Anda di halaman 1dari 5

PAPER

KASUS PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI ARSITEK

Mata Kuliah : Etika Profesi Arsitektur

Dosen Pengampu : Andi Syahriyunita ST., MT.

Kelas : Arsitektur 3A

Nama Mahasiswa : Rifki Surya Fajar ( 105831101518 )

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019

1
PEMBAHASAN

KASUS PELANGGARAN KODE ETIK ARSITEK

1) Penyimpangan/Pelanggaran terhadap kepentingan Umum

a) Seorang arsitek tidak semaksimal mungkin untuk menampilkan kepakaran dan


kecakapannya secara maksimal dalam menangani pekerjaan .
b) Mendesain bangunan tanpa meneliti bahwa lokasi perencanaan merupakan
kawasan yang mempunyai nilai sejarah dan budaya tinggi yang harusnya
dilestarikan.
c) Bersikap masa bodoh atau membiarkan bahwa ada suatu kegiatan
renovasi/pembangunan pada suatu bangunan yang mempunyai nilai sejarah
dan budaya tinggi yang seharusnya dilestarikan-Menggunakan SDM yang tidak
sesuai dengan keahliannya dan tingkat kemampuan dan
pengalamannya bidang arsitektur dalam menangani perancangan bangunan.
d) Memberikan pelayanan teknis keahlian yang berbeda karena factor sara, golongan
dan gender.

2) Penyimpangan/Pelanggaran terhadap kepentingan masyarakat

a) Melanggar hukum dengan mengabai-kan undang-undang/ peraturan yang terkait


dengan proyek pembangunan.
b) Menjanjung dan mempromosikan dirinya untuk mendapatkan pekerjaan baik
secara lesan atau lewat media.
c) Menyebut suatu produk bahan dalam pekerjaan proyeknya dengan mendapat
imbalan.
d) Melakukan penipuan/ kebohongan terkait dengan tugas profesi arsitek.
e) Menyuap kepada pihak tertentu untuk mendapatkan pekerjaan.

2
3) Penyimpangan/Pelanggaran terhadap Pengguna Jasa

a) Melaksanakan pekerjaan bidang arsitektur tanpa memiliki Sertikat Keahlian


Arsitek.
b) Menerima pekerjaan bidang arsitektur diluar jangkauan kemampuannya.
c) Mengajukan imbalan jasa yang tidak sesuai standard /hubungan kerja /standar
IAI bidang arsitektur.
d) Tidak melasanakan tugas pekerjaan sesuai dengan kontrak yang berisi tentang
lingkuppenugasan, produk yang diminta, imbalan jasa yg disepakati, tugas dan
tanggung jawab yang diembannya, hak dan kewajiban yang harus dipenuhi.
e) Mengubah/mengganti lingkup/program/target penugasan tanpa seijin pemberi
tugas -Membuka rahasia dan menginformasikan pada pihak lain tanpa
persetjuan pemberi tugas.
f) Menawarkan atau mengarahkan suatu pemberian kepada calon penggunajasa atau
penggunaan jasa untuk memperoleh penunjukan.
g) Menyarankan kepada pengguna jasa untuk melakukan pelanggaran hukum atau
kode etik dan kaidah tata laku profesi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

4) Penyimpangan/Pelanggaran terhadap Profesi.

a) Menandatangani suatu pekerjaan sebagai arsitek yang bukan dari hasil desainnya.
b) Membuat pernyataan yang keliru/menyesatkan/palsu atas fakta materil, kualifikasi
keprofesian, pengalaman kerja atau penampilan karya kerjanya serta mampu
menyampaikan secara cermat, lingkup dan tanggung jawab yang terkait dengan
pekerjaan yang diakui sebagai karyanya.
c) Bermitra dengan orang yang tidak terdaftar dalam asosianya.

3
5) Penyimpangan/Pelanggaran terhadap teman sejawat

a) Tidak memberitahukan pada arsitek yang terdahulu apabila meneruskan/mengganti


pekerjaannya
b) Meniru/mengambil alih karya arsitek lain tanpa seijin arsitek yang bersangkutan.
c) Mengambil alih pekerjaan arsitek lain sebelum ada pemutusan hubungan kerja
dengan pihak pengguna jasa.
d) Mengubah usulan imbalan jasanya demi mendapatkan keuntungan kompetitif dari
arsitek lain.-Mengikuti sayembara yang tidak direkomendasikan IAI.

A. SANKSI

Seperti diketahui bahwa pelanggaran atau penyimpangan dari apa yang tetera
dalam Kode Etik dan Kaidah dan Tata Laku Profesi IAI tidak ada sangsi hukumnya,
yang ada adalah sangsi organisasi yaitu berupa teguran lesan, teguran tertulis,
penonaktifan sebagai anggota dan yang paling berat adalah dikeluarkan sebagai anggota
IAI. Sangsi yang diberikan oleh organisasi (IAI) ini akan berdampak pada profesi dan
pskologis bagi anggota yang kena sangsi, bahkan kemungkinan tidak
mendapatkan pekerjaan sebagai profesi arsitek.Namun apabila pelanggaran ini
menyangkut hokum terkait dengan pelanggaran undang-undang, peraturan
pemerintaha dan lain sebagainya maka penyelesaiannya lewat pengadilan.

4
PENUTUP

Kesimpulan

1) Profesi arsitek Adalah Keahlian dan kemampuan penerapan dibidang perencanaan


dan perancangan arsitektur dan pengelolaan proses pembangunan
lingkungan binaan yang menjadi nafkah serta ditekuni secara terus menerus
dan bersinambungan
2) Untuk mengatur tata laku dan tugas keprofesian arsitektur, arsitek anggota
Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) berlaku Kode Etik dan Kaidah Tata Laku Profesi
Arsitek.
3) Pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh para arsitek adalah pelanggaran
terhadap kepentingan umum, kepentingan masyarakat, kepentingan pengguna
jasa, kepentingan profesi dan kepentingan sejawat.
4) Sangsi bagi arsitek anggota IAI adalah sangsi organisasi berupa teguran
lesan, teguran tertulis, penonaktifan anggota /skores dan pemecatan sebagai
anggota IAI. Yang terkait dengan pelanggaran hukum diselesaikan lewat
pengadilan

Anda mungkin juga menyukai