BERTASYAWUF MENURUT
M.QURAISH SHIHSB
PROF. Dr. H. MUZAKKIR, M.A
PROGRAM STUDI
INFORMATIKA
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
ILHAM ARROSYIDIN
YOLANDA WULANDARI
DEVIANA
FAKULTAS FSAINTEK
UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT
2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita masih diberikan kesehatan,
keselamatan dan segala taufiknya kepada kita semua agar mampu menjalankan
perintah-Nya baik dalam keadaan susah maupun senang. Alhamdulillah, rasa
syukur penulis sampaikan kehadirat Allah Swt, atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul
“KETENANGAN JIWA DAN KEBAHAGIYAAN DALAM
BERTASYAWUF MENURUT ”
Kemudian Shalawat berangkaikan salam senantiasa kita hadiahkan kepada
Nabi junjungan kita yaitu Baginda Rasulullah Muhammad Saw, yang telah
membawa kita dari jaman jahiliyah sampai sekarang ini, karena syafa’atnya juga
lah yang kita harapkan di akhir zaman kelak, aamiin. Pada kesempatan ini penulis
menyadari bahwa dalam penuyusunan makalah ini banyak mengalami kesulitan
dan hambatan, karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis dalam
skripsi.
Penulis menyadari makalah ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan,
bimbingan, dorongan, motivasi serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih
i
i
JUDUL MAKALAH......................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
A. LATAR BELAKANG............................................................................................
B.RUMUSAN MASALAH.........................................................................................
C.TUJUAN..................................................................................................................
A.TEORI.....................................................................................................................
B.KONSEP..................................................................................................................
A.KESIMPULAN.......................................................................................................
B.SARAN.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
iv
berserah diri sepenuhnya kepada Allah setelah memberikan usaha
maksimal".
Al-Mishba>h ?
vi
4. Seperti apa sifat bertasawuf kita dalam menyikapi bencana
longsor di atas jalan sitinjau lauik?
C. Tujuan
B.Konsep
1. Wara’
Wara’ adalah meninggalkan atau menghindari segala hal yang
mengandung syubhat atau tidak jelas status Halal Haromnya. Empat
tingkatan wara’ menurut imam Al-Ghazali : wara’ul ‘adl, wara’ kaum
Shalihi, wara’ kaum Muttaqin, dan wara’ kaum Shiddiqin. Contohnya :
adalah menjauhi tempat seperti perjudian,tempat maksiat,dan juga
seseorang yang mungkin akan membawa kita ke tabiat buruk.
2. Zuhud
Zuhud adalah meninggalkan dunia karena menginginkan akhirat,
atau zuhud orang yang tahu bahwa dunia tidaklah apa-apa jika
dibandingkan dengan akhirat. Contohnya : bersyukur ataas setiap
nikmat yang diberikan Allah SWT. Mencukupkan diri pada harta yang
dimiliki, kendati hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
3. Muqarrabah
Muraqabah yaitu seseorang yang meras kepribadianya memiliki
keimanan yang kuat, jiwa mawas diri (muraqabah) dan mendalam yang
harus dimilikioleh setiap hamba dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.
Contohnya : ada di (QS. Al-Baqarah:2)
ix
4. Yakin
Yakin ialah Orang yang menggunakan akal mereka dan merasa
dirinya ada dan dekat kepada Allah SWT. Pada level ini manusia masih
merasa dirinya terlibat atas apa yang dilakukan,didapat, dan di
raih.contohnya : selalu beribada (ingat pada Allah)meminta hanya pada
Allah percaya bahwa Allah selalu membantu hambanya yang kesulitan.
5. Sabar
Sabar ialah menahan diri atau membatasi jiwa dari segala hawa
nafsu sehingga terwujudlah sesuatu yang baik. Contohnya :
Sabar dalam menghadapi musibah
Sabar mendengarkan nasehat
Menahan hawa nafsu
Tidak membalas ejekan (memaafkan kesalahan orang lain)
berlaku baik pada orang yang dimusuhi
berprasangaka baik (husnudzon billah)
sabar menghadapi kelas ramai
6. Syukur
Syukur adalah sebuah praktik. Karena itu syukur tidak cukup
hanya dengan hati dan lisan, tetapi harus direalisasikan dengan tindakan
nyata. Contohnya : tidak iri denga napa yang didapatkan orang lain,
menghindari sifat iri dan dengki atas pencapaian orang lain.
7. Tawakkal
Tawakkal adalah suatu sikap mental seorang yang merupakan hasil dari
keyakinan yang bulat kepada Allah, karena didalam Tauhid ia diajari agar
meyakini bahwa hanya Allah yang menciptakan segala-galanya,
pengetahuan-Nya yang sangat luas. Contohnya : selalu berdoa dan
menyerahkan diri atas apa yang kita usahakan sebelumnya.
x
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
xi
faktor yang telah disebutkan itu maka orang tersebut pasti akan merasakan
keamanan, ketenangan, dan ketenteram yang itu semuanya bersumber dari
Allah..
2. Konsep kebahagiaan dalam tasawuf. Dari ajaran para sufi, kita jadi
paham bahwa manusia itu bukan hanya makhluk fisik, tetapi juga
makhluk spiritual, di samping fisiknya, yang memiliki asal usul
spiritualnya pada Tuhan. Dengan menyadari betapa manusia itu juga
makhluk spiritual, maka lebih mungkun kita akan bertindak lebih bijak
dan seimbang dalam memperlakukan diri kita. Dengan memperhatikan
xii
kesejahteraan, keberhasilan dan keshatan jiwa. Dalam menjawab
problema psikologis, tasawuf mengajarkan tentang hidup bahagia.
Hidup bahagia haruslah hidup sehat, karena orang yang tidak sehat
mungkin sekali tidak bahagia. Dalam menjawab problema psikologis,
tasawuf mengajarkan tentang hidup bahagia.
Konsep kebahagiaan dalam tasawuf menurut muzakkir 10G upaya
hidup sehat dan bahagia yaitu gaya hidup sehat (tidak merokok,
hindari miras/minuman keras, dan narkoba). Gizi yang halal dan baik,
gizi yang halal dan baik (halalan thayyiban), berimbang, banyak
makan buah dan sayur, seerta kurangi “3g” (gula, garam dan
gurih/lemak). Gerak badan (teratur dan terukur sesuai kondisi badan
dan usia (5x seminggu @30 menit). Genapkan tidur 7-8 jam per hari.
Giatkan amal ibadah, shalat berjamaah di masjid, dhuha, tahajjud,
puasa senin dan kamis, mengikuti majlis ta’lim, tadarus dan tadabbur
alquran. Gaul, silaturrahim dengan keluarga dan sahabat, tidak hanya
berdiam diri dalam kesunyian di rumah. Galakkan hobby, seperti
rekreasi, memancing, memasak, pelihara bunga, dan lainnya. give,
memberi sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Gegana (gelisah,
galau. merana), akan terhindar dengan menata hidup, menata hati
dengan izkrullah, selalu bersyukur dan sabar, tidak banyak berkeluh-
kesah dan selalu berfikir positif. Gairahkan hidup harmonis dengan
pasangan dan keluarga besar, saling menyayangi, mencintai, dan
perhatian.
xiii
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, Herlin. Konsep Abu Hamid al-Ghazali dan Robert Frager Tentang Hati,
(skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2021).
Al-Ghazali, Imam. Ihya Ulumuddin, Bab Kitab Uraian Keajaiban Hati, Terj.
Ismail Yakub. Jilid 3. (Jakarta: Tirta Mas. 1984
Al Qurtubi, Syaikh Imam. Tafsir Al-Qurthubi, terj. Mahmud Hamid Ustman, tt.,
Jilid 3, (Jakarta, Pustaka Azzam: tt)
Ependi, Ahmad, "Konsep Dzikir Menurut Dr. Quraish Shihab dalam Tafsir
AlMisbah", (Skripsi,UIN Syarif Hidayatullah, 2008).
Fatah, Ahmad. Penelusuran Makna Taqwa, Dzikr, Dan Falah (Kajian Semantik
Dengan Pendekatan Teori Toshihiko Izutsu), Hermeneutik: Jurnal Ilmu
Al Qur’an dan Tafsir
Halim Kuning, Abdul. Takwa Dalam Islam, Istiqra’: Vol. VI No. 1 September
2018
xv
Hikmah, A'rifatul. Konsep Jiwa Yang Tenang Dalam Al-Qur'an (Studi Tafsir
Tematik), (Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta: 2009).
Jalaluddin, Abd. "Ketenangan Jiwa Menurut Fakhr Al-Din Al-Razi Dalam Tafsir
Mafatih Al-Ghayb", Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'An Dan Tafsir 3, 1
(Juni 2018).
M. Zaka Alfarisi (ed) dan H.A.A. Dahlan, Asba>bun Nuzu>l Latar Belakang
Historis Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur'an, Edisi Kedua,(Bandung: Cv
Penerbit Diponegoro, 2000).
xvi
M. Sari, dkk. Nafs (Jiwa) Dalam Al-Qur’an (Studi Dalam Tafsir Al-Alusi),
Jurnal Al-Fath, Vol. 08, No.02,(Juli-Desember 2014).
Reza, Syah. Konsep Nafs Menurut Ibnu Sina, Jurnal Kalimah, Vol. 12, No. 2,
(September 2014).
Subhi, David. Keimanan: Iman dalam Persepektif Islam (Banten: UIN Sultan
Hasanuddin), (https://osf.io/ukbs4/download/?format=pdf. Di akses 12
April 2022)
Shaleh, Ilham. "Filsafat Jiwa Dalam Al-Qur'an", Jurnal Adabiyah, Vol. XVI,
No.1, (2014).
xvii
---------. Tafsir Al-Mishba>h (Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur'an), Vol 3,
Cet IV: (Jakarta: Lentera Hati, Juli 2005).
---------. Tafsir Al-Mishba>h (Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur'an), Vol 15,
Cet IV: (Jakarta: Lentera Hati, Agustus 2005).
Sja’roni, M. "Studi Tafsir Tematik", Jurnal study Islam Panca Wahana I Edisi 12,
Tahun 10, (2014).
Yuliana, Virgin "Pendidikan Qalbu (Hati) Menurut Al-Qur’an Kajian Surat Al-
Hajj Ayat 46," (Skripsi, Uin Raden Intan, Lampung, 2019).
xviii
Zulfatmi, Kompetensi Spiritual Pendidik (Suatu Kajian Pada Unsur Kalbu),
Jurnal Mudarrisuna, Volume 7, Nomor 2, (Juli-Desember 2017).
Zein, Arifin, Tafsir Alquran Tentang Akal (Sebuah Tinjauan Tematis), Jurnal
AtTibyan, Volume 2 No.2, (Desember2017).
Rosdakarya)
xix
Ghazali), (Jakarta: PT. Qaf Media Kreativa, 2020)
Nasrullah Irja, Resep Hidup Bahagia Menurut Alquran, (Jakarta: Alifia Books,
2019)
Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Penerbit Alfabeta)
Suwiknyo Dwi, Ubah Lelah Jadi Lillah, (Yogyakarta: Genta Hidayah. 2017)
xx