Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MATA KULIAH PENANGGULANGAN BENCANA

PENGORGANISASIAN TIM SIAGA KESEHATAN REPRODUKSI DALAM


PENANGGULANGAN BENCANA

Disusun Oleh :

RPL SARJANA TERAPAN POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


KELOMPOK 4 – RPL PALEMBANG :
1. DITA FARADILLA
2. RINA NURSANTI
3. HENI SUMASTRI
4. TRI UTAMI MK
5. LOLA ANGGARAINI
6. NEVERTITIVANI
7. YULI EKASARI
8. ULFI REGINA
9. TIARA OKTARINA
10. LIDYA SEPTIANI
11. SHERLY DIAN ANGELA
12. WIKA EFRANIKA

PRODI D-4 KEBIDANAN PALEMBANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan menghaturkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PENGORGANISASIAN TIM SIAGA KESEHATAN REPRODUKSI DALAM
PENANGGULANGAN BENCANA”.

Penulis menghantarkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan ibu Aprilina, SST, M.Keb selaku dosen mata kuliah atas tugas yang telah
di berikan ini dapat menambah wawasan terkait bidang yang di tekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Namun demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah
hati serta dengan tangan terbuka menerima masukan saran dan usul guna penyempurnaa
makalah ini. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Palembang, 22 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................................. 2

D. Manfaat ........................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3

A. Pengorganisasian badan penanggulangan bencana di Indonesia .................................... 3

B. Pengorganiasasian tim siaga kesehatan reproduksi dibawah koordinasi pusat


penanggulangan krisis ............................................................................................................ 3

C. Pembagian tanggung jawab pada masing-masing badan penanggulangan bencana ...... 5

D. Struktur Tim Siaga Kesehatan Reproduksi.............................................................. 5

a. Rekomendasi anggota bidang Data dan Informasi ........................................... 6

b. Rekomendasi anggota bidang Pelayanan Kespro dan GBV ............................. 6

c. Rekomendasi anggota bidang logistik ................................................................ 7

d. Rekomendasi anggota bidang capacity building ................................................ 7

e. Rekomendasi bidang promosi (KIE) .................................................................... 7

E. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ......................................................................... 7

F. Pembagian tugas masing-masing bidang dibawah tim siaga kesehatan reproduksi ..... 10

BAB III .................................................................................................................................... 11

PENUTUP................................................................................................................................ 11
ii
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 11

B. Saran ............................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terhadap semua jenis bencana
yang tidak semuanya dapat diperkirakan datangnya dan tidak semuanya dapat dicegah.
Bencana tersebut dapat berupa bencana alam maupun bencana akibat perbuatan manusia.
Konflik antar pemeluk agama maupun antar etnis telah beberapa kali terjadi di Indonesia
seperti konflik yang terjadi di Kabupaten Sampit dan Sambas di Kalimantan, konflik
antar agama di Ambon dan Sulawesi Tengah (Kota Palu dan Kabupaten Poso), dll.
Diantara semua jenis bencana, bencana alam merupakan bencana yang paling
sering terjadi dan kerap menyebabkan korban jiwa dan dampak kerusakan yang hebat.
Tsunami yang melanda provinsi Nangroe Aceh Darusalam (NAD) dan Sumatera Utara
pada akhir tahun 2004 menyebabkan kematian lebih dari 160,000 orang, 37,000 orang
hilang dan 500.000 penduduk kehilangan rumah. Menyusul Tsunami, Gempa besar
melanda Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng) pada
akhir bulan Mei 2006 dan merusak lebih dari 550.000 rumah penduduk, 5.760 korban
jiwa dan 37,000 korban luka. Setelah kejadian dua bencana besar tersebut, bencana lain
datang silih berganti seperti tsunami di pantai selatan Pangandaran, Cilacap sampai
Yogyakarta, dan tanah longsor di Sumatera Barat dan beberapa bencana di daerah
lainnya.
Banyak pihak telah berupaya memberikan pelayanan kesehatan pada kondisi krisis
akibat bencana di atas, namun masih terbatas pada penanganan masalah kesehatan secara
umum; sedang kesehatan reproduksi masih belum menjadi prioritas dan sering kali tidak
tersedia. Padahal pada kondisi darurat, tetap saja ada ibu-ibu hamil yang membutuhkan
pertolongan, tetap ada proses kelahiran yang tidak bisa ditunda ataupun adanya
kebutuhan akan layanan keluarga berancana temasuk juga kebutuhan khusus perempuan.
Pembentukan organisasi tim siaga kesehatan reproduksi dalam penanggulangan
bencana merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan cakupan pelayanan selama
terjadinya bencana dengan melibatkan berbagai pihak yang terkait pelayanan reproduksi
dan penanggulangan bencana. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis
1
mengangkat ‘Pengorganisasian Tim Siaga Kesehatan Reproduksi dalam
Penanggulangan Bencana’ sebagai judul makalah ini.

B. Rumusan Masalah
a. Pengorganisasian badan penanggulangan bencana di Indonesia
b. Pengorganisasian tim siaga kesehatan reproduksi di bawah koordinasi pusat
penanggulangan krisis
c. Pembagian tanggung jawab pada masing-masing badan penanggulangan bencana

C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Agar mahasiswi mengetahui dan memahami pengorganisasian Tim Siaga Kesehatan
Reproduksi dalam Penanggulangan Bencana.
b. Tujuan khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang:
a. Pengorganisasian badan penanggulangan bencana di Indonesia
b. Pengorganisasian tim siaga kesehatan reproduksi di bawah koordinasi pusat
penanggulangan krisis
c. Pembagian tanggung jawab pada masing-masing badan penanggulangan
bencana

D. Manfaat
a. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber informasi dan wahana untuk menambah kepustakaan tentang
Pengorganisasian Tim Siaga Kesehatan Reproduksi Dalam Penanggulangan Bencana

b. Bagi Penulis
Dapat memberikan informasi dan menambah wawasan serta mendapatkan
pengalaman berharga dan mengambangkan ilmu pengetahuan tentang
Pengorganisasian Tim Siaga Kesehatan Reproduksi Dalam Penanggulangan Bencana

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengorganisasian badan penanggulangan bencana di Indonesia


Pembentukan struktur organisasi Badan Penanggulangan Bencana menurut
UU No. 24 tahun 2007 dibagi dalam 3 tingkatan kewenangan sesuai dengan
susunan kepemerintahan, yaitu;

a. Pada Tingkat Nasional dibentuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana


(BNPB).
b. Pada Tingkat Propinsi dibentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) tingkat propinsi.
c. Pada Tingkat Kabupaten/Kota dibentuk Badan PenanggulanganBencana Daerah
(BPBD) tingkat kabupaten/kota.
Penanggulangan bencana di bidang kesehatan adalah menjadi tanggung
jawab dari Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) DepartemenKesehatan dibawah
koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana di tingkat pusat.

B. Pengorganiasasian tim siaga kesehatan reproduksi dibawah koordinasi pusat


penanggulangan krisis
Berikut ini adalah struktur organisasi penanggulangan bencanaberdasarkan
UU no. 24 tahun 2007. Keberadaan tim siaga kesehatanreproduksi di tingkat
pusat direkomendasikan berada dibawah struktur dan koordinasi Pusat
Penanggulangan Krisis Depkes di bawah struktur dari Badan Pelaksana
Penanggulangan Bencana

3
Catatan:
Pusat Penanggungan Krisis Depkes telah mendirikan 9 regional untuk
penanggulangan bencana di seluruh Indonesia. Regional PPK berfungsi sebagai
unit fungsional di daerah yang ditunjuk untuk mempercepat dan mendekatkan
fungsi bantuan pelayanan kesehatan dalam penanggulangan kesehatan dan
berfungsi sebagai pusat pengendali bantuan kesehatan, pusat rujukan kesehatan
dan pusatinformasi kesehatan.

Ke-9 regional tsb adalah:

1. Sumatera Utara, Pusat di Medan dengan wilayah: NAD, SumateraUtara,


4
Riau, Kepulauan Riau dan Sumatera Barat
2. Sumatera Selatan, Pusat di Palembang dengan wilayah: SumateraSelatan,
Jambi, Bangka Belitung dan Bengkulu
3. DKI Jakarta, Pusat di Jakarta, dengan wilayah DKI Jakarta, Banten,Jawa Barat.
Lampung dan Kalimantan Barat
4. Jawa Tengah, Pusat di Semarang, dengan wilayah: Jawa Tengahdan DI
Yogyakarta
5. Jawa Timur, Pusat di Surabaya, dengan wilayah: Jawa Timur

6. Kalimantan Selatan, Pusat di Banjarmasin, dengan wilayah:Kalimantan


Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur
7. Bali, Pusat di Denpasar, dengan wilayah Bali, NTB dan NTT

8. Sulawasi Utara, Pusat di Menado, dengan wilayah Sulawesi Utara, Gorontalo


dan Maluku Utara
Sulawesi Selatan, Pusat di Makasar dengan wilayah Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku dan sub
regional Papua dengan pusat di Jayapura dan mencakup wilayah Papua dan
Irian Jaya Barat.

C. Pembagian tanggung jawab pada masing-masing badan penanggulangan bencana


1. Upaya penanganan masalah kesehatan reproduksi pada manajemen bencana
ada pada tingkat kabupaten/kota adalah tanggung jawab tim siaga kesehatan
reproduksi bekerja sama dengan dinas kesehatan kabupaten setempat.
2. Tanggung jawab upaya penanganan masalah kesehatan reproduksi pada
tingkatan provinsi bersifat suportif dan rujukan (referal) kepada tim siaga
kesehatan reproduksi kabupaten/kota.
3. Tim siaga kesehatan reproduksi pusat bersifat suportif dan rujukan kepada
tim kesehatan reproduksi Propinsi.

D. Struktur Tim Siaga Kesehatan Reproduksi

Tim siaga Kesehatan Reproduksi terdiri dari beberapa bidang,dimana setiap

5
bidang terdiri dari koordinator dan anggota. Pemilihan koordinator maupun
anggota tim sedapat mungkin berdasarkan bidang kerja dan kemampuan dalam
mengelola program kesehatanreproduksi.

Kespro

Bagan 2. Tim Siaga Kesehatan Reproduksi

Di bawah ini adalah struktur tim siaga Kesehatan


Reproduksi yangdirekomendasikan:

a. Rekomendasi anggota bidang Data dan Informasi

- Kesga
- Surveilans
- IBI
- NGO/INGO bidang kespro
- Jejaring PPKtP (Program Penanggulangan
Kekerasan terhadapPerempuan)
- Lain-lain

b. Rekomendasi anggota bidang Pelayanan Kespro dan GBV

- Dokter RS- Puskesmas-IDI


- Bidan RS- Puskesmas-IBI
- POGI
- Jejaring PPKtP
- Lain-lain
6
c. Rekomendasi anggota bidang logistik

- Kesga
- TU dinkes
- IBI
- BKKBN daerah
- PMI
- Lain-lain

d. Rekomendasi anggota bidang capacity building

- Kesga
- IBI
- P2KP/P2KS/ POGI
- Anggota jejaring PPKtP
- Perguruan Tinggi
Lain-lain

e. Rekomendasi bidang promosi (KIE)

- Promkes
- IBI
- NGO/INGO
- PKK Kader
- BKKBN daerah
- Jejaring PPKtP
- Lain-lain
Catatan:
Daftar anggota tersebut adalah bersifat rekomendasi dan penentuannya dapat
disesuaikan dengan kondisi di masing-masing daerah.

E. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab


Pembagian tugas dan tanggung jawab tim siaga kesehatanreproduksi:

7
Fungsi dari tim siaga Kesehatan Reproduksi adalah sebagai pelaksana kegiatan
kesehatan Reproduksi dalam kondisi bencana.

8
9
F. Pembagian tugas masing-masing bidang dibawah tim siaga kesehatan reproduksi
Pembagian tugas sub tim pada tiap tahap bencana dapat dilihat pada lampiran E.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan reproduksi merupakan bagian dari hak asasi manusia yang berlaku
untuk setiap individu baik dalam situasi umum maupun situasi darurat/situasi
bencana. Oleh karen aitu, setiap orang yang berada disituasi krisis kesehatan dalam
menghadapi bencana harus memiliki akses pada informasi dan pelayanan kesehatan,
khususnya informasi dan pelayanan kebutuhan yang priortitas dalam program
penanggulangan bencana.
Penanggulangan bencana di bidang kesehatan Indonesia adalah menjadi
tanggung jawab dari Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) dalam Departemen
Kesehatan dibawah koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) di tingkat pusat. Terdapat 9 regional besar Struktur organisasi
penanggulangan bencana yang diatur dalam UU No. 24 tahun 2007.
Setiap struktur organisasi mempunyai Tim siaga Kesehatan Reproduksi
sendiri yang terdiri dari beberapa bidang, dimana setiap bidang terdiri dari
koordinator dan anggota yang mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-
masing dalam penanggulangan bencana.

B. Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan memahami pengorganisasian tim siaga kesehatan reproduksi dalam
penanggulangan bencana serta dapat meningkatka pelayanan kesehatan pada situasi
bencana.
2. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat membaca dan memahami makalah mengenai pengorganisasian tim
siaga kesehatan reproduksi dalam penanggulangan bencana.

11
DAFTAR PUSTAKA

Gizella, L. A. (2020, April 12). Penanganan Kesehatan Reproduksi Pada Penanggulangan di

Indonesia.

Hermiyanti, D. S. (2008). Pedoman Praktis Kesehatan Reproduksi Indonesia. Jakarta: Bina

Kesehatan Masyarakat.

12

Anda mungkin juga menyukai