Seorang perempuan, umur 50 tahun dirawat sejak 3 hari yang lalu dibangsal
penyakit dalam dengan diagnosa medis ulkus peptikum. Pasien mengeluh : nyeri
dengan skala 7 disertai mual. Nyeri terus menerus pada bagian ulu hati menyebar
sampai ke dada. Nyeri bertambah parah saat pasien tidak terlambat makan.
kurang lebih 2 tahun terakhir sering mengalami nyeri di bagian lambung terutama saat
pasien merasa kelelahan dan makan yang tidak teratur. Pasien mengatakan merasa
mengalami penurunan berat badah sejak menderita gangguan lambung. Sebelum sakit
pasien memiliki berat badan 60 kg dengan tinggi badan 160 cm. saat dilakukan
Pasien mengeluh sebelum masuk RS dan sampai hari ini pasien belum buang air
besar. Pasien mendaptkan diit rumah sakit nasi lembek tinggi kalori tinggi protein
(TKTP) 2200 kalori. Pasien mengatakan hanya mengahbiskan ½ porsi diit yang
tenaga pengajar di sekolah dasar swasta, lulusan sarjana guru. Sebagai orang jawa
pasien sangat suka makanan pedas, agama islam, tinggal hanya dengan suami di
Seorang laki-laki, umur 30 tahun pada pukul 10.00 wita masuk bangsal penyakit
dalam dengan diagnosa medis gastroenteritis. Pasien mengeluh : buang besar encer
berlendir tanpa disertai darah sejak malam kurang lebih 20 kali lebih dan muntah.
bongkrek. Hasil pengkajian ditemukan pasien lemah, akral dingin, peristaltic usus masih
45 x/i. Pasien tidak bisa dilakukan pengkajian berat badan namun pasien mengatakan
Pasien mendapatkan diit rumah tinggi kalori tinggi protein (TKTP) 2200 kalori
dan belum dapat dilakukan pengkajian apakah pasien mengabiskan makanannya yang
Saat dilakukan palpasi pada bagian perut pasien mengatakan nyeri pada bagian
perut bagian tengah/tengah dan menyebar sampai ke ulu hati dengan nyeri seperti
ditusuk, nyeri hilang timbul dengan skala 5. Nyeri muncul dan dapat bertambah parah
Sebagai seorang lulusan teknis sipil, pasien bekerja di perusahaan batu bara,
bertinggal di jalan pemuda. Pasien merupakan peratauan asli Sumatra dan beragama
protestan.