Anda di halaman 1dari 19

CBR DAN CASE STUDY

BLENDED LEARNING SYSTEM

Dosen Pengampu :
Ali Akbar Lubis

Disusun Oleh:

Aseng Tamba (5201151012)


Echon Haqnizo Lumbantobing (5213151012)
Imanta Sianturi (5212451001)
Mhd. Aditya Nouval (5203151004)
Yusril Isya Mahendra (5202151006)

PRODI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan CBR dan Case Study. Makalah ini disusun sebagai
salah satu tugas mata kuliah Komunikasi Data. Meskipun banyak hambatan yang kami alami
dalam proses pengerjaannya, namun akhirnya kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Blended Learning merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang
semakin mendapatkan perhatian dalam dunia pendidikan modern. Kombinasi antara
pembelajaran daring dan pembelajaran tatap muka dalam Blended Learning telah menjadi
topik yang menarik untuk dikaji lebih dalam.
Adapun pembuatan CBR dan Case Study ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah “ Blended Learning”. Kami berharap laporan ini dapat berguna dan dapat menambah
wawasan. Kami memohon maaf jika ada kesalahan pembuatan CBR dan Case Study ini.

21 Oktober 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan ............................................................................................................2

BAB II RINGKASAN BUKU........................................................................................4

A. Ringkasan Buku 1 Bab 3................................................................................4


B. Ringkasan Buku 1 Bab 3................................................................................7

BAB III PEMBAHASAN...............................................................................................11

BAB IV PENUTUP.........................................................................................................14

A. Kesimpulan....................................................................................................14
B. Saean.............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan teknologi, terutama dalam hal internet dan perangkat digital, telah
menghadirkan transformasi mendalam dalam dunia pendidikan. Perkembangan pesat
dalam teknologi informasi dan komunikasi telah membuka peluang besar untuk
pembelajaran online yang efektif. Kemajuan ini telah memungkinkan akses yang lebih
cepat dan lebih luas ke sumber daya pembelajaran, memungkinkan peserta didik untuk
mengakses materi pelajaran dari berbagai sudut dunia dengan mudah. Terlebih lagi,
integrasi teknologi dalam pembelajaran telah memungkinkan munculnya berbagai
metode inovatif, salah satunya adalah model pembelajaran blended learning. Blended
learning adalah pendekatan pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara
penyampaian, model pengajaran, dan gaya pembelajaran, memanfaatkan berbagai
media komunikasi dan instruksional untuk menciptakan pengalaman belajar yang
beragam. Model ini menggabungkan antara pembelajaran dalam kelas dengan
pembelajaran online, menciptakan suasana pembelajaran yang interaktif dan inklusif.
Pesatnya perkembangan teknologi, khususnya akses internet yang semakin luas dan
cepat, telah menjadi kunci utama dalam meningkatkan efektivitas pendekatan blended
learning.

Dalam konteks studi kasus pada SMK Negeri 1 Palasari, penggunaan teknologi
dalam pembelajaran blended learning di tahun ajaran 2023/2024 semester ganjil
merupakan langkah yang penting dalam menjawab tuntutan perkembangan
pendidikan. Perkembangan pesat dalam dunia kerja dan kebutuhan akan kemampuan
yang relevan dalam era digital menuntut sekolah dan perguruan tinggi untuk
berinovasi dalam metode pembelajaran mereka. Pembelajaran blended learning telah
muncul sebagai solusi yang relevan untuk memenuhi tuntutan ini. Penting untuk
diingat bahwa dalam merancang pembelajaran blended learning, kita harus
mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik khusus dari peserta didik. Setiap
siswa memiliki kecepatan belajar dan gaya belajar yang berbeda, dan penggunaan
teknologi harus sesuai dengan variabilitas ini. Model blended learning memungkinkan
1
penyesuaian yang lebih baik terhadap kebutuhan individu peserta didik, menciptakan
pengalaman pembelajaran yang lebih terpersonalisasi.

Dalam laporan ini, kami akan mengeksplorasi dua sumber referensi utama: "Online
& Blended Learning: Selections From The Field" karya Charles D. Dziuban dan
rekan-rekannya, serta "Guide to Blended Learning" karya Martha Cleveland-Innes
dengan Dan Wilton. Dua buku ini akan menjadi sumber penting dalam mendiskusikan
konsep, strategi, dan implementasi blended learning dalam konteks pendidikan di
SMK Negeri 1 Palasari. Melalui pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip
dan praktik-praktik terbaik blended learning, SMK ini akan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran siswa dan mempersiapkan mereka untuk masa depan yang
penuh tantangan dalam dunia digital.

B. Tujuan

Tujuan utama dari Peninjauan Kritis Buku ini adalah untuk melakukan evaluasi
mendalam terhadap dua sumber referensi kunci, yaitu "Online & Blended Learning:
Selections From The Field" karya Charles D. Dziuban dan rekan-rekannya, serta
"Guide to Blended Learning" karya Martha Cleveland-Innes dengan Dan Wilton.
Dalam upaya mencapai tujuan ini, peninjauan kritis akan memfokuskan pada
mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan masing-masing buku, mengukur
relevansi konten buku-buku tersebut dengan kebutuhan spesifik dari SMK Negeri 1
Palasari, dan memberikan wawasan mendalam tentang penerapan teknologi dalam
konteks pembelajaran blended learning. Melalui evaluasi yang komprehensif ini,
peninjauan ini bertujuan untuk memberikan panduan yang praktis dan informasi
berharga kepada SMK Negeri 1 Palasari, sehingga mereka dapat mengambil
keputusan yang terinformasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menghadapi
tantangan pembelajaran di era digital yang terus berkembang.

C. Manfaat

Manfaat dari Peninjauan Kritis Buku ini terletak pada kemampuannya untuk
memberikan pemahaman yang mendalam tentang konten buku, yang pada gilirannya
memungkinkan pembaca, terutama pihak-pihak terkait dengan pembelajaran blended
learning, untuk menggali, merenungkan, dan mendiskusikan isu-isu yang muncul.
Sebagaimana disebutkan oleh referensi, peninjauan kritis buku mengundang pembaca
2
untuk memikirkan lebih jauh tentang apa yang tersaji dalam buku-buku tersebut dan
mendorong pemahaman yang lebih komprehensif tentang masalah yang terkait dengan
pembelajaran blended learning. Dengan cara ini, peninjauan kritis buku ini akan
memberikan manfaat dalam membantu pihak-pihak terkait, seperti pengajar,
administrator, dan siswa di SMK Negeri 1 Palasari, untuk mengasimilasi pengetahuan
yang relevan dan mengambil tindakan yang lebih efektif dalam menerapkan teknologi
dalam pembelajaran blended learning.

D. Identitas Buku
 BUKU 1
1) Judul Buku : ONLINE & BLENDED LEARNING: SELECTIONS FROM
THE FIELD
2) Penulis : Charles D. Dziuban, Anthony G. Picciano, Charles R. Graham and
Patsy D. Moskal
3) Penerbit : Routledge; Taylor & Francis Group
4) Tahun terbit : 2016
5) ISSN/ISBN : -

 BUKU 2
1) Judul Buku : Guide to Blended Learning
2) Penulis : Martha Cleveland-Innes with Dan Wilton
3) Penerbit : Commonwealth Of Learning
4) Tahun terbit : 2018
5) ISSN/ISBN : 978-1-894975-94-0

3
BAB II

RINGKASAN BUKU

A. Ringkasan Buku 1 Bab 3


Saya mengintegrasikan jejaring sosial ke dalam kelas seni online saya, tetapi seorang
siswa merasa tidak tertarik. Ini mengubah pandangan saya tentang teknologi dan
pengajaran. Saya harus lebih inklusif dalam mendekati siswa dan menjelaskan ekspektasi.
Strategi perlu diterapkan untuk mengatasi kekhawatiran semacam ini.

Membangun Kesuksesan Siswa


Siswa datang ke kelas tanpa banyak pengetahuan tentang apa yang diharapkan dari
mereka. Penggunaan teknologi harus dijelaskan dengan jelas. Siswa perlu tahu alat yang
akan digunakan dan alasannya, serta bagaimana ini berkaitan dengan pembelajaran.
Memberikan penjelasan sebelum kelas dimulai membantu siswa memilih kelas yang sesuai
dengan preferensi mereka. Contohnya, dalam kelas ini, siswa akan membuat blog untuk
berbagi, berdiskusi, dan terlibat dalam dialog global tentang topik yang dipelajari. Blog ini
akan tetap aktif setelah semester berakhir.
Untuk kelas Anda, siswa perlu memiliki akses ke peralatan seperti komputer dan
koneksi internet. Anda harus menjelaskan perlengkapan tambahan yang dibutuhkan,
seperti webcam, mikrofon, atau ponsel pintar. Pastikan siswa tahu apakah peralatan ini
tersedia di kampus atau dapat dibeli dengan diskon. Selain itu, sampaikan informasi
tentang perangkat lunak yang diperlukan dan tautan ke situs web yang relevan. Juga,
pertimbangkan untuk memberikan contoh konkret dan perspektif siswa untuk membantu
siswa merasa lebih nyaman dengan teknologi yang digunakan dalam kelas.

Memamerkan
Anda dapat membangun komunitas di kelas Anda dengan kreatif menggunakan alat
kolaboratif seperti Google Dokumen, VoiceThread, atau Flipgrid untuk berbagi nasihat
dari siswa masa lalu kepada siswa baru. Ini adalah Tembok Kebijaksanaan yang berisi
saran-saran dari semester sebelumnya. Cara membuatnya:
1. Buat Google Doc dengan pengaturan berbagi sehingga semua orang dengan tautan
dapat mengedit.

4
2. Sertakan instruksi jelas di dokumen untuk siswa, seperti "Klik di ruang putih di
bawah garis merah dan ketik saran Anda untuk calon siswa saya."
3. Jika diinginkan, tambahkan gambar atau grafik di atas Tembok Kebijaksanaan.
4. Bagikan tautan ke dokumen ini melalui sistem manajemen kursus Anda dan dorong
siswa untuk meninggalkan nasihat mereka.
Tembok Kebijaksanaan ini dapat memberikan wawasan berharga kepada siswa dan
membantu membangun komunitas di kelas Anda.

Membangun Komunitas
Menggunakan teknologi sosial seperti Facebook, YouTube, Twitter, dan Instagram
telah mengubah pembelajaran di luar ruang kelas menjadi pengalaman berbasis komunitas.
Mahasiswa saat ini memiliki pemahaman mendalam tentang pembelajaran partisipatif.
Pembelajaran partisipatif menggantikan model transfer informasi tradisional dengan
komunitas yang aktif berbagi dan berkontribusi. Keterlibatan dalam komunitas didasarkan
pada pedoman komunitas yang jelas.
Mengintegrasikan teknologi ke dalam kelas perguruan tinggi memperluas peluang
pembelajaran partisipatif. Penting untuk membingkai kelas dengan cara ini sejak awal dan
menciptakan lingkungan yang mendorong kontribusi siswa, pertumbuhan, dan
kepercayaan. Filosofi kelas, aturan dasar komunitas, dan komunikasi yang jelas adalah
kunci.
Penggunaan teknologi ini meningkatkan kemampuan siswa untuk berbagi,
terhubung, dan belajar satu sama lain. Aturan dasar komunitas penting untuk
mempertahankan norma-norma partisipasi. Memastikan bahwa aturan ini diikuti oleh siswa
adalah peran penting untuk diperhatikan.

Pemberdayaan Siswa Untuk Persiapan Sebelum Dimulai Kelas


Teknologi yang berkembang memberikan pilihan untuk para profesor dan institusi
meningkatkan persiapan mahasiswa sebelum semester dimulai. Masyarakat partisipatif
telah menciptakan ekspektasi tinggi untuk memahami pengalaman sebelum membeli atau
mendaftar. Keinginan ini bisa dikonfirmasi dengan popularitas RateMyProfessors.com,
yang membagikan peringkat profesor oleh siswa. Siswa ingin mengetahui lebih banyak
tentang profesor dan kursus sebelum mendaftar. Era Web 2.0 memungkinkan pembuatan
video dan situs web yang mudah. Profesor dapat membagikan silabus online, merekam

5
video perkenalan, dan sumber daya penting sebelum mendaftar kelas menggunakan alat
seperti Adobe Spark Page atau Populr.
The Nuts 'N' Bolts Pengajaran Di Web
Pentingnya memahami dan memperhatikan privasi siswa dalam pengajaran
perguruan tinggi, terutama saat menggunakan teknologi dan berbagi konten online.
Pengajar harus mempertimbangkan opsi privasi yang disediakan oleh berbagai alat
dan platform, serta memastikan bahwa siswa memahami audiens yang akan memiliki akses
ke konten yang mereka bagikan. Membuat perjanjian penggunaan siswa dan memberikan
pilihan anonimitas bisa menjadi langkah-langkah yang relevan.
Selain itu, teks membahas pentingnya memahami hak cipta dalam pengajaran dan
penggunaan wajar, serta berbagi konten dengan lisensi terbuka sebagai cara untuk
mengatasi kendala hak cipta dan mendorong budaya berbagi pengetahuan yang lebih
terbuka.
Creative Commons (CC) adalah salah satu lisensi terbuka yang populer digunakan
untuk berbagi karya di berbagai bidang seperti budaya, pendidikan, pemerintahan, dan
sains. Dengan lisensi CC, pemilik hak cipta dapat dengan jelas menentukan cara
penggunaan karyanya, termasuk atribusi (memberikan kredit kepada pemilik hak cipta),
larangan turunan (tidak mengubah karya), berbagi serupa (menggunakan lisensi yang
sama), dan nonkomersial (tidak digunakan untuk tujuan komersial).
Penting bagi pendidik yang menggunakan teknologi untuk pengajaran dan
pembelajaran untuk memahami nilai berbagi dalam budaya kita. Menerapkan lisensi CC
pada karya-karya digital dapat membantu dalam berbagi pengetahuan. Anda dapat
menggunakan Pemilih Lisensi Creative Commons untuk menentukan lisensi yang sesuai
untuk karya Anda.
Untuk menemukan konten berlisensi Creative Commons, Anda dapat menggunakan
portal Pencarian Creative Commons yang tersedia di Pencarian.CreativeCommons.org. Di
sana, Anda dapat mencari konten berlisensi CC berdasarkan jenis media yang Anda cari,
seperti gambar, video, musik, dan lainnya. Namun, penting untuk selalu memastikan
bahwa konten yang Anda temukan benar-benar berlisensi CC.

Belajar Dari Frustrasi Siswa


Pada awal bab, penulis menceritakan pengalaman dengan seorang siswa yang
awalnya enggan terlibat dalam jejaring sosial yang diintegrasikan ke dalam kelas. Setelah

6
berdialog dengan siswa tersebut dan menjelaskan lebih banyak konteks tentang
penggunaan alat ini, siswa tersebut mulai merasa nyaman. Penulis berfokus pada
membantu siswa yang semula berisiko tinggi dan tetap berhubungan dengan dia selama
beberapa minggu pertama kelas.
Dalam pertukaran tersebut, siswa tersebut menyatakan rasa terima kasih kepada
penulis dan berbagi bahwa kelas ini memberinya kesempatan untuk terhubung dengan
budaya teknologi yang sebelumnya dirasakannya sebagai sesuatu yang mengasingkan
dirinya. Selain itu, siswa tersebut menjadi seorang guru yang mulai menggunakan alat-alat
baru di kelasnya sendiri.

B. Ringkasan Buku 2 Bab 3


Pembelajaran campuran yang efektif berfokus pada peserta didik, memungkinkan
kontrol lebih besar atas pembelajaran formal dan informal. Ini melibatkan pelatihan guru
dalam menggabungkan aktivitas tatap muka dan teknologi untuk pembelajaran mendalam.
Ini juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk beradaptasi dengan pembelajaran online
dan mempertimbangkan prinsip-prinsip baru dalam pengajaran dan pembelajaran. Faktor-
faktor ini membentuk dasar untuk desain pembelajaran campuran yang efektif.

Mempersiapkan Pembelajaran Campuran


Pembelajaran campuran tidak hanya tentang teknologi di kelas, tetapi melibatkan
pendekatan yang matang. Untuk mendesain pembelajaran campuran yang efektif, ada
beberapa langkah yang perlu dipertimbangkan:
1. Fokus pada pedagogi dan identifikasi manfaat desain pembelajaran campuran
dalam situasi spesifik Anda, berdasarkan jenis kursus, mata pelajaran, dan latar
belakang siswa. Pastikan aktivitas yang ditawarkan secara langsung dan online
relevan.
2. Pilih teknologi dengan hati-hati untuk mendukung kebutuhan materi pelajaran dan
siswa. Pastikan siswa nyaman dan kompeten dengan teknologi sebelum memulai
pembelajaran. Kaitkan aktivitas langsung dan online siswa, dan berikan umpan
balik tepat waktu.
3. Pertimbangkan kurikulum dan hasil yang diinginkan dalam program dan kursus.
Tentukan apakah model campuran sesuai dan apakah model tertentu diperlukan.
Pastikan fleksibilitas, pilihan siswa, dan kesempatan untuk mempelajari tentang
pembelajaran diintegrasikan.

7
4. Buat silabus rinci dengan hasil pembelajaran, deskripsi teknologi, metode
penyampaian, peluang keterlibatan, dan tugas yang selaras. Mintalah tinjauan dari
rekan berpengalaman dalam pembelajaran campuran.
Perencanaan yang matang membantu mengurangi kemungkinan kesalahan dalam
implementasi pembelajaran campuran.

Pertimbangkan Pembuatan Desain Pembelajaran Campuran Individual


Desain pembelajaran campuran adalah pendekatan yang kontekstual dan tidak ada
resep pasti. Ini memerlukan analisis teliti tentang siswa, pengalaman mereka, dan akses
teknologi. Desain pembelajaran harus mempertimbangkan hasil pembelajaran, isi, strategi
pembelajaran, dan hasil intervensi.
Langkah-langkah yang diperlukan untuk menciptakan perpaduan aktivitas tatap
muka dan online yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Fokus pada hasil pembelajaran yang berpusat pada siswa dan pertimbangkan cara
penyampaian konten dan penilaian.
2. Buat silabus dengan jadwal kursus yang jelas, termasuk kapan dan di mana siswa
akan terlibat dalam konten dan aktivitas pembelajaran.
3. Pertimbangkan dengan cermat apa yang akan dilakukan oleh Anda dan siswa, serta
bagaimana dan kapan ini akan terjadi. Pastikan aktivitas online dan tatap muka
saling mendukung.
4. Jangan tambahkan aktivitas online secara sembrono ke dalam kursus tradisional;
buat perubahan yang terintegrasi secara menyeluruh.
5. Pertimbangkan tujuan penggunaan teknologi pembelajaran, seperti berbagi konten,
kolaborasi, penilaian sejawat, dan interaksi komunitas. Pilih teknologi yang sesuai
dengan tingkat keahlian teknis Anda dan siswa serta mendukung tujuan kursus.
Sengaja Mengintegrasikan Aktivitas Dalam Kelas dan Online
Untuk merancang perpaduan aktivitas tatap muka dan online yang efektif, strategi
yang disarankan adalah menggunakan kerangka teori Komunitas Inkuiri dalam pengajaran,
aspek sosial, dan kognitif. Terdapat tiga kehadiran dan subkategori yang dapat digunakan
sebagai panduan. Pemilihan elemen yang sesuai dari setiap modalitas akan membantu
merancang aktivitas yang sesuai dengan konteks pembelajaran.
Selain itu, kerangka ini memperkenalkan faktor kedua dalam desain pembelajaran
campuran yang memiliki dampak: merancang peluang bagi siswa untuk beradaptasi

8
dengan pembelajaran online dan mempertimbangkan prinsip-prinsip baru yang relevan
bagi guru dalam konteks pengajaran dan pembelajaran.
Mempersiapkan Siswa untuk Pembelajaran Campuran
Guru memiliki tanggung jawab untuk membantu siswa menyesuaikan diri dengan
perubahan dalam lingkungan pembelajaran campuran secara online. Dalam sebuah studi
oleh Cleveland-Innes, Garrison, dan Kinsel (2007), lima area penyesuaian yang dicatat
oleh siswa pemula daring adalah:
1. Kehadiran Kognitif: Peserta didik mengalami penyesuaian dalam berkontribusi
pada diskusi konten online yang tidak memiliki isyarat visual seperti dalam
interaksi tatap muka. Mereka merasa khawatir disalahpahami atau mengucapkan
sesuatu yang salah. Beberapa siswa juga melaporkan penyesuaian dalam
mengambil tanggung jawab yang lebih besar dalam memahami materi tanpa
instruksi langsung dari guru.
2. Kehadiran Sosial: Siswa online pemula butuh waktu untuk merasa nyaman
berkomunikasi melalui teks dan belajar mengekspresikan emosi dan berkomunikasi
secara terbuka dalam lingkungan tanpa isyarat visual atau non-tekstual lainnya.
Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam berbagi ide dan kepribadian mereka
melalui tulisan.
3. Kehadiran Pengajaran: Siswa menginginkan kehadiran guru yang lebih terlihat di
awal kursus, karena guru perlu berperan sebagai fasilitator dan bukan hanya
sebagai pemberi pengetahuan. Mereka merasa perlu mengambil tanggung jawab
lebih besar atas pembelajaran mereka sendiri, tetapi juga ingin instruksi yang jelas
dari guru untuk memastikan mereka berada di jalur yang benar.
Penting bagi guru untuk memahami dan merespons kebutuhan penyesuaian siswa dalam
lingkungan pembelajaran campuran daring.

Prinsip Pengajaran yang Mendukung Pembelajaran Campuran


Pembelajaran campuran adalah tentang lebih dari sekadar kombinasi metode
pengajaran. Guru memiliki peran aktif dalam mendukung keterlibatan dan kolaborasi
siswa. Prinsip-prinsip praktik penting dalam pembelajaran campuran termasuk:
1. Desain untuk Komunikasi Terbuka dan Kepercayaan: Dukung interaksi satu lawan
satu antara guru dan siswa, buat aturan komunikasi yang jelas.

9
2. Desain untuk Refleksi dan Wacana Kritis: Berikan siswa waktu untuk merenung
dan mempertimbangkan pemikiran dan perasaan mereka.
3. Menciptakan dan Mempertahankan Rasa Kebersamaan: Dorong siswa untuk belajar
bersama dan berbagi ide.
4. Mendukung Penyelidikan yang Bertujuan: Fasilitasi siswa dalam menjalani proses
penyelidikan.
5. Pastikan Siswa Mempertahankan Kolaborasi: Dukung kerja kelompok dan
kolaborasi berkelanjutan.
6. Memastikan Penyelesaian Penyelidikan: Dorong siswa untuk menyelesaikan
penyelidikan mereka.
Penilaian yang Selaras dengan Hasil Pembelajaran: Rencanakan hasil pembelajaran dengan
baik dan jelas, dan berikan penilaian sesuai dengan hasil yang diharapkan. Ada tiga jenis
penilaian yang dapat digunakan: penilaian diri, penilaian sejawat, dan penilaian guru.

10
BAB III

PEMBAHASAN

Rencana Pembelajaran Semester dengan Model Blended Learning Penuh


Mata Pelajaran: Bahasa Inggris
Tingkat: Kelas X
Tahun Ajaran: 2023/2024
Semester: Ganjil
Rencana Pertemuan: 1 sampai 16 (8 tatap muka dan 8 offline)
Tujuan Umum:
Meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis
dalam bahasa Inggris, serta memahami budaya bahasa Inggris.
Minggu 1 (Pertemuan Tatap Muka)
Pertemuan 1 (Tatap Muka):
Tujuan: Memperkenalkan mata pelajaran, aturan, dan tujuan pembelajaran.
Materi: Pengenalan kursus dan pengaturan pembelajaran blended.
Aktivitas: Perkenalan diri, penjelasan aturan dan harapan.
Pertemuan 2 (Online):
Tujuan: Memahami dasar-dasar tata bahasa Inggris.
Materi: Parts of speech (kata benda, kata kerja, kata sifat).
Aktivitas: Latihan mengidentifikasi jenis kata dalam kalimat.
Pertemuan 3 (Tatap Muka):
Tujuan: Menguasai kosakata umum dalam bahasa Inggris.
Materi: Membangun perbendaharaan kata.
Aktivitas: Membaca dan menerjemahkan teks sederhana.
Pertemuan 4 (Online):
Tujuan: Mengembangkan keterampilan mendengarkan.
11
Materi: Mendengarkan dialog dalam bahasa Inggris.
Aktivitas: Mendengarkan dialog dan menjawab pertanyaan.
Pertemuan 5 (Tatap Muka):
Tujuan: Meningkatkan kemampuan berbicara.
Materi: Percakapan sehari-hari.
Aktivitas: Bermain peran dalam situasi komunikasi sehari-hari.
Pertemuan 6 (Online):
Tujuan: Menguasai tata bahasa dasar.
Materi: Kalimat dan struktur kalimat.
Aktivitas: Membentuk kalimat dengan tata bahasa yang benar.
Pertemuan 7 (Tatap Muka):
Tujuan: Meningkatkan kemampuan menulis.
Materi: Menulis esai sederhana.
Aktivitas: Menulis esai tentang topik pilihan.
Pertemuan 8 (Tatap Muka):
Tujuan: Ujian Tengah Semester Ganjil.
Materi: Ujian tertulis.
Aktivitas: Ujian
Pertemuan 9 (Tatap Muka):
Tujuan: Meningkatkan pemahaman mendalam tentang tata bahasa.
Materi: Tenses (waktu dalam bahasa Inggris).
Aktivitas: Latihan mengubah kalimat ke berbagai tenses.
Pertemuan 10 (Online):
Tujuan: Meningkatkan keterampilan berbicara dalam konteks sejarah.
Materi: Sejarah dan budaya bahasa Inggris.
Aktivitas: Berbicara tentang peristiwa sejarah bahasa Inggris.
Pertemuan 11 (Tatap Muka):
Tujuan: Peningkatan pemahaman membaca dan menulis.
Materi: Membaca dan menulis artikel berita.
Aktivitas: Membaca artikel berita, menulis ringkasan, dan menulis artikel berita.
Pertemuan 12 (Online):
Tujuan: Memahami sastra dalam bahasa Inggris.
Materi: Puisi dalam bahasa Inggris.

12
Aktivitas: Membaca puisi dan analisis puisi.
Pertemuan 13 (Tatap Muka):
Tujuan: Mengembangkan keterampilan berbicara dalam konteks seni dan hiburan.
Materi: Musik dan film dalam budaya bahasa Inggris.
Aktivitas: Diskusi tentang musik dan film bahasa Inggris.
Pertemuan 14 (Online):
Tujuan: Peningkatan pemahaman budaya bahasa Inggris kontemporer.
Materi: Kehidupan sehari-hari dan tren terkini.
Aktivitas: Diskusi tentang tren dan topik kontemporer.
Pertemuan 15 (Tatap Muka):
Tujuan: Persiapan untuk ujian akhir semester.
Materi: Materi ulangan dan ulasan.
Aktivitas: Latihan soal dan kuis.
Pertemuan 16 (Tatap Muka):
Tujuan: Ujian Akhir Semester Ganjil.
Materi: Ujian tertulis.
Aktivitas: Ujian schriftelijk.
Catatan Tambahan:
 Selama pertemuan offline, siswa akan diberikan tugas dan proyek yang harus mereka
kerjakan secara mandiri.
 Guru akan menyediakan materi pembelajaran tambahan melalui platform daring.
 Evaluasi dan penilaian akan mencakup tugas, ujian, dan proyek progresif selama
semester.
 Rencana pembelajaran ini memadukan interaksi tatap muka untuk pembelajaran aktif
dengan pembelajaran mandiri secara offline, memungkinkan siswa untuk
mengembangkan keterampilan bahasa Inggris mereka secara menyeluruh.
 Rencana pembelajaran ini disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik mata
pelajaran, serta tingkat kesulitan siswa.
 Penggunaan alat dan platform daring untuk mendukung pembelajaran online/offline
perlu disesuaikan dengan kebijakan sekolah dan ketersediaan teknologi.
 Evaluasi dan penilaian siswa harus diintegrasikan dalam rencana pembelajaran,
termasuk penggunaan tes, tugas, dan proyek untuk mengukur pemahaman siswa.

13
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari rencana pembelajaran semester dengan model Blended Learning


penuh untuk mata pelajaran Bahasa Inggris di kelas X tahun ajaran 2023/2024 adalah
sebagai berikut:

1. Rencana ini menggabungkan pendekatan tatap muka dan pembelajaran mandiri


dalam bentuk online/offline, sehingga siswa memiliki kesempatan untuk
mengembangkan keterampilan bahasa Inggris secara menyeluruh.
2. Rencana ini memiliki tujuan umum yang jelas, yaitu meningkatkan kemampuan
siswa dalam berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis dalam bahasa
Inggris, serta memahami budaya bahasa Inggris.
3. Rencana pertemuan yang terdiri dari 16 sesi, dengan 8 sesi tatap muka dan 8 sesi
online, dirancang dengan cermat untuk mencakup berbagai aspek bahasa Inggris,
termasuk tata bahasa, kosakata, mendengarkan, berbicara, menulis, dan pemahaman
budaya.
4. Evaluasi dan penilaian siswa akan mencakup tugas, ujian, dan proyek progresif
sepanjang semester, memungkinkan guru untuk mengukur pemahaman siswa
secara komprehensif.
5. Selama pertemuan tatap muka, siswa akan diberikan tugas dan proyek untuk
dikerjakan secara mandiri, sehingga mereka dapat mengaplikasikan apa yang telah
dipelajari.
6. Guru akan menyediakan materi pembelajaran tambahan melalui platform daring,
memastikan siswa memiliki akses ke sumber daya yang dibutuhkan.

14
7. Rencana pembelajaran ini disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran Bahasa
Inggris dan tingkat kesulitan siswa, memberikan fleksibilitas untuk penyesuaian.
8. Penggunaan alat dan platform daring harus disesuaikan dengan kebijakan sekolah
dan ketersediaan teknologi, sehingga semua siswa dapat mengakses pembelajaran
online.
9. Rencana ini berfokus pada pengembangan keterampilan bahasa Inggris siswa dan
pemahaman budaya bahasa Inggris, menciptakan lingkungan pembelajaran yang
komprehensif dan mendukung.

Dengan demikian, rencana ini memberikan kerangka kerja yang baik untuk pembelajaran
Bahasa Inggris yang efektif dan menyeluruh selama semester ganjil tahun ajaran
2023/2024.

B. Saran

Untuk meningkatkan efektivitas rencana pembelajaran Bahasa Inggris dengan


model Blended Learning penuh mencakup pemantauan dan dukungan aktif bagi siswa,
fleksibilitas dalam pengajaran, memastikan akses teknologi yang memadai, mendorong
kolaborasi antar-siswa, menggunakan penilaian formatif, menggalakkan kreativitas dalam
tugas, memanfaatkan materi tambahan dengan efektif, melibatkan orang tua dalam proses
pembelajaran, menyelaraskan evaluasi dengan tujuan pembelajaran, dan mengintegrasikan
elemen budaya dan topik sehari-hari dalam materi pelajaran. Dengan mengikuti saran-
saran ini, rencana pembelajaran dapat lebih berhasil dalam membantu siswa meningkatkan
kemampuan bahasa Inggris mereka sambil memahami budaya bahasa Inggris dengan lebih
mendalam.

15
DAFTAR PUSTAKA

Buban Jill. 2017. Online & Blended Learning : Selection From The Field. Routledge:
Taylor & Francis Group.

Innes Martha Cleveland, Dan Wilton. 2018. Guide to Blended Learning. Canada:
Commonwealth Of Learning

16

Anda mungkin juga menyukai