Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

PENGAMATAN SEL DARAH PADA IKAN DAN KULTUR SERTA


PERHITUNGAN KOLONI BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIA HAMA DAN PENYAKIT IKAN


PROGRAM STUDI TEKNIK BUDIDAYA PERIKANAN

Oleh Kelompok I:

1. YUSRIL (NIT 21.3.05.190)


2. MUH. FAIRUL IZWAN (NIT 21.3.05.171)
3. SAFRIL (NIT 21.3.05.183)
4. LILIAN SANUSI (NIT 21.3.05.165)
5. GEVI NINDIA RAHMA (NIT 21.3.05.161)
6. NUR ISNAHWATI HAMID (NIT 21.3.05.176)
7. DEWI SUKMASARI (NIT 21.3.05.154)
8. NADILA FARAFISA (NIT 21.3.05.175)
9. FADILLAH SUMAGA (NIT 21.3.05.157)
10. MUHAMMAD AKBAR R. (NIT 21.3.05.173)

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN RISET DAN SUMBERDAYA MANUSIA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITENIK KELAUTAN DAN PERIKNAN BONE

2023
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Pengamatan Sel Darah pada Ikan dan Kultur serta


Perhirhitungan Koloni Bakteri
Nama : Kelompok 1
1. YUSRIL (NIT 21.3.05.190)
2. MUH. FAIRUL IZWAN (NIT 21.3.05.171)
3. SAFRIL (NIT 21.3.05.183)
4. LILIAN SANUSI (NIT 21.3.05.165)
5. GEVI NINDIA RAHMA (NIT 21.3 05.161)
6. NUR ISNAHWATI HAMID (NIT 21.3.05.176)
7. DEWI SUKMASARI (NIT 21.3.05.154)
8. NADILA FARAFISA (NIT 21.3.05.175)
9. FADILLA SUMAGA (NIT 21.3.05.157)
10. MUHAMMAD AKBAR R. (NIT 21.3.05.173)

Laporan Ini Disusun Sebagai Pertanggungjawaban Pratik Mata Kuliah


Hama dan Penyakit Ikan Pada Tanggal 17-18 Februari 2023

Disetujui oleh :

Dosen Pengampu Mata Kuliah Hama dan Penyakit Ikan

Ardana Kurniaji, S. Pi., M. Si Yunarty, S. Pi., M. Si


NIP. 19920609 201902 1 002 NIP. 19801227 200604 2 001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT., atas nikmat


kesempatan, kesehatan dan ilmu yang telah dikaruniakan kepada
hambanya sehingga Penuntun Praktikum Mata Kuliah Hama dan Penyakit
ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini dapat tersusun berkat bantuan dari berbagai pihak
sehingga pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Direktur Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
2. Bapak Ardana Kurniaji, S. Pi., M.Si dan Ibu Yuniarti, S.Pi., M. Si
selaku dosen pengampu mata kuliah Hama dan Penyakit Ikan
3. Amriadi selaku koordinator asisten pembimbing yang telah
mendampingi dan membimbing selama kegiatan praktik
4. Serta semua pihak yang telah membantu dan menyelesaikan
penyusunan laporan ini

Kami menyadari bahwa penuntun yang telah kami susun ini masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu ide, saran dan kritikan yang sifatnya
membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan penuntun ini.
Akhirnya dengan memohon ridho Allah SWT., kami berharap semoga
praktikum ini bermanfaat bagi kami semua.

Bone, 22 Februari 2023


Penyusun

Kelompok

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ......................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................... v

I. PENDAHULUAN ................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................. 1
1.2 Tujuan Praktikum.......................................................... 2
1.3 Manfaat ........................................................................ 3

II. METODE DAN HASIL PRAKTIKUM .................................. 4


2.1 Waktu dan Tempat ....................................................... 4
2.2 Alat dan Bahan ............................................................. 5
2.3 Prosedur Kerja.............................................................. 9
2.4 Hasil Praktik ................................................................. 12
2.5 Pembahasan ................................................................

III. PENUTUP .......................................................................... 14


3.1 Kesimpulan ................................................................... 14
3.2 Saran ............................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 15


LAMPIRAN.................................................................................. 16

iii
DAFTAR TABEL

Tabel HALAMAN
1. Alat dan Bahan ....................................................................... 4
2. Hasil pengamatan ................................................................... 9
2. Tabulasi Hasil Pengamatan .................................................... 10

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar HALAMAN
1. Hasil Kultur Bakteri Tanpa Pengenceran ................................ 10
2. Hasil Kultur bakteri Dengan Pengenceran .............................. 11

v
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan adalah hewan bertulang belakang (vertebrae) yang hidup di air,
bernafas dengan insang, berenang menggunakan sirip, serta merupakan
hewan berdarah dingin(poikiloterm).
Sistem peredaran darah semua hewan vertebrata mempunyai pola
yang sama, namun tiap-tiap kelompok mempunyai peredaran darah
tertentu yang mempunyai anatomi organ peredaran darah. Darah pada ikan
mempunyai dua komponen utama yaitu sel-sel dan plasma darah. Darah
dalam tubuh memiliki fungsi sebagai pengangkut bagi berbagai macam
senyawa dan zat-zat yang diperlukan tubuh, mengatur jaringan tubuh, alat
pertahanan tubuh terhadap ancaman dari luar dan menjaga kestabilan suhu
tubuh.
Darah merupakan cairan yang membawa nutrien, transportasi oksigen
dan karbondioksida, menjaga keseimbangan suhu tubuh dan berperan
penting dalam sistem pertahanan tubuh dan berperan penting dalam sistem
pertahanan tubuh. Darah ada yang berupa padatan maupun cairan, yang
termasuk kedalam padatan adalah sel darah merah (eritrosit) dan sel darah
putih (leukosit) sedangkan yang berbentuk cairan ialah plasma darah.
Eritrosit merupakan salah satu sel darah yang sangat berperan dalam
proses pengangkutan materi-materi di dalam tubuh. Eritrosit mengandung
hemoglobin yang memungkinkannya mampu mengangkut oksigen lebih
banyak dari pada oksigen tersebut bergerak sendiri dalam plasma darah.
Hemoglobin juga menyebabkan warna merah pada darah, sehingga
eritrosit disebut dengan sel darah merah. Sedangkan leukosit merupakan
salah satu sel darah lainnya yang sangat berperan sebagai benteng tubuh
dari berbagai ancaman.
Berdasarkan uraian diatas,laporan ini membahas bagaimana cara
menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah putih.Membuktikan
bahwa jumlah sel darah merah sekitar 2-3 juta sel/ml dan jumlah sel darah
putih sekitar 200.000-300.000 sel/ml.

1
Bakteri adalah kelompok organisme yang ber sel satu yang di
klasifikasikan pada tingkat domain.bersama dengan domain Archea, bakteri
di golongkan sebagai prokariota, memiliki bentuk tertentu, misalnya
menyerupai bola, batang atau spiral yang biasanya berukuran beberapa
mikrometer.bakteri adalah hidup di tanah, air, mata air panas yang asam,
limbah radioaktif, hingga kerak bumi dan menjalin hubungan simbiosis
dengan tumbuhan dan hewan.
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih
terbesar luas di bandingkan mahluk hidup yang lain. Bakteri memiliki
ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-
tempat ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan namun ada pula yang
merugikan.salah satu ciri bakteri adalah melakukan metabolisme pada
dirinya sendiri, metabolisme pada suatu bakteri bertujuan memperoleh
suatu energi atau untuk kebutuhan hidupnya.
Menurut Rifai et al. (2020), pertumbuhan bakteri dapat dipengaruhi
oleh faktor lingkungan. Bakteri mampu bertahan hidup dalam lingkungan
yang mendukung pertumuhannya. salah satu faktor lingkungan yang
berperan adalah pH dan suhu lingkungan.
Sebagian besarspesies bakteri berbentuk bulat (disebut kokus; dari
bahasa Yunani kokkos yang artinya butir atau biji) atau berbentuk batang
(disebut basilus dari bahasa latin baculus yang artinya tongkat).
Beberapajenis bakteri berbentuk seperti batang yang agak melengkung
atau berbentuk koma (disebut vibrio); bakteri-bakteri lainnya bisa berbentuk
spiral (disebut spirillum) atau melingkar rapat (disebut spiroket). bentuk
yang tidak umum juga dijumpai, misalnya bakteri berbentuk bintang.
Berbagai macam bentuk ini ditentukan oleh dinding sel bakteri dan
sitoskeleton yang berperan penting karena dapat memengaruhi
kemampuan bakteri dalam memperoleh nutrisi, menempel pada
permukaan, berenag dalam cairan dan melarikan diri dari predator.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujujan dari praktikum ini yaitu sebagai berikut

2
1. Untuk mengamati gambaran darah merah (eritrosit, kadar hemoglobin,
hematokrit) dan gambaran darah putih (leukosit, aktivitas fagositik,
lisozim maupun respiratory burst) pada ikan lele.
2. Untuk mengetahui cara pertumbuhan bakteri dan perhitungan koloni
dengan metode total plate (TPC).
1.3 Manfaat
1. Kami dapat mengetahui teknik pengamatan darah dan mengidentifikasi
kondisi darah sebagai pengetahuan awal dalam menilai kesehatan
ikan.
2. Dapat mengetahui cara pertumbuhan bakteri dan perhitungan koloni
dengan metode total plate (TPC).

3
II. METODE DAN HASIL PRAKTIK

2.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan praktik ini dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2023
bertempat di Taching Factory (TEFA) Budidaya, kampus 1 Poiteknik
Kelautan dan Perikanan Bone.

2.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pertumbuhan
bakteri adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Alat dan Bahan
No Alat Bahan
1. Cawan Petri TCBS
2. Mikropipet Aquades
3. Batang Penyebar Alcohol
4. Erlen Meyer Air Tambak
5. Gelas Ukur HCL
6. Mikroskop Ikan Lele
7. Lilin Bunsen
8. Hot Plate
9. Magnetik Stirrer
10. Mikrotup
11. Mikrolit
12. Tip
13. Inkubator
14. Aliminium Foil
15. Porteks
16. Suntik
17. Gelas Objek
18. Baki
19. Lap Kering
20. Gelas Tutup
21. Mikroskop

4
22. Pipa Salih
23. Hemasitometer
24. Centrifuge
25. Plet Microtube

1. Pada tahapan cara pengambilan dara meliputi sampel, antikoagulan,


(Na- sitrat 3,8%), kapas beralkohol, suntik(syairinge), gelas obyek dan
gelas tutup. Untuk perhitungan entorosit di gunakan darah, larutan
hayems, hae mocytmeter tipe nieubair dan untuk perhiyungan leukosit
di gunakan darah, larutan turks, hae mocytometer tipe Neubauer, pensil
gambar dan pensil warnah.
2. Pada tahap perhitungan hemoglobin (Hb) menggunakan alat dan
bahan yang meliputi darah, larutan HCL 0,1,N tissue, akuades,
seperangkat alat metode sahli dan pipet Pasteur. Pada perhitungan
kadar hematokrit meliputi darah, crytoceal, alat sentrifugasi, tabung
mikrohematokrit (pipa kapiler berlapis/antikoagulan), penggaris.
3. Pada tahapan diferensiasi leukosit adalah darah, larutan methanol,
pewarna giemsa, kertas penyerap/tissue, gelas obyek, tabung
perendam gelas obyek dan baki.adapun dalam bentuk pengamatan
aktifitas fagositik digunakan suspense bakteri cocstraphylocus aureus
dalam larutan PBS (10 sel/ml).

2.3 Prosedur Kerja


Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut
2.3.1 Prosedur Kerja Pengambilan Sel Darah
Kegiatan yang harus dilakukan dalam pengambilan darah adalah
sebagai berikut:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ikan di letakkan pada atas baki dengan posisi kepala disebelah kiri
3. Kemudian isi alat suntik dengan antikoagulan (na-sitrat 3,8%) sedikit,
bilas dan buang kembali.
4. Setelah itu darah di ambil bagian ekor

5
5. Setelah darah di ambil darah di simpang dalam plet mikrotup
6. Darah diambil sebanyak 0.5 ml kemudian tambahkan larutan hayem’s,
haemocytometer tipe nieubair untuk perhitungan leukosit digunakan
darah,
7. Pengadukan darah di dalam pipet dilakukan dengan mengayunkan
tangan yang memegang pipet seperti membentuk angka delapan
selama 3-5 menit hingga darah tercampur rata. Laruantan hayem’s ini
berfungsi untuk mematikan sel darah putih
8. Kemudian buang 2 tetes pertama larutan dalam pipet. Teteskan pada
hemocytometer dan tutup dengan gelas penutup.
9. Hitung jumlah eritrosit dihitung sebanyak 10 kotak kecil dan
dikonversikan menurut jumlah total kotak kecil sehingga di dapatkan
jumlah sel darah merah.

2.3.2 Perhitungan Sel Darah Merah (Eritosit)


1. Darah di hisab dengan pipet yang berisi bulir dan pengaduk warna
merah sampai kepala skala 1(pipet untuk mengukur jumlah sel darah
merah).
2. Darah di tambahkan larutan hayem sampai skala 101,pengadukan
darah di dalam pipet dilakukan dengan mengayunkan tangan yang
memegang pipet seperti membentuk angka delapan selama 3-5 menit
sehingga darah tercampur rata.larutan hayem ini berfungsi untuk
memtikan sel-sel darah putih.
3. Larutan di buang dua tetes pertama larutan darah dalam
pipet,selanjutnya teteskan pada haemochytometer dan tutup dengan
gelas penutup.
4. Jumlah sel darah merah di hitung dengan bantuan mikroskop dengan
pembesaran 400 kali.jumlah eritosit tetap di hitung sebanyak 10 kotak
kecil dan konversikan menurut jumlah total kotak kecil sehinnga di
dapatkan sel darah merah per mili liter.pengamatan data di isi ke dalam
tabel dan berikan kesimpulan terhadap data tersebut .rumus
perhitungan jumlah eritosit:

6
1
∑Etrosit (sel/mm3) = ∑sel terhitung xVol,kotak besar x faktor pengenceran

2.3.3 Perhitungan Darah Putih (Leukosit)


1. Darah di hisab dengan pipet yang berisi bulir pengaduk bewarna putih
sampai skala 0,5.
2. Darah di tambahkan larutan truk’s sampai skala 11,pipet di ayun
membentuk angka 8 sama dengan pengadukan untuk perhitungan
jumlah sel darah merah selama 3-5 menit sehingga darah bercampur
rata.larutan tur’ks ini bersifat asam yang akan mengakibatkan lisisnya
sel darah merah sehingga yang tertinggal hanya sel darah putih.
3. Larutan darah di buang dua tetes pertama larutan darah dari dalam
pipet,kemudian di teteskan larutan pada haemocytometer tipe neubaur
kemudian di tutup dengan gelas penutup.cairan akan memenuhi ruang
hitung secara kapiler.
4. Jumlah sel darah putih/leukosit total di hitung dengan cara menghitung
sel yang terdapat dalam 5 kotak besar,lalu konversikan angka tersebut
menurut jumlah total kotak besar sehingga di dapatkan jumlah sel darah
putih permililiter.
5. Di isikan data kedalam table beri kesimpulan.rumus perhitungan jumlah
leukosit.
1
∑Etrosit (sel/mm3) = ∑sel terhitung x 𝑣𝑜𝑙,𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 x faktor pengenceran

2.3.4 Perhitungan Kadar Hemoglobin (HB)


1. Darah dihisap dengan pipet sahli sampai skla 20mm2 atau skla 0,02mL,
bersihkan ujung pipet dengan kertas tissue.
2. Darah dipindahkan dalam pipet kedalam tabung Hb-meter yang telah
diisi HCL 0,1 N sampai garis skla 10, aduk selama 3 sampai 5 menit.
3. Ditambahkan aquades sampai warna sarah dan HCL tersebut seperti
warna larutan standar yang ada dalam Hb meter.
4. Skla dibaca dengan dilihat pada skla jalur gr% yang berarti banyaknya
hemoglobin dalam per 100ml darah.

7
2.3.5 Pembuatan Media TCBS
1. Timbang TCBS sebanyak 8,9 gram dan siapkan aquades sebanyak 100
ml
2. masukkan aquades dan TCBS kedalam erlenmeyer, tutup
menggunakan aluminium foil dan aduk sampai tercampur merata
3. panaskan media menggunakan hot plat selama 19,2 menit hingga
mendidih
4. setelah tcbs mendidih diamkan selama 1 menit sebelum dipindahkan
kecawan petri
5. sebelum dipindahkan kecawan petri terlebih dahulu dipanaskan
menggunakan bunsen atau lilin, agar bakteri dari luar tidak masuk
kedalam. setelah wadah dipanaskan masukkan tcbs kedalam wadah,
usahakan melakukannya tidak jauh dari api untuk menghindari
masukknya bakteri dari luar
6. diamkan wadah selama 2 atau 3 jam sampai mengeras, dan siap
melakukan pengenceran sampel

2.3.6 Tahap Kultur Dengan Menggunakan Pengenceran


1. siapkan wadah tcbs yang sudah dibuat
2. Ambil sampel menggunkan mikrolait sebanyak 100 ml dan aquades
sebanyak 900 ml menggunakan mikropipet yang steril, kemudian
masukkan kedalam tip yang berukuran 1000 ml. dan homogenkan
menggunakan magnetik stirrer
3. Ambil sampel yang sudah dihomogenkan menggunakan mikrolait dan
dimasukkan kedalam wadah, usahakan dilakukan tidak jauh dari api
bunsen. Ratakan menggunakan batang pengaduk yang sudah
dipanaskan.
4. Masukkan wadah kedalam inkubator untuk perkembangan bakteri
selama 18 sampai 24 jam, dan dilakukan perhitungan koloni bakteri

8
2.3.7 Tahap Kultur Tanpa Pengenceran
1. siapkan wadah tcbs
2. Ambil sampel menggunakan mikrolait sebanyak 100 ml dan masukkan
kedalam wadah, usahakan dalam memasukkan sampel tidak jauh dari
api bunsen, dan ratakan menggunakan batang pengaduk yang telah
dipanaskan
3. masukkan wadah kedalam inkubator untuk berkembang bakteri selama
18 sampai 24 jam, dan dilkukan perhitungan bakteri

2.4 Hasil Praktik


2.4.1 Hasil Perhitungan Sel Darah Merah dan Sel Darah Putih

Tabel 2. Hasil Pengamatan

No Eritrosit (x106 sel/mm3) Leukosit (x104 sel/mm3) Hb(gr/dL)

1. 3.285x106 sel/mm3 4.295 x104 sel/mm3 3gr/%

a. SDM =

Data =150, 131, 118, 130, 128

Rata-rata =131,4 Sel/mm6 (131,4 x 25 = 3.285)

Pengenceran =100
1
Perhitungan =∑Etrosit (sel/mm3) = ∑sel terhitung x 𝑣𝑜𝑙,𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
xfaktor pengenceran

= 3.285 x 10 x 100

= 3.285.000 sel/mm3

b. SDP =

Data =190,183,197,172,177

Rata-rata =183,8 Sel/mm3 (183,8 x 25 = 4.595)

Pengenceran=10

9
1
Perhitungan =∑Etrosit (sel/mm3) = ∑sel terhitung x xfaktor
𝑣𝑜𝑙,𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
pengenceran

=4.595 x 10 x 10

= 459.566 sel/mm3

c. Hb = 3 gr/%

2.4.2 Hasil Perhitungan Koloni Bakteri Tanpa Pengenceran Dan


Dengan Pengenceran
Tabel 3. Tabulasi hasil pengamatan
NO ISOLAT METODE TOTAL PLATE COUNT JUMLAH BAKTERI
(CFU/ML) (CFU/ML)

10-0 10-1

1. TCBS Sebar 30 2 32
2. TCBS Sebar 0 TBUD TBUD

1. Hasil perhitungan tanpa pengenceran :

Gambar 1. Hasil kultur bakteri tanpa pengenceran


Rumus Perhitungan Koloni Bakteri
Ntot CFU/ml = T x 1 x 1
Q S V

Dimana :
Ntot = jumlah koloni bakteri dalam mililiter
T = Total bakteri pada cawan petri
Q = Jumlah cawan petri yang digunakan

10
S = Pengecekan yang digunakan
V = Volume yang diinokulasi

CFU/ml = 30 x 1 x 1
1 10 100ml

CFU/ml = 30 x 0,1 x 1
0,1ml

= 30 x 0,1x 10

= 30

= 3 X 101 CFU/ml

2. Hasil perhitungan dengan menggunakan pengenceran

Gambar 2. Hasil kultur bakteri menggunakan pengenceran


Rumus menghitung bakteri :
N= ∑ (jumlah koloni)
( 1 x n1) + (0,1 x n2).p

Dimana: N = Jumlah koloni

n1 = Jumlah cawan pengencer pertama

n2 = jumlah cawan pengencer kedua

P = Tingkat pengenceran

N=2 x 1 x 1
1 101 100ml

=2x 1 x 1
100 0,1ml

11
= 2 x 0,01 x 10

= 0,2 x 10 CFU/ml

2.5 Pembahasan
2.5.1 Perhitungan Koloni Bakteri Metode Total Plate Count (TPC)
Prinsip dari metode hitungan cawan atau total plete count (TPC)
adalah menumbuhkan sel mikroorganisme yang masih hidup pada media
agar, sehingga mokroorganisme akan berkembangbiak dan membentuk
koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa
menggunakan mikroskop. Metode ini merupakan metode yang paling
sensitif untuk menentukan jumlah mikroorganisme. Dengan metode ini, kita
dapat menghitung sel yang masih hidup, menentukan jenis mikroba yang
tumbuh dalam media tersebut serta dapat mengisolasi dan mengidentifikasi
jenis koloni mikroba tersebut.
Pada metode ini, teknik pengenceran merupakan hal yang harus
dikuasai. Sebelum mikroorganisme ditumbuhkan dalam media, terlebih
dahulu dilakukan pengenceran sampel menggunakan larutan fisiologis.
Tujuan dari pengenceran sampel yaitu mengurangi jumlah kandungan
mikroba dalam sampel sehingga nantinya dapat diamati dan diketahui
jumlah mikroorganisme secara spesifik sehingga didapatkan perhitungan
yang tepat. Pengenceran memudahkan dalam perhitungan koloni.
a. Tanpa Pengenceran
Adapun jenis bakteri yang ditemukan pada pada kultur bakteri tanpa
pengenceran adalah:
 16 bakteri jenis punctiform
 3 jenis umbonate
 8 jenis circular
 3 jenis irregular
Jadi, jumlah keseluruhan bakteri pada kultur bakteri tanpa pengenceran
ditemukan sebanyak 30 bakteri.
a. Dengan Pengenceran

12
Adapun jenis bakteri yang ditemukan pada kultur bakteri dengan
pengenceran adalah 2 jenis filamentous ini membuktikan bahwa dalam
perhitungan total plate count (TPC) perlu dilakukan pengenceran karena
pengenceran ini dapat mengurangi jumlah kandungan mikroba pada
sampel sehingga nantinya dapat diamati dan diketahui mkroorganisme
secara spesifik dan ditemukan perhitungan yang tepat

2.5.2 Perhitungan Sel Darah Merah dan Sel Darah Putih Pada Ikan
Lele
Kondisi ikan yang sehat dapat dilihat dari segi jumlah sel darah
merahnya, dimana ikan yang sehat mempunyai jumlah sel darah merah
sekitar 2 sampai 3 juta sel/ml. Windarti et all (2013) mengatakan bahwa
perbedaan antara sel darah merah dapat dilihat dari jumlah sel merah
dengan sel darah putih dimana pada kondisi ikan yang sehat jumlah sel
darah merah ikan berjumlah 2 juta-3 juta sel/ml sedangkan sel darah putih
berjumlah 200.000-300.000 sel/ml.
Dalam pengamatan dan perhitungan jumlah total sel darah
merah,didapatkan jumlah total sel darah merah pada kamar
haemocytometer yaitu 131,4 sel darah merah.Sehingga jumlah total sel
darah merah dengan pengenceran 100 maka didapatkan jumlah
keseluruhan total sel darah merah pada ikan lele yaitu 3.285.000 sel/ml.
Dalam pengamatan dan perhitungan jumlah total sel darah putih pada
kamar haemocytometer yaitu 183,8 sel darah putih.Sehingga jumlah total
sel darah putih dengan pengenceran 10 didapatkan jumlah keseluruhan
total sel darah putih pada ikan lele yaitu 459.500 sel/ml.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil praktikum penghitungan
sel darah merah dan sel darah putih, jumlah sel darah merah berjumlah
3.285.000 Jt/sel hal ini menandakan bahwasanya ikan yang menjadi bahan
praktikum berada dalam kondisi tidak sehat, dan hal ini menandakan juga
kondisi lingkungan dari ikan tersebut tercemar, sehingga mempengaruhi
kondisi kesehatan ikan tersebut.

13
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pertumbuhan bakteri dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Bakteri
mampu bertahan hidup dalam lingkungan yang mendukung
pertumuhannya. salah satu faktor lingkungan yang berperan adalah pH
dan suhu lingkungan. Hasil perhitungan yang didapatkan dengan
menggunakan metode total plate (TPC) yaitu diperoleh tanpa
pengenceran sebanyak 3 X 101 CFU/ml dan dengan pengenceran
sebanyak 0,2 x 10 CFU/ml.
2. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan,sel darah merah pada ikan

lele berjumlah 3.285.000 sel/ml, sedangkan sel darah putih 459.500

sel/ml, maka dapat disimpulkan bahwa perairan habitat ikan tersebut

tercemar.

3.2 Saran
Saran yang bisa diberikan adalah teman-teman dalam kelompok
praktikum harus benar-benar melakukan praktikum ini sesuai prosedur
yang ada, sehingga hasil yang depiroleh bisa dipertanggungjawabkan.
Karena yang bisa kita peroleh dari praktikum ini sangat banyak dan
bermanfaa bagi kita kedepannya. Serta waktu yang diberikan untuk
praktikum diperbanyak agar pemeriksaan masing-masing sampel dan objek
organ yang diamati lebih efisien dan hasilnya lebih akurat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Alamanda 2007. Penggunaan metode hematologi dan pengematan


endoparasit darah untuk penetapan kesehatan ikan lele dumbo
(Clarias gariepinus) di kolam budidaya desa mangkubu boyolali.
Jurnal Boidiversitas, 8 : 34 – 38.
Ikan, D.L.P., & Akuakultur, M. I. Pengamatan Sel Darah Merah,
Hemoglobin, Hematokrit, Sel Darah Putih, Diferensial Leukosit,
Aktivitas Fagositik, Respiratory Burs.
Indra Pradhika, 2018, Teori dan Praktik Perhitungan Mikroorganise:
Persyaratan dan Pelaporan Perhitungan Koloni Diakses dari
https://laboratoriumstandard.com/2019/04/16/persyaratan-dan-
pelaporan-perhitungan-koloni/
Rifai, MR, Widowati, H, & Sutanto, A, 2020, ‘Uji Sinergis Konsorsia Bakteri
Indigen Lcn Berkonsorsia Bakteri Tanah di Kebun Percobaan
Universitas Muhammadiyah Metro Untuk Penyusunan Panduan
Praktikum Mikrobiologi’, Biolova, Vol. 1, No. 2, Hal. 87-95.
Windarti et al.2013.Buku Ajar Fisiologi Hewan Air.Badan Penerbit
Universitas Riau UR PRESS.Pekanbaru.

15
LAMPIRAN

1. Alat dan Bahan yang digunakan

16
2. Proses Penanaman Bakteri

3. Alat dan Bahan Perhitungan Sel Darah Merah dan Sel Darah Putih

17
4. Proses Pengecekan Sel Darah Merah dan Putih

18

Anda mungkin juga menyukai