Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH HUKUM-HUKUM KUHP KESEHATAN TERBARU

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
1. Natasya sellafia ramadani (23104037)
2. Nita agustin (23104038)
3. Novia maulida (23104039)
4. Novita eka putri ramadani (23104040)
5. Nual maula (23104041)
6. Nur asiseh (23104042)
7. Olga Agelia Firdausy (23104043)
8. Oriza Zhaira Aprella (23104044)
9. Putri Indah Sari (23104045)
10. Putri Yunita Sari (23104046)
11. Reffi Rosiyanti (23104047)
12. Sabila Qonita (23104048)
13 Silvia Nurul Aini (23104049)
14. Siska Agustin (23104050)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr.SOEBANDI JEMBER
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang atas rahmatnya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
ibu Narulita S.Psi, MM. selaku dosen mata etika dan hukum kesehatan yang telah
memberikan tugas kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun menyadari segala keterbatasan yang dimiliki, oleh karena itu penyusun
memohon saran dan kritik kepada semua pihak agar makalah ini menjadi
sempurna. Atas saran dan kritiknya penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Adapun tema pada makalah ini adalah “HUKUM-HUKUM KUHP


KESEHATAN TERBARU” kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna
bagi kita semua dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Jember, 16 Novemver 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan ...................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 hukum-hukum KUHP kesehatan yang terbaru......................................3

BAB 3 PENUTUP...................................................................................................6

3.1 Kesimpulan............................................................................................6

3.2 Saran.......................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................7

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) yang menyatakan


bahwa materi hukum pidana nasional harus disesuaikan dengan politik hukum,
keadaan, dan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara bangsa
Indonesia. Sementara tujuan penyusunan hukum pidana dinyatakan sebagai
perwujudan upaya pembaruan hukum nasional Negara Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, serta untuk menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Menurut Barda Nawawi (Barda Nawawi Arief, 2008:29) Kebutuhan untuk
melakukan pembaruan hukum pidana (penal reform) di Indonesia sejalan dengan
hasil dari Kongres PBB tahun 1976 tentang pencegahan kejahatan dan perlakuan
kepada pelaku kejahatan. Penjelasan umum RKUHP menyatakan bahwa
Penyusunan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) nasional untuk
menggantikan KUHP peninggalan pemerintah kolonial dengan segala
perubahannya, merupakan salah satu usaha dalam rangka pembangunan hukum
nasional.

Dalam rangka mewujudkan hukum pidana nasional Negara Kesatuan Republik


Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, Pemerintah telah
menetapkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2023 tentang
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana sebagai wujud penyesuaian dengan politik
hukum, keadaan, dan perkembangan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang menjunjung hak asasi manusia. UU Nomor 1 tahun 2023 tersebut
berlaku setelah 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal diundangkan atau 3 (tiga)
tahun setelah tanggal 2 Januari 2023. Kitab Undang- Undang Hukum Pidana atau
KUHP merupakan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
perbuatan pidana secara materiel di Indonesia. Pengesahan KUHP melalui UU
No.1 Tahun 2023 tersebut sekaligus untuk menggantikan Wetboek van Strafrecht
atau yang juga disebut dengan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

iv
sebagaimana ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang
Peraturan Hukum Pidana yang telah beberapa kali diubah.

Secara keseluruhan perbedaan yang mendasar antara Wetboek van Strafrecht dan
Undang-Undang No. 1 Tahun 2023 adalah filosofi yang mendasari dibentuknya
Wetboek van Strafrecht dilandasi oleh pemikiran aliran klasik yang berkembang
pada Abad ke-18 yang memusatkan perhatian hukum pidana pada perbuatan atau
Tindak Pidana. Sedangkan UU No. 1 Tahun 2023 mendasarkan diri pada
pemikiran aliran neo-klasik yang menjaga keseimbangan antara faktor objektif
(perbuatan/lahiriah) dan faktor subjektif (orang/ batiniah/ sikap batin).

UU 1/2023 tentang KUHP terdiri atas 2 (dua) buku yakni Buku Kesatu dan Buku
Kedua. Buku Kesatu berisi aturan umum sebagai pedoman bagi penerapan Buku
Kedua serta Undang-Undang di luar UU 1/2023, Peraturan Daerah Provinsi, dan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota, kecuali ditentukan lain menurut Undang-
Undang sehingga Buku Kesatu juga menjadi dasar bagi Undang-Undang di luar
Undang-Undang No. 1 Tahun 2023.
Dalam perkembangannya, pembaruan Undang-Undang No. 1 Tahun 2023
mengacu pada 4 (empat) misi antara lain:
1. rekodifikasi hukum pidana;
2. demokratisasi hukum pidana;
3. konsolidasi hukum pidana; serta
4. adaptasi dan harmonisasi terhadap berbagai perkembangan hukum yang
terjadi.

Dengan telah ditetapkannya UU No. 1 Tahun 2023, diharapkan dapat terwujud


usaha pembangunan hukum nasional yang dilakukan secara terarah, terpadu, dan
terencana sehingga dapat mendukung pembangunan nasional di berbagai bidang
sesuai dengan tuntutan pembangunan serta tingkat kesadaran hukum dan dinamika
yang berkembang dalam masyarakat

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa isi dari undang-undang kesehatan & undang-undang KUHP yang
terbaru?

v
1.3 TUJUAN PENELITIAN
2. Untuk mengetahui isi dari undang-undang kesehatan & undang-
undang KUHP yang terbaru

vi
BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Penetapan undang-undang terbaru
Pada tanggal 8 Agustus 2023, Presiden RI akhirnya menandatangani UU No.
17
Tahun 2023 Tentang Kesehatan yang telah disahkan dalam Rapat Paripurna
DPR
pada tanggal 11 Juli 2023. Undang-Undang Kesehatan yang baru diberlakukan
pada tahun ini telah menjadi isu yang hangat dalam dunia kesehatan.
Sedangkan
UU KUHP terbaru yakni UU nomor 1 tahun 2023 di tetapkan serta mulai
berlaku
pada tanggal 2 Januari 2023.
2.2 Tujuan dari adanya undang-undang
Keberadaan undang-undang pada dasarnya adalah instrumen bagi penguasa
untuk
menjalankan roda pemerintahan. Secara umum fungsi undang-undang dalam
suatu
negara adalah sebagai pengatur masyarakat, membatasi kekuasaan, sebagai “a
tool
of social engineering”, serta sebagai sarana pembaharuan masyarakat. Selain
itu
secara umum tujuan pembentukan perundang-undangan adalah mengatur dan
menata kehidupan dalam suatu negara supaya masyarakat yang diatur oleh
hukum
itu memperoleh kepastian, kemanfaatan dan keadilan didalam kehidupan
bernegara
dan bermasyarakat.
2.3 Isi undang-undang KUHP terbaru
Pasal 60

vii
(1) Setiap Orang dilarang melakukan aborsi, kecuali dengan kriteria yang
diperbolehkan sesuai dengan ketentuan dalam kitab undang-undang hukum
pidana.
(2) Pelaksanaan aborsi dengan kriteria yang diperbotehkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan:
a. oleh Tenaga Medis dan dibantu Tenaga Kesehatan yang memiliki
kompetensi dan kewenangan;
b. pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang memenuhi syarat yang
ditetapkan oleh Menteri
c. dengan persetujuan perempuan hamil yang bersangkutan dan dengan
persetqiuan suami, kecuali korban perkosaan

Pasal 62

Ketentuan lebih lanjut mengenai aborsi dimaksud dalam Pasal 60 dan


Pasal 61 Peraturan Pemerintah.
Bagian Ketqjuh
Kesehatan Keluarga Berencana

Pasal 428
(1) Setiap Orang yang melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan
sebagais14114 dimaksud dalam Pasal 60 terhadap seorang perempuan:
a. dengan persetujuan perempuan tersebut dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun; atau
b tanpa persetujuan perempuan tersebut dipidana dengan pidana penjara
paling lama 12 (dua belas) tahun.
(21 Jika perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
mengakibatkan kematian perempuan tersebut dipidana dengan pidana
penjara paling lama 8 (delapan) tahun.
(3) Jika perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
mengakibatkan kematian perempuan tersebut dipidana dengan pidana penjara
paling lama 15 (lima belas) tahun.Pada tataran praktis (aplikatif/yudikatif),

viii
unsur “kekerasan atau ancaman kekerasan” dalam Pasal 285 KUHP diperluas
maknanya yang dapat dilihat dalam putusan Nomor 410 Pidana Tahun 2014.
Pasal 429
(1) Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang melakukan tindak pidana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 428 pidananya dapat ditambah l/3 (satu
per tiga).
(2) Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang melakukan tindak pidana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dijatuhi pidana tambahan berupa
pencabuturn hak tertentu yaitu:

a. hak memegang jabatan publik pada umumnya atau jabatan tertentu; dan/ atau

b. hak menjalankan profesi tertentu.

(3) Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang melakukan aborsi karena indikasi
kedaruratan medis atau terhadap korban tindak pidana perkosaan atau tindak
pidana kekerasan seksual lain yang menyebabkan kehamilan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 60 tidak dipidana.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Undang-Undang Kesehatan baru merupakan peraturan yang mengatur
berbagai aspek dalam sistem kesehatan di Indonesia. Undang-undang ini
mencakup hal-hal seperti upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
.3.2 Saran
tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha mematuhi
undang- undang.

ix
DAFTAR PUSTAKA

https://peraturan.bpk.go.id/Details/258028/uu-no-17-tahun-2023

Anda mungkin juga menyukai