Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MUATAN LOKAL

NARKOSIS NITROGEN

Oleh :

Muhammad Fathir Rahadian Ansary (HIA022015)


Ni Wayan Puspa Wijaya Suryantarini (H1A022018)
Rangga Cahya Prasetya (H1A022020)
Rifqi Rizqullah (H1A022021)
Hadil Hudati Awwari Rameci (H1A022052)
Hasna Tazkia Aghni (H1A022053)
Nadine Aisyah Sultan Firdaus (H1A022130)
Nadya Armelisa Putri (H1A022131)
Nafisya Ayu Evana (H1A022132)
Wira Satriawan (H1A022149)
Lalu Wisnu R. Danu (H1A018053)

Pembimbing : dr. Ida Ayu Eka Widiastuti, M.Fis

Blok 2 Biomedik
Tahun Ajaran 2022/2023
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Narkosis saat menyelam atau dikenal juga sebagai narkosis nitrogen
merupakan sebuah kondisi dimana seseorang kehilangan kesadarannnya saat
menyelam di kedalaman laut. Hal ini disebabkan oleh efek bius dari gas tertentu pada
tekanan tinggi. Penyelam perlu memerhatikan batas kedalaman penyelaman yaitu
sekitar 30 m dengan tekanan sekitar 3 sampai 4 ATM. Penyelaman diluar batasan
tersebut memerlukan bantuan khusus berupa campuran selain udara. Campuran
tersebut dapat berupa campuran helium dan oksigen; oksigen murni; trimix dari
oksigen, helium, dan nitrogen; atau campuran gas eksotis berupa neon, hidrogen, atau
bahkan argon. Campuran-campuran ini memberikan keuntungan karena memiliki
kepadatan yang lebih rendah, pengurangan dukungan pembakaran dan opersional
serta dapat mengontrol lebih baik dari toksisitas oksigen.
Penyelaman teknis memberikan perspektif baru akan konsep dasar menyelam
dengan menggunakan campuran gas selain udara. Penyelaman teknis ini
menggunakan lebih dari satu gas campuran selama penyelaman. Dengan adanya
prinsip ini, tenaga medis perlu memahami dan menyiapkan penanganan untuk
menangani masalah tertentu yang dapat terjadi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar balakang tersebut, dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai
berikut :
1. Apa saja gejala dan tanda dari narkosis nitrogen?
2. Apa faktor yang memengaruhi narkosis nitrogen?
3. Bagaimana pengaruh narkosis nitrogen terhadap sel?
4. Bagaimana cara dalam mencegah narkosis nitrogen?
C. Tujuan
Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui gejala dan tanda dari narkosis nitrogen
2. Mengetahui faktor-faktor yang dapat memengaruhi narkosis nitrogen
3. Mengetahui pengaruh narkosis nitrogen terhadap sel
4. Mengetahui cara-cara dalam mencegah narkosis nitrogen
D. Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan edukasi terkait
bahayanya narkosis nitrogen serta bagaimana cara untuk menghindari hal ini terjadi.
PENYEBAB
Nitrogen memilki sifat diatomik, tidak berbau, tidak berwarna serta tidak berasa.
Organisme hidup biasnya memilki komponen nitrogen. Nitrogen ini biasanya digunakan
penyelam untuk mencairkan oksigen. Narkosis nitrogen yaitu gangguan yang diakibatkan
sifat anastesi yang dikeluarkan di bawah tekanan, akibat alasan tersebut, udara bertekanan
dengan terkandung nitrogen di dalamnya, penggunaannya memiliki batas kedalaman tertentu
(Saraswati, 2018)
Biasanya nitrogen timbul pada tekanan tertentu yaitu 4 ATM atau 30 meter dibawah
air (Marsanto, Robidi and Rukaesih, 2021). Pendapat lainnya dari (Hadi, 1991) Narkosis
nitrogen timbul pada kedalaman 30 meter atau sekitar 3,2 atm, dan setiap masuk 10 meter ke
bawah air gejala yang ditimbulkan akan lebih parah. Batas tekanan yang menimbulkan
Narkosis Nitrogen yang dimiliki penyelam juga berbeda-beda, tergantung kondisi kesiapan
fisik. Menurut (Hadi, 1991) banyak faktor yang meningkatkan resiko penyelam keracunan
nitrogen seperti air laut yang dingin, bekerja berat di bawah air, gelisah, kurangnya
pengalaman, menurunnya kadar oksigen dan naiknya kadar karbondioksida dalam udara
pernapasan.
Efek nitrogen pada tubuh terjadi pada saraf pusat. Tetapi lokasi dan mekanisme yang
tepat masih diperdebatkan. Asumsi kepatutan lipid oleh Meyer dan Overton berpendapat
“semua zat gas dan volatil menginduksi narkosis jika mereka menembus lipid sel dalam
konsentrasi molar tertentu yang merupakan karakteristik untuk setiap jenis sel." Teori ini
diperluas dengan menerapkan konsep "volume kritis", narkosis terjadi ketika gas inert atau
anastesi mengubah bagian lipid dari sel. sering dianggap sebagai membran sel, membuat
bagian sel itu membengkak serta menggangu fungsi sel tertentu (Patrick J. Kirkland et al.,
2022)

MEKANISME TERJADINYA NARKOSIS NITROGEN


Sekitar empat per lima udara terdiri dari nitrogen. Pada tekanan 1 atm nitrogen tidak
memiliki efek terhadap tubuh namun pada tekanan tinggi memiliki efek pada tubuh (Store –
Unit Kegiatan Selam Air-387 Universitas Diponegoro, no date). Narkosis nitrogen disebut
juga narkosis gas inert yaitu ketidakmampuan gas nitrogen berikatan secara biokimia dengan
tubuh sehingga mengasilkan efek anastesi (Bove, 2004). Narkosis nitrogen biasanya terjadi
pada penyelam. Lever dan rekan-rekannya berhipotesis bahwa ekspansi 0,4% dari membran
saraf dapat menyebabkan narkosis, sedangkan kontraksi 0,4% dari membran dari tekanan saja
bisa mengakibatkan dalam kondisi yang dikenal sebagai Tekanan Tinggi Sindrom Saraf
(HPNS) (Bove, 2004). Ketika penyelam melakukan penyelaman 10 - 100 meter dibawah
permukaan laut akan mengalami narkosis nitrogen (Bove, 2004).
Semakin dalam seseorang menyelam, tekanan udara akan semakin besar sehingga
semakin banyak kadar gas yang larut dalam tubuh. Salah satunya adalah nitrogen. Nitrogen
dalam tubuh yang larut bersamaan dengan darah akan mengalir ke seluruh jaringan tubuh dan
otak melalui pembuluh darah dalam konsentrasi yang jenuh dengan tekanan yang sama
dengan tekanan dalam alveolus. Selanjutnya, konsentrasi yang tinggi dari nitrogen
menyebabkan nitrogen larut dalam substansi lemak pada membran sel di jaringan saraf. Efek
fisik nitrogen dalam merubah aliran ion yang melewati membran menyebabkan transfer ion-
ion terhambat sehingga menyebabkan penurunan rangsangan saraf yang berakibat pada
terganggunya proses pengiriman rangsangan pada sel saraf. Hal inilah yang kemudian
menyebabkan efek anestesi. Nitrogen akan tetap larut di seluruh jaringan tubuh sampai
tekanan nitrogen pada paru – paru turun ke beberapa tingkat yang lebih rendah sehingga
secara alami dapat dikeluarkan dengan pernapasan namun membutuhkan waktu. Nitrogen
yang masih banyak pada darah dapat menyebabkan efek anestesi (Store – Unit Kegiatan
Selam Air-387 Universitas Diponegoro, no date).
Kenaikan konsentrasi nitrogen ini berindikasi langsung dengan saraf dan jaringan
pada tubuh manusia. Hipotesis kelarutan lipid oleh Meyer dan Overton mencatat bahwa ada
korelasi antara kelarutan anestesi dalam lipid dan daya narkotiknya. Teori ini diperluas
dengan menerapkan konsep "volume kritis" yang menyatakan bahwa narkosis terjadi ketika
gas inert atau anestesi mengubah bagian lipid dari sel. Ini sering dianggap sebagai membran
sel, yang menyebabkan bagian sel itu membengkak hingga volume tertentu, mengganggu
fungsinya untuk jenis sel tertentu itu (Kirkland et al., 2022).
Nitrogen bersifat hidrofobik dimana nitrogen akan larut dalam lemak mengakibatkan
nitrogen banyak larut di sel saraf. Hal ini disebabkan oleh banyaknya lipid yang terkandung
dalam sel saraf. Lipid banyak ditemukan dalam sel saraf, hal ini disebabkan beberapa hal
yaitu
 Lipid merupakan sumber nutrisi yang sangat penting bagi tubuh karena
pembakarannya menghasilkan jumlah energi yang tinggi (Simamora, 2017)
 Lipid nonpolar berperan sebagai insulator listrik, yang mempercepat depolarisasi
(penerimaan rangsangan) gelombang sepanjang sel-sel saraf myelin (Simamora,
2017)
 Myelin adalah selubung yang terbentuk di sekitar saraf, termasuk yang ada di otak
dan sumsum tulang belakang. Ini terdiri dari protein dan zat lemak. Selubung mielin
ini memungkinkan impuls listrik untuk mentransmisikan dengan cepat dan efisien di
sepanjang sel saraf (Myelin: MedlinePlus Medical Encyclopedia, no date).
Kenaikan konsentrasi nitrogen dalam darah dapat berindikasi langsung dengan saraf dan
jaringan yang mengakibatkan efek anestesi atau narkosis. Efek anestesi nitrogen yang terjadi
dalam tubuh antara lain menyebabkan penglihatan tunnel, euforia, tinnitus, ketidakmampuan
mengerjakan tugas yang kompleks, kehilangan koordinasi, timbulnya rasa cemas akibat
kedalaman, rasa mengantuk dan mungkin hilang kesadaran bahkan kematian. (Store – Unit
Kegiatan Selam Air-387 Universitas Diponegoro, no date)

DAMPAK NARKOSIS NITROGEN TERHADAP SEL


Teori lipid solubity berdasarkan (Vrijdag, 2021)
 larutan nitrogen akan larut dalam lipid pada membran sel yang mengakibatkan
ekspansi pada membran sel.
 Ekspansi membran sel atau pelebaran pada sel membran akan menyebabkan disfungsi
transmembran saluran ion, gangguan fluks ion, dan gangguan konduksi potensial aksi.
 Nitrogen akan menempati pori-pori pada daerah hidrofobik membran yang
menyebabkan kurangnya permeabilitas pada membran.
 Semakin banyak ruang yang ditempati oleh nitrogen didaerah hidrofobik
menyebabkan potensi anestesi semakin besar.
Teori Binding Protein
 Melalui reseptor GABAA
Nitrogen akan berikatan dengan reseptor -aminobutyric acid type A (GABA A).
Pengikatan nitrogen ke reseptor GABAA menyebabkan peningkatan arus klorida ke
dalam membran, mengakibatkan hiperpolarisasi membran (Vrijdag, 2021).
 Melalui reseptor NMDA
Interaksi kedua adalah melalui pemblokiran reseptor glutamat yang diaktifkan oleh N-
methyl-D aspartate (NMDA). Dengan penyumbatan pengikatan glutamat pada
rangsang sinaps, masuknya ion menurun, dan karenanya sinyal saraf dihambat
(Vrijdag, 2021).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NARKOSIS NITROGEN


1. Tingkat kedalaman penyelaman
Pertama-tama, narkosis nitrogen disebabkan ketika seseorang menghirup gas nitrogen
bertekanan tinggi. (Bove, 2004) Pada tekanan di permukaan laut, nitrogen tidak
memiliki efek yang bermakna terhadap fungsi tubuh, tetapi pada tekanan tinggi dapat
menimbulkan narkosis dengan derajat bervariasi. (John E. Hall, 2011)
Berikut adalah tabel peningkatan tekanan yang dialami nitrogen seiring bertambahnya
kedalaman penyelam.

Tabel 1 Hubungan kedalaman (kaki/m) penyelaman dari permukaan laut dengan


tekanan (atm) yang diberikan pada gas pernapasan pada penyelam (John E. Hall, 2011)
Dan berikut ini adalah tabel yang menunjukkan penambahan volume gas nitrogen
bertekanan yang larut dalam tubuh seiring penambahan kedalaman penyelam.

Tabel 2 Hubungan kedalaman (kaki) penyelaman dengan volume (liter) nitrogen yang
larut dalam tubuh (John E. Hall, 2011).
Bila orang bernapas dalam lingkungan udara bertekanan tinggi dalam jangka
waktu lama, jumlah nitrogen yang larut dalam cairan tubuhnya akan meningkat. (John
E. Hall, 2011) Mekanismenya ialah, nitrogen larut dalam substansi lemak di membran
saraf dan, karena efek fisik nitrogen dalam mengubah aliran ion yang melewati
membran, akan menurunkan eksitabilitas saraf. (John E. Hall, 2011) Pada kedalaman
120 kaki (±40 m), gejala yang dirasakan oleh seorang penyelam ialah rasa riang dan
kurang berhati-hati.
o Pada kedalaman 150 sampai 200 kaki (±50 – 65 m), timbul rasa mengantuk.
(John E. Hall, 2011)
o Pada kedalaman 200 sampai 250 kaki (±65 – 80 m), kekuatannya akan berkurang
sekali, dan penyelam sering terlalu lemah untuk melakukan pekerjaan yang
diperlukannya. (John E. Hall, 2011)
o Pada kedalaman lebih dan 250 kaki (>80 m, tekanan 8,5 atmosfer) biasanya
penyelam hampir tidak dapat melakukan apa-apa akibat narkosis oleh nitrogen
bila ia berdiam terlalu lama di kedalaman tersebut. (John E. Hall, 2011)

Bagaimana penambahan kedalaman penyelaman memperburuk narkosis


nitrogen?
Penyelam:
Di permukaan  nitrogen larut dalam tubuh  tidak dimetabolisme  tidak
menimbulkan efek tertentu
Di bawah permukaan air laut  tekanan nitrogen meningkat  nitrogen larut
dalam cairan tubuh  nitrogen lebih larut dalam membran sel yang mengandung
lemak  mempengaruhi aktivitas jaringan saraf dalam menghantar dan menerima
rangsangan  timbul gejala halusinasi, ketidaksadaran, euforia  penyelam
menyelam lebih dalam  tekanan nitrogen meningkat  gejala semakin parah

Hubungan antara peningkatan kedalaman dengan peningkatan keparahan narkosis


nitrogen pula dapat digambarkan secara tidak langsung dengan bagan berikut.

Bagan 1 Konsekuensi bagi penyelam akibat peningkatan kedalaman penyelaman


(flipper.diff.org)
2. Kondisi fisik sebelum dan selama penyelaman
a. Keadaan mabuk
Alkohol memiliki efek depresan pada pusat saraf. (Cipullo, 2014)
Mengkonsumsi alkohol sebelum menyelam meningkatkan risiko narkosis
nitrogen. (Gotter, 2018) Efek depresan pada alkohol akan memperparah
gejala yang dialami penyelam bersamaan dengan dampak narkosis nitroen.
(Cipullo, 2014)
Depresan adalah obat yang menghambat fungsi sistem saraf pusat
(SSP) yang beroperasi dengan mempengaruhi neuron (sel-sel saraf) di SSP,
yang mengarah pada gejala seperti kantuk, relaksasi, penurunan
penghambatan, anestesi, tidur, koma, dan bahkan kematian. (Cherry, 2022)
Alkohol dapat menyebabkan penyelam kehilangan kesadaran yang
menjadikannya mengabaikan tanda-tanda narkosis nitrogen, melupakan
batasan kedalaman, bahkan tidak menyadari persediaan udara pernapasan
yang dimilikinya. (O, 2020) Minum alkohol menyebabkan dehidrasi dan
dehidrasi yang sangat cepat adalah salah satu faktor utama untuk penyakit
dekompresi (fase selanjutnya dari narkosis nitrogen). (O, 2020)
Penyelam disarankan untuk memberi jeda antara mengkonsumsi
alkohol dengan melakukan penyelaman, guna memberi kesempatan efek
alkohol menghilang perlahan dari tubuh dan proses ini dapat memerlukan
waktu lebih dari sehari. (O, 2020)
Mengkonsumsi alkohol sebelum menyelam dalam jarak waktu yang
relatif singkat mampu mengintensifkan efek dari narkosis nitrogen.
(AmericanAddictionCenters, 2020) Berikut sejumlah pertimbangan.
o Konsekuensi fisiologis dari mengkonsumsi alkohol (misalnya,
peningkatan aliran darah perifer dan peningkatan relatif dalam
penyerapan nitrogen dalam jaringan) dapat mengakibatkan
peningkatan kemungkinan pembentukan gelembung dan
penyakit dekompresi saat penyelam naik.
(AmericanAddictionCenters, 2020)
o Minum sebelum menyelam juga dapat mempersulit tubuh untuk
bergerak kembali. (AmericanAddictionCenters, 2020) Hal ini
dapat mempersulit penyelam ketika mereka harus segera
kembali ke permukaan untuk menekan dampak narkosis.
Karena saat kembali ke permukaan, tubuh memerlukan waktu
beberapa jam untuk mengeluarkan nitrogen berlebih yang
terlarut dalam tubuh. (John E. Hall, 2011)
Karena alkohol dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan proses kognitif
seseorang, itu mungkin memiliki dampak negatif pada kemampuan
seseorang untuk bertahan hidup di dalam air, terutama jika mereka menjadi
terluka atau bingung. (AmericanAddictionCenters, 2020)

Bagaimana alkohol dapat memperparah narkosis nitrogen?


Penyelam  mengkonsumsi alkohol  kurang dari 24 jam, menyelam 
kedalaman 100 kaki  efek narkosis nitrogen mulai terasa  efek alkohol
kembali terasa  gejala diperparah  penyelam kesulitan mengendalikan
kesadaran untuk segera kembali ke permukaan

b. Kelelahan
Penyelam dalam keadaan kelelahan atau merasa takut/cemas.
(Kirkland et al., 2022) Kelelahan dan kurang tidur mempengaruhi
peningkatan sensitivitas terhadap narkosis nitrogen. (Cipullo, 2014)
Seorang penyelam yang tidak terlatih atau lelah cenderung tidak
mengontrol pernapasannya dan tubuhnya lelah terlebih dahulu. (Cipullo,
2014) Penyelaman dengan kedalaman yang cukup besar membutuhkan
asupan volume ventilasi yang lebih besar, yang, jika tidak dikendalikan,
dapat menyebabkan narkosis. (Cipullo, 2014)

c. Rasa takut dan kecemasan


Kecemasan karena keadaan psikologis yang tidak menguntungkan,
dengan keadaan gugup, ketakutan, paksaan, hingga yang tak terduga selama
penyelaman, dan sebagainya. (Cipullo, 2014) Jenis kondisi mental ini dapat
menyebabkan situasi abnormal dari keseimbangan psikis individu,
mendesak sistem saraf penyelam secara negatif. (Cipullo, 2014) Faktor-
faktor semacam ini sebenarnya hanya akan memperparah gejala yang
dialami penyelam pada saat terjadinya narkosis nitrogen.
d. Hipotermia
Penyelam mengalami hipotermia, sebelum atau selama penyelaman.
(R, 2018; Kirkland et al., 2022) Hipotermia adalah suatu kondisi suhu
tubuh lebih rendah dibandingkan suhu normalnya. Biasanya di bawah 32 O
C.

3. Keterampilan penyelam dalam menyelam


Seorang penyelam belum terlalu ahli untuk berenang. (Bove, 2004) Versi asli:
“The novice diver may be seriously affected by nitrogen narcosis, but subjectively, at
least, there is some improvement with experience.” (Bove, 2004)
Dalam parameter penyelaman tertentu, keterampilan dan teknik bisa
memodifikasi kebutuhan untuk menggunakan aktivitas fisik, teknik pernapasan lebih
baik. (Davis, 2019) Penyelam yang berpengalaman, terampil, lebih mungkin mengelola
retensi (kelebihan zat) CO2 mereka secara lebih efektif daripada penyelam yang kurang
berpengalaman dan kurang terampil. (Davis, 2019) Ini mungkin memainkan peran
besar dalam menentukan keparahan dan kedalaman onset (serangan permulaan) yang
dirasakan dari narkosis nitrogen. (Davis, 2019)
Penyelam pemula cenderung lebih cepat menyimpulkan suatu gejala dalam
menyelam sebagai bagian dari narkosis nitrogen. (Davis, 2019) Sementara penyelam
dengan berbagai pengalaman dan pelatihan, mengetahui waktu yang tepat dan
bagaimana yang terbaik mengambil tindakan terkait narkosis nitrogen. (R, 2018; Davis,
2019)

Bagaimana pengalaman penyelam berpengaruh pada kejadian narkosis nitrogen?


Penyelam pemula  belum pernah mengalami narkosis  asing dengan gejala
narkosis  terlalu cepat menyimpulkan terjadinya narkosis  mengambil tindakan
kurang tepat untuk menyelamatkan diri
Penyelam berpengalaman  beberapa kali mungkin telah menghadapi narkosis 
memahami kapan waktunya narkosis nitrogen ditanggapi serius dan dengan yang masih
dapat ditoleransi tubuh  mengambil tindakan yang tepat

4. Durasi penyelaman
Nitrogen yang larut dalam cairan tubuh akan menjadi hampir seimbang dalam
waktu kurang dari satu jam, tetapi untuk jaringan lemak keseimbangan baru terjadi
setelah beberapa jam, karena memerlukan nitrogen lima kali lipat lebih banyak, dan
suplai darahnya relatif sedikit. (John E. Hall, 2011) Karena alasan ini, bila orang tinggal
di kedalaman hanya untuk beberapa menit saja, tidak banyak nitrogen yang larut dalam
cairan tubuh dan jaringan. (John E. Hall, 2011)
Apabila penyelam menyelam dalam waktu yang lama (bahkan hingga berjam-
jam), kadar nitrogen akan lebih banyak larut dalam cairan darah, jaringan, dan lemak,
menyebabkan potensi lebih meningkat untuk mengalami narkosis nitrogen. (John E.
Hall, 2011) Narkosis nitrogen dapat diringankan dengan penyelam tidak menghabiskan
waktu terlalu lama di dalam air dan segera kembali ke permukaan. (Bove, 2004)

Bagaimana durasi penyelaman berpengaruh pada kejadian narkosis nitrogen?


Penyelam menyelam  kedalaman 100 kaki  narkosis nitrogen terjadi  penyelam
tetap berada di bawah air  gejala bertahan  penyelam meningkat kedalaman 
gejala bertambah  penyelam tetap berada di bawah air  gejala bertahan

5. Aktivitas selama penyelaman


“For this reason, the narcosis is likely to be more severe in the swimming or
working diver wearing a breathing apparatus than in one in a pressure chamber.
Similarly, hard work facilitates narcosis, as does very rapid compression, alcoholic
excess or hangover, and apprehension.” (Bove, 2004)
Gerakan-gerakan tubuh sangat meningkatkan kecenderungan terjadinya
keracunan oksigen pada penyelam, gejala-gejala yang timbul jauh lebih dini dan lebih
hebat dibanding orang yang berada dalam keadaan diam. (John E. Hall, 2011)
Interpretasinya dapat berupa seperti ini. Nitrogen masuk ke dalam paru-paru
melalui mekanisme pernapasan. Pada saat seorang penyelam melakukan aktivitas berat
di dalam air, maka dia akan memerlukan lebih banyak asupan udara pernapasan.
Dengan begitu, nitrogen terkompresi akan larut lebih banyak. Hal ini dibandingkan
dengan penyelam yang hanya menyelam biasa dan bukannya penyelam dengan tugas-
tugas khusus.

TANDA DAN GEJALA


Royal navy melakukan penelitian terhadap penyelam dan menemukan bahwa 17 dari
58 penyelam yang menyelam pada kedalaman 200 dan 350 kaki (60-100 meter) diantaranya
mengalami penurunan kesadaran. Kedalaman yang lebih dari 300 kaki (90 meter) dapat
mengakibatkan seseorang blackout atau pingsan. Pada kedalaman yang kurang dari 30 meter
atau 100 kaki biasanya belum sampai menyebabkan keadaan narkosis nitrogen karena
tekanan parsial nitrogen tidak mengalami peningkatan (Soncini R, 2020).
Pada textbook ini disebutkan bahwa ciri-ciri dari narkosis adalah perasaan bahagia
berlebih (euphoria), retardasi mental, dan terganggunya kordinasi nauromuskular. Tanda dan
gejala awal akan terlihat pada kedalaman 100 kaki (30 meter) dan akan semakin parah seiring
bertambahnya kedalaman.
Tanda dan gejala yang dimaksudkan antara lain:
 Tertawa berlebihan dan adanya sensasi pusing, kemudian pada kedalaman ini
seseorang akan cenderung dapat mengontrol dirinya.
 Adanya keterlambatan aktivitas mental dengan diikuti gangguan pendengaran serta
penciuman
 Adanya gangguan memori terutama short term memory ( memori jangka pendek )
 Kemampuan untuk melakukan gerakan halus juga terganggu, biasanya diakibatkan
karena pergerakan yang berlebihan sebelumnya.
 Mungkin ada beberapa gejala lain yg dirasakan seperti mati rasa dan kesemutan di
daerah bibir dan kaki
Pada kedalaman lebih dari 300 kaki (90 meter) antara lain :
 Tanda dan gejala yang lebih parah dengan kemungkinan penyelam tidak sadarkan
diri, intensitas pengelihatan dan pendengaran berkurang, stupor (tidak dapat merespon
percakapan), blackout (pingsan) dan disorientasi, manik atau depresi juga dapat
terjadi.
Tanda dan gejala ini mirip dengan yg terlihat pada keracunan alkohol dan tahap awal
hipoksia

UPAYA PENCEGAHAN NARKOSIS NITROGEN


 Penyelam sebaiknya membatasi kedalaman penyelaman hingga kurang dari 100 kaki
karena narkosis nitrogen menjadi lebih parah seiring bertambahnya kedalaman.
semakin dalam penyelaman semakin banyak pula nitrogen yang larut dalam jaringan
tubuh penyelam. Tinggi kadar nitrogen di dalam jaringan tubuh bergantung kepada
kedalaman dan lamanya penyelaman. Oleh karena itu semakin dalam dan lama suatu
penyelaman semakin tinggi pula kadar nitrogen yang larut ke dalam tubuh penyelam
(wijaya, 2019)
 Selain membatasi kedalaman, waktu penyelaman juga sebaiknya diperhitungkan oleh
penyelam untuk menghindari terjadinya narkosis nitrogen, adapun tiap penyelaman
memiliki batas waktu berbeda beda contohnya adalah scuba diving dimana pada
kedalaman 18 meter selama 60 menit dan maksimal pada kedalaman 39 meter selama
10 menit selain itu pada penyelaman Surfaced Supply Breathing Apparatus Diving
(SSBA) yang dilakukan untuk penelitian-penelitian pada kedalaman 60 meter selama
40 menit.
 Dianjurkan penggunaan campuran gas pernapasan lain yang mengandung helium
sebagai pengganti sebagian atau semua nitrogen di udara pada saat melakukan
penyelaman dalam yang lebih dari 30 meter. Baik nitrogen maupun oksigen memiliki
efek anestesi yang kuat pada tekanan yang tinggi, ketika tekanan gas pernapasan
meningkat efek anestesi menjadi lebih kuat sehingga menyebabkan penurunan
kemampuan kognitif yang melemahkan dan menyebabkan ketidaksadaran. Helium
memiliki kelarutan lipid yang rendah dengan demikian efek anestesi yang ditimbulkan
juga rendah. Untuk alasan tersebut helium ditambahkan untuk mengurangi fraksi
nitrogen namun helium cukup mahal.
 Profesional trainer yang dapat membantu penyelam untuk mengidentifikasi tanda
tanda dari narkosis nitrogen yang nantinya dapat digunakan sebagai sinyal untuk naik
kem permukaan.
 Sebelum menyelam, terlebih dahulu memastikan kondisi fisik terutama tubuh harus
dalam kondisi prima karena jika anda sedang dalam keadaan tidak fit seperti
mengalami pilek atau demam dapat menyulitkan saat melakukan penyelaman
 Menggunakan alat perlindungan diri (APD) untuk menyelam terutama menggunakan
pakaian khusus menyelam dimana pakaian khusus ini ada dua macam yakni wet
suites dan dry suites. Baju selam ini berfungsi untuk melindungi penyelam dari
dinginnya air sehingga dapat meminimalisir pelepasan panas dari tubuh, selain itu
juga berfungsi sebagai pelindung dari sengatan hewan berbisa serta dapat melindungi
kulit dari pergeseran dengan batu karang ataupun benda tajam lainnya (Lafère et al.,
2021). Wet suite terbuat dari bahan foam neoprene yang biasanya dipakai pada saat
menyelam di warm water atau air hangat sedangkan dry suite terbuat dari bahan yang
bersifat waterproof sehingga dapat melindungi tubuh saat menyelam pada air dingin.
 melakukan penyelaman maksimal 2 kali sehari karena berdasarkan penelitian yang
dilakukan Fatimah et al., (2019) bahwa menyelam dengan frekuensi lebih dari 2 kali
dapat meningkatkan resiko barotrauma 5 kali lipat pada nelayan yang menyelam lebih
dari 2 kali dibandingkan dengan nelayan yang menyelam kurang dari 2 kalis sehari.
 Saat hendak naik ke permukaan sebaiknya secara perlahan hal ini akan
memungkinkan gas yang terperangkap dalam aliran darah atau jaringan tubuh dapat
keluar secara bertahap dan perlahan dan menghidari terbentuknya emboli
 Tidak mengonsumsi obat obatan dan alkohol karena efek substansi tersebut dapat
tereksitasi saat menyelam

DAFTAR PUSTAKA
AmericanAddictionCenters (2020) Drinking Before Scuba Diving: Why You Shouldn’t.
Available at: https://alcohol.org/effects/drinking-before-scuba-diving/ (Accessed:
15 October 2022).
Bove, A.A. (2004) ALFRED A. BOVE Bove and Davis’ DIVING MEDICINE. 4 th.
Saunders, The Curtis Center, Independence Square West, Philadelphia.
Cherry, K. (2022) How Depressants Affect Your Body. Available at:
https://www.verywellmind.com/what-are-depressants-2795572 (Accessed: 16
October 2022).
Cipullo, I. (2014) Nitrogen narcosis. Available at: https://flipper.diff.org/app/items/info/6377
(Accessed: 15 October 2022).
Davis, A. (2019) Nitrogen Narcosis - Perceptions of Susceptibility. Available at:
http://scubatechphilippines.com/scuba_blog/nitrogen-narcosis-susceptibility-
factors/ (Accessed: 15 October 2022).
Fatimah, Andarini, S., & Melani A, A. (2019). Pengaruh Frekuensi Menyelam Meningkatkan
Risiko Kejadian Barotrauma pada Nelayan Penyelam Tradisional. Jurnal
Kedokteran Brawijaya, 30(4), 283–286.
Gotter, A. (2018) Nitrogen Narcosis: Definition, Symptoms, Causes, and Treatment.
Available at: https://www.healthline.com/health/nitrogen-narcosis (Accessed: 12
October 2022).
Hadi, N. (1991) ‘Tinjauan Tentang Penyelaman’, Oseana, XVI(4), pp. 1–12. Available at:
http://oseanografi.lipi.go.id/dokumen/oseana_xvi(4)1-12.pdf.
John E. Hall (2011) Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 12th edn, Elsevier.
12th edn. USA.
Kirkland, P.J. et al. (2022) ‘Nitrogen Narcosis In Diving’, StatPearls [Preprint]. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470304/ (Accessed: 17 October 2022).
Lafère, P., Guerrero, F., Germonpré, P., & Balestra, C. (2021). Comparison of insulation
provided by dry or wetsuits among recreational divers during cold water immersion
(< 5°C). International Maritime Health, 72(3), 217–222.
https://doi.org/10.5603/IMH.2021.0040
Marsanto, B., Robidi and Rukaesih, A.M. (2021) ‘Analisis Kebutuhan Asuransi Untuk
Peserta Olahraga Diving’, 8(1), pp. 24–30.
Myelin: MedlinePlus Medical Encyclopedia (no date). Available at:
https://medlineplus.gov/ency/article/002261.htm (Accessed: 17 October 2022).
O, E. (2020) Scuba Diving and Drinking Alcohol - Why Not? - DOWN TO SCUBA.
Available at: https://www.downtoscuba.com/scuba-diving-and-drinking-alcohol/
(Accessed: 15 October 2022).
Patrick J. Kirkland et al. (2022) ‘Nitrogen Narcosis In Diving’, In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing [Preprint]. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470304/.
R, V. (2018) What is Nitrogen Narcosis? – Diving Info. Available at: https://diving-
info.com/nitrogen-narcosis/ (Accessed: 15 October 2022).
Saraswati, D.A. (2018) Faktor Risiko Gejala Penyakit Dekompresi Pada Nelayan Pencari
Ikan Hias Laut Di Kabupaten Banyuwangi.
Simamora, A. (2017) ‘Lipid Struktur dan Fungsi’, Modul Blok 3 Biologi Sel 1, pp. 1–16.
Soncini R. (2020). Nitrogen Narcosis at shallow depths _ DAN Southern Africa.
Store – Unit Kegiatan Selam Air-387 Universitas Diponegoro (no date). Available at:
https://uksa387.ukm.undip.ac.id/category/store/ (Accessed: 11 October 2022).
Vrijdag, X.C.E. (2021) Monitoring gas narcosis in hyperbaric environments. University of
Auckland.
Wijaya, w. (2019). Mengenal Selam dan Dekompresi | Parangtritis Geomaritime Science
Park.

Anda mungkin juga menyukai