PEDAGANG SEBLAK
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kuliah
Mata Kuliah : Kewirausahaan
Dosen Pengampu
M.Siddik Erdi Wicaksono, SIA.,M.M.
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Amelia Anggun Fransischa 4321600011
Eka Wahyu Dyah K. 4321600108
Resa Agesti 4321600091
Wulan Kusuma Ningtias 4321600108
Vida Nur Muthia 4321600020
Virgi Azalia Yulinda 4321600017
i
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persaingan dalam dunia kerja membuat banyak individu yang
berkeinginan untuk memiliki usaha sendiri dan membuka lapangan pekerjaan bagi
banyak orang. Saat sekarang ini, kewirausahaan menjadi usaha yang diminati oleh
banyak orang. Mereka dapat mengembangkan modal dengan cara mendirikan
suatu usaha yang dapat memberikan peluang bagi mereka yang tidak memiliki
pekerjaan. Untuk individu yang sudah bekerja pun banyak yang ingin
berwirausaha karena ingin menambah penghasilan mereka.
Sebagai contoh usaha mikro kecil dan menengah adalah usaha milik
Bapak Regar, ia mulai menekuni usahanya yang berupa berjualan seblak sejak
tahun 2018. Laporan ini mencoba untuk membahas tentang profil usaha, Sejarah
usaha, bidang usaha, dan cara pemasarannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana profil usaha dan sejarah usaha seblak Pak Regar?
2. Bagaimana kendala atau permasalahan yang dihadapi selama
menjalankan usaha seblak?
3. Bagaimana manajemen pemasaran pada usaha seblak?
C. Tujuan Observasi
1. Untuk mengetahui profil usaha dan Sejarah usaha seblak Pak
Regar
2. Untuk mengetahui kendala atau permasalahan yang dihadapi
selama menjalankan usaha seblak
3. Untuk mengetahui manajemen pemasaran pada usaha seblak
D. Manfaat Obervasi
Memberikan informasi tentang bagaimana cara mengembangkan
usaha sendiri atau usaha kewirausahaan yang karakteristiknya mikro kecil
supaya dapat berkembang
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Kewirausahaan
Kata "kewirausahaan" berasal kata dari entrepreneurship dalam bahasa
Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda.
Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan. Istilah ini makin populer
setelah digunakan oleh pakar ekonomi J.B Sa untuk menggambarkan para
pengusaha yang mampu memindahkan sumber daya ekonomis dari tingkat
produktivitas rendah ke tingkat yang lebih tinggi serta menghasilkan lebih banyak
lagi.
B. Pengertian UMKM
Di Indonesia, definisi UMKM diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No.20 Tahun 2008 tentang UMKM. Pasal 1 dari UU terebut, dinyatakan
bahwa Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro sebagaimana diatur
dalam UU tersebut.
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang buka merupakan anak
perusahan atau bukan anak cabang yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian,
baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha menengah atau usaha besar
yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut.
1. Usaha mikro adalah unit usaha yang memiliki aset paling banyak
Rp.50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
dengan hasil penjualan tahunan paling besar Rp.300 juta.
2. Usaha kecil dengan nilai aset lebih dari Rp.50 juta sampai dengan
paling banyak Rp.500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300
juta hingga maksimum Rp.2.500.000, dan.
3. Usaha menengah adalah perusahaan dengan milai kekayaan bersih
lebih dari Rp.500 juta hingga paling banyak Rp.100 milyar hasil
penjualan tahunan diatas Rp.2,5 milyar sampai paling tinggi Rp.50
milyar.
Secara umum, tujuan atau sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang tangguh dan mandiri yang
memiliki daya saing tinggi dan berperan utama dalam produksi dan distribusi
kebutuhan pokok, bahan baku, serta dalam permodalan untuk menghadapi
persaingan bebas.
UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi. Pada
prinsipnya, pembedaan antara Usaha Mikro (UMI), Usaha Kecil (UK), Usaha
Menengah (UM), dan Usaha Besar (UB) umumnya didasarkan pada nilai aset
awal (tidak termasuk tanah dan bangunan), omset rata-rata per tahun, atau jumlah
pekerja tetap. Namun definisi UMKM berdasarkan tiga alat ukur ini berbeda
menurut negara. Karena itu, memang sulit membandingkan pentingnya atau peran
UMKM antar negara.
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang
mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan usaha yang
berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian
Usaha Kecil adalah: "Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang
usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi
untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.
C. Klasifikasi UMKM
Dalam perspektif perkembangannya, Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar.Selain
itu kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan Krisis
ekonomi. Maka sudah menjadi keharusan penguatan kelompok Usaha Mikro
Kecil dan Menengah yang melibatkan banyak kelompok. Berikut ini adalah
klasifikasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM):
D. Kriteria UMKM
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 UMKM memiliki
kriteria
sebagai berikut:
E. Peranan UMKM
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memainkan peran penting
dalam perekonomian suatu negara dan masyarakat secara keseluruhan. Berikut
adalah beberapa peranan utama yang dimainkan oleh UMKM:
1. Observasi
Dalam observasi dan wawancara ini dapat digunakan penulis untuk
mengetahui bagaimana cara untuk melakukan usaha atau
berwirausaha. Selain itu juga dapat mengetahui strategi mengelola
dalam usaha Seblak Bandung
2. Catatan Lapangan
Dalam observasi ini catatan lapangan yaitu berupa hasil wawancara
antara penulis dengan pemilik usaha Seblak Bandung seputar
berdirinya usaha dan manajemen usahanya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dalam observasi dan wawancara ini adalah berupa
pengambilan sampel foto dalam proses produksi Seblak Bandung
BAB IV
LAPORAN HASIL OBSERVASI
A. Profil Usaha
Nama UMKM : Seblak Bandung
Kelompok Bidang Usaha : Makanan
Pemilik : Bapak Regar Saputra
Alamat : Jln. Halmahera No.59, Mintaragen,
Kec. Tegal Timur (Depan SMK PGRI
Tegal)
Tanggal Pendirian : Tahun 2018
Klasifikasi Usaha : Kecil
Jumlah Tenaga Kerja : 1 orang
Jenis Produk Seblak
Telepon/HP
Pemasaran Tegal Timur dan sekitarnya
(mahasiswa – mahasiswi UPS dan
Siswa – Siswi SMK PGRI TEGAL)
B. Sejarah Usaha
Usaha ini tergolong usaha mikro kecil, cara pengelolaanya masih
sendiri dan belum ada sumber daya dari luar. Sehingga proses produksinya
belum bisa optimal ketikan mendapatkan pesanan banyak.
Bapak Regar memulai usaha seblak mulai dari tahun 2018 sampai
sekarang. Usaha ini merupakan kreasi resep bumbu makanan pedas dari
cabai dan makanan ini berasal dari Bandung. Awal mula Bapak Regar
memulai usaha karena diajak temannya yang sudah lebih dulu berjualan
seblak. Tak mau kehilangan kesempatan, Bapak Regar mengambil tawaran
dari temennya untuk berjualan seblak
Pada saat wawancara, dia mengatakan bahwa awal mula dia mau
berjualan seblak karena tuntutan ekonomi. Susahnya mencari pekerjaan di
Bandung sehingga tidak ada pilihan lain selain mengambil tawaran
temennya untuk berjualan seblak.
Selain itu juga, target pasar dari usaha Bapak Regar yaitu remaja.
cocok sekali dengan lokasi tempat usahanya saat ini. Dekat dengan
universitas pancasakti Tegal dan SMK PGRI Tegal, yang kebanyakan
remaja dan penggemar makanan pedas seperti seblak
F. Sistem Pemasaran
Sistem pemasaran yang dilakukan dengan menunggu konsumen
datang ke lokasi, tetapi hanya bisa dibungkus tidak bisa untuk makan
ditempat. serta menggunakan strategi pemasaran Word Of Mouth (dari
mulut ke mulut). Word of Mount adalah istilah yang umum dan sering
dipergunakan oleh pelaku bisnis/pengusaha yaitu berbagi pengalaman dari
konsumen ke konsumen yang lain.
A. Lampiran Dokumentasi
B. Bukti Observasi
Link video observasi https://drive.google.com/file/d/1s45_8KaI5cAraeuK03-
4qxmUl3V0_B0G/view?usp=drive_link
B. Saran
1. perlu inovasi baru terhadap isian dan rasa seblak, agar tidak kalah
dengan pesaing dan lebih banyak menarik pelanggan baru.
2. Perlunya promosi secara digital supaya lebih mudah untuk
mengenalkan produknya kepada Masyarakat
3. inovasi untuk kemasan seblak supaya para pelanggan tertarik untuk
membeli