Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN GERONTIK

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN PSIKOSOSIAL


(KECEMASAN)”

Disusun Oleh :

Putri Dinanti (21118089)

FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2020-2021


ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identifikasi Klien
Nama : Ny.M
Umur : 53 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : berladang
Suku Bangsa : Melayu
Status marital : Menikah
Alamat lengkap : Jalan.Adi Sucipto Gg.Cempaka

2. Alasan Masuk
Klien mengatakan terkena stroke 2 tahun yang lalu dan dibawa ke RSUD Soedarso. Klien
melakukan trapi di RS sebanyak 4 kali. Tetapi tidak ada perubahan yang signifikan. Klien
terkena stroke sudah 4 kali. Dan yang terakhir terkena stroke sesudah Idul Adha 2021 klien
tiba-tiba terjatuh saat ingin ke WC dan mengalami kelumpuhan di bagian kiri tubuh klien dari
ekstremitas atas ke ekstremitas bawah dan bicara jadi pelo.

3. Faktor predisposisi
a. Faktor perkembangan
Klien mengatakan sebelumnya 3 kali terkena penyakit tapi tidak sampai seperti ini.
b. Faktor komunikasi dalam keluarga
Komunikasi antar anggota keluarga baik,saat mempunyai masalah klien sering
menceritakan kepada anggota keluarganya yang lain terutama suaminya.
c. Faktor psikologis
Klien termasuk tipe orang yang terbuka,dan tidak merasa dirinya tidak berharga
walaupun klien mengalami hambatan dalam mobilisasi
d. Faktor genetik
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien. Kakak
klien memiliki riwayat hipertensi. Suami klien ada riwayat hipertensi.

4. Faktor presipitasi
a. Faktor sosial budaya
Klien tidak mempunyai hambatan dengan sosial budayanya.
b. Faktor biokimia
Adanya rasa khawatir karena penyakitnya sekarang klien 3 kali terkena dan terakhir yang
parah dan khawatir adanya komplikasi yang lain.
c. Faktor psikologis
Adanya masalah yang tidak hilang-hilang (penyakitnya) dimana klien merasa cemas
dengan masalahnya.

5. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital
TD : 220/100 mmHg N: 88X/mnt S: 36,7̊C P: 22X/mnt

b. Ukur
TB : 153cm BB: 46 Kg

c. Keluhan fisik
Klien mengatakan saat ini tidak ada keluhan fisik yang dirasakan.

6. Psikososial
a. Genogram

Keterangan :
Laki-laki :

Perempuan :

Sudah meninggal :

Klien adalah anak kedua dari tiga bersaudara .klien berumur 53 tahun. Klien sudah
menikah dan memiliki 3 orang anak. Klien tinggal serumah dengan suami dan 3 orang
anknya. Hubungan klien dengan keluarganya terjalin dengan erat dan sangat baik. Orang
yang terdekat dengan klien adalah suaminya.

b. Konsep Diri
1) Citra tubuh
Klien senang dengan keadaany tubuhnya dari rambut sampai ujung kaki.klien
juga mengatakan tidak mempunyai bagian tubuh yang tidak disukai.
2) Identitas diri
Klien bekerja sebagai petani di ladangnya yang terletak dibelakang rumahnya.
Biasanya klien menghabiskan waktu luangnya dengan bertani,menonton TV dan
berbinavng-bincang dengan anak dan suaminya.semenjak sakit klien hanya bisa
menonton tv dan berbincang-bincang dengan anak dan suaminya

c. Hubungan sosial
Klien memiliki orang yang erarti dalam kehidupannya yaitu suami dan anknya. Klien
berkata jika ada masalah. Klien akan menceritakan kepada suami dan anaknya pastik
akan membantu memecahkan masalaha yang dialami klien. Klien tidak mengikuti
kegiatan diluar rumah karena kondisinya.

7. Status mental
a. Penampilan
Klien berpenampilan rapi, pakian yang digunakan sesuai dengan tempatnya. Rambut
klien tersisir rapi. Rambut pendek seleher
b. Pembicaraan
Klie berbicara pelo (kurang jelas,harus mendengarkan dari dekat) klien menjawab
pertanyaan yang diberikan dengan tepat, selama proses wawancara klien berbicara
mengenai satu topik dengan jelas.
c. Aktivitas motorik
saat wawancara klien tampak tenang dalam berbicara, tidak ada gerakan yang dilang-
ulang ataupun gemetar. Namun saat membicarakan penyakitnya klien tampak sedikit
cemas.
d. Alam perasaan
Klien mengatakan terkadang khawatir dengan kondisinya, takut ada komplikasi lain.
Klien tidak menunjukan ekspresi yang berlebihan saat sedih maupun gembira. Klien
terlihat saat menceritakan pengalamannya yang menyenangkan.

8. Pola makan dan Eliminasi


a. Makan dan minum
Klien makan 3 kali sehari dengan porsi lebih sedikit dari biasanya (sebelum sakit seperti
sekarang) tapi habis, klien dapat makan tanpa bantuan. Keluarga hanya mengambilkan
makanan.
b. BAB/BAK
Klien dapat BAK dan BAB sendiri namun sumi yang membantu membawa ke WC
c. Mandi
Klien mandi secara mandiri, mandi 2x sehari . klien mandi menggunakan
sabun,shampo,dan juga sikat gigi
d. Penggunaan obat
Keluarga mengatakan klien sudah lama tidak kontrol ke pelayanan kesehatan. Sela ini
hanya menggunakan obat warung.

9. Mekanisme Koping
Klien mengatakan stiap mempunyai masalah selalu menceritakannya kepada keluarganya.

10. Kurang pengetahuan tentang


Klien mengatakan sudah lama tidak kontrol kondisinya ke pelayanan kesehatn. Keluarganya
mengaakan bingung melihat kondisi Ny.M seperti ini, tidak tahu cara perawatannya dirumah,
Ny.M hanya meminum obat warung dan berjemur saat pagi hari di teras rumah.

A. Analisa Data
Data Masalah
Ds:
 Klien mengatakan merasa cemas
dengan kondisinya saat ini
(penyakitnya)
 Klien mengatakan tubuhnya
bagian kiri mati rasa Kecemasan
 Keluarganya mengatakan
sebelumnya klien sudah 4 kali
menjalani terapi, tapi tidak ada
perubahan yang signifikan. Dan
sekarang kondisi klien seperti
ini.
Do:
 Klien mengatakan keluarga
tampak cemas
 Klien tampak gelisah
 Klien dan keluarga bertanya-
tanya tentang kondisi klien saat
ini

B. Diagnosa Keperawatan
Kecemasaan berhubungan dengan penyakit yang dialaminya

C. Tindakan Keperawatan
Intervensi Implementasi
 Bina hubungan saling Ds:
percaya  Klien mengatakan merasa
 Bantu klien mengidentifikasi cemas dengan kondisinya
dan menguraikan saat ini (penyakitnya)
perasaannya  Klien mengatakan tubuhnya
 Bantu klien memahami bagian kiri mati rasa
perspektif pasien terhadap  Keluarganya mengatakan
situasi stress dan kondisi sebelumnya klien sudah 4
yang dialaminya sekarang kali menjalani terapi, tapi
tidak akan sembuh dalam tidak ada perubahan yang
waktu singkat. signifikan. Dan sekarang
 Dengarkan dengan penuh kondisi klien seperti ini.
perhatian Do:
 Ajarkan tenik relaksasi nafas  Klien mengatakan keluarga
dalam untuk mengontrol tampak cemas
kecemasan yang dirasakan  Klien tampak gelisah
 Klien dan keluarga bertanya-
tanya tentang kondisi klien saat
ini
A:
 Membantu hubungan saling percaya
 Membantu klien mengidentifikasi
menguraikan perasaanya
 Membantu klien memahami perspektif
pasien terhadap situasi stress yang
dialaminya
 Mendengarkan dengan penuh perhatian
R:
 Klien tampak sudah percaya dan mau
cerita tentang kecemasannya yang
dirasakan klien
 Klien mengungkapkan perasaannya
 Klien mau mempraktekkan tarik nafas
dalam untuk mengurangi kecemasan
yang dirasakan
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (2) 2020

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah


Alamat Website: http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM

Efektivitas Autogenic Training Terhadap Kecemasan Lansia: Literatur Review

Nova Natalia Beba ¹, Elly L.Sjattar 2, Rosyidah Arafat ³


1
Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Keperawatan, Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia
2
Departemen Keperawatan Medikal Bedah, Fakultas Keperawatan, Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia
3
Departemen Keperawatan Medikal Bedah, Fakultas Keperawatan, Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia
INFORMASI ABSTRACT
Korespondensi: Purpose : of this literature review writing is to determine the period of autogenic
novaliabela@gmail.com intervention.

Method : that was used in gathering article was using several electronic databases
including PubMed, Science Direct, DOAJ and Google Scholar, reference sources were
taken manually, with limitations on articles published from 2009 - 2019, with rel-
evant keywords.

Results :The five articles used all fall into the Randomized Controlled Trial category.
The results obtained from all articles that autogenic training can significantly reduce
anxiety in the elderly where the p value <0.001.

Conclusion :Autogenic training can be recommended as a non-pharmacological ther-


apy to reduce anxiety in the elderly. In this study health workers have a very important
role because they can do autogenic training but must have competence by attending
training on autogenic training.
Keywords:
Elderly, old people, Au-
togenic Training (AT),
Anxiety.

169
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (2) 2020

PENDAHULUAN Chong, 2015; Lane, 2009; Qu et al., 2014). Salah


Kecemasan merupakan kebingungan maupun satu terapi komplementer yang dapat digunakan
kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan untuk menurunkan kecemasan yaitu dengan latihan
penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan relaksasi. Beberapa literature menyebutkan bahwa
perasaan tidak menentu (Suliswati, 2012). Study relaksasi dapat menurunkan stress, cemas dan tekanan.
penelitian yang telah dilakukan oleh University of Teknik relaksasi memiliki banyak jenis dan salah
Freiburg bahwa secara klinis gangguan kecemasan satunya adalah Autogenic training (Endredy, 2016;
sering terjadi pada lansia dengan prevalensi 1,2% Francesco, Mauro, Gianluca, & Enrico, 2010). Oleh
hingga 15% (Hellwig & Domschke, 2019). Dalam sebab itu peran perawat dalam mengatasi kecemasan
study penelitian yang dilakukan oleh Canuto et al., lansia merupakan tantangan besar ketika melakukan
(2018)as well as impact on quality of life. Design: perawatan pada lansia.
The study used a cross-sectional multicenter survey. Beberapa study telah dilakukan untuk mengatasi
Participants: The study sample comprised 3,142 kecemasan pada lansia dengan menggunakan autogenic
men and women aged 65 to 84 years, living in five training. Oleh sebab itu, tujuan dari literature review
European countries and Israel. Measurements: Anxiety adalah untuk mengetahui periode intervensi autogenic
disorders were assessed using computer-assisted face- training, instrument yang digunakan untuk menilai
to-face interviews with an age-appropriate diagnostic kecemasan dan outcome terapi autogenic training.
interview (CIDI65+ prenstese kecemasan di beberapa
seperti Hamburg 15,8%, Ferrara 13,7%, London METODE
19,3%, Madrid 17,5%, Geneva 13,5% dan Jerusalem Pencarian literature dilakukan dengan mengidentifikasi
14,2%. Menurut Subandi & Suprianto (2013) dalam semua jenis artikel internasional mengenai efek
Candrawati, Dwidiyanti, & Widyastuti, (2018) autogenic training terhadap kecemasan pada lansia.
bahwa di Indonesia insiden kecemasan pada lansia Database elektronik yang digunakan adalah Pubmed,
yaitu 16,38% dari 238 juta populasi. Science Direct, DOAJ, dan Google Scholar dengan
Kecemasan pada lansia dapat menyebabkan hilangnya strategi pencarian menggunakan metode PICO
konsentrasi akibat kekhawatiran, dapat memunculkan (patient, intervention, comparison and outcome) (da
ketakutan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, Costa Santos, de Mattos Pimenta, & Nobre, 2007;
dan mengurangi kesejahteraan pada lansia (Sonza, Frandsen & Eriksen, 2018). Hasil pencarian dibatasi
Badri, & Erda, 2020). Kecemasan pada lansia juga tahun 2009 sampai tahun 2019 serta secara manual
dapat meningkatkan risiko penurunan kognitif, memilih artikel yang relevan atau sesuai dengan
dapat mempengaruhi kondisi fisik, psikologis, dan pertanyaan penelitian (Gambar 1). Kriteria inklusi
lingkungan(Hellwig & Domschke, 2019; Wolitzky- artikel yaitu: (1) Partisipan adalah lansia, (2) Intervensi
Taylor, Castriotta, Lenze, Stanley, & Craske, 2010)as yang digunakan adalah autogenic training, (3) Hasil
well as risk factors, comorbidity, cognitive decline, age penelitian menunjukan adanya pengaruh autogenic
of onset, and treatment efficacy for older adults are training terhadap kecemasan, sedangkan kriteria
reviewed. Overall, the current literature suggests: (a. eksklusi adalah tidak relevan dengan pertanyaan
Sejauh ini banyak intervensi yang dapat dilakukakan penelitian.
pada pasien lansia yang mengalami kecemasan baik
farmakologis maupun nonfarmakologis seperti terapi HASIL
pengobatan medis penggunaan obat-obat herbal, Literatur review ini memaparkan 5 artikel yang
maupun terapi komplementer (Wahyuningsih & membahas tentang penggunaan autogenic training
Astuti, 2013). Pemanfaatan pengobatan melalui dalam menurunkan kecemasan pada lansia (Tabel 1).
terapi komplementer telah dibuktikan keefektifannya
sehingga beberapa terapi komplemeter dapat Periode intervensi autogenic training
dijadikan sebagai salah satu pilihan metode atau Aivazyan & Zaitsev, (2018) memaparkan hasil bahwa
pendekatan dalam mengatasi gangguan kecemasasn durasi pemberian autogenic training yaitu 3 minggu
yang tidak berbahaya dan tidak memiliki efek dan Aivazyan & Zaitsev tidak menentukan lama
samping karena bersifat noninvasif, selain itu dapat pemberian intervensi untuk setiap sesi. Sedangkan
dilakukan oleh individu itu sendiri dan hemat biaya study yang dilakukan oleh (Golding, Fife-Schaw, &
(Abadi et al., 2018; Hmwe, Subramanian, Tan, & Kneebone, 2017) bahwa durasi pemberian autogenic

170
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (2) 2020

training yaitu selama 1 bulan dimana pemberian rekannya, instrument pengukuran yang digunakan
intervensi 5 kali dalam seminggu dengan tidak yaitu Hospital Anxiety and Depression dengan cut off
mencantumkan lama waktu yang diperlukan untuk untuk inklusi yaitu ≥ 6 (Golding et al., 2017; Kneebone
melakuan intervensi. Study yang dilakukan Kneebone, et al., 2014). Sedangkan pada study penelitian lainnya
Walker-Samuel, Swanston, & Otto, (2014) bahwa instrument yang digunakan yaitu State-Trait anxiety
periode intervensi yang dilakukan membutuhkan Inventory (STAI) (Aivazyan & Zaitsev, 2018; Minowa
waktu yang cukup panjang dimana intervensi & Koitabashi, 2013; Miu et al., 2009)patients may
dilakukan selama 1 tahun dengan durasi pemberian usually have some psychological and physiological
30 menit untuk setiap minggunya. Sedangkan study distress. Autogenic training (AT.
yang dilakukan oleh Minowa & Koitabashi, (2013)
patients may usually have some psychological and Outcome terapi autogenic training
physiological distress. Autogenic training (AT dimana Dari study ini menyatakan bahwa terapi autogenic
interval waktu yang dibutuhkan yaitu tiga hari setelah training memberikan nilai yang signifikan terhadap
pembedahan dan dilakukan selama 3 kali berturut- penurunan kecemasan pada lansia dimana nilai
turut selama pasien dirawat di rumah sakit tanpa p<0,001(Aivazyan & Zaitsev, 2018; Golding et al.,
menentukan berapa lama waltu yang digunakan untuk 2017; Minowa & Koitabashi, 2013; Miu et al., 2009).
pelatihan autogenic training. Sejalan dengan penelitian Dengan demikian salah satu terapi non farmakologi
yang dilakukan oleh Miu, Heilman, & Miclea, (2009) yang bisa di berikan pada lansia yang mengalami
tidak menentukan berapa lama pemberian autogenic kecemasan yaitu autogenic training.
training tetapi mereka menggunakan waktu tersingkat
dalam setiap sesi yaitu 7-10 menit. PEMBAHASAN
Ulasan literature review menilai efektivitas autogenic
Gambar 1. Algoritma Pencarian training terhadap kecemasan lansia. Temuan yang kami
dapatkan bahwa untuk mengurangi kecemasan pada
lansia dapat dilakukan dengan terapi komplementer
yaitu autogenic training dimana merupakan suatu
latihan yang diciptakan diri sendiri untuk merasakan
kehangatan dan sensasi tubuh yang memberat dengan
cara menemukan tingkat relaksasi fisik dan ketegangan
pikiran sehingga melatih seseorang memasuki fase
rileks, yang dapat memberikan keseimbangan mental
dan fisik (Endredy, 2016; Richmond.R.L, 2012).

Instrument yang digunakan untuk menilai


kecemasan
Pada pemaparan literature review ini instrument
yang digunakan yaitu Hospital Anxiety and Depression
dengan State-Trait Anxiety Inventory (STAI). Study
yang dilakukan oleh Golding dan Kneebone beserta

171
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (2) 2020
Tabel 1. Sintesis Grid
Design
No Penulis / Negara Judul Tujuan penelitian Sampel Intervensi Kontrol Hasil Kesimpulan
penelitian
1. (Aivazyan & Zaitsev, The effectiveness of Untuk melihat keefek- Randomized 325 pasien yang Pada akhir pen- Autogenic training
2018) autogenic training in tifan dari autogenic Controlled menderita penya- gamatan kelompok tidak hanya dapat
Moscow,Russia the psycho-corrective training dalam men- trial kit somatik kro- autogenic training meningkatkan
treatmen of the patients gidentifikasi predictor nik yang dibagi menunjukan status psikologis
presenting with chronic hasil pengobatan dalam kelompok, penurunan yang pasien, tetapi
somatic diseases pasien dengan somatic yaitu 163 pasien lebih signifikan juga secara positif
kronis. menjalani auto- disbanding dengan mampu mempen-
genic training dan kelompok control garuhi gejala uta-
162 pasien tidak dimana nilai ma dari penyakit
mengikuti auto- p<0.001 kronis.
genic training di
pusat rehabilitasi
dan Balneologi,
Moskow, Rusia
2. (Golding et al., 2017) Twelve month follow-up Untuk menindaklan- Randomized 21 pasien post 11 pasien 10 pasien Tingkat kecemasan Terjadi
United Kingdom on a randomized con- juti peserta dalam uji Controlled stroke yang men- post stroke post stroke menurun secara penurunan kece-
trolled trial of relaxation coba terkontrol acak trial galami kecemasan diacak untuk yang akan signifikan antara masan pada
training for post-stroke pada pelatihan auto- mendapatkan mendapatkan pre dan post inter- pada penderita
anxiety genic training dalam intervensi au- intevensi Auto- vensi, dan antara stroke yang me-
menurunkan kecema- togenic training genic training pre intervensi dan nerima relaksasi
san pasca stroke melalui CD satu tahun follow autogenik secara
up dimana nilai langsung maupun
p<0,001 melaui CD yang
dapat
dipertahankan
setelah satu tahun
3. (Kneebone et al., 2014) Relaxation training after Mempertimbangkan Randomized Pasien stroke Terjadi penurunan Pelatihan auto-
United Kingdom stroke : potential to kelayakan penggunaan Controlled pasca rawat inap signifikan yang genic training
reduce anxiety relaksasi untuk men- tria yang berjumlah diukur dengan dapat di terima
gobati gejala kecema- 55 orang terdiri menggunakan oleh anggota
san pasca stroke dan dari : 27 laki-laki Tension Rating kelompok. Sela-
untuk mengeksplorasi dan 28 perem- Circles (TRCs) dari ma sesi traninig
keefektifan pelatihan puan dengan sebelum sampai terjadi penurunan
relaksasi dalam men- rentang usia 35- sesudah training signifikan baik
gurangi ketegangan 93 tahun yang dimana nilai untuk ketegan-
pasien stroke pasca telah menjalani p<0,001, r=-0,67 gan,dan gejala
rawat inap. rawat inap selama khas kecemasan,
22 sampai 129
hari.

172
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (2) 2020

4. (Minowa & Koita- Effect of autogenic Untuk memperkenal- Randomized Perempuan yang Semua pasien Kelompok Autogenic training
bashi, 2013)patients training on periopera- kan efek dari autogenic Controlled didiagnosa kanker yang meneri- autogenic train- merupakan pen-
may usually have some tive anxiety and pain in training terhadap trial payudara dan ma perawatan ing mengalami dakatan nonfar-
psychological and breast cancer patients` perawatan pasien yang akan dijad- perioperative penurunan makologi yang
physiological distress. menderita kanker walkan untuk dan perawatan kecemasan yang berguna untuk
Autogenic training (AT payudara . secara acak dioperasi, usia 20 medis. signifikan setelah menghilangkan
Japan effek dari autogenic tahun, memiliki dilakukan tinda- kecemasan dan
training menunjukan kemampuan kan operasi selama rasa sakit pada
penurunan kecemasan untuk memba- tiga hari dengan waktu menderita
baik dengan Anxiety ca, mendengar melihat score. kanker payudara.
inventory score, visual dapat menulis ,
analogscale terhadapa berbicara dalam
nyeri, post operasi bahasa jepang,
payudara untuk pem- dan menggu-
berian analgetik. nakan compact
disc player
5. (Miu et al., 2009) Reduced heart rate Untuk melihat detak Randomized 63 Mahasiswa Setelah dilakukan Autogenic training
Rumania variability and vagal tone jantung dan skor Controlled dari Babes-Bolyai autogenic training dapat mengu-
in anxiety: Trait versus kecemasan dengan trial University. yang terdapat perbedaan rangi heart rate
state, and the effect of menggunakan trait terdiri dari 36 yang signifikan variability dan
autogenic training. anxiety (TA) yang sample memiliki secara statitik vagal tone
merupakan efek dari score kecemasan pada sampel yang
autogenic training tinggi dan 27 memiliki kece-
sampel memiliki masan tinggi dan
score kecemasana rendah.
rendah. Dima-
na sebelumnya
responden mel-
aporkan bahwa
mereka tidak
memiliki riwayat
penyakit jantung
atau stroke.

173
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (2) 2020

Belum ada standar yang baku mengenai periode salah satu terapi non farmakologis untuk menurunkan
intervensi pemberian autogenic training dalam kecemasan pada lansia. Dalam study ini petugas
menurunkan kecemasan pada lansia, menurut kesehatan mempunyai peranan yang sangat penting
Kneebone et al., (2014) periode intervensi autogenic karena dapat melakukan autogenic training tetapi
training yaitu selama 1 tahun diamana partisipan harus memiliki kompetensi dengan cara mengikuti
menerima intervensi 30 menit setiap minggu, pelatihan mengenai autogenic training.
sedangkan Golding et al., (2017) pada studinya
mengemukakan bahwa lama intervensi pemebrian SARAN
autogenic training yaitu 1 bulan dengan metode 5 kali Pemilihan terapi komplementer yang tepat merupakan
dalam sebulan tanpa menyebutkan lama pemberian salah satu upaya penanganan kecemasan pada lansia
uintervensi. Berbeda dengan study yang dikemukakan dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup lansia.
oleh Aivazyan & Zaitsev, (2018) bahwa intervensi Sehingga disarankan salah satu terapi komplementer
pemberian autogenic training yaitu 3 minggu tanpa yang dapat dilakukan dengan sederhana tanpa
menjelaskan berapa lama pemberian intervensi dalam membutuhkan biaya dan dapat dilakukan baik di
satu periode, sejalan dengan study yang dilakukan rumah sakit maupun di komunitas yaitu autogenic
oleh Minowa & Koitabashi, (2013)patients may training.
usually have some psychological and physiological
distress. Autogenic training (AT bahwa untuk DAFTAR PUSTAKA
lansia yang mengalami kecemasan post pembedahan Abadi, F., Abadi, F., Fereidouni, Z., Amirkhani, M.,
diberikan intervensi autogenic training selama tiga hari Karimi, S., & Najafi Kelyani, M. (2018). Effect
berturut-turut tanpa menentukan waktu pemberian of Acupressure on Preoperative Cesarean Section
intervensi untuk satu sesi. Berbeda dengan study yang Anxiety. Journal of Acupuncture and Meridian
dikemukakan oleh Miu et al., (2009) bahwa waktu Studies.
yang diperlukan hanya 7-10 menit tanpa menentukan Aivazyan, T. A., & Zaitsev, V. P. (2018). The
periode intervensi yanfg di perlukan. Dari setiap effectiveness of autogenic training in the psycho-
periode intervensi autogenic training yang bervariasi corrective treatment of the patients presenting with
didapatkan hasil yang signifikan pada penurunan chronic somatic diseases. Russian Research Center
kecemasan lansia, oleh sebab itu untuk melihat efisiensi of Medical Rehabilitation and Balneology, 95(3),
waktu yang dibutuhkan dalam pemberian intervensi 11. https://doi.org/10.17116/kurort201895311
autogenic training pada lansia bisa digunakan periode Candrawati, S. A. K., Dwidiyanti, M., & Widyastuti,
yang singkat yaitu 3 minggu. R. H. (2018). Effects of Mindfulness with Gayatri
Menurut study yang dilakukan oleh Aivazyan & Mantra on Decreasing Anxiety in the Elderly.
Zaitsev,(2018), Golding et al.,(2017), Kneebone Holistic Nursing and Health Science, 1(1), 35.
et al.,(2014), Minowa & Koitabashi, (2013), Miu https://doi.org/10.14710/hnhs.1.1.2018.35-45
et al., (2009), bahwa instrument yang digunakan Canuto, A., Weber, K., Baertschi, M., Andreas,
untuk mengukur kecemasan pada lansia yaitu State- S., Volkert, J., Dehoust, M. C., … Härter, M.
Trait anxiety Inventory (STAI). Oleh sebab itu untuk (2018). Anxiety Disorders in Old Age: Psychiatric
mengukur kecemasan pada lansia dapat menggunakan Comorbidities, Quality of Life, and Prevalence
State-Trait anxiety Inventory (STAI). According to Age, Gender, and Country. American
Dari study ini menyatakan bahwa autogenic training Journal of Geriatric Psychiatry, 26(2), 174–185.
memberikan nilai yang signifikan dalam menurunkan https://doi.org/10.1016/j.jagp.2017.08.015
kecemasan pada lansia baik lansia yangsedang da Costa Santos, C. M., de Mattos Pimenta, C. A., &
menjalani perawatan di rumah sakit maupun yang Nobre, M. R. C. (2007). The PICO strategy for
ada di komunitas. Dengan demikian salah satu terapi the research question construction and evidence
non farmakologi yang bisa di berikan pada lansia yang search. Revista Latino-Americana de Enfermagem,
mengalami kecemasan yaitu autogenic training. 15(3), 508–511. Retrieved from http://www.
ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17653438
KESIMPULAN Endredy, J. (2016). Advanced Autogenic Training and
Hasil literature review ini menunjukan bahwa Primal Awareness. Rochester.
Autogenic training dapat di rekomendasikan sebagai Francesco, P., Mauro, M. G., Gianluca, C., & Enrico,

174
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (2) 2020

M. (2010). The efficacy of relaxation training in Richmond.R.L. (2012). A Guide to Psychology and
treating anxiety. International Journal of Behavioral its Practice. A Guide To Psychology and Practice.
Consultation and Therapy, 5(3–4), 264–269. Retrieved from http://www.guidetopsychology.
https://doi.org/10.1037/h0100887 com/autogen.htm
Frandsen, T. F. ;, & Eriksen, M. B. (2018). The impact Sonza, T., Badri, I. A., & Erda, R. (2020).
of PICO as a search strategy tool on literature Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Tingkat
search quality: A systematic review. Journal of the Kemandirian Activities of Daily Living PADA
Medical Library Association, 106(In press), 420– LANSIA. Human Care Journal, 5(3), 688. https://
431. doi.org/10.32883/hcj.v5i3.818
Golding, K., Fife-Schaw, C., & Kneebone, I. (2017). Suliswati. (2012). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan
Twelve month follow-up on a randomised Jiwa. jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC.
controlled trial of relaxation training for post-stroke Wahyuningsih, & Astuti, E. (2013). Faktor yang
anxiety. Clinical Rehabilitation, 31(9), 1164–1167. Mempengaruhi Hipertensi pada Usia Lanjut.
https://doi.org/10.1177/0269215516682820 Journal Ners and Midwifery Indonesia, 1(3), 71–
Hellwig, S., & Domschke, K. (2019). Anxiety in 75. https://doi.org/2354-7642
Late Life: An Update on Pathomechanisms. Wolitzky-Taylor, K. B., Castriotta, N., Lenze, E. J.,
Gerontology, 65(5), 465–473. https://doi. Stanley, M. A., & Craske, M. G. (2010). Anxiety
org/10.1159/000500306 disorders in older adults: a comprehensive review.
Hmwe, N. T. T., Subramanian, P., Tan, L. P., & Depression and Anxiety, 27(2), 190–211. https://
Chong, W. K. (2015). The effects of acupressure doi.org/10.1002/da.20653
on depression, anxiety and stress in patients
with hemodialysis: A randomized controlled
trial. International Journal of Nursing Studies,
52(2), 509–518. https://doi.org/10.1016/j.
ijnurstu.2014.11.002
Kneebone, I., Walker-Samuel, N., Swanston, J.,
& Otto, E. (2014). Relaxation training after
stroke: potential to reduce anxiety. Disability and
Rehabilitation, 36(9), 771–774. https://doi.org/1
0.3109/09638288.2013.808275
Lane, J. R. (2009). The neurochemistry of
counterconditioning: acupressure desensitization
in psychotherapy. Energy Psychol, 1(1), 31–34.
Minowa, C., & Koitabashi, K. (2013). Effects of
Autogenic Training on Perioperative Anxiety and
Pain in Breast Cancer Patients : The Kitakanto
Medical Journal, 63(1), 1–11. https://doi.
org/10.2974/kmj.63.1
Miu, A. C., Heilman, R. M., & Miclea, M. (2009).
Reduced heart rate variability and vagal tone
in anxiety: Trait versus state, and the effects of
autogenic training. Autonomic Neuroscience: Basic
and Clinical, 145(1–2), 99–103. https://doi.
org/10.1016/j.autneu.2008.11.010
Qu, F., Zhang, D., Chen, L.-T., Wang, F.-F., Pan, J.-
X., & Zhu, Y.-M. (2014). Auricular Acupressure
Reduces Anxiety Levels And Improves Outcomes
Of In Vitro Fertilization: A Prospective,
Randomized And Controlled Study. Fertility and
Sterility, 4(5028), 1–7.

175

Anda mungkin juga menyukai