BAB 4 Hal. 47-86
BAB 4 Hal. 47-86
BAB IV
Pada bab ini akan kami uraikan tentang hasil dari asuhan keperawatan
yang diberikan pada pasien dengan Gangguan Neurosa Depresi: Gangguan Proses
Fikir di Wisma Lansia Lumajang dan pembahasan dari asuhan keperawatan yang
4.1 Hasil
Desember 2006 oleh bapak Bupati Ahmad Fauzi yang beralamat di Jl. Panjaitan
rusng jsg, 1 ruang tamu, 1 mushollah, 1 kamar mandi umum, dapur dan ruang
makan, r cuci dan tempat menjemur pakaian, aula, gudang, ruang kesehatan,
ruang praktek dan ruang PKK. Pemeriksaan kesehatan juga rutim dilakukan
kepada lansia untuk memastikan bahwa tingkat kesehatan lansia selalu terjaga
4.1.2 Pengkajian
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat
47
48
keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial, dan lingkungan (Effendi, 1995 dalam
Pengkajian pada penelitian ini dilakukan pada dua pasien yaitu Ny. Am
Proses Pikir di Wisma Lansia Lumajang, dan diperoleh data sebagai berikut :
Klien 1 di rawat di panti mulai 05 januari 2015 sedangkan klien 2 di rawat di panti
mulai 07 februari 2015 dan keduanya dilakukan pada pengkajian yaitu tanggal 20
Juni 2016.
49
panti karena klien sering ngomel-ngomel selama di rumah. Dan pada klien 2 atas
kemauan sendiri yang meminta antar saudaranya untuk dirawat di panti karena
tidak mau merepotkan sudaranya. Data sekunder yang didapatkan dari perawat
Klien 1 Klien 2
Faktor presipitasi Pasien mengatakan sakit Pasien mengatakan atas
hati kepada anaknya kemauan sendiri minta di
karena anaknya menjual antar saudaranya untuk
rumahnya dan uang dari di rawat di panti dengan
hasil penjualan rumah di alasan tidak mau
habiskan, anak-anaknya merepotkan saudaranya
juga tidak ada yang dan karena anak-anaknya
peduli dengan klien dan tidak ada yang peduli
kemudian anaknya dengan keadaan klien
mengantarkan klien ke yang mengalami stroke
wisma. sejak ± 5 tahun yang
lalu. dan
meninggalkannya kepada
saudaranya tersebut.
50
memiliki alasan yang sama yaitu merasa tidak di inginkan oleh anaknya
menjual rumahnya dan klien 2 juga merasa tidak di pedulikan oleh anak-
trauma, kematian orang yang dicintai, keadaan yang sulit, atau kondisi stress
memicu terjadinya episode depresi, tetapi terdapat pula kondisi tidak jelas
yang dapat memicu depresi (Irawan, 2013). Dalam hal ini kedua klien sama-
ada ada
gangguan jiwa dan termasuk juga riwayat pengobatan jiwa yang pernah
didapatkan menjadi suatu hal yang penting dilakukan karena sesuai dengan
teori yang menyebutkan bahwa pada beberapa kasus, depresi murni berasal
dari faktor genetik, orang yang memiliki keluarga depresi lebih cenderung
terjadinya depresi. Kasus trauma, kematian orang yang dicintai, keadaan yang
sulit, atau kondisi stress memicu terjadinya episode depresi, tetapi terdapat
pula kondisi tidak jelas yang dapat memicu depresi (Irawan, 2013). Jadi
52
apabila sudah ada data yang sudah di dapatkan ada riwayat keluarga yang
alami klien dapat mengarah ke gangguan jiwa apabila tidak segera tertangani
dengan tepat. Riwayat truma juga menjadi salah satu faktor yang dapat
memicu terjadinya depresi pada lansia. Pada klien 1 dan 2 dari hasil
pengkajian yang sudah didapatkan dari riwayat kelurga tidak ada yang
jiwapun tidak ada, riwayat penyakit fisik dan riwayat trauma juga tidak ada
yang pernah di alami oleh klien 1 dan 2. Namun pada hasil pengkajian
pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan pada klien 1 klien merasa
sangat kecewa pada anaknya yang menjual rumahnya dan uang hasil
ditinggak oleh suaminya yang kemudian klien memilih bercerai dengan suami
dan suaminya menikah lagi dengan orang lain. Dari faktor predisposisi
pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan inilah yang menjadi salah
4 4 5 2
Masalah Keperawatan : 5 2
Tidak ada
Masalah Keperawatan :
54
kelemahan
lututnya kerna keadaan fisik klien yang memang sudah mengalami kemunduran
dalam hal fisik terutama pada bagian ekstremitas, klien 1 juga mengalami
penurunan pendengaran hal ini sesuai dengan teori yang memang banyak
perubahan fisik yang terjadi pada lansia. Pada klien 2 Ny.Ar ekstremitas bagian
kanan klien mengalami kelemahan karena penyakit stroke yang di alami klien
sejak ± 5 tahun yang lalu. Hasil pengkajian yang di dapatkan dari perawat yang
merawat klien tangan klien sebelah kanan yang mengalami kelemahan tersebut
masih bisa bergerak secara spontan bila terkena rangsangan seperti saat setiap
klien di mandikan oleh perawat, tangan kanan klien bergerak-gerak sendiri karena
Konsep Diri
Citra Tubuh Pasien mengatakan Pasien mengatakan suka
menyukai semua anggota dengan tangannya karena
tubuhnya. tangan di gunakan untuk
beraktifitas..
Pasien mengatakan
Pasien mengatakan berperan sebagai ibu saat
Peran berperan sebagai ibu saat berada dirumahnya.
dirumahnya. Saat di wisma pasien
Saat di wisma pasien mengatakan perannya
mengatakan perannya sebagai warga panti.
sebangai warga panti.
Pasien mengatakan ingin
Pasien mengtakan tidak pulang jika klien bisa
Ideal Diri ingin pulang dan tidak mau berjalan normal.
bertemu dengan anak-
anaknya.
Pasien mengatakan tidak
Pasien mengatakan anak mau merepotkan
dan saudara-saudaranya saudaranya karena keadaan
Harga Diri tidak peduli dengan klien yang sakit stroke.
dirinya.
Hubungan Sosial
Orang yang Berarti / Pasien mengatakan tidak Pasien mengatakan orang
Terdekat dekat dengan anak dan yang terdekat adalah
saudaranya. keponakannya.
hambatan dalam berhubungan dengan orang lain karena klien selalu memiliki
ambil oleh teman lainnya yang ada di panti. Pikiran curiga yang di alami oleh
curiga juga termasuk salah satu hal yang terdapat pada klien yang memiliki
untuk melakukan ibadah dengan berdiri karena nyeri pada lutut yang
dirasakan klien bertambah sakit bila lututnya di tekuk jadi klien sholat sambil
duduk di atas tempat tidur. Klien 1 juga mengalami masalah hubungan sosial
peran serta dalam kelompok karena saat dilakukan validasi data hasil
panti lainnya. Klien 2 juga idak meiliki masalah hubungan sosial kelompok
karena memang sebelumnya di rmh klien sering mengikuti pengajian yang ada
sambil duduk di atas tempat tidur karena memang keadaan sakit stroke yang di
alami klien. Cacat fisik atau mental seperti stroke atau dimensia, sehingga
memerlukan bantuan orang lain, hal tersebut menjadikan klien dalam episode
pertanyaan.
perubahan perilaku yaitu penurunan perawatan diri dan makan. Dari segi
acakan tapi keduanya masih mampu untuk merawat dirinya. Interkasi yang
menjawab semua pertanyaan sesuai yang di ajukan. Kedua klien mampu memulai
tidak mengalami gangguan karena klien juga mampu mengingat alasan mereka di
bawa ke panti.
Hasil pengkajian yang di dapatkan yaitu orientasi waktu, klien 1 dan 2 bisa
gangguan pada orientasi waktu karena tidak dapat menyebutkan jam saat
wawancara yaitu pukul 10.30 WIB. Gejala tersebut sesuai dengan batasan
karakteristik yang ada dalam Carpenito, 2013 bahwa lansia yang mengalami
depresi disertai pula dengan gejala demensia yang di alami. Pada klien 2 tidak
memiliki gangguan dalam hal orientasi karena klien mampu menjawab pertanyaan
karakteristik Carpenito, 2013 tanda dan gejala yang harus terdapat pada klien
dengan gangguan proses pikir salah satumya adalah depresi jadi dalam hal ini
yang dialami klien 1 dam 2. Pada pengkajian afek yang ditunjukkan oleh klien
1 dan 2 afek adekuat karena klien 1 dan 2 dapat menunjukkan afek emosi yang
yang ditunjukkan oleh masing-masing klien berbeda namun dalam hal ini
61
kedua klien tidak mengalami masalah dalam hal afek. Sesuai dengan
kehidupan normal. Orang depresi menjadi pesimis dan putus asa, merasa sia-
sia dan sering diiringi dengan pikiran tentang hilangnya kesenangan (Radityo,
2007). Klien 1 dan klien 2 mengalami depresi karena terjadi kesedihan intens
merupakan salah satu tanda dan gejala yang harus terdapat pada klien dengan
gangguan proses pikir sesuai dengan batasan karakteristik yang terdapat dalam
Carpenito, 2013.
arus pikir, isi pikir dan bentuk pikir yang juga dalam ketiga hal tersebut terjadi
Dimana gangguan isi pikir yang dialami oleh klien 1 adalah preseverasi karena
klien sering mengulang-ulang pada suatu ide pikiran dan tema yang sama
secara berlebihan dank lien 2 mengalami gangguan isi pikir yaitu blocking
yang jelas bik internal mupun eksternal lalu kemudian klien kembali
63
dan 2 juga merupakan 1 dari beberapa tanda dan gejal yang harus terdapat
pada klien dengan gangguan proses pikir yaitu curiga dan perasaan tidak
2 tidak mengalami masalah dalam bentuk pikir dimana klien 1 dan 2 mampu
berpikir secara realistik sesuai dengan keadaan sekarang yang dilami klien.
Sesuai dengan tanda dan gejala yang terjadi pada lansia yang mengalai
klien 1 mengalami gangguan memori saat ini karena klien tidak mampu
di alami oleh klien dengan gangguan proses pikir juga terdapat pada batasan
dengan teori yang mendasari bahwa klien dengan depresi mengalami kesulitan
memutuskan hal-hal kecil seperti yang tersebut di atas. Kemampuan daya tilik
klien 1 dan 2 juga masih tergolong mampu karena klien 1 dan 2 menyadari
bahwa keadaannya saat ini juga faktor usia klien yang sudah tua.
65
Pasien mengatakan
9) Aktifitas diluar rumah Pasien mengatakan beraktifitas di luar rumah
beraktifitas di luar rumah hanya duduk diatas kursi
hanya mencuci pakaian, roda dan ngobrol dengan
dan menyapu halaman teman lain yang ada di
depan kamar. panti.
Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :
Tidak ada Tidak ada
67
fisik seperti, mandi, merawat diri, makan dll. Pada klien 1 dan 2 hanya
memerlukan bantuan minimal dari perawat karena hampir semua kegiatan fisik
tentang aktifitas saat di rumah klien 1 terbiasa melakukan pekerjaan rumah tangga
terutam tidur pada malam hari. Hal ini sesuai dengan perubahan yang sering di
rasakan oleh lansia yang mengalami depresi yaitu gangguan untuk memulai tidur,
mempertahankan tidur dan tidur dalam waktu yang lama (Irawan, 2013).
Sedangkan pola istirahat klien 2 tidak mengalami masalah, klien selalu tepat
Penjelasan : Penjelasan :
gangguan koping, kepribadian, dan mental. (Carpenito, 2013). Pada klien lansia
koping yang di alami oleh klien 1 dan klien 2. Pada klien 1 Ny. Am mengalami
yang tinggi dan ekspresi wajah klien tampak marah dan menggambarkan
teringat anaknya adalah klien melakukan kegiatan apapun yang biasa dilakukan
seperti menjahit dan dari hasil pengamatan perawat klien juga sering diam di
klien saat di minta untuk menceritakan masa lalu dengan suami dan anaknya
ekspresi wajah klien langsung berubah sedih, pasien terdiam dan menghentikan
mekanisme yang di lakukan saat klien teringat tentang suami dan anaknya
ataupun keluar di teras kamar dan ngobrol dengan teman lain yang ada di panti.
mengatasi gangguan koping yang di alami tentu saja perawat juga harus
kebutuhannya di penuhi
oleh anak dan
keponakannya.
bisa berupa salah satunya Faktor sosial. Hal ini bisa berupa hilangnya status
lingkungan juga berkaitan dengan tingkat depresi lebih besar, orang yang
tinggal di kota dua kali lebih depresi disbanding di desa. Orang yang tinggal
sendiri orang yang bercerai, kondisi ekonomi miskin, tidak punya tempat
tinggal, dan tidak bekerja lebih sering mengalami depresi. (Irawan, 2013). Hal
depresi yang di alami klien 1 dan 2 juga berasal dari faktor sosial dan
atas bahwa klien 1 dan 2 tidak memiliki gangguan dalam hal psikososial dan
lingkungan yang menjadi penyebab terjadinya depresi yang dialami oleh klien
1 dan 2.
71
Apakah klien mempunyai Klien mengerti bahwa linu- Klien mengerti bahwa
masalah yang berkaitan linu pada lutut yang sering kelemahan fisik pada
dengan pengetahuan yang di alami klien adalah anggota tubuh sebelah
kurang tentang suatu hal : karena faktor usianya yan kanan di karenakan stroke
Penyakit/gangguan sudah tua. yang di alami klien selama
jiwa ± 5 tahun ini.
Sistem pendukung Masalah keperawatan: Masalah keperawatan:
Faktor presipitasi Tidak ada Tidak ada
Mekanisme koping
Penyakit fisik
Obat-obatan
Lain-lain, jelaskan
Keadaan klien yang banyak mengalami keluhan seperti pada klien 1 sering
kedaannya yang seperti ini karena dari faktor umur klien yang sudah tua. Klien 2
juga mampu mengerti bahwa sakit stroke yang sudah di alaminya kurang lebih 5
tahun yang lalu merupakan ujian untuk dirinya namun klien juga paham dengan
Diagnosa Medik - -
Terapi Medik Data yang didapatkan dari Data yang didapatkan dari
perawat tidak ada terapi perawat tidak ada terapi
medis yang di berikan medis yang di berikan
setiap hari kecuali saat ada setiap hari kecuali saat ada
keluhan yang dirasakan keluhan yang dirasakan
pasien. pasien.
72
Tidak ada diagnosa medis yang tercantum pada status riwayat kesehatan
klien mengenani depresinya yang di alami klien 1 dan 2. Terapi medis yang
kemudian klien melaporkan pada perawat dan perawat memberikan terapi ringan
Klien 1
NO DATA DIAGNOSA
KEPERAWATAN
2. DS : Demensia/lupa
Pasien mampu menjawab siang hari
sesuai dengan kenyataan tapi klien tidak
73
DO :
- Pasien bertanya saat ini jam
berapa
3. DS : Gangguan Persepsi
Pasien mengatakan kadang melihat
Sensori : Halusinasi
orang yang akan mengambil sapi.
Penglihatan.
DO :
- Dari data yang di peroleh dari
perawat, klien melaporkan
sering melihat orang lain yang
akan mengambil sapi klien juga
melaporkan bahwa ada anak
kecil yang sering menemaninya
di kamar.
4. DS: Nyeri
Pasien mengatakan lututnya linu.
DO:
- Dari data yang ada di status
pasien klien memang punya
riwayat sakit linu-linu.
74
6. DS: Insomnia
Klien mengatakan kesulitan tidur saat
malam hari, biasanya klien baru bisa
tidur jam 22.00 s/d 04.00 WIB
DO: -
7. DS: Depresi
Pasien mengatakan sangat kecewa
kepada anak-anaknya karena tega
menjual rumah dan menghabiskan uang
hasil penjualan rumah dan tidak mau
merawat klien.
DO:
- Ekpresi wajah pasien berubah
menjadi marah
- Ngomel-ngomel
Klien 2
NO DATA DIAGNOSA
KEPERAWATAN
DO :
- Nada suara pelan
- Ekspresi wajah sedih.
- Menggelengkan kepala
DO :
- pasien tampak sedih
- mengelus dadanya
- pasien tampak hendak menangis
4. DS : Kelemahan fisik
(stroke)
Pasien mengatakan anggota tubuh
sebelah kanan tidak bisa di gerakkan.
DO :
- Klien kesulitan menggerakkan
anggota bagian tubuh kanan
- Kekuatan otot anggota badan
sebelah kanan 2 : 2
manusia ( status kesehatan atau resiko perubahan pola ) dari individu atau
membatasi, mencegah dan merubah ( Carpenito, 1995, dalam Marfuah, dkk, hal
50, 2014).
yang perlu suatu perencanaan yang baik sesuai dengan standart asukan
keperawatan (SAK) atau standart operasional ( SOP ) yang terdiri dari tujuan,
kriteria hasil, rencana tindakan dan rasional dari tindakan yang diberikan dalam
asuhan keperawatan pada klien ( Depkes RI, 1995 dalam Marfuah, dkk, hal 64,
2014).
1. Memperkenalkan diri √ √
yang valid dari klien 1 dan klien 2 sebagai data awal yang dapat menunjang
pengkajian. Terutama pada tahap membina hubungan saling percaya antara klien
dan mahasiswa, hal ini yang paling sulit dilakukan karena tiap-tiap klien memiliki
kebiasaan pola hubungan yang berbeda dalam menerima orang baru yang baru di
kenal. Pada klien 1 Ny.Am sempat mengalami kesulitan karena keadaan klien
dampingi perawat panti untuk memudahkan dalam proses pengkajian awal yang
dilakukan.
Pada klien 2 Ny.Ar klien sangat mudah menerima orang baru, klien juga sangat
1. Memperkenalkan diri - -
Pada pertemuan kedua, baik klien 1 dan klien 2 dilakukan hal yang sama
menjahit jadi kegiatan yang di lakukan selama waktu senggang menjahit baju.
halusinasi yang sering dialami klien didaptkan bahwa halusinasi yang di alami
klien adalah halusinasi penglihatan karena saat ditanyai tentang kebenaran hal
yang di alami klien, klien menjawab sering di temani anak kecil di dalam
meskipun keadaan klien sangat bergantung dengan kursi roda. Pada Ny. Ar tidak
1. Memperkenalkan diri - -
Pada pertemuan ketiga, klien 1 dan klien 2 masih tetap di ajak berdiskusi
tentang hal-hal yang tersebut dalam tabel. Hal ini dilakukan untuk melihat adakah
memang jarang berkumpul dengan teman sesama di panti, klien sering berdiam
dilakukan setiap harinya. Klien juga sering berada di teras depan kamar untuk
tidakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Marfuah, dkk, hal 71, 2014).
1. Memperkenalkan diri √ √
perasaan klien, klien 1 Ny. Am dan Ny. Ar sama-sama menjawab keadaannya hari
ini sangat baik. Mengajak klien membahas tentang hal-hal yang disukai klien,
klien 1 Ny. Am hal yang disukai.nya adalah menjahit baju sedangkan klien 2 Ny.
Ar hal yang di sukainya adalah dulu saat bekerja di malaisya karena klien punya
bisa punya penghasilan sendiri. Hal yang tidak disukai klien 1 Ny. Am menjawab
anaknya, karena klien di tinggalkan di panti oleh anaknya dan sampai saat ini
anaknya tidak pernah menjenguk klien. Klien merasa sangat kecewa kepada
anaknya atas perlakuan terhadap dirinya yang sudah menjual rumah dan kemudian
anaknya karena tau keadaan klien berada di wisma anaknya tidak pernah
menjenguk klien sehingga klien merasa tidak di inginkan oleh anaknya. Klien
juga tidak mau membahasa tentang suaminya karena klien sudah di kecewakan
suaminya. Hal yang sering dilakukan klien 1 Ny. Am saat teringat hal tersebut
berkomunikasi dengan teman lain yang ada di panti tapi klien sering terlihat
berada di teras kamar untuk jalan-jalan ringan. Sedangkan klien 2 Ny. Ar saat
teringat hal yang tersebut klien keluar di teras kamar dan mengobrol dengan
1. Memperkenalkan diri √ -
masih banyak yang dilakukan karena pendengaran klien yang sudah berkurang
dan demensia yang di alami klien jadi perlu dilakukan lagi tahap perkenalan
pada pada anaknya. Klien kemudian untuk di anjurkan kegiatan menjahit saat
seperti berjalan-jalan diteras depan kamar. Sedangkan pada klien 2 Ny. Ar klien
klien terdapat radio, klien juga mengatakan setiap pagi selalu mendengarkan radio
sebagai hiburan.
1. Memperkenalkan diri √ -
Pada pertemuan ketiga, pada klien 1 masih tetap dilakukan tindakan yang
sama seperti pertemuan kedua. Pada pertemuan ketiga klien 1 Ny. Am saat
kunjungan memang sedang menjahit bajunya. Pada klien 2 Ny. Ar saat kunjungan
klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan (Marfuah, dkk,
Evaluasi yang dilakukan pada klien 1 Ny. Am banyak tindakan yang tidak
diri terutama pada pada halusinasi yang sering di alami klien setiap malam hari.
Klien juga tidak mampu berpartisipasi dengan individu lain karena memang
persepsi klien yang selalu berpikiran bahwa temannya selalu mengambil barang
pribadinya. Tetapi klien mampu fokus terhadap suatu hal yang di kerjakannya
seperti menjahit bajunya. Sedangkan pada klien 2 Ny. Ar banyak dari hal yang
diharapkan sudah mampu dilakukan klien hanya saja klien tidak dapat
klien masih sering mengatakan “seandainya saya bisa jalan, saya mau kembali
Pada evaluasi pertemuan kedua, klien 1 dan klien 2 masih tetap tidak
mengalami perubahan terhadap hal yang di harapkan dapat berhasil. Klien 1 Ny.
membawa sapi di dalam kamarnya. Klien mampu untuk berfikir realitas karena
keadaannya yang sudah tua dan tidak memiliki apa-apa jadi mungkin karena itu
kedua klien masih belum dapat dikatakan berhasil karena kedua klien masih tetap