Lestia Nurhasan
Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darul Qur’an, Bogor
Email : lestianurhasan9@gmail.com
Abstract: This study aims to get to know more about a commerce that will not lose
money. The objective used is commerce that will not lose but be profitable for the
person doing the commerce. The results of the study show that in this day and age,
many people who do business only care about quality or it can be called as only
concerned with the world.They do not think about doing business to get His reward and
pleasure, but nowadays many people who trade are crazy about money so that they
justify everything. While the commerce that is recommended in Islam is a commerce
in which no one loses to each other, holds the principles of commerce in Islam and is
accompanied by the intention to get His pleasure. The results of the research from the
perspective (Surat Fathir verse 29) of a business that will not lose money. There are
only three that Allah mentions in (Surat Fathir verse 29), namely: Reading the Qur'an
(HR. Tirmidhi), upholding prayer (Surah Al-Ankabut verse 45) and spending in the
way of Allah (Surat Saba 'verse 39).
Keywords: Commerce in Islam, Commerce that will not lose money
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengenal lebih dalam perniagaan yang tidak
akan merugi. Objektif yang digunakan ialah perniagaan yang tidak akan merugi tetapi
menguntungkan bagi orang yang melakukan perniagaan tersebut. Hasil penelitian
bahwa pada zaman sekarang ini, banyak sekali orang yang berniaga hanya
mementingkan kualiatas saja atau bisa disebut dengan mementingkan duniawinya saja.
Mereka tidak memikirkan berniaga untuk mendapatkan pahala dan ridha-Nya, tetapi
pada zaman sekarang sudah banyak orang yang berniaga tergila-gila dengan uang
sehingga menghalalkan segala sesuatu. Sedangkan perniagaan yang dianjurkan di
dalam islam ialah, perniagaan yang dimana tidak ada yang rugi satu sama lain,
memegang prinsip perniagaan dalam islam dan disertai dengan niat untuk mendapatkan
ridhaNya. Hasil penelitian dari perspektif (Surat Fathir ayat 29) perniagaan yang tidak
akan merugi. Hanya ada tiga yang Allah sebutkan dalam (Surat Fathir ayat 29), yakni :
Membaca Al Quran (HR. Tirmidzi)., menegakkan shalat (QS. Al-Ankabut ayat 45) dan
berinfak di jalan Allah (Surat Saba' ayat 39).
Kata Kunci : Pernigaan dalam islam, Perniagaan yang tidak akan merugi
Islam adalah agama yang paling sempurna, dan salah satu agama yang di ridhai
oleh Allah subhanahu wataala. Islam mengatur umatnya dengan sangat baik, termasuk
dari aspek (hablum minannas) atau yang sering kita dengar dan digambarkan sebagai
perniagaan. Di dalam islam perniagaan sangat mulia, perniagaan adalah pekerjaan yang
paling utama dan perniagaan adalah pekerjaan yang paling baik.
Perniagaan adalah kegiatan tukar menukar barang atau jasa berdasarkan
kesepakatan satu sama lain, pada zaman dulu perniagaan tersebut dinamakan barter
yaitu tukar menukar barang tetapi di zaman sekarang (modern) perniagaan melakukan
uang. Perniagaan sudah ada sejak zaman Nabi, bahkan Nabi dan para sahabat berprofesi
sebagai pedagang. Jadi, tidak ada alasan untuk kita tidak menyukai atau membenci
pekerjaan sebaik-baiknya pekerjaan atau disebut perniagaan.
Perniagaan adalah jantung semua orang, yang kaya atau yang miskin, yang
terkenal atau tidak terkenal sama sekali, orang penting atau tidak penting perniagaan
tersebut adalah penjamin kehidupan semua orang. Perniagaan banyak sekali jenisnya,
yaitu kepemilikan tunggal, rakan kongsi, syarikat sendirian berhad, perkongsian
liabiliti terhad. Begitu pun di dalam islam, perniagaan jual beli barang yang kelihatan,
jual beli yang disebutkan sifat–sfat nya dalam janji dan jual beli benda yang tidak ada.
Dan yang lebih istimewa, di dalam islam adanya perniagaan yang bersifat tidak akan
rugi atau bisa di sebut perniagaan akhirat dan bisnis dengan Allah subhanahu wataala.
Bisnis yang dimana kita tidak akan merasakan kerugian sedikit pun melainkan
sebaliknya, akan mengahasilkan keuntungan yang sangat berlipat ganda. Tidak hanya
untuk dunianya saja tetapi untuk akhirat juga.
Ironisnya, pada zaman sekarang ini banyak sekali orang yang melakukan
perdagangan atau muamalah hanya untuk duniawi saja. Mereka melakukan segala cara
untuk duniawi,sedangkan mereka hanya melakukan seadanya saja untuk akhirat. Di
dalam islam itu sendiri, perniagaan tidak hanya sekedar muamalah. Tetapi adanya
prinsip perniagaan, yang dimana prinsip tersebut menjauhkan kita dari riba yaitu
pekerjaan yang Allah larang. Tetapi mereka berlomba-lomba untuk meningkatkan
kualitas dagangan mereka, karna pada hakikatnya seorang pedagang tidak ingin adanya
kerugian di dalamnya. Tetapi, sebuah muamalah itu tidak bisa jauh dari dua kata yaitu
keuntungan dan kerugian. Sesempurna apapun cara kita agar tidak ada kerugian
tersebut,hanya Allah yang berhak atas segalanya.
Banyak sekali orang yang menghalalkan segala cara untuk duniawinya. Sampai
mereka lupa kepada siapa yang memberi semua nikmat tersebut, menjadi lalai terhadap
kewajibannya dikarnakan gila akan harta dan gila akan dunia. Orang yang sangat
mencintai hartanya ialah orang yang berlebihan, Allah taala berfirman dalam (Surat Al-
‘Adiyat/100:8) "Dan sesungguhnya cinta kepada harta benar-benar berlebihan". Allah
tidak menyukai sesuatu yang berlebihan.
Maka, untuk kita mengetahui apa itu perniagaan yang kekal atau bagi yang
melakukannya tidak akan merasakan kerugian, kita tidak akan jauh dari Allah karna
fokus akan dunia (harta) dan tidak lalai terhadap kewajiban yang harus dilakukan.
Sebagai umat islam, kita tetap merujuk kepada Al-Qur'an dan Sunnahnya yang menjadi
petunjuk kehidupan untuk mencapai kesuksesan abadi.
Pembahasan
إن أطيب الكسب كسب التجار الذي إذا حدثوا مل يكذبوا و إذا ائتمنوا مل خيونوا و إذا وعدوا
اشرتوا مل يذموا و إذا ابعوا مل يطروا و إذا كان عليهم مل ميطلوا و إذا كان هلم مل يعسروا.مل خيلفواو إذا
“Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para pedagang yang
mana apabila berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak khianat, apabila
berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli tidak mencela, apabila menjual tidak
berlebihan (dalam menaikkan harga), apabila berhutang tidak menundanunda
pelunasan dan apabila menagih hutang tidak memperberat orang yang sedang
kesulitan.” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi)
Kedua, menjalin silaturahmi dan menjaga silaturahmi. Di dalam islam
menyambung tali silaturahmi atau menjaga tali persaudaraan adalah wajib.
Sebagaimana hadist berikut ini, Rasulullah SAW. bersabda : "Barang siapa yang senang
diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung
hubungan tali silaturahmi.”
Ketiga, menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Menambah wawasan tidak
perlu harus belajar di sekolah atau selalu membaca buku. Di dalam perniagaan dapat
menambah wawasan baru dan ilmu pengetahuan, dikarnakan kita bertemu dengan
banyak orang yang dimana sifat,watak,wawasan yang berbeda dari sanalah kita
mendapatkan semua itu
Keempat, meningkatkan perekonomian. Orang yang melakukan perniagaan
akan mendapatkan penghasilan lebih disbanding pekerjaan yang lainnya, tetapi tetap
dengan cara yang baik yang telah islam ajarkan.
Kelima, diberikan keberkahan. Dari Hakim bin Hizam ra., Rasulullah SAW.
bersabda :
“Penjual dan pembeli, keduanya bebas memilih selagi belum berpisah. Maka
jika keduanya jujur dan saling menjelaskan dengan benar, maka akan diberkahi pada
bisnis keduanya. Namun jika menyembunyikan cacat dan dusta, maka terhapuslah
keberkahan jual beli tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maksud hadis diatas adalah, seseorang yang berniaga dengan cara yang benar
yaitu jujur dan sesuai syariat islam maka keduanya (pembeli dan penjual) mendapat
keberkahan dari perniagaan atau jual beli tersebut. (Khanza Safitra, t.t.)
3. Prinsip Perniagaan
Berdagang bukan hanya sekedar berdagang, tapi tetap melakukan prinsip
perniagaan di dalam islam. Agar apa yang dikerjakan akan menjadi berkah dan di ridhai
oleh Allah, tidak hanya focus mengejar duniawinya saja tetapi harus mengejar juga
akhiratnya. Karna kehidupan yang kekal itu di akhirat, dan hanya pahala yang
dilakukan selama di dunia menjadi tameng bagi diri sendiri. Hasil penelitian
menyatakan bahwa perniagaan menurut Islam untuk muamalah kontemporer terdiri
dari tujuh prinsip berikut prinsip perniagaan dalam islam :
a. Hukum asal setiap perniagaan adalah halal
Dari Hakim bin Hizam radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
c. Kejelasan status
Islam melarang jual beli yang mengandung unsur ketidak jelasan didalamnya,
karna dengan hal itu akan terjadi jual beli yang tidak sesuai syariat. Sahabat Abu
Hurairah Radhiyallahu anhu meriwayatkan:
Menurut kamus Bahasa Indonesia, ada lima arti membaca, yaitu melihat dan
memahami apa yang tertulis, mengeja atau melafalkan apa yang tertulis, mengucapkan,
mengetahui, menduga, memperhitungkan dan memahami. Disebutkan bahwa ayat di
atas adalah perintah kepada Nabi Muhammad untuk menjadi seorang pembaca,(Syekh
Wahbah Az-Zuhaili, 2016) kegiatan “membaca” di sini adalah kegiatan membaca yang
tidak harus membutuhkan teks dan tidak pula harus terdengar oleh orang lain. Itulah
mengapa makna “membaca” dalam ayat ini sangat luas.(Muhammad Quraish Shihab, 2001)
Disebutkan dalam ayat pertama surat Al-Alaq, bahwasannya kita sebagai umat
islam diperintahkan untuk membaca, mengkaji, mencari tahu. Dari pemahaman
tersebut, akan muncul perasaan yang dapat mengantarkan seseorang menjadi hamba
yang bertakwa. Inilah pentingnya kenapa Allah SWT memperintahkan untuk membaca,
karna dengan membaca hidup seseorang tidak akan tersesat ke arah yang dilarang.
Membaca Alquran juga termasuk dalam ibadah paling utama di antara ibadah-
ibadah yang lain. Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh an-Nu‘man ibn
Basyir. Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca
Alquran.” (HR Baihaqi). Alquran mempunyai banyak keistimewaan dan keutamman
didalamnya, termasuk bagi orang yang membacanya. Diantaranya yaitu:
َس ُحلَّة ِ ِ ُ ُثَّ يَ ُق،س ََت َج ال َك َر َام ِة ِِ ِ ِ ََِييء ال ُقرآ ُن ي وم
ُ القيَ َام ِة فَيَ ُق
ُ َ فَيُ لْب،ُ ََي َرب زْده:ول ُ َ فَيُلْب، ََي َرب َحله:ول َ َْ ْ ُ
ً َويَُز ُاد بِ ُك ِل آيٍَة َح َسنَة، اقْ َرأْ َو ْار َق:ُال لَهُ فَيُ َق،ُضى َعنْه َ فََ َْي،ُض َعنْه
َ ب ْار ِ َي ر:ول ِ
َ َ ُ ُثَّ يَ ُق،" ال َكَر َامة
“Kelak di hari kiamat Al-Qur’an akan datang, seraya memohon kepada Tuhannya:
‘Wahai Tuhan, pakaikanlah kepadanya (pembaca Al-Qur’an)!’ Kemudian ia
dipakaikan mahkota kemuliaan. Kemudian ia memohon kembali, ‘Wahai Tuhan,
tambahkanlah!’ Kemudian dipakaikan pakaian kemuliaan. Kemudian ia memohon lagi,
‘ Wahai Tuhan, ridhailah dia!’ Kemudian Allah pun meridhainya. Maka ia berkata:
bacalah dan naiklah. Sebab setiap satu ayat akan dilipatkan satu kebaikan.” (Imam
Turmudzi, Sunan Turmudzi, Mesir: Mustafa al-Halabi, tt. juz V, hal. 178).
Allah SWT berfirman, “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-
lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar Rad ayat 28)
Tidak semua orang di dunia ini kaya, ada orang yang berkecukupan dan ada
orang yang miskin. Allah tidak pernah memberatkan hambanya untuk taat kjepadaNya,
seperti bersedekah tidak harus dengan uang atau makanan. Tetapi Allah meringankan
hal tersebut, Ketika kita membaca Alquran sama seperti pahala bersedekah.
2. Mendirikan Shalat
Shalat menurut Bahasa berarti doa, sedangkan menurut istilah shalat adalah
perkataan dan perbuatan tertentu atau khusus yang dimulai dengan takbir (takbiratul
ihram) dan diakhiri dengan salam. Shalat adalah suatu kewajiban seorang muslim untuk
ِالص ََلة
َّ َو ُجعِ َل قَُّرةُ َعْي ِِن ِِف،يب ِ ِ ِ ََّ ِحۚبِب إ
ُ ِل م َن الدُّنْيَا الن َساءُ َوالط َ ُ
“Dijadikan kesenanganku dari dunia berupa Wanita dan minyak wangi. Dan jadikanlah
penyejuk hatiku dalam ibadah shalat.” (HR. An-Nasa’I no. 3391 dan Ahmad 3: 128)
Dalam hadits diatas dijelaskan bahwa, penghibur hati dan penyejuk jiwa tidak
harus beristirahat atau berlibur. Tetapi kita bisa mendapatkannya dengan mendekatkan
diri kita kepada Allah SWT, karna Allah yang membolak-balikan hati. Hanya
kepadaNya kita sebagai hamba berserah diri, karna semua yang mengatur kehidupan
kita hanya Allah SWT, dengan shalat kita akan ingat bahwa kesenangan dan kesedihan
tidak akan lama. Karna kesenangan dan kesedihan adalan bentuk sayang dan cintanya
Allah kepada hambaNya, karna dengan kesenangan dan kesedihan Allah taub sampai
mana kesabaran hambanya.(Isruwanti Ummu Nashifa, 2018)
Tak peduli sepintar dan sehebat apapun manusia, mereka tidak mungkin bisa
lepas sedikitpun dari kesalahan yang terjadi karena lupa, ketidaktahuan dan
ketidaksengajaan, walaupun mereka telah berusaha berhati-hati dan jeli. Karena itulah,
lupa dan salah sudah melekat dalam diri manusia. Namun demikian, terdapat perbuatan
yang dapat menghapus dosa.(KH. MA Sahal Mahfudz, 2011) Allah SWT berfirman dalam
surat Hud ayat 114:
َّ ِك ِذ ْك ٰرى ل
لذاكِ ِريْ َن ِ ٌِۗ ٰالسيِا ِ ِ ِ ِ َّ َواَقِِم
َ ت ٰذل َ ْ َّها ِر َوُزلًَفا م َن الَّْي ِل ٌۗا َّن ا ْْلَ َسنٰت يُ ْذه
َّ ْب َ الص ٰلوةَ طََر َِِف الن
“Dan kerjakanlah sholat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian
permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan.
Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah)”.
Imam Al Ghazali dalam Kitab Ihya' Ulumiddin menuliskan bahwa sholat harus
dikerjakan sungguh-sungguh. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits shahih yang
diriwayatkan Ibnu Majah dari Abu Ayyub, Rasulullah SAW bersabda "Jika engkau
mengerjakan sholat, maka sholatlah dengan sholat orang yang berpisah”(Puti Yasmin,
2020)
Hadits diatas menjelaskan bahwa, Ketika kita hendak shalat kita harus
menghilangkan rasa hawa nafsu. Menurut Imam Ghazali yaitu “perpisahan dengan
kesempatan hidupnya, dan perpisahan dengan seluruh yang dimilikinya”. Karna shalat
adalah suatu kegiatan yang dimana seorang hamba dan tuhannya berdekatan, dan
Ketika seorang hamba tidak mampu mencegah perbuatan keji dan munkar maka dia
sudah jauh dari tuhannya.
Rasulullah SAW bersabda, “Lima shalat yang telah Allah Ta’ala wajibkan
kepada para hamba-Nya. Siapa saja yang mendirikannya dan tidak menyia-nyiakan
sedikit pun darinya karena meremehkan haknya, maka dia memiliki perjanjian dengan
Allah Ta’ala untuk memasukkannya ke dalam surga. Sedangkan siapa saja yang tidak
mendirikannya, dia tidak memiliki perjanjian dengan Allah Ta’ala. Jika Allah
menghendaki, Dia akan Menyiksanya. Dan jika Allah Menghendaki, Allah akan
memasukkan ke dalam surga.” (HR. Abu Dawud no. 1420, An-Nasa’i no. 426 dan Ibnu
Majah no. 1401, shahih)
Al-Qur’an menyebutkan surga adalah balasan yang terbaik bagi umat muslim
di akhirat kelak, Surga digambarin sebagai tempat kekal abadi setelah kehidupan di
dunia. Surga Allah ciptakan khusus untuk hambaanya yang bertakwa dan memelihara
shalatnya dengan sempurna.(M. Reza Sulaiman, Aflaha Rizal Bahtiar, 2021)
Kesimpulan
Perniagaan adalah salah satu bentuk muamalah yang kegiatannya yaitu tukar
menukar barang, tetapi adanya kesepakatan diantara keduanya baik itu penjual atau
pembelinya. Agar tidak ada yang rugi di pihak manapun, tetapi saling menguntungkan
satu sama lain itu yang disebut perniagaan. Perniagaan juga adalah salah satu aktivitas
yang banyak diminati oleh orang, yang dimana perniagaan ini menjadi jantung semua
orang di dunia ini.
Tetapi didalam islam ada perniagaan yang dimana Ketika seseorang
mengerjakannya tidak akan merugi, Allah menamakannya dengan perniagaan akhirat.
Perniagaan yang menjadi jantung kehidupan, tidak hanya di dunia saja tetapi di akhirat
juga. Allah menyebutkan didalam surat fathir ayat 29,
Amar Abdullah Bin Syakir. (2021). Mendirikan Shalat, Sifat Orang Beriman.
Aris Kurniawan. (2022). Pengertian Perniagaan Dalam Hukum Dagang Beserta Dasar
Kepemilikan Bisnis.
As-Sa’idi, Abdu ar- Rahman Ibn Nasir. (1997). Kitab Taisiirul Kariimir Rahmaan.
Muassasah Ar-Rayyan.
Badrul Tamam. (2020). Shalat Penghubung Hamba kepada Rabbnya. Pena Tauhid.
Dr. Erwandi Tarmidzi. (2012). Harta Haram Muamalat Kontemporer. M.A. Berkat
Mulia Insani.
Agama Kuwait.
Imam Abdurrouf Al-Munawi. (2010). Faidhul Qadhir Syarh Al-Jami’ Ash-Shogir juz
Ismail Ibnu Katsir Ad-Damasyqi, A.-I. A. F. (2000). Tafsir Ibnu Katsir juz 22. Sinar
Baru Algensindo.
KH. MA Sahal Mahfudz. (2011). Dialog Problematika Umat. Khalista Surabaya dan
LTN PBNU.
M. Reza Sulaiman, Aflaha Rizal Bahtiar. (2021). Pengertian Surga lengkap dengan 8
Qur’an.
Puti Yasmin. (2020). Bagaimana Shalat Mencegah Perbuatan Keji dan Munkar?