Anda di halaman 1dari 8

KEMUKZIZATAN

HADIS
KEMUKZIZATAN HADIS
 Al-I’jaz diterjemahkan dalam bahasa sebagai mukzizat. Manna Al Qathan menyebutkan bahwa
mukzizat adalah perkara yang luar biasa ditujukan untuk memperlihatkan ketidakberdayaan
bangsa Arab ataupun generasi setelahnya yang menyangkal kebenaran Al-Qur’an dan Hadis.
Kemukzizatan hadis tidak dapat dilepaskan dengan kemukzizatan Al Qur’an.
 Kemukzizatan hadis dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain : aspek bahasa, aspek
keilmiahan hadis dan aspek hidayah dalam hadis
KEINDAHAN BAHASA DALAM
HADIS
 Hadis memiliki keindahan kebahasaan yang luar biasa
 Menurut Mustafa Sadiq Ar Rafi’i hal-hal yang menjadikan bahasa sastra dalam hadis istimewa antara
lain:
1. Bahasa yang digunakan dalam Hadis adalah bahasa Arab yang unik yang mana tidak digunakan
oleh orang lain sebelum atau setelah nabi menggunakan bahasa tersebut di dalam hadisnya. Hadis-
hadis Nabi memiliki kehati-hatian dalam pemilihan kata yang menjelaskan kemurnian baik untuk
menjelaskan maksud, perbuatan, pengakuan dan ketetapan dari pada sabda Rasulullah.
2. Bahasa yang digunakan dalam hadis bermakna jelas dan terang.
3. Bahasa yang digunakan ringkas dan ekonomis. Kata-kata yang dipakai tidak membuat orang yang
mendengarkan hadis terasa jemu
4. Bahasa yang digunakan sempurna. Hadis tidak menggunakan kalimat yang bercampur aduk atau
saling bertantangan. sehingga terhindar dari keruwetan
ASPEK KEILMIAHAN DALAM
HADIS
 Sebagaimana kemukjizatan ilmiah Al Qur’an, Hadis tidak memuat teori teori ilmiah yang terus
mengalami pembaruan dan pergantian. Al- Qur’an dan Hadis biasanya hanya berisi dorongan
kepada manusia untuk memikirkan dirinya, memikirkan bumi yang ia tempati, dan
memikirkan alam sekitar.
 Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemukjizatan ilmiah hadis terletak pada dorongan bagi
kaum muslimin untuk berfikir, membuka pintu pintu pengetahuan dan, mendorong mereka
untuk memasuki pintu pintu itu dan melangkah maju di dalamnya kemudian menerima setiap
ilmu baru yang terbukti valid. Tidak menutup kemungkinan hadis berisikan pula isyarat isyarat
ilmiah yang disampaikan dalam konteks petunjuk. Namun demikian, hadis tidak ditujukan
sebagai kitab ilmu astronomi, kimia, kedokteran ataupun lainnya
CONTOH
 Hadis Terkait Penciptaan Manusia

“Abdullah bin Mas’ud ra meriwatkan bahwa Rasulullah saw bersabda “ Proses penciptaan salah
seorang diantara kalian di dalam Rahim ibunya adalah selama 40 hari (berupa sperma); 40 hari
kemudian berbentuk segumpal darah dan 40 hari kemudian berbentuk segumpal daging. Setelah
itu, malaikat diperintahkan untuk mencatat amal nya, kadar rezekinya, usianya, dan (nasibnya):
Bahagia atau kah sengsara. Kemudian roh ditiupkan pada segumpal daging itu. Sesungguhnya
salah seorang diantara kalian yang melakukan perbuatan yang dilakukan oleh penghuni surga
(perbuatan baik) hingga jarak antara dia dan surga hanya sejengkal, dan amal perbuatan itu telah
dicatat (oleh malaikat), kemudian dia melakukan perbuatan yang dilakukan oleh penghuni neraka
(perbuatan keji), maka ia akan masuk neraka. Sementara, salah seorang diantara kalian yang
melakukan perbuatan yang dilakukan oleh penduduk neraka hingga jarak antara dia dan neraka
hanya sejengkal, dan Iama perbuatan itu telah dicatat (oleh malaikat), kemudian dia melakukan
perbuatan yang dilakukan oleh penghuni surga maka ia akan masuk surga (HR Bukhari; Hadist
sahih )
ASPEK HIDAYAH DALAM
HADIS
 Hidayah berasal dari akar kata berbahasa Arab yang berarti petunjuk dan bimbingan.
Sedangkan menurut istilah hidayah adalah petunjuk yang sangat halus dan lemah lembut guna
mengantarkan seseorang pada kebenaran dan kebaikan. Sederhananya Hidayah adalah
petunjuk yang dapat mengantarkan seseorang kepada kebaikan di dalam hidupnya
CONTOH
 Hadis mengandung hidayah-hidayah yang bermanfaat bagi manusia. Contoh: Hadis Terkait
Akhlakul Karimah tentang kejujuran membawa kebaikan
“ Dari Ibnu Mas’ud ra. Dari Nabi Muhammad SAW beliau bersabda: sesungguhnya kebenaran
itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang akan selalu
bertindak jujur sehingga ia ditulis di sisi Allah SWT sebagai orang yang jujur. Dan
sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan dan kejahatan itu membawa ke neraka.
Seseorang akan selalu berdusta sehingga ia ditulis di Sisi Allah SWT sebagai pendusta”
 Contoh Lain

Larangan Berbuat Sangka


 “dari Abu Hurairah ra bahwasanya Rasullulah saw bersabda: jauhilah oleh kalian berprasangka, karena
sesungguhnya berprasangka merupakan sedusta-dusta pembicaraan” (HR Mutaffaqun A’laih)

Anda mungkin juga menyukai