Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA JARINGAN

TELEKOMUNIKASI

”KONSEP HAM DAN DEMOKRASI MENURUT ISLAM”

KELOMPOK 4

DISUSUSN OLEH :

1.MHD BHAGASKARA

2.MHD RANGGA

DOSEN PENGAMPU : Dr. SUHERMAN, M. Ag.

TEKNOLOGI REKAYASA JARINGAN TELEKOMUNIKASI

TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami
karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan
terus dapat menimba ilmu di Politeknik Negeri Medan.

Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Pendidikan
Agama Islam Bapak Dr. suherman M,Ag.. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk menambah wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari,
agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.

Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan
dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik
dan saran yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi saya
sendiri umumnya para pembaca makalah ini.

Terima kasih, wassalamu’ alaikum.

Medan, 05 September 2023

Penulis
1 Pendahuluan

Konsep Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi adalah dua konsep yang
menjadi fokus perhatian dalam konteks pembangunan masyarakat global.
Islam sebagai agama yang memiliki landasan ajaran yang komprehensif
juga memberikan pandangan khusus terhadap HAM dan demokrasi.
Makalah ini akan mengkaji konsep HAM dan demokrasi menurut
perspektif Islam.

Konsep Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Islam mendasarkan diri pada
ajaran-ajaran Al-Qur'an dan Hadis, serta prinsip-prinsip hukum Islam
(syariah). Meskipun tidak ada istilah "Hak Asasi Manusia" secara eksplisit
dalam sumber-sumber Islam, banyak konsep dan nilai-nilai dalam ajaran
Islam yang mencakup prinsip-prinsip HAM. Beberapa aspek utama yang
terkait dengan konsep HAM dalam Islam melibatkan perlindungan
terhadap kehidupan, kebebasan, martabat, dan keadilan.

Pandangan Islam terhadap demokrasi dapat bervariasi di antara berbagai


kelompok dan ulama. Beberapa Muslim mendukung ide demokrasi dengan
catatan bahwa prinsip-prinsip demokrasi tidak bertentangan dengan ajaran
Islam, sementara yang lain mungkin memiliki pandangan yang lebih
skeptis atau kritis. Pemahaman ini bisa dipengaruhi oleh konteks budaya,
politik, dan sejarah masing-masing komunitas Muslim.
Beberapa argumen yang mendukung kesesuaian antara Islam dan demokrasi
melibatkan:

1. Syura (Musyawarah): Prinsip syura, yang merupakan musyawarah atau


konsultasi, dianggap oleh sebagian umat Islam sebagai bentuk demokrasi dalam
Islam. Syura adalah metode pengambilan keputusan yang ditekankan dalam Al-
Qur'an Surah Ali Imran (3:159):

Artinnya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

2. Keadilan dan Hak Asasi Manusia: Prinsip-prinsip demokrasi seperti kebebasan,


keadilan, dan hak asasi manusia dianggap sejalan dengan nilai-nilai Islam yang
mendorong keadilan sosial dan perlindungan hak-hak individu.

Namun, ada juga pemikiran yang kritis terhadap demokrasi dalam beberapa lingkungan
Islam. Beberapa argumen yang diajukan termasuk:

1. Ketidaksesuaian dengan Syariah: Beberapa ulama mengkhawatirkan bahwa


demokrasi dapat bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum Islam (syariah)
karena demokrasi berdasarkan keputusan mayoritas, sementara syariah memiliki
ketentuan yang berasal dari sumber-sumber hukum Islam.

2. Pengaruh Budaya Barat: Beberapa kritik terhadap demokrasi berasal dari


keprihatinan bahwa konsep demokrasi diadopsi dari model Barat dan mungkin
tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam atau masyarakat Muslim.
II. Konsep Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Islam

Islam mendorong dan menekankan prinsip-prinsip keadilan dan kemanusiaan dalam


seluruh aspek kehidupan. Beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan keadilan dan
kemanusiaan dalam Islam melibatkan:

1. Adil dalam Tindakan:

Islam menekankan perlunya keadilan dalam tindakan dan perilaku. Keadilan tidak
hanya diterapkan dalam hubungan antarindividu, tetapi juga dalam kebijakan sosial dan
politik.

2. Kesetaraan dan Keadilan Sosial:

bahwa semua manusia adalah setara di hadapan Allah dan memiliki hak-hak yang sama.
Keadilan sosial adalah prinsip utama dalam distribusi kekayaan dan sumber daya.

3. Perlindungan Hak Asasi Manusia:

Hak asasi manusia diakui dan dilindungi dalam Islam. Setiap individu memiliki hak-hak
dasar, termasuk hak hidup, kebebasan beragama, hak properti, dan kehormatan.

4. Penghapusan Diskriminasi:

Islam menentang segala bentuk diskriminasi berdasarkan ras, suku, warna kulit, atau
keturunan. Semua individu dianggap setara di mata Allah.

5. Keadilan dalam Hukum:

Sistem hukum Islam, yang dikenal sebagai syariah, menekankan pentingnya keadilan
dalam hukum dan memberikan perlindungan terhadap hak-hak individu.

6. Kemanusiaan dalam Konflik:

Islam mendorong penyelesaian konflik dengan cara yang damai dan manusiawi.
Kemanusiaan dan belas kasihan dianggap penting dalam menanggapi konflik dan
perang.
7. Zakat dan Sadaqah:

Sistem zakat dalam Islam menekankan kewajiban memberikan sebagian dari kekayaan
untuk membantu yang membutuhkan. Ini menciptakan redistribusi kekayaan dan
membantu mengatasi kesenjangan sosial.

8. Pemeliharaan Lingkungan:

Islam mengajarkan tanggung jawab manusia untuk menjaga alam semesta. Perilaku
yang merusak lingkungan dianggap melanggar prinsip keadilan dan kemanusiaan.

9. Perlindungan Hak Perempuan:

Islam menegaskan hak-hak perempuan dan melarang perlakuan diskriminatif terhadap


mereka. Hak-hak perempuan diakui dan dilindungi, termasuk hak mendapatkan
pendidikan, hak memiliki harta, dan hak untuk bekerja.

10. Kemanusiaan dalam Penegakan Hukuman:

Meskipun hukuman diatur dalam syariah, Islam menekankan unsur kemanusiaan dan
keadilan dalam pelaksanaan hukuman, dan menghindari perlakuan yang kejam atau
tidak manusiawi.

III. Pandangan Islam terhadap Demokrasi

1. Konsep Khilafah:

Khilafah adalah sistem kepemimpinan dalam Islam yang didasarkan pada prinsip
penerusan kepemimpinan setelah kematian Nabi Muhammad SAW. Pemimpin dalam
sistem khilafah disebut sebagai "khalifah" atau "caliph," yang berarti penerus atau
wakil.

2. Kepemimpinan Berbasis Syura:

Syura adalah prinsip konsultasi dan musyawarah dalam pengambilan keputusan.


Konsep ini penting dalam Islam dan sering dikaitkan dengan kepemimpinan.

Kedua konsep ini, khilafah dan kepemimpinan berbasis syura, mencerminkan prinsip-
prinsip kepemimpinan dalam Islam yang mencakup legitimasi, konsultasi, keadilan, dan
kesejahteraan umat. Meskipun interpretasi dan implementasi konsep-konsep ini dapat
bervariasi, mereka menciptakan dasar untuk sistem pemerintahan yang sesuai dengan
prinsip-prinsip Islam.
IV. Hubungan Antara HAM dan Demokrasi dalam Konteks Islam

A. Keselarasan Antara HAM dan Syariah

Bagaimana HAM dapat dijamin tanpa melanggar prinsip-prinsip syariah?

Menjaga Hak Asasi Manusia (HAM) dalam konteks syariah Islam melibatkan
pendekatan yang mempertimbangkan prinsip-prinsip hukum Islam dan nilai-
nilai kemanusiaan. Meskipun istilah "Hak Asasi Manusia" mungkin tidak secara
eksplisit terdapat dalam sumber-sumber Islam, konsep-konsep dasar
kemanusiaan dan prinsip-prinsip syariah menyediakan kerangka kerja untuk
menjamin hak-hak individu. Berikut adalah beberapa cara di mana HAM dapat
dijamin tanpa melanggar prinsip-prinsip syariah:

1. Kegarisan dengan prinsip-prinsip syariah merupakan hal utama. Hak-hak


individu harus sejalan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang terdapat
dalam sumber-sumber hukum Islam, seperti Al-Qur'an dan Hadis.

2. Menjamin hak-hak dasar seperti hak hidup, kebebasan, dan martabat


manusia sesuai dengan ajaran Islam. Islam mengajarkan perlindungan hak
asasi dasar tanpa diskriminasi berdasarkan faktor-faktor seperti agama, ras,
atau gender.

3. Menerapkan prinsip keadilan dan kesetaraan dalam pengambilan keputusan


dan perlakuan terhadap individu. Hukum Islam menekankan keadilan sosial
dan perlindungan hak-hak individu tanpa memandang status atau latar
belakang.

Keterkaitan antara HAM dan nilai-nilai keadilan dalam Islam.

Konsep keadilan dalam Islam mencakup perlindungan terhadap hak-hak


dasar setiap individu. HAM dalam Islam mencakup hak hidup, kebebasan,
keamanan, hak beribadah, hak properti, dan hak untuk mendapatkan
keadilan. Keadilan dilihat sebagai jalan untuk memastikan pelaksanaan hak-
hak tersebut.

Islam mendorong terciptanya masyarakat yang adil dan merata. Prinsip


keadilan sosial dalam Islam mencakup distribusi yang adil dari sumber daya
dan kesempatan. Zakat (sumbangan amal) dan infaq diwajibkan untuk
membantu mencapai keadilan sosial dengan mendistribusikan kekayaan
secara merata di antara masyarakat.

Sistem hukum dalam Islam didasarkan pada prinsip keadilan. Hukuman


dalam Islam diatur sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pembinaan dan
mendidik, bukan hanya untuk menghukum. Perlindungan terhadap hak asasi
individu, hak pembelaan diri, dan hak untuk mendapatkan keadilan di
pengadilan adalah bagian integral dari sistem hukum Islam.

B. Demokrasi sebagai Sarana Pencapaian Keadilan

Bagaimana demokrasi dapat menjadi alat untuk mencapai keadilan dalam


masyarakat Islam?
Demokrasi dapat dianggap sebagai alat untuk mencapai keadilan dalam
masyarakat Islam melalui beberapa mekanisme dan prinsip-prinsip tertentu.
Walaupun konsep demokrasi mungkin berbeda dengan pemahaman
tradisional kepemimpinan Islam, ada kemungkinan untuk menggabungkan
nilai-nilai demokratis dengan prinsip-prinsip Islam agar mencapai keadilan
sosial dan politik. Berikut adalah beberapa cara di mana demokrasi dapat
berkontribusi pada terwujudnya keadilan dalam masyarakat Islam:
1. Prinsip musyawarah, atau konsultasi, merupakan aspek penting dalam
kepemimpinan Islam. Dalam konteks demokrasi, proses musyawarah
dapat menjadi mekanisme untuk mendengarkan pendapat dan aspirasi
rakyat, sehingga keputusan yang diambil mencerminkan keadilan dan
kesejahteraan umum.

2. Demokrasi mendorong partisipasi aktif rakyat dalam proses pengambilan


keputusan. Melalui pemilihan umum dan mekanisme partisipasi lainnya,
rakyat memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin dan berpartisipasi
dalam pembuatan kebijakan, yang dapat menciptakan pemerintahan yang
lebih responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi rakyat.

3. Prinsip-prinsip demokrasi, seperti kebebasan berpendapat, hak untuk


berkumpul, dan hak asasi manusia lainnya, dapat memberikan
perlindungan kepada individu dan kelompok dalam masyarakat Islam.
Ini menciptakan kerangka kerja untuk mewujudkan keadilan dan
melindungi hak-hak individu.
V. Kesimpulan

Kesimpulan dari paparan di atas adalah bahwa konsep Hak Asasi Manusia
(HAM) dan demokrasi dalam Islam memiliki keterkaitan yang kompleks dan
dapat saling melengkapi. Konsep HAM dalam Islam ditemukan dalam ajaran
Al-Qur'an, Hadis, dan prinsip-prinsip syariah yang menekankan
perlindungan terhadap kehidupan, kebebasan, martabat, dan keadilan.
Sementara itu, pandangan Islam terhadap demokrasi bervariasi, dengan
sebagian mendukungnya dengan catatan bahwa prinsip-prinsip demokrasi
tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Kesesuaian antara HAM dan prinsip-prinsip syariah dapat dicapai dengan


menjaga kegarisan dengan nilai-nilai Islam, sejalan dengan konsep keadilan
yang dianut dalam Islam. Penggabungan prinsip-prinsip demokrasi, terutama
dalam konteks musyawarah dan partisipasi rakyat, dapat menjadi sarana
untuk mencapai keadilan dalam masyarakat Islam.

Anda mungkin juga menyukai