Anda di halaman 1dari 25

1

MODUL PERKULIAHAN

Kode – P322130002

Perencanaan Pajak
CPMK-6
Perencanaan PPN atas Faktur Pajak Keluaran

Abstrak Indikator

Ketetapan memahami Perencanaan Mahasiswa diharapkan mampu memahami


PPN atas Faktur Pajak Keluaran. bagaimana perencanaan PPN atas Faktur
Pajak Keluaran.

PENDAHULUAN

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh : Kelompok 5

Muftihatun Nupus (43219110236)


Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi
06 Diah Armelia Azhari (43220010063)
Yunda Fernanda (43220110136)
Salah satu jenis pajak yang merupakan sumber penerimaan Negara adalah Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), yang menggantikan Pajak Penjualan (PPn) sejak 1 April 1985
yang ditetapkan berdasarkan UndangUndang Nomor 8 tahun 1983 sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Dasar pemikiran pengenaan
pajak ini pada dasarnya adalah untuk mengenakan pajak pada tingkat kemampuan
masyarakat untuk berkonsumsi, yang pengenaannya dilakukan secara tidak langsung
kepada konsumen.
Pajak pertambahan nilai adalah pajak yang dikenakan atas penyerahan Barang
Kena Pajak (BKP) ataupun Jasa Kena Pajak (JKP) didalam Daerah Pabean yang dilakukan
oleh pengusaha pajak ini memiliki cirri khas, yaitu mempunyai nilai tambah. Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) lebih dikenal dengan sebutan pajak atas konsumsi (tax on
consumption). Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang dikenakan atas
penyerahan barang/jasa kena pajak didaerah pabean yang dilakukan oleh pabrikan,
penyalur utama atau agen utama, importer, pemegang hak paten/atau merek dagang dari
barang/jasa kena pajak tersebut.
Setiap pembelian barang yang ada hubungannya secara langsung dengan barang
yang akan dihasilkan/dijual, maka atas pajak, maka atas pajak yang dikenakan terhadap
barang tersebut, oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) merupakan pajak masukan yang
besarnya 11% dari harga beli barang, sedangkan bila barang tersebut akan menambahkan
11% dari harga jual sebelum pajak sebagai PPN yang merupakan pajak keluaran untuk
masa pajak yang bersangkutan. kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) resmi
berubah terhitung mulai tanggal 1 April 2022 yang pada awalnya tarif PPN 10 persen
berubah menjadi 11 persen sesuai dengan Pasal 7 Undang-Undang No.7 tentang
Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).
Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipunggut
oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan
Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud dan/atau ekspor Jasa Kena Pajak.

PEMBAHASAN MATERI

2021 TEORI AKUNTANSI


2 Kelompok 5
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
1. Faktur Pajak Keluaran

Definisi PPN
Berdasarkan penjelasan UU No. 42 Tahun 2009 Tentang perubahan Ketiga atas UU
No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Jasa dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah, pada bagian umum, Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak konsumsi
barang dan jasa di Daerah Pabean yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi
dan distribusi. Menurut Waluyo (2011: 9) menyatakan bahwa pajak pertambahan nilai
(PPN) merupakan pajak yang dikenakan atas konsumsi di dalam negeri (di dalam Daerah
Pabean), baik konsumsi barang maupun konsumsi jasa. Mardiasmo (2009: 269)
menyatakan bahwa apabila dilihat dari sejarahnya, pajak pertambahan nilai merupakan
pengganti dari Pajak Penjualan.

DEFINISI FAKTUR PAJAK

Faktur Pajak adalah bukti pemunggutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena
Pajak (PKP) yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau penyerahan jasa
kena pajak, atau bukti pungutan pajak karena impor yang digunakan oleh Direktorat
Jenderal Pajak (DJP) Bea cukai. (pasal 1 angka 23 UU PPN, pasal 1 butir 4 PMK No.
84/PMK/.03/2012 dan pasal 1 butir 4 per DJP No.24/PJ/2012). Dengan pengertian ini
dapat dianggap bahwa jika wajib-wajib baik orang pribadi maupun badan kalau sudah
memiliki Faktur Pajak dianggap telah membayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN) melalui
pemungutan Pengusaha Kena Pajak penjual. Menurut Waluyo (2009: 270) Pengertian
Faktur Pajak adalah bukti pungutan yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) karena
penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau penyerahan Jasa Kena Pajak atau bukti
pungutan pajak karena impor Barang Kena Pajak digunakan oleh Direktorat Jenderal Pajak
(DJP) Bea dan Cukai.

Menurut Mardiasmo (2013:56) Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang
dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan BKP atau penyerahan
JKP. Faktur Pajak dibuat pada :
1. Saat penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak

2021 TEORI AKUNTANSI


3 Kelompok 5
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum
penyerahan Barang Kena Pajak dan/ataupenyerahan Jasa Kena Pajak.
3. Saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahan
pekerjaan.
4. Saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
5. Untuk Faktur Pajak gabungan harus dibuat paling lama pada akhir bulan
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak.

Dalam PER-24/PJ/2012 menjelaskan “Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang
dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau
penyerahan Jasa Kena Pajak.”

Berdasarkan definisi faktur pajak diatas, maka faktur pajak berfungsi sebagai berikut :
 Bukti pungutan pajak dari pengusaha kena pajak yang menyerahkan barang kena
pajak atau jasa kena pajak.
 Bukti pembayaran pajak ditinjau dari sisi pembeli barang kena pajak atau penerima
jasa kena pajak atau orang pribadi atau badan yang mengimpor barang kena pajak.
 Sarana untuk mengkreditkan pajak masukan.

OBJEK DAN SUBJEK PPN


Objek PPN
1. PPN dikenakan atas penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang
dilakukan dalam kegiatan usaha atau pekerjaan PKP ; (Ps 4 ayat (1) huruf a)
2. PPN dikenakan atas impor BKP; (Ps. 4 ayat (1) huruf b)
3. PPN dikenakan atas penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean yang
dilakukan dalam kegiatan usaha atau pekerjaan PKP; (Ps. 4 ayat (1) huruf c)
4. PPN dikenakan atas pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar Daerah
5. Pabean, di dalam Daerah Pabean; (Ps. 6 ayat (1) huruf d)
6. PPN dikenakan atas pemanfaatan JKP dari luar, di dalam Daerah Pabean;
(Ps. 4 ayat (1) huruf e)
7. PPN dikenakan atas ekspor BKP Berwujud yang dilakukan oleh PKP; (Ps. 4
ayat (1) huruf f)

2021 TEORI AKUNTANSI


4 Kelompok 5
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
8. PPN dikenakan atas ekspor BKP Tidak Berwujud yang dilakukan oleh PKP;
(Ps. 4 ayat (1) huruf g)
9. PPN dikenakan atas ekspor JKP yang dilakukan oleh PKP; (Ps. 4 ayat (1)
huruf h)
10. PPN dikenakan atas kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak
dalam kegiatan usaha atau pekerjaan baik oleh orang pribadi atau badan
yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain yang batasan dan
tata caranya diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan; (Ps. 16C)
11. PPN dikenakan atas penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan
semula tidak untuk diperjualbelikan oleh PKP, kecuali penyerahan aktiva
yang
12. Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan berdasarkan Pasal 9 ayat (8)
huruf b dan huruf c; (Ps.16D)

Subjek Pajak
a. Dilihat dari pihak yang melakukan penyerahan, subjek PPN adalah PKP,
yaitu subjek pajak yang melakukan :
1) Penyerahan BKP (Ps. 4 ayat (1) huruf a)
2) Penyerahan JKP (Ps. 4 ayat (1) huruf c);
3) Ekspor BKP berwujud (Ps. 4 ayat (1) huruf f);
4) Ekspor BKP tidak berwujud ( Ps. 4 ayat (1) huruf g);
5) Ekspor JKP (Ps, 4 ayat (1) huruf h);
6) Menyerahkan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak
untuk diperjualbelikan (Ps. 16D);
b. Dilihat dari pihak yang menerima penyerahan, subjek PPN adalah non
PKP, yaitu subjek pajak yang melakukan:
1) Impor BKP (Ps. 4 ayat (1) huruf b)
2) Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari,luar Daerah Pabean, di dalam
Daerah Pabean (P. 4 ayat (1) huruf d)
3) Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean, di dalam Daerah Pabean
(Ps. 4 ayat (1) huruf e)
4) Kegiatan membangun sendiri tidak dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya (Ps.16C).

2021 TEORI AKUNTANSI


5 Kelompok 5
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Tarif PPN adalah tarif tunggal yaitu 11%

DEFINISI PAJAK KELUARAN

Pajak keluaran merupakan Pajak Pertambahan Nilai yang harus dipungut


oleh Pengusaha Kena Pajak atas transaksi yang terjadi yang terutang PPN.
Apabila pajak keluaran lebih besar daripada pajak masukan, maka Pengusaha
Kena Pajak harus menyetorkan selisihnya tersebut ke kas Negara
(Muljono, 2010: 32).
Menurut Gustian dan Lubis (2011:101), Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan
Nilai terutang yang wajib dipunggut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak
berwujud, ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud, dan/atau ekspor Jasa Kena Pajak.
Pajak Keluaran penjelasannya diatur berdasarkan Pasal 1 angka 25 UU PPN. Pajak
keluaran dalam PPN adalah pajak terutang yang wajib dipungut oleh PKP saat
menyerahkan barang/jasa kena pajak, ekspor barang kena pajak berwujud/tidak berwujud,
dan ekspor jasa kena pajak. Singkatnya, pajak keluaran dalam PPN adalah pajak yang
dikenakan ketika PKP melakukan penjualan atas barang/jasa kena pajak.
Faktur pajak keluaran adalah faktur atas data penyerahan yang dibuat oleh pihak
yang menyerahkan BKP/JKP (penjual). Di sisi lain, faktur tersebut akan diterima oleh
pihak yang memperoleh BKP/JKP (pembeli) sebagai faktur pajak masukan. Atas kedua
jenis faktur ini, PKP harus tetap melakukan entry data pada aplikasi e-Fakur.
PPN disebut sebagai pajak objektif karena dalam pemungutannya PPN
menekankan pada objek yang dikenakan pajak. Pengenaan pajak keluaran diawali dengan
penetapan tarif barang, lalu dipungut pajaknya oleh penjual.
PKP yang melakukan transaksi jual beli telah memungut pajak dari pembeli
melalui penjualan BKP miliknya dan pungutan tersebut akan dikreditkan nantinya. Batas
waktu pengkreditan pajak tersebut adalah 3 bulan setelah masa pajak berakhir sehingga
PKP memiliki waktu yang cukup untuk pengkreditan pajak.
Pencatatan dan penyetoran pajak ini sendiri menggunakan media faktur pajak, yang
bisa dibuat secara online melalui e-Faktur. Tentu, faktur pajak yang dibuat harus

2021 TEORI AKUNTANSI


6 Kelompok 5
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
mencantumkan nomor seri faktur pajak terbitan resmi DJP, agar menjadi faktur pajak yang
sah dan terverifikasi oleh DJP untuk setiap transaksi yang digunakan.
Pelaporan pajak ini, harus dilakukan secara rutin, baik masa maupun tahunan.
Selain melalui DJP Online, Anda juga bisa menggunakan Pajakku untuk melaporkan PPN
dengan cepat dan mudah. Pajakku merupakan mitra resmi DJP, yang dapat membantu
melaporkan berbagai jenis pajak langsung ke DJP. Setelah pelaporan selesai, Anda akan
memiliki arsip lengkap yang dapat diakses setiap saat dan berwujud file digital, sehingga
lebih aman dan mudah digunakan sewaktu-waktu.

2. Sarana PPN Keluaran

Mekanisme pemungutan PPN keluaran yang dilakukan oleh PKP adalah dengan
menerbitkan faktur pajak keluaran, yang merupakan faktur atas data penyerahan BKP/JKP.
Dalam faktur pajak keluaran, tertera mengenai besaran PPN yang harus dibayar oleh pihak
pembeli ke PKP penjual.
Pembuatan faktur pajak keluaran dengan tujuan pelaporan PPN keluaran ini
idealnya dilakukan pada saat transaksi. Artinya, saat terjadinya transaksi, PKP penjual
idealnya segera membuat faktur pajak keluaran untuk segera disampaikan kepada pembeli.
Pelaporan PPN keluaran saat ini harus dilakukan lewat faktur pajak elektronik atau
e-Faktur. Untuk data faktur pajak keluaran, mutlak diperlukan terlebih dahulu data jatah
NSFP yang telah dientry pada menu Referensi.
Dalam aplikasi e-Faktur, PKP yang hendak melaporkan PPN keluaran juga harus
memperhatikan kode transaksi. Kode ini disesuaikan dengan transaksi yang akan
dilakukan, apakah transaksi umum ataukah transaksi dengan bendahara pemerintah,
ataupun yang lainnya.

Pengisian data faktur pajak keluaran harus detil, dari mulai data identitas lawan
transaksi hingga detail data barang/jasa yang ditransaksikan. Semua isian yang ditampilkan
harus diisi, namun PKP diperkenakan mengisi dengan angka “0” jika memang tidak ada
detail yang tersedia.

2021 TEORI AKUNTANSI


7 Kelompok 5
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
PPN keluaran yang dilaporkan dengan membuat faktur pajak keluaran ini harus
diunggah terlebih dahulu untuk memperoleh status approval sukses. Setelah itu faktur baru
dapat disampaikan kepada lawan transaksi.
PPN keluaran ini juga dilaporkan oleh PKP pada saat pelaporan Surat
Pemberitahuan (SPT) masa pajak PPN. Pelaporan PPN keluaran ini dilakukan dengan
menggunakan formulir 1111 A1, yang merupakan daftar ekspor BKP berwujud, BKP tidak
Berwujud dan/atau JKP. Selain itu, PKP juga mengisi formulir 1111 A2 pada SPT masa
PPN, yang merupakan daftar pajak keluaran atas penyerahan dalam negeri.
Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP)
dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak
(BKP) atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) dan aktivitas impor BKP
Artinya, ketika PKP menjual suatu barang atau jasa kena pajak, maka harus
menerbitkan Faktur Pajak sebagai tanda bukti dirinya telah memungut pajak dari orang
yang telah membeli barang/jasa kena pajak tersebut. Perlu diingat bahwa barang/jasa kena
pajak yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya pajak selain harga pokoknya.
Larangan membuat Faktur Pajak
Pasal 14 UU PPN dan PPNBM telah menegaskan yaitu:
1. Bagi pengusaha orang pribadi atau badan yang belum dikukuhkan sebagai pengusaha
kena pajak dlarang membuat faktur pajak
2. Apabila faktur pajak telah dibuat, sebagai akibatnya pengusaha orang pribadi atau badan
dimaksud wajib menyetor pajak yang tercantum dalam faktur pajak ke kas negara

Apabila Pengusaha telah dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak tetapi tidak membuat
faktur faktur pajak atau tidak mengisi selengkapnya faktur pajak maka akan dikenakan
sanksi administrasi berupa denda 2% dari DPP

Sanksi Pidana dalam penerbitan faktur pajak


Pasal 39 A UU KUP Memberikan sanksi kepada setiap orang yang dengan sengaja:

2021 TEORI AKUNTANSI


8 Kelompok 5
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
1. Menerbitkan dan/ atau menggunakan faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti
pemotongan pajak dan/ atau bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang
sebenarnya, atau
2. Menerbitkan faktur pajak tetapi belum dikukuhan sebagai pengusaha kena pajak
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (2) tahun dan paling lama 6 (enam) tahun
serta denda paling sedikit 2x jumlah pajak dalam faktur pajak, bukti pemungutan pajat,
bukti pemotongan pajak dan/ atau bukti setoran pajak dan paling banyak 6x jumlah jumlah
pajak dalam faktur pajak, bukti pemungutan pajat, bukti pemotongan pajak dan/ atau bukti
setoran pajak

Faktur Pajak Keluaran adalah faktur pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak
saat melakukan penjualan terhadap barang kena pajak, jasa kena pajak, dan atau barang
kena pajak yang tergolong dalam barang mewah;
Ada pula dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan faktur pajak.
Yaitu dokumen yang tidak memiliki format sebagaimana faktur pajak pada umumnya,
tetapi tetap dipersamakan kedudukannya.
Contohnya adalah tagihan listrik, tagihan pemakaian air, tagihan telepon selular, dan lain
sebagainya.
Sesuai Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 bahwa Nomor Faktur
Pajak terdiri dari :
 2 (Dua) Digit Kode Transaksi
 1 (Satu) Digit Kode Status
 13 (Tiga Belas) Digit Nomor Seri Faktur Pajak yang ditentukan oleh Direktur
Jenderal Pajak

Pada lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 dijelaskan
tentang kode transaksi Faktur Pajak sebagai berikut :
1. Kode 01 digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang terutang PPN dan
PPNnya dipungut oleh PKP Penjual yang melakukan penyerahan BKP dan/atau
JKP. Kode ini digunakan dalam hal bukan merupakan jenis penyerahan
sebagaimana dimaksud pada kode 04 sampai dengan kode 09.

2021 TEORI AKUNTANSI


9 Kelompok 5
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Kode 02 digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP kepada Pemungut PPN
Bendahara Pemerintah yang PPNnya dipungut oleh Pemungut PPN Bendahara
Pemerintah.
3. Kode 03 digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP kepada Pemungut PPN
Lainnya (selain Bendahara Pemerintah) yang PPNnya dipungut oleh Pemungut
PPN Lainnya (selain Bendahara Pemerintah) . Pemungut PPN Lainnya selain
Bendahara Pemerintah, dalam hal ini adalah Kontraktor Kontrak Kerja Sama
Pengusahaan Minyak dan Gas, Kontraktor atau Pemegang Kuasa/Pemegang Izin
Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi, Badan Usaha Milik Negara atau Wajib
Pajak lainnya yang ditunjuk sebagai Pemungut PPN, termasuk perusahaan yang
tunduk terhadap Kontrak Karya Pertambangan yang di dalam kontrak tersebut
secara lex specialist ditunjuk sebagai Pemungut PPN.
4. Kode 04 digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang menggunakan DPP
Nilai Lain yang PPNnya dipungut oleh PKP Penjual yang melakukan penyerahan
BKP dan/atau JKP.
5. Kode 05 Kode ini tidak digunakan.
6. Kode 06 digunakan untuk penyerahan lainnya yang PPNnya dipungut oleh PKP
Penjual yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP, dan penyerahan kepada
orang pribadi pemegang paspor luar negeri (turis asing) sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16E
7. Kode 07 digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat fasilitas
PPN Tidak Dipungut atau Ditanggung Pemerintah (DTP).
8. Kode 08 digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat fasilitas
Dibebaskan dari pengenaan PPN.
9. Kode 09 digunakan untuk penyerahan Aktiva Pasal 16D yang PPNnya dipungut
oleh PKP Penjual yang melakukan penyerahan BKP.

Sedangkan pada lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012
dijelaskan tentang kode status Faktur Pajak sebagai berikut :
 10 (nol) untuk status normal;
 1 (satu) untuk status penggantian, Dalam hal diterbitkan Faktur Pajak pengganti ke-
2, ke-3, dan seterusnya, maka Kode Status yang digunakan Kode Status 01

2021 TEORI AKUNTANSI


10 Kelompok 5
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Faktur Pajak Keluaran adalah Faktur Pajak yang dipungut oleh PKP saat melakukan:
 Penyerahan (penjualan) BKP/JKP
 Ekspor BKP berwujud
 Ekspor BKP/JKP tidak berwujud
Artinya, apabila PKP Penjual melakukan penyerahan atau menjual barang atau jasa
kena PPN, wajib membuat Faktur Pajak dan memberikannya ke PKP Pembeli.
Faktur Pajak yang dibuat dan diserahkan pada PKP Pembeli atau dibuat oleh PKP Penjual
inilah disebut Faktur Pajak Keluaran.
Sebab PKP Penjual harus memungut atau memotong PPN atas transaksi tersebut
dan menyetorkan pemungutan/pemotongan tersebut apabila PPN Terutang lebih besar
dibanding Pajak Masukan.

Contoh Faktur Pajak Keluaran


Melanjutkan ilustrasi di atas, pabrik pakaian PT AAA mengolah kain yang dibelinya dari
pabrik kain PT BBB menjadi pakaian siap pakai dan menghasilkan 2000 pcs.
Harga pakaian tersebut dengan harga Rp500.000 per buah.
Kemudian PT AAA menjual seluruh pakaian tersebut ke distributor pakaian PT CCC.
Dengan demikian, PT AAA harus memungut PPN dari PT CCC atas pembelian pakaian
tersebut.
Karena telah memungut PPN dari PT CCC, maka PT AAA wajib membuat bukti potong
berupa Faktur Pajak Keluaran yang diberikan kepada PT CCC.
Maka perhitungan PPN Keluaran yang dipungut PT AAA kepada PT CCC adalah:
Harga 1 pakaian = Rp500.000
Penjualan 2000 buah pakaian = 2000 x Rp500.000 = Rp1.000.000.000
PPN 10% = Rp1.000.000.000 x 10% = Rp100.000.000

Dengan demikian, PPN sebesar Rp100.000.000 yang dipungut dari PT CCC ini merupakan
Pajak Keluaran yang harus disetorkan pabrik pakaia

2021 TEORI AKUNTANSI


11 Kelompok 5
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
3. Saat Penerbitan Faktur Pajak Keluaran

Sebagai Pengusaha Kena Pajak, jika menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa
Kena Pajak wajib menerbitkan faktur pajak keluaran kepada pembeli Barang Kena Pajak /
Jasa Kena Pajak sebagai bukti atau sarana pemungutan PPN.
Adapun faktur pajak keluaran harus dibuat pada:
- Saat penyerahan Barang Kena Pajak dan / atau Jasa Kena Pajak
- Saat penerimaan pembayaran dalam hal pembayaran terjadi sebelum penyerahan
Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak
- Saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap
pekerjaan
- Akhir bulan saat penyerahan dilakukan berulang kali kepada 1 pembeli Barang
Kena Pajak / pengguna Jasa Kena Pajak yang sama

Faktur pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak harus mencantumkan keterangan
tentang penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak, paling sedikit memuat:
a. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena
Pajak atau Jasa Kena Pajak;
b. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau
penerima Jasa Kena Pajak;
c. Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga;
d. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut;
e. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut;
f. Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan
g. Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.

Namun jika identitas pembeli pada point (b) tidak diketahui, faktur pajak tetap dapat
diterbitkan, hanya saja PPN tidak dapat dikreditkan oleh pembeli.
Sesuai Pasal 13 ayat (6) dan ayat (9) Undang - Undang Pajak Pertambahan Nilai
menjelaskan bahwa Faktur Pajak atau dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan
dengan Faktur Pajak harus memenuhi persyaratan material yaitu berisi keterangan yang
sebenarnya atau sesungguhnya mengenai penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena

2021 TEORI AKUNTANSI


12 Kelompok 5
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pajak Tidak Berwujud, Ekspor Jasa Kena Pajak, impor Barang Kena Pajak, atau
pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari
luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.
Sesuai dengan Pasal 13 Undang – Undang Pajak Pertambahan Nilai bahwa setiap
Pengusaha Kena Pajak wajib menerbitkan faktur pajak untuk setiap penyerahan Barang
Kena Pajak / penyerahan Jasa Kena Pajak dan memungut PPN dari pembeli BKP /
penerima JKP kecuali pembeli yang sudah ditunjuk sebagai Pemungut PPN.

4. Syarat kelengkapan faktur pajak keluaran

Syarat pemberlakuan dokumen pajak keluaran, Dokumen harus memiliki identitas


pihak yang berwenang untuk menerbitkan dokumen, identitas penerima dokumen, NPWP
penerima dokumen sebagai wajib pajak dalam negeri, jumlah satuan barang, dasar
pengenaan pajak, dan jumlah pajak yang terutang (kecuali dalam hal ekspor).
PPN disebut sebagai pajak objektif, karena dalam pemungutannya PPN memberi
penekanan pada objek yang dikenakan pajak. Pengenaan pajak keluaran diawali dengan
penetapan tarif barang. Kemudian dilanjutkan dengan pemungutan pajak oleh penjual. PKP
melakukan transasi jual beli barang artinya, PKP mengambil/memungut rupiah yang
dihasilkan dari penjualan BKP miliknya yang dibeli konsumen yang nantinya juga dapat
berfungsi sebagai kredit pajak. Batas waktu melakukan pengkreditan pajak keluaran adalah
3 bulan setelah masa pajak berakhir sehingga PKP memiliki waktu yang leluasa untuk
melakukan pengkreditan pajak.
Mekanisme pemungutan PPN keluaran yang dilakukan oleh PKP adalah dengan
menerbitkan faktur pajak keluaran, yang merupakan faktur atas data penyerahan BKP/JKP.
Dalam faktur pajak keluaran, tertera mengenai besaran PPN yang harus dibayar oleh pihak
pembeli ke PKP penjual.

2021 TEORI AKUNTANSI


13 Kelompok 5
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pembuatan faktur pajak keluaran dengan tujuan pelaporan PPN keluaran ini
idealnya dilakukan pada saat transaksi. Artinya, saat terjadinya transaksi, PKP penjual
idealnya segera membuat faktur pajak keluaran untuk segera disampaikan kepada pembeli.
Bentuk faktur pajak keluaran untuk pelaporan PPN keluaran adalah sebagai berikut:
1) Berisi Nomor Seri Faktur Pajak (NSFP) serta identitas PKP penjual dan PKP
pembeli. Identitas ini mencakup nama PKP, alamat PKP serta Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP).
2) Berisi nama BKP/JKP yang diserahkan serta nominal harga yang dibebankan untuk
masing-masing BKP/JKP yang diserahkan.
3) Berisi total harga jual/penggantian/uang muka atau termin, yang kemudian
dikurangi potongan harga dan uang muka yang telah diterima. Selain itu, di bagian
ketiga ini juga tertera Jumlah PPN yang terutang sebesar 10% dari Dasar
Pengenaan Pajak (DPP). Sementara, untuk kolom Pajak Penjualan atas Barang
Mewah (PPnBM) hanya diisi jika ada penyerahan BKP yang masuk kategori
barang mewah.

Faktur pajak keluaran ini harus segera dibuat manakala terjadi penyerahan BKP/JKP
dan segera disampaikan kepada pembeli. Sehingga, di pihak pembeli bisa segera membuat
faktur pajak masukan.

Pelaporan PPN Keluaran


Pelaporan PPN keluaran saat ini harus dilakukan lewat faktur pajak elektronik atau
e-Faktur. Untuk data faktur pajak keluaran, mutlak diperlukan terlebih dahulu data jatah
NSFP yang telah dientry pada menu Referensi.
Dalam aplikasi e-Faktur, PKP yang hendak melaporkan PPN keluaran juga harus
memperhatikan kode transaksi. Kode ini disesuaikan dengan transaksi yang akan
dilakukan, apakah transaksi umum ataukah transaksi dengan bendahara pemerintah,
ataupun yang lainnya.
Pengisian data faktur pajak keluaran harus detil, dari mulai data identitas lawan
transaksi hingga detail data barang/jasa yang ditransaksikan. Semua isian yang ditampilkan
harus diisi, namun PKP diperkenakan mengisi dengan angka “0” jika memang tidak ada
detail yang tersedia.

2021 TEORI AKUNTANSI


14 Kelompok 5
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
PPN keluaran yang dilaporkan dengan membuat faktur pajak keluaran ini harus
diunggah terlebih dahulu untuk memperoleh status approval sukses. Setelah itu faktur baru
dapat disampaikan kepada lawan transaksi.
PPN keluaran ini juga dilaporkan oleh PKP pada saat pelaporan Surat
Pemberitahuan (SPT) masa pajak PPN. Pelaporan PPN keluaran ini dilakukan dengan
menggunakan formulir 1111 A1, yang merupakan daftar ekspor BKP berwujud, BKP tidak
Berwujud dan/atau JKP.
Selain itu, PKP juga mengisi formulir 1111 A2 pada SPT masa PPN, yang
merupakan daftar pajak keluaran atas penyerahan dalam negeri.

Ketentuan dan Cara Pengelolaan Faktur Pajak Keluaran


Merujuk pasal 13 UU PPN Nomor 42/2009 bahwa kewajiban pembuatan Faktur
Pajak ini tetap berlaku meski lawan transaksi atau pembeli dari PKP tidak memiliki
NPWP.
Namun sesuai Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2014, NPWP
pembeli BKP/JKP jadi salah satu persyaratan formal yang harus dicantumkan dalam
Faktur Pajak.
Maka melalui Perdirektur-jenderal No. PER-26/PJ/2017, kolom NPWP bagi
pembeli orang pribadi yang tidak memiliki NPWP bisa diisi dengan angka 00.000.000.0-
000.000.
Ketika PKP mendapatkan Faktur Pajak Keluaran dari lawan transaksi, maka yang
dilakukan adalah memasukkan atau input data Faktur Pajak Keluaran tersebut ke e-Faktur.
Karena Faktur Pajak Keluaran tersebut sudah di tangan PKP yang mendapatkannya atas
pembelian bara/jasa kena PPN, maka Faktur Pajak Keluaran tersebut berfungsi menjadi
Faktur Pajak Masukan. Sehingga bagi PKP pembeli yang telah menerima Faktur Pajak
Keluaran tersebut istilahnya menjadi Faktur Masukan yang harus di-input dalam e-Faktur

5. Ekualisasi Pendapatan dan PPN Keluaran

Dalam pembebanan perpajakan perusahaan seperti Pajak Penghasilan dan Pajak


Pertambahan Nilai jumlah terutang pajak dihitung berdasarkan nilai omzet yang didapat oleh
perusahaan selama satu tahun pajak dengan ketentuan perhitungan masing-masing jenis pajak yang
sudah diatur dalam undang-undang perpajakan yang berlaku, namun saat pelaporannya sering kali

2021 TEORI AKUNTANSI


15 Kelompok 5
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
timbul perbedaan nilai omzet yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan dan Surat Pemberitahuan Tahunan Masa Pajak Pertambahan Nilai, maka dari itu
proses ekualisasi perlu dilakukan untuk mencari penyebab terjadinya perbedaan tersebut, dan untuk
menghindari adanya koreksi fiskal yang timbul akibat adanya perbedaan tersebut.

Ekualisasi Pajak diatur dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak tahun 2017 yaitu
Nomor SE-10/PJ/2017 yang menjelaskan tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Lapangan dalam
Rangka Pemeriksaan untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan.

Menurut (Anwar, 2013) dalam buku Manajemen Pajak, Ekualisasi Pajak adalah
mencocokan data di surat pemberitahuan tahunan (SPT) (pencocokannya disajikan terperinci
per transaksi) dengan pos-pos yang terdapat di buku-buku pengeluaran/pembelian/penjualan
yang memiliki hubungan dalam pembukuan dan atau laporan jenis pajak lain (baik sebagian
maupun keseluruhan).

Ekualisasi pajak menurut Pohan (2016:154) adalah mencocokkan data di SPT


(pencocokkannya disajikan terperinci per transaksi ) dengan pos-pos yang terdapat di buku-buku
pengeluaran/pembelian/penjualan yang memiliki hubungan dalam pembukuan dan atau laporan
jenis pajak yang lain (baik sebagian maupun keseluruhan).

Ekualisasi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan proses pencocokan antara data yang
dilaporkan Wajib Pajak pada Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Pertambahan Nilai (SPT PPN).
Hal ini berkaitan dengan jumlah peredaran usaha (omzet) yang dilaporkan Wajib Pajak pada Surat
Pemberitahuan tersebut berbeda atau tidak. Setiap bentuk penjualan adalah peredaran usaha
(omzet) yang merupakan penyerahan di dalam PPN namun setiap penyerahan bukan berarti
penjualan. Hal tersebut merupakan faktor utama terjadinya perbedaan pelaporan peredaran usaha
dalam SPT PPN, sedangkan masih banyak lagi yang menjadi faktor penyebab perbedaan pelaporan
peredaran usaha tersebut. Dalam Peraturan Perpajakan.

Pada dasarnya proses ekualisasi dilakukan bukan untuk menemukan angka peredaran usaha
yang sama melainkan mencari penyebab perbedaan peredaran usaha pada SPT PPN. Perbedaan
antara omzet PPh dan PPN sering sekali timbul karena adanya perbedaan ketentuan antara Pajak
Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai, misalnya objek pajak, selisih kurs, uang muka, dan lain
sebagainya.

2021 TEORI AKUNTANSI


16 Kelompok 5
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Ekualisasi dilakukan dengan membandingkan antara pelaporan SPT Tahun Badan dengan
akumulasi laporan SPT Masa dalam tahun yang bersangkutan. Dengan kata lain untuk wajib
pajak, ekualisasi pajak sebagai bentuk preventif dalam pemeriksaan pajak(Maulida, 2018).

Sesuai dengan permasalahan yang diuraikan diatas, tujuan dilakukan penelitian ini
adalah untuk mengetahui penyajian Laporan Laba Rugi PT IKS tahun 2022 dan Pelaporan
SPT Masa PPN yang berakhir di bulan Desember serta untuk mengetahui pelaksanaan
ekualisasi Laporan Laba Rugi dengan Laporan SPT Masa PPN.

Contoh Kasus:

PT IKS dalam melakukan ekualisasi atas Laporan Laba Rugi nya dengan pelaporan SPT
Masa PPN. Laporan Laba Rugi PT IKS mengacu kepada PSAK no 1 tentang Penyajian
Laporan Keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak
yang berkepentingan dengan kinerja perusahaan selama periode tertentu.Laporan Keuangan
terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan Arus Kas dan Catatan
Atas Laporan Keuangan. Berikut Laporan Laba Rugi PT IKS per 31 Desember 2022 dalam rupiah :

Tabel 1
Laporan Laba Rugi PT IKS
Penjualan 8.180.900.125,-

Beban Pokok Penjualan 7.321.412.500,-

Laba Bruto 85.487.625,-

Beban Sumber Daya Manusia 164.300.500,-

Beban Administrasi Umum 149.248.500,-

Beban Pemasaran 32.165.300,-

Beban Penyusutan 11.432.459,-

Total Biaya Adm & Umum 502.340.866,-

Pendapatan diluar usaha 1.356.712,-

Biaya diluar Usaha (719.458,-)

Laba Sebelum Pajak 502.978.12,-

2021 TEORI AKUNTANSI


17 Kelompok 5
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dari data diatas, Laporan Laba Rugi PT IKS telah sesuai dengan PSAK No 1 Paragraph 80
yaitu mencakup pendapatan dan beban selama periode tertentu.Pencatatan pendapatan
sebesar Rp 8.180.900.125,- harus diekualisasikan dengan SPT Masa PPN selama tahun
berjalan untuk menunjukkan bahwa jumlah penjualan besar itu sudah di lunasi pajak yang
terutangnya.

Rekapitulasi Laporan SPT Masa PPN

Pelaporan SPT Masa PPN PT IKS mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor
9/PMK.03/2018 Pasal 10 ayat 8 tentang Surat Pemberitahuan (SPT). Berikut Rekapitulasi Laporan
SPT Masa PPN PT IKS per 31 Desember 2022 dalam rupiah:

Tabel 2
Rekapitulasi Laporan SPT Masa PPN PT IKS

Pajak Pajak Kurang Bayar/ Status


Bulan
Keluaran Masukan (lebih bayar) Bayar
Januari 0 0 0 Nihil

Februari 825.340 628.300 197.040 Kurang Bayar

Maret 1.544.300 609.380 934.920 Kurang Bayar

April 148.830.568 118.248.500 30.582.068 Kurang Bayar

Mei 33.290.200 30.097.230 3.192.970 Kurang Bayar

Juni 11.380.200 0 11.380.200 Kurang Bayar

Juli 21.259.030 19.720.400 1.538.630 Kurang Bayar

Agustus 114.890.300 96.542.300 18.348.000 Kurang Bayar

September 107.890.300 88.340.500 19.549.800 Kurang Bayar

Oktober 13.425.900 12.450.300 975.600 Kurang Bayar

November 340.181.930 303.826.200 36.355.730 Kurang Bayar

Desember 91.240.300 0 91.240.300 Kurang Bayar

Total 884.758.368 670.463.110 214.295.258

2021 TEORI AKUNTANSI


18 Kelompok 5
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Sesuai dengan data diatas bahwa mekanisme penyetoran PPN di Indonesia ialah dengan
mencari selisih antara Faktur Pajak Keluaran dengan Faktur Pajak Masukan dimana selisih itulah
yang harus disetorkan jika Faktur Pajak Keluaran lebih besar. Dari data diatas, SPT Masa PPN PT
IKS selama tahun pajak tersebut telah dibayarkan sebesar Rp 214.295.258,- yang mengandung
pengertian bahwa jumlah Penjualan yang dimiliki oleh PT IKS sebesar Rp. 8.847.583.680,- telah di
kenakan PPN sebesar 10%. Penjelasan lebih lanjutnya adalah sebagai berikut, PT IKS telah
menerbitkan Faktur Pajak Keluaran sebesar Rp 884.758.368,- dikurang dengan Faktur Pajak
Masukan yang telah terbit sebesar Rp 670.463.110 adalah sebesar Rp 214.295.258 jumlah ini
merupakan kurang bayar PT IKS kepada kas negara yang harus disetorkan selama tahun pajak
tersebut.

Jumlah Faktur Pajak Keluaran sebesar Rp 884.758.368,- adalah nilai sebesar 10% dari
Dasar Pengenaan Pajak. Sehingga jika dihitung berapa Dasar pengenaan Pajaknya adalah Jumlah
Rp 884.758.368,- dikali 10 yang menghasilkan angka Rp 8.847.583.680,- yang mengandung
pengertian bahwa jumlah penjualan sebesar itu sudah dipajaki.

Pelaksanaan Ekualisasi Laporan Keuangan dengan SPT Masa PPN


Ekualisasi pajak adalah proses mencocokan data di Laporan Laba Rugi yang menjadi dasar
penyusunan SPT Tahunan dengan SPT Masa PPN. Sebagaimana disebutkan dimuka bahwa
pencocokan dilakukan secara detil per transaksi atau paling tidak per bulan. Jika pada SPT PPN
yang diambil untuk dicocokkan adalah SPT Masa per laporan setiap bulan, maka data yang diambil
dari Laporan Laba Rugi adalah dari Buku Besar Penjualan. Berikut ini adalah jumlah rekapitulasi
penjualan setiap bulan yang disandingkan dengan laporan SPT Masa:

Tabel 3
Laporan SPT Masa PPN disandingkan dengan Buku Besar Penjualan

Pajak Keluaran Dasar Buku Besar


Bulan (100%) Pengenaan Penjualan Selisih
Pajak (100%)
Januari 0 0 0 0
Februari 825.340 8.253.400 8.253.400 0
Maret 1.544.300 15.443.000 15.443.000 0
April 148.830.568 1.488.305.680 1.488.305.680 0
Mei 33.290.200 332.902.000 332.902.000 0
Juni 11.380.200 113.802.000 113.802.000 0

2021 TEORI AKUNTANSI


19 Kelompok 5
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Juli 21.259.030 212.590.300 212.590.300 0
Agustus 114.890.300 1.148.903.000 1.148.903.000 0
September 107.890.300 1.078.903.000 1.078.903.000 0
Oktober 13.425.900 134.259.000 134.259.000 0
November 340.181.930 3.401.819.300 3.401.819.300 0
Desember 91.240.300 912.403.000 245.719.445 666.683.555
Total 884.758.368 8.847.583.680 8.180.900.125 666.683.555

Hasil Ekualisasi
Secara sederhana ekualisasi pajak dapat diartikan sebagai proses menyamakan antara
biaya/pendapatan (Objek Pajak) yang dicatat dalam laporan keuangan dengan
biaya/pendapatan (Objek Pajak) yang dilaporkan dalam SPT yang disampaikan ke Kantor
Pajak. Berdasarkan pelaksanaan ekualisasi Laporan Laba Rugi terhadap SPT Masa PPN PT
IKS, ternyata ada selisih antara omzet yang tertera di Laba Rugi dengan SPT PPN yang disetorkan.

Tabel 4
Selisih Antara Laporan Laba Rugi dengan SPT PPN

PT IKS
Rekonsiliasi Fiskal
Penjualan L/R 8.180.900.125,-

SPT Masa PPN 8.847.583.680,-

Selisih (666.683.555,-)

Dari Tabel diatas terlihat bahwa penjualan menurut Laporan Laba Rugi PT IKS
sebesar Rp 8.180.900.125,- sedangkan penjualan menurut SPT Masa PPN yang sudah
dilaporkan sebesar Rp 8.847.583.680,- dan juga, terdapat selisih sebesar Rp 666.683.555,- setelah
melakukan ekualisasi antara dua variable tersebut yang ternyata penyebab selisih itu terjadi karena
pada bulan Desember perusahaan menerima uang muka penjualan sehingga harus diterbitkan
Faktur Pajak.

6. Perencanaan PPN atas Faktur Keluaran

2021 TEORI AKUNTANSI


20 Kelompok 5
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Berdasarkan Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009, tax planning PPN adalah salah satu
jenis perencanaan seputar pengaturan objek Pajak Pengaturan Nilai yang harus diperhatikan Wajib
Pajak badan usaha agar terhindar dari pembayaran PPN lebih besar. Ada beberapa tindakan yang
dapat diambil untuk mencegahnya, salah satu di antaranya adalah mengaplikasikan mekanisme
pengkreditan yang tepat.

Mekanisme pengkreditan PPN sebenarnya mempunyai konsep sederhana. Jika pajak


keluaran lebih besar dari masukan, maka selisihnya dihitung sebagai PPN yang wajib dibayar.
Sementara itu, kalau pajak keluaran lebih kecil dari masukan, maka selisihnya dianggap sebagai
kelebihan bayar yang dapat dikompensasi dengan masa pajak berikutnya, dan dapat mengajukan
permohonan restitusi kepada Ditjen Pajak setempat (KPP).

Waktu Penerbitan Faktur Pajak Keluaran


Faktur pajak keluaran sendiri adalah faktur pajak yang dibuat oleh PKP pada saat
melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP kepada PKP lainnya. Dengan kata lain, faktur pajak
keluaran adalah faktur pajak yang diterbitkan oleh pihak penjual pada saat melakukan transaksi
dengan pembeli. Faktur pajak ini harus di-upload oleh pihak penjual melalui layanan e-Faktur.
Pada saat PER-11/PJ/2022 berlaku, tidak ada perubahan atas ketentuan batas akhir upload
faktur pajak keluaran. Jadi, sesuai dengan penggalan pasal 18 ayat (1) PER-03/PJ/2022
sebagaimana yang telah diubah terakhir dengan PER-11/PJ/2022, faktur pajak keluaran wajib
diunggah menggunakan aplikasi e-faktur dan memperoleh persetujuan dari Direktorat Jenderal
Pajak (DJP), paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah tanggal pembuatan e-faktur.

Faktur pajak keluaran akan mendapat persetujuan dari DJP jika memenuhi 2 hal, yaitu:
1. Nomor Seri Faktur Pajak (NSFP) yang digunakan untuk penomoran e-Faktur
merupakan NSFP yang diberikan oleh DJP.
2. Faktur pajak tersebut diunggah dalam jangka waktu paling lambat tanggal 15 bulan
berikutnya setelah tanggal pembuatan e-Faktur.
Jika faktur pajak keluaran tidak memenuhi 2 hal tersebut, DJP tidak akan memberikan persetujuan
dan faktur tersebut tidak akan dianggap sebagai faktur pajak.

Jika Terlambat Upload Faktur Pajak

2021 TEORI AKUNTANSI


21 Kelompok 5
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Faktur pajak tidak akan bisa diunggah untuk mendapatkan persetujuan DJP dan tidak dapat
dilaporkan sebagai faktur pajak. dan, PKP juga akan dikenakan sanksi pasal 14 ayat (4) UU KUP,
yaitu sanksi denda pajak sebesar 2% dari dasar pengenaan pajak karena tidak melaporkan faktur
pajak sesuai tanggal terbitnya. Pihak DJP kemudian memberikan solusi bahwa jika hal tersebut
terjadi, PKP dapat membuat/merekam ulang faktur pajak baru atas transaksi yang bersangkutan
kemudian mengunggahnya secara tepat waktu. Maka dari itu, pastikan PKP membuat faktur pajak
keluaran dan mengunggahnya sesegera mungkin guna menghindari sanksi yang berlaku.

Pengakuan Objek PPN


Dalam UU No.42 Tahun 2009 Pasal 4 ayat 1 yang menjelaskan terkait Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), yang termasuk kegiatan atau pekerjaan yang
tergolong objek PPN sebagai berikut:
- Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam Daerah Pabean
yang dilakukan oleh pengusaha.
- Impor barang kena pajak
- Pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean
- Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean
- Ekspor Barang Kena Pajak berwujud atau tidak berwujud dan Ekspor Jasa Kena Pajak
oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP).

Dampak pada Akuntansi dan Pajak


Analisis Perhitungan Perencanaan Pajak, untuk memperoleh metode yang tepat untuk penghematan
perencanaan pajak pertambahan nilai terutang bagi PT IKS, berikut contohnya;
Gambar 1.1
PPN Keluaran PPN Masukan
No Periode PPN Terutang
DPP PPN DPP PPN
1 JANUARI 7.982.157.501 798.215.750 4.586.484.967 458.648.497 339.567.253
2 FEBRUARI 5.357.394.533 535.739.453 3.086.345.178 308.634.518 227.104.936
3 MARET 11.128.610.139 1.112.861.014 5.007.223.820 500.722.382 612.138.632
4 APRIL 12.112.638.906 1.211.263.891 5.044.599.982 504.459.998 706.803.892
5 MEI 12.397.549.223 1.239.754.922 5.389.921.958 538.992.196 700.762.727
6 JUNI 7.234.060.312 723.406.031 3.572.649.895 357.264.990 366.141.042
7 JULI 7.578.720.377 757.872.038 4.163.919.811 416.391.981 341.480.057
8 AGUSTUS 5.521.401.992 552.140.199 3.191.774.505 319.177.451 232.962.749
9 SEPTEMBER 5.868.160.419 586.816.042 5.956.749.274 595.674.927 - 8.858.886
10 OKTOBER 7.321.000.466 732.100.047 4.739.390.875 473.939.088 258.160.959
11 NOVEMBER 7.249.354.414 724.935.441 4.117.690.289 411.769.029 313.166.413
12 DESEMBER 5.157.814.252 515.781.425 3.577.402.294 357.740.229 158.041.196
Total 94.908.862.534 9.490.886.253 52.434.152.848 5.243.415.286 4.247.470.970

2021 TEORI AKUNTANSI


22 Kelompok 5
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Rekapitulasi PPN PT IKS

1. PPN Terhutang sebelum Tax Planning


Mengenai jumlah Faktur Pajak Keluaran dan Faktur Pajak Masukan maka akan
didapatkan utang PPNyang harus di bayarkan oleh PT IKS dengan cara melakukan
mekanisme yang tepat dalam pengkreditan antara FPK dan FPM. Setelah dilakukan
mekanisme pengkreditan PPN maka akan muncul kekurangan atau lebih bayar. Seperti
dilihat di Gambar 1.1 Pada bulan januari sampai bulan agustus, oktober, November dan
desember terlihat bahwa kurang bayar, hal ini karena jumlah Faktur Pajak Masukan yang
diterima lebih kecil dibandingkan jumlah Faktur Pajak Keluaran yang diterbitkan,
sedangkan untuk bulan September dapat di lihat bahwa terjadi kelebihan bayar, hal ini
dikarenakan jumlah Faktur Pajak Masukan yang diterima lebih besar dibandingkan jumlah
Faktur Pajak Keluaran yang diterbitkan.
Contoh pada bulan januari Faktur Pajak Masukan yang diterima sebesar Rp 458.648.497
dan Faktur Pajak Keluaran yang dikeluarkan sebesar Rp 798.215.750, maka timbul kurang
bayar sebesar Rp 339.567.253, sedangkan pada bulan September Faktur Pajak Masukan
yang diterima sebesar Rp. 595.674.927 dan Faktur Pajak Keluaran yang dikeluarkan
sebesar Rp. 586.816.042, maka terjadi kelebihan bayar sebesar Rp 8.858.886,-. Atas
munculnya lebih bayar maka harus dilakukan kompensasi kebulan pada laporan pajak
berikutnya. Terdapat kelebihan dalam melakukan kompensasi yaitu mudahnya prosedur
dalam menerapkannya seperti restitusi yang lebih dahulu mengajukan permohonan
restitusi, tidak adanya pengecualian bagi wajib pajak yang dapat melakukan kompensasi
atau semua wajib pajak yang pada suatu masa PPNnya timbul lebih bayar dapat melakukan
Kompensasi.
2. Tax Planning dengan Penundaan Pengkreditan Pajak Masukan
PT IKS dalam menerapkan perencanaan pajak ini menyesuaikan dengan omzet
penjualan terlebih dahulu hal ini dilakukan untuk menentukan jumlah Faktur Pajak
Masukan yang nantinya
akan dikreditkan dengan Faktur Pajak Keluaran yang diperoleh dari omzet penjualan. Jika
omzet penjualan besar maka otomatis Faktur Pajak Keluaran juga besar sehingga
memerlukan Faktur Pajak Masukan yang banyak untuk dikreditkan sehingga PPN
terhutang dapat diminimalkan
dengan sebaik mungkin. Kecilnya utang PPN tiap Masa tentu saja menguntungkan bagi
perusahaan karena ini merupakan tujuan perusahaan dalam melakukan perencanaan pajak.
Jika dilihat dari hasil yang diperoleh dengan menerapkan perencanaan pajak ini telah
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh PT IKS dalam mengatur Cash Flow perusahaan

2021 TEORI AKUNTANSI


23 Kelompok 5
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Setiap perencanaan pajak memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing
seperti perencanaan pajak dengan penundaan pengkreditan Faktur Pajak Masukan ini yang
memiliki kelebihan yaitu: utang PPN menjadi tidak fluktuatif seperti saat sebelum
diterapkannya perencanaan pajak sehingga cash flow perusahaan lebih terencana dengan
baik. Pada perencanaan pajak ini juga memiliki kekurangan yaitu jika manajer accounting
tidak melakukan perhitungan yang tepat sehingga menyebabkan Faktur Pajak Masukan
tersebut dikreditkan melebihi batas waktu yang diperbolehkan dalam Pasal 9 ayat 9 UU
PPN yakni 3 bulan setelah berakhirnya masa pajak. Jika saat pemeriksaan oleh pihak DJP
dan terbukti adanya kesalahan pada pengkreditan Faktur Pajak Keluaran dan Faktur Pajak
Masukan maka akan dikenai sanksi dari DJP. Hal tersebut tentu akan merugikan bagi
perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut manajer accounting perlu memperhitungkan
secara tepat dan cermat agar nantinya tidak terjadi kesalahan dalam mengkreditkan Faktur
Pajak Masukan.

2021 TEORI AKUNTANSI


24 Kelompok 5
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

Yenny Dwi Handayani SE., MSI ., AK , CA , Perencanaan PPN atas Faktur Pajak
Keluaran . Modul VI Perkuliahan Perencanaan Pajak . Jakarta : FEB- Universitas
Mercu Buana

Pohan, C. A. 2013. “Manajemen Perpajakan“, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-03/PJ/2022 tentang Faktur Pajak sebagaimana yang
telah diubah terakhir dengan PER-11/PJ/2022

Undang – Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Brang dan Jasa dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
https://repository.uin-suska.ac.id/23209/7/7.%20BAB%20II%20%281%29.pdf

https://pajak.efaktur.id/2016/07/15/faktur-pajak-keluaran-dan-faktur-pajak-masukan/

https://www.pajakku.com/read/619245664c0e791c3760bf3b/Apa-itu-Pajak-Masukan

http://jurnal.bcm.ac.id/ebook/MODUL%20PERPAJAKAN%20SERI%201.pdf

https://www.online-pajak.com/tentang-ppn-efaktur/ppn-keluaran

https://klikpajak.id/blog/perbedaan-faktur-pajak-masukan-faktur-pajak-keluaran/

https://www.online-pajak.com/tentan/

https://www.online-pajak.com/category/seputar-bukti-potong

https://www.jurnal.syntax-idea.co.id/index.php/syntax-idea/article/view/677/510

https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/emba/article/view/1377

https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/5944-Full_Text.pdf

2021 TEORI AKUNTANSI


25 Kelompok 5
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai