CBR Blended Learning Kelompok 3
CBR Blended Learning Kelompok 3
Dosen Pengampu :
Ali Akbar Lubis
Disusun Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan CBR dan Case Study. Makalah ini disusun sebagai
salah satu tugas mata kuliah Komunikasi Data. Meskipun banyak hambatan yang kami alami
dalam proses pengerjaannya, namun akhirnya kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Blended Learning merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang
semakin mendapatkan perhatian dalam dunia pendidikan modern. Kombinasi antara
pembelajaran daring dan pembelajaran tatap muka dalam Blended Learning telah menjadi
topik yang menarik untuk dikaji lebih dalam.
Adapun pembuatan CBR dan Case Study ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah “ Blended Learning”. Kami berharap laporan ini dapat berguna dan dapat menambah
wawasan. Kami memohon maaf jika ada kesalahan pembuatan CBR dan Case Study ini.
21 Oktober 2023
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan ............................................................................................................2
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................14
A. Kesimpulan....................................................................................................14
B. Saean.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan teknologi, terutama dalam hal internet dan perangkat digital, telah
menghadirkan transformasi mendalam dalam dunia pendidikan. Perkembangan pesat
dalam teknologi informasi dan komunikasi telah membuka peluang besar untuk
pembelajaran online yang efektif. Kemajuan ini telah memungkinkan akses yang lebih
cepat dan lebih luas ke sumber daya pembelajaran, memungkinkan peserta didik untuk
mengakses materi pelajaran dari berbagai sudut dunia dengan mudah. Terlebih lagi,
integrasi teknologi dalam pembelajaran telah memungkinkan munculnya berbagai
metode inovatif, salah satunya adalah model pembelajaran blended learning. Blended
learning adalah pendekatan pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara
penyampaian, model pengajaran, dan gaya pembelajaran, memanfaatkan berbagai
media komunikasi dan instruksional untuk menciptakan pengalaman belajar yang
beragam. Model ini menggabungkan antara pembelajaran dalam kelas dengan
pembelajaran online, menciptakan suasana pembelajaran yang interaktif dan inklusif.
Pesatnya perkembangan teknologi, khususnya akses internet yang semakin luas dan
cepat, telah menjadi kunci utama dalam meningkatkan efektivitas pendekatan blended
learning.
Dalam konteks studi kasus pada SMK Negeri 1 Palasari, penggunaan teknologi
dalam pembelajaran blended learning di tahun ajaran 2023/2024 semester ganjil
merupakan langkah yang penting dalam menjawab tuntutan perkembangan
pendidikan. Perkembangan pesat dalam dunia kerja dan kebutuhan akan kemampuan
yang relevan dalam era digital menuntut sekolah dan perguruan tinggi untuk
berinovasi dalam metode pembelajaran mereka. Pembelajaran blended learning telah
muncul sebagai solusi yang relevan untuk memenuhi tuntutan ini. Penting untuk
diingat bahwa dalam merancang pembelajaran blended learning, kita harus
mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik khusus dari peserta didik. Setiap
siswa memiliki kecepatan belajar dan gaya belajar yang berbeda, dan penggunaan
teknologi harus sesuai dengan variabilitas ini. Model blended learning memungkinkan
1
penyesuaian yang lebih baik terhadap kebutuhan individu peserta didik, menciptakan
pengalaman pembelajaran yang lebih terpersonalisasi.
Dalam laporan ini, kami akan mengeksplorasi dua sumber referensi utama: "Online
& Blended Learning: Selections From The Field" karya Charles D. Dziuban dan
rekan-rekannya, serta "Guide to Blended Learning" karya Martha Cleveland-Innes
dengan Dan Wilton. Dua buku ini akan menjadi sumber penting dalam mendiskusikan
konsep, strategi, dan implementasi blended learning dalam konteks pendidikan di
SMK Negeri 1 Palasari. Melalui pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip
dan praktik-praktik terbaik blended learning, SMK ini akan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran siswa dan mempersiapkan mereka untuk masa depan yang
penuh tantangan dalam dunia digital.
B. Tujuan
Tujuan utama dari Peninjauan Kritis Buku ini adalah untuk melakukan evaluasi
mendalam terhadap dua sumber referensi kunci, yaitu "Online & Blended Learning:
Selections From The Field" karya Charles D. Dziuban dan rekan-rekannya, serta
"Guide to Blended Learning" karya Martha Cleveland-Innes dengan Dan Wilton.
Dalam upaya mencapai tujuan ini, peninjauan kritis akan memfokuskan pada
mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan masing-masing buku, mengukur
relevansi konten buku-buku tersebut dengan kebutuhan spesifik dari SMK Negeri 1
Palasari, dan memberikan wawasan mendalam tentang penerapan teknologi dalam
konteks pembelajaran blended learning. Melalui evaluasi yang komprehensif ini,
peninjauan ini bertujuan untuk memberikan panduan yang praktis dan informasi
berharga kepada SMK Negeri 1 Palasari, sehingga mereka dapat mengambil
keputusan yang terinformasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menghadapi
tantangan pembelajaran di era digital yang terus berkembang.
C. Manfaat
Manfaat dari Peninjauan Kritis Buku ini terletak pada kemampuannya untuk
memberikan pemahaman yang mendalam tentang konten buku, yang pada gilirannya
memungkinkan pembaca, terutama pihak-pihak terkait dengan pembelajaran blended
learning, untuk menggali, merenungkan, dan mendiskusikan isu-isu yang muncul.
Sebagaimana disebutkan oleh referensi, peninjauan kritis buku mengundang pembaca
2
untuk memikirkan lebih jauh tentang apa yang tersaji dalam buku-buku tersebut dan
mendorong pemahaman yang lebih komprehensif tentang masalah yang terkait dengan
pembelajaran blended learning. Dengan cara ini, peninjauan kritis buku ini akan
memberikan manfaat dalam membantu pihak-pihak terkait, seperti pengajar,
administrator, dan siswa di SMK Negeri 1 Palasari, untuk mengasimilasi pengetahuan
yang relevan dan mengambil tindakan yang lebih efektif dalam menerapkan teknologi
dalam pembelajaran blended learning.
D. Identitas Buku
BUKU 1
1) Judul Buku : ONLINE & BLENDED LEARNING: SELECTIONS FROM
THE FIELD
2) Penulis : Charles D. Dziuban, Anthony G. Picciano, Charles R. Graham and
Patsy D. Moskal
3) Penerbit : Routledge; Taylor & Francis Group
4) Tahun terbit : 2016
5) ISSN/ISBN : -
BUKU 2
1) Judul Buku : Guide to Blended Learning
2) Penulis : Martha Cleveland-Innes with Dan Wilton
3) Penerbit : Commonwealth Of Learning
4) Tahun terbit : 2018
5) ISSN/ISBN : 978-1-894975-94-0
3
BAB II
RINGKASAN BUKU
Memamerkan
Anda dapat membangun komunitas di kelas Anda dengan kreatif menggunakan alat
kolaboratif seperti Google Dokumen, VoiceThread, atau Flipgrid untuk berbagi nasihat
dari siswa masa lalu kepada siswa baru. Ini adalah Tembok Kebijaksanaan yang berisi
saran-saran dari semester sebelumnya. Cara membuatnya:
1. Buat Google Doc dengan pengaturan berbagi sehingga semua orang dengan tautan
dapat mengedit.
4
2. Sertakan instruksi jelas di dokumen untuk siswa, seperti "Klik di ruang putih di
bawah garis merah dan ketik saran Anda untuk calon siswa saya."
3. Jika diinginkan, tambahkan gambar atau grafik di atas Tembok Kebijaksanaan.
4. Bagikan tautan ke dokumen ini melalui sistem manajemen kursus Anda dan dorong
siswa untuk meninggalkan nasihat mereka.
Tembok Kebijaksanaan ini dapat memberikan wawasan berharga kepada siswa dan
membantu membangun komunitas di kelas Anda.
Membangun Komunitas
Menggunakan teknologi sosial seperti Facebook, YouTube, Twitter, dan Instagram
telah mengubah pembelajaran di luar ruang kelas menjadi pengalaman berbasis komunitas.
Mahasiswa saat ini memiliki pemahaman mendalam tentang pembelajaran partisipatif.
Pembelajaran partisipatif menggantikan model transfer informasi tradisional dengan
komunitas yang aktif berbagi dan berkontribusi. Keterlibatan dalam komunitas didasarkan
pada pedoman komunitas yang jelas.
Mengintegrasikan teknologi ke dalam kelas perguruan tinggi memperluas peluang
pembelajaran partisipatif. Penting untuk membingkai kelas dengan cara ini sejak awal dan
menciptakan lingkungan yang mendorong kontribusi siswa, pertumbuhan, dan
kepercayaan. Filosofi kelas, aturan dasar komunitas, dan komunikasi yang jelas adalah
kunci.
Penggunaan teknologi ini meningkatkan kemampuan siswa untuk berbagi,
terhubung, dan belajar satu sama lain. Aturan dasar komunitas penting untuk
mempertahankan norma-norma partisipasi. Memastikan bahwa aturan ini diikuti oleh siswa
adalah peran penting untuk diperhatikan.
5
video perkenalan, dan sumber daya penting sebelum mendaftar kelas menggunakan alat
seperti Adobe Spark Page atau Populr.
The Nuts 'N' Bolts Pengajaran Di Web
Pentingnya memahami dan memperhatikan privasi siswa dalam pengajaran
perguruan tinggi, terutama saat menggunakan teknologi dan berbagi konten online.
Pengajar harus mempertimbangkan opsi privasi yang disediakan oleh berbagai alat
dan platform, serta memastikan bahwa siswa memahami audiens yang akan memiliki akses
ke konten yang mereka bagikan. Membuat perjanjian penggunaan siswa dan memberikan
pilihan anonimitas bisa menjadi langkah-langkah yang relevan.
Selain itu, teks membahas pentingnya memahami hak cipta dalam pengajaran dan
penggunaan wajar, serta berbagi konten dengan lisensi terbuka sebagai cara untuk
mengatasi kendala hak cipta dan mendorong budaya berbagi pengetahuan yang lebih
terbuka.
Creative Commons (CC) adalah salah satu lisensi terbuka yang populer digunakan
untuk berbagi karya di berbagai bidang seperti budaya, pendidikan, pemerintahan, dan
sains. Dengan lisensi CC, pemilik hak cipta dapat dengan jelas menentukan cara
penggunaan karyanya, termasuk atribusi (memberikan kredit kepada pemilik hak cipta),
larangan turunan (tidak mengubah karya), berbagi serupa (menggunakan lisensi yang
sama), dan nonkomersial (tidak digunakan untuk tujuan komersial).
Penting bagi pendidik yang menggunakan teknologi untuk pengajaran dan
pembelajaran untuk memahami nilai berbagi dalam budaya kita. Menerapkan lisensi CC
pada karya-karya digital dapat membantu dalam berbagi pengetahuan. Anda dapat
menggunakan Pemilih Lisensi Creative Commons untuk menentukan lisensi yang sesuai
untuk karya Anda.
Untuk menemukan konten berlisensi Creative Commons, Anda dapat menggunakan
portal Pencarian Creative Commons yang tersedia di Pencarian.CreativeCommons.org. Di
sana, Anda dapat mencari konten berlisensi CC berdasarkan jenis media yang Anda cari,
seperti gambar, video, musik, dan lainnya. Namun, penting untuk selalu memastikan
bahwa konten yang Anda temukan benar-benar berlisensi CC.
6
berdialog dengan siswa tersebut dan menjelaskan lebih banyak konteks tentang
penggunaan alat ini, siswa tersebut mulai merasa nyaman. Penulis berfokus pada
membantu siswa yang semula berisiko tinggi dan tetap berhubungan dengan dia selama
beberapa minggu pertama kelas.
Dalam pertukaran tersebut, siswa tersebut menyatakan rasa terima kasih kepada
penulis dan berbagi bahwa kelas ini memberinya kesempatan untuk terhubung dengan
budaya teknologi yang sebelumnya dirasakannya sebagai sesuatu yang mengasingkan
dirinya. Selain itu, siswa tersebut menjadi seorang guru yang mulai menggunakan alat-alat
baru di kelasnya sendiri.
7
4. Buat silabus rinci dengan hasil pembelajaran, deskripsi teknologi, metode
penyampaian, peluang keterlibatan, dan tugas yang selaras. Mintalah tinjauan dari
rekan berpengalaman dalam pembelajaran campuran.
Perencanaan yang matang membantu mengurangi kemungkinan kesalahan dalam
implementasi pembelajaran campuran.
8
dengan pembelajaran online dan mempertimbangkan prinsip-prinsip baru yang relevan
bagi guru dalam konteks pengajaran dan pembelajaran.
Mempersiapkan Siswa untuk Pembelajaran Campuran
Guru memiliki tanggung jawab untuk membantu siswa menyesuaikan diri dengan
perubahan dalam lingkungan pembelajaran campuran secara online. Dalam sebuah studi
oleh Cleveland-Innes, Garrison, dan Kinsel (2007), lima area penyesuaian yang dicatat
oleh siswa pemula daring adalah:
1. Kehadiran Kognitif: Peserta didik mengalami penyesuaian dalam berkontribusi
pada diskusi konten online yang tidak memiliki isyarat visual seperti dalam
interaksi tatap muka. Mereka merasa khawatir disalahpahami atau mengucapkan
sesuatu yang salah. Beberapa siswa juga melaporkan penyesuaian dalam
mengambil tanggung jawab yang lebih besar dalam memahami materi tanpa
instruksi langsung dari guru.
2. Kehadiran Sosial: Siswa online pemula butuh waktu untuk merasa nyaman
berkomunikasi melalui teks dan belajar mengekspresikan emosi dan berkomunikasi
secara terbuka dalam lingkungan tanpa isyarat visual atau non-tekstual lainnya.
Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam berbagi ide dan kepribadian mereka
melalui tulisan.
3. Kehadiran Pengajaran: Siswa menginginkan kehadiran guru yang lebih terlihat di
awal kursus, karena guru perlu berperan sebagai fasilitator dan bukan hanya
sebagai pemberi pengetahuan. Mereka merasa perlu mengambil tanggung jawab
lebih besar atas pembelajaran mereka sendiri, tetapi juga ingin instruksi yang jelas
dari guru untuk memastikan mereka berada di jalur yang benar.
Penting bagi guru untuk memahami dan merespons kebutuhan penyesuaian siswa dalam
lingkungan pembelajaran campuran daring.
9
2. Desain untuk Refleksi dan Wacana Kritis: Berikan siswa waktu untuk merenung
dan mempertimbangkan pemikiran dan perasaan mereka.
3. Menciptakan dan Mempertahankan Rasa Kebersamaan: Dorong siswa untuk belajar
bersama dan berbagi ide.
4. Mendukung Penyelidikan yang Bertujuan: Fasilitasi siswa dalam menjalani proses
penyelidikan.
5. Pastikan Siswa Mempertahankan Kolaborasi: Dukung kerja kelompok dan
kolaborasi berkelanjutan.
6. Memastikan Penyelesaian Penyelidikan: Dorong siswa untuk menyelesaikan
penyelidikan mereka.
Penilaian yang Selaras dengan Hasil Pembelajaran: Rencanakan hasil pembelajaran dengan
baik dan jelas, dan berikan penilaian sesuai dengan hasil yang diharapkan. Ada tiga jenis
penilaian yang dapat digunakan: penilaian diri, penilaian sejawat, dan penilaian guru.
10
BAB III
PEMBAHASAN
12
Aktivitas: Membaca puisi dan analisis puisi.
Pertemuan 13 (Tatap Muka):
Tujuan: Mengembangkan keterampilan berbicara dalam konteks seni dan hiburan.
Materi: Musik dan film dalam budaya bahasa Inggris.
Aktivitas: Diskusi tentang musik dan film bahasa Inggris.
Pertemuan 14 (Online):
Tujuan: Peningkatan pemahaman budaya bahasa Inggris kontemporer.
Materi: Kehidupan sehari-hari dan tren terkini.
Aktivitas: Diskusi tentang tren dan topik kontemporer.
Pertemuan 15 (Tatap Muka):
Tujuan: Persiapan untuk ujian akhir semester.
Materi: Materi ulangan dan ulasan.
Aktivitas: Latihan soal dan kuis.
Pertemuan 16 (Tatap Muka):
Tujuan: Ujian Akhir Semester Ganjil.
Materi: Ujian tertulis.
Aktivitas: Ujian schriftelijk.
Catatan Tambahan:
Selama pertemuan offline, siswa akan diberikan tugas dan proyek yang harus mereka
kerjakan secara mandiri.
Guru akan menyediakan materi pembelajaran tambahan melalui platform daring.
Evaluasi dan penilaian akan mencakup tugas, ujian, dan proyek progresif selama
semester.
Rencana pembelajaran ini memadukan interaksi tatap muka untuk pembelajaran aktif
dengan pembelajaran mandiri secara offline, memungkinkan siswa untuk
mengembangkan keterampilan bahasa Inggris mereka secara menyeluruh.
Rencana pembelajaran ini disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik mata
pelajaran, serta tingkat kesulitan siswa.
Penggunaan alat dan platform daring untuk mendukung pembelajaran online/offline
perlu disesuaikan dengan kebijakan sekolah dan ketersediaan teknologi.
Evaluasi dan penilaian siswa harus diintegrasikan dalam rencana pembelajaran,
termasuk penggunaan tes, tugas, dan proyek untuk mengukur pemahaman siswa.
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
7. Rencana pembelajaran ini disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran Bahasa
Inggris dan tingkat kesulitan siswa, memberikan fleksibilitas untuk penyesuaian.
8. Penggunaan alat dan platform daring harus disesuaikan dengan kebijakan sekolah
dan ketersediaan teknologi, sehingga semua siswa dapat mengakses pembelajaran
online.
9. Rencana ini berfokus pada pengembangan keterampilan bahasa Inggris siswa dan
pemahaman budaya bahasa Inggris, menciptakan lingkungan pembelajaran yang
komprehensif dan mendukung.
Dengan demikian, rencana ini memberikan kerangka kerja yang baik untuk pembelajaran
Bahasa Inggris yang efektif dan menyeluruh selama semester ganjil tahun ajaran
2023/2024.
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Buban Jill. 2017. Online & Blended Learning : Selection From The Field. Routledge:
Taylor & Francis Group.
Innes Martha Cleveland, Dan Wilton. 2018. Guide to Blended Learning. Canada:
Commonwealth Of Learning
16