Disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktikum mata kuliah Bioteknologi
Oleh:
Kelompok 4
BANDUNG
2023
A. Judul Praktikum : Pembuatan Pizza Secara Fermentasi
B. Waktu Praktikum : Selasa,02 April 2023, Pukul 07.30 WIB
C. Tujuan Praktikum :
1. Untuk mengetahui proses pembuatan pizza secara fermentasi.
2. Untuk mengetahui mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan pizza
beserta proses fermentasinya.
3. Untuk menganalisis dan menyimpulkan hasil produk pizza yang telah dibuat.
D. Landasan Teori
Bioteknologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari penerapan prinsip-
prinsip biologi. Terdapat dua macam bioteknologi yaitu bioteknologi secara konvensional
dan bioteknologi secara modern. Bioteknologi konvesional merupakan bioteknologi yang
menggunakan agen biologi mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan secara langsung untuk
mengolah bahan baku menjadi produk yang diinginkan tanpa adanya modifikasi pada agen
biologi tersebut (Siti W. J, 2022).
Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan
mikroorganisme untuk memodifikasi bahan dari alam untuk memperoleh produk makanan
yang optimal. Misalnya pembuatan tempe, tape, roti, dan pengomposan sampah.
Bioteknologi memanfaatkan bakteri, ragi, kapang, alga, sel tumbuhan atau sel hewan yang
dibiakkan sebagai konstituen berbagai proses industri (Sutarno, 2016).
Bioteknologi pangan didefinisikan sebagai aplikasi teknik biologis untuk hasil
tanaman pangan, hewan, dan mikroorganisme dengan tujuan meningkatkan sifat, kualitas,
keamanan, dan kemudahan dalam proses dan produksi makanan. Hal ini
termasuk proses produksi makanan tradisional seperti tempe,roti, asinan atau acar, dan
keju yang memanfaatkan teknologi fermentasi (Pramashinta et al., 2014).
Penggunaan bioteknologi konvensional untuk meningkatkan nilai gizi dan cita rasa
suatu bahan pangan dengan cara mengubah bahan pangan tersebut menjadi suatu hal yang
baru dengan inovasi-inovasi yang membuat bahan pangan itu menjadi enak, menarik, dan
tidak berasa tradisional walaupun berasal dari yang tradisional (Wusqo IU, 2014).
Salah satu produk dari biologi konvensional adalah pizza. Pizza secara umum
adalah sejenis olahan makanan roti yang memiliki bentuk bundar, pipih yang dimasak
dengan cara dipanggang di oven dan biasanya dilumuri saus tomat serta keju dengan
menggunakan bahan makanan tambahan lainnya yang dibisa dipilih. (Shalihah, G.N. dkk,
2018).
Pembuatan pizza secara fermentasi merupakan salah satu bentuk penerapan
bioteknologi pada industri pangan. Fermentasi adalah proses biokimia yang melibatkan
mikroorganisme, seperti bakteri dan ragi, dalam menguraikan bahan makanan menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Pada pembuatan pizza, fermentasi dilakukan pada
adonan pizza untuk memperbaiki rasa, aroma, dan tekstur dari adonan tersebut. Salah satu
jenis ragi yang sering digunakan dalam pembuatan pizza adalah Saccharomyces cerevisiae,
yang juga digunakan dalam pembuatan roti dan bir.
Menurut sebuah jurnal yang berjudul "The Role of Fermentation in Pizza Dough:
A Review" oleh Liang Li dan Jianrong Li (2019), fermentasi adonan pizza dilakukan dalam
dua tahap. Tahap pertama adalah fermentasi lambat yang dilakukan pada suhu rendah
selama 8-12 jam, yang bertujuan untuk mengembangkan rasa dan aroma pada adonan
pizza. Tahap kedua adalah fermentasi cepat yang dilakukan pada suhu yang lebih tinggi
selama 1-3 jam, yang bertujuan untuk mengembangkan tekstur dan volume adonan pizza.
Proses fermentasi pada adonan pizza juga dapat meningkatkan nilai gizi dari pizza, seperti
peningkatan kandungan serat, protein, dan vitamin.
Dalam pembuatan pizza secara fermentasi, penting untuk memperhatikan kualitas
bahan baku dan kondisi fermentasi yang optimal. Hal ini dapat mempengaruhi hasil akhir
dari adonan pizza dan kualitas pizza yang dihasilkan. Selain itu, penggunaan ragi yang
tepat juga dapat mempengaruhi kualitas adonan pizza yang dihasilkan. Dalam jurnal yang
sama, Liang Li dan Jianrong Li (2019) menyatakan bahwa penggunaan ragi yang bermutu
tinggi dapat menghasilkan adonan pizza yang lebih baik, dengan tekstur yang lembut dan
rasa yang enak. Oleh karena itu, pembuatan pizza secara fermentasi merupakan salah satu
contoh penerapan bioteknologi pada industri pangan yang dapat meningkatkan kualitas dan
nilai gizi dari produk pangan tersebut.
E. Alat dan Bahan
H. Pembahasan
Kulit pizza atau adonan dasar pizza umumnya berbentuk bulat pipih yang
terbuat dari beberapa bahan seperti tepung terigu, gula, garam, yeast, minyak, dan
air melalui tahapan pembentukan adonan, fermentasi, dan pemanggangan (Jenie, L.,
2013). Kualitas keseluruhan kulit pizza dipengaruhi oleh fermentasi, jenis tepung,
dan prosedur preparasi. Kulit pizza mengandung karbohidrat (pati) cukup tinggi
namun rendah serat yang disebabkan oleh penggunaan tepung terigu dalam
pembuatannya.
Tepung terigu yang digunakan berupa tepung Segitiga Biru dengan kadar
protein sedang yaitu sekitar 10.8% yang disebut gluten (gliadin dan glutenin).
Gliadin memberikan sifat viscous dan glutenin memberikan sifat elastic sehingga
sifat viskoelastis tersebut berperan membuat adonan menjadi elastis dan mengikat
gas CO2 yang dihasilkan oleh yeast sehingga tekstur adonan menjadi lebih empuk
dan mengembang. (Mahreni, 2021). Selanjutnya pada proses pembuatan adonan,
gula dan garam ditambahkan juga. Gula berfungsi sebagai sumber makanan bagi
yeast, memberikan efek pengempukan melalui pengembangan gluten, memberi rasa
manis, dan memberikan efek browning pada permukaan sehingga tampilan warna
menjadi lebih menarik (Novianti, 2017). Garam berfungsi memberikan rasa gurih,
memperbaiki butiran tepung dan struktur adonan, dan mengontrol waktu fermentasi.
Garam juga dapat membuat struktur adonan lebih kuat dan meningkatkan flavor
produk. Yeast berfungsi mengembangkan adonan yaitu pada kondisi cukup air dan
makanan (gula), yeast akan bertumbuh dan mengubah gula menjadi gas CO2 dan
senyawa beraroma sehingga struktur adonan menjadi lembut (Widodo, 2014).
Minyak berfungsi sebagai pelumas, menambah flavor, memperbaiki tekstur dan
struktur adonan, serta meningkatkan keempukan dan volume adonan.
Selanjutnya dalam setiap langkah kerja yang telah dilakukan dalam proses
pembuatan pizza terdapat peran yeast. Yeast Khamir jenis Saccharomyces
cereviceae merupakan jenis khamir yang paling umum digunakan pada pembuatan
roti. Khamir ini sangat mudah ditumbuhkan, membutuhkan nutrisi yang sederhana,
laju pertumbuhan yang cepat, sangat stabil, dan aman untuk digunakan (food
gradeorganism). Dengan karakteristik tersebut, Saccharomyces cereviceae lebih
banyak digunakan dalam pembuatan olahan makanan dibandingkan penggunaan
jenis khamir yang lain.
I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum pembuatan kefir secara
fermentasi dapat disimpulkan bahwa:
A. Daftar Pustaka
Li, L., & Li, J. (2019). The Role of Fermentation in Pizza Dough: A Review.
Journal of Food Quality, 2019, 1–10. https://doi.org/10.1155/2019/8148297
Shalihah, G.N., Yogha, S., Yulia, C. 2018. Analisis Daya terima Pizza Cookies
Berbahan Dasar Tepung Mocaf. Media Pendidikan Gizi dan Kuliner Vol.7, No.2 .
Program Studi Pendidikan Tata Boga, Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga ,
Fakultas Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Siti, W.J. 2022. Potensi Kacang Hijau Menjadi Bahan Baku Dalam Pembuatan
Tempe Sebagai Sumber Belajar Pada Materi Bioteknologi Konvensional. Jurnal Ilmiah
Hospitality. Vol 11 (2). 1-5. Universitas Nahdatul Wathan Mataram.