Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


DI INSTALASI FARMASI DINAS KESEHATAN KOTA PANGKALPINANG
TANGGAL 26 JUNI SAMPAI 19 SEPTEMBER 2023

Laporan ini diajukan


Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Mengikuti Asesmen Sumatif (AS)

Disusun oleh.

TANIA
NIS.

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG


DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 5 PANGKAL PINANG
JL. Satam RT.09/RW.03 Kel.Semabung Baru Kec. Grimaya
Telp.(0717)4256624 fax.(0717)4256836
e-mail: smkn5@dinpendikpkp.go.id
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI INSTALASI FARMASI DINAS KESEHATAN KOTA PANGKALPINANG

TANGGAL 26 JUNI SAMPAI 2023

NAM : 1. TANIA NIS.


A

2. YESSHA FITRI RAMADHANI NIS.

3. MALIKA TRANI PUSPITA NIS.


SOPPY

Telah Diuji Dan Disetujui Oleh Dewan Penguji Dan Dapat Diterima Sebagai Syarat
Untuk Asismen Sumatif (AS)di SMK Negeri 5 Pangkalpinang.

Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 5 pangkapinang

Siti Marfu’ah, S.Pd. T , M.Pd


NIP.197909262005012010

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI INSTALASI FARMASI DINAS KESEHATAN KOTA

PANGKALPINANG

TANGGAL 26 JUNI SAMPAI 2023

NAMA : TANIA
NIS :

Telah diuji dan disetujui oleh dewan penguji dan dapat diteima sebagai syarat untuk
mengikuti Asismen Sumatif (AS) Di SMK Negeri 5 Pangkalpinang

Pembimbing IFK Pembimbing IFK

Apt. Indah Yuliana WP,S.SI Apt. Asdan Nurlimahayati, S. Si

Pembimbing Sekolah Penguji

Okiana S.T

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah swt. Karena atas
petunjuk,rahmat,dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapanga ini adalah salah satu syarat
mengikuti Asismen Sumatif (AS) dan laporan ini sebagai bukti bahwa penulis telah
melaksanakan dan menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan di Instalasi Farmasi Dinas
Kesehatan Kota Pangkalpinang.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu secara
moral maupun materi selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan terutama kepada:

1. Ibu Siti Marfuah S.Pd.T.,M.Pd selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 5


2. Bapak Dwi Robani S,Pd, selaku Wakasek akademis
3. Ibu Andam Sari Dewi,S. Kom, selaku Wakasek HUMAS
4. Ibu Okiana S.T selaku pembimbing sekolah
5. Ibu Apt Indah Yuliana WP,S.Si selaku pembimbing lapangan
6. Ibu Apt Asdan Nurlimahayati, S.Si selaku pembimbing lapangan
7. Guru – guru SMK N 5 Pangkalpinang
8. Karyawan/pegawai Instalasi Farmasi Kota Pangkalpinang
9. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam proses penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan adapun


kelebihan dan kekurangan dari laporan ini. Kritik dan saran yang membagun sangat
penulis harapkan untuk perbaikan.
Penulis berharap laporan Praktik Kerja Lapangan ini member manfaat kepada
pembaca dan pengalaman kepada penulis.

Pangkalpinang,26 JUNI 2023

TANIA

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN KELOMPOK..............................................
LEMBAR PENGESAHAN PRIBADI.....................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..........................................................................................
1.2. Tujuan dan Manfaat..................................................................................
1.2.1. Tujuan PKL..........................................................................................
1.2.2. Tujuan dan pembuatan laporan............................................................
1.2.3. Manfaat Pelaksanaan PKL...................................................................
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1. Visi dan Misi..................................................................................................
2.1.1. Visi........................................................................................................
2.1.2. Misi.......................................................................................................
2.2. Definisi Instalasi Farmasi...............................................................................
2.2.1. Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Farmasi..........................................
2.3. Sistem Pelayanan Kefarmasian di Instalasi Farmasi......................................
2.3.1. Pengelolaan Perbekalan Farmasi..........................................................
2.3.1.1. Perencanaan.......................................................................................
2.3.1.2. Pengadaan..........................................................................................
2.3.1.3. Penerimaan.........................................................................................
2.3.1.4. Penyimpanan......................................................................................
2.3.1.5. Distribusi Obat...................................................................................
2.3.1.6. Pencatatan dan Pelaporan..................................................................
2.3.1.7. Pemusnahan Obat...............................................................................
BAB III URAIAN KEGIATAN
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL...........................................................
3.2. Tabel Kegiatan Pelaksanaan PKL.................................................................
3.2.1. Tabel Jurnal Kegiatan Siswa...............................................................
3.3. Uraian Kegiatan PKL....................................................................................
BAB IV TEMUAN
4.1.Permasalahan..................................................................................................
4.2. Usulan Pemecahan Masalah..........................................................................
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan.........................................................................................................
5.2. Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN

iv
1. Jurnal Kegiatan Siswa
2. Daftar Hadir
3. Foto Kegiatan

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Instalasi Farmasi Kota Pangkal pinang sebagai salah satu organisasi

publik/ Unit Pelaksana Teknis dari Dinas Kesehatan harus memberikan laporan

tertulis kepada Dinas Kesehatan tentang pendistribusian persediaan obat yang

dikelolanya. Pencatatan dan pelaporan menjadi sangat fundamental dalam

permasalahan ini. Stok opname persediaan obat merupakan salah satu kegiatan

pemeliharaan yang sangat penting untuk dilakukan oleh petugas di Instalasi

Farmasi Kota Pangkal pinang. Dengan Stok Opname, dapat dipantau dan

dihitung aset yang dimiliki. Karena hasil akhir kegiatan stok opname persediaan

obat secara menyeluruh adalah laporan riil persediaan obat yang ada. Laporan

yang dihasilkan antara lain jumlah stok awal, penerimaan, pengeluaran

(distribusi), dan sisa riil di gudang.

Instalasi Farmasi dan Alkes Dinas Kesehatan Pangkalpinang,

merupakan salah satu instalasi farmasi milik pemerintah kota Pangkalpinang.

Keberadaan instalasi farmasi dan alkes Kota Pangkalpinang sangatlah bearti

karena instalasi ini memudahkan puskesmas se-Pangkalpinang untuk

memperoleh perebekalan farmasi dan alat kesehatan untuk pelayanan Kesehatan

Sebagai seorang yang menekuni bidang kesehatan khususnya farmasi hendaklah

mengetahui gambaran umum, struktur organisasi tugas pokok dan fungsi instalasi

1
farmasi dan alkes kota Pangkalpinang, agar kelak saat kita bekerja di instansi

serupa tidak mengalami kesulitan – kesulitan dalam melakukan aktivitas.

Berdasarkan uraian diatas, sekolah Kesehatan SMK N 5 Pangkalpinang

mengadakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang ditujukan untuk siswa Kelas

XII Farmasi sehingga dapat mengembangkan ilmu, pola pikir dan dapat

menambah wawasan tentang ilmu perapotekan secara luas, serta mampu

membekali mahasiswa mengenai tugas menjadi seorang Tenaga Teknis

Kefarmasian sesuai dengan peraturan yang berlaku.


1.2.Tujuan dan Manfaat

1.2.1.Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

1. Dapat mengaplikasikan teori-teori yang telah dapat disekolah

2. Meningkatkan kualitas siswa/sisiwi SMK dalam bidangnya masing-

masing

3. Mengembangkan keahlian dasar yang di nilai siwa/siswi.

1.2.2. Tujuan Pembuatan Laporan

Laporan ini dibuat dengan tujuan:

1. Sebagai salah satu syarat untuk menempuh Ujian Kelulusan

2. Sebagai bukti bahwa siswa/siswi yang bersangkutan telah melaksanakan

Praktik Kerja Lapangan.

3. Sebagai salah satu bentuk latihan dalam menghadapi Uji Kompetensi

pada akhir proses pembelajaran.

1.2.3 Manfaat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

1.Mampu menjalani kerja sama dan komunikasi dengan petugas kesehatan

lainnya.

2. Meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan kepada peserta didik

dengan cara praktek kerja langsung di lapangan kerja.

3. Menambah pengalaman dan wawasan


BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Visi dan Misi

2.1.1. Visi

Menjadikan Instalasi Farmasi Daerah Dinas Kesehatan Kota

Pnangkalpinang sebagai pengelola obat dan perbekalan kesehatan

lainnya pada Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang secara profesional

meliputi teknis kefarmasiaan dan seluruh aspek management farmasi

berdasarkan prinsip-prinsip Pharmaceutical Care dan peraturan

perundamgan yang berlaku.

2.1.2. Misi

1. Pembangunan sistem pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan

yang terpadu dan terkoneksi secara digital pada seluruh sarana

pelayanan kesehatan masyarkat di lingkup pemerintah kota

pangkalpinang, serta berusaha melakukan sinkronisasi pada seluruh

aspek manajemen yang berhubungan secara langsung dengan

penyediaan dan pengelolaan perbekalan kesehatan yang baik yang

berasal dari pemerintah daerah, provinsi, pihak swasta, ataupun

donatur lainnya yang ditujukan untuk melayani pelayanan kesehatan

kepada seluruh masyarakat kota pangkalpinang dengan menyediakan

perbekalan kesehatan yang bermutu dalam jumlah yang cukup pada

waktu yang tepat.

4
2. Meningkatkan pelayanan kefarmasian pada seluruh aspek yang

berkaitan terutama kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang

kefarmasian.

2.2. Definisi Instalasi Farmasi

Instalasi Farmasi dan Alat Kesehatan (INFALKES) merupakan unit

pelaksanaan teknis dinas kesehatan yang bertanggung jawab kepada

kepala daerah melalui dinas kesehatan, mempunyai tugas menerima,

menyimpan, memelihara,dan mengamankan serta mendistribusikan

obat, alat kesehatan, perbekalan dan perlengkapan kesehatan dan

pelaksanaan urusan ketatausahaan.

2.2.1. Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Farmasi

Tugas pokok

Instalasi Farmasi dan Alat Kesehatan Kota Pangkalpinang

mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan, penerimaan,

penyimpanan, dan pendistribusian perbekalan farmasi dan peralatan

kesehatan yang di perlu dalam rangka pelayanan kesehatan,

pencegahan dan pemberantasan sesuai dengan petunjuk Kepala Dinas

Kesehatan.

FUNGSI

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Instalasi Farmasi dan

Alat Kesehatan

mempunyai Fungsi:
a) Melakukan perencanaan pengadaan obat, alat kesehatan dan

perbekalan farmasi lainnya bersama tim perencana terpadu.

b) Melakukan penerimaan, peyimpananan, pemeliharaan dan

pendistribusian obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi

lainnya.

c) Melakukan pengamatan terhadap mutu dan khasiat obat secara

umum yang ada dalam persediaan.

d) Melakukan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian

dilingkungan INFALKES.

e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Kesehatan

Kota Pangkalpinang.

2.3. Sistem pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi

2.3.1. Pengelolaan Perbekalan Farmasi

2.3.1.1. Perencanaan

Perencanaan kebutuhan obat publik dan perbekalan kesehtan

adalah salah satu fungsi yang ,menentukan dalam proses pengadaan

obat publik dan perbekalan kesehtan. Tujuan perencanaan kebutuhan

obat publik dan perbekalan kesehatan adalah untuk menetapkan jenis

dan jumlah obat sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan

pelayanan kesehatan dasar temasuk program kesehatan yang telah di

tetapkan (Depkes,2007).
Proses perencanaan kebutuhan obat publik dan perbekalan

kesehatan diawali dari data yang disampaikan Puskesmas (LPLPO)

ke Instalasi Farmasi Kota yang selanjutnya dikompilasi menajdi

rencana kebutuhan obat publik dan perbekalan kesehatandi

Kbupaten/Kota yang dilengkapi dengan teknik-teknik

perhitungannya. Selanjutnya dalam perencanaan kebutuhan buffer

stock pusat maupun provinsi dengan menyesuaikan terhadap

kebutuhan obat publik dan perbekalan kesehatan di Kota dan tetap

mengacu Kepada DOEN (Depkes,2007).

Berbagi kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan kebutuhan

obat adalah sebagai berikut:

1.) Tahap Pemilihan Obat

Fungsi seleksi/pemilihan obat adalah untuk menentukan apakah

obat benar-benar diperlukan sesuai dengan jumlah penduduk dan pola

penyakit di daerah, untuk mendapatkan pengadaan obat yang baik,

sebaiknya diawali dengan dasar-dasar seleksi kebutuhan obat yaitu

meliputi (Depkes, 2007).

Obat dipilih berdasarkan seleksi ilmiah, medik dan statistik yang

memberikan efek terapi jauh lebih baik dibandingkan resiko efek

samping yang akan ditimbulkan.

Jenis obat yang dipilih seminimal mungkin dengan cara menghindari

duplikasi dan kesamaan jenis.Jika ada obat baru ada harus bukti yang

spesifik untuk terapi lebih baik.


2.) Tahap kompilasi pemakaian obat

Kompilasi pemakaian obat berfungsi untuk mengetahui

pemakaian bulanan masing-masing jenis obat di unit pelayanan

kesehatan/puskesmas selama setahun dan sebagai data

pembanding bagi stok optimun. Informasi yang didapati

pemakaian obat adalah (Depkes, 2007):

Jumlah pemakaian tiap jenis obat pada masing-masing unit

pelayanan kesehatan/puskesmas.

Pemakaian rata-rata untuk setiap jenis obat untuk tingkat

Kabupaten/Kota.

3.) Tahap perhitungan kebutuhan obat

Menentukan kebutuhan obat merupakan tantangan yang berat

yang harus dihadapi oleh tenaga farmasi yang bekerja di Instalasi

Farmasi Kota maupun unit Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD).

Masalah kekosongan obat atau kelebihan obat dapat terjadi

apabila informasi semata-mata hanya berdasarkan informasi yang

teoritis kebutuhan pengobatan, adapun pendekatan perencanaan

kebutuhan dapat dilakukan melalui beberapa metode sebagai

berikut (Depkes, 2007):

4.) Metode Konsumsi

Didasarkan atas analisa dan konsumsi obat tahun sebelumnya,

dimana untuk menghitung jumlah obat yang dibutuhkan berdasarkan


metode konsumsi perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

(Depkes,2007)

1. Pengumpulan data pengelolaan data

2. Analisa data untuk informasi dan evaluasi

3. Perhitungan perkiraan kebutuhan obat

4. Metode Morbiditas

Metode morbiditas adalah metode perhitungan obat

berdasarkan pola penyakit, perkiraan kenaikan kunjungan dan

waktu tunggu.

2.3.1.2. Pengadaan

Tujuan pengadaan adalah memperoleh obat yang dibutuhkan

dengan harga layak, mutu baik, pengiriman obat terjamin tepat

waktu, proses berjalan lancar tidak memerlukan waktu dan tenaga

yang berlebihan. Pengadaan dilakukan untuk menetralisasikan

kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui. Pengadaan obat

dan alat kesehatan di Instalasi Farmasi dinas kesehatan kota

pangkalpinang dilakukan lewat tender atau lelang melaui sistem

online yang berbasis E-Catalog. Untuk pengadaan obat dan

perbekalan kesehatan yang sudah tersedia di E-Catalog dapat

dilakukan dengan pengadaan secara prosedur E-Purchasing.

2.3.1.3. Penerimaan

Distributor mengirimkan barang dan faktur ke Instalasi Farmasi

yang telah sesuai Dengan SP(Surat Pesanan) yang telah dikirim oleh
IFK. Setelah melakukan pengadaan dan perencanaan pihak IFK

melakukan pengecekan untuk menyesuaikan fisik barang dan faktur.

Biasanya pengecekan barang yang datang meliputi; nama PBF,

Nama Instalasi Farmasi dan alamat Instalasi Farmasi; jenis dan

jumlah sediaan farmasi yang Dipesan, dan tanggal kadaluwarsanya

barang. Kemudian setelah dilakukan pengecekkan dan barang sesuai

dengan yang dipesan, faktur ditandatangani pihak dan diberi stempel

Dinas Kesehatan Kota . Faktur asli diberikan kepada PBF dan

salinannya disimpan sebagai arsip IFK.

2.3.1.4. Penyimpanan

Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan

memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima

pada tempat yang dinilai aman darin pencurian serta gangguan fisik

yang dapat merusak mutu obat. Tujuan penyimpanan obat-obatan

adalah untuk:

1. Memelihara mutu obat

2. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab

3. Memudahkan pencarian dan pengawasan

4. Menjaga kelangsungan persediaan

1) kondisi penyimpanan khusus


a.) Vaksin memerlukan “Cold Chain” khusus dan harus

dilindungi dari kemungkinan putusnya aliran listrik

(diperlukan tenaga khusus untuk memantau suhu).

b.) NAPZA (Narkotika ,Psikotropika, Zat adiktif lainnya)

Harus disimpan dilemari khusus yang mempunyai 2

Lemari dan dalam 1 Lemari Memiliki 2 pintu dan 2

kunci).contoh obat napza:

c.) Bahan-bahan mudah terbakar seperti alkohol dan eter

harus disimpan dalam ruangan khusus, sebaiknya

disimpan di bangunan khusus terpisah dari gudang

induk.

d.) Program

e.) Dak obat

f.) BMHP(bahan medis habis pakai)

2) Penyimpanan stok obat

Obat disusun menurut bentuk sediaan dan alfabetis.

Untuk memudahkan pengendalian stok maka dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut (Depkes,2007):

1. Metode FEFO (First Expired First Out) dan FIFo (

First In Out ) dalam penyusunan obat yaitu obat yanag

mana kadaluwarsanya lebih awal atau yang diterima

lebih awal harus digunakan lebih awal sebab umumnya

obat yang datang lebih awal biasanya juga diproduksi


lebih awal dan umumnya relative lebih tua dan masa

kadaluwarsanya mungkin lebih awal.

2. Susun obat dalam kemasan besar di atas pallet secara

rapi dan teratur.

3. Gunakan lemari khusus untuk menyimpan NAPZA.

4. Simpan obat dalam rak dan diberikan nomor kode,

pisahkan obat dalam dengan obat-obatan untuk

pemakaian luar.

5. Simpan obat yang dapat dipengaruhi oleh temperatur,

udara, cahaya, dan kontaminasi bakteri pada tempat

yang sesuai.

3) Pencatatan Kartu Stok

Menurut Depkes (2007), fungsi pencatatan kartu stok

sebagai berikut:

a.) Kartu stok digunakan untuk mencatat mutasi obat

(penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak atau

kadaluwarsa).

b.) Tiap lembar kartu stok hanya diperuntukkan

mencatat data 1 jenis obat yang berasal dari 1

sumber anggaran.
2.3.1.5. Distribusi Obat

Distribusi adalah suatu rangkaian kegiatan dalam rangka

pengeluaran dan pengiriman obat-obatan yang bermutu, terjamin

keabsahan serta tepat jenis dan jumlah dari Instalasi Farmasi secara

merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan unit-unit pelayanan

kesehatan (Depkes,2007).

a) Tujuan Distribusi

Terlaksananya distribusi obat publik dan perbekalan

kesehatan secara merata dan teratur sehingga dapat

diperoleh pada saat dibutuhkan serta terjaminnya

ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan di unit

pelayanan kesehatan.

b) Kegiatan Distribusi

1. Kegiatan distribusi rutin yang mencakup distribusi

untuk kebutuhan pelayanan umum di unit pelayanan

kesehatan,

2. Kegiatan distribusi khusus yang mencakup distribusi

obat publik dan perbekalan kesehatan diluar jadwal

distribusi rutin.

c) Tata Cara Pendistribusian Obat

1. Instalasi Farmasi Kota melaksanakan distribusi obat ke

puskesmas di wilayah kerjanya sesuai dengan

kebutuhan masing-masing unit pelayanan kesehatan.


2. Puskesmas induk mendistribusikan kebutuhan obat-

obatan untuk puskesmas pembantu, puskesmas keliling

dan unit pelayanan kesehatan lainnya yang ada di

wilayah binaanya

3. Distribusi obat-obatan dapat pula dilaksanakan

langsung dari Instalasi Farmasi ke puskesmas

pembantu sesuai dengan situasi dan kondisi wilayah

atas persetujuan kepala dinas kesehatan.

4. Tata cara distribusi obat ke Puskesmas dapat dilakukan

dengan cara dikirim oleh Instalasi Farmasi Kota atau

diambil oleh Puskesmas.

5. Obat-obatan yang akan dikirim ke puskesmas harus

disertai dengan Laporan Pemakain Lembar Permintaan

(LPLPO) Obat atau Surat Bukti Barang Keluar

(SBBK). Sebelum dilakukan pengepakan atas obat-

obatan yang akan di kirim, maka perlu dilakukan

pemeriksaan terhadap: jenis dan jumlah obat,

kualitas/kondisi, isi kemasan dan kekuatan sediaan,

kelengkapan dan kebenaran dokumen pengiriman obat,

nomor batch, dan tanggal kadaluwarsa.

6. Tiap pengeluaran obat di Instalasi Farmasi Kota harus

segera dicatat pada kartu stok obat dan kartu stok induk

obat serta buku harian pengeluaran obat.


4) Pencatatan pendistribusian obat

1. Pencatatan harian penerimaan obat

Obat yang telah diterima harus segera dicatat pada

buku harian penerimaan obat fungsi dari pencatatan

harian penerimaan obat yaitu sebagai lembar kerja bagi

pencatatan penerimaan obat, sebagai sumber data dalam

melakukan kegiatan distribusi ke unit pelayanan, dan

sebagai sumber data untuk menghitung presentase

realisasi kontrak pengadaan obat (Depkes,2007).

2. Pencatatan harian pengeluaran obat

Obat-obatan yang telah dikeluarkan harus

segera dicatat dan dibukukan pada buku harian

pengeluaran obat mengenai data obat dan dokumen

obat tersebut. Fungsi pencatatan harian pengeluaran

obat yaitu sebagai domkumen yang memuat semua

catatan pengeluaran, baik mengenai data obatntya

maupun dokumen yang menyertai pengeluaran obat

tersebut (Depkes,2007).Kegiatan yang harus dilakukan

yaitu:

1. Petugas penyimpanan dan pendistribusian

mengelola dan mencatat/penerimaan dan

pengeluaran obat di buku harian

pengeluaran obat (Formulir IV). Buku


harian pengeluaran memuat semua catatan

pengeluaran obat, baik mengenai data obat-

obat maupun catatan dokumen obat

tersebut.

2. Buku harian penerimaan/pengeluaran obat

ditutup tiap hari dan dibubuhi paraf/tanda

tangan kepala unit pengelola obat publik

dan perbekalan kesehatan.

3. Kolom buku harian penerimaan/pengeluaran

barang diisi sebagai berikut: nomor urut

sesuai dengan pengeluaran obat, tanggal

pengeluaran barang, nomor tanda bukti

pengeluaran. Baik yang berupa surat

kiriman dan tanggal dokumen tersebut,

nama obat, jumlah obat, jumlah harga dan

keterangan.

4. Laporan pemakaian dan lembar permintaan obat

(LPLPO)

Laporan pemakaian dan lembar

permintaan obat(LPLPO) disampaikan oleh

puskemas ke Instalasi Farmasi. Petugas

pencatatan dan evaluasi melakukan evaluasi

dan pengecekkan sesuai dengan rencana


distribusi dari Instalasi Farmasi lalu

dikirimkan ke dinas kesehatan Kota untuk

mendapatkan persetujuan dari kepala dinas

kesehatan Kota.

Formulir yang digunakan sebagai

dokumen bukti mutasi obat adalah formulir

LPLPO atau disebut juga formulir Laporan

Pemakaian dan lembar permintaan obat.

Formulir dipakai untuk permintaan dan

pengeluaran obat. Laporan pemakain dan

lembar permintaan obat dibuat rangkap 3:

asli untuk Instalasi Farmasi di

Kabupaten/Kota, tindasan 1 untuk arsip

Instansi Penerima (RS/Puskesmas), dan

tindasan 2 dikirim untuk dinas kesehatan

kabupaten/kota.

1. Kegunaan Laporan Pemakaian dan

Lembar Permintaan Obat(LPLPO).

a. Bukti pengeluaran obat di Instalasi

Farmasi Kota.

b. Sebagai bukti penerimaan obat di

puskesmas.
c. Sebagai Surat penerimaan/pesanan

obat dari Puskesmas kepada dinas

kesehatan Kabupaten/Kota.

2.3.1.6. Pencatatan dan Pelaporan

1. Pengertian

Pencatatan dan pelaporan data obat di Instalasi Farmasi

kabupaten/kota merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka

pengelolaan obat secara tertib baik obat yang diterima,

disimpan, didistribusikan (Depkes,2007)

2. Tujuan

Tersedianya data mengenai jenis dan jumlah

penerimaan, persediaan, pengeluaran/penggunaan dan data

mengenai waktu dari seluruh rangkaian kegiatan mutasi obat.

Berikut ini akan diuraikan secara ringkas kegiatan pencatatan

dan pelaporan obat yang perlu dilakukan oleh Instalasi Farmasi

(Depkes, 2007).

3. Kegiatan

Kegiatan pencatatan dan pelaporan meliputi:

pencatatan dan pengelolaan data untuk mendukung

perencanaan pengadaan obat (Depkes,2007)


2.3.1.7. Pemusnahan Obat

a). Pemusnahan obat

Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan

sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan pemusnahan obat

kadaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika atau

psikotropika dilakukan Apoteker dan disaksikan Dinas

Kesehatan Kabupaten kota. Pemusnahan obat selain

narkotika dan pasikotropika dilakukan oleh apoteker dan di

saksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat

izin kerja. Pemusnahan dengan Berita acara Pemusnahan.

Tata cara pemusnahan obat adalah sebagai b erikut:

a. Dihancurkan : Obat sirup, injeksi vial, ampul flacon

alkes

b. Dilarutkan : Tablet, kapsul dan pulveres

c. Ditanam : Salep yang dikeluarkan dari wadahnya

(tube).

UPT. Gudang Farmasi Kota melakukan pemusnahan obat

di Rumah Sakit Umum Depati Hamzah. Karna di Instalasi

Farmasi Kota Pangkalpinang belum mempunyai alat untuk

memusnahkan obat-obatan.
BAB III

URAIAN KEGIATAN

3. 1 Waktu dan Pelaksanaan

1. Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi saya sebagai

peserta,dilaksanakan pada tanggal 26 JUNI – SEPTEMBER 2023

2. Jadwal pelaksanaan PKL di instalasi Farmasi Kota pangkalpinang

dimulai dari hari senin sampai dengan jumat. Peserta PKL terdiri

dari 3 orang dan dimana pada pelaksanaan PKL di instalasi farmasi

kota pangkalpinang ini tidak menggunakan shift dan dimulai dari

pukul 08.00 sampai dengan 16.00 WIB (pada hari senin – kamis )

dan pukul 08.00 sampai dengan 16.30 WIB (pada hari jumat)

3. Tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di instalasi

farmasi kota Pangkalpinang

3.2. Tabel kegiatan pelaksanaan PKL

3.2.1 Jurnal kegiatan siswa

NO. Minggu ke - Kegiatan Yang Dilakukan


1. Minggu ke-1  Memperkenalkan diri
 Menghafal tata letak obat
 Mengisi kartu stok obat masuk/keluar
 Mengecek barang jumlah ED,dan Fisik
 Memeriksa suhu ruangan dan suhu
kulcin pagi/sore
 Mempersiapkan obat pesanan dari pkm
 Melakukan SO Vaksin Imunisasi
 Menyusun obat di rak penyimpanan
2. Minggu ke-2  Memeriksa dan mencatat suhu ruangan
dan suhu kulcin pagi/sore
 Menyusun barang dating
 Melakukan kegiatan SO ( stok opnem)

20
 Menulis kartu stok
 Mempersiapkan pesanan obar pkm
 Mengantarkan pesanan obat ke pkm air
itam
3. Minggu ke-3  Pengarsipan Kartu Stok
 Mempersiapkan pesanan obat pkm
 Memeriksan dan mencatat suhu
ruangan dan kulcin pagi/sore
 Menulis kartu stok
 Mengantarkan barang pesanan obat ke
pkm grimaya
 Mengecek barang pesanan obat pkm
 Mempersiapkan vaksin
 Mengambil vaksin ke dinkes provinsi
 Mengnatar barang pesanan obat ke pkm
kacang pedang
 Mengecek barang datang
4. Minggu ke-4  Memeriksa dan mencatat suhu ruangan
dan suhu kulcin pagi/sore
 Mempersiapkan pesanan obat pkm
 Menulis kartu stok
 Mempersiapkan Vaksin
 Mengecek barang datang
 Mempersiapkan BMHP

5. Minggu ke-5  Memeriksa dan mencatat suhu ruangan
dan suhu kulcin pagi/sore
 Mempersiapkan pesanan obat pkm
 Menulis kartu stok
6. Minggu ke-6  Memeriksa dan mencatat suhu ruangan
dan suhu cold chin pagi/sore
 Mempersiapkan pesanan obat pkm
 Menulis kartu stok
 Melakukan kegiatan SO vaksin
 Membuat berita acara
 Pengarsipan SBBK
 Mengecek barang masuk
 Menyusun obat ke tempat obat
 Mempersiapkan Vaksin
 Mengantar obat ke PKM Pangkal
Balam
 Mempersiapkan Dak obat
7. Minggu ke-7  Mengecek suhu cold chin pagi/sore
 Mengambil Vakisn ke Dinkes provinsi
 Mempersiapkan obat Menulis kartu
stock
 Mengecek obat
 Mengarsip sp
 Mengarsip SBBK

8. Minggu ke-8  Mengecek suhu chol chin


 Menulis kartu stock
 Mempersiapkan obat
 Mengecek obat
 Membuat laporan berita acara ED
 Memeriksa barang masuk
 Mengarsip SBBK
9 Mingg uke-9  Mengecek suhu chol chin
 Membuat berita acara ED
 Menulis kartu stock
 Menyiapkan obat
 Mengecek obat

3.4 Uraian kegiatan Praktik Kerja Lapangan

1. Menghapal Tata Letak Obat

Sebelum menyiapkan obat untuk puskesmas penulis diwajibkan

menghapal obat dan tata letak obat tersebut. untuk memudahkan

menyiapkan obat kepada puskesmas dan menghindari terjadinya kesalahan

dalam penyiapan obat.

2. Memeriksa Barang Masuk

Setelah barang pesanan dari PBF tiba di Instalasi Farmasi

fakturnya ditandatangani oleh apoteker/pegawai yang menerima atau yang

sedang bertugas pada saat barang pesanan datang. Kemudian barang-

barang tersebut diperiksa sesuai dengan fakturnya.Yang perlu diperhatikan

pada saat memeriksa barang masuk, antara lain:

1. Jumlah dan nama barang


2. Keadaan fisik

3. No Batch dan ED

4. Kesesuaian bentuk sediaan obat

3. Menyiapkan obat untuk Puskesmas

Setiap harinya dilakukan penyiapan obat untuk puskesmas seperti

obat BAST (Berita acara serah terima) dan Obat Program

sedangkan,Setiap 1 bulan sekali dilakukan kegiatan mengambil dan

menyiapkan obat dan perbekalan farmasi lainnya sesuai dengan LPLPO

yang telah dibuat, kemudian diantar ke Puskesmas.

4. Melakukan Stok Opname

Stok Opname merupakan kegiatan menghitung perbekalan sediaan

farmasi meliputi jumlah stock obat, expired date. Tujuan dilakukan Stock

Opname untuk mengantisipasi terjadinya kekosongan obat, ataupun ada

obat yang telah mendekati kadaluwarsa.Jumlah obat yang tersedia,

disesuaikan dengan jumlah obat yang tertera di kartu stok atau fisik obat

dan disesuaikan dengan stok obat dikomputer. Kegiatan ini membantu

mengidentifikasi kelalaian saat perhitungan yang akan merugikan pihak

Instalasi Farmasi Kota dan dapat menghindari terjadinya kekosongan

obat. Dan di Instalasi Farmasi Kota dilakukan Stock Opname selama 3

bulan sekali.
BAB IV

TEMUAN

4.1 Permasalahan

Selama saya melakukan Praktik Kerja Lapangan di Instalasi Farmasi kota

Pangkalpinang, terdapat sedikit permasalahan yang saya temukan yaitu:

1. Ruang program yang terlalu kecil

2. Kurangnya lemari napza

4.2 Usulan Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas, usulan yang saya berikan , yaitu:

1. Ruang program yang terlalu kecil

Pada ruangan program Sebaiknya harus diberikan lagi ruangan

yang lebih luas dikarenakan pada ruangan program ada banyaknya

kategori penyakit sehingga sangat dibutuhkan ruangan yang lebih

besar dan mempunyai rak obat yang lebih banyak lagi.Sehingga

tidak terjadinya kebingungan dalam menyiapkan obat untuk

puskesmas dan obat bisa di letakkkan sesuai dengan kategori

penyakitnya.

2. Kurang nya lemari napza

Pada lemari napza sebaiknya harus di tambahkan lagi

dikarenakan stock obat yang terlalu banyak sehingga tidak muat di

lemari yang ada dan obat terpaksa diletakkan di dalam lemari


etalase yang hanya memiliki satu kunci yang seharusnya nafza

diletakkan di lemari dua kunci.


BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Prakerin yang dilakukan kurang lebih selama

Tiga Bulan di Instalasi Farmasi Kota Pangkalpinang. Peserta PKL dapat

mencapai tujuannya dalam melakukan PKL seperti memahami

pengelolaan perbekalan farmasi di Instalasi Farmasi Kota

Pangkalpinang. Menambah wawasan dan pengetahuan, mendapat

pengalaman kerja secara nyata sebelum memasuki dunia kerja dan

mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja

sesungguhnya, membentuk mental siswa–siswi agar mempunyai jiwa

pekerja keras yang mampu konsisten. Kegiatan PKL juga banyak

memberikan manfaat baik bagi peserta PKL, sekolah ataupun tempat

PKL itu sendiri.

5.2. Saran

Dari hasil selama saya melakukan kegiatan PKL (praktek kerja

lapangan), Beberapa saran yang penulis ajukan agar pelaksanaan prakerin

kedepannya agar lebih baik lagi diantaranya:

a. Siswa/siswi mempersiapkan diri dalam hal ilmu pengetahuan dan

keterampilan.
b. Siswa/siswi hendaknya memiliki sifat disiplin dan tanggung jawab

yang lebih tinggi terhadap diri sendiri.

c. Siswa/siswi harus menjaga nama baik sekolah dimana tempat

dilaksanakan kegiatan prakerin dan mematuhi peraturan yang ada di

tempat PKL.

d. Dalam pembekalan materi mental maupun moral agar lebih

ditingkatkan terutama untuk pembinaan moral siswa/siswi sendiri.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017 Pedoman Dasar Menciptakan Daerah Yang Tepat Dan Efektif.

Anonim. 2017 Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Daerah.

Kemenkes (2016),Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 73 Tahun 2016 Tentang

Standar PelayananKefarmasian,Jakarta: Kementerian Republik

Indonesia.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai