Anda di halaman 1dari 42

47

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan kami uraikan tentang hasil dari asuhan keperawatan

yang diberikan pada pasien dengan Gangguan Neurosa Depresi: Gangguan Proses

Fikir di Wisma Lansia Lumajang dan pembahasan dari asuhan keperawatan yang

telah diberikan pada pasien dengan Gangguan Neurosa Depresi.

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi dan Pengambilan Data

Wisma Lansia Gerbangmas Lumajang diresmikan pada tanggal 28

Desember 2006 oleh bapak Bupati Ahmad Fauzi yang beralamat di Jl. Panjaitan

No 04 Rt 02 Rw 12 kelurahan Citrodiwangsan Lumajang. Dengan luas tanah 964

M³ dan memiliki 9 kamar yang dihuni oleh 12 lansia, 1 kamar pendamping, 1

rusng jsg, 1 ruang tamu, 1 mushollah, 1 kamar mandi umum, dapur dan ruang

makan, r cuci dan tempat menjemur pakaian, aula, gudang, ruang kesehatan,

ruang praktek dan ruang PKK. Pemeriksaan kesehatan juga rutim dilakukan

kepada lansia untuk memastikan bahwa tingkat kesehatan lansia selalu terjaga

(Arsip profil Wisma Lansia Gerbangmas, 2006).

4.1.2 Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang

bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat

mengidentifikasi, mengenali masalah – masalah, kebutuhan kesehatan dan

47
48

keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial, dan lingkungan (Effendi, 1995 dalam

Marfuah, dkk, 2014).

Pengkajian pada penelitian ini dilakukan pada dua pasien yaitu Ny. Am

(klien 1) dan Ny. Ar (klien 2) dengan Gangguan Neurosa Depresi : Gangguan

Proses Pikir di Wisma Lansia Lumajang, dan diperoleh data sebagai berikut :

4.1.2.1 Identitas Klien

Identitas Klien Klien 1 Klien 2


Nama Ny. Am Ny. Ar
Umur 78 tahun 59 tahun
Pendidikan SD SMP
Agama Islam Islam
Status Janda Janda
Alamat Krajan, Keting Klanting
Pekerjaan Tidak bekerja Tidak bekerja
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan
No RM
Tanggal Dirawat 05 Januari 2015 07 Februari 2015
Tanggal Pengkajian 20 Juni 2016 20 Juni 2016
Ruang Rawat Wisma Lansia kamar 1 Wisma lansia kamar 5

Dari hasil pengkajian identitas, klien sama-sama berjenis kelamin

perempuan klien 1 berumur 78 tahun dan klien 2 berumur 59 tahun. Keduanya

berstatus janda klien 1 suaminya meninggal klien 2 bercerai dengan suaminya.

Klien 1 di rawat di panti mulai 05 januari 2015 sedangkan klien 2 di rawat di panti

mulai 07 februari 2015 dan keduanya dilakukan pada pengkajian yaitu tanggal 20

Juni 2016.
49

4.1.2.2 Alasan Masuk

Data Klien 1 Klien 2


Data Primer Pasien mengatakan Pasien mengatakan atas
anaknya yang kemauan sendiri minta
mengantarkan ke panti di antar kepada
karena sering ngomel. saudaranya untuk di
rawat di panti.
Data Sekunder Dari data status pasien : Dari data status pasien :
pasien ngomel-ngomel, pasien datang atas
berbicara sendiri, keinginan sendiri di
keluyuran. rawat di panti.

Dari pengkajian data alasan masuk klien 1 di antarkan oleh anaknya ke

panti karena klien sering ngomel-ngomel selama di rumah. Dan pada klien 2 atas

kemauan sendiri yang meminta antar saudaranya untuk dirawat di panti karena

tidak mau merepotkan sudaranya. Data sekunder yang didapatkan dari perawat

memang pada klien 1 sering ngomel-ngomel, berbicara sendiri dan keluyuran.

4.1.2.3 Faktor Presipitasi

Klien 1 Klien 2
Faktor presipitasi Pasien mengatakan sakit Pasien mengatakan atas
hati kepada anaknya kemauan sendiri minta di
karena anaknya menjual antar saudaranya untuk
rumahnya dan uang dari di rawat di panti dengan
hasil penjualan rumah di alasan tidak mau
habiskan, anak-anaknya merepotkan saudaranya
juga tidak ada yang dan karena anak-anaknya
peduli dengan klien dan tidak ada yang peduli
kemudian anaknya dengan keadaan klien
mengantarkan klien ke yang mengalami stroke
wisma. sejak ± 5 tahun yang
lalu. dan
meninggalkannya kepada
saudaranya tersebut.
50

Dari faktor presipitasi di atas kedua klien 1 dan klien 2 sama-sama

memiliki alasan yang sama yaitu merasa tidak di inginkan oleh anaknya

sehingga klien 1 tiba-tiba di antarkan ke panti oleh anaknya yang sudah

menjual rumahnya dan klien 2 juga merasa tidak di pedulikan oleh anak-

anaknya yang dalam keadaan sakit stroke kemudian akhirnya memutuskan

untuk di antar ke panti agar tidak merepotkan saudaranya. Dari faktor

presipitiasi tersebut sesuai dengan penyebab terjadinya depresi yaitu kasus

trauma, kematian orang yang dicintai, keadaan yang sulit, atau kondisi stress

memicu terjadinya episode depresi, tetapi terdapat pula kondisi tidak jelas

yang dapat memicu depresi (Irawan, 2013). Dalam hal ini kedua klien sama-

sama mengalami trauma emosional yang di alami karena ditinggalkan dan

perasaan tidak di inginkan oleh anaknya yang memicu terjadinya depresi.

4.1.2.4 Faktor Predisposisi

Riwayat Penyakit Lalu Klien 1 Klien 2


Pernah mengalami Dari data riwayat Dari data riwayat
gangguan jiwa di masa kesehatan yang di kesehatan yang di
lalu ? peroleh, klien tidak peroleh, klien tidak
Jika ya, Jelaskan : memiliki riwayat memiliki riwayat
gangguan jiwa. gangguan jiwa.
Pengobatan Klien tidak pernah Klien tidak pernah
sebelumnya, Jelaskan : mendapatkan mendapatkan
pengobatan tentang pengobatan tentang
gangguan jiwa. gangguan jiwa.
Masalah Masalah
Keperawatan : Tidak Keperawatan : Tidak
ada ada
Pernah mengalami Pasien mengatakan Pasien mengatakan
penyakit fisik tidak pernah mengalami tidak mengalami
(termasuk gangguan penyakit fisik termasuk penyakit fisik termasuk
tumbuh kembang) gangguan tumbuh gangguan tumbuh
kembang kembang.
Masalah Masalah
Keperawatan : Tidak Keperawatan : Tidak
51

ada ada

Pengalaman masa lalu Pasien mengatakan tidak Pasien mengatakan dulu


yang tidak suka dengan anaknya ditinggal oleh suaminya
menyenangkan (Bio, karena anak-anaknya dan akhirya
Psiko, Sosio, Kultural, menjual rumah dan memutuskan bercerai
dan Spiritual). menghabiskan uangnya. lalu kemudian suaminya
menikah lagi.

Riwayat Trauma Klien 1 Klien 2


Aniaya fisik Pasien mengatakan tidak Pasien mengatakan tidak
Aniaya seksual memiliki riwayat trauma memiliki riwayat trauma
Penolakan seperti aniaya fisik, seperti aniaya fisik,
Kekerasan dalam aniaya seksual, aniaya seksual,
keluarga penolakan, kekerasan penolakan, kekerasan
Tindakan criminal dalam keluarga, tindakan dalam keluarga, tindakan
kriminal. criminal

Riwayat penyakit Klien 1 Klien 2


keluarga
Anggota keluarga yang Pasien mengatakan tidak Pasien mengatakan
gangguan jiwa ? ada anggota keluarga tidak ada anggota
yang mengalami keluarga yang
gangguan jiwa. mengalami gangguan
jiwa.

Perlunya pengkajian tentang riwayat keluarga ada yang memiliki

gangguan jiwa dan termasuk juga riwayat pengobatan jiwa yang pernah

didapatkan menjadi suatu hal yang penting dilakukan karena sesuai dengan

teori yang menyebutkan bahwa pada beberapa kasus, depresi murni berasal

dari faktor genetik, orang yang memiliki keluarga depresi lebih cenderung

menderita depresi; riwayat keluarga gangguan bipolar pengguna alkohol,

skizofrenia, atau gangguan mental lainnya juga meningkatkan resiko

terjadinya depresi. Kasus trauma, kematian orang yang dicintai, keadaan yang

sulit, atau kondisi stress memicu terjadinya episode depresi, tetapi terdapat

pula kondisi tidak jelas yang dapat memicu depresi (Irawan, 2013). Jadi
52

apabila sudah ada data yang sudah di dapatkan ada riwayat keluarga yang

memiliki gangguan jiwa maka kemungkinan keadaan depresi yang sedang di

alami klien dapat mengarah ke gangguan jiwa apabila tidak segera tertangani

dengan tepat. Riwayat truma juga menjadi salah satu faktor yang dapat

memicu terjadinya depresi pada lansia. Pada klien 1 dan 2 dari hasil

pengkajian yang sudah didapatkan dari riwayat kelurga tidak ada yang

memiliki riwayat gangguan jiwa, riwayat pengobatan tentang gangguan

jiwapun tidak ada, riwayat penyakit fisik dan riwayat trauma juga tidak ada

yang pernah di alami oleh klien 1 dan 2. Namun pada hasil pengkajian

pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan pada klien 1 klien merasa

sangat kecewa pada anaknya yang menjual rumahnya dan uang hasil

penjualan uang di habiskan yang kemudian klien di antarkan ke panti.

Pada klien 2 pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan adalah

ditinggak oleh suaminya yang kemudian klien memilih bercerai dengan suami

dan suaminya menikah lagi dengan orang lain. Dari faktor predisposisi

pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan inilah yang menjadi salah

satu klien mengalami depresi.

4.1.2.5 Pemeriksaan Fisik

Data Klien 1 Klien 2


Keadaan Umum Pasien tampak berbicara Pasien tampak tidak rapi,
sendiri, suka ngomel- krudung yang di pakai
ngomel, menyendiri, sedikit miring, pasien
kesadaran compos mentis. duduk di kursi roda,
kesadaran compos mentis.
Tanda Vital
Tekanan Darah 120/80 mmHg 120/80 mmHg
Nadi 88 x/mnt 84 x/mnt
Suhu 360C 360C
53

Pernafasan 20 x/mnt 20 x/mnt


Ukur
Berat Badan 40 kg 55 kg
Tinggi Badan 142 cm 150 cm
Keluhan Fisik Pasien mengatakan linu- Pasien mengatakan
linu di bagian lutut. anggota badan sebelah
kanan lemas dan tidak bisa
di gerakkan karena
penyakit stroke yang di
alaminya.
Pemeriksaan Fisik
Kepala Simetris, tidak ada masa. Simetris, tidak ada masa.

Rambut Rambut acak-acakan, Rambut hitam, beruban,


beruban, bersih. bersih

Mata Simetris, tidak icterus, Simetris, tidak icterus,


konjungtiva anemis. konjungtiva tidak anemis.

Simetris, tidak ada odema.


Hidung Simetris, tidak ada odema.
Pendengaran baik, telinga
Pendengaran berkurang, bersih, simetris.
Telinga telinga bersih, simetris.
Tidak ada pembesaran
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Leher kelenjar tiroid.
Simetris, tidak ada retraksi
Simetris, tidak ada retraksi dinding dada.
Dada dinding dada.
Tympani
Tympani Tidak terdapat lesi, CRT
Abdomen Tidak terdapat lesi, CRT <2 detik, turgor kembali
Integument >2 detik, turgor kembali <2 detik.
>2 detik.
Tidak ada fraktur, anggota
Tidak ada fraktur, badan sebelah kanan
Ekstremitas kekuatan otot megalami kelemahan
karena stroke, kekuatan
5 5 otot

4 4 5 2

Masalah Keperawatan : 5 2
Tidak ada
Masalah Keperawatan :
54

kelemahan

Pada klien 1 Ny.Am klien hanya sering mengeluh linu-linu di bagian

lututnya kerna keadaan fisik klien yang memang sudah mengalami kemunduran

dalam hal fisik terutama pada bagian ekstremitas, klien 1 juga mengalami

penurunan pendengaran hal ini sesuai dengan teori yang memang banyak

perubahan fisik yang terjadi pada lansia. Pada klien 2 Ny.Ar ekstremitas bagian

kanan klien mengalami kelemahan karena penyakit stroke yang di alami klien

sejak ± 5 tahun yang lalu. Hasil pengkajian yang di dapatkan dari perawat yang

merawat klien tangan klien sebelah kanan yang mengalami kelemahan tersebut

masih bisa bergerak secara spontan bila terkena rangsangan seperti saat setiap

klien di mandikan oleh perawat, tangan kanan klien bergerak-gerak sendiri karena

rangsangan air dingin.

4.1.2.6 Pengkajian Psikososial

Data Klien 1 Klien 2


Genogram

Konsep Diri
Citra Tubuh Pasien mengatakan Pasien mengatakan suka
menyukai semua anggota dengan tangannya karena
tubuhnya. tangan di gunakan untuk
beraktifitas..

Identitas Pasien mengatakan Pasien mengatakan


namanya Aminah, umur 78 namanya Arofah, umur 59
55

tahun, alamat krajan. tahun, alamat Klanting.

Pasien mengatakan
Pasien mengatakan berperan sebagai ibu saat
Peran berperan sebagai ibu saat berada dirumahnya.
dirumahnya. Saat di wisma pasien
Saat di wisma pasien mengatakan perannya
mengatakan perannya sebagai warga panti.
sebangai warga panti.
Pasien mengatakan ingin
Pasien mengtakan tidak pulang jika klien bisa
Ideal Diri ingin pulang dan tidak mau berjalan normal.
bertemu dengan anak-
anaknya.
Pasien mengatakan tidak
Pasien mengatakan anak mau merepotkan
dan saudara-saudaranya saudaranya karena keadaan
Harga Diri tidak peduli dengan klien yang sakit stroke.
dirinya.

Hubungan Sosial
Orang yang Berarti / Pasien mengatakan tidak Pasien mengatakan orang
Terdekat dekat dengan anak dan yang terdekat adalah
saudaranya. keponakannya.

Peran Serta Dalam Pasien mengatakan saat di Pasien mengatakan dulu


Kelompok Wisma Lansia tidak saat di rumah dan
mengikuti kegiatan keadaannya sebelum sakit
aktivitas seperti menyapu, pasien sering mengikuti
mengepel. Pasien hanya kegiatan yang ada di
mau melakukan aktivitas linkungan rumahnya
yang menyangkut seperti pengajian.
kepentingan dirinya, Saat di panti pasien sering
seperti mencuci pakaian berada di teras depan
miliknya sendiri. kamarnya dan sesekali
mengobrol dengan warga
yang ada di panti.

Pasien mengatakan sering


dan suka mengobrol
Hambatan Dalam Pasien mengatakan tidak dengan teman yang ada di
Berhubungan Dengan suka berteman dengan panti sering mengobrol
Orang Lain teman se wisma karena jugan dengan perawat yang
klien berfikiran negatif merawat pasien di panti.
barang yang klien miliki Masalah Keperawatan :
56

akan di ambil oleh Tidak ada


temannya.
Masalah Keperawatan :
Prasangka (curiga)
Spiritual
Nilai dan Keyakinan Pasien mengatakan Pasien mengatakan dia
beragama islam dan beragama islam dan
percaya kepada Allah. percaya kepada Allah.

Kegiatan Ibadah Pasien mengatakan tetap Pasien mengatakan


sholat meskipun sholat melakukan ibadah sholat
sambil duduk karena sambil duduk di atas
lututnhya linu. tempat tidur karena
Masalah keperawatan: memang tidak bisa berdiri.
Nyeri Masalah keperawatan :
Kelemehan tubuh

Dari hasil pengkajian tabel diatas pada klien 1 Ny.Am mengalami

hambatan dalam berhubungan dengan orang lain karena klien selalu memiliki

pikiran curiga kepada temannya bahwa barang-barangnya yang hilang di

ambil oleh teman lainnya yang ada di panti. Pikiran curiga yang di alami oleh

klien 1 sesuai dengan batasan karakteristik dalam Carpenito 2013 bahwa

curiga juga termasuk salah satu hal yang terdapat pada klien yang memiliki

gangguan proses pikir. Untuk kegiatan ibadah klien mengalami keterbatasan

untuk melakukan ibadah dengan berdiri karena nyeri pada lutut yang

dirasakan klien bertambah sakit bila lututnya di tekuk jadi klien sholat sambil

duduk di atas tempat tidur. Klien 1 juga mengalami masalah hubungan sosial

peran serta dalam kelompok karena saat dilakukan validasi data hasil

wawancara dari klien ke perawat, perawat menyatakan klien 1 jarang

mengikuti kegiatan kelompok ataupun berkumpul dengan teman lainnya yang

ada di panti. Klien jarang melakukan kegiatan kelompok yang dilakukan di

panti klien hanya mau melakukan pekerjaan yang menyangkut


57

kepentingannya sendiri seperti mencuci pakaiannya sendiri. Pada klien 2

Ny.Ar tidak mengalami gangguan dalam berhubungan sosial dengan warga

panti lainnya. Klien 2 juga idak meiliki masalah hubungan sosial kelompok

karena memang sebelumnya di rmh klien sering mengikuti pengajian yang ada

di lingkungan rumahnya. Dalam melakukan kegiatan ibadah klien sholat

sambil duduk di atas tempat tidur karena memang keadaan sakit stroke yang di

alami klien. Cacat fisik atau mental seperti stroke atau dimensia, sehingga

menjadi sangat bergantung pada orang lain (Maryam,2008). Klien 2

mengalami perubahn fisik yaitu sakit stroke yang menyebabkan perubahan

pada kehidupan klien sehari-hari yang sebelumnya bisa melakukan aktivitas

secara mandiri lalu dibantu dalam beberapa kegiatan aktivitas yang

memerlukan bantuan orang lain, hal tersebut menjadikan klien dalam episode

depresi yang lebih lama.

4.1.2.7 Status Mental

Status Mental Klien 1 Klien 2


Penampilan Rambut acak-acakan, Pasien sedikit acak-
tidak menggunakan baju acakan, krudung yang
terbalik, baju diganti 1 digunakan sedikit
hari sekali, rambut miring, baju diganti 1
panjang, kuku pendek, hari sekali, kuku pendek,
kulit bersih, gigi bersih, mulut tidak bau, badan
mulut tidak bau, badan harum.
tidak bau. Masalah
Masalah Keperawatan : Tidak
Keperawatan : Tidak ada
ada
Interaksi selama
wawancara Pasien selalu menjawab Ketika diajak
saat diberi pertanyaan. wawancara dengan
perawat klien tampak
senang dan selalu
menjawab saat diberi
58

pertanyaan.

Pembicaraan Pasien mampu memulai


Pasien mampu memulai pembicaraan dan
pembicaraan dan memberikan jawaban
berbicara lantang tentang pertanyaan yg di
Masalah keperawatan: ajukan perawat.
Tidak ada Masalah
keperawatan : Tidak
ada
Aktivitas Motorik
Pasien duduk tenang, Pasien tampak tenang,
sesekali memainkan kooperatif sesekali
tangannya. memegang tangannya
yang mengalami
kelemahan.
Kesadaran
Kuantitatif Nilai GCS Nilai GCS
E4 : Pasien mampu E4 : Pasien mampu
membuka mata tanpa membuka mata tanpa
adanya rangsangan. adanya rangsangan.
V5 : Pasien mampu V5 : Pasien mampu
Kualitatif mengenal nama, dan mengenal nama, tempat
1. Relasi tempat. dan waktu.
A. Diri Sendiri M6 : Pasien mampu M6 : Pasien mampu
B. Lingkungan mengingat kejadiannya mengingat kejadiannya
2. Limitasi yaitu pasien mengatakan yaitu pasien mengatakan
(pembatasan) yang membawa kesini minta diantar saudarnya
adalah anaknya. ke panti.

Dalam Irawan, 2013 lansia yang mengalami depresi juga mengalami

perubahan perilaku yaitu penurunan perawatan diri dan makan. Dari segi

penampilan klien 1 dan 2 terkesan acak-acakan meskupun klien terlihat acak-

acakan tapi keduanya masih mampu untuk merawat dirinya. Interkasi yang

dilakukan selama wawancara kedua klien sama-sama kooperatif dan dapat

menjawab semua pertanyaan sesuai yang di ajukan. Kedua klien mampu memulai

pembicaraan da nada aktifitas motorik yang sesekali dilakukan yaitu

memainkan/menggerakkan jar-jari tangannya. Dalam hal kesadaran kedua klien


59

tidak mengalami gangguan karena klien juga mampu mengingat alasan mereka di

bawa ke panti.

Orientasi -Waktu: Pasien mampu -Waktu: Pasien mampu


 Waktu menjawab siang hari menjawab siang hari
 Tempat sesuai dengan kenyataan sesuai dengan kenyataan
 Orang tapi klien tidak bisa sekarang (jam 11.00
menyebutkan jam (saat WIB)
pengkajian jam 10.00
WIB).
Masalah keperawatan:
Demensia/lupa

-Tempat: Pasien-Tempat: Pasien


mengatakan saat ini mengatakan saat ini
berada di panti (wisma berada di panti.
lansia). -Orang : Pasien mampu
menyebutkan nama
-Orang: Pasien mampu mahasiswa yang sedang
menyebutkan nama mengajak ngobrol yaitu
mahasiswa yang sedang Afida.
mengajak ngobrol yaitu
Afida.

Hasil pengkajian yang di dapatkan yaitu orientasi waktu, klien 1 dan 2 bisa

menjawab pertanyaan yang diajukan saat wawancara. Pada klien 1 mengalami

gangguan pada orientasi waktu karena tidak dapat menyebutkan jam saat

wawancara yaitu pukul 10.30 WIB. Gejala tersebut sesuai dengan batasan

karakteristik yang ada dalam Carpenito, 2013 bahwa lansia yang mengalami

depresi disertai pula dengan gejala demensia yang di alami. Pada klien 2 tidak

memiliki gangguan dalam hal orientasi karena klien mampu menjawab pertanyaan

yang diberikan dengan tepat dan sesuai.

Pearasaan Pasien mengatakan Pasien mengatakan


1) Emosi sangat kecewa kepada tidak mau mengingat
anak-anaknya karena dan membahas tentang
tega menjual rumah dan masa lalu dengan
60

menghabiskan uang suaminya dan juga


hasil penjualan rumah anaknya karena pasien
dan tidak mau merawat sudah di kecewakan dan
pasien dan ditinggal oleh suami dan
meninggalkan pasien di anaknya.
panti.
Masalah keperawatan : Masalah keperawatan :
Depresi Depresi
2) Afek
 Adekuat Adekuat Adekuat
 Tumpul Penjelasan : Penjelasan :
 Datar Saat diberikan stimulus Saat di berikan stimulus
 Inadekuat misalnya saat diajak misalnya saat diajak
 Labil wawancara mengenai wawancara mengenai
 Lainnya… anak-anaknya, raut suaminya pasien tiba-
wajah klien berubah tiba tampak sedih, raut
marah dan kemudian muka berubah seperti
ngomel-ngomel dengan hendak menangis.
nada suara tinggi.

Persepsi – Sensorik Pasien mengatakan Pasien mengatakan tidak


Halusinasi kadang melihat orang pernah mendengar
 Penglihatan yang akan mengambil suara-suara ataupun
sapi. melihat hal-hal aneh.
Masalah keperawatan : Masalah keperawatan :
Gangguan Persepsi Tidak ada
Sensori : Halusinasi
Penglihatan.

Klien 1 dan 2 sama-sama mengalami depresi yang dalam batasan

karakteristik Carpenito, 2013 tanda dan gejala yang harus terdapat pada klien

dengan gangguan proses pikir salah satumya adalah depresi jadi dalam hal ini

depresi yang dialami klien memang mempengaruhi gangguan proses pikir

yang dialami klien 1 dam 2. Pada pengkajian afek yang ditunjukkan oleh klien

1 dan 2 afek adekuat karena klien 1 dan 2 dapat menunjukkan afek emosi yang

sesuai ketika di singgung pertanyaan mengenai anaknya meskipun respon

yang ditunjukkan oleh masing-masing klien berbeda namun dalam hal ini
61

kedua klien tidak mengalami masalah dalam hal afek. Sesuai dengan

pengertian depresi adalah gangguan mood yang dikarakteristikkan dengan

kesedihan yang intens, berlangsung dalam waktu lama, dan mengganggu

kehidupan normal. Orang depresi menjadi pesimis dan putus asa, merasa sia-

sia dan sering diiringi dengan pikiran tentang hilangnya kesenangan (Radityo,

2007). Klien 1 dan klien 2 mengalami depresi karena terjadi kesedihan intens

karena anak-anaknya. Klien 1 juga mengalami halusinasi penglihatan yang

merupakan salah satu tanda dan gejala yang harus terdapat pada klien dengan

gangguan proses pikir sesuai dengan batasan karakteristik yang terdapat dalam

Carpenito, 2013.

Proses Pikir Perseverasi . Blocking.


1) Arus Pikir Penjelasan : Penjelasan :
 Koheren Pasien menjawab sesuai Pasien pada saat dilakukan
 Inkoheren pertanyaan, cara bicara wawancara dengan
 Sirkumstansial klien lancar. Volume tinggi perawat mengenai suami
 Neologisme dan saat berbicara klien dan anaknya pembicaraan
 Tangensial sering mengulang pasien tiba-tiba terhenti
 Logorea pembicaraan yang sama tanpa adanya gangguan
 Flight of idea (merasa kecewa terhadap dari luar, kemudian pasien
 Blocking perlakuan anaknya yang melanjutkan pembicaraan
 Lainnya… menjual rumah dan selanjutnya dengan volume
meninggalkannya di panti). suara yang pelan dan
ekspresi wajah yang sedih.
Masalah keperawatan :
Gangguan Proses Pikir Masalah keperawatan :
Gangguan Proses Pikir

Curiga. Merasa tidak diinginkan


Penjelasan : Penjelasan :
2) Isi Pikir Pasien merasa tidak di
Pasien mengatakan barang-
 Obsesif inginkan oleh anaknya ang
barang pribadinya banyak
 Ekstansi yang hilang karena di kemudian klien di
 Pikiran Bunuh Diri ambil teman-temannya. tinggalkan pada
 Pikiran Isolasi Sosial saudaranya karena keadaan
 Pikiran Rendah Diri klien yang mengalami
 Fobia Masalah Keperawatan : sakit stroke dan anaknya
 Fantasi Gangguan Isi Pikir tidak mau merawat.
 Pikiran Curiga
62

 Pikiran Magis Masalah Keperawatan :


 Lainnya… Gangguan isi pikir
 Agama
 Somatik
 Kebesaran
 Kejar / Curiga
 Nihilistik
 Sisip Pikir
 Siar Pikir
 Kontrol Pikir Realistis
 Dosa Penjelasan :
 Lainnya… Realistis. Pasien mengatakan atas
 Penjelasan : kemauan sendiri minta di
3) Bentuk Pikir Pasien mengatakan kecewa antar ke panti karena
 Realistis kepada anak-anaknya anaknya meninggalkan
 Relevan karena menjual rumahnya pasien kepada saudaranya
 Logik dan hasil dari penjualan dan klien berfikiran tidak
 Rasional rumah di habiskan mau merepotkan
 Dereistik kemudian anaknya saudaranya.
 Otistik meninggalkannya di panti.
 Non realistik Masalah keperawatan : Masalah keperawatan :
 Irrelevan Tidak ada
 Non logic Tidak ada
 Irrasional
 Lainnya…

Irawan, 2013 menyebutkan bahwa perubahan yang terjadi pada lansia

yang mengalami depresi salah satunya adalah Perubahan Pemikiran seperti

pikiran kacau, melambat dalam berfikir, berkonsentrasi atau sulit mengingat

informasi. Sehingga yang terjadi pada klien 1 dan 2 mengalami perubahan

arus pikir, isi pikir dan bentuk pikir yang juga dalam ketiga hal tersebut terjadi

gangguan pada klien dengan gangguan proses pikir dalam Carpenito,2013.

Dimana gangguan isi pikir yang dialami oleh klien 1 adalah preseverasi karena

klien sering mengulang-ulang pada suatu ide pikiran dan tema yang sama

secara berlebihan dank lien 2 mengalami gangguan isi pikir yaitu blocking

karena di tengah-tengah pembicaraan klien tiba-tiba berhenti tanpa ada sebab

yang jelas bik internal mupun eksternal lalu kemudian klien kembali
63

melanjutkan pembicaraannya. Gangguan isi pikir yang di alami oleh klien 1

dan 2 juga merupakan 1 dari beberapa tanda dan gejal yang harus terdapat

pada klien dengan gangguan proses pikir yaitu curiga dan perasaan tidak

inginkan oleh keluarganya (Carpenito, 2013). Meskipun demikian klien 1 dan

2 tidak mengalami masalah dalam bentuk pikir dimana klien 1 dan 2 mampu

berpikir secara realistik sesuai dengan keadaan sekarang yang dilami klien.

Memori 1) Jangka panjang 1) Jangka panjang


 Gangguan daya Pasien mengatakan Pasien mengatakan
ingat jangka panjang masih ingat bahwa masih ingat kejadian
( > 1 bulan ) yang mengantarkan dengan suaminya di
 Gangguan daya ngat ke wisma beberapa masa lalu.
jangka pendek ( 1 bulan lalu adalah 2) Jangka pendek
hari – 1 bulan ) anaknya. Pasien mampu
 Gangguan daya 2) Jangka pendek mengatakan nama
ingat saat ini ( > 24 Pasien mengatakan saya bu Arofah.
jam ) nama saya bu 3) Gangguan daya ingat
 Amnesia Aminah. saat ini :
 Lainnya 3) Gangguan daya ingat Pasien mengatakan
saat ini : hari ini hari senin
Pasien mengatakan tanggal 16 juni
lupa pada saat jam 2016.
hari ini (saat
pengkajian jam 11). Masalah keperawatan :
Masalah keperawatan : Tidak ada
Gangguan daya ingat
saat ini
Tingkat Konsentrasi Pasien mengatakan bisa Pasien mengatakan bisa
dan Berhitung berhitung, saat diberi berhitung, saat diberi
 Mudah beralih pertanyaan oleh perawat pertanyaan oleh perawat
 Tidak mampu 1+1 =2, 3+2=5, 1, 4-2=2 6+5=11, 7+5=12, 16-
berkonsentrasi 5=11
 Tidak mampu
berhitung sederhana

Kemampuan Gangguan ringan. Gangguan ringan


Penilaian Penjelasan : Penjelasan :
 Gangguan ringan Saat dilakukan Saat dilakukan
 Gangguan bermakna pengkajian oleh perawat pengkajian oleh
dan diajukan pertanyaan mahasiswa di ajukan
“mbah kalo misalkan pertanyaan “mbah mau
64

disuruh milih mbah mau pulang sama saya?”


makan sate atau bakso” Pasien menjawab “tidak
klien menjawab “saya nak mbah belum
mau makan sate dulu sembuh, kalau mbah
mbak”. sudah bisa jalan baru
mbah mau pulang”.

Daya Tilik Diri


 Mengingkari Penjelasan : Penjelasan :
penyakit yang Pasien mengatakan Pasien mengatakan
diderita sudah lama punya sakit sudah ± 5 tahun yang
 Menyalahkan hal- linu-linu yang di rasakan lalu sudah sakit stroke.
hal diluar dirinya di lututnya.

Sesuai dengan tanda dan gejala yang terjadi pada lansia yang mengalai

depresi adalah salah satunya daya konsentrasi berkurang (Maryam, 2008)

klien 1 mengalami gangguan memori saat ini karena klien tidak mampu

menyebutkan jam saat dilakukan wawancara. Gangguan memori yang sering

di alami oleh klien dengan gangguan proses pikir juga terdapat pada batasan

karakteristik Carpenito, 2013 yaitu salah satunya defisit memori. Tingkat

konsentrasi klien 1 dan 2 juga mengalami penurunan, meskipun klien 1 dan 2

dapat menyelesaikan penjumlahan yang di berikan saat pengkajian klien 1 dan

2 membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk berkonsentrasi, sesuai

dengan teori yang mendasari bahwa klien dengan depresi mengalami kesulitan

berkonsentrasi dan lambat dalam berpikir (Irawan, 2013). Meskipun demikian

kemampuan klien dalam memutuskan sesuatu masih mampu untuk

memutuskan hal-hal kecil seperti yang tersebut di atas. Kemampuan daya tilik

klien 1 dan 2 juga masih tergolong mampu karena klien 1 dan 2 menyadari

bahwa keadaannya saat ini juga faktor usia klien yang sudah tua.
65

4.1.2.8 Kebutuhan Persiapan Pulang

Kebutuhan Klien 1 Klien 2


1) Makan Bantuan Minimal Bantuan Minimal
 Bantuan minimal Penjelasan : Penjelasan :
 Bantuan total Pasien mengatakan Pasien mengatakan
mampu melakukan mampu untuk melakukan
aktivitas dengan mandiri, aktivitas mandiri seperti
seperti makan sendiri, makan sendiri, mengganti
mandi sendiri, dan pakaian sendiri, memakai
mencuci pakaiannya popok sendiri, mandi
sendiri. sendiri, dan pindah dari
kursi roda ke tempat tidur.

2) BAB / BAK Bantuan Minimal


Bantuan Minimal Penjelasan :
Penjelasan : Pasien mengatakan
Pasien mampu BAB dan menggunakan popok, tapi
BAK dengan sendiri dan untuk BAB klien bisa
mampu membersihkan diri membersihkan diri sendiri
sendiri. dan memakai popok secara
mandiri.

3) Mandi Bantuan minimal


Bantuan minimal Penjelasan :
Penjelasan : Pasien mengatakan
Pasien mampu melakukan mampu mandi sendiri,
mandi dengan sendiri, biasanya klien mandi 2x
biasanya klien mandi 2x sehari pagi dan sore.
sehari pagi dan sore.

4) Berpakaian/Berhias Bantuan Minimal


Bantuan Minimal Penjelasan :
Penjelasan: Pasien mengatakan
Pasien mengatakan mampu menggunakan
mampu menggunakan pakaian sendiri dan
pakaian secara mandiri. mampu untuk berhias.

5) Istirahat dan tidur pasien mengatakan


Pasien mengatakan tidur biasanya tidur siang jam
 Tidur siang, lama : siang pukul 10.00 sampai
13.00 s/d 14.00 11.00 s/d 12.00.
pukul 12.00 dan untuk Tidur malam biasanya jam
 Tidur malam , lama: tidur malam klien
20.00 sd 04.00 20.00 s/d 04.00.
mengatakan kesulitan tidur Sebelum pasien tidur
 Aktivitas biasanya klien baru bisa biasanya diam di atas
66

sebelum/sesudah tidur malam jam 22.00 tempat tidur dan kadang


tidur : bersih-bersih, sampai 04.00. Sebelum ngobrol terlebih dahulu
makan, mandi klien tidur klien biasanya dengan teman sekamarnya.
diam diatas tempat tidur Masalah Keperawatan:
dan sesudah tidur klien
biasanya membereskan Tidak ada
tempat tidurnya.
Masalah keperawatan :
Insomnia
Menurut data yang di
6) Penggunaan obat Menurut data yang di dapatkan dari perawat,
dapatkan dari perawat, pasien baru diberikan obat
pasien baru diberikan obat jika ada keluhan yang
jika ada keluhan yang dirasakan.
dirasakan.

Pasien mengtakan sering


7) Pemeliharaan Pasien mengatakan jika diperiksa oleh penjaga
kesehatan sakit klien langsung bilang panti terutama bila pasien
ke ibu penjaga panti yang ada keluhan yang
kemudian di periksa dan dirasakan.
diberikan obat.

Pasien mengatakan pada


8) Aktifitas dalam rumah Pasien mengatakan pada saat dirumah klien
saat dirumah klien menyapu dan mengerjakan
menyapu dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga
pekerjaan rumah tangga lainnya.
lainnya.

Pasien mengatakan
9) Aktifitas diluar rumah Pasien mengatakan beraktifitas di luar rumah
beraktifitas di luar rumah hanya duduk diatas kursi
hanya mencuci pakaian, roda dan ngobrol dengan
dan menyapu halaman teman lain yang ada di
depan kamar. panti.
Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :
Tidak ada Tidak ada
67

Meskipun lansia seringkali mengalami kendala dalam melakukan aktifitas

fisik seperti, mandi, merawat diri, makan dll. Pada klien 1 dan 2 hanya

memerlukan bantuan minimal dari perawat karena hampir semua kegiatan fisik

seperti mandi, merawat diri, BAK, BAB, berpakaian/berhias, klien 1 dan 2

mampu untuk melakukan kegiatan tersebut dengan sendiri. Hasil pengkajian

tentang aktifitas saat di rumah klien 1 terbiasa melakukan pekerjaan rumah tangga

di rumahnya. Klien 2 juga terbiasa melakukan pekerjaan rumah tangga. Klien 1

dan 2 juga tidak mengalami masalah dengan pemeliharaan kesehatan karena

apabila ada keluhan mengenai kesehatannya klien 1 dan 2 langsung melaporkan

keadaannya tersebut kepada perawat. Namun untuk pola istirahat klien 1

mengalami gangguan pola tidur/insomnia karena klien kesulitan untuk tidur

terutam tidur pada malam hari. Hal ini sesuai dengan perubahan yang sering di

rasakan oleh lansia yang mengalami depresi yaitu gangguan untuk memulai tidur,

mempertahankan tidur dan tidur dalam waktu yang lama (Irawan, 2013).

Sedangkan pola istirahat klien 2 tidak mengalami masalah, klien selalu tepat

waktu untuk istirahat.

4.1.2.9 Mekanisme Koping

Mekanisme Koping Klien 1 Klien 2

1) Adaptif Reaksi berlebihan Menghindar

Penjelasan : Penjelasan :

Saat di wawancarai Saat diwawancarai dan di


mengenai anaknya ekpresi singgung mengenai masa
wajah pasien berubah lalu dengan suami dan
menjadi marah dan pasien anaknya ekspresi wajah
68

langsung ngomel-ngomel pasien langsung berubah


dengan nada yang keras sedih, pasien terdiam dan
(menunjukkan kekesalan menghentikan pembicaraan
kepada anaknya). tidak mau membahas
tentang suami dan
Masalah Keperawatan :
anaknya.
Koping Individu Inefektif
Masalah Keperawatan :
Koping Individu Inefektif

Gangguan proses pikir adalah suatu keadaan dimana individu mengalami

gangguan pada aktivitas mental seperti berpikir sadar, orientasi realitas,

penyelesaian masalah, keputusan, dan pemahaman yang berhubungan dengan

gangguan koping, kepribadian, dan mental. (Carpenito, 2013). Pada klien lansia

yang mengalami depresi dan diperkuat dengan gangguan pada mekanisme

koping yang di alami oleh klien 1 dan klien 2. Pada klien 1 Ny. Am mengalami

mekanisme koping : reaksi berlebihan, dibuktikan dengan saat wawancara

membahas tentang anaknya klien langsung ngomel-ngomel dengan volume suara

yang tinggi dan ekspresi wajah klien tampak marah dan menggambarkan

kekecewaan terhadap anaknya. Defand mekanisme yang dilakukan klien saat

teringat anaknya adalah klien melakukan kegiatan apapun yang biasa dilakukan

seperti menjahit dan dari hasil pengamatan perawat klien juga sering diam di

teras depan kamarnya sambil menjahit. Sedangkan pada klien 2 Ny. Ar

mengalami mekanisme koping : menghindar, dibuktikan saat wawancara dengan

klien saat di minta untuk menceritakan masa lalu dengan suami dan anaknya

ekspresi wajah klien langsung berubah sedih, pasien terdiam dan menghentikan

pembicaraan tidak mau membahas tentang suami dan anaknya. Defand


69

mekanisme yang di lakukan saat klien teringat tentang suami dan anaknya

biasanya klien langsung mencari kegiatan lain seperti membereskan kamarnya

ataupun keluar di teras kamar dan ngobrol dengan teman lain yang ada di panti.

Meskipun kklien 1 dan 2 memiliki defand mekanisme yang dapat membantu

mengatasi gangguan koping yang di alami tentu saja perawat juga harus

memantau gangguan mekanisme koping yang di alami oleh klien 1 dan 2.

4.1.2.10 Masalah Psikososial dan Lingkungan

Masalah Psikososial Klien 1 Klien 2


dan Lingkungan

 Masalah dengan Pasien mengatakan Pasien mengatakan


dukungan klien tidak pernah di hanya sesekali di jenguk
kelompok, jenguk oleh keluarganya. oleh keponakannya.
spesifiknya.
Pasien mengatakan Pasien mengatakan
 Masalah tidak pernah mengikuti selama di rumah sesekali
berhubungan dengan kegiatan yang ada di kadang berkumpul
lingkungan, lingkungannya. dengan tetangga dekat
spesifikasinya rumahnya.

Pasien mengatakan Pasien mengatakan


 Masalah dengan pendidikan terakhir SD. pendidikan terakhir
pendidikan, adalah SMP.
spesifikasinya
Pasien mengatakan dulu Pasien mengatakan
 Masalah dengan hanya sebagai IRT. sebelumnya bekerja di
pekerjaan, luar negeri ± 10 tahun di
spesifikasinya malaysia.

Pasien mengatakan Pasien mengatakan


 Masalah dengan tinggal serumah dengan tinggal dirumah
perumahan, anaknya. anaknya.
spesifikasinya
Pasien mengatakan
 Masalah dengan semua kebutuhannya Pasien mengatakan
ekonomi, dipenuhi oleh anaknya. sebelum sakit klien bisa
spesifikasinya mencari uang sendiri.
Saat sakit semua
70

kebutuhannya di penuhi
oleh anak dan
keponakannya.

Pasien mengatakan saat Pasien mengatakan jika


 Masalah dengan sakit biasanya sakit biasanya periksa ke
pelayanan keluarganya mebawa ke puskesmas.
kesehatan, pelayanan kesehatan.
spesifikasinya

Tidak ada masalah. Tidak ada masalah.


 Masalah dengan
lainnya,
spesifikasinya

Faktor penyebab timbulnya gangguan depresi pada orang usia lanjut

bisa berupa salah satunya Faktor sosial. Hal ini bisa berupa hilangnya status

peranan sosialnya, atau hilangnya sokongan social yang selama ini

dimilikinya. (Syamsir, 2007) dan Faktor lingkungan. Beberapa kondisi

lingkungan juga berkaitan dengan tingkat depresi lebih besar, orang yang

tinggal di kota dua kali lebih depresi disbanding di desa. Orang yang tinggal

sendiri orang yang bercerai, kondisi ekonomi miskin, tidak punya tempat

tinggal, dan tidak bekerja lebih sering mengalami depresi. (Irawan, 2013). Hal

inilah yang mendasari bahwa pentingnya dilakukan pengkajian dalam hal

masalah psikososial dan lingkungan untuk mengetahui adakah hubungan

depresi yang di alami klien 1 dan 2 juga berasal dari faktor sosial dan

lingkungan sebelumnya. Namun seperti yang sudah terlampir di dalam kolom

atas bahwa klien 1 dan 2 tidak memiliki gangguan dalam hal psikososial dan

lingkungan yang menjadi penyebab terjadinya depresi yang dialami oleh klien

1 dan 2.
71

4.1.2.11 Pengetahuan Kurang Tentang

Pengetahuan kurang Klien 1 Klien 2


tentang

Apakah klien mempunyai Klien mengerti bahwa linu- Klien mengerti bahwa
masalah yang berkaitan linu pada lutut yang sering kelemahan fisik pada
dengan pengetahuan yang di alami klien adalah anggota tubuh sebelah
kurang tentang suatu hal : karena faktor usianya yan kanan di karenakan stroke
 Penyakit/gangguan sudah tua. yang di alami klien selama
jiwa ± 5 tahun ini.
 Sistem pendukung Masalah keperawatan: Masalah keperawatan:
 Faktor presipitasi Tidak ada Tidak ada
 Mekanisme koping
 Penyakit fisik
 Obat-obatan
 Lain-lain, jelaskan

Keadaan klien yang banyak mengalami keluhan seperti pada klien 1 sering

mnegeluh linu-linu di bagian lutut, klien mengerti dan menerima bahwa

kedaannya yang seperti ini karena dari faktor umur klien yang sudah tua. Klien 2

juga mampu mengerti bahwa sakit stroke yang sudah di alaminya kurang lebih 5

tahun yang lalu merupakan ujian untuk dirinya namun klien juga paham dengan

keadaannya karena sebelumnya klien sempat di rawat di rumah sakit Malaysia

sewaktu klien masih bekerja di sana.

4.1.2.12 Aspek Medis

Aspek Medis Klien 1 Klien 2

Diagnosa Medik - -

Terapi Medik Data yang didapatkan dari Data yang didapatkan dari
perawat tidak ada terapi perawat tidak ada terapi
medis yang di berikan medis yang di berikan
setiap hari kecuali saat ada setiap hari kecuali saat ada
keluhan yang dirasakan keluhan yang dirasakan
pasien. pasien.
72

Tidak ada diagnosa medis yang tercantum pada status riwayat kesehatan

klien mengenani depresinya yang di alami klien 1 dan 2. Terapi medis yang

diberikan juga berdasarkan keluhan yang dirasakan klien sewaktu-waktu yang

kemudian klien melaporkan pada perawat dan perawat memberikan terapi ringan

sesuai ketersediaan obat di panti dan keluhan yang dirasakan klien.

4.1.2.13 Analisa Data

Klien 1

NO DATA DIAGNOSA
KEPERAWATAN

1. DS : Perubahan proses pikir s.d


Pasien mengatakan kecewa terhadap trauma emosional
perlakuan anaknya yang menjual rumah
dan meninggalkannya di panti.
DO :
- Ngomel-ngomel
- Ekspresi wajah klien kesal
- Volume suara klien berubah
tinggi

2. DS : Demensia/lupa
Pasien mampu menjawab siang hari
sesuai dengan kenyataan tapi klien tidak
73

bisa menyebutkan jam (saat pengkajian


jam 10.00 WIB).

DO :
- Pasien bertanya saat ini jam
berapa

3. DS : Gangguan Persepsi
Pasien mengatakan kadang melihat
Sensori : Halusinasi
orang yang akan mengambil sapi.
Penglihatan.
DO :
- Dari data yang di peroleh dari
perawat, klien melaporkan
sering melihat orang lain yang
akan mengambil sapi klien juga
melaporkan bahwa ada anak
kecil yang sering menemaninya
di kamar.

4. DS: Nyeri
Pasien mengatakan lututnya linu.
DO:
- Dari data yang ada di status
pasien klien memang punya
riwayat sakit linu-linu.
74

5. DS: Gangguan Isi Pikir


Pasien mengatakan barang-barang
pribadinya banyak yang hilang karena (Curiga)
di ambil teman-temannya.
DO:
- Ngomel-ngomel
- Pasien tampak kesal
- Melaporkan bahwa barangnya
banyak yang hilang

6. DS: Insomnia
Klien mengatakan kesulitan tidur saat
malam hari, biasanya klien baru bisa
tidur jam 22.00 s/d 04.00 WIB
DO: -

7. DS: Depresi
Pasien mengatakan sangat kecewa
kepada anak-anaknya karena tega
menjual rumah dan menghabiskan uang
hasil penjualan rumah dan tidak mau
merawat klien.
DO:
- Ekpresi wajah pasien berubah
menjadi marah
- Ngomel-ngomel

8. DS: Koping Individu Inefektif


Klien mengatakan kesal pada anak-
anaknya karena menjual rumah dan
uangnya dihabiskan.
DO:
- ekpresi wajah klien berubah
menjadi marah
75

- pasien langsung ngomel-ngomel


dengan nada yang keras
(menunjukkan kekesalan kepada
anaknya).

Klien 2

NO DATA DIAGNOSA
KEPERAWATAN

1. DS : Perubahan proses pikir s.d


Pasien pada saat dilakukan wawancara trauma emosional
dengan perawat tentang suami dan
anaknya, pembicaraan pasien tiba-tiba
terhenti tanpa adanya gangguan dari
luar, kemudian pasien melanjutkan
pembicaraan selanjutnya.

DO :
- Nada suara pelan
- Ekspresi wajah sedih.
- Menggelengkan kepala

2. DS : Koping Individu Inefektif


Klien mengatakan tidak mau membahas
tentang anak dan suaminya.
DO :
- ekspresi wajah klien langsung
berubah sedih
- pasien terdiam dan
menghentikan pembicaraan
76

3. DS : Gangguan isi pikir


(Isolasi sosial)
Pasien merasa tidak di inginkan oleh
anaknya ang kemudian klien di
tinggalkan pada saudaranya karena
keadaan klien yang mengalami sakit
stroke dan anaknya tidak mau merawat.

DO :
- pasien tampak sedih
- mengelus dadanya
- pasien tampak hendak menangis

4. DS : Kelemahan fisik
(stroke)
Pasien mengatakan anggota tubuh
sebelah kanan tidak bisa di gerakkan.
DO :
- Klien kesulitan menggerakkan
anggota bagian tubuh kanan
- Kekuatan otot anggota badan
sebelah kanan 2 : 2

4.1.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN


Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons

manusia ( status kesehatan atau resiko perubahan pola ) dari individu atau

kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan

memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurun,

membatasi, mencegah dan merubah ( Carpenito, 1995, dalam Marfuah, dkk, hal

50, 2014).

Tabel 4.1.3.1 Diagnosa Keperawatan

klien Daftar Masalah

Klien 1 1. Perubahan proses pikir s.d trauma emosional


2. Demensia/lupa
77

3. Gangguan persepsi halusinasi : penglihatan


4. Nyeri
5. Gangguan isi pikir (curiga)
6. Insomnia
7. Depresi
8. Koping individu inefektif

Klien 2 1. Perubahan proses pikir s.d trauma emosional


2. Koping individu inefektif
3. Gangguan isi pikir (isolasi sosial)
4. Kelemahan fisik (stroke)
Prioritas diagnosa 1. Perubahan proses pikir s.d trauma emosional
keperawatan (klien
1 dan 2)

4.1.4 INTERVENSI KEPERAWATAN

Intervensi keperawatan merupakan metode komunikas tentang asuhan

keperawatan kepada klien dimana setiap klien memerlukan asuhan keperawatan

yang perlu suatu perencanaan yang baik sesuai dengan standart asukan

keperawatan (SAK) atau standart operasional ( SOP ) yang terdiri dari tujuan,

kriteria hasil, rencana tindakan dan rasional dari tindakan yang diberikan dalam

asuhan keperawatan pada klien ( Depkes RI, 1995 dalam Marfuah, dkk, hal 64,

2014).

Tabel 4.1.4.1 Intervensi Keperawatan Tanggal 20 Juni 2016


No. Intervensi Klien 1 Klien 2

1. Memperkenalkan diri √ √

2. Membina hubungan saling percaya √ √


78

3. Jelaskan maksut dan tujuan kunjungan √ √

4. Dorong klien untuk memulai dialog terbuka dan √ √


jujur

5. Ajak klien untuk membahas tentang minat dan √ √


kemampuan klien

6. Ajak klien untuk membahas tentang kebiasaan √ √


yang di lakukan klien

7. Validasai adanya halusinasi pada klien √ √

8. Bantu klien untuk menganalisa halusinasi √ √

9. Minta klien untuk menjelaskan halusinasi yang di √ √


alami klien

10. Bantu klien untuk berkomunikasi secara lebih √ √


efektif

11. Diskusikan metode-metode pilihan koping (jaln- √ √


jalan, menonton tv,dll).

12. Berikan klien kesempatan untuk sosialisasi positif √ √


dengan orang lain

Pada pertemuan awal semua intervensi dilakukan untuk mendapatkan data

yang valid dari klien 1 dan klien 2 sebagai data awal yang dapat menunjang

pengkajian. Terutama pada tahap membina hubungan saling percaya antara klien

dan mahasiswa, hal ini yang paling sulit dilakukan karena tiap-tiap klien memiliki

kebiasaan pola hubungan yang berbeda dalam menerima orang baru yang baru di

kenal. Pada klien 1 Ny.Am sempat mengalami kesulitan karena keadaan klien

yang mengalami penurunan pendengaran sehingga pada awal pertemuan di

dampingi perawat panti untuk memudahkan dalam proses pengkajian awal yang

dilakukan.

Pada klien 2 Ny.Ar klien sangat mudah menerima orang baru, klien juga sangat

kooperatif sehingga dalam tahap pengkajian tidak terdapat kesulitan dalam

menggali informasi yang dibutuhkan.


79

Tabel 4.1.4.2 Intervensi Keperawatan Tanggal 21 Juni 2016

No Intervensi Klien 1 Klien 2


.

1. Memperkenalkan diri - -

2. Membina hubungan saling percaya - -

3. Jelaskan maksut dan tujuan kunjungan - -

4. Dorong klien untuk memulai dialog terbuka dan √ √


jujur

5. Ajak klien untuk membahas tentang minat dan √ √


kemampuan klien

6. Ajak klien untuk membahas tentang kebiasaan √ √


yang di lakukan klien

7. Validasai adanya halusinasi pada klien √ -

8. Bantu klien untuk menganalisa halusinasi √ -

9. Minta klien untuk menjelaskan halusinasi yang di √ -


alami klien

10. Bantu klien untuk berkomunikasi secara lebih √ √


efektif

11. Diskusikan metode-metode pilihan koping (jaln- √ √


jalan, menonton tv,dll).

12. Berikan klien kesempatan untuk sosialisasi positif √ √


dengan orang lain

Pada pertemuan kedua, baik klien 1 dan klien 2 dilakukan hal yang sama

seperti pertemuan pertama. Klien 1 dan klien 2 kembali diajak berbincang

mengenai minat dan kemampuan klien. Klien 1 Ny. Am bisa memberikan

penjelasan tentang kemampuan yang dimiliki klien. Klien menjawab bisa

menjahit jadi kegiatan yang di lakukan selama waktu senggang menjahit baju.

Menurut wawancara dengan perawat juga membenarkan bhwa Ny. Am masih

mampu melakukan kegiatan tersebut. Ny. Am di lakukan validasi tentang


80

halusinasi yang sering dialami klien didaptkan bahwa halusinasi yang di alami

klien adalah halusinasi penglihatan karena saat ditanyai tentang kebenaran hal

yang di alami klien, klien menjawab sering di temani anak kecil di dalam

kamarnya. Perawat juga menambahkan bahwa klien sering melaporkan

halusinasinya tersebut. Sedangkan klien 2 Ny. Ar juga mampu melakukan

kegiatan seperti menyapu, memakai baju sendiri, memakai popok sendiri

meskipun keadaan klien sangat bergantung dengan kursi roda. Pada Ny. Ar tidak

dilakukan validasi tentang halusinasi karena memang klien tidak pernah

mengalami halusinasi dalam bentuk apapun.

Tabel 4.1.4.3 Intervensi Keperawatan Tanggal 24 Juni 2016


No. Intervensi Klien 1 Klien 2

1. Memperkenalkan diri - -

2. Membina hubungan saling percaya - -

3. Jelaskan maksut dan tujuan kunjungan - -

4. Dorong klien untuk memulai dialog terbuka dan √ √


jujur

5. Ajak klien untuk membahas tentang minat dan √ √


kemampuan klien

6. Ajak klien untuk membahas tentang kebiasaan √ √


yang di lakukan klien

7. Validasai adanya halusinasi pada klien √ -

8. Bantu klien untuk menganalisa halusinasi √ -

9. Minta klien untuk menjelaskan halusinasi yang di √ -


alami klien

10. Bantu klien untuk berkomunikasi secara lebih √ √


efektif

11. Diskusikan metode-metode pilihan koping (jaln- √ √


jalan, menonton tv,dll).

12. Berikan klien kesempatan untuk sosialisasi positif √ √


81

dengan orang lain

Pada pertemuan ketiga, klien 1 dan klien 2 masih tetap di ajak berdiskusi

tentang hal-hal yang tersebut dalam tabel. Hal ini dilakukan untuk melihat adakah

perubahan dari sikap maupun perkembangan klien, serta kembali menganalisa

halusinasi yang di alami klien 1 Ny. Am seberapa dampak halusinasi tersebut

mengganggu aktifitasnya sehari-hari dan di dapatkan hasil bahwa halusinasi yang

di alami Ny. Am tidak sampai mengganggu kegiatannya sehari-hari, klien

memang jarang berkumpul dengan teman sesama di panti, klien sering berdiam

diri di teras depan kamarnya dan berjalan-jalan di teras depan kamarnya.

Sedangkan klien 2 Ny. Ar masih bisa menyebutkan kegiatan-kegiatan yang selalu

dilakukan setiap harinya. Klien juga sering berada di teras depan kamar untuk

mengobrol dengan teman lain yang ada di panti.

4.1.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Menurut Gordon (1994) implementasi keperawatan adalah serangkaian

tidakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status

kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang

menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Marfuah, dkk, hal 71, 2014).

Tabel 4.1.5.1 Implementasi tanggal 20 Juni 2016

No Implementasi Klien 1 Klien 2


.

1. Memperkenalkan diri √ √

2. Menjelaskan maksut dan tujuan √ √


82

3. Melakukan pendekatan kepada klien untuk membina √ √


hubungan saling percaya

4. Mengexplorasi perasaan klien √ √

5. Ajak klien untuk membahas tentang hal-hal yang disukain √ √


klien

6. Ajak klien untuk membahas tentang hal-hal yang tidak √ √


disukai klien

7. Gali infromasi lebih dalam tentang : √ √

a. Perasaan yang dirasakan klien terhadap hal


tersebut
b. Mengapa hal tersebut menjadi suatu hal yang
tidak dapat dilupakan klien
8. Menenangkan dan memberi dukungan kepada klien √ √

9. Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan lain seperti √ √


(menonton tv, mengobrol dengan teman sekamar,dll).

10. Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan fisik seperti √ √


(menyapu, melipat pakaian, membereskan kamar,dll)

Pada implementasi pertemuan pertama, tahap perkenalan antara klien dan

mahasiswa dilakukan untuk mendapatkan rasa percaya dari klien. Mengexplorasi

perasaan klien, klien 1 Ny. Am dan Ny. Ar sama-sama menjawab keadaannya hari

ini sangat baik. Mengajak klien membahas tentang hal-hal yang disukai klien,

klien 1 Ny. Am hal yang disukai.nya adalah menjahit baju sedangkan klien 2 Ny.

Ar hal yang di sukainya adalah dulu saat bekerja di malaisya karena klien punya

bisa punya penghasilan sendiri. Hal yang tidak disukai klien 1 Ny. Am menjawab

anaknya, karena klien di tinggalkan di panti oleh anaknya dan sampai saat ini

anaknya tidak pernah menjenguk klien. Klien merasa sangat kecewa kepada

anaknya atas perlakuan terhadap dirinya yang sudah menjual rumah dan kemudian

meninggalkan klien dipanti. Sedangkan klien 2 Ny. Am merasa kecewa terhadap


83

anaknya karena tau keadaan klien berada di wisma anaknya tidak pernah

menjenguk klien sehingga klien merasa tidak di inginkan oleh anaknya. Klien

juga tidak mau membahasa tentang suaminya karena klien sudah di kecewakan

suaminya. Hal yang sering dilakukan klien 1 Ny. Am saat teringat hal tersebut

adalah menjahit baju, perawat juga menambahkan meskipun Ny. Am jarang

berkomunikasi dengan teman lain yang ada di panti tapi klien sering terlihat

berada di teras kamar untuk jalan-jalan ringan. Sedangkan klien 2 Ny. Ar saat

teringat hal yang tersebut klien keluar di teras kamar dan mengobrol dengan

teman lain yang ada di panti.

Tabel 4.1.5.2 Implementasi tanggal 21 Juni 2016

No Implementasi Klien 1 Klien 2


.

1. Memperkenalkan diri √ -

2. Menjelaskan maksut dan tujuan - -

3. Melakukan pendekatan kepada klien untuk membina - -


hubungan saling percaya

4. Mengexplorasi perasaan klien √ √

5. Ajak klien untuk membahas tentang hal-hal yang √ -


disukain klien

6. Ajak klien untuk membahas tentang hal-hal yang √ -


tidak disukai klien

7. Gali infromasi lebih dalam tentang : √ -

a. Perasaan yang dirasakan klien terhadap hal


tersebut
b. Mengapa hal tersebut menjadi suatu hal yang
tidak dapat dilupakan klien
8. Menenangkan dan memberi dukungan kepada klien √ -

9. Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan lain √ √


84

seperti (menonton tv, mengobrol dengan teman


sekamar,dll).

10. Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan fisik √ √


seperti (menyapu, melipat pakaian, membereskan
kamar,dll)

Pada pertemuan kedua, tindakan yang dilakukan kepada klien 1 Ny. Am

masih banyak yang dilakukan karena pendengaran klien yang sudah berkurang

dan demensia yang di alami klien jadi perlu dilakukan lagi tahap perkenalan

kepada klien. Saat Ny. Am di singgung pertanyaan tentang anaknya klien

langsung mmberikan respon marah dan ngomel-ngomel karena kekecewaannya

pada pada anaknya. Klien kemudian untuk di anjurkan kegiatan menjahit saat

teringat kepada anaknya dan menganjurkan untuk melakukan aktifitas ringan

seperti berjalan-jalan diteras depan kamar. Sedangkan pada klien 2 Ny. Ar klien

tidak mengalami banyak kendala seperti Ny. Am sehingga Ny. Ar langsung

dianjurkan untuk melakukan kegiatan lain selainmengobrol dengan temannya

yaitu menganjurkan Ny. Ar untuk mendengarkan radio karena kebetulan di kamar

klien terdapat radio, klien juga mengatakan setiap pagi selalu mendengarkan radio

sebagai hiburan.

Tabel 4.1.5.2 Implementasi tanggal 24 Juni 2016

No Implementasi Klien 1 Klien 2


.

1. Memperkenalkan diri √ -

2. Menjelaskan maksut dan tujuan - -

3. Melakukan pendekatan kepada klien untuk membina - -


hubungan saling percaya
85

4. Mengexplorasi perasaan klien √ √

5. Ajak klien untuk membahas tentang hal-hal yang disukai √ -


klien

6. Ajak klien untuk membahas tentang hal-hal yang tidak √ -


disukai klien

7. Gali infromasi lebih dalam tentang : √ -

a. Perasaan yang dirasakan klien terhadap hal


tersebut
b. Mengapa hal tersebut menjadi suatu hal yang
tidak dapat dilupakan klien
8. Menenangkan dan memberi dukungan kepada klien √ -

9. Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan lain seperti √ √


(menonton tv, mengobrol dengan teman sekamar,dll).

10. Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan fisik seperti √ √


(menyapu, melipat pakaian, membereskan kamar,dll)

Pada pertemuan ketiga, pada klien 1 masih tetap dilakukan tindakan yang

sama seperti pertemuan kedua. Pada pertemuan ketiga klien 1 Ny. Am saat

kunjungan memang sedang menjahit bajunya. Pada klien 2 Ny. Ar saat kunjungan

sedang berada di teras depan kamarnya sedang mengobrol dengan temannya.

4.1.6 EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan

keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan

klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan (Marfuah, dkk,

hal 82, 2014).

Tabel 4.1.6.1 Evaluasi tanggal 20 Juni 2016

No. Evaluasi Klien 1 Klien 2


86

1. Berkomunikasi secara jelas dengan orang lain √ √

2. Mengendalikan diri terhadap distorsi pikiran - √

3. Menggunakan strategi koping yang sudah di ajarkan √ √

4. Mampu untuk fokus pada stimulus tertentu √ √

5. Mampu mengendalikan diri terhadap pikiran yang - √


menyebabkan gangguan proses pikir

6. Mempertahankan orientasi realitas √ -

7. Mampu mengontrol halusinasi - √

8. Berpartisipasi dengan individu maupun kelompok - √

Evaluasi yang dilakukan pada klien 1 Ny. Am banyak tindakan yang tidak

dilakukan seperti yang di harapkan karena memang tidak dapat mengendalikan

diri terutama pada pada halusinasi yang sering di alami klien setiap malam hari.

Klien juga tidak mampu berpartisipasi dengan individu lain karena memang

persepsi klien yang selalu berpikiran bahwa temannya selalu mengambil barang

pribadinya. Tetapi klien mampu fokus terhadap suatu hal yang di kerjakannya

seperti menjahit bajunya. Sedangkan pada klien 2 Ny. Ar banyak dari hal yang

diharapkan sudah mampu dilakukan klien hanya saja klien tidak dapat

mempertahankan orientasi realitas bahwa keadaan klien sekarang sakit karena

klien masih sering mengatakan “seandainya saya bisa jalan, saya mau kembali

kerja di Malaysia karena punya penghasilan sendiri”.

Tabel 4.1.6.2 Evaluasi tanggal 21 Juni 2016

No. Evaluasi Klien 1 Klien 2

1. Berkomunikasi secara jelas dengan orang lain √ √

2. Mengendalikan diri terhadap distorsi pikiran - √


87

3. Menggunakan strategi koping yang sudah di ajarkan √ √

4. Mampu untuk fokus pada stimulus tertentu √ √

5. Mampu mengendalikan diri terhadap pikiran yang - √


menyebabkan gangguan proses pikir

6. Mempertahankan orientasi realitas √ -

7. Mampu mengontrol halusinasi - √

8. Berpartisipasi dengan individu maupun kelompok - √

Pada evaluasi pertemuan kedua, klien 1 dan klien 2 masih tetap tidak

mengalami perubahan terhadap hal yang di harapkan dapat berhasil. Klien 1 Ny.

Am melaporkan halusinasinya kepada perawat yang katanya melihat ada orang

membawa sapi di dalam kamarnya. Klien mampu untuk berfikir realitas karena

keadaannya yang sudah tua dan tidak memiliki apa-apa jadi mungkin karena itu

anaknya meninggalkannya di panti. Sedangkan pada klien 2 Ny. Ar masih tetap

berfikiran lebih enak jika dia kembali ke Malaysia seperti dulu.

Tabel 4.1.6.3 Evaluasi tanggal 24 Juni 2016

No. Evaluasi Klien 1 Klien 2

1. Berkomunikasi secara jelas dengan orang lain √ √

2. Mengendalikan diri terhadap distorsi pikiran - √

3. Menggunakan strategi koping yang sudah di ajarkan √ √

4. Mampu untuk fokus pada stimulus tertentu √ √

5. Mampu mengendalikan diri terhadap pikiran yang - √


menyebabkan gangguan proses pikir
88

6. Mempertahankan orientasi realitas √ -

7. Mampu mengontrol halusinasi - √

8. Berpartisipasi dengan individu maupun kelompok - √

Pada pertemuan ketiga evaluasi yang di harapkan dapat berhasil kepada

kedua klien masih belum dapat dikatakan berhasil karena kedua klien masih tetap

dengan keadaan yang sama seperti pertemuan kedua.

Anda mungkin juga menyukai