Anda di halaman 1dari 11

IDENTIFIKASI TAFSIR SUFYAN AL-TSAURI

(Riwayat Abu Ja’far Muhammad dari Abu Hudzaifah al-Nahdi, tahqiq


Imtiyaz ‘Ali ‘Irsyi)

SARMIN
YA’ HIDAYAT
(Institut Pascasarjana PTIQ Jakarta)
ibnuidris001@gmail.com

ABSTRAK
Pada tulisan ini, penulis berupaya mengidentifikasi dan mengungkap
yang menjadi ciri khas naskah penafsiran Sufyan al-Tsauri. Deskripsi
tafsir Sufyan al-Tsauri yang merupakan salah satu mufassir generasi atba’
tabi’in yang banyak menjadi rujukan generasi selanjutnya. Dalam
tafsirnya, Sufyan al-Tsauri menggunakan metode al-ma’tsur, Sufyan tidak
menafsirkan atas pendapatnya sendiri, tetapi mejelaskan al-Qur’an denga
al-Qur’an, hadis-hadis Rasulullah dan pendapat sahabat. Tafsirnya identik
dengan hanya menafsirkan ayat, kalimat dan kata yang dianggap sulit
untuk dipamahi saja (musykil). Tidak semua surah dalam al-Qur’an beliau
tafsirkan, tidak semua ayat dalam satu surah beliau tafsirkan, tidak semua
kalimat dalam satu ayat, dan tidak semua kata dalam satu kalimat beliau
tafsirkan. Sufyan al-Tsauri tidak condong kepada corak tertentu dalam
penafsirannya.

Kata Kunci: Sufyan al-Tsauri, tafsir atba’ tabi’in, ayat-ayat musykil.

ABSTRACT
In this paper, the author attempts to identify and reveal what characterizes
Sufyan al-Tsauri's interpretive text. The description of Sufyan al-Tsauri's
commentary, which is one of the mufassirs of the atba' tabi'in generation which is
widely used as a reference for the next generation. In his interpretation, Sufyan
al-Tsauri uses the al-ma'tsur method, Sufyan does not interpret on his own
opinion, but explains the Qur'an with the Qur'an, the traditions of the Prophet
and the opinions of friends. The interpretation is identical to only interpreting
verses, sentences and words that are considered difficult to understand. He
interpreted not all the suras in the Qur'an, he interpreted not all the verses in one
sura, not all the sentences in one verse, and not all the words in one sentence he

1 | I d e n ti fi k a s i T a f s i r S u f y a n A l - T s a u r i
interpreted. Sufyan al-Tsauri is not inclined to a certain style in his
interpretation.

Keywords: Sufyan al-Tsauri, interpretation of atba’ tabi'in, difficult verses.

‫الملخص‬
‫ وصف‬.‫قد حاول املؤلف يف هذا البحث لتحديد وكشف ما مييز النص التفسريي لسفيان الثوري‬
‫ وهو أحد املفسرين من قبل اتباع التابعني الذي يستخدم على نط((اق واس((ع‬، ‫شرح سفيان الثوري‬
، ‫ وال يفس((ر برأي((ه‬،‫ واستخدم سفيان التس((وري طريق((ة باملأثور يف تفس((ريه‬، .‫كمرجع للجيل القادم‬
‫ التفسري مطابق لتفسري اآليات واجلم((ل‬.‫ وأحاديث النيب وآراء الصحابة‬، ‫بل يشرح القرآن بالقرآن‬
‫ ومل يفس((ر‬، ‫ سفيان الثوري مل يفسر كل سور يف القرآن‬.)‫والكلمات اليت يصعب فهمها (مشكلة‬
‫ وال ك((ل الكلم(ات يف مجل(ة واح(دة‬، ‫ وال كل اجلم((ل يف آي(ة واح(دة‬، ‫كل اآليات يف سورة واحدة‬
.‫ سفيان التسوري ال مييل إىل أسلوب معني يف تفسريه‬.‫فسرها‬

.‫ آيات املشكلة‬، ‫ تفسري أتباع التابعني‬، ‫ سفيان الثوري‬:‫الكلمات األساسية‬

1. PENDAHULUAN
Al-Qur’an merupakan kalamullah yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada Nabi Muhammad saw melalui perantaraan malaikat Jibril, dan
Nabi saw. menyampaikannya kepada umatnya. Para sahabat yang hidup
bersama Nabi saw. tidak kesulitan dalam memahami al-Qur’an. Di
samping karena al-Qur’an menggunakan bahasa mereka, juga karena
mereka sering mendapatkan pengajaran dan penjelasan dari Nabi saw.
akan tetapi tidak semua sahabat mengetahui makna yang terkandung
dalam al-Qur’an, antara satu dengan yang lainnya sangat variatif dalam
memahami isi dan kandungan al-Qur’an. Sebagai orang yang paling
mengetahui makna al-Qur’an, Rasulullah selalu memberikan penjelasan
kepada sahabatnya. Metode penafsiran al-Qur’an pada masa Nabi swa
adalah penjelasan secara langsung oleh beliau sendiri, sebab orang yang
paling memahami al-Qur’an adalah Rasulullah.
Ketika para sahabat menanyakan tentang suatu makna dari suatu
ayat tertentu, maka Rasulullah yang langsung memberikan penjelasan

2 | I d e n ti fi k a s i T a f s i r S u f y a n A l - T s a u r i
kepada para sahabat. Keadaan ini terus berlangsung hingga Nabi saw.
wafat.
Bentuk penafsiran Rasulullah merupakan penafsiran bi al-ma’tsur,
yang menjadi anutan berbagai kitab tafsir bi al-ma’tsur. Adapun kali ini
akan dibahas mengenai suatu kitab tafsir berbentuk tafsir al-ma’tsur, yaitu
tafsir Sufyan al-Tsauri, yang menjadi rujukan berbagai kitab tafsir sejenis
generasi selanjutnya.

2. METODE
Jenis penelitian pada makalah ini menggunakan metode penelitian
kepustakaan (library research). Di mana pada metode ini penulis
mengumpulkan data, membaca dan menelaah buku serta literatur-
literatur yang berkaitan dengan tema. Baik itu sumber data primer
ataupun sumber data sekunder.
Sedangkan untuk penelitian makalah ini, penulis hanya
menggunakan sumber data primer karena sifatnya mendeskripsikan
sebuah kitab yaitu kitab Tafsir Sufyan al-Tsauri karya Imam Abu Abdillah
Sufyan bin Sa’id bin Masruq al-Tsauri al-Kufi periwayatan oleh Abu
Ja’far dari Abu Hudzaifah al-Nahdi yang ditahqiq oleh Prof. Imtiyaz ‘Ali
‘Irsyi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Profil Sufyan Al-Tsauri
3.1 .1 Biografi Sufyan Al-Tsauri

Nama pengarang kitab tafsir ini adalah Abū `Abdullāh Sufyān ibnu
Sa`īd ibnu Masrūq al-Tsaurīy al-Kūfī. Lahir di Atsir, di kota Kufah yang
menjadi ibukota negeri `Irāq, pada masa Khalifah Sulaimān ibnu
`Abdullāḥ al-Malik al-Amawīy. Adapun tahun lahirnya, para ulama
berbeda pendapat dalam hal ini. Menurut al-Waqidi, yang kemudian
pendapat ini diikuti oleh Ibnu Sa`d dan al-Bukhari, berpendapat bahwa
tahun lahir al-Tsauri adalah 97 Hijriyyah atau 715 menurut perhitungan
Masehi. Tetapi al-Khatib meriwayatkan dari `Ali ibnu Shālih, ia
mengatakan,”Kami lahir pada tahun 100 H, sedangkan Sufyan lebih tua 5
tahun dari kami.” Ibnu Khalkān dan al-Yafi`i menukil suatu riwayat yang
menunjukkan bahwa al-Tsauri lahir pada tahun 96 H. Sedangkan al-

3 | I d e n ti fi k a s i T a f s i r S u f y a n A l - T s a u r i
Tibrizi yang kemudian diikuti oleh al-Fatani dan al-Dahlawi, mengatakan
bahwa beliau lahir pada tahun 99 H. Adapun yang menjadi pegangan
adalah yang pertama (yaitu tahun 97 H) seperti yag ditulis al-Jizri di
dalam Al-Ghāyah.1
Pada saat itu Kufah menjadi tempat penting ilmu-ilmmu syar`i;
hadits dan fikih. Rumah Ats-Tsauri sendiri menjadi tempat pertemuan
untuk belajar hadis. Beliau kemudian mengikuti jejak ayahnya dalam
belajar hadis dengan para ahli hadis, di antaranya Abu Ishaq al-Sabi`i,
Manshur ibnu al-Mu`tamar, Salamah ibnu Kahil, Habib ibnu Abi Tsabit,
Ayyub al-Sikhtiyani, Ashim al-Ahwal, Umar ibnu Dinar, dan yang
lainnya.2
Adapun murid-murid beliau adalah Malik ibnu Anas, Yahya ibnu
Sa`id al-Qaththan, al-Awza`īy, Ibnu al-Mubarak, Sufyan ibnu `Uyainah.
Mereka semua adalah para ahli hadis.
Sufyan al-Tsauri wafat pada bulan Sya`ban tahun 161 H yang
bertepatan dengan 778 Masehi. Ini menurut al-Bukhari, al-Thabari, al-
Mas`udi, Ibnu al-Nadim, al-Hakim, al-Sam`aniy, Ibnu al-Jauziy, Ibnu al-
Atsir, Ibnu Khalkan, al-Dzahabiy, ibnu Hajar, dan yang lainnya.
Sedangkan menurut al-Khathib yang meriwayatkan dari Khalifah ibnu
Khayyath mengatakan bahwa al-Tsauri wafat pada tahun 162 H.

3.1.2 Aqidah Sufyan Al-Tsauri


Ulama mu’arrikhun berbeda pendapat tentang aqidah Sufyan al-
Tsauri. Ibnu Qutaibah dan ibnu Rustah mengatakan bahwa Sufyan al-
Tsauri adalah Syi’ah. Begitupula dengan ibnu al-Nadim mengatakan
kalau Sufyan al-Tsauri Syi’ah Zaidiyya. Sedangkan al-Thabari
menyebutkan bahwa pada awalnya Sufyan al-Tsauri adalah Syi’ah, akan
tetapi ketika beliau berangkat ke Basrah untuk belajar Hadis, beliau
bertemu dengan Ibnu ‘Aun dan Ayyub, saat itulah Sufyan al-Tsauri
meninggalkan Syi’ah dan mengikuti manhaj Ahlu Sunnah. 3

3.1.3 Kedudukan Sufyan Al-Tsauri dengan Keilmuannya

1 Sufyan Al-Tsauri, Tafsir Sufyan al-Tsauri, tahqiq Imtiyaz ‘Ali ‘Irsyi. Cet I., (Beirut: Dar al-
Kutub al-‘Ilmiyyah, 1983). Hal. 6-7.
2 Sufyan Al-Tsauri, Tafsir Sufyan al-Tsauri. Hal. 9
3 Sufyan Al-Tsauri, Tafsir Sufyan al-Tsauri. Hal. 14-15

4 | I d e n ti fi k a s i T a f s i r S u f y a n A l - T s a u r i
Sufyan al-Tsauri dengan penguasaan terhadap beberapi disiplin
ilmu secara mendalam, menyebabkan para ulama banyak memberi
apresiasi pujian terhadap beliau. Baik itu di bidang tafsir, hafis, fiqh, dan
sebagainya. Di antara pujian tersebut yaitu:
 Bidang hadis
 Berkata Syu’bah, Ibnu Uyainah, Abu ‘Ashim dan lainnya: “Sufyan
adalah amirul mukminin dalam hadis”4
 Berkata Ibnu Uyainah: “Belum didapatkan ahli hadis seperti Ibnu
Abbas pada masanya, al-Sya’biy pada masanya dan al-Tsauri pda
masanya”
 Bidang Fiqh
 Berkata Ibnu Uyainah ketika ditanya persoalan fikhiyyah: “Kamu
tidak akan melihat se-fakih Sufyan. Beliau juga pernah berakata:
“Kamu tidak akan melihat seorang yang lebih mengetahu
persoalan halal dan haram seperti Sufyan al-Tasuri”5
 Bidang Tafsir
 Sufyan pernah berkata perihal dirinya akan tafsir. Beliau
berkata,”Tanyakanlah kepadaku tentang manasik dan al-Qur’an,
karena sesungguhnya aku mengetahui keduanya.”6

3.2 Identifikasi Tafsir Sufyan al-Tsauri


3.2.1 Naskah Tafsir al-Tsauri
Tafsir Sufyan al-Tsauri sebenarnya tidak terdokumentasikan
dengan baik dan mapan, karena tafsir ini sendiri adalah nukilah-nukilan
penafsiran al-Tsauri terhadap ayat-ayat al-Qur’an, dan tidak tersusun
berupa kitab tafsir. Kitab tafsir ini nyaris dianggap hilang. Kemudian
manuskripnya ditemukan oleh Prof. Imtiyaz Ali `Irsyi di perpustakaan
Ridha kota Rambor, India, meskipun tidak utuh. Beliaulah yang
kemudian meneliti dan mengoreksi serta mentahqiq tafsir Sufyan al-Tsauri
ini.
Adapun pada naskah tersebut, baik di awal maupun di akhir,
memiliki kekurangan, dan lembaran-lembarannya tidak memiliki

4 Sufyan Al-Tsauri, Tafsir Sufyan al-Tsauri. Hal. 10


5 Sufyan Al-Tsauri, Tafsir Sufyan al-Tsauri. Hal. 12
6 Sufyan Al-Tsauri, Tafsir Sufyan al-Tsauri. Hal. 14

5 | I d e n ti fi k a s i T a f s i r S u f y a n A l - T s a u r i
penomoran, sehingga tidak bisa ditentukan berapa banyak kekurangan
yang ada. Pada awalnya Prof Imtiyaz tidak berani memutuskan apakah
manuskrip tafsir yang beliau temukan itu milik Sufyan al-Tsauri karena
pada masa itu ada dua nama Sufyan (Sufyan al-Tsauri dan Sufyan bin
Uyainah) dan keduanya memiliki tafsir. Pada akhirnya Prof. Imtiyaz
menemukan dua hujjah yang kuat kalau manuskrip itu naskah penafsiran
Sufyan al-Tsauri, yaitu:7
 Pada awal surah al-Shaffat disebutkan periwayat berkata Muhammad,
berkata Abu Hudzaifah, berkata Sufyan. Abu Hudzaifah di sini
adalah guru Sufyan al-Tsauri di Basrah yang nama lengkapnya Musa
bin Mas’ud al-Nahdi.
 Pada manuskrip tafsir tersebut, ketika menafsirkan QS. al-
Baqarah:163, disebutkan sanadnya; Sufyan, dari bapaknya yaitu Sa’id
bin Masruq, dari Abu al-Dhahha. Sa’id adalah bapak Sufyan al-Tsauri.
Jumlah riwayat yang ada dalam naskah ini adalah 911 riwayat.
Kebanyakannya diriwayatkan dari para mufassir Makkah. Dan riwayat-
riwayat itu disandarkan kepada Nabi saw.
Surah-surah yang ditafsirkan berdasarkan tartib surah mushaf
‘Utsmani. Sufyan menafsirkan dari surah al-Baqarah sampai ath-Thur
kecuali surah Muhammad dan ad-Dukhan tidak menafsirkan apa-apa.
Al-Tsauri juga meriwayatkan dari para sahabat, seperti Abu Bakr,
`Umar ibnu al-Kaththāb, `Ali ibnu Abi Thalib, `Abdullah ibnu Mas`ud,
Ubay ibnu Ka`b, Abdullah ibnu `Umar, Anas ibnu Mālik, Abī Sa`id al-
Khudri, Zubair ibnu al-`Awwām, Abi Hurairah, `Ammar ibnu Yāsir, Abi
Dzar, Ibnu `Abbas, al-Barrā ibnu `Azib, Jabir ibnu Abdullah, Hudzaifah
ibnu al-Yamān, Khabbab ibnu al-Arit, Sa`d ibnu Abi Waqqah, Salman al-
Farisi, Uqbah ibnu `Amir, dan dari Ummu al-Mu’minin `A’isyah dan
Ummu Salamah.8
Dalam menafsirkan ayat al-Qur’an, beliau tidak menafsirkan
dengan pendapatnya sendiri, tetapi mengikuti perkataan para sahabat
dan tabi`un, ini dikarenakan al-Tsauri meriwayatkan dari Nabi saw.,
beliau bersabda, ”Barang siapa berkata tentang al-Qur’an dengan
pendapatnya semata, maka hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya
7 Sufyan Al-Tsauri, Tafsir Sufyan al-Tsauri. Hal. 34
8 Sufyan Al-Tsauri, Tafsir Sufyan al-Tsauri. Hal. 36

6 | I d e n ti fi k a s i T a f s i r S u f y a n A l - T s a u r i
di neraka.” dan meriwayatkan dari al-Sya`bi, ia berkata, ”karena
berbohong atas Muhammad saw. lebih aku sukai daripada berbohong
atas al-Qur’an dengan suatu kebohongan. Sesungguhnya kepada Allahlah
keputusan dan hukuman orang bebohong atas al-Qur’an.”
Beliau juga tidak menafsirkan ayat al-Qur’an kecuali yang musykil,
karena beliau meriwayatkan dari Ibnu `Abbās, bahwa ia berkata,”Tafsir
al-Qur’an ada empat aspek: (1) tafsir yang diketahui para ulama, (2) tafsir
yang diketahui orang Arab, (3) tafsir yang dimaafkan bagi seseorang bila
tidak mengetahuinya, (4) tafsir yang hanya diketahui oleh Allah SWT.
Barang siapa yang mengaku mengetahui tafsir maka ia berbohong.”
Dikarenakan kitab tafsir ini tergolong kitab tafsir bi al-ma’tsūr,
maka kitab ini memiliki riwayat yang tersambung kepada orang yang
menafsirkan di dalamnya, dan dalam hal ini adalah Sufyan al-Tsauri.
Kitab Tafsir ini diriwayatkan oleh Abū Hudzaifah dari gurunya, Sufyan
al-Tsauri. Nama lengkapnya Mūsā ibnu Mas`ūd al-Nahdi al-Bashrī al-
Mu’addib. Ia juga menjadi salah satu yang diambil riwayatnya oleh al-
Bukhari, al-Tirmidzi, Abū Dāwud, dan Ibnu Mājah.

3.2.2 Ciri Khas Tafsir Sufyan Al-Tsauri


 Sanadnya Bersambung kepada Sufyan Al-Tsauri
Tafsir Sufyan al-Tsauri adalah salah satu kitab tafsir yang
tergolong tafsir al-ma’tsūr. Hal demikian karena penafsirannya selalu
mengacu kepada riwayat-riwayat yang sanadnya bersambung kepada
Sufyan al-Tsauri. Contoh sanadnya:

7 | I d e n ti fi k a s i T a f s i r S u f y a n A l - T s a u r i
Pada riwayat tafsir yang ber-underline di atas selalu tersambung kepada
Sufyan al-Tsauri yang menjadikan penafsirannya lebih diyakini.

 Menafsirkan Ayat, Kalimat dan Kata yang Sulit dipahami (Musykil)


Sufyan al-Tsauri dalam menafsirkan al-Qur’an hanya menafsirkan
yang dianggapnya sulit untuk dipahami. Tidak semua surah dalam al-
Qur’an beliau tafsirkan, demikian juga tidak semua ayat dalam satu
surah, tidak semua kalimat dalam satu ayat dan tidak semua kata
dalam kalimat beliau tafsirkan. Contoh penafsirannya:9

 Mencantumkan Qira’at Sahabat

9 Sufyan Al-Tsauri, Tafsir Sufyan al-Tsauri. Hal. 42

8 | I d e n ti fi k a s i T a f s i r S u f y a n A l - T s a u r i
Dalam tafsirnya, Sufyan juga terkadang mencantumkan qira’at
(cara baca) sahabat terhadap ayat tertentu. Seperti bacaan Abdullah bin
Mas’ud, Abdullah bin Abbas dan sebagainya. Misalnya ketika
Abdullah bin Mas’ud membaca QS. al-Baqarah: 45. Setelah wawu ‘athaf
beliau menambahkan huruf “ba” (‫ )ب‬pada kata ‫ الصالة‬menjadi ‫بالص الة‬.
Berbeda dengan bacaan yang masyhur tidak menggunakan huruf “ba”
sete lah wawu ‘athaf.10

 Tidak konsisten dalam menuliskan huruf alif (‫ )ا‬pada kata ibnu (‫)ابن‬.
Pada banyak keadaan tidak menggunakan alif tetapi pada
beberapa tempat beliau menggunakan alif. Termasuk pada nama dan
orang yang sama kadang menggunakan alif dan terkadang tanpa alif.
Contoh:11

Pada contoh di atas, tepatnya yang diberi underline dalam menuliskan


kata ibnu (‫)ابن‬, Sufyan al-Tsauri tidak konsisten. Kadang menggunakan

10 Sufyan Al-Tsauri, Tafsir Sufyan al-Tsauri. Hal. 45


11 Sufyan Al-Tsauri, Tafsir Sufyan al-Tsauri. Hal. 4 dan 91.

9 | I d e n ti fi k a s i T a f s i r S u f y a n A l - T s a u r i
alif dan juga kadang tanpa menggunakan alif. Bahkan pada nama yang
sama dan orang yang sama kadang berbeda dalam menuliskannya.
Seperti pada nama Ibnu Mas’ud.

 Tidak menuliskan huruf ‫( ا‬alif) pada nama Sufyan. (‫ سفيان‬ditulis ‫)سفين‬


Pada semua nama Sufyan, beliau tidak menggunakan huruf alif. Ini
dapat dilihat pada contoh yang diberi garis bawah berikut:12

 Tidak menuliskan ‫( و‬wawu ‘athaf) pada kalimat ‫صلى هللا عليه وسلم‬
Pada kalimat ‫ صلى هللا علي ه وس لم‬Sufyan al-Tsauri menuliskan dengan
tidak menggunakan wawa ‘athaf seperti kalimat yang masyhur
dengan menggunakan wawu ‘athaf. Ini bias dilihat pada contoh
berikut:13

           Sebagian dari riwayat yang munqathi, Sufyan meriwayatkan dari


Mujāhid, `Ikimah, Sa`id ibnu Jubair, Abi Razin, Al-Sya`bi,  Amr ibnu
Maimun, Muhammad ibnu Ka`b, Qasim ibnu Muhammad, al-Hasan al-
Bashri, dan `Alqamah.
        Di dalam naskah yang ada, Imtiyaz ‘Ali ‘Irsyi selaku pentahqiq tafsir
Sufyan al-Tsauri menambahkan hal-hal penting di dalam kitab tafsir ini.
Di antaranya adalah penjelasan tentang masa perkembangan tafsir pada
masa tabi`in dan tabi tabi`in, biografi penafsir, derajat al-Tsauri dalam

12 Sufyan Al-Tsauri, Tafsir Sufyan al-Tsauri. Hal. 88


13 Sufyan Al-Tsauri, Tafsir Sufyan al-Tsauri. Hal. 41

10 | I d e n ti fi k a s i T a f s i r S u f y a n A l - T s a u r i
kajian fiqh, hadis, dan tafsir, kehidupan al-Tsauri pada bagian kasbu al-
Tsauri li ma`isyatihi, penjelasan tentang naskah yang berasal dari Rambor,
India, terkait naskah asli tafsir Sufyan al-Tsauri pada bagian al-nuskhah al-
Ramburiyyah li tafsīr al-Tsauri, dan pada bagian akhir kitab Imtiyaz ‘Ali
‘Irsyi menuliskan semua nama dan kedudukan rawi yang ada dalam
tafsir, dan diurutkan dari nama-nama sahabat, tabi’in dan atba’ tabi’in.

4. KESIMPULAN
Menilik dari apa yang telah diuraikan bahwa Sufyan al-tsauri
merupakan salah seorang mufassir generasi atba’ tabi’in yang kemudian
tafsirnya banyak dijadikan rujukan oleh generasi selanjutnya. Dalam
tafsirnya, Sufyan al-Tsauri tidak menafsirkan ayat-ayat menurut pendapatnya
sendiri, tetapi merujuk pada riwayat para sahabat dan tabi’un.
Jenis penafsiran beliau tegolong dalam tafsir al-Ma’tsur yang selalu
mengacu pada riwayat-riwayat yang sanadnya selalu bersambung
kepada Sufyan al-Tsauri. Dan juga sesuai dengan tartib mushab
‘Utsmani. Namun dalam menafsirkan, Sufyan al-Tsauri masih
tergolong global. Sufyan al-Tsauri dalam menafsirkan al-Qur’an hanya
menafsirkan yang dianggapnya sulit untuk dipahami (musykil). Tidak
semua surah dalam al-Qur’an beliau tafsirkan, demikian juga tidak
semua ayat dalam satu surah, tidak semua kalimat dalam satu ayat dan
tidak semua kata dalam kalimat beliau tafsirkan
Di antara hal yang menjadi ciri khas dalam tafsir Sufyan al-Tsauri
adalah sanadnya selalu bersambung kepada Sufyan al-Tsauri,
menafsirkan ayat-ayat yang dianggap sulit dipahami saja, tidak
konsisten menuliskan huruf alif dalam kata ibnu (kadang ditulis
namun kadang juga tidak dituliskan), tidak menuliskan huruf alif pada
nama sufyan, dan tidak menuliskan wawu ‘athaf pada kalimat
shallallahu alaihi wa sallam.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Tsauri, Sufyan. Tafsir Sufyan al-Tsauri, tahqiq Imtiyaz ‘Ali ‘Irsyi. Cet I.,
Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1983.

11 | I d e n ti fi k a s i T a f s i r S u f y a n A l - T s a u r i

Anda mungkin juga menyukai