Anda di halaman 1dari 9

Memahami Tafsir Sufi Arais Al-Bayan Fi Haqa’iq Al-Qur’an Karya Asy-

Syirazi

Mar’atus Syarifah
07010321010@Student.uinsby.ac.id
Hoirotul Jennah
07040321114@Student.uinsby.ac.id

Abstrak

Artikel ini menjelaskan tentang pengenalan tafsir sufi Arais al-Bayan fi Haqaiq al-Qur’an karya
Ruzbihan asy-Syiraz. Penafsiran ruzbihan as-syirazi hanya menampilkan makna esoteris ayat
dalam al-qur’an. As-syirazi dalam kitabnya tidak menampilkan makna eksoteris ayat meskipun
demikian as-syirazi mengakui adanya makna dzhahir dari ayat. Jenis penelitian ini dilakukan
menggunakan library research dan kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data yang
dijadikan sumber primer adalah kitab Arais al-Bayan fi Haqa’iq al-Qur’an sedangkan sumber
sekundernya berupa buku, literatur, jurnal atau artikel yang sesuai dengan permasalahan
tersebut. Penafsiran ini menggunakan metode Isyari yakni menggunakan intuisi dalam
menafsirkan al-Qur’an. As-Syirazi menafsirkan al-Qur’an dengan cara Isyari tanpa
mencantumkan penafsiran makna dhahir ayat. Namun demikian as-Syirazi merupakan
seseorang yang mengakui adanya makna dzahir ayat. Sumber rujukan yang dilakukan
kebanyakan mengutip dari as-Sulami dan al-Qusyairi yang dimana dalam kitab-kitabnya
mengandung cakupan spiritual.
Kata Kunci: As-Syirazi, Tafsir Isyari, Arais al-Bayan fi Haqaiq Al-Qur’an.
Pendahuluan

Luasnya makna yang terkandung dalam al-qur’an menjadikan penafsiran al-qur’an terus
berkembang hingga saat ini, berbagai macam penafsiran al-Qur’an dilakukan oleh para tokoh
yang bukan hanya menggeluti keilmuan dibidang tafsir melainkan juga keilmuan dibidang
lainnya seperti Fiqih, Tasawuf dan lainnya. Perbedaan latar belakang keilmuan tokoh dalam
menafsirkan al-Qur’an menjadikan penafsiran al-Qur’an memiliki nuansa atau corak yang
berbeda.

Salah satu corak dalam penafsiran al-Qur’an adalah corak sufistik, corak sufistik merupakan
corak penafsiran yang biasa ada pada penafsiran tokoh-tokoh tasawuf atau sufi. Corak sufistik
memiliki dua jenis yakni corak sufi Isyari dan corak sufi Nadzari. Corak sufi Isyari merupakan
corak penafsiran yang menta’wilkan atau menafsirkan ayat al-Qur’an dari makna dzahirnya
karena adanya isyarat yang tersembunyi yang didapat oleh para sufi.1

1
Sarawat, Tafsir Bercorak Falsafi Dan Sufi (Jakarta: Rumah Fiqih Publishing, n.d.), 18.

1
Corak sufistik tersebut dapat ditemukan pada kitab-kitab tafsir yang dikarang oleh para sufi,
diantara kitab-kitab yang memiliki corak sufistik adalah tafsir at-Tustari, tafsir as-Sullami,
tafsir Arais Al-Bayan Fi Haqaiq Al-Qur’an, tafsir At-Ta’wilat An-Najmiyah dan masih banyak
lainnya. Ad-Zahabi mengkalsifikasikan kitab tafsir sufistik berdasarkan kandungannya
menjadi 4 macam yakni: 1. Tafsir yang memaparkan makna dzahir dan hanya memaparkan
sedikit tafsir isyari 2. Tafsir yang memaparkan tafsir isyari dan hanya membahas sedikit tafsir
dzahir 3. Tafsir yang hanya memaparkan tafsir isyari saja 4. Tafsir yang memaparkan tafsir
isyari dan nadzari.2

Pada tulisan ini akan dibahas mengenai salah satu kitab tafsir yang hanya memaparkan tafsir
isyari saja tanpa mengungkapkan makna dzahirnya yakni kitab Arais Al-Bayan Fi Haqaiq Al-
Qur’an karya As-Syirazi. Tulisan ini berusaha mengungkap metode, sistematika, karakteristik
dan sumber penafsiran yang Digunakan as-Syirazi dalam menafsirkan al-qur’an.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan (library research). Penelitian


kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dalam bentuk kitab, buku, jurnal dan artikel
yang berkaitan dengan judul dan permasalahan.3 Dalam penelitian ini juga menggunakan
penelitian kualitatif dengan prosedur penelitian pada data-data tertulis yang bersifat deskriptif.
Tujuan menggunakan penelitian ini adalah untuk memgolah data dan mencari jawaban atas
permasalahan.

Adapun sumber data yang dijadiakn sumber primer dalam penelitian ini adalah kitab
Arais Al-Bayan Fi Haqa’iq Al-Qur’an Karya Asy-Syirazi. Dan sumber sekunder yang dijadikan
penelitian yakni dari buku, jurnal, literatur dan artikel yang berkaitan dengan tafsir sufi.
Sedangkan teknik pengumpulan datanya yakni dengan melakukan penelaahan terhdap buku,
literatus, catatan serta berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah yang ingin
dipecahkan.4

Biografi Asy-Syirazi

Tafsir ‘Arais al-Bayan fi Haqaiq al-Qur’an adalah kitab dari seorang sufi asal persia
yang bernama Abu Muhammad Ruzbihan bin Abi Nashr al-Baqli al-Fasawi al-Syirazi al-Misri.

2
Sarawat, 22.
3
Milya Sari and Asmendri Asmendri, “Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian Pendidikan
IPA,” Natural Science 6, no. 1 (June 10, 2020): 44, https://doi.org/10.15548/nsc.v6i1.1555.
4
Sari and Asmendri, 43.

2
Dia merupakan sufi besar abad ke-12. Dia lahir pada tahun 522 Hijriyah di kota antara
Pasargade dan Parsepolis, Persia (Iran).5 Asy-Syirazi hidup pada zaman dinasti Saljuk lebih
tepatnya dibawah komando dinasti Salghurid. Dia terlahir dari keluarga yang religius yang
dimana keluarganya memiliki pendidikan spiritual yang sangat kuat.

Ketika usia 23 tahun ia pindah ke kota Shiraz untuk memulai serta mendalami tentang
ilmu tasawwuf dan menghafal al-Qur’an yang didirikan oleh Syaikh Siraj al-Din Mahmud Ibn
Khalifa. Ia juga Uzlah (menyendiri) selama tujuh tahun di Gunung Bamu yang terletak
dipinggir kota Shiraz. Asy-Syirazi bukan hanya berguru kepada Syaikh Siraj al-Din Mahmud
Ibn Khalifa saja melainkan juga berguru ke Syaikh Jamal al-Din Abu al-Wafa al-Fasa’i, Syaikh
Abu al-Safa’a al-Wasiti, Syaikh Jagir Kurdi, Syaikh Qiwam al-Din Suhrawardi, Syaikh Fakhr
al-Din Ibn Maryam, Syaikh Arshad al-Din Nayrizi.6

Asy-syirazi juga tidak hanya menimba ilmu di Shiraz saja melainkan juga di Irak,
Makkah, Madinah, Syiria dan Mesir. Di Mesir dia belajar di dua kota yakni di Kairo dan di
Alexandria. Di Alexandria ia mengikuti kajian kitab Shahih Bukhari yang dipimpin oleh Abu
Najib al-Suhrawardi. Siring berjalannya waktu asy-Syirazi dan Abu Najib al-Suhrawardi sering
berdebat berbeda pendapat terkait hal-hal tasawuf. Sehingga suatu ketika Abu Najib al-
Suhrawardi mengalam Mukasyafah yang dimana diberitahu oleh malaikat jibril bahwa orang
yang diajak berdebat waktu itu merupakan tokoh ulama sufi pada zaman itu. Seketika itu Abu
Najib al-Suhrawardi langsung pergi ke Asy-Syirazi untuk memberikan penghormatan
kepadanya.7

Sejak kejadian tersebut dia kembali ke tempat asalnya yakni di Shiraz berdakwah,
mengajar sekaligus berdzikir di masjid kuno (Majid Atigh Jameh ) kota Shiraz, Iran selama 50
tahun. Ia bukan hanya ahli sufi saja melainkan dia juga syekh imam ulama teolog, ahli tafsir,
ahli sufi dan ahli hukum terbesar pada zamannya. Hingga diakhir hayatnya lebih tepatnya di
bulan Muharram tahun 606 Hijriyah ia wafat dan dimakamkan di Shiraz, Iran.8

5
Moch Rafly Try Ramadhani, “Mengenal Ruzbihan al-Baqli: Mufasir dan Sufi Besar Asal Persia,” Tafsir Al
Quran | Referensi Tafsir di Indonesia (blog), June 18, 2021, https://tafsiralquran.id/mengenal-ruzbihan-al-baqli-
mufasir-dan-sufi-besar-asal-persia/.
6
Ramadhani.
7
Ramadhani.
8
“‫ روزبهان البقلي‬- ‫ عرائس البيان في حقائق القرآن‬: Matnawi : Free Download, Borrow, and Streaming,” Internet Archive,
accessed October 13, 2023, https://archive.org/details/araesbayan.

3
Asy-syirazi merupakan kebanggaan orang persia sekaligus salah satu sufi islam
terhebat. Dia juga memiliki banyak karya buku diantaranya:9

1. Tafsir Qur’an Arais al-Bayan fi Haqa’iq al-Qur’an


2. Mantiq al-Asrar fi Bayan al-Anwar
3. Syarh al-Thawasin
4. Sir al-Arwah, al-Misbah al-Mukasyifat al-Arwah, Musyrab al-Arwah
5. Kitab al-Qudsiyah
6. Maknun al-Hadis
7. Haqaiq al-Akhbar
8. Taqsim al-khawatir
9. Mausih fi al-madzhabi al-Arba’ah wa Tarjih Qaula asy-Syafi’iy bi ad-Dalil
10. Kitab Aqa’id
11. ‘Abhar al-‘Asyiqin
12. Ruba’iyat min asy-Sya’ri al-Farisi

Mengenal Kitab Tafsir Arais Al-Bayan Fi Haqa’iq Al-Qur’an

Kitab tafsir ini merupakan kitab karangan Muhammad Ruzbihan Ibn Nashr Al-Baqli
Al-Syirazi. Kitab tafsir ini berisi penafsiran al-Qur’an lengkap 30 juz. Kitab yang diterbitkan
oleh Dar Al-Kutub Al-Ilm pada tahun 2008 ini terbagi menjadi 3 juz Pada juz pertama
berisikan surat al-Fatihah hingga akhir surat al-anfal juz kedua berisi penafsiran QS. al-Taubah
sampai QS. al-Mu’minun dan juz ketiga berisi penafsiran QS. an-Nur hingga QS. an-Nas.

Lama dan waktu penulisan kitab tafsir ini tidak di ketahui secara pasti. Kitab tafsir Arais
Al-Bayan Fi Haqaiq Al-Qur’an ini dikelompokkan sebagai kitab tafsir sufi. Sebagaimana yang
diketahui corak tafsir sufistik terbagi menjadi dua yakni tafsir sufi Nadhari dan tafsir sufi Isyari.
Tafsir sufi Nadzari merupakan tafsir yang dikarang atas tujuan memperkuat atau sebagai
legistimasi atas teori-teori yang dianut oleh para sufi. Sedangkan tafsir sufi Isyari merupakan
tafsir yang berisi pentakwilan ayat al-Qur’an sesuai dengan petunjuk yang diterima oleh para
tokoh sufisme. Dan penafsirannya berbeda dengan makna dzahirnya namun keduanya masih
bisa dikompromikan.

dari klasifikasi tafsir sufi diatas, kitab tafsir arais al bayan ini termasuk dalam katergori
tafsir sufi Isyari. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh as-Syirazi sendiri dalam

9
“‫ روزبهان البقلي‬- ‫عرائس البيان في حقائق القرآن‬.”

4
muqadimahnya bahwasanya al-Qur’an itu memiliki makna dhahir dan batin, dan beliau
menafsirkan al-qur’an dengan melihat isyarat Allah yang ada dalam al-Qur’an. beliau juga
mengatakan bahwa penafsiranya mungkin akan berbeda atau belum pernah di tafsirkan oleh
para mufasir sebelumnya. As-Syirazi dalam penafsirannya juga mengutuip penafsiran pendapat
gurunya dimana menurut as-Syirazi penafsiran guru-gurunya jauh lebih baik daripada
penafsiran yang di milikinya.10

Sistematika Penulisan Kitab

Penafsiran dalam kitab Arais al-Bayan fi Haqa’iq al-Qur’an ini sesuai dengan mushaf
‘Usmani. Kitab ini terdiri dari tiga jilid. Adapun susunan setiap jilidnya sebagai berikut:

1. Jilid pertama
a. Taqdim, berisi tentang keEsaan Allah dan kemukjizatan al-Qur’an.
b. Terjemah Muallaf, isi dalam bab ini ada empat halaman terkait biografi singkat
tentang pengarang, karya-karya kitab, syair-syair dan penerjemah.
c. Gambar Naskah,
d. Muqaddimah, menjelaskan tentang ancaman, hukum-hukum, ketentuan-
ketentuan, petunjuk dari setiap ayat yang terkandung dalam al-Qur’an.
kemudian diawali surah al-Fatihah sampai surah al-Anfal.
2. Jilid kedua mulai surah at-Taubah sampai surah al-mukminun.
3. Jilid ketiga mulai surah an-Nur sampai surah an-Nash.

Adapun dalam isi penafsirannya diawali dengan basmalah. Namun, dalam


penafsirannya tidak semua ayat ditafsirkan melainkan dikelompokkan beberapa ayat
yang selaras, yang mengarah pada nilai makna sufistik kemudian ditafsirkan.11 Oleh
karena itu sebagian penafisran ayatnya panjang dan sebagian singkat atau pendek.

Metode dan karakteristik Penafsiran

Kitab Arais Al-Bayan berisikan penafsiran yang berasal dari pemikiran sufistik as-Syirazi
dalam merenungi al-qur’an. Penafsiran yang dilakukan oleh as-Syirazi hampir seluruhnya
menggunakan metode isyari yakni menggunakan intuisi dalam menafsirkan al-qur’an yang
mana hal tersebut hanya dapat dilakukan oleh orang tertentu saja. As-syirazi menafsirkan al-

10
Ruzbihan Al-Baqli, ’Arais Al-Bayan Fi Haqaiq al-Qur’an Juz 1 (Dar al-Kotb al-Ilm, 2008), 13.
Saiful El-Mishry, “Klasifikasi aż-Żahabī atas Posisi Kitab ‘Arā’is al-Bayān fī Ḥaqā’iq Al-Qur’ān Karya
11

Ruzbihan Baqlī asy-Syīrāzī,” SUHUF 10, no. 1 (June 5, 2017): 130–31, https://doi.org/10.22548/shf.v10i1.196.

5
qur’an dengan cara isyari tanpa mencantumkan penafsiran makna dhahir ayat. Namun
demikian as-syirazi merupakan seseorang yang mengakui adanya makna dzahir ayat.

Meskipun tidak mencantumkan makna dhahir ayat tetapi penafsiran as-syirazi tidak
bertentangan dengan makna dhahir ayat yang merupakan salah satu syarat yang diajukan oleh
ad-dzahabi agar tafsir isyari dapat diterima. Oleh karena itu Ad-dzahabi menggolongkan kitab
tafsir isyari karya as-syirazi ini kedalam kitab tafsir sufi isyari.12 adapun langkah-langkah as-
syirazi dalam menafsirkan al-qur’an adalah:13

1. menyebutkan beberapa potongan ayat al-qur’an secara urut


2. menafsirkan ayat yang telah disebutkan. As-syirazi ketika menafsirkan ayat tidak semua
ayat yang telah disebutkan ditafsiri hanya satu ayat atau potongan kalimat dari ayat saja
yang ditafsiri. As-syirazi juga terkadang menafsirkan per kata, hal demikian dilakukan jika
kata tersebut membutuhkan penafsiran tersendiri.
3. menafsirkan ayat secara esoteris. As-syirazi dalam kitabnya menyebutkan terlebih dahulu
penafsirannya sendiri dengan menampilkan ayat, hadis, dan atsar yang mendukung.
4. memaparkan penafsiran dari ulama’ dan guru-gurunya, sebagaimana yang telah dijelaskan
di muqodimahnya bahwasanya beliau akan menyertakan penafsiran dari guru-gurunya.
Dan kebanyakan pendapat yang diambil berasal dari kalangan sufi.

Sumber Rujukan Kitab

Kitab Arais al-Bayan fi Haqa’iq al-Qur’an adalah kitab yang memiliki sejarah yang
penting dalam bidang tafsir. Kitab tersebut menjadi manifestasi dari pemikiran-pemikiran
sufistik ast-syirazi ketika berinteraksi dengan al-Qur’an. Maka, dalam hal ini sudah pasti
terlihat bahwa rujukan utama dalam penafsiran kitabnya yakni al-Qur’an. Namun, kitab ini
juga banyak mengutip dari as-Sulami dan al-Qusyairi yang dimana dalam kitab-kitabnya
mengandung cakupan spiritual.14 Bukan hanya itu saja dalam kitab ini juga mengutip pendapat
ulama atau guru-guru asy-Syirazi diantaranya dibagian Muqaddimah asy-Syirazi mengutip
pendapatnya Ja’far as-Sadiq, Abu Yazid al-Bustami, Husain bin Mansur al-Hallaj, Abu
Sulaiman ad-Darini, Sahal bin Abdullah al-Tustari dan masih banyak lagi.15 tidak lupa juga ia

12
El-Mishry, 127.
13
El-Mishry, 131.
14
El-Mishry, 130.
15
El-Mishry, 132.

6
juga merujuk pada kitab shahih Ibnu Hibban, Imam Ahmad, al-Nasa’I, al-Tabrani, abdul al-
Razzaq.16

Contoh Penafsiran Kitab Arais Al-Bayan Fi Haqaiq Al-Qur’an

Qs. An-Nu>r[24]: 217

‫اَل هخ هر‬ ‫اّلل اه ْن ُكْن تم تُؤهمنُو ان هِب هه‬


‫ّلل اوالْيا ْوهم ْ ه‬ ‫ۖ َّواَل اَتْخ ْذ ُكم ِبههما رأْفاةٌ هِف هدي هن هه‬
ٰ ْ ْ ُْ ٰ ْ ْ ‫ُ ْ ا ا‬
janganlah rasa belas kasihan terhadap keduanya mencegahmu melaksanakan agama hukum allah jika
kamu beriman kepada allah dan hari akhir
ayat diatas disebutkan oleh as-Syirazi secara berkelompok dari ayat 2 hingga ayat 9 namun
yang beliau tafsiri hanya pada kalimat diatas dan akhir kalimat pada ayat 2. Tidak diketahui
alasan dibalik pengelompokan ayat oleh as-Syirazi

pada ayat diatas makna dzahir ayat menjelaskan mengenai larangan untuk memiliki rasa belas
kasihan terhadap seorang pezina ketika seorang pezina tersebut dihukum. Namun dalam
penafsiran as-Syirazi makna dari ayat ini adalah jika kamu melihat kebesaran dan keagunganku
maka janganlah kamu mengkompromikan agamaku, dan jadilah orang yang patuh terhadap
perintahku, sekiranya aku mengharuskann seseorang maka jangan bersimpati kepada mereka
mengenai batasanku.

As-Syirazi setelah memaparkan pendapatnya kemudian menyertakan pendapat ulama’ lain


yakni: apabila kamu termasuk orang yang aku kasihi dan cinta padaku maka lawanlah orang
yang menyelisihi perintahku, atau orang yang melakukan laranganku. Maka tidaklah ia seorang
pecinta seseorang yang melawan kekasihnya.

Al-Wasiti berkata: bagi seorang mu’min di setiap kesalahan terdapat faidah, maka barang siapa
yang belajar dari kesalahan maka ia mendapat manfaat, dan barang siapa yang mengabaikannya
maka ia celaka.

Kesimpulan

Tafsir ‘Arais al-Bayan fi Haqaiq al-Qur’an adalah kitab dari seorang sufi asal persia
yang bernama Abu Muhammad Ruzbihan bin Abi Nashr al-Baqli al-Fasawi al-Syirazi al-Misri.
Dia merupakan sufi besar abad ke-12. Kitab Arais al-Bayan fi Haqa’iq al-Qur’an adalah kitab

16
“14 ”,‫ روزبهان البقلي‬- ‫عرائس البيان في حقائق القرآن‬.
17
Ruzbihan Al-Baqli, ’Arais Al-Bayan Fi Haqaiq al-Qur’an Juz 3 (Dar al-Kotb al-Ilm, 2003), 3–4.

7
yang memiliki sejarah yang penting dalam bidang tafsir. Kitab ini merupakan tafsir isyari
karena penafsiran pemikirannya tasawuf sunni-amali apalagi ia mengutip pemikiran atau
pendapatnya as-Sulami dan al-Qusyairi. As-syirazi dalam tfsirnya meskipun tidak
menyebutkan makna dzahir dari ayat tetapi beliau mengimani adanya makna dzahir pada ayat
penafsiran yang dilakukan oleh beliau juga tidak banyak menyimpang dri makna dzahir.

8
Daftar Pustaka

Al-Baqli, Ruzbihan. ’Arais Al-Bayan Fi Haqaiq al-Qur’an Juz 1. Dar al-Kotb al-Ilm, 2008.
———. ’Arais Al-Bayan Fi Haqaiq al-Qur’an Juz 3. Dar al-Kotb al-Ilm, 2003.
El-Mishry, Saiful. “Klasifikasi aż-Żahabī atas Posisi Kitab ‘Arā’is al-Bayān fī Ḥaqā’iq Al-
Qur’ān Karya Ruzbihan Baqlī asy-Syīrāzī.” SUHUF 10, no. 1 (June 5, 2017): 121–45.
https://doi.org/10.22548/shf.v10i1.196.
Internet Archive. “‫ روزبهان البقلي‬- ‫ عرائس البيان في حقائق القرآن‬: Matnawi : Free Download, Borrow, and
Streaming.” Accessed October 13, 2023. https://archive.org/details/araesbayan.
Ramadhani, Moch Rafly Try. “Mengenal Ruzbihan al-Baqli: Mufasir dan Sufi Besar Asal
Persia.” Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia (blog), June 18, 2021.
https://tafsiralquran.id/mengenal-ruzbihan-al-baqli-mufasir-dan-sufi-besar-asal-
persia/.
Sarawat. Tafsir Bercorak Falsafi Dan Sufi. Jakarta: Rumah Fiqih Publishing, n.d.
Sari, Milya, and Asmendri Asmendri. “Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam
Penelitian Pendidikan IPA.” Natural Science 6, no. 1 (June 10, 2020): 41–53.
https://doi.org/10.15548/nsc.v6i1.1555.

Anda mungkin juga menyukai