dan rasa sakit
3. Viral Infections
- Infeksi karena virus
- Flu dan mumps (gondongan) dapat
menyebabkan pembengkakan
pada kelenjar saliva
- Biasanya menular
- Ada pembengkakan salivary glands
- Pada kelenjar parotid biasanya
bengkak hanya di satu sisi dan menyebabkan “chipmunk cheeks”
pipinya besar sebelah
- Beberapa penyakit virus yang
menyebabkan
pembengkakan kelenjar ludah:
Epstein-Barr (EBV),
Cytomegalovirus (CMV),
Coxsackievirus dan HIV
-
4. Bacterial Infections
- Infeksi karena bakteri
- Pembengkakan pada kelenjar parotid hanya pada satu
sisi
- Disertai sakit dan demam

5. Cysts
- Injuries, infeksi, tumor, salivary
stones menghambat jalur dari
saliva itu sendiri
- Terjadi pada kelenjar parotid

78
6. Tumors
- Plemorphic adenomas (parotid glands, submandibular glands, minor
salivary glands)
- Warthin’s tumor (parotid gland)

7. Sjogren’s syndrome
- Chronic autoimmune disease
- Leading to dry mouth and eyes
- Salivary glandsnya mengalami pembesaran
- Biasanya tidak terasa sakit

H. Description of Saliva
- Tidak berbau
- Tidak berwarna atau agak berbusa
- Ropy or watery
- Membasahi gigi dan jaringan di sekitar rongga mulut
- Resting: unstimulated
- Active: stimulated (10x resting rate)

I. Flow of Saliva
- Continuous
- Sources of resting saliva
- Characteristic of flow:
1. Amount: copious vs scanty
2. Viscosity: thickness;consistency:
Ropy (lebih banyak mucous)
Watery (lebih banyak serous)

J. Faktor yang mempengaruhi Aliran Saliva


1. Increase Flow
- Sight/smell food
- Mastikasi (pengunyahan)
- Dental work
- Pain
79
2. Decrease Flow
- Fear/Anxiety
- Sleep
- Fever
- Medications
- After Eating
*Xerostomia: mulut kering yang disebabkan karena penurunan jumlah
saliva, dapat menyebabkan mucositis (radang pada mukos), infeksi
mulut, meningkatkan terjadinya karies, radang pada jaringan di dalam
rongga mulut

K. Komposisi Saliva
1. Senyawa-Senyawa Organik
- Urea, uric acid, free glucose, free amino acid, lactate, fatty acid
- Makromolekul di dalam saliva: protein, amylase, peroksida,
thiocyanate, lysozyme, lipid, Ig A, Ig M, Ig G
2. Senyawa Anorganik
- Ca, Mg, F, HCO3, K, Na, Cl, NH4
3. Gases
- CO2, N2 dan O2
4. Water
5. Constituents derived from the oral cavity
- Desquamated epithelial cells, Leukosit PMN from crevicular fluid,
bacteria

L. Ph Saliva
- Saliva memiliki pH noermal sekitar 6-7
- Ph akan turun Ketika kita tertidur
- Ph akan naik Ketika kita makan
- Ph akan turun Kembali Ketika kita selesai makan
- Jika salivary flow meningkat = meningkatkan buffer di dalam mulut
(kemampuan mempertahankan pH agar tetap netral) = pH naik

80
M. General Function Saliva
1. Menjaga gigi tetap sehat dengan menyediakan lubricant, calcium dan
buffer
2. Menjaga Kesehatan gusi kita, jaringan di dalam mulut (mucosa) dan juga
tenggrorokan
3. Mengontrol bakteri yang ada di dalam rongga mulut
4. Self cleansing
5. Menyediakan mineral seperti Ca, F, P
6. Membantu menelan dan mencerna makanan
7. Jika mulut kita kekurangan saliva, maka rongga mulut kita rentan terkena
infeksi dan penyakit

N. Major Salivary Glands

O. Multifunctionality

81
82
KONTRAKSI OTOT
Dr. dr. Ikhlas Muh Jennie

Oleh Amanda Nahidah

NB : Ex. = Example = Contoh

QS. An Nur : 35
ُّ ٰ َ‫ل َو ْاْلَرْ ضُ الس َّٰم ٰوتُ هن ْو هُر ا‬
‫لل ه‬ ُ‫ح مصْ َباحُ ف ْي َها َكم ْش ٰكوةُ هن ْورهُ َم َث ه‬ ُ‫هز َجا َجةُ فيُْ اَ ْلمصْ َبا ه‬
‫اج هُة‬ َ ‫لز َج‬ ُّ َ‫ْل َز ْي هت ْو َنةُ ٰب َر َكةُ هّ ّّم َش َج َرةُ منُْ ي ُّْو َق هُد هدرِّ يُ َك ْو َكبُ َكا َ َّن َها ا‬ ُ َّ ُ‫ْل َشرْ قيَّة‬ُ َ َُّ‫َغرْ بيَّةُ و‬
‫ع ٰلى هن ْورُ َنارُ َت ْم َسسْ هُه لَ ُْم َولَوُْ يهض ْۤيْ هُء َز ْي هت َها َّي َكا هُد‬ َُ ُ‫للا ه َيهْدى هن ْور‬ ٰ
ُّ ُ‫َش ْۤا هُءَّ ّّي َمنُْ ل هن ْوره‬
ُّ ٰ ‫ل‬
ُ‫للا ه َو َيضْ ربه‬ ُّ ٰ ‫ل َو‬
َُ ‫للا ه لل َّناسُ ْاْلَ ْم َثا‬ ُِّ ‫ليْمَُّع َشيْ ءُ ب هك‬
Artinya:
Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti
sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di
dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang
dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang
tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir
menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah
memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu.

Outline:
 Mekanisme kontraksi otot skelet
 Interaksi myosin, filamen aktin, dan ion-ion kalsium dalam kontraksi
Otot Skelet:
 Terdiri dari serabut otot dengan penampang 10 s/d 80 mikrometer
 Disusun oleh bundle yang hampir sama panjangnya
 Sarkolema :
- Membran serabut otot
- Terdiri dari membrane sel (plasma membrane)
83
- Membran luar disusun oleh polisakarida dengan jaringan kolagen tipis
 Pada ujung bundle ottto, sarkolema menjadi satu dengan tendo dan masuk ke
dalam tulang
Myofibril, Aktin dan Filament Miosin:
 Myofibril : Penyusun serabut otot (berjumlah ratusan hingga ribuan)
 Tiap myofibril didampingi filament myosin dan aktin

Mekanisme Kontraksi Otot Skelet:


1. Potensial aksi berjalan sepanjang saraf motorik dan berakhir pada otot
2. Tiap akhir saraf mensekresikan sedikit neurotransmiter asetilkolin
3. Asetilkolin bekerja di daerah lokal membran otot dan terbuka kanal
asetilkolin pada protein membran
4. Kanal asetilkolin terbuka menyebabkan sejumlah besar ion-ion Na masuk ke
dalam membran serabut otot di daerah akhir saraf
5. Potensial aksi berjalan sepanjang membran serabut otot seperti ketika
berjalan sepanjang membran saraf
6. Potensial aksi mengadakan depolarisasi serabut otot dan serabut dalam 
mengakibatkan reticulum sarkoplasmik mensekresikan sejumlah besar ion
kalsium ke dalam myofibril yang telah disimpan dalam reticulum
7. Ion kalsium menginisiasi terjadinya kekuatan tarikan antara filamen aktin dan
myosin  terjadi pergeseran (suatu kejadian pada proses kontraksi)
8. Dalam sekejap ion kalsium terpompa masuk kembali ke dalam reticulum
sarkoplasmik, disimpan, dan dipakai sewaktu ada otot yang kontraksi
 Habisnya ion kalsium menyebabkan berhentinya kontraksi

Interaksi Myosin, Filamen Aktin dan Ion-Ion Kalsium


dalam Kontraksi
 Penghambatan filamen aktin oleh troponin-tropomiosin kompleks diaktifkan
oleh ion kalsium
 Filamen aktin tanpa adanya troponin-tropomiosin kompleks erat dengan
kepala molekul myosin dengan adanya magnesium dan ATP
 Magnesium dan ATP selalu ada dalam myofibril dalam keadaan normal

84
 Jika ada troponin-tropomiosin kompleks ditambahkan dalam filamen aktin,
ikatan tersebut tidak terjadi
 hambatan terjadi pada daerah filament aktin yang aktif pada otot yang
relaksasi.
 Sebagai akibat tidak dapat menempel pada filament myosin untuk kontraksi.
 Dalam keadaan penuh kalsium penghambatan troponin-tropomiosin pada
filamen aktin terhambat.

Filamen
Aktin

85
Aku setelah bayar inhale :

86
PUSAT PENGATUR MOTORIS
Dr. dr. Ikhlas Muh. Jennie

Oleh Amanda Nahidah

QS. Hud : 56
ُِْ‫ِّني‬ ُّ ٰ ُْ‫ْل ةَُّ ّّ َد ْۤاب منُْ َما َُو َر ِّب هك ُْم َربِّي‬
‫للا َعلَى َت َو َّك ْل ه‬
ُ‫ت‬ ُ َّ ‫َربِّيُْ َّ ّّانُب َناص َيت َها ٰاخذُ ه َُهو ا‬
‫مُّسْ َتقيْمُ ص َراطُ َع ٰلى‬
Artinya :

Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak satu pun
makhluk bergerak yang bernyawa melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya
(menguasainya). Sungguh, Tuhanku di jalan yang lurus (adil).

Outline :
 Korteks motoris
 Traktus kortikospinalis

87
Korteks Motorik
 Dari anterior otak sampai ke sulkus sentralis (1/3 posterior lobus frontalis
 Dibagi menjadi 3 bagian:
1. Korteks motoris primer (PMC)
2. Daerah premotor
3. Daerah motor suplemen

Korteks Motorik Primer


 Mapping dibuat dengan stimulasi elektrik
 Lebih dari ½ PMC -- > pengawasan / kontrol otot-otot tangan, bicara, kadang-
kadang ada kontraksi otot tunggal

Daerah Premotor
 Terletak di depan PMC lateral
 Mulut dan muka (wajah) paling lateral, dan ke atas  daerah tangan, lengan,
badan dan kaki.
 Kebanyakan signal saraf timbul di daerah premotor  memberikan bentuk-
bentuk gerak sebagai kerja dari otot.
 Ex: Kelompok otot yang memberikan gerakan khusus seperti halnya gerakan
tangan juga ada kontraksi bahu  tangan dapat berfungsi dengan baik
 Daerah premotor mengirim signal
1. Langsung ke PMC untuk menggiatkan macam-macam kelompok otot
2. Atau melalui ganglia basalis dan talamus untuk kembali ke PMC
 sistem kompleks untuk mengontrol bentuk gerakan-gerakan di seluruh aktivitas
badan.

Daerah Motor Suplemen


 Terletak langsung di atas premotor
 Diperlukan stimuli kuat untuk terjadi kontraksi
(dibanding daerah motorik lainnya  bilateral)
 Ex: memegang dengan 2 tangan pada waktu memanjat

88
Area Khusus
 Beberapa area khusus pengawasan motor ditemukan di daerah korteks
motorik manusia.
 Jika di area tersebut terdapat kerusakan  terjadi hal-hal akibat tidak ada
yang mengontrol

Area Borca dan Bicara


 Merupakan tempat yang fungsinya menyusun kata-kata (word formation)
 Jika daerah ini rusak tidak dapat mengucapkan seluruh kalimat, hanya kata-
kata pendek yang diucapkan.
 Terdapat korteks di dekat daerah ini

 daerah respirasi, sehingga sewaktu bicara ada aktivitas respirasi mengatur


gerakan pita suara

 simultan, dengan gerakan mulut dan lidah.

 Kerja premotor untuk Broca sangat kompleks.

Lapang Pandang, Gerakan Mata


 Di atas daerah Broca terletak pusat pengontrol gerakan mata.
 Kerusakan daerah ini menyebabkan seseorang tidak dapat mengalihkan
pandang dari satu obyek ke obyek lain (gangguan mata)
 Area frontalis ini mengontrol gerakan palpebral, seperti terkena cahaya
(blinking)

Area Putaran
 Dekat dengan daerah lapang gerakan motor mata
 Fungsi: Mengatur letak kepala mengikuti jika melihat dari obyek satu ke obyek
lain

89
Area untuk Keterampilan Tangan (skill)
Jika terjadi destruksi di area ini gerakan tangan menjadi inkoordinasi (tidak
terkoordinir) -- > terjadi gerakan tidak bertujuan == motor apraxia

90
Transmisi Signal (Impuls) dari Motor Korteks ke Otot-
Otot
 Impuls dijalarkan langsung dari korteks ke spinal melalui traktus
kortikospinalis
 Secara tidak langsung melalui banyak area, yaitu basal ganglia, serebelum dan
bermacam nuclei di batang otak.
 Impuls yang langsung lebih mengawasi pada gerakan halus
 Bagian distalis badan, tangan dan jari-jemari.

Traktus Kortikospinalis (Traktus Piramidalis)


 Jalur paling penting keluar dari korteks
 Traktus Kortikospinalis juga disebut serabut Piramidalis.
 Traktus Kortikospinalis berasal dari :
- 30% PMC
- 30% premotor dan area motor suplemen
- 40% dari somatik sensori posterior sampai sulkus sentralis.
 Setelah meninggalkan korteks melalui kapsul internal (antara Nucleus
Kaudatus dan Putamen) turun melalui batang otak dan membentuk piramid
dari medula.
 Serabut berjalan menyilang turun di Traktus Kortikospinalis Lateralis
 Berhenti di :
- Interneuron di region Intermedial daerah abu-abu
- Kornu dorsalis (sensoris)
- Anterior motor neuron yang menyebabkan otot berkontraksi
 Beberapa dari serabut ada yang tidak menyilang di medula tetapi lewat
Ipsilateral di Traktus Kortikospinalis Sentralis
 Banyak yang menyilang di daerah leher di atas Vertebra Torakalis. Serabut-
serabut tersebut dikontrol oleh motor suplemen dan untuk gerakan bilateral.
 Serabut-serabut bermyelin berdiameter 16 mikrometer
 Serabut berasal dari sel giant piramidal (raksasa)
disebut juga sel Betz hanya didapat di PMC.
 Sel-sel tersebut berdiameter 60 mikrometer dan impuls sampai di serabut
spinal dengan kecepatan 70 m/det

91
(merupakan kecepatan transmisi yang paling cepat dari seluruh impuls /
signal dari otak sampai ke corda)

92
93
CENTRAL DOGMA & EPIGENETIC REGULATION
Pemateri : drg. Arya Adiningrat, Ph.D
Editor : Zalfa Nurirbah

A. CENTRAL DOGMA
PENDAHULUAN:
Central dogma adalah biologi molekuler menjelaskan mengenai proses
perubahan gen dari DNA menjadi RNA, dan RNA menjadi protein. Dogma ini
menjelaskan bagaimana proses pembacaan materi genetik menjadi protein
yang berperan di setiap tahap metabolisme di dalam tubuh suatu organisme.
 Human Nuclear Genom ada 2 yaitu :
Panjang -> ~3,3 x 109 Bp
Pendek -> 16.569 Bp
 Jumlah gen yang ada di tubuh manusia sekitar 30.000 gen
 Amino acid manusia = 20 (start), 3 (stop: UAG, UAA, UGA)

A. DNA REPLIKASI

Keterangan :
o RNA Primerase, menggabungkan nukelotida RNA agar dapat
membentuk primer (dimulai pada ujung 5’)
o DNA polymerase, menggabungkan nukleotida menjadi polimer DNA
yang Panjang
94
o DNA ligase, menyambungkan fragmen DNA (fragmeno okazaki)
sehingga menjadi DNA yang utuh

Proses replikasi DNA adalah sebagai berikut:

 Enzim helikase akan memutus ikatan hydrogen rantai ganda menjadi


rantai tunggal  Masing-masing rantai tunggal akan diikat oleh protein
pengikat rantai tunggal untuk mencegah bersatunya kembali rantai
tunggal menjadi rantai ganda.
 Ada dua rantai tunggal yang terbentuk yang disebut (1) leading strand
dan (2) lagging strand.
1) Leading strand, hanya satu primer yang dibentuk sepanjang rantai
baru yang akan dibentuk.
2) Lagging strand terbentuk banyak primer yang kemudian akan
diperpanjang oleh DNA polimerase membentuk DNA pendek yang
disebut fragmen okazaki.
 Enzim primase akan membentuk RNA pendek yang disebut primer.

 Terdapat celah-celah pada fragmen DNA di lagging strand yang akan


disambung oleh kerja enzim ligase.

Tempat awal terjadinya disebut dengan istilah Origin Of Replication (ORI).

 Sel eukariotik dalam sekali proses replikasi akan terbentuk banyak sekali ORI
karena DNA eukariotik sangat panjang.
 Contoh sel eukariotik adalah sel-sel alga, tumbuhan, hewan, dan manusia.

 Sel prokariotik, dalam sekali proses replikasi hanya akan terbentuk 1 ORI
karena DNA prokariotik ukurannya lebih pendek. Contoh sel prokariotik
adalah sel bakteri dan ganggang hijau biru.

95
B. TAHAPAN SINTESIS PROTEIN

Dua tahap : Transkripsi dan Translasi

1) Transkripsi (penulisan ulang)


= Sintesis RNA pada suatu cetakan DNA dengan enzim RNA
polymerase. Terjadi di inti sel. Pengubahan DNA menjadi RNA. Tetap
dalam bahasa nukleotida. RNA sebagai hasil transkripsi. Rentang DNA
yang ditranskripsi disebut unit transkripsi.

Terdiri dari tiga tahap :


1. Inisiasi transkripsi  RNA polymerase menempel pada untai DNA.
Tempat menempelnya disebut promoter
2. Elongasi untai RNA  Pemanjangan RNA dengan arah 5’ ke 3’
3. Terminasi transkrpsi  tempat berakhirnya transkripsi pada
sekuens DNA disebut DNA terminator.

2) Translasi (penerjemahan)
= sintesis polipeptida dengan kode dari mRNA menerjemah RNA
menjadi asam amino. Asam asam amino akan dirangkaikan
membentuk polipeptida

 Asam amino ditentukan oleh triplet kodon pada mRNA


 Energi translasi diperoleh dari GTP (guanosia 5-trifosfat)
 Komponen yang dibutuhkan untuk translasi :
96
1. Asam amino = semua asam amino essensial dalam jumlah yang
cukup untuk memastikan sintesis protein yang berkelanjutan.
2. tRNA = Setidaknya satu jenis tRNA spesifik diperlukan untuk
setiap asam amino. Pada manusia, setidaknya ada 50 spesies
tRNA, sedangkan bakteri mengandung 30-40 spesies.
3. Amino acyl-tRNA= untuk pengikatan asam amino ke tRNA yang
sesuai. Setiap anggota famili ini mengenali asam amino spesifik
dan semua tRNA yang sesuai dengan asam amino tersebut
(isoaccepting tRNAs)
4. mRNA = mRNA spesifik yang diperlukan sebagai cetakan untuk
sintesis rantai polipeptida yang diinginkan harus ada.
5. Ribosom = translasi melibatkan ribosom sebagai tempat
penggabungan asam-asam amino menjadi polipeptida dan
tRNA sebagai pembawa asam amino ke ribosom dan
penerjemah” sandi genetika mRNA
6. Protein factor = Faktor inisiasi, elongasi, dan terminasi (atau
pelepasan) diperlukan untuk sintesis peptida. Beberapa dari
faktor protein ini melakukan fungsi katalitik, sedangkan yang
lain muncul untuk menstabilkan mesin sintetik

INGAT KEMBALI!!!
Tipe RNA ada tiga
1. mRNA = membawa informasi DNA di nucleus menuju ribosom di
sitoplasma
2. rRNA = bergabung dengan protein untuk membentuk ribosom
3. mentransfer asam amino ke ribosom untuk membantu
pembentukan protein

97
 Translasi Prokariotik dan Eukariotik
1) Prokariotik
 organisme prokariot merupakan organisme yang masih sederhana,
ditandai dengan inti yang belum terlindungi oleh membrane inti, sehingga
tidak ada batas yang tegas antara inti dan sitoplasma sel.
Pada prokariot, translasi terjadi sebelum transkripsi sepenuhnya
dirampungkan artinya sebelum transkripsi selesai dilakukan, translasi
sudah dapat dimulai. Pada prokariot tidak terdapat membrane inti,
sehingga tidak ada yang memisahkan transkripsi dan translasi

2) Eukariotik
 dengan adanya membrane inti, dapat dibedakan tempat terjadinya
transkripsi dan translasi.
Transkripsi terjadi di nukleus sedangkan translasi terjadi di sitoplasma
(ribosom). Ada jeda waktu antara transkripsi dengan translasi (fase
pasca-transkripsi). Waktunya pun tidak terjadi secara bersamaan,
transkripsi selesai terlebih dahulu baru dapat melakukan translasi. Proses
transkripsi dan translasi pada eukariot lebih kompleks daripada prokariot.

C. PENGANTAR MODIFIKASI EPIGENETIK

Pendahuluan:
Epigenetik mengacu pada studi tentang perubahan bawaan dari
organisme yang disebabkan oleh modifikasi ekspresi gen, daripada perubahan
materi genetik dari organisme. Modifikasi ekspresi gen adalah proses alami
yang terjadi di dalam sel untuk menyesuaikan jenis dan jumlah protein yang
diekspresikan dalam sel. Dua jenis utama modifikasi tersebut adalah metilasi
DNA dan modifikasi histon.

Dalam metilasi DNA, kelompok metil terjadi penempelan gugus metil


(CH3) pada basa sitosin ditambahkan untuk menandai DNA, penurunan
karena terjadi penekanan ekspresi.

98
Dalam modifikasi histon terjadi penempelan asetil pada protein
histon mengakibatkan laju transkripsi meningkat. Faktor epigenetik berikatan
dengan ekor histones, mengubah tingkat DNA yang dibungkus di sekitar
nukleosom. Histon adalah jenis protein di sekitar mana DNA dapat mengikat
selama pembentukan kromatin. Tingkat pembungkus DNA di sekitar histon
mengubah ekspresi gen.

Baik metilasi DNA dan modifikasi histon dapat diubah di bawah


pengaruh faktor lingkungan seperti penuaan, makanan, bahan kimia, obat-
obatan atau berbagai penyakit. Pengaruh-pengaruh ini dan tingkat
modifikasi ekspresi gen dipelajari dalam epigenetik.

Pada gambar diatas, gene “switched off” itu maksutnya adalah metilasi DNA
maka kromatin diam (tidak bekerja) dan tidak ada nya asetilasi histon. Metilasi DNA
bekerja untuk menekan kromatin.

Sedangkan Gene “switched on”, asetilasi histon bekerja  kromatin aktif dan tidak
terjadinya metilasi di sitosin.

99
100
101
Pengantar Psikologi Perkembangan
Pemateri : Dr. I. L. Gamayanti, Msi, PSi
Editor : Cindy Aprilianti AS

Otak  Serabut saraf di otak yang terchebin satu dengan yang lainnya
membentuk sistem yang bekerja menjadi satu kesatuan.

Critical Period & Sensitive Period ( Masa kritis & Masa


peka )
 Suatu masa ketika seorang anak siap dan mencapai suatu kemampuan baru
Pengalaman masa kecil membentuk arsitektur otak. Gen berperan sebagai blueprint,
tapi pengalaman membentuk proses dan mempersiapkan apakah otak memiliki
fondasi untuk fungsi yang baik di masa depan.
 Contoh Critical Period : Pengalaman romatis seperti lihat pembunuhan,
mengalami kecelakaan (masa kritis yang berpengaruh)
 Contoh Sensitiv Period : Ketika seorang anak telah mencapai suatu tujuan baru
(sudah bisa berdiri)

Prinsip Perkembangan
 Merupakan hasil dari proses pematangan
 Mengikuti pola yang teratur & dapat diramalkann
 Saling keterkaitan antar aspek perkembangan
 Keberhasilan / kegagalan tahap sebelumnya dapat mempengaruhi tahap
berikutnya
 Adanya masa peka & masa kritis
 Hasil dari proses perkembangan : sangat individual  “individual differences”

Aspek Dasar Perkembangan Anak

Aspek perkembangan yang distimulasi


 Aspek Kognitif  Berhubungan dengan kemampuan berpikir
 Aspek Emosi  Berhubungan dengan kemampuan merasa dan perasaan

102
 Aspek Sosial  Kemampuan berhubungan social yang dipengaruhi kondisi social
budaya
 Aspek Bahasa  Berhubungan dengan kemampuan berbicara dan berbahasa
 Aspek Motorik  Berhubungan dengan koordinasi gerak tubuh yang meliputi
motorik halus dan kasar
 Aspek Karakter  Berhubungan dengan tabiat, watak, sifat, batin, maupun budi
pekerti.

Perkembangan Optimal
 Perkembangan yang optimal terjadi apabila potensi yang ada pada diri anak dapat
dikembangkan dan dibina sehingga tercapai suatu kemampuan tertinggi yang dapat
dicapai sesuai dengan taraf, ragam potensi dan usia masing-masing individu

The Whole Brain Learning


Lingkungan
 Otak menerima semua stimulasi dari lingkungan melalui indera dan direkam di
otak, kemudian dimunculkan Kembali dalam bentuk memory, diulang Kembali
menjadi kebiasaan
(Kognitif/Pola Pikir & Perilaku)
Input  Otak  Output  Memory (recall, recognition, relearning, redintegration)
 Kognitif & Berfikir

103
Bermain
 Pentingnya bermain
 Bermain sambil belajar
 Belajar sambil bermain

Zone of Proximal Development


 Anak membutuhkan pendampingan dari orang dewasa atau sebayanya yang
lebih mampu
 Bimbingan yang suportif bagaikan tangga untuk anak dalam mencapai
kemampuan yang lebih tinggi

Merdi Siwi ( Stimulasi pada anak )


 Dolanan
 Tembang dolanan
 Dongeng
 Tuladha
 Basa : tutur, rasa, penganggo, daharan polah-tingkah
Dipun-perdi; dipun-kulinaaken  Pakulinan

Penggunaan Bahasa
Bahasa Ibu/ Bahasa Daerah  Bahasa Indonesia  Bahasa Asing

104
Karakter
 Watak
 Sikap
 Ciri Khusus

Relasi dalam Pengasuhan Stimulatif


Kekuatan :
Gembira
Rasa Berhasil
Motivasi
Afek
Kelemahan :
Penolakan
Menyalahkan
Diceramahi

Beberapa Prinsip Pokok


 Mendasarkan pada potensi yang ada
 Inside  Out Approach
 PENTING : Interaksi yang mendorong terjadinya hubungan afeksional
 UTAMA : Melibatkan orang tua
 NORMAL : Individual Differences
 DASAR : Profil Individual Anak
 Menekankan pada PROSES

Adverse Chilhood Experiences (Pengalaman Buruk Masa Kecil)


Stress yang dialami pada masa awal kehidupan (yang intensif atau terjadi berulang
kali)
 Neglect
 Kekerasan dari orangtua/ caregiver
 Kekerasan di lingkungan
 Penyalahgunaan alcohol/ obat-obatan di lingkungan rumah

105
106
NYERI DAN SISTEM NERVORUM
Dr. dr. Triwahyuliati, Sp.S., M.Kes

Editor: Prasasti Cikaltyas W.

DEFINISI NYERI
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
sehubungan dengan kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau dalam
penggambarannya. (Mersky, 1994)

Nyeri adalah tanda vital kelima, American Pain Society menggarisbawahi pentingnya
memantau dan mengelola nyeri pada pasien.

KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan patofisiologi:

1. Nyeri nosiseptif (stimulus dari struktur somatic dan viseral)


Nyeri nosiseptif adalah nyeri dengan stimulus yang jelas, disebabkan oleh
cedera atau penyakit diluar sistem saraf. Biasanya tidak dermatomik (satu
bagian saja). Sering kali merupakan sakit yang tidak menusuk seperti nyeri
akibat trauma. Contoh kronis dari nyeri nosiseptif adalah nyeri dari kanker
dan radang sendi.

107
2. Nyeri neuropatik (stimulus diproses oleh sistem saraf secara abnormal. Nyeri
neuropatik adalah nyeri tanpa stimulus yang jelas, disebabkan oleh kerusakan
pada jaringan saraf yang menyebabkan rasa sakit seperti terbakar atau
menusuk. Biasanya menjalar sesuai dermatome. Salah satu contohnya adalah
saraf terjepit.

Dermatome:

108
PERADANGAN CEDERA PADA JARINGAN

Saat terjadi cedera pada suatu jaringan, mediator-mediator inflamatori dan sel-sel
fagosit akan dilepaskan untuk merangsang nosiseptor (reseptor penerima nyeri).

Nosiseptor berdasarkan asal rangsangan:

1. Nosiseptor Mekanik
Nosiseptor mekanik merespons kerusakan mekanis seperti memotong,
menghancurkan, atau mencubit.
2. Nosiseptor Termal
Nosiseptor termal merespon suhu ekstrim, terutama panas.
3. Nosiseptor Polimodal/Kemikal
Nosiseptor polimodal/kemikal memberikan respons yang sama terhadap
semua jenis rangsangan kerusakan, termasuk bahan kimia bersifat mengiritasi
yang dilepaskan dari jaringan yang terluka.

SENYAWA KIMIA SEBAGAI RESPON JARINGAN YANG


RUSAK
1. Asam amino eksitatori, glutamat, dan 8. Neuropeptida bradikinin dan
aspartate substansi-P
2. GABA 9. Norepinefrin
3. Asetilkolin 10. Eikosanoids
4. Adenosin (prostasiklin,prostaglandin E2)
5. ATP 11. Growth factor (misal NGF) dan
6. Serotonin sitokins (enterleukin-I, tumor
7. Proton necrosis factor )
109
SISTEM SARAF
1. Sistem saraf pusat
a. Otak
b. Medulla spinalis
c. Sistem saraf tepi
- Anatomis: nervi craniales, nervi spinales
- Fungsional: somatic, visceral, enteric
Sistem saraf tepi terdiri dari bundel axon, sell schwann, jaringan ikat,
endoneurium, perineuriusm, epineurium.

MEKANISME PATOLOGI NYERI


1. Pada sistem saraf perifer
a. Sensitisasi nosiseptor oleh stimulus
b. Tunas kolateral
c. Naiknya aktivitas akson yang rusak dan tunas-tunasnya
d. Hantaran impuls abnormal dari sel ganglion radiks dorsalis
e. Invasi ganglionic radiks dorsalis oleh serabut pasca ganglionic simpatis
f. Pergantian fenotipe

2. Pada sistem saraf pusat


a. Hipereksitabilitas dari neuron sentral (sensitisasi sentral)
b. Reorganisasi hubungan sinaptik dalam medula spinalis dan dimana saja
dalam sistem saraf pusat
c. Kerusakan inhibisi

INDRA PERASA/PANCA INDRA


1. Kesadaran akan kondisi eksternal atau internal tubuh
2. Secara tradisional: 5 sensasi – penglihatan (mata), pendengaran (telinga),
sentuhan (kulit), penciuman (hidung), rasa (lidah)
3. Termasuk pada sensasi "sentuhan" yaitu nyeri, tekanan, suhu, posisi sendi, otot
dan gerakan

110
4 TAHAPAN TERJADINYA SENSASI NYERI
1. STIMULASI, stimulus yang mampu mengaktifkan neuron sensorik (reseptor)
harus terjadi
2. TRANSDUKSI, reseptor harus mentransduksi rangsangan menjadi impuls saraf
3. KONDUKSI, impuls harus dilakukan sepanjang jalur saraf ke otak
4. TRANSLASI, wilayah otak harus menerjemahkan impuls menjadi sensasi
kemudian menjadi persepsi (kesadaran & interpretasi sensasi)

JALUR SPINOTHALAMIC (NYERI & SUHU)

111
ANATOMI TULANG BELAKANG (COLUMNA
VERTEBRALIS)

112
SEGMEN TULANG BELAKANG
1. Kornu anterior/dorsalis, yang
mengandung serat saraf motorik
2. Kornu posterior/ventralis, yang
membawa serat serat saraf sensorik
3. Kornu intermedium, yang membawa
serat-serat asosiasi
4. Kornu lateral, merupakan bagian dari kornu intermedium yang membawa serat
saraf simpatis

113
TERMINOLOGI
1. Nyeri Nosiseptik : Nyeri yang disebabkan oleh cetusan spontan pada
nosiseptor atau inflamasi pada kerusakan jaringan yang dikarenakan adanya
stimuli langsung.
2. Nyeri Neuropatik : Nyeri yang disebabkan oleh adanya lesi atau disfungsi
primer pada sistem saraf.
a. Nyeri neuropatik perifer, kerusakan sistem saraf perifer
b. Nyeri neuropatik sentral, kerusakan sistem saraf sentral
3. Paresthesia : nyeri spontan yang dirasakan seperti panas, tusuk, geli terjadi
dengan atau tanpa rangsang dari luar, dimana dalam keadaan normal tidak
ada.
4. Hiperalgesia : Respons yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal
menimbulkan nyeri.
a. Hiperalgesia primer, peningkatan kepekaan nosiseptor
b. Hiperalgesia sekunder, sensitisasi/pengkaktifan pada penjalaran impuls pd
serabut saraf perifer dan sentral
5. Allodinia : nyeri yang ditimbulkan oleh stimulus yang secara normal tidak
menimbulkan rasa nyeri. Hal ini terjadi karena sensitisasi sentral, reorganisasi
serabut AB dan kontrol inhibisi hilang.
6. Nyeri alih : nyeri yang dirasakan dibagian tubuh yang letaknya jauh dari
jaringan yang menyebabkan rasa nyeri. Hal ini terjadi karena serabut nyeri
visceral dan kulit difungsikan oleh beberapa neuron yang sama

114
Rangsangan berbahaya dapat menyadarkan respons sistem saraf terhadap
rangsangan selanjutnya. Respon nyeri normal sebagai fungsi dari intensitas stimulus
digambarkan oleh kurva diatas, dimana bahkan rangsangan yang kuat tidak dialami
sebagai nyeri. Namun, cedera traumatis dapat menggeser kurva ke kiri. Kemudian,
rangsangan berbahaya menjadi lebih menyakitkan (hiperalgesia) dan biasanya
rangsangan tanpa rasa sakit dialami sebagai nyeri (allodynia).

115
KARAKTERISTIK NYERI
Secara klasik, nyeri dibedakan berdasarkan lama diderita:

Akut < 6 bulan dan Kronik > 6 bulan.

116
SSESMEN NYERI INISIAL
TAHAPAN DIAGNOSIS UNTUK NYERI (SECARA
SKEMATIS)
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan fisik umum
b. Pemeriksaan neurologik
Kesadaran Saraf-saraf kranial

Motorik Sensorik

Otonom Fungsi luhur

3. Pemeriksaan Penunjang: elektrofisiologik, Quantitative Sensory Testing (QST),


neuroimaging, laboratorium
4. Catatan harian: berguna untuk evaluasi dan pemantauan

117
SKALA ANALOG VISUAL

SKALA PERINGKAT NUMERIK

SKALA UNIDIMENSIONAL
• Skala peringkat verbal menggunakan peringkat kata dalam urutan tingkat
keparahan

• Skala analog
visual mungkin
kontinu atau
berselang

118
SKALA MULTIDIMENSIONAL
McGill pain questionnaire terdiri dari 20 skala descriptor, masing-masing berisi
sejumlah variabel kata sebagai daftar peringkat dalam intensitas λ dibagi menjadi 4
dimensi utama. Pasien diminta untuk memilih satu kata dari daftar yang relevan.

1. Sensorik (lokasi nyeri, intensitas, kualitas, dan pola)


2. Afektif (ketakutan, depresi, dan kecemasan yang berhubungan dengan nyeri)
3. Kognitif (penilaian nyeri secara keseluruhan)
4. Perilaku (tindakan yang memberatkan dan meringankan)

PENATALAKSANAAN NYERI
Prinsip penatalaksanaan:

AKUT : terutama pemberian analgesik dan hilangkan penyebab

KRONIK : (pilih sesuai gejala individual)

1. Medikasi: analgesik, antidepresan, trankuiliser, antikonvulsan, steroid,


anestesi local.
2. Pembedahan: bedah spinal, operasi eksplorasi, potong saraf, lesi
radiofrekuensi.
3. Injeksi: anestesi lokal, steroid, dan fenol.
4. Pompa obat spinal.
5. Fisioterapi: fisioterapi pasif, fisioterapi aktif.
6. Stimulasi: TENS, akupunctur, stimulasi kolumna dorsalis
7. Tx psikologik: hipnosis, relaksasi, tx kognitif / perilaku
119
TERAPI NYERI

NYERI
WHO STEP LADDER ANALGESIA

120
OBAT-OBATAN TAMBAHAN

PERAWATAN UNTUK NYERI NEUROPATIK

121
122
Dasar-Dasar Genetika
Pemateri : drg. Dyah Triswari, M.Sc

Editor : Jean Laresi

Firman Allah SWT di Al-Quran tentang Genetika


 QS. Al-Mu'minun ayat 12

ِ ْ ‫ٍ َولَ َق ْد َخلَ ْق َنا‬


َ ‫اْل ْن َس‬
‫ان مِنْ س ََُللَ ٍة مِنْ طِ ين‬
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah.”

 QS. Al-mu'minun ayat 13


ٍ ‫ُث َّم َج َع ْل َناهُ ُن ْط َف ًة فِي َق َر‬
‫ار َمكِين‬
“Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim).”

 QS. Al-Mu'minun ayat 14


‫ُث َّم َخلَ ْق َنا ال ُّن ْط َف َة َعلَ َق ًة َف َخلَ ْق َنا ْال َعلَ َق َة مُضْ َغ ًة َف َخلَ ْق َنا ْالمُضْ َغ َة عِ ٰظمًا َف َك َس ْو َنا ْالع ِٰظ َم لَحْ مًا ُث َّم‬
ٰٰ ‫ك‬
‫ّللا ُ اَحْ َسنُ ْال َخا ِل ِقيْن‬ َ ‫ش ْأ ٰن هُهُ َخ ْل ًقا ٰا َخ َۗ َر َف َت َب‬
َ ‫ار‬ َ ‫َّّاَ ْن‬
“Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang
melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian,
Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang
paling baik.”

123
 QS. An-Nisa ayat 23 (tidak menikah dengan mahram, himbauan menikah
dengan saudara dekat)
ِ ‫ات ْاَأْل ُ ْخ‬
‫ت‬ ُ ‫ات ْاَأْلَ ِِخ َو َب َن‬ ُ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم أ ُ َّم َها ُت ُك ْم َو َب َنا ُت ُك ْم َوأَ َخ َوا ُت ُك ْم َو َعمَّا ُت ُك ْم َو َخ َااَل ُت ُك ْم َو َب َن‬
ْ ‫حُرِّ َم‬
‫الَلتِي‬ َّ ‫ات ِن َسا ِئ ُك ْم َو َر َبا ِئ ُب ُك ُم‬ُ ‫ضا َع ِة َوأ ُ َّم َه‬ َ َّ‫ضعْ َن ُك ْم َوأَ َخ َوا ُت ُك ْم م َِن الر‬ َ ْ‫الَلتِي أَر‬ َّ ‫َوأ ُ َّم َها ُت ُك ُم‬
‫َخ ْل ُت ْم ِب ِهنَّ َف ََل ُج َنا َح َعلَ ْي ُك ْم‬ َ ‫َخ ْل ُت ْم ِب ِهنَّ َفإِنْ لَ ْم َت ُكو ُنوا د‬ َ ‫الَلتِي د‬ َّ ‫ُور ُك ْم مِنْ ِن َسا ِئ ُك ُم‬ ِ ‫فِي ُحج‬
َ َّ َّ‫ف َۗ ِإِن‬
‫ّللا‬ َ َ‫ِين مِنْ أَصْ ََل ِب ُك ْم َوأَنْ َتجْ َمعُوا َبي َْن ْاَأْل ُ ْخ َت ْي ِن ِإِ َّاَل َما َق ْد َسل‬ َ ‫َو َح ََل ِئ ُل أَ ْب َنا ِئ ُك ُم الَّذ‬
‫ان َغفُورً ا َرحِيم‬ َ ‫ّ َك‬

“Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan;


saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan;
saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-
saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang
perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-
ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri
yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan
sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan
bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam
perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa
lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Genetika

Ilmu yang mempelajari tentang gen, sifat-sifat keturunan (hereditas) dan
variasinya pada makhluk hidup karena mutasi gen
 Ilmu yang berkaitan dengan pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi
 Ilmu yang dapat digunakan untuk penentuan etiologi , diagnosa, perawatan,
prognosis penyakit/kelainan dan penyuluhan genetik
Sebelum kita diagnosa harus anamnesa (pemeriksaan subjektif untuk mengumpulkan
informasi) terlebih dahulu untuk mengetahui faktor resiko seperti faktor genetik
(keturunan) atau diet (lingkungan).

124
Bahan genetik

Material Genetik GEN ialah DNA yang memiliki struktur Double helix ( Gugus fosfat,
Gula dioksiribosa, Basa nitrogen) dalam Basa nitrogen terdapat Purin (Guanin,
Adenin) dan Pirimidin (Sitosis,Timin). Agar dapat memproduksi menjadi protein harus
masuk ke ribosom, tetapi ribosom hanya dapat menerjemahkan RNA, sehingga DNA
diproses di nukelus untuk melakukan proses transkripsi (diterjemahkan menjadi
untaian RNA). DNA dari nukleus pindah ke ribosom dengan menggunakan RNA
mesengger.DNA akan melakukan proses transkripsi (inisiasi,elomasi,terminasi)
kemudian di ribosom terdapat tRNA membawa anti kodon/asam amino.Ketika DNA
diterjemahkan menjadi RNA, timin jadi urasil.

Terjadi mutasi pada basa nitrogen menyebabakan pengkodean asam amino berubah
( urutan asam amino berubah)

Sintesis Protein

125
 Transkripsi terjadi pada nukleus, transkripsi bertujuan untuk menerjemahkan
DNA template berubah menjadi mRNA/RNAd (RNA mesengger)
 mRNA akan diubah menjadi asam amino yang terangkai menjadi polipeltida
sehingga terbentuk protein

Kromosom
Bentuk kromosom : Metasentrik, Telosentrik, Submetasentrik, Akrosentrik

 Autosom (kromosom somatis), berjumlah 22 pasang (44 buah) dan tidak


berhubungan dengan penentuan jenis kelamin
 Gonosom (kromosom seks), berjumlah sepasang (2 buah), yaitu XX untuk
wanita, XY untuk pria. Kromosom ini berhubungan dengan penentuan jenis
kelamin.

Kelainan Kromosom
 Terjadi karena perubahan struktur dan jumlah kromosom
 Peristiwa kromosm gagal berpisah (nondisjunction) kromosom bisa berkurang
atau bertambah jumlahnya
 Kegagalan kromosom berpisah pada waktu meiosis (gonosom)
 Sel gamet (sperma atau ovum) mengalami pengurangan atau penambahan
jumlah kromosom (mutase aneuploid)
 Akibatnya tidak dapat menjadi individu baru atau individu baru dengan kelainan
(sindrom)

Mutasi Struktur Kromosom

126
 Substitusi (Pergantian)
 Delesi (Asam amino hilang)
 Insersi (Penambahan struktur)
Sindrom Akibat mutasi jumlah kromosom
1. Sindrom Turner : Penampilan perempuan tetapi perkembangan organ
kewanitaan nya tidak berkembang dengan baik, ovarium tidak berfungsi
dengan baik, tidak menstruasi, payudara tidak tumbuh.
Monosomi (2n-1) : 22AA+X0 pengurangan jumlah kromosom seks/gonosom
(perempuan dengan ovarium rudimeter) (karyotype 45 X)

2. Sindrom klinefelter : Penampilan laki-laki mempunyai kromosom X dan Y,


alat-alat kelamin tidak sempurna, dan payudara berkembang.
Trisomi (2n+1) : 22AA+XXY penambahan jumlah kromosom seks/gonosom (laki-laki
dengan testis atropi) (karyotype 47,XXY)

3. Sindrom jacob : Laki-laki dengan ciri fisik normal tetapi secara mental perilaku
agresif
Trisomi (2n+1) : 22AA+XYY penambahan jumlah kromosom seks/gonosom (laki-laki
dengan ciri fisik normal) (karyotype 47, XYY)

4. Sindrom Super female/Triple X : Secara fisik normal tetapi secara mental


perilaku agresif
Trisomi (2n+1) : 22AA+XXX penambahan jumlah kromosom seks/gonosom
(karyotype 47, XXX)

5. Down Syndrome : Sering terlihat di praktik dokter gigi , terjadi kelainan pada
kromosom 21, jumlah tidak sepasang tetapi 3
Trisomi (2n+1) : 47,XX/XY penambahan jumlah kromosom somatis/autosom (laki-
laki/perempuan)

6. Syndrome Edward : Bayi tidak bisa bertahan lama, kelainan pada kromosom
18
Trisomi (2n+1) : 47,XX/XY penambahan jumlah kromosom somatis/autosom (laki-
laki/perempuan)

7. Syndrome patau : Polidaktili, bibir sumbing sumbing, kelainan organ, kelainan


pada kromosom 13
127
Trisomi (2n+1) : 47,XX/XY penambahan jumlah kromosom somatis/autosom (laki-
laki/perempuan)

Terminologi Genetika
• P = Parental

• F = Filial/ keturunan

• Fenotip = karakter yang dapat diamati ( Bunga warna putih)

• Genotip = susunan genetic suatu individu ( BbPp)

• Gen dominan menggunakan huruf besar

• Gen resesif menggunakan huruf kecil

• Homozigot = sifat individu yang genotipnya berasal dari gen yang sama

• Heterozigot = genotip dr gen yang beda

• Alel = anggota dari sepasang gen

• Hibrid = hasil perkawinan 2 individu dengan sifat beda, misalnya pada F1 (Aa,

AaBb, AaBbCc)

Pola Pewarisan genetik


Diturunkan karena induk affected (memiliki penyakit/kelainan) atau bisa juga karena
Induk normal tetapi mengalami mutasi sehingga keturunan affected.

Berkaitan dengan autosom.

 Autosomal Dominan : Diturunkan oleh gen Dominan. Contoh Autosomal


Dominan: Polidaktili, Amelogenesis/ Dentinogenesis Imperfecta ( sering
terjadi di kedokteran gigi) , Anonikia, Retinal Aplasia, Cherubism,
Huntington’s disease, Neurofibromatosis
 Autosomal Resesif : Apabila gen resesif saling bertemu akan menjadi
affected. Contoh Autosomal Resesif: Cystic fibrosis, Sickle cell disease, Tay
Sach disease, Albino, Thalasemia,Kretinisme, Fenilketonuria, Tirosinosis.
Berkaitan dengan kromosom seks, berkaitan dengan kromosom X .

 X-Linked dominant : Fragile X Syndrome

128
 Contoh X-linked Recessive : Hemophilia, Fabry disease, Buta warna
Berkaitan dengam kromosom Y.

 Y-linked : Swyer Syndrom


 Codominance : Muncul ABO blood type
 Mitochondrial (Diturunkan oleh ibu) : Leber Hereditary Optic Neuropathy
(LHON)
Hemofilia
Merupakan penurunan kemampuan pembekuan darah (masa perdarahan yang
memanjang) yang diwariskan secara X-linked recessive.

Jenis hemoflia

 Hemofilia A
Jenis hemofilia yang paling umum. 8 dari 10 penderita hemofilia memiliki
hemofilia A. penderita hemofilia A tidak memiliki cukup faktor pembekuan
VIII (Faktor delapan)
 Hemofilia B
juga dikenal sebagai penyakit natal dan termasuk jenis hemofilia yang kurang
umum. penderita hemofilia B tidak memiliki cukup faktor pembekuan IX
(faktor sembilan). disebabkan oleh defisiensi faktor pembekuan IX
 Hemofilia C
disebut juga defisiensi faktor XI (Faktor sebelas). Termasuk hemofilia bentuk
ringan. diwariskan secara berbeda dari hemofilia A atau B, akibatnya dapat
ditularkan ke anak laki-laki dan perempuan
Dentinogenesis Imperfecta
 Dentinogenesis imperfecta merupakan kelainan genetik berupa struktur
dentin abnormal pada gigi desidui dan/atau permanen yang diwariskan
secara autosomal dominan
 Pada gigi yang mengalami dentinogenesis imperfecta terlihat mahkota yang
membulat dan diskolorasi serta ruang pulpa yang sempit secara radiograf
Mutasi yang terjadi pada COL1A1 dan COL1A2 merupakan penyebab type 1,
sedangkan type 2&3 disebabkan mutasi genetik dentine sialophosphoprotein
(DSPP)

129
Tooth Agenesis
 Tooth Agenesis referred to:
- Hypodontia Agenesis < 5 gigi (tidak termasuk molar ketiga)

- Oligodontia Agenesis > 5 gigi (tidak termasuk molar ketiga)

- Anodontia tidak ada benih pada semua gigi, biasanya pada kasus sindromal

 Syndromic forms of Tooth Agenesis biasanya ditemukan pada kasus oral-


facial cleft syndromes, ectodermal dysplasia syndromes,dan Witkop
syndrome
 Prevalensi Tooth Agenesis: Insisivus lateralis, premolar kedua dan molar
ketiga
 Diagnosis Tooth Agenesis membutuhkan anamnesis, riwayat medis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiografi untuk membedakan dari
syndromic/non syndromic, impacted teeth dan kehilangan gigi karena karies
atau dental trauma

Note : Gambar-gambar lebih jelas bisa dilihat pada ppt Dasar-dasar genetika.

130
131
132
Mutagenic and Transgenic
drg. Arya Adiningrat, Ph.D

Editor : Farrel Zahra Febryan

Mutagenic
Mutagen atau Mutagenic agent adalah sesuatu yang dapat menyebabkan mutasi.
Mutasi dalam beberapa gen dapat menyebabkan transformasi sel yang parah. Mutasi
spontan biasanya tumbuh lambat, keberadaan mutagen akan sangat meningkatkan
laju dari mutasi.

Klasifikasi :

1. Chemical
a. Base Analogs
Bahan kimia yang mirip dengan nukelotida yang menyusun DNA. “Base”
mengacu pada basa nitrogen di nukleotida, dan “analog” berat mirip
(sama)

b. Base Modifying Agents


Bahan kimia yang memodifikasi atau mengubah struktur basa dalam DNA,
menyebabkan salah pasangan

133
c. Alkylating Agents
Agen alkilasi, obat yang sangat reaktif yang berikatan dengan gugus kimia
tertentu (gugus fosfat, amino, sulfhidril, hidroksil, dan imidazol) yang biasa
ditemukan dalam asam nukleat dan makromolekul lainnya, menyebabkan
perubahan DNA dan RNA sel

d. Intercalating agents
Agen interkalasi adalah molekul cincin heterosiklik hidrofobik yang
menyerupai struktur cincin pasangan basa, termasuk ethidium bromida,
acridine orange, dan actinomycin D.

134
2. Physical Mutagenic Agents
a. Ionizing radiation
Berupa X-ray dan Gamma-ray yang memiliki gelombang pendek dan tinggi
energi. Bisa menyebabkan terhapusnya basis, tautan silang, nick tunggal
dalam untai DNA, dan kromosom pecah

b. Non-ionizing radiation
Berupa electromagnetic radiation (UV radiation)
Bisa bereaksi dengan DNA dan molekul biologi lainnya

3. Biological mutagenic agents


a. Transposon
Transportable element
b. Virus
Merusak DNA, seperti Raos Sarcoma, HPV
c. Bacteria
Menyebabkan inflamasi selama tekanan oksidatif terjadi dan mengurangi
efisiensi kerusakan DNA

135
Berbagai pertahanan untuk melindungi molekul DNA dari serangan mutagen :
a. Physical shield, berupa kulit dan pigmen melanin
b. Detoxifying enzymes, berupa suproxide dismutase (SOD) dan katalis
c. Free-radical scavengers, berupa vitamin C, vitamin E, dan bilirubin
d. Glutathione-S-transferase (GSTs) yang bereaksi dengan senyawa elektrofilik

Ames Test
Tes Ames adalah metode yang digunakan secara luas yang menggunakan bakteri
untuk menguji apakah bahan kimia tertentu dapat menyebabkan mutasi pada DNA
organisme uji. Secara lebih formal, ini adalah pengujian biologis untuk menilai
potensi mutagenik senyawa kimia. Tes positif menunjukkan bahwa bahan kimia
tersebut bersifat mutagenic.

136
Transgenesis
Trans-genesis adalah proses memperkenalkan eksogen gen-disebut transgen-
menjadi organisme hidup sehingga organisme akan menunjukkan properti baru dan
mengirimkannya properti kepada keturunannya.

Kenapa menggunakan trans-genesis?

1. Lebih specific, ilmuwan dapat memilih dengan lebih akurat sifat tersebut mereka
ingin mendirikan. Jumlah tambahan sifat yang tidak diinginkan dapat dijaga
seminimal mungkin.
2. Lebih cepat, membangun sifat hanya membutuhkan satu generasi dibandingkan
dengan banyak generasi sering dibutuhkan untuk selektif tradisional berkembang
biak, di mana banyak yang tersisa untuk kesempatan
3. Lebih flexible, ciri-ciri yang seharusnya tidak tersedia di beberapa hewan atau
tumbuhan dapat dicapai dengan menggunakan metode transgenic
4. Less costly, banyak biaya dan tenaga kerja yang terlibat dalam administrasi
suplemen pakan dan perawatan kimia untuk hewan dan tanaman bisa dihindari.

137
Proses Biologi
gen yang diinginkan harus diekstraksi dari donor organisme dengan menggunakan
enzim restriksi (restriction endonuklease). Penting agar enzim restriksi memotong
keseluruhan diperlukan gen. Gen ini kemudian dapat dimasukkan ke dalam sel inang
(lainnya enzim, DNA ligase, sangat penting di sini)

138
139
Oksidasi dan Reduksi
Pemateri: dr. Ika Setyawati, M.Sc

Editor: Adisti Khairunisa

A. Eritrosit
- Sel darah merah atau eritrosit adalah sel yang tidak berinti tetapi memiliki
membrane inti.
- Sel darah merah membelah setiap 120 hari sekali, setelah 120 hari, eritrosit
dihancurkan (lisis) atau disebut dengan HEMOLISIS
- Eritrosit mengandung Hemoglobin, pada saat dia pecah hemoglobin nanti
akan terpisah menjadi Hem dan Globin
- Hem akan berubah menjadi bilirubin yang berfungsi untuk mewarnai urin
dan feses
- Sel darah merah tidak memiliki organel dan ribosom
- Sel darah merah berbentuk lempeng bikonkaf dengan diameter 7,8
mikrometer dan ketebalan pada bagian yang paling tebal sebesar 2,5
mikrometer dan pada bagian tengah sebesar 1 mikrometer atau bahkan
kurang (berbentuk seperti cakram)
- Eritrosit nanti ada yang warnanya pucat dan merah, tetapi eritrosit yang
bagus adalah eritrosit yang berwarna merah karena dapat menjadi indikasi
seseorang terkena anemia atau tidak, hal ini karena di dalam eritrosit
banyak mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk mengikat oksigen,
sedangkan oksigen penting untuk reaksi oksidasi yang berfungsi untuk
bernapas, proses metabolisme,dll

B. Fungsi Eritrosit
- Mengangkut hemoglobin dan oksigen dari paru-paru ke jaringan
- Mengandung enzim karbonik anhydrase  mengkatalis (mempercepat)
reaksi antara CO2 dan H2O, sehingga meningkatkan kecepatan reaksi bolak-
balik (bisa oksidasi dan bisa reduksi)
- Kecepatan reaksi  membuat air dalam darah bereaksi dengan CO2 dan
mengangkutnya dari jaringan menuju paru-paru dalam bentuk ion
bikarbonat (HCO3-)

140
- Ion bikarbonat berfungsi untuk menjaga kestabilan pH darah di dalam
tubuh
- pH normal darah di dalam tubuh adalah 7,35-7,45 bila terlalu asam atau
terlalu basa maka akan terjadi gangguan keseimbangan

C. Oksidasi
- Pelepasan electron oleh sebuah molekul, atom, atau ion
- Oksidator: senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk
mengoksidasi senyawa lain
- Contoh Oksidator: H2O2, MnO-4, Cr2O2-7, OsO4

D. Contoh Reaksi Oksidasi


1. Reaksi suatu zat dengan Oksigen
C + O2  CO2

2. Reaksi yang disertai pelepasan electron


Na  Na+ + e

3. Mengalami kenaikan bilangan oksidasi


Na  Na+ + e
Biloks= 0 Biloks= 1
*dari 0 ke 1

E. Reduksi
- Penambahan electron oleh sebuah molekul, atom atau ion
- Reduktor: senyawa- senyawa yang memiliki kemampuan untuk mereduksi
senyawa lain dikatakan sebagai reduktif
- Contoh reduktor: Na, Mg, Fe, Zn, Al

F. Contoh Reaksi Reduksi


1. Reaksi pelepasan oksigen
CuO + H2  Cu + H2O

141
2. Reaksi yang disertai penangkapan electron
Cl2 + 2e  2Cl-

3. Mengalami penurunan bilangan oksidasi


Cl2 + 2e  2Cl-
Biloks=0 Biloks= -1
*dari 0 ke -1

G. Autoredoks (Disproporsionasi)
- Reaksi redoks dengan satu jenis atom yang bilangan oskidasinya berubah
mengalami oksidasi dan reduksi sekaligus (atom yang mengalami reduksi
dan oksidasi sama)
- Contoh:

H. Bilangan Oksidasi (Biloks)


- Menyatakan tingkat oksidasi dari unsur
- Biloks = jumlah electron yang dilepas atau ditangkap oleh sebuah atom

142
I. Aturan Penentuan Bilangan Oksidasi

J. Bilangan Oksidasi untuk Menentukan Nama


Senyawa
1. Penamaan senyawa ion biner yang unsur logamnya berbiloks lebih dari satu
2. Penamaan senyawa ion poliatomik

K. Tabel Penamaan Senyawa pada Unsur dengan


Logam berbiloks lebih dari satu

143
L. Tabel penamaan senyawa ion poliatomik
berdasarkan system stock

M. Tabel penamaan senyawa yang memiliki


biloks rendah dan tinggi

144
N. Reaksi Redoks di sekitar kita
1. Pengaratan logam besi
2. Pemutihan pakaian
3. Penyetruman akumulator
4. Ekstraksi logam
5. Daur ulang perak
6. Asam Dehidroaskorbat (bentuk teroksidasi berupa Vitamin C) dan asam
askorbat (bentuk tereduksi Vitamin C)
7. Pernapasan sel, oksidasi glukosa (C6H12O6)  CO2 dan reduksi O2 H2O

O. Oksidasi dalam senyawa yang penting bagi


kehidupan
1. Karbohidrat, Lemak, Protein = ada O2
2. Dalam tubuh 65% air, 89% dari air adalah O2
3. O2 ± 21% di atmosfer
4. O2 tidak berkombinasi: dihisap  paru-paru  darah
Makanan + O2  energi (panas), untuk mempertahankan suhu tubuh
5. Pembakaran glukosa: C6H12O6 + 6O2  6CO2 + 6H2O
6. Besi berkarat: 4Fe + 3O2  2Fe2O3 (besi (III) oksidferi oksida)
7. Tembaga Rusak
8. Kayu Rusak

P. Reduksi dalam kehidupan


1. Hidrogen bereaksi dengan macam-macam logam oksida, menghilangkan
oksigen menghasilkan logam bebas
2. Senyawa dirubah atau direduksi menjadi sebuah unsur
Contoh:
CuO + H2  Cu +H2O
PbO+H2Pb+H2O

145
146
PENGANTAR ANATOMI DAN ANTROPOLOGI
Pemateri : dr. Risal Andy K
Editor : Zalfa Nurirbah

A. PENGANTAR ANATOMI
Kompetensi :
 Menjelaskan arti anatomi,
 Dasar pembelajaran anatomi
 Cabang-cabang ilmu anatomi
 Sistem dalam tubuh manusia

1) ARTI dan DASAR PEMBELAJARAN ANATOMI


 Ana : bagian, memisahkan sedangkan Tomneini: iris, potong
 Ilmu yang mempelajari struktur tubuh manusia
 Diseksi kadafer sebagai dasar mempelajari anatomi dengan cara
melihat, memegang dan identifikasi struktur tubuh kadafer. Mengiris lapis
demi lapis. Menggunakan formalin untuk pengawetan

Dibagi menjadi 2 bagian besar:


1. Anatomia macroscopia
 ilmu anatomi yang mempelajari susunan bagian tubuh dengan alat
indera secara langsung (mata)

2. Anatomia microscopia
 ilmu anatomi yang mempelajari susunan tiap system tubuh dengan
bantuan kaca pembesar atau mikroskop misalnya tentang sel dan
jaringan

Level struktur organ dalam tubuh manusia:

Atom molekul makromolekul organel sel jaringan


organ sistem organ makhluk hidup.

147
2) CABANG CABANG ILMU ANATOMI
 Osteologia : system tulang (skeleton)
 Syndesmologia/arthrologia : sendi
 Myologia : otot/musculus
 Neurologia : saraf/nervosum
 Angiologia : pembuluh/vasa/vascular
 Splanchnologia : visceral/organ-organ dalam:
 Apparatus respiratorius
 Apparatus digestorius
 Apparatus urogenitalis
 Dermatologi : kulit
 Cardiology : jantung
 Gastrology : pencernaan
 Ophthalmology : penglihatan (mata)
 Urology : saluran kemih & kelamin
 Nephrology : ginjal
 Hepatology : hati
 Pulmonology :pernafasan
 Embryologia : perkembangan embrio
 Anatomi paediatrica: kedokteran anak
 Teratologi : kelainan pada manusia

3) STRUKTUR TUBUH MANUSIA


a. Sel  bagian terkecil dalam manusia hanya bisa dilihat dari mikroskop
b. Jaringan  sekumpulan sel dengan bentuk, ukuran dan fungsi yang
sama terikat menjadi satu
c. Organ  kumpulan dari bermacam jaringan yang bersatu dan
mempunyai fungsi khusus
d. Sistem organ  susunan dari organ organ yang mempunyai fungsi
tertentu

4) SISTEM TUBUH MANUSIA


a. Integumentary system (system integument)  system yang menutupi
tubuh kita (kulit) sebagai pelindung tubuh

148
b. Skeletal system (system kerangka)  dukungan internal dan fleksibel
untuk gerakan tubuh (tulang), memproduksi sel darah dan tempat
penyimpanan mineral
c. Muscular system (system otot)  (otot) pergerakan tubuh dan
produksi panas tubuh
d. Lymphatic system (system limfatik)  imun tubuh, penyerapan lemak,
kelenjar getah bening
e. Endocrine system (system endokrin)  sekresi hormone untuk
regulasi kimia, kelenjar hipofisis (master of gland)
f. Urinary system (system saluran kemih)  penyaringan darah,
menjaga volume dan komposisi kimia darah, pembuangan sisa
metabolisme dari tubuh
g. Respiratory system (system pernafasan)  pertukaran gas antara
lingkungan eksternal dan darah (pernafasan)
h. Nervous system (system saraf)  kontrol dan pengaturan semua
sistem tubuh lainnya
i. Circulatory system (system sirkulasi)  pengangkutan bahan-bahan
penopang kehidupan ke sel-sel tubuh; pembuangan sisa metabolisme
dari sel
 Arteri : membawa darah bersih dari jantung ke seluruh tubuh
(berwarna merah)
 Vena : membawa darah kotor dari seluruh tubuh ke jantung, kecuali
vena pulmonalis itu darah bersih yang diangkut (berwarna biru)
 Digestive system (system pencernaan) : pemecahan dan penyerapan
bahan makanan
 Female reproductive system ( system reproduksi Wanita)  produksi
sel kelamin wanita (ovum) dan hormon wanita; wadah untuk sperma
dari laki-laki; tempat pembuahan ovum, proses tertanamnya embrio
yang merupakan hasil dari konsepsi, ke dinding uterus (endometrium)
untuk selanjutnya mengalami perkembangan (implantasi), dan
perkembangan embrio dan janin; persalinan janin
 Male reproductive system (system reproduksi laki-laki)  produksi sel
kelamin laki-laki (sperma) dan hormon laki-laki; transfer sperma ke
sistem reproduksi Wanita

149
B. TERMINOLOGI ANATOMIKA

 Istilah-istilah anatomi  Sebelum abad ke 19 dipergunakan > 50.000


buah  > 5000 nama struktur dalam tubuh manusia
 Istilah baku: BNA (Basel Nomina Anatomica)  Pertemuan Basel 1895
 bahasa Latin
 Pada tahun 1933, pertemuan di Paris menyetujui revisi terminologi
anatomi  NOMINA ANATOMICA

1) POSISI ANATOMI
 Badan berdiri tegak, arah padangan lurus ke depan, posisi telapak
tangan menghadap ke dapan dan arah ibu jari menjauhi garis tengah
tubuh

1) BIDANG DAN GARIS


BIDANG :
a. Median : membagi tubuh secara simetris menjadi separuh
kanan dan kiri
b. Sagital : sejajar bidang median
c. Frontal : tegak lurus bidang median dan membagi tubuh
menjadi 2 bagian depan dan belakang
d. Coronal : bidang frontal yang hanya khusus di daerah kepala
e. Transversal/horisontal : tegak lurus terhadap bidang frontal dan
medial

GARIS – GARIS ANATOMIS :

Gambar 2.a
1 = linea axillaris anterior
2 = linea medioclavicularis
3 = linea parasternalis
4 = linea sternalis
5 = linea mediana anterior

Gambar 2.b:
1 = linea axillaris posterior
150
2 = linea scapularis
3 = linea paravertebralis
4 = linea mediana posterior

Gambar 2.a Gambar 2.b

2) Istilah-istilah Umum Anatomi (Termini generales)


o Cranial : arah kepala.
o Caudal : arah ekor
o Ventral: depan (perut)
o Dorsal : belakang (punggung)
o Transversal: melintang
o Longitudinal: membujur
o Proximal : dekat/pangkal
o Distal : jauh/ujung
o Apical : puncak
o Basal : dasar
o Frontal : depan (ke arah os frontale)
o Occipitalis: belakang (ke arah os occipitale)
o Rostralis (moncong/depan)

151
3) REGIO/WILAYAH TUBUH
 Tubuh manusia dibagi menjadi dua bagian utama yang disebut
bagian aksial (sumbu/poros) dan apendikular (anggota badan).
 Bagian aksial = sumbu utama tubuh
 Capitis (kepala),
1. Facial
2. Cranium, cranial
 Colli (leher) dan
 Trunkus (batang tubuh)
1. Thorax
2. Abdomen
3. Pelvis
 Bagian apendikular =
 ekstremitas superior (alat gerak atas) dan
 eksterimtas inferior (alat gerak bawah) anggota badan

REGIO TUBUH

152
4) CAVUM (RONGGA) BADAN

ABDOMEN

Cavum posterior :

153
 Cavum cranii  tengkorak
1) Cavum orbita  bagian bola mata
2) Cavum nasi  hidung
3) Cavum oris  rongga mulut
4) Cavum tympani  telinga
 Cavum vertebra  tulang belakang

Cavum anterior : coelom, organ viscera


 Cavum thorax
 Diaphragma (batas cavum thorax & abdomen)
 Cavitas pleura dextra & sinistra
 Cavum pericardium
 Mediastinum (area diantara cavum pleura dextra
& sinistra)
 Cavum abdomen :
 Cavum peritonii
 Cavum pelvis

154
BAGIAN TUBUH TAK BERONGGA

1. Collum (leher)
2. Brachium (lengan atas)
3. Antebrachium (lengan bawah)

155
4. Manus (telapak tangan)
5. Gluteus (pantat)
6. Femoralis (tungkai atas/paha)
7. Cruris (tungkai bawah)
8. Pedis (kaki)
9. Digiti (jari)

5) ANATOMI PERMUKAAN KEPALA

156
6) ANATOMI PERMUKAAN LEHER

7) ANATOMI PERMUKAAN DADA

157
Keterangan Gambar Anat Dada
1. Clavicula (tulang selangka)
2. Sternum (tulang dada)
3. Papilla mammae = benjolan kecil yang dikelilingi daerah kulit
yang berwarna lebih gelap
4. Proscesus xyphoideus = tulang taju pedang
5. Ictus Cordis = detak jantung yang tampak dari permukaan
6. Spatium Intercostal (SIC) = ruangan yang berada diantara dua
rusuk

8) ANATOMI PERMUKAAN PERUT

Keterangan Gambar Anat Perut.


1. Arcus costae
2. Umbilicus  pusar
3. Spina iliaca anterior superior (SIAS)
4. Crista illiaca
5. Spina iliaca anterior posterior
6. Sudut costovertebrata
158
Membran

 Membrana mukosa
 Membran yg mengeluarkan cairan mukus (kental, lengket)
 MM oral, nasal, respiratorius, urinaria, genital, digestivus

 Membrana serosa
 Membran yg mengeluarkan cairan serosa (cair)
 Terdapat pada cavum thorax (rongga terbesar kedua) dan
abdominal (perut) & pelvis (panggul)

Peritoneum adalah membrane serosa rangkap yang sebesar dalam


tubuh yang terdiri dari dua bagian utama yaitu peritoneum parietal
yang melapisi dinding rongga abdominal, dan rongga peritoneum
visceral yang meliputi semua organ yang berada di dalam rongga itu.

159
 ARAH ARAH GERAKAN

160
KETERANGAN:
 Flexio : membengkokkan/melipat sendi
 Extensio : meluruskan sendi
 Abductio : menjauhi sumbu badan
 Adductio : mendekati sumbu badan
 Rotatio : memutar sendi
 Pronasi : menelungkup
 Supinasi : menengadah

161
162
PENGANTAR ILMU ANTROPOLOGI

A. Pengertian Antropos = manusia


Logos = ilmu

 Antropologi : Ilmu / studi / kajian yang mempelajari tentang manusia,


yang senantiasa mengalami perubahan dan kemajuan

 Perubahan dan Kemajuan Manusia

- Dalam mata pencaharian dahulu memakai pakaian seadanya


sekarang sudah mengalami kemajuan dengan berpakaian sopan
dan rapi, waktu kerja juga berubah menjadi disiplin, kalau dulu
bebas berkomunikasi saat bekerja sekarang komunikasi yang
dilakukan terbatas.

B. Manfaat mempelajari antropologi

 Antropologi memadukan secara integratif tinjauan Fisik , Biologis dan


Sosio-Budaya terhadap kehidupan manusia

 Secara umum kajian antropologi menyoroti konsep-konsep dan


metode pendekatan untuk memperoleh pemahaman tentang manusia
 menyangkut perilaku dan kebudayaan

 T.O. Ihromi menyatakan bahwa antropologi menguraikan :


 bagaimana perbedaan diantara bangsa-bangsa
 apa sebab bangsa-bangsa mempunyai ciri-ciri tertentu

163
C. Sejarah Antropologi

 Antropologi disebut ilmu yang baru atau muda karena perkembangan


antropologi relatif baru.
 ilmu tua  sejarahnya terutama bagian antropologi yaitu Etnografi
telah dikerjakan orang dari berbagai bangsa di dunia sudah lebih dari
500 tahun yang lalu.
 Antropologi telah ada sejak lama (objeknya manusia), menitikberatkan
studi pada kelompok manusia dan tergolong dalam ilmu sosial, maka
antropologi sudah ada sejak manusia itu ada
 Herodotus disebut bapak etnografi
 Herodatus mengatakan bahwa orang Mesir, orang Libia dan Persia
dianggap belum beradab. Tulisannya masih bersifat subyektif dan
mengandung perasangka yang kurang baik terhadap bangsa lain.
 Etnografi oleh Dinasti Han
 Penulisan etnografi juga dilakukan oleh bangsa Tionghoa dan bangsa
India. Walaupun tidak secara metodik dan sistematis kedua bangsa
tersebut telah menulis tentang keadaan mereka sendiri ataupun
menulis tentang bangsa di luar mereka.
 Di Cina, Ada cacatan etnografi bangsa Tiongkok yang ditulis pada
jaman Dinasti Han mengenai bangsa Han Nu yang bergerak (nomaden)
di Tiongkok Sebelah Barat.
 Marcopolo bukunya “kitab tentang kerajaan & keajaiban di dunia
Timur“ menguraikan pengalamannya selama 20 tahun mengembara di
Asia. Ia juga pernah tinggal cukup lama di Istana Khu Bilai Khan dan
menemukan keanehan-keanehan misalnya dipergunakan uang yang
dibuat dari kertas dan diberi cap serta tanda tangan.
 Kertas-kertas tersebut mempunyai bermacam-macam nilai.
Menurutnya di negeri tersebut telah lebih maju bila dibandingkan
dengan Eropa saat itu, karena di sana telah ada pengiriman surat yang
lebih teratur dan ada jalan besar, tempat peristirahatan, dan ada
tempat untuk menukar uang dan kuda.
 Marcopolo juga pernah singgah di Indonesia
 Di pelabuhan Perlec dalam bahasa Aceh. Ia menceritakan kota Aceh
saat itu dikunjungi pedagang dari India dan penduduknya memeluk

164
agama Islam, sedang penduduk di pedalaman banyak mengerjakan hal-
hal yang haram.
 Sekembalinya mengembara ia dan keluarganya tiba di Genoa. Nasib
malang baginya karena ia dimasukkan penjara ketika Genoa perang
melawan Venesia. Di penjara itu ia menceritakan pengalamannya dan
menulisannya yang diterbitkan tahun 1447, isinya sangat menakjubkan
dan menunjuk kepada keajaiban objek dunia Timur.
 Pada zaman pertengahan Pada zaman ini tulisan etnografi yang
bersifat subyektif & penilaian terhadap sesuatu dipengaruhi oleh
pikiran dan kepercayaan pada masa itu. Jiwa abad pertengahan adalah
kitab Injil atau lector devina, kepada siapa seluruh pengetahuan
mengabdi ?
 Gereja abad pertengahan  Gereja sangat berpengaruh untuk
mengatur masyarakat dengan ajaran dogma-dogmanya, dengan
mengemukakan bahwa aturan-aturan sosial tidak dapat salah.
 Thomas Aquinas
 Pada zaman pertengahan mengemukakan teori-teori yang bersifat
spekulatif, karena keterangan-keterangan tersebut berbeda dengan
apa yang ada di ajaran-ajaran kitab suci, maka mulai saat itu justru
penulisan etnografi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
 Yosep Prancis Lafitau (1600-1740)
 Etnografi berkembang bersama dia, melalui tulisannya berjudul
“Moeurs des souvages Americains compares aux mours des pramiers
temps” 1724.
 Ia melihat bangsa-bangsa primitif dan tidak dilihatnya sebagai
bangsa yang aneh. Karena ia sebagai anggota misionaris agama dan ia
berusaha untuk menasranikan bangsa Indian.
 Jens Kref
 Etnografi semakin berkembang berkat tulisan dia dengan judul
“Sejarah Pendek Tentang Lembaga-Lembaga Yang Terpenting, Adat
Dan Pandangan-Pandangan Orang Luar” pada tahun1760.
 Kref sependapat dengan Rousseau tentang manusia alam yang
murni. Tulisan Kref Ia menulis sejarah umat manusia dengan
memperhatikan bangsa-bangsa kuno, ia meneliti bangsa Indian
mengenai pertumbuhan, perkembangan, kehidupan ekonomi,
masyarakat, agama dan kesenian

165
 Adolf Bastian
 Tulisannya lebih ilmiah dan lebih sistematis dan senang etnologi.
Pandangannya mengenai umat manusia adalah manusia dan
kebudayaannya yang dipengaruhi oleh geografis, yang menyebabkan
sifat-sifat khusus dari kebudayaan yang beranekaragam. Tiap-tiap
kebudayaan akan berkembang dan tumbuh sesuai dengan dasarnya
dan lingkungannya.

D. PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI
 Antropologi berkembang pesat setelah diketemukan dan diketahui
adanya hubungan antara bahasa Sansekerta, Latin, Yunani dan Germani.
Kerena penyelidikannya bersifat historis komparatif dalam kebudayaan
yang terus berkembang. Kemudian berdiri museum etnologi dan etnografi
diseluruh dunia selama abad ke 19 dan awal abad 20.

 Perkembangan di Indonesia

 Perkembangan antropologi di mulai dengan penelitian adat-istiadat,


sistem kepercayaan, struktur sosial dan kesenian sejak zaman
penjajahan Belanda. Tulisan-tulisan tersebut digunakan sebagai
landasan kebijaksanaan pemerintah kolonial.
 Penyelidikan dan penulisan dalam rangka pengembangan etnologi dan
antropologi sosial oleh perguruan tinggi dimulai setelah penyelidikan
bahasa dan budaya. Lembaga tersebut bernama “Taal en cultural
onderzoek” di Universitas Indonesia Jakarta.

 Fase Pertama

 Pada awal tahun 1800-an negara-negara Eropa Barat melakukan


kolonialisasi atas negara–negara Afrika, Asia dan Amerika.
 Menurut pandangan orang Eropa bangsa-bangsa yang dijajah masih
primitif, buas dan sering dikatakan bangsa-bangsa yang masih asli, yang
belum mengalami perubahan dan kemajuan.

166
 Fase Kedua

 Pada fase ini pertengahan abad 19 banyak ditemukan tulisan mengenai


aneka warna kebudayaan dan tingkat evolusinya.
 Deskripsi mengenai suku bangsa di luar Eropa merupakan kebudayaan
yang masih tradisional dan merupakan sisa kebudayaan kuno.

 Fase Ketiga

 Pada awal abad ke 20 ilmu Antropologi mengalami kemajuan, ilmu


Antropologi dipergunakan oleh bangsa Eropa untuk mempelajari adat-
istiadat dan kebiasaan bangsa yang terjajah.
 Dengan mengetahui data tentang kebiasaan itu dapat dipergunakkan
untuk mempertahankan kolonialismenya di negara yang dijajah
tersebut

 Fase Keempat
 Sesudah tahun 1930-an ilmu Antropologi mengalami perkembangan
luar biasa, dipengaruhi oleh metode ilmiah dalam melakukan
penelitian.
 Masyarakat terjajah mengalami perkembangan, maka Antropologi
seakan mengalami kehilangan objek penelitian. Antropologi
mengembangkan metode ilmiah terutama di sejumlah universitas di
Eropa, Amerika dan seluruh dunia.

E. METODE ANTROPOLOGI

 Deskriptif :
 Memberikan gambaran mengenai kehidupan manusia dari
berbagai tempat dan waktu

167
 Holistik :

 Mengkaji kehidupan manusia dari sudut tinjauan yang jamak


dan memetakannya ke dalam suatu gambaran yang total dan
menyeluruh

 Komparatif :
 Membandingkan kesamaan dan perbedaan ciri-ciri fisik dan
budaya manusia, dengan cara
a. Diakronik : Memperbandingkan lintas waktu
b. Sinkronik : Memperbandingkan lintas tempat

 Kualitatif :
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan :
a. Pengamatan (Pengamatan Biasa, Pengamatan Terkendali,
Pengamatan Terlibat)
b. Wawancara mendalam (in-depth interview)

F. Hal-hal yg diamati:
1. Pelaku
2. Kegiatan
3. Tujuan
4. Perasaan (ungkapan emosi)
5. Ruang / tempat
6. Benda / alat
7. Peristiwa

G. HUBUNGAN ANTROPOLOGI dengan ILMU LAIN

 Antropologi dan ilmu geologi : Ilmu geologi membantu antropologi


phisik mengenal lapisan-lapisan bumi untuk menentukan umur fosil
dan artefak lain
 Antropologi dan ilmu anatomi: Ilmu anatomi membantu antropologi
phisik mengenal ciri-ciri phisik manusia untuk mendapat pengertian
tentang asal mula dan penyebaran manusia
168
 Antropologi dan ilmu linguistik: ilmu linguistik membantu mengenal
ciri-ciri dasar setiap bahasa agar peneliti dengan cepat dapat mengenal
bahasa penduduk.
 Antropologi dan arkaeologi : arkaelogi membantu mengenal
kebudayaan pre-histori

H. CABANG ANTROPOLOGI
ANTROPOLOGI :
 ANTROPOLOGI FISIK  manusia sebagai organisme biologis
 ANTROPOLOGI BUDAYA  manusia sebagai makhluk budaya.

1) Antropologi Fisik
 Ilmu yang mempelajari tentang manusia sebagai organisme
biologis.

Terbagi menjadi dua:


o Paleoantropologi = Ilmu yang mempelajari asal usul manusia
dan evolusi manusia dengan meneliti fosil-fosil
o Somatologi = Ilmu yang mempelajari keberagaman ras
manusia dengan mengamati ciri-ciri fisik.

2) Antropologi Budaya
 ilmu yang mempelajari tentang manusia sebagai makhluk
budaya

Terbagi menjadi empat :

o Prehistori  Ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan


perkembangan semua kebudayaan manusia di bumi sebelum
manusia mengenal tulisan
o Etnolinguistik  ilmu yang mempelajari pelukisan tentang ciri
dan tata bahasa dan beratus-ratus bahasa suku-suku bangsa
o Etnologi  Ilmu yang mempelajari kebudayaan manusia di
dalam masyarakat suku bangsa di seluruh dunia (etnis)
o Etnopsikologi  Ilmu yang mempelajari kepribadian bangsa

169
I. PERHATIAN ANTROPOLOGI

 Aspek-aspek itu menyangkut asal mula, perkembangan, sifat, dan


ciri-ciri manusia serta kebudayaaannya
 Bekas-bekas kebudayaan manusia zaman purba yang dijadikan dasar
untuk mempelajari manusia zaman sekarang ini.
 Seabad yang lalu Antropologi hanya tertarik mempelajari kelompok-
kelompok kecil masyarakat, suku-suku, kebudayaan, kampung-
kampung sera minoritas.
 Sekarang Antropologi telah lebih maju dengan mempelajari manusia
dari berbagai segi atau sudut. Banyaknya kekhususan/cabang
Antropologi tertentu.

J. ANTROPOLOGI FISIK
 Tulisan Darwin yang berjudul “The origin of species” telah
menjadikan antropologi fisik berkembang pesat dengan
melakukan penelitian-penelitian terhadap asal mula dan
perkembangan manusia.
 Melalui tulisan tersebut diketahui, manusia asalnya monyet yang
mengalami evolusi, pembuktian dilakukan dengan mengadakan
penelitian terhadap kera dan monyet di seluruh dunia.
 Antropologi fisik mempelajari manusia dari segi biologi:
o bentuk tubuh,
o warna rambut,
o warna kulit, dan lainnya.

170
171
INTEGUMENTUM
Pemateri: Yuningtyaswari
Editor: Nadhifa Syahla

 Ada dua macam kulit, yaitu tipis (selain telapak) dan tebal (telapak tangan atau
kaki). Perbedaannya bisa dilihat dari warna, ataupun adanya pertumbuhan rambut
pada kulit tipis
 Integumentum berasal dari Bahasa Latin, yaitu integument atau integer yang
artinya tubuh
 Integumentum adalah bagian terluar manusia yang menutupi organ tubuh
 Mukosa adalah lapisan terluar rongga tubuh yang mengeluarkan lendir (mucous),
mialnya mukosa pada rongga mulut, paru, dan vagina
 Kulit merupakan organ terluas atau terbesar pada manusia
 Luas: 1,89 𝑚2
 Setiap 𝑐𝑚2 mengandung 6 juta sel dan 5.000 ujung saraf perasa
 Berat: 2,72 kg
 Tebal: 2-3 mm (berbeda-beda antara tubuh)
 2 juta hingga 3 juta sel kulit dilepas setiap harinya. Penggantian diperlukan
karena kulit merupakan organ yang penting untuk melindungi manusia
terhadap cedera, suhu, infeksi, dan dehidrasi
 Kulit menyerap bahan yang dioleskan dan memilikik kemampuan
menetralisasinya

VARIASI KULIT
 Ketebalan
 Warna atau pigmentasi  ditentukan oleh melanin
 Distribusi rambut
 Kelenjar  kelenjar minyak atau kelenjar keringat

DERIVAT KULIT
 Rambut
 Kuku
 Kelenjar sebacea
 Kelenjar sudorifera

172
Berdasarkan strukturnya, kulit dibedakan menjadi:
1) KULIT TEBAL
 Tidak memiliki folikel rambut
 Stratum corneum (lapisan yang di isi sel yang sudah mati) tebal
 Terdapat pada kulit telapak tangan dan kaki

1. Epidermis
2. Dermis
3. Subcutan

1. Stratum corneum
2. Strat. Lucidum
3. Strat. Granulosum
4. Strat. Spinosum
5. Strat. Basale
6. Strat. Papilare
173
7. Strat. Reticulare  di isi oleh serabut
8. Tela subcutan (jaringan ikat longgar)

2) KULIT TIPIS
 Memiliki folikel rambut
 Stratum corneum tipis
 Terdapat pada bagian lain tubuh selain telapak tangan dan kaki

Penampang melintang
1. Stratum corneum  tipis
2. Folikel rambut
3. Glandula sebacea

Penampang membujur

PERKEMBANGAN KULIT
 Kulit berasal dari lapisan benih ectoderm
 Kulit berkembang sesuai dengan usia

174
 Pada usia muda, fungsi kulit belum berkembang sepenuhnya (respon terhadap
panas, dehidrasi, rangsangan imunologis misalnya infeksi)
 Pada usia lanjut, kulit mengalami kemunduran baik dalam segi anatomis maupun
faali (respon terhadap suhu, trauma, dan bahan kimia)

FUNGSI KULIT
 Perlindungan
 Perlindungan terhadap sinar ultraviolet (biasanya makin banyak melanin maka
akan tahan terhadap sinar ultraviolet)
 Pengaruh mekanis, kimia, dan suhu
 Mecegah dehidrasi karena permukaan relative tidak tembus
 Barrier fisik terhadap invasi mikroorganisme

 Sensori
 Organ sensori terluas di tubuh
 Kulit mengandung reseptor untuk:
1. Perabaan  Meisner corpuscale
2. Tekanan  Vater pacini
3. Nyeri
4. Suhu panas Ruffini
5. Suhu dingin  Krause

 Termoregulator (mengatur suhu)


 Perlindungan terhadap hilangnya suhu tubuh oleh rambut dan lemak subkutan
 Penurunan suhu dipercepat oleh:
1. Penguapan keringat dari permukaan kulit
2. Peningkatan aliran darah melalui jalinan kapiler dermis

 Metabolic (pengeluaran zat zat yang tidak diperlukan)


 Lemak di area subkutan merupakan cadangan energi utama (kalau di daerah
hati yaitu granula glikogen)
 Vitamin D yang diproduksi kulit melengkapi vitamin D dari sumber makanan

 Fungsi estetika
175
Kulit terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu epidermis, dermis, dan hypodermis.

1. EPIDERMIS
 Epitel berlapis pipih dengan penandukan (tipis dan tebal)
 Bersifat avaskuler
 Nutrisi di dapat dari pembuluh darah jaringan ikat dibawahnya
 Epidermis pada telapak tebal
 Pada ujung jari memiliki pola unik yang bisa digunakan untuk sidik jari
 Terdiri dari lapisan-lapisan:
1. Stratum germinavitum/basale
2. Stratum spinosum  awal sintesa keratin
3. Stratum granulosum  awal pertandukan
4. Stratum lucidum  hanya ada pada kulit tebal
5. Stratum corneum  protein fibrosa (keratin)

176
HISTOLOGI EPIDERMIS PADA KULIT TIPIS

 Epidermis merupakan kompartemen terluar yang terdiri dari tiga lapisan sel
hidup yang selalu beregenerasi, terdiri dari:
1. Keratinosit  menyusun bagian besar epidermis (menghasilkan keratin)
2. Melanosit  membuat pigmen melanin
3. Sel Langerhans  sel penyaji antigen dalam system kekebalan tubuh
(untuk imun tubuh)

177
KOMPONEN STRATUM INTEGUMENTUM

1. Lapisan Basal Epidermis


 Lapisan terbawah
 Keratinosit pada lapisan basal epidermis memiliki tiga subpopulasi,
yaitu transient amplifying cells yang aktif membelah diri, postmitotic
cell yang siap menjalani diferensiasi atau keratinisasi dan naik ke lapisan
suprabasal, dan keratinosit yang lambat membelah diri yang berfungsi
sebagai candangan
 Sel lain dalam lapisan basal adalah melanosit (melanosit dipengaruhi
oleh faktor genetic) yang menghasilkan pigmen melanin untuk
didistribusikan ke dalam 36 keratinosit di sekitarnya

2. Lapisan Suprabasal dan Proses Keratinisasi


 Keratinisasi adalah proses yang tujuan akhirnya membentuk stratum
corneum, lapisan terluar yang mati yang melindungi tubuh dari
ancaman luar
 Dalam proses keratinisasi, keratinosit tidak lagi membelah tetapi
berdiferensiasi membentuk organel sel khusus agar ia dapat
beradaptasi dengan fungsi baru saat menua dan mencapai stratum
corneum

178
3. Stratum Spinosum
 Pada lapisan atas stratum basal, keratinosit membentuk organel yang
disebut lameliar granules yang mensekresi lemak (glikoseramid), enzim
hidrolitik dan protein yang berfungsi dalam deskuamasi (pengelupasan)
stratum corneum
 Lemak yang dihasilkan mengisi ruang antar keratin di stratum corneum
hingga terbentuk membrane lipid yang selektif menahan bahan kimia
eksternal

4. Stratum Granulosum
 Terbentuk keratohyalin granules (membuat stratum ini tampak gelap)
yang mengandung protein filaggrin agar kelak sel keratinosit yang hidup
ini dapat menggunakan membrannya saat mati dan
menggabungkannya dengan keratin dalam keratinosit menjadi suatu
struktur protektif di stratum korneum.

Turn Over Time


Waktu yang diperlukan keratinosit basal mencapai stratum granulosum sekitar 2
minggu, sedangkan untuk shedding (pengelupasan) memerlukan tambahan sekitar 2
minggu. Pada kulit yang meradang, keratinisasi dapat menjadi lebih singkat

Sel Non Keratinosit


 Melanosit yang memproduksi melanin dan memberi pigmen pada warna kulit
 Melanosit memiliki banyak dendrit atau percabangan sitoplasma sehingga dapat
mentransfer melanin kepada 36 keratinosit di sekitarnya (keratinosit tidak
menghasilkan melanin, namun bisa mendapatkan melanin dari melanosit melalui
banyak dendrit atau tonjolan sitoplasma dari melanosit yang terdekat)
 Kepadatan melanosit dapat menentukan warna kulit seseorang
 Sel Langerhans adalah sel penyaji antigen yang terletak di antara sel sel keratinosit.
Bertugas memfagosit antigen yang berhasil melewati sawar kulit kemudian
memproses dan menyajikannya kepada limfosit di dermis untuk dikenali

179
5. Basement Membrane Zone (Membrana Basalis)
 DEJ = Dermo Epidermal Junction
 Berikatan erat dengan dermis dibawahnya melalui struktur basement
membrane zone
 Stratum basale merupakan stratum yang berhubungan langsung
dengan epidermis
 Struktur berisi protein structural yang mengikat keratinosit di atasnya,
misalnya BPAg2 dan integrin
 Terdapat serabut kolagen tipe VII yang mengikat basal membrane zone
dengan dermis dibawahnya

Interface (Antarmuka)

 Antarmuka epidermis dan dermis tidak lempang pada penampang sagittal agar
memperkuat ikatan antara epidermis dan dermis dengan tonjolan-tonjolan papilla
dermis
 Terdapat bagian epidermis yang menjorok ke dermis yang disebut rate ridges dan
bagian dermis yang menonjok ke epidermis yang disebut papilla dermis
 Pada usia tua, antarmuka akan lebih datar sehingga gaya geser pada permukaan
kulit dapat memisahkan epidermis dengan dermis di bawahnya

180
Papilla dermis

 Banyak mengandung ujung ujung serabut saraf (corpusculum tactus Meissner)


yang peka terhadap rabaan dan sentuhan. Ada yang berfungsi mengantarkan
sinyal atau rangsangan nyeri, suhu, raba halus dan tekanan juga getaran. Ujung
saraf tersebut termodifikasi menjadi Meissner Pacini
 Papilla banyak mengandung kapiler pembuluh darah. Pembuluh ini menyalurkan
oksigen, nutrisi, dan jalur patrol sel imunitas yang waspada akan antigen yang
menginvasi kulit

181
2. DERMIS
 Terdapat di bawah lapisan epidermis
 Untuk mengatur suhu
 Sel fibroblast memproduksi kolagen dan elastin
 Terdapat beberapa lapisan:
1. Papilla dermis  Mengandung pembuluh darah, limfa, Meissner
2. Stratum papillare  Jaringan longgar yang tersusun serabut kolagen halus
dan elastin, sangat vaskuler
3. Stratum retikulare  Paling tebal, serabut kolagen kasar dan elastin,
pembuluh darahnya arteriol

3. HYPODERMIS
 Disebut juga dengan subdermis
 Memiliki jaringan ikat longgar
 Mengandung jaringan lemak dengan jumlah yang bervariasi

182
STRUKTUR HISTOLOGI KULIT TIPIS
RESEPTOR KULIT

183
1. UJUNG SARAF BEBAS
 Cabang halus serabut saraf aferen
 Terdapat di sepanjang batas dermis – epidermis
 Pelebaran pada bagaian terminal  sel merkel

2. BADAN MEISSNER (MEISSNER CORPUSCLE)

 Pada ujung jari tangan dan kaki, papilla mammae, palpebra (kelopak mata),
bibir, dan genital (alat kelamin)
184
 Menerima rangsang perabaan ringan
 Terdapat banyak akhiran saraf bebas yang tidak memiliki struktur bangunan

3. BADAN PACINI (VATER PACINI)

 Berupa lamella yang tersusun konsentris


 Terdapat pada lapisan dalam kulit, ligament, dan serosa
 Reseptor sensoris bersimpai besar
 Menerima rangsangan tekanan, rabaan kasar, getaran, dan tegangan
4. BADAN RUFFINI

 Terdapat pada telapak kaki


 Mekanoreseptor
 Bersimpai

185
5. BADAN KRAUSE
 Reseptor halus pada lapisan orofaring dan konjugtiva

Warna Kulit
Warna kulit ditentukan oleh:
a) Pigmen karoten pada lemak subkutan yang kekuningan
b) Oksigenasi hemoglobin
c) Melanin
Melanin diproduksi oleh melanosit di lapisan basal dalam vesikel melanosum dan
juga tergantung pada individu, sinar matahari, dan ras

Adneksa
 Adneksa adalah aksessoris kulit. Tanpa adanya adneksa fungsi kulit tidak akan
sempurna.
 Rambut dibagi menjadi dua, yaitu terminal (panjang lebih dari 2 cm, berpigmen,
dan kasar) sedangkan vellus (panjang kurang dari 1 cm, halus)

Derivate Kulit
1. FOLIKEL RAMBUT
 Mengandung melanosit aktif dan besar

2. KELENJAR SEBASEA
 Kelenjar holokrin
 Meminyaki rambut
 Menghasilkan minyak yang terdiri dari trigliserida.
 Pada wajah, gangguan pada kelenjar sebasea dan proses keratinisasi berakibat
pada tersumbatnya muara kelenjar hingga terbentuknya komedo

3. KELENJAR KERINGAT (SUDORIFERA)


a) Merokrin
 Berbentuk tubuler, sekresi encer
 Terdapat di seluruh tubuh kecuali bibir dan glands penis
 Penguapan penting untuk termoregulasi
b) Apokrin
 Terdapat pada ketiak, genital, mammae
 Secret kental

186
 Memiliki bau yang khas
4. KUKU
 Lempeng keratin padat pada ujung jari
 Pertumbuhan dari matriks kuku

FOLIKEL RAMBUT
 Rambut tumbuh mengikuti siklus, yaitu:
a) Fase anagen  fase pertumbuhan
b) Fase katagen  fase rontok
c) Fase telogen  fase istirahat sebelum masuk ke siklus anagen
 Pada kulit kepala, 90% rambut berada pada fase anagen, 1-2% dalam fasen
katagen, dan 10% dalam fase telogen
 Terdapat muscullus arector fili yang membuat rambut atau bulu dapat berdiri

187
188
Etika kedokteran gigi
Pengantar filosofi makna lafadz sumpah drg. dan
kekuatan hukumnya
Pemateri : Prof. Dr. drg. Sudibyo, S. U., Sp. Perio(K)
Editor : Zahwa Aqqila

Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)


Dalam istilah pemerintah kesehatan, kata “Kedokteran” sudah termasuk
kedokteran umum dan kedokteran gigi.

 Kewajiban Umum :
Setiap dokter harus
- Menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter
- Senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar
profesi yang tinggi
- Tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya
kebebasan dan kemandirian profesi
- Menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji
- Mengutamakan kepentingan dan kebaikan pasien walaupun tiap
perbuatan / nasehat yang diberikan, mungkin melemahkan daya tahan
psikis / fisik pasien.
- Senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap
penemuan teknik / pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya
(contoh kasus Menkes RI / dr. Terawan)
- Hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa
sendiri kebenarannya
- Memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis
dan moral sepenuhnya
- Bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawat
- Menghormati hak-hak pasien, sejawat, dan termasuk tenaga kesehatan
lainnya.
- Senantiasa mengingat kewajiban melindungi hidup mekhluk insani
- Memperhatikan kepentingan masyarakat (promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif)
- Bekerja sama dengan para pejabat pemerintah

189
 Kewajiban Dokter terhadap Pasien

- Bersikap tulus, ikhlas, dan mempergunakan segala ilmu keterampilan


untuk kepentingan pasien
- Memberikan kesempatan kepada pasien dalam beribadah dan keperluan
pribadi lainnya
- Wajib merahasiakan iniformasi apapun tentang pasien
- Wajib melakukan pertolongan darurat sesuai tugas perikemanusiaan.

 Kewajiban Dokter terhadap Sejawat dan Diri Sendiri

- Memperlakukan teman sejawat sebagaimana ia ingin diperlakukan


- Tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali ada
persetujuan dan prosedur etis
- Harus memelihara kesehatan diri pribadinya, supaya bekerja dengan baik.
- Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran /
kesehatan (Continuing education)

 Sifat Dasar Seorang Dokter / Dokter Gigi


Dari awal perkembangannya profesi dokter / dokter gigi telah
dibuktikan sebagai profesi luhur dan mulia. Berikut 6 sifat dasar
seorang dokter / dokter gigi.

(5K dan 1I) :


- Ketuhanan
- Kemurnian niat
- Keluhuran budi
- Kerendahan budi
- Kerendahan hati
- Kesungguhan kerja
- Integritas ilmiah dan social
Untuk mengawal ke-enam sifat dasar dokter / dokter gigi, Ikatan
dokter sedunia (WMA) yang berlangsung pada September 1948 dan
diamandir di Sydney pada Agustus 1968 lalu diterjemahkan oleh
Majelis Kesehatan RI dan Panitia Dewan Guru Besar Fakultas
Kedokteran Indonesia, Kemudian dikukuhkan oleh PP no. 26 tahun
1960 dan disempurnakan pada Musyawarah Kerja Nasional Etika
Kedokteran II yang diselenggarakan tanggal 14-16 Desember 1981 di
190
Jakarta dan diterima sebagai LAFAL SUMPAH DOKTER INDONESIA.
Diikuti dengan perubahan – perubahan kecil (baca KODEKI) Catatan
kecil [ada dalam KODEKI]
*sesuai dengan yang diucapkan prof waktu itu, maaf masih ada yang
rampung, jika masih penasaran dengan KODEKI bisa pc aqqila untuk minta
pdf KODEKInya, panjang banget 

Semua pasal pasalnya, 17 pasal


1) Sumpah dokter Indonesia,(1960, NO. 28, sesuai dengan yng Disempurnakan)
2) Ukuran tertinggi profesi dokter (yang dimaksud dengan “tertinngi” ini karena
dokter ada beberapa tahapan (lulusan dokter, dokter muda, koas,
kelanjutannya spesialis, dan konsultan dokter) dan dokter dokter yang sudah
terjun ke profesinya)
3) Perbuatan yang bertantangan dengan etik (dokter tidak boleh menerima
imbalan, melibatkan diri secara langsung atau tidak langsung untuk
mempromosikan obat)
4) Pengetahuan dan keterampilan kedokteran
5) Keahlian dokter (dokter mempunyai keahlian dalam penyakit dan dokter yang
mempunyai kompetensi karir dibidang tertentu untuk menangani pasien)
6) Memegang teguh rahasia (dokter itu akan memegang teguh rahasia. Seperti
tidak menceritakan kondisi, keadaan, atau riwayat pasien ke orang luar,
sekalipun teman dekat atau keluarga dokter / pasien)
7) Jangan merebut pasien dari dokter lain atau teman sejawat kita

Lafal Sumpah Dokter


 Pengambilan Sumpah Dokter
Pengambilan sumpah dokter / dokter gigi (bagi lulusan dokter dalam
negeri maupun luar negeri)

Bagi mereka yang tidak mengucapkan sumpah, perkataan sumpah


diganti dengan janji

Pengambilan sumpah dokter / dpkter gigi merupakan saat yang sangat


penting artinya bagi seorang dokter, karena pada kesempatan ini ia berikar
bahwa dalam mengamalkan profesinya, ia akan selalu mendasarinya dengan
kesanggupan yang telah diucapkannya sebagai sumpah. Oleh karena itu,
upacara pengambilan sumpah hendaknya dilaksanakan dalam suasana yang
hikmat.

191
 Lafal Sumpah Dokter

Sumpah yang dibacakan oleh seorang yang akan menjalani


profesi dokter.

Sesuai dengan PP No. 26- 1960

Lafal Sumpah ini berdasarkan :

 a). Sumpah Hippokrates : Seorang Dokter bangsa Yunani ( th 460-


377 S.M) Beliau mempunyai kesadaran yang tinggi tentang Moral Profesi
Kedokteran Beliau kemudian dikenal sebagi Bapak Ilmu Kedokteran.

Hipokrates adalah murid Hirodicus berjanji


dan menerangkan pengikatan untuk
kepentingan pasien sesuai dengan penilaian
dan kemampuannya. Dan akan mencegah
dari bahaya & kesalahan pengobatan.

Saya bersumpah demi Apollo dewa


penyembah, dan Aesculapius dan Hygeia, dan
Panacea , dan semua dewa-dewa sebagai
saksi, bahwa sesuai dengan kemampuan dan
fikiran saya, saya akan mematuhi janji-janji
sebagai berikut : . . . . .

Isi Sumpah Hippokrates :

1) Saya akan memperlakukan guru yang telah mengajarkan


ilmu ini dengan penuh kasih sayang sebagai mana
terhadap orang tua saya sendiri, jika perlu akan saya
bagikan harta saya untuk dinikmati bersamanya.

2) Saya akan memberlakukan anak-anak nya sebagai


saudara kandung saya dan saya akan mengajarkan ilmu
yang telah saya peroleh dari ayahnya , kalau mereka
memang mau mempelajarinya, tanpa imbalan apapun.

192
3) Saya akan meneruskan ilmu pengetahuan ini kepada
anak-anak saya sendiri, dan kepada anak-anak guru saya,
dan kepada mereka yang telah mengikatkan diri
dengan janji dan sumpah untuk mengabdi kepada ilmu
pengobatan, dan tidak kepada hal-hal yang lainnya.

4) Saya akan mengikuti cara pengobatan yang menurut


pengetahuan dan kemampuan saya akan membawa
kebaikan bagi penderita, dan tidak akan merugikan
siapapun.

5) Saya tidak akan memberikan obat yang mematikan


kepada siapapun meskipun diminta, atau
menganjurkan kepada mereka untuk tujuan itu. Atas
dasar yang sama, saya tidak akan memberikan obat
untuk menggugurkan kandungan.

6) Saya ingin menempuh hidup yang saya buktikan


kepada ilmu saya ini dengan tetap suci dan bersih.

7) Saya tidak akan melakukan pembedahan terhadap


seseorang, walaupun ia menderita penyakit batu,
tetapi akan menyerahkannya kepada mereka yang
berpengalaman dalam pekerjaan ini.

8) Rumah siapapun yang saya masuki, kedatangan


saya itu saya tujukan untuk kesembuhan yang sakit
dan tanpa niat-niat buruk atau mencelakakan, dan
lebih jauh lagi tanpa niat berbuat cabul terhadap
wanita ataupun pria, baik merdeka maupun hamba
sahaya.

9) Apapun yang saya dengar atau lihat tentang


kehidupan seseorang yang tidak patut
disebarluaskan, tidak akan saya ungkapkan karena
saya harus merahasiakannya.

10) Selama saya tetap mematuhi sumpah saya ini,


izinkanlah saya menikmati hidup dalam
mempraktekkan ilmu saya ini, dihormati oleh
193
semua orang, di sepanjang waktu. Tetapi jika
sumpah saya mengkhianati sumpah ini, balikkanlah
nasib saya.

Sumpah dokter mengalami beberapa kali revisi sejak tahun 1948 sampai
dengan kodeki 2012.

Kodeki = Kode Etik Kedokteran Indonesia yaitu pedoman bagi dokter


Indonesia (termasuk IDI & PDGI) dalam melaksanakan praktek kedokteran.

 b). Deklarasi Geneva (1948), diamander tahun 1968 di Sidney, Australia

Isi Sumpah Geneva :

Pada saat diterima sebagai anggota profesi Kedokteran saya bersumpah


:

1) Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan


perikemanusiaan.

2) Saya akan menghormati dan berterima kasih kepada guru-guru saya


sebagai layaknya.

3) Saya akan menjalankan tugas saya sesuai dengan hati nurani dengan
cara yang terhormat.

4) Kesehatan penderita senantiasa akan saya utamakan

5) Saya akan merahasiakan segala rahasia yang saya ketahui bahkan


sesudah pasien meninggal dunia.

6) Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi


luhur jabatan kedokteran.

7) Teman sejawat saya akan saya perlakukan sebagai saudara-saudara


saya.

8) Dalam menunaikan kewajiban terhadap pasien, saya tidak


mengizinkan terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan,
kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial.

194
9) Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat
pembuahan.

10) Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan


kedokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum
perikemanusiaan.

11) Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan bebas, dengan
mempertarukan kehormatan diri saya.

 Lafal Sumpah Dokter Indonesia

- Lafal sumpah sesuai dengan Deklarasi Geneva (1948).


- Diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Majlis Pertimbangan
Kesehatan dan Syara’ Depkes RI dan Dewan Guru Besar FK Universitas
indonesia.
- Lafal Sumpah Dokter Indonesia diucapkan pertama kali di FK UI tahun
1959.
- Dikukuhkan ssebagai Lafal Sumpah Indonesia dengan NO: 26 tahun 1960.

LAFAL SUMPAH DOKTER :

“DEMI ALLAH SAYA BERSUMPAH / BERJANJI”, BAHWA:

1) Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan


perikemanusiaan

2) Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi


luhur jabatan kedokteran.

3) Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan
bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter.

4) Saya akan menjalankan tugas saya dengan mengutamakan


kepentingan masyarakat.

5) Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena


pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai dokter.

195
6) Saya akan tidak mempergunakan pengetahuan kedokteran saya
untuk sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusiaan,
sekalipun diancam

7) Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan penderita.

8) Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak


terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kesukuan, perbedaan
kelamin, politik kepartaian, atau kedudukan sosial dalam
menunaiakan kewajiban terhadap penderita.

9) Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat


pembuahan

10) Saya akan memberikan kepada guru-guru dan bekas guru-guru saya
penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya.

11) Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagaimana saya


sendiri ingin diperlakukan.

12) Saya akan menaati dan mengamalkan KODE ETIK Kedokteran


Indonesia.

13) Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan


mempertaruhkan kehormatan diri saya.

LAFAL SUMPAH / JANJI DOKTER GIGI (P.P No 33


th 1963)
“َDemi Allah saya bersumpah/ berjanji, bahwa :

1) Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan


perikemanusiaan terutama dalam bidang kesehatan

2) Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknya sesuai


martabat dan tradisi luhur jabatan gigi.

3) Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena


pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai dokter gigi.

196
4) Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan
kedokteran gigi saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan
hukum perikemanusiaan

5) Dalam menunaikan kewajiban saya, saya akan berikhtiar dengan


sungguh-sungguh supaya tidak terpengaruh oleh pertimbangan
keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian, atau
kedudukan sosial.

6) Saya ikrarkan sumpah/ janji ini dengan sungguh-sunguh dan dengan


penuh keinsyafan.

 Kesimpulan :
Lafal sumpah mempunyai pokok-pokok sbb:

- Membaktikan hidup guna kepentingan perikemanusiaan

- Menjalankan tugas sesuai dengan tradisi luhur jabatan /


pekerjaan.

- Berpegang teguh pada prinsip2 ilmiah dan moral dan walaupun


diancam tidak akan melakukan hal hal yang bertentangan dgn
etik, hukum dan agama.

- Tidak diskriminatif dalam pelayanan kesehatan.

- Menyimpan rahasia jabatan/ pekerjaan, kecuali ada peraturan


pengecualian.

- Sumpah dokter baik lulusan dalam negeri & luar negeri wajib
mengucapkan sumpah dokter.

197
198
STRUKTUR PRIMER-SEKUNDER-TERSIER DAN
KARAKTERISASI KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN
LEMAK
Pemateri : Dra. Yoni Astuti, M.Kes., Ph.D
Editor : Hana Kayla Nisa

Tujuan : mengetahui komponen pembentuk tubuh seperti perkembangan gusi,


suporting mulut

STRUKTUR DAN KARAKTERISASI KARBOHIDRAT


Karbohidrat : Polimer gula (Zat Gula)
Komponen Utama : Monosakarida atau Gula
Cn(H2O)n

Peran :
 Cadangan Energi Jangka Pendek (Shorterm Energy Resources)
Gula membentuk simpanan sederhana
 Cadangan Energi Jangka Menengah
Pati Glikogen membentuk simpanan yang lebih kompleks daripada gula

Penggolongan berdasarkan unit penyusun :


1. Monosakarida (1 unit gula)
2. Disakarida (2 unit gula)
3. Oligosakarida (3-10 unit gula)
4. Polisakarida (<10 unit gula)

Unit ini dirangkai oleh Ikatan Glikosida atau Rantai yang menyusun dari rantai
Karbonatnya

Berdasarkan Jumlah Rangka Karbon :


 Triose (3 rangka)
 Tetrose (4 rangka)
 Pentose (5 rangka)
 Hexose (6 rangka)
199
Berdasarkan Lokasi Gugus :
1. Aldehid / -COH : Aldose dan Ketose
2. Keton / R-CO-R : Glycerdehyde dan Fruktosa

Monosakarida Penting :
1. D-Gliseraldehid : Banyak protein dan lemak yang bereaksi dengan nya
Bedanya D dan L itu saling berlawanan arah atau cerminan, tidak bisa dicerna
dengan enzim yang sama ( Enzim Dextro dan Enzim Levo ) karena keduanya
memiliki sensitivitas stereokimia yang berbeda. Sebagai upaya enzim untuk
mencerna substratnya berdasarkan stereokimianya
1. Glukosa : Terpenting dalam diet
2. D-Ribose : Populer dalam RNA. Gula Karbon 5 untuk menyusun struktur RNA
3. D-Fruktosa : Termanis dab kebanyakan ada di buah-buahan.
4. D-Galaktosa : Gula Susu, ada pada campuran susu.

Disakarida :
1. Maltosa : Disusun 2 Glukosa
2. Laktosa : Disusun oleh Glukosa dan Galaktosa
3. Sukrosa : Disusun oleh Glukosa dan Fruktosa (Gula Inert)

Polisakarida :
1. Amilosa : Ikatan 1-4 - Ikatan Glikosida
2. Amilopektin : Ikatan 1-6, banyak terdapat dinding tumbuh-tumbuhan yang
membuat struktur tumbuhan menjadi kaku
3. Glikogen : Ikatan 1-6, banyak terdapat pada hepar dan jaringan otot
4. Selulosa : Ikatan 1-4, sebagai serat untuk membantu proses pencernaan
5. Mukopolisakarida : Suatu materi yang tipis dan kental mengisi ruang antar
jaringan

200
6. Glikoprotein : protein yang berikatan dengan unit karbohidrat secara kovalen,
sebagai proteksi imunologis, pembekuan darah, pengenalan sel-sel, serta
interaksi dengan bahan kimia lain.

Jenis Gula
Gula Pereduksi
Dapat dibuktikan dengan pereaksi Fehling, Benedict, dan Tolens. Memiliki
gugus Keton dan Aldehid. Senyawa yang termasuk gula pereduksi adalah
monosakarida, kecuali fruktosa, dan disakarida kecuali sukrosa. Sukrosa
mengandung Fruktosa yang merupakan gula non pereduksi.

Untuk menguji golongan senyawa, bisa dilakukan dengan uji Yodium.


Golongan ini untuk menentukan gradasi pencernaan polisakarida menjadi
monomernya.
Amilum : Biru
Dekstrosa : Ungu
Maltosa : Merah
Glukosa : Tak berwarna

Analisis Kualitatif Karbohidrat

1. Uji Molisch : Hasil positifnya untuk semua karbohidrat. Monosakarida


menghasilkan warna ungu dengan cepat, sedangkan polisakarida bereaksi
lebih lambat.
2. Uji KI (Kalium Iodida) : Hasil Positif untuk zat pati, menunjukkan warna
biru tua.

201
3. Uji Barfoed : Hasil positifnya untuk gula pereduksi atau monosakarida,
menunjukkan cairan biru dengan endapan merah.
4. Uji Selwanoff : Untuk menunjukkan gugus keton sehingga hasil positifnya
ketosa, menunjukkan warna merah.
5. Uji Benedict : Untuk menunjukkan semua gula pereduksi atau aldehid,
menunjukkan warna orange.
6. Uji Bial : Hasil positifnya untuk Pentosa, terutama untuk menunjukkan
senyawa penyusun gula-gula RNA dan DNA, berwarna biru.

Analisa Kuantitatif Karbohidrat


Penentuan kadar gula menggunakan instrumen spektrofotometri dan
kromatografi.
Enzimatis : Glukosa dioksidasi menjadi Asam Glukonik menghasilkan Hidrogen
Peroksida. Hidrogen Peroksida dengan fenol akan membentuk Quinoneimine,
kemudian dibaca menggunakan spektrofotometri dalam panjang tertentu
akan menunjukkan absorbansi dan akan dikonversi menjadi mmol/l.

Serum adalah contoh yang paling umum menggambarkan status ketersediaan gula
pada darah.

STRUKTUR DAN KARAKTERISASI ASAM AMINO


Struktur dasar

1. Non Polar
Alphatic R : Glycine, Alanine, Proline, Valine, Leucine, Isoleucin, Methionine
Aromatic R : Phenylalanine, Tyrosine, Tryotophan

2. Polar
Uncharged R : Serine, Thereonine, Cytstine, Asparigine, Glutanine
Positive charged : Lysine, Arginine, Histidine
Negative charged : Aspartate, Glutamate

Esensial : Dibutuhkan dalam tubuh makanan, sehingga harus ada dalam


asupan makanan
Non Essensial : Hasil metabolik tubuh, sehingga tubuh dapat menyediakan
lewat reaksi intermedia dalam tubuh.
202
Berdasarkan strukturnya :
1. Gugus Amina yang bersifat basa akan bermuatan positif
2. COO yang bersifat asam akan bermuatan negatif

Apabila jumlah asam dan basanya sama maka disebut isoelektrolit atau
dikatakan zwitter ion dalam keadaan tak bermuatan untuk menjaga pH darah
yang toleransinya sangat rendah 7,35-7,45. Sementara reaksi pada tubuh kita
dapat bersifat asam atau basa yang menyebabkan perubahan pH yang ekstrim.
Dengan sifat dan muatan yang berbeda beda maka protein dan asam amino
bisa dintervasi atau diisolasi dengan mudah. Cara mengisolasikannya adalah
dengan mencari kelarutan rendah atau menggumpal dan tidak mudah larut.
Kita perlu mengisolasi enzim, imunoglobulin dengan mencari titik kelarutan
terendahnya.

Bentuk Asam Amino


1. Alanine Positive Ion
2. Alanine Zwitterion
3. Alanine Negative Ion

Asam amino dapat berubah bentuk dipengaruhi lingkungan, untuk menjaga


homeostatis.

Kekhasan kelompok asam amino


Sistein merupakan asam amino yang unik.
 Mengandung atom S sebagai gugus sufhidril (SH)
 Dua residu SH yang terikat pada ikatan peptide untuk menjaga
stabilitas struktur protein, sehingga menjaga fungsi dan stabilitas
protein tersebut
 SH menjaga struktur tertier dan kuartener protein

Struktur Peptida – Protein


1. Struktur Primer : Insulin yang terdiri dari 2 rantai primer peptide yang
dihubungan oleh ikatan sukfide asam amino No. 21 dan 30
2. Struktur Sekunder : Dibentuk oleh Ikatan Hydrogen. Terdapat 2
bentuk : aplha heliks dan bheta sheed.

203
3. Struktur tersier : Ikatan peptida, sulfida, dan sekunder yang bergabung
menjadi satu.
4. Struktur Kuartener : 2 ikatan tersier yang bergabung menjadi satu,
misalnya hemoglobin. Yang menentukan apakah protein berfungsi
normal atau tidak. Jika terurai atau rusak fungsional protein tersebut
terganggu

 Peptida : Asam-asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptide


dan tidak bercabang.
 Dipeptida : terdiri atas 2 asam amino
 Tripeptida : terdiri atas 3 asam amino
 Oligopeptida : 10-20 asam amino
 Polipeptida : terdiri dari 20 asam amino

Peptida kecil
 Glutathione : sebagai antioksidan, banyak di semua sel
 Neurotransmitter : Enkepalin, pentapeptida, dihasilkan oleh otak
pengurang nyeri, reseptornya juga dapat berikatan dengan morphin
dan kode sebagai penghilang nyeri jangka panjang
 Oxytoxin dan Vasoopresin : nanopeptida (9AA; beda di No. 3 dan 8; AA
No. 1-6 sebagai loop dan ikatan disulfida)

Bentuk protein
1. Protein fibrosa
 Bentuknya memanjang
 Sebagai pendukung dan pelindung
 Jumlah terbanyak dalam tubuh
 Beragregate membentuk rambut dan kuku
2. Protein Globular
 Bentuk sperik atau globuler
 Terlibat pada metabolisme, transport, enzim, signalling
3. Protein membrane
 Berhubungan dengan membran sel
 Umunya tidak larut dalam air
 Membantu transport molekul melewati membran

204
Hidrolisis Protein
In vitro : Dapat dilakukan oleh air, asam, basa, temperatur tinggi
In vivo : Dilakukan enzim
Hasil Hidrolisi : Peptida lebih pendek dan asam amino, ikatan peptide dipotong

Enzim pencernaan : Memotong protein menjadi asam amino diserapan usus masuk
ke aliran darah masuk sel untuk sintesis protein baru.
Dalam sel : Protein tua dipecah menjadi asam amino, dan sebagian dibuang sebagian
dipakai kembali

Denaturasi protein
Hilangnya sifat alamiah protein disebabkan oleh intervensi atau gangguan struktur
sekunder, tertier, dan kuartener, hilangnya fungsi protein jika terjadi denaturasi
mayor
Penyebab : Panas, asam, basa, logam
Denaturasi kecil memungkinkan renaturasi

Identifikasi Asam amino dan protein

205
Uji Millon : Hasil positifnya berwarna merah, untuk mengetahui senyawa protein dan
proteosa
Uji Hopskin Cole : Hasil positifnya berwarna cincin ungu, untuk mengetahui triptofan
Uji Ninhidrin : Hasil positifnya berwarna, menunjukkan Alpha asam amino dan Aa
bebas
Uji PBs : Hasil positifnya berwarna hitam, untuk mengetahui Asam amino S
Uji Nitroprusida : Hasil positifnya berwarna merah, untuk mengetahui Sistein
Uji Biuret : Hasil positifnya berwarna merah untuk oligopeptida, dan ungu untuk
polipeptida
STRUKTUR DAN KARAKTERISASI LIPID

Kegunaan Lipid :

206
Sebagai komponen membran sel dan molekul penyimpan energi, penahan panas dan
hormon.
Lipid merupakan biomolekul yang sangat penting dalam kebutuhan makanan
kita. Salah satu bentuk lipid adalah trigliserol dan lipoprotein. Trigliserol adalah
sumber cadangan kalori yang memiliki energi tinggi. Jika dibandingkan,
metabolisme karbohidrat dan protein akan menghasilkan energi sekitar 4 sampai
5 kkal/g, sedangkan trigliserol bisa menghasilkan 9 kkal/g. Fungsi biologi lipid
tergantung pada struktur kimianya. Minyak dan lemak merupakan cadangan
makanan pada banyak organisme. Fosfolipid dan sterol merupakan struktur
primer pembentuk membran. Beberapa jenis lipid yang jumlahnya terbatas pada
sel organisme memiliki fungsi sebagai kofaktor, electron carriers, pigmen
pengabsorpsi cahaya, ujung hidrofobik protein, agen pengemulsi, hormon dan
messenger intraselular. Sebagai bentuk umum lipid yang berfungsi sebagai
cadangan makanan, minyak dan lemak memiliki bentuk sebagai asam lemak dan
derivatnya. Asam lemak merupakan derivat hidrokarbon yang memiliki tingkat
oksidasi rendah. Lipid relatif tidak bisa larut dalam air dan bisa larut dalam
pelarut nonpolar seperti eter dan kloroform.
Klasifikasi Lipid
1) Lipid Sederhana. Ester yang terbentuk dari asam lemak dengan beberapa
gugus alkohol.

a)Lemak : Bentuk ester asam lemak dengan gliserol. Minyak merupakan


bentuk cair dari lemak.
b)Lilin : Bentuk ester asam lemak yang memiliki berat molekul besar dengan
bentuk alkohol monohidrat.
2) Lipid Kompleks : Ester yang terbentuk dari asam lemak yang mengandung
gugus lain yang teradisi pada gugus alkohol atau asam lemak.

a)Fosfolipid : Lipid yang mengandung residu asam fosfat. Molekul ini


mengandung basa nitrogen dan subtituen lainnya, misalnya
gliserofosfolipid memiliki gugus alkohol berupa gliserol dan
spingofosfolipid memiliki gugus alkohol berupa spingosin.
b)Glikolipid (glikospingolipid) : Lipid yang mengandung asam lemak,
spingosin dan karbohidrat.
c)Lipid kompleks lainnya : Misalnya sulfolipid , aminolipid dan lipoprotein.
3) Lipid prekursor dan derivat : Contoh lipid kategori ini adalah asam lemak,
gliserol, steroid, aldehid lemak, keton bodies, lipid yang terlarut pada vitamin dan
hormon.
207
 Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang rantai hidrokarbon
pembentuknya tidak memiliki ikatan rangkap sedangkan asam lemak tak
jenuh memiliki ikatan rangkap.
 Asam lemak tak jenuh dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a)Monounsaturated : Asam lemak ini memiliki satu ikatan rangkap.
Misalnya asam oleat (omega 9).
b)Polyunsaturated : Asam lemak ini memiliki dua atau lebih ikatan
rangkap. Contohnya adalah omega 6 (asam lenoleat, Conjugated Linoleic
Acid (CLA), Glucopyranocyl Lipid Adjuvant (GLA), dan asam arachidonat) dan
omega 3 (asam linolenat, Eicosapentaenoic Acid (EPA) dan Docosahexaenoic
Acid (DHA)). c)Eicosanoid. Senyawa ini merupakan derivat dari asam lemak
eikosa polinoat yang terdiri dari 20 karbon. Misalnya prostanoat,
leukotrien (LTs) dan lipoksin (LXs). Prostanoat meliputi prostaglandin (PGs),
prostasiklin (PGIs) dan tromboksan (TXs).

Trigliserida Lipid sederhana yang terdiri atas asam lemak adalah triasilgliserol
atau trigliserida. Triasilgliserida terdiri atas tiga asam lemak yang tersambung
dengan single gliserol. Asam lemak pembentuk trigliserida dapat terdiri dari jenis
yang sama atau campuran dua atau lebih asam lemak. Gugus hidroksil polar pada
gliserol dan gugus karboksil polar pada asam lemak akan membentuk ikatan
ester. Trigliserida yang terbentuk bersifat nonpolar, hidrofobik dantidak larut
dalam air.

Prostaglandins
Memiliki fungsi penyebab : Nyeri, Inflamasi, Demam, Memengaruhi tekanan darah,
Menginduksi kelahiran

Thromboxanes dan Leukotrienes


 Thromboxanes seperti thrimboxanes A2 terlibat pada pembekuan darah
 Leukotrienes, seperti leukotriene A4, menginduksi kontraksi otot di paru dan
dihubungkan dengan serangan asa. Beberapa obat anti-asma menghambat
produksi leukotrienes

208
Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDs)
 Aspirin, acetaminophen, dan ibuprofen menurunkan nyeri, inflamasi, dan
demam dengan menghambat aktivitas enzim yang terlibat pada perubahan
arachidonic acid menjadi prostaglandins dan thromboxanes. Terdapat 2
bentuk enzim : COX-1 dan COX-2

Reaksi penting Trigliserida


1. Hidrogenasi : penjenuhan asam lemak
2. Oksidasi lemak : menghasilkan molekul metabolit (reaksi
rancidity/ketengikan)
3. Saponifikasi : penyabunan (hidrolisis gugus eter oleh hidroksida (OH-))

Kelainan infatile Tay Sac : Akumulasi berlebiham sphingoglikolipid sel syaraf otak,
sphingolipidosis, defisiensi hexoaminidase.

Steroid
Terdiri dari 3 bentuk cincin dengan 6 karbon dan satu bentuk cincin dengan 5 karbon
1. Kolesterol
2. Hormon steroids
3. Garam empedu

Analisis Kualitatif
1. Uji Kelarutan : Lipid dan senyawa derivatnya memliki karakteristik kelarutan
yang berbeda.
2. Uji Kobalt Asetat : Untuk membedakan lipid yang terdiri atas asam lemak
jenuh dan tak jenuh

Analisis kuantitatif
1. Penentuan triasigliserol secara enzimatik-colometry
2. Penentuan kolesterol total secara enzimatik-colorimetry
3. Penentuan konsentrasi fosfolipid secara patoelektroklorimetri

209
210
211

Anda mungkin juga menyukai