MODUL PERKULIAHAN
Kode – P322130002
Perencanaan Pajak
CPMK-6
Perencanaan PPN atas Faktur Pajak Keluaran
Abstrak Indikator
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN MATERI
Definisi PPN
Berdasarkan penjelasan UU No. 42 Tahun 2009 Tentang perubahan Ketiga atas UU
No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Jasa dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah, pada bagian umum, Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak konsumsi
barang dan jasa di Daerah Pabean yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi
dan distribusi. Menurut Waluyo (2011: 9) menyatakan bahwa pajak pertambahan nilai
(PPN) merupakan pajak yang dikenakan atas konsumsi di dalam negeri (di dalam Daerah
Pabean), baik konsumsi barang maupun konsumsi jasa. Mardiasmo (2009: 269)
menyatakan bahwa apabila dilihat dari sejarahnya, pajak pertambahan nilai merupakan
pengganti dari Pajak Penjualan.
Faktur Pajak adalah bukti pemunggutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena
Pajak (PKP) yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau penyerahan jasa
kena pajak, atau bukti pungutan pajak karena impor yang digunakan oleh Direktorat
Jenderal Pajak (DJP) Bea cukai. (pasal 1 angka 23 UU PPN, pasal 1 butir 4 PMK No.
84/PMK/.03/2012 dan pasal 1 butir 4 per DJP No.24/PJ/2012). Dengan pengertian ini
dapat dianggap bahwa jika wajib-wajib baik orang pribadi maupun badan kalau sudah
memiliki Faktur Pajak dianggap telah membayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN) melalui
pemungutan Pengusaha Kena Pajak penjual. Menurut Waluyo (2009: 270) Pengertian
Faktur Pajak adalah bukti pungutan yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) karena
penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau penyerahan Jasa Kena Pajak atau bukti
pungutan pajak karena impor Barang Kena Pajak digunakan oleh Direktorat Jenderal Pajak
(DJP) Bea dan Cukai.
Menurut Mardiasmo (2013:56) Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang
dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan BKP atau penyerahan
JKP. Faktur Pajak dibuat pada :
1. Saat penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak
Dalam PER-24/PJ/2012 menjelaskan “Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang
dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau
penyerahan Jasa Kena Pajak.”
Berdasarkan definisi faktur pajak diatas, maka faktur pajak berfungsi sebagai berikut :
Bukti pungutan pajak dari pengusaha kena pajak yang menyerahkan barang kena
pajak atau jasa kena pajak.
Bukti pembayaran pajak ditinjau dari sisi pembeli barang kena pajak atau penerima
jasa kena pajak atau orang pribadi atau badan yang mengimpor barang kena pajak.
Sarana untuk mengkreditkan pajak masukan.
Subjek Pajak
a. Dilihat dari pihak yang melakukan penyerahan, subjek PPN adalah PKP,
yaitu subjek pajak yang melakukan :
1) Penyerahan BKP (Ps. 4 ayat (1) huruf a)
2) Penyerahan JKP (Ps. 4 ayat (1) huruf c);
3) Ekspor BKP berwujud (Ps. 4 ayat (1) huruf f);
4) Ekspor BKP tidak berwujud ( Ps. 4 ayat (1) huruf g);
5) Ekspor JKP (Ps, 4 ayat (1) huruf h);
6) Menyerahkan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak
untuk diperjualbelikan (Ps. 16D);
b. Dilihat dari pihak yang menerima penyerahan, subjek PPN adalah non
PKP, yaitu subjek pajak yang melakukan:
1) Impor BKP (Ps. 4 ayat (1) huruf b)
2) Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari,luar Daerah Pabean, di dalam
Daerah Pabean (P. 4 ayat (1) huruf d)
3) Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean, di dalam Daerah Pabean
(Ps. 4 ayat (1) huruf e)
4) Kegiatan membangun sendiri tidak dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya (Ps.16C).
Mekanisme pemungutan PPN keluaran yang dilakukan oleh PKP adalah dengan
menerbitkan faktur pajak keluaran, yang merupakan faktur atas data penyerahan BKP/JKP.
Dalam faktur pajak keluaran, tertera mengenai besaran PPN yang harus dibayar oleh pihak
pembeli ke PKP penjual.
Pembuatan faktur pajak keluaran dengan tujuan pelaporan PPN keluaran ini
idealnya dilakukan pada saat transaksi. Artinya, saat terjadinya transaksi, PKP penjual
idealnya segera membuat faktur pajak keluaran untuk segera disampaikan kepada pembeli.
Pelaporan PPN keluaran saat ini harus dilakukan lewat faktur pajak elektronik atau
e-Faktur. Untuk data faktur pajak keluaran, mutlak diperlukan terlebih dahulu data jatah
NSFP yang telah dientry pada menu Referensi.
Dalam aplikasi e-Faktur, PKP yang hendak melaporkan PPN keluaran juga harus
memperhatikan kode transaksi. Kode ini disesuaikan dengan transaksi yang akan
dilakukan, apakah transaksi umum ataukah transaksi dengan bendahara pemerintah,
ataupun yang lainnya.
Pengisian data faktur pajak keluaran harus detil, dari mulai data identitas lawan
transaksi hingga detail data barang/jasa yang ditransaksikan. Semua isian yang ditampilkan
harus diisi, namun PKP diperkenakan mengisi dengan angka “0” jika memang tidak ada
detail yang tersedia.
Apabila Pengusaha telah dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak tetapi tidak membuat
faktur faktur pajak atau tidak mengisi selengkapnya faktur pajak maka akan dikenakan
sanksi administrasi berupa denda 2% dari DPP
Faktur Pajak Keluaran adalah faktur pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak
saat melakukan penjualan terhadap barang kena pajak, jasa kena pajak, dan atau barang
kena pajak yang tergolong dalam barang mewah;
Ada pula dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan faktur pajak.
Yaitu dokumen yang tidak memiliki format sebagaimana faktur pajak pada umumnya,
tetapi tetap dipersamakan kedudukannya.
Contohnya adalah tagihan listrik, tagihan pemakaian air, tagihan telepon selular, dan lain
sebagainya.
Sesuai Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 bahwa Nomor Faktur
Pajak terdiri dari :
2 (Dua) Digit Kode Transaksi
1 (Satu) Digit Kode Status
13 (Tiga Belas) Digit Nomor Seri Faktur Pajak yang ditentukan oleh Direktur
Jenderal Pajak
Pada lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 dijelaskan
tentang kode transaksi Faktur Pajak sebagai berikut :
1. Kode 01 digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang terutang PPN dan
PPNnya dipungut oleh PKP Penjual yang melakukan penyerahan BKP dan/atau
JKP. Kode ini digunakan dalam hal bukan merupakan jenis penyerahan
sebagaimana dimaksud pada kode 04 sampai dengan kode 09.
Sedangkan pada lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012
dijelaskan tentang kode status Faktur Pajak sebagai berikut :
10 (nol) untuk status normal;
1 (satu) untuk status penggantian, Dalam hal diterbitkan Faktur Pajak pengganti ke-
2, ke-3, dan seterusnya, maka Kode Status yang digunakan Kode Status 01
Dengan demikian, PPN sebesar Rp100.000.000 yang dipungut dari PT CCC ini merupakan
Pajak Keluaran yang harus disetorkan pabrik pakaia
Sebagai Pengusaha Kena Pajak, jika menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa
Kena Pajak wajib menerbitkan faktur pajak keluaran kepada pembeli Barang Kena Pajak /
Jasa Kena Pajak sebagai bukti atau sarana pemungutan PPN.
Adapun faktur pajak keluaran harus dibuat pada:
- Saat penyerahan Barang Kena Pajak dan / atau Jasa Kena Pajak
- Saat penerimaan pembayaran dalam hal pembayaran terjadi sebelum penyerahan
Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak
- Saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap
pekerjaan
- Akhir bulan saat penyerahan dilakukan berulang kali kepada 1 pembeli Barang
Kena Pajak / pengguna Jasa Kena Pajak yang sama
Faktur pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak harus mencantumkan keterangan
tentang penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak, paling sedikit memuat:
a. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena
Pajak atau Jasa Kena Pajak;
b. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau
penerima Jasa Kena Pajak;
c. Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga;
d. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut;
e. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut;
f. Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan
g. Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.
Namun jika identitas pembeli pada point (b) tidak diketahui, faktur pajak tetap dapat
diterbitkan, hanya saja PPN tidak dapat dikreditkan oleh pembeli.
Sesuai Pasal 13 ayat (6) dan ayat (9) Undang - Undang Pajak Pertambahan Nilai
menjelaskan bahwa Faktur Pajak atau dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan
dengan Faktur Pajak harus memenuhi persyaratan material yaitu berisi keterangan yang
sebenarnya atau sesungguhnya mengenai penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena
Faktur pajak keluaran ini harus segera dibuat manakala terjadi penyerahan BKP/JKP
dan segera disampaikan kepada pembeli. Sehingga, di pihak pembeli bisa segera membuat
faktur pajak masukan.
Ekualisasi Pajak diatur dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak tahun 2017 yaitu
Nomor SE-10/PJ/2017 yang menjelaskan tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Lapangan dalam
Rangka Pemeriksaan untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan.
Menurut (Anwar, 2013) dalam buku Manajemen Pajak, Ekualisasi Pajak adalah
mencocokan data di surat pemberitahuan tahunan (SPT) (pencocokannya disajikan terperinci
per transaksi) dengan pos-pos yang terdapat di buku-buku pengeluaran/pembelian/penjualan
yang memiliki hubungan dalam pembukuan dan atau laporan jenis pajak lain (baik sebagian
maupun keseluruhan).
Ekualisasi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan proses pencocokan antara data yang
dilaporkan Wajib Pajak pada Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Pertambahan Nilai (SPT PPN).
Hal ini berkaitan dengan jumlah peredaran usaha (omzet) yang dilaporkan Wajib Pajak pada Surat
Pemberitahuan tersebut berbeda atau tidak. Setiap bentuk penjualan adalah peredaran usaha
(omzet) yang merupakan penyerahan di dalam PPN namun setiap penyerahan bukan berarti
penjualan. Hal tersebut merupakan faktor utama terjadinya perbedaan pelaporan peredaran usaha
dalam SPT PPN, sedangkan masih banyak lagi yang menjadi faktor penyebab perbedaan pelaporan
peredaran usaha tersebut. Dalam Peraturan Perpajakan.
Pada dasarnya proses ekualisasi dilakukan bukan untuk menemukan angka peredaran usaha
yang sama melainkan mencari penyebab perbedaan peredaran usaha pada SPT PPN. Perbedaan
antara omzet PPh dan PPN sering sekali timbul karena adanya perbedaan ketentuan antara Pajak
Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai, misalnya objek pajak, selisih kurs, uang muka, dan lain
sebagainya.
Sesuai dengan permasalahan yang diuraikan diatas, tujuan dilakukan penelitian ini
adalah untuk mengetahui penyajian Laporan Laba Rugi PT IKS tahun 2022 dan Pelaporan
SPT Masa PPN yang berakhir di bulan Desember serta untuk mengetahui pelaksanaan
ekualisasi Laporan Laba Rugi dengan Laporan SPT Masa PPN.
Contoh Kasus:
PT IKS dalam melakukan ekualisasi atas Laporan Laba Rugi nya dengan pelaporan SPT
Masa PPN. Laporan Laba Rugi PT IKS mengacu kepada PSAK no 1 tentang Penyajian
Laporan Keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak
yang berkepentingan dengan kinerja perusahaan selama periode tertentu.Laporan Keuangan
terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan Arus Kas dan Catatan
Atas Laporan Keuangan. Berikut Laporan Laba Rugi PT IKS per 31 Desember 2022 dalam rupiah :
Tabel 1
Laporan Laba Rugi PT IKS
Penjualan 8.180.900.125,-
Pelaporan SPT Masa PPN PT IKS mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor
9/PMK.03/2018 Pasal 10 ayat 8 tentang Surat Pemberitahuan (SPT). Berikut Rekapitulasi Laporan
SPT Masa PPN PT IKS per 31 Desember 2022 dalam rupiah:
Tabel 2
Rekapitulasi Laporan SPT Masa PPN PT IKS
Jumlah Faktur Pajak Keluaran sebesar Rp 884.758.368,- adalah nilai sebesar 10% dari
Dasar Pengenaan Pajak. Sehingga jika dihitung berapa Dasar pengenaan Pajaknya adalah Jumlah
Rp 884.758.368,- dikali 10 yang menghasilkan angka Rp 8.847.583.680,- yang mengandung
pengertian bahwa jumlah penjualan sebesar itu sudah dipajaki.
Tabel 3
Laporan SPT Masa PPN disandingkan dengan Buku Besar Penjualan
Hasil Ekualisasi
Secara sederhana ekualisasi pajak dapat diartikan sebagai proses menyamakan antara
biaya/pendapatan (Objek Pajak) yang dicatat dalam laporan keuangan dengan
biaya/pendapatan (Objek Pajak) yang dilaporkan dalam SPT yang disampaikan ke Kantor
Pajak. Berdasarkan pelaksanaan ekualisasi Laporan Laba Rugi terhadap SPT Masa PPN PT
IKS, ternyata ada selisih antara omzet yang tertera di Laba Rugi dengan SPT PPN yang disetorkan.
Tabel 4
Selisih Antara Laporan Laba Rugi dengan SPT PPN
PT IKS
Rekonsiliasi Fiskal
Penjualan L/R 8.180.900.125,-
Selisih (666.683.555,-)
Dari Tabel diatas terlihat bahwa penjualan menurut Laporan Laba Rugi PT IKS
sebesar Rp 8.180.900.125,- sedangkan penjualan menurut SPT Masa PPN yang sudah
dilaporkan sebesar Rp 8.847.583.680,- dan juga, terdapat selisih sebesar Rp 666.683.555,- setelah
melakukan ekualisasi antara dua variable tersebut yang ternyata penyebab selisih itu terjadi karena
pada bulan Desember perusahaan menerima uang muka penjualan sehingga harus diterbitkan
Faktur Pajak.
Faktur pajak keluaran akan mendapat persetujuan dari DJP jika memenuhi 2 hal, yaitu:
1. Nomor Seri Faktur Pajak (NSFP) yang digunakan untuk penomoran e-Faktur
merupakan NSFP yang diberikan oleh DJP.
2. Faktur pajak tersebut diunggah dalam jangka waktu paling lambat tanggal 15 bulan
berikutnya setelah tanggal pembuatan e-Faktur.
Jika faktur pajak keluaran tidak memenuhi 2 hal tersebut, DJP tidak akan memberikan persetujuan
dan faktur tersebut tidak akan dianggap sebagai faktur pajak.
Yenny Dwi Handayani SE., MSI ., AK , CA , Perencanaan PPN atas Faktur Pajak
Keluaran . Modul VI Perkuliahan Perencanaan Pajak . Jakarta : FEB- Universitas
Mercu Buana
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-03/PJ/2022 tentang Faktur Pajak sebagaimana yang
telah diubah terakhir dengan PER-11/PJ/2022
Undang – Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Brang dan Jasa dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
https://repository.uin-suska.ac.id/23209/7/7.%20BAB%20II%20%281%29.pdf
https://pajak.efaktur.id/2016/07/15/faktur-pajak-keluaran-dan-faktur-pajak-masukan/
https://www.pajakku.com/read/619245664c0e791c3760bf3b/Apa-itu-Pajak-Masukan
http://jurnal.bcm.ac.id/ebook/MODUL%20PERPAJAKAN%20SERI%201.pdf
https://www.online-pajak.com/tentang-ppn-efaktur/ppn-keluaran
https://klikpajak.id/blog/perbedaan-faktur-pajak-masukan-faktur-pajak-keluaran/
https://www.online-pajak.com/tentan/
https://www.online-pajak.com/category/seputar-bukti-potong
https://www.jurnal.syntax-idea.co.id/index.php/syntax-idea/article/view/677/510
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/emba/article/view/1377
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/5944-Full_Text.pdf