Anda di halaman 1dari 5

SOAL PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. CHANTIKA MUTIARA

Apa yang harus dilakukan agar Surah Al-Ikhlas dapat membantu menguatkan iman seorang Muslim? dan
Bagaimana Surah Al-Ikhlas dapat menguatkan iman umat Islam dan menjauhkan dari tipu daya syaitan?

Jawaban : Surah Al-Ikhlas merupakan surah pendek dalam Al-Qur'an yang mempunyai banyak makna di
dalamnya. Berdasarkan sebuah hadits, Nabi Muhammad (saw) mengatakan bahwa Surat Al-Ikhlas sama
dengan sepertiga Al-Qur'an. 2. Membaca dan memahami Surat Al-Ikhlas dapat membantu menguatkan
keimanan seorang muslim dan melindunginya dari tipu daya setan. Berikut beberapa cara Surah Al-Ikhlas
dapat membantu:

 Tauhid : Surat Al-Ikhlas menekankan keesaan Allah dan sifat-sifat-Nya. Memahami dan
mengimani keesaan Allah adalah landasan keimanan Islam. Membaca Surat Al-Ikhlas dapat
membantu mempertegas keyakinan tersebut dan menguatkan keimanan seseorang
 Perlindungan dari Setan : Setan selalu berusaha menyesatkan dan menipu manusia. Membaca
Surat Al-Ikhlas dapat membantu melindungi seorang Muslim dari tipu daya setan. Menurut
sebuah hadits, membaca Surat Al-Ikhlas tiga kali pada pagi dan sore hari dapat melindungi
seseorang dari segala macam marabahaya.
 Keikhlasan : Kata “Ikhlas” berarti keikhlasan. Membaca Surat Al-Ikhlas dengan ikhlas dapat
membantu seorang muslim mensucikan niat dan perbuatannya, serta mencari keridhaan Allah
semata.
 Mudah dihafal : Surah Al-Ikhlas merupakan surah pendek yang hanya terdiri dari empat ayat.
Mudahnya menghafal dan mengaji secara teratur dapat membantu menguatkan keimanan
seseorang dan melindunginya dari tipu daya setan.

Kesimpulannya, membaca dan memahami Surat Al-Ikhlas dapat membantu menguatkan keimanan
seorang muslim dan melindunginya dari tipu daya setan. Menekankan keesaan Allah, membantu
menyucikan niat, dan mudah dihafal.

2. REDHINA AFRYANA PUTRI

Apa yang bisa kalian pelajari dari Asbabun Nuzul Surah Al-Ikhlas, termasuk keadaan saat turunnya ayat
ini dan Bagaimana Surah Al-Ikhlas menyampaikan pesan dasar tentang sifat-sifat Allah?

Jawaban : Asbabun Nuzul Surah Al-Ikhlas merujuk pada latar belakang atau sebab turunnya Surah
tersebut. Meskipun tidak ada narasi tertentu yang secara jelas menghubungkan Surah Al-Ikhlas dengan
peristiwa tertentu dalam sejarah Islam, banyak ahli tafsir meyakini bahwa Surah ini diturunkan sebagai
respons terhadap pertanyaan yang diajukan oleh orang-orang kafir Quraisy tentang sifat-sifat Allah.

Pesan dasar tentang sifat-sifat Allah yang dapat dipelajari dari Surah Al-Ikhlas adalah :
1. Keesaan Allah (Tawhid): Surah Al-Ikhlas dengan tegas menyatakan bahwa Allah adalah Satu-
satunya, tanpa sekutu atau anak, dan tidak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya. Pesan ini
sangat penting dalam pemahaman Islam tentang keesaan Allah.

2. Ketidakberanakan Allah pada Wujud Manusia atau Makhluk Lain : Surah ini menjelaskan
bahwa Allah tidak dilahirkan dan tidak melahirkan, serta bahwa tidak ada sesuatu pun yang
menyerupai-Nya. Ini menegaskan bahwa Allah jauh berbeda dari makhluk ciptaan-Nya.

3. Kesempurnaan Allah : Surah Al-Ikhlas mencakup sifat-sifat kesempurnaan Allah, seperti


ketidakberbatasan, kekekalan, dan keberadaan-Nya yang tidak tergantung pada yang lain.

4. Penolakan terhadap Politeisme (Syirk) : Surah ini menegaskan penolakan terhadap konsep
menyekutukan Allah dengan yang lain (syirk) dan mempromosikan tauhid murni.

Surah Al-Ikhlas adalah ringkasan singkat tentang pemahaman dasar tentang Allah dalam Islam.
Ini membantu muslim untuk memahami esensi Tawhid (keesaan Allah) dan menolak segala
bentuk syirk (menyekutukan Allah), yang merupakan inti dari iman Islam.

Sanggahan

Apakah ada bukti sejarah atau hadis yang lebih konkret yang mendukung klaim bahwa Surah Al-Ikhlas
diturunkan sebagai respons terhadap pertanyaan orang-orang kafir Quraisy tentang sifat-sifat Allah lalu
Mengapa Surah Al-Ikhlas, yang dianggap sebagai salah satu Surah dengan pesan paling fundamental
tentang sifat-sifat Allah, tidak memiliki asbabun nuzul (latar belakang turun) yang lebih spesifik dan
tercatat dalam sejarah?

Jawaban : Tidak ada bukti sejarah atau hadis yang secara langsung dan konkret menghubungkan Surah
Al-Ikhlas dengan pertanyaan orang-orang kafir Quraisy tentang sifat-sifat Allah. Meskipun banyak hadis
yang menjelaskan asbabun nuzul (latar belakang turun) Surah-surah tertentu dalam Al-Quran, Surah Al-
Ikhlas tidak memiliki cerita tertentu yang menyertainya.

Ketidakadanya asbabun nuzul yang spesifik untuk Surah Al-Ikhlas bisa dijelaskan dengan beberapa
alasan:

1. Surah Al-Ikhlas adalah surah yang sangat singkat, hanya terdiri dari empat ayat, dan pesan-
pesannya sangat fundamental. Karena sederhananya isi Surah ini, mungkin tidak ada kejadian
tertentu yang memicu turunnya ayat ini yang harus dicatat dalam sejarah.

2. Surah Al-Ikhlas adalah surah yang bersifat universal dan mengandung pesan dasar tentang
Tawhid (keesaan Allah) yang berlaku untuk semua waktu dan tempat. Oleh karena itu, mungkin
tidak ada situasi khusus yang memicu penurunan Surah ini.

3. Beberapa ahli tafsir telah mencoba menjelaskan asbabun nuzul Surah Al-Ikhlas berdasarkan
pemahaman mereka, tetapi ini seringkali bersifat spekulatif dan tidak memiliki dasar yang kuat
dalam sumber-sumber yang tercatat.

Meskipun tidak ada asbabun nuzul yang spesifik, Surah Al-Ikhlas tetap menjadi salah satu Surah yang
paling penting dalam Al-Quran karena pesan inti tentang Tawhid dan sifat-sifat Allah yang tidak terbagi
dan tak terbatas.
3. STNURHALISAH

Apakah alasan dan sebab yang menjadikan surah Al-Ikhlas ini setara dengan keseluruhan Al-Qur'an? Lalu
apakah kita boleh mencukupi diri hanya dengan membaca surah Al-Ikhlas saja, karena ia dianggap setara
dengan penyimpangan Al-Qur'an? Kemudian coba kalian kemukakan beberapa pandangan dari para
ulama mengenai keagungan dari surah Al-Ikhlas ini.

Jawaban : Surah Al-Ikhlas dianggap sama dengan sepertiga Al-Qur'an menurut hadits yang diriwayatkan
oleh Abu Sa'id al-Khudri. Alasannya adalah karena Surat Al-Ikhlas menekankan keesaan Allah dan sifat-
sifat-Nya yang menjadi landasan keimanan Islam. Memahami dan mengimani keesaan Allah dapat
membantu menguatkan keimanan seorang muslim dan melindunginya dari tipu muslihat setan. Oleh
karena itu, membaca Surat Al-Ikhlas sangat dianjurkan dalam Islam, namun hendaknya tidak menjadi
satu-satunya surah yang dibaca seorang muslim. Umat Muslim harus membaca dan memahami
keseluruhan Al-Qur'an untuk mendapatkan pemahaman komprehensif tentang ajaran Islam

Banyak ulama yang mengemukakan pandangannya tentang keagungan Surat Al-Ikhlas. Beberapa dari
mereka adalah:

 Imam Ahmad bin Hanbal berkata, “Kecintaan terhadap Surat Al-Ikhlas telah merasuki daging dan
darahku dan telah menjadi bagian dari fitrahku”.
 Imam Abu Hanifah berkata, “Seandainya tidak diturunkan Al-Qur’an selain Surat Al-Ikhlas, maka
cukuplah itu menjadi petunjuk bagi umat manusia”
 Imam Al-Ghazali berkata, “Surat Al-Ikhlas merupakan landasan Tauhid (keesaan Allah) dan
intisari Al-Quran”

Kesimpulannya, Surat Al-Ikhlas dianggap setara dengan sepertiga Al-Qur'an karena menekankan keesaan
Allah dan sifat-sifat-Nya yang menjadi landasan keimanan Islam. Meskipun membaca Surat Al-Ikhlas
sangat dianjurkan, umat Islam tidak boleh membatasi diri pada surat ini saja. Seluruh Al-Quran harus
dibaca dan dipahami untuk mendapatkan pemahaman komprehensif tentang ajaran Islam. Banyak
ulama yang mengutarakan pandangannya tentang keagungan Surat Al-Ikhlas, dengan menekankan
pentingnya dalam keimanan Islam.

4. YUSRIL IZZULHAQ

Di dalam surah Al iklas ayat 1 menggunakan donor huwa.nah kalau dlm kaida bhsa Arab
menunjukkan laki".prtnyaan nya apakah allah itu sebagai laki laki?

Jawaban : Tidak, Allah tidak dianggap laki-laki dalam Islam. Penggunaan kata ganti laki-laki
“huwa” dalam surat Al-Ikhlas ayat 1 merupakan kaidah tata bahasa dalam bahasa Arab dan tidak
menyiratkan bahwa Allah itu laki-laki. Dalam bahasa Arab, semua kata benda bersifat maskulin
atau feminin, dan kata ganti yang digunakan harus sesuai dengan jenis kelaminnya. Namun, ini
tidak berarti bahwa kata benda itu sendiri mempunyai jenis kelamin. Allah melampaui jenis
kelamin manusia dan tidak laki-laki atau perempuan. Allah disebut dengan kata ganti maskulin
dalam Al-Quran karena merupakan konvensi bahasa Arab, bukan karena Allah mempunyai jenis
kelamin.

Umat Islam tidak boleh membatasi diri hanya dengan membaca Surat Al-Ikhlas saja dan
mengabaikan Al-Quran lainnya. Meskipun Surat Al-Ikhlas adalah surat yang sangat dianjurkan
untuk dibaca, keseluruhan Al-Quran harus dibaca dan dipahami untuk mendapatkan
pemahaman komprehensif tentang ajaran Islam.

Kesimpulannya, Allah tidak dianggap laki-laki dalam Islam, dan penggunaan kata ganti maskulin
"huwa" dalam Surat Al-Ikhlas ayat 1 merupakan konvensi tata bahasa dalam bahasa Arab. Umat
Islam tidak boleh membatasi diri hanya dengan membaca Surat Al-Ikhlas dan mengabaikan Al-
Quran lainnya.

5. AYU ANUGRAH

Coba pemakalah jelaskan dari kandungan surah al Ikhlas tersebut, bagaimana cara mengaplikasikan
surah al Ikhlas dalam kehidupan sehari-hari.

Jawaban : Surat Al-Ikhlas adalah surat pendek dalam Al-Qur'an yang menekankan keesaan Allah dan
sifat-sifat-Nya. Berikut beberapa cara menerapkan ajaran Surat Al-Ikhlas dalam kehidupan sehari-hari:

1. Percaya pada keesaan Allah: Surat Al-Ikhlas mengajarkan kita untuk beriman pada keesaan Allah
dan sifat-sifat-Nya. Kita harus berusaha untuk memahami dan menginternalisasi keyakinan ini
dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan dengan terus-menerus mengingatkan
diri kita akan keesaan Allah dan mencari bimbingan-Nya dalam segala aspek kehidupan kita.

2. Amalkan keikhlasan: Kata “Ikhlas” berarti keikhlasan, dan Surat Al-Ikhlas menekankan pentingnya
keikhlasan dalam ibadah kita. Kita harus berusaha untuk melakukan ibadah kita dengan
ketulusan dan kemurnian niat, hanya mencari keridhaan Allah.

3. Hindari Syirik: Surat Al-Ikhlas mengajarkan kita untuk menghindari menyekutukan


Allah. Hendaknya kita berusaha menghindari segala bentuk kesyirikan dalam kehidupan kita
sehari-hari, baik dalam pikiran, perbuatan, maupun keyakinan kita.

4. Berlindung kepada Allah: Surat Al-Ikhlas mengajarkan kita bahwa Allah adalah satu-satunya
sumber perlindungan dan perlindungan. Hendaknya kita berlindung kepada Allah dari segala
bentuk bahaya dan keburukan, serta bertawakal kepada kekuasaan dan rahmat-Nya.

5. Membaca dan memahami Al-Quran: Meskipun Surat Al-Ikhlas adalah surat yang sangat
dianjurkan untuk dibaca, umat Islam tidak boleh membatasi diri hanya pada surat ini
saja. Seluruh Al-Quran harus dibaca dan dipahami untuk mendapatkan pemahaman
komprehensif tentang ajaran Islam.

Kesimpulannya, Surat Al-Ikhlas mengajarkan kita untuk beriman kepada keesaan Allah dan sifat-sifat-Nya,
mengamalkan keikhlasan, menghindari kesyirikan, berlindung kepada Allah, serta membaca dan
memahami Al-Quran. Ajaran-ajaran ini dapat diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari untuk
memperkuat iman kita dan mencari keridhaan Allah.
6. AFDHAL RAMADANA

Mengapa ALLAH itu satu?

Jawaban : Allah dianggap satu dalam Islam karena Al-Qur'an menekankan keesaan Allah dan
sifat-sifat-Nya. Allah melampaui jenis kelamin manusia dan tidak laki-laki atau
perempuan. Penggunaan kata ganti maskulin dalam Al-Qur'an ketika menyebut Allah merupakan
konvensi tata bahasa dalam bahasa Arab dan tidak menyiratkan bahwa Allah itu laki-laki. Dalam
bahasa Arab, semua kata benda bersifat maskulin atau feminin, dan kata ganti yang digunakan
harus sesuai dengan jenis kelaminnya. Namun, ini tidak berarti bahwa kata benda itu sendiri
mempunyai jenis kelamin. Allah disebut dengan kata ganti maskulin dalam Al-Quran karena
merupakan konvensi bahasa Arab, bukan karena Allah mempunyai jenis kelamin.

Konsep keesaan Allah merupakan inti dari iman Islam dan ditekankan dalam Surat Al-
Ikhlas. Umat Islam dapat menerapkan ajaran surat Al-Ikhlas dalam kehidupan sehari-hari dengan
meyakini keesaan Allah, mengamalkan keikhlasan, menjauhi syirik, berlindung kepada Allah,
serta membaca dan memahami Al-Quran.Selain itu, umat Islam harus berusaha untuk
memahami dan menginternalisasi keyakinan akan keesaan Allah dan mencari bimbingan-Nya
dalam semua aspek kehidupan mereka.

Kesimpulannya, Allah dianggap satu dalam Islam karena Al-Qur'an menekankan keesaan Allah
dan sifat-sifat-Nya. Allah melampaui jenis kelamin manusia dan tidak laki-laki atau
perempuan. Penggunaan kata ganti maskulin dalam Al-Qur'an ketika menyebut Allah merupakan
konvensi tata bahasa dalam bahasa Arab dan tidak menyiratkan bahwa Allah itu laki-laki. Umat
Islam dapat menerapkan ajaran surat Al-Ikhlas dalam kehidupan sehari-hari dengan meyakini
keesaan Allah, mengamalkan keikhlasan, menjauhi syirik, berlindung kepada Allah, serta
membaca dan memahami Al-Quran.

Anda mungkin juga menyukai