Anda di halaman 1dari 16

KOMUNIKAS PEMASARAN SYARIAH

MAKALAH

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemasaran Syariah

Dosen Pengampu: Rasyidah Bulqis, S.A.P., M.E

Disusun Oleh:

REZA SYARIPUDDIN

2102010005

NURUL ISMAYANTI

2102010023

RAHMATULLAH

2102010006

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

DARUD DA’WAH WAL IRSYAD

(STAI DDI) PINRANG


2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
bisa menyusun dan menyelesaikan makalah tentang “KOMUNIKASI
PEMASARAN SYARIAH” ini dengan baik dan tepat waktu guna memenuhi
tugas mata kuliah Pemasyaran Syariah

Dalam penulisan dan penyelesaian makalah ini penyusun tidak terlepas


dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pinrang, 21 September 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi telah hadir sejak manusia ditakdirkan dan tercipta di muka

bumi ini. Komunikasi menjadi bagian yang inheren dari manusia, sehingga tidak

heran jika sebagian besar aktivitas manusia adalah berkomunikasi. Begitulah,

komunikasi secara pengetahuan merupakan pengungkapan makna dan simbol

yang terbentuk untuk kepentingan dari proses kemanusiaan itu sendiri.

Komunikasi melibatkan hubungan antara manusia dengan manusia dan telah

lama terjadi sejak dari zaman Nabi Adam AS.

Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan

kepada publik terutama konsumen mengenai keberadaan suatu produk yang

terdapat di pasar. Komunikasi pemasaran tentunya mempunyai tujuan. Kotler dan

Keller mengidentifikasi tujuan tersebut untuk menginformasikan, membujuk, dan

meningkatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk dan brand

yang mereka jual.1

Proses komunikasi pemasaran dapat terjadi ketika komunikator akan

mengirimkan pesan yang telah dirancang untuk dapat menjangkau para penerima

pesan (target audiens) sehingga akan menimbulkan efek (feedback) kepada

komunikator. Dalam konsep pemasaran terdapat bauran pemasaran yang dikenal

dengan 4P yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), promotion

(promosi). Dari konsep 4P tersebut yang berkaitan dengan bidang komunikasi

1
Philip Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 773
yaitu poin promosi. Bauran promosi merupakan seperangkat alat yang saling

melengkapi dan saling mendukung, yang biasa digunakan adalah iklan, hubungan

masyarakat, penjualan pribadi, dan promosi penjualan.2

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana definisi komunikasi pemasaran syariah ?

2. Apa bentuk – bentuk komunikasi pemasaran ?

3. Apa etika bisnis dalam komunikasi pemasaran syariah ?

C. Tujuan

1. Mengetahui definisi komunikasi pemasaran syariah

2. Mengetahui bentuk – bentuk komunikasi pemasaran syariah

3. Mengetahui etika bisnis dalam kominikasi pemasaran syariah

2
Rismi Somad dan Doni Juni Priansa, Manajemen Komunikasi Mengembangkan Bisnis
Berorientasi Pelanggan, (Bandung: Alvabeta, 2014), h. 239
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pemasaran Syariah

Dalam menguraikan komunikasi pemasaran dapat diambil dua unsur,

yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi menurut carl I. Holvand dalam

bukunya Nugroho J Setiadi yaitu proses dimana seorang individu (komunikator)

mengoperkan perangsang (biasanya lambang-lambang bahasa) untuk mengubah

tingkah laku individu yang lain (komunikan).3

Menurut Philip Kotler, pemasaran adalah sebuah proses sosial dan

manajerial, yang dengannya individu-individu dan kelompok-kelompok

memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan, dengan

menciptakan dan saling mempertukarkan produk-produk dan nilai satu sama

lain.4

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi pemasaran

merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen

sasaran mengenai keberadaan produk di pasar.

Sedangkan menurut Fandy Tjiptono dalam bukunya yang berjudul

Strategi Pemasaran, komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang

berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau

mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia

3
Nugroho J Setiadi, Prilaku Konsumen, (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2010), h. 163
4
Philip Kotler, Prinsip-prinsip pemasaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo persada, 1999),
h. 3
menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang

bersangkutan.5

Syakir Sula dalam bukunya Marketing Syariah mengatakan bahwa

pemasaran Islam merupakan suatu proses bisnis yang keseluruhan prosesnya

menerapkan nilai-nilai Islam, kejujuran dan keadilan. Pemasaran Islam adalah

sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan,penawaran

dan perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholdersnya yang dalam

keseluruhan prosesnya sesuai akad dan prinsipprinsip bisnis dalam Islam.

Dari definisi diatas, tampak bahwa komunikasi pemasaran Islam adalah

interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa, aktivitas penyebaran

informasi, mempengaruhi konsumen agar bisa menerima dan loyal terhadap

produk yang ditawarkan dengan menerapkan nilai-nilai Islam, kejujuran dan

keadilan.

B. Bentuk – Bentuk Komunikasi Pemasaran

Shimp memaparkan bentuk-bentuk utama dari komunikasi pemasaran

antara lain:6

1. Penjualan Perorangan (Personal selling)

Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara

penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada

calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk

sehingga kemudian akan mencoba dan membelinya.


5
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: ANDI, 2008), h. 219
6
Shimp, Periklanan dan PromosiAspek, Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid
1(Jakarta: Erlangga, 2003), h. 5
Fungsi dari aktivitas personal selling antara lain:(a) Prospecting, yaitu

mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan mereka, (b) Targeting, yaitu

mengalokasikan kelangkaan waktu penjual demi pembeli, (c)

Communicating, yaitu memberi informasi mengenai produk perusahaan

kepada pelanggan, (d) Selling, yaitu mendekati, mempresentasikan dan

mendemonstrasikan, mengatasi penolakan, serta menjual produk kepada

pelanggan, (e) Servicing, yakni memberikan berbagai jasa dan pelayanan

kepada pelanggan, (f) Information gathering, melakukan riset dan intelijen

pasar, (g) Allocating, yaitu menentukan pelanggan yang akan dituju.

2. Iklan (advertising)

Iklan adalah bentuk komunikasi pemasaran yang dibayar, iklan bukan

hanya menampilkan pesan mengenai kehebatan produk yang ditawarkan, tapi

sekaligus menyampaikan pesan agar konsumen sadar mengenai perusahaan

yang memproduksi produk yang ditawarkan itu, sehingga kita sering

mendengar atau melihat iklan yang selain menawarkan produknya tapi juga

menyampaikan siapa produsennya.7

Fungsi utama dari iklan adalah menginformasikan khalayak mengenai

seluk beluk produk (informative), meempengaruhi khalayak untuk membeli

(persuading), dan menyegarkan informasi yang telah diterima khalayak

(reminding), serta menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu

khalayak menerima dan mencerna informasi (entertainment).

7
Sutisna, Prilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, (Bandung: PT. Remaja
Rosdekarya Offset, 2002), h. 276
3. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Promosi penjualan merupakan kegiatan-kegiatan promosi yang bersifat

khusus, biasanya berjangka pendek, yang dilakukan diberbagai tempat atau

titik-titik penjualan atau titik-titik pembelian.8

Promosi penjualan secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian,

yaitu: (a), Promosi penjualan yang beorientasi kepada konsumen, Ditunjukan

kepada pengguna akhir suatu barang atau jasa yang mencakup pemberian

kupon, pemberian sampel produk, potongan harga, undian berhadiah, kontes

dan sebagainya. Instrumen promosi semacam ini dapat menarik minat

konsumen untuk membeli sehingga meningkatkan penjualan perusahaan

dalam jangka pendek. (b), Promosi penjualan yang berorientasi pada

pelanggan, Ditujukan pada pihak-pihak yang menjadi perantara pemasaran,

seperti pemberian bantuan dana promosi, pengaturan atau penyesuaian harga

produk, kompetisi penjualan, pameran dagang dan sebagainya.Yang semuanya

bertujuan untuk mendorong pedagang untuk mempersiapkan stok dan

mempromosikan produk bersangkutan.

4. Sponsorship (Sponsorship Marketing)

Pemasaran sponsorship adalah aplikasi dalam mempromosikan

perusahaan dan merek mereka dengan mengasosiasikan perusahaan atau salah

satu merek dengan kegiatan tertentu, misalnya kompetisi besar seperti World

Cup dalam olahraga sepakbola.

5. Publisitas (Publicity)
8
Frank Jefkins, Periklanan (Jakarta: Erlangga, 1997), h. 151
Publisitas adalah kegiatan menempatakan berita mengenai seseorang,

organisasi, atau perusahaan di media massa. Dengan kata lain, publisitas

adalah upaya orang atau organisasi agar kegiatannya diberitakan media massa.

Keberhasilan kegiatan publisitas suatu organisasi akan bergantung dari

nilai berita dari informasi yang disampaikan yang dapat menarik redaktur

media massa (gatekeepers). Informasi yang disampaikan melalui siaran pers

hendaknya dilengkapi dengan foto, video, dan kutipan pernyataan pengurus

organisasi atau pejabat perusahaan.

6. Komunikasi di tempat pembelian (Point of Purchase Communication)

Komunikasi di tempat pembelian melibatkan peraga, poster, tanda dan

berbagai materi lain yang didesain untuk mempengaruhi keputusan untuk

membeli dalam tempat pembelian.

C. Etika Bisnis Dalam Komunikasi Pemasaran Syariah

Etika bisnis dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang tata cara ideal

pengaturan dan pengelolahan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas

yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan penerapan norma

dan moralitas itu menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis.9

Etika dalam pemikiran Islam dimasukkan dalam filsafat praktis (al

hikmah al-amaliyah) bersama politik dan ekonomi. Berbicara tentang bagaimana

9
Amirullah dan Imam Hardjanto, Pengantar bisnis (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h.
37
seharusnya etika berlawanan dengan moral. Moral sama dengan nilai baik dan

buruk dari setiap perbuatan manusia (praktiknya akhlak).10

Dari pengertian tersebut etika bisnis dapat diartikan sebagai pemikiran

atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis. Kamaluddin dalam

buku Rahasia Bisnis Rasulullah SAW mengemukakan etika berasal dari kata

“ethos” yang mempunyai arti adat istiadat atau kebiasaan. Sedangkan etika

bisnis Islam adalah aspek terjang dan sifat yang dicontohkan nabi Muhammad

SAW dalam berdagang.

Ada delapan etika (akhlak) pemasaran, yang akan menjadi prinsip-prinsip

bagi syariah marketer dalam menjalankan fungsi-fungsi pemasaran, yaitu:11

1. Memiliki kepribadian spiritual (takwa)

2. Berperilaku baik dan simpatik (shidq)

3. Berperilaku adil dalam bisnis (al-‘adl)

4. Bersikap melayani dan rendah hati (khidmah)

5. Menepati janji dan tidak curang

6. Jujur dan terpercaya (al-amanah)

7. Tidak suka berburuk sangka (su’uddan)

8. Tidak suka menjelek-jelekkan (gibah).

Pemasaran Islam adalah sebuah disiplin bisnis strategi yang mengarahkan

proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari suatu inisiator kepada

10
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing (Bandung:
Mizan, 2006), h. 22
11
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing (Bandung: Mizan,
2006), h. 67
stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan

prinsip-prinsip bisnis dalam Islam.

Ada empat karakteristik yang terdapat pada pemasaran Islam:

1. Ketuhanan (rabbaniyyah)

Salah satu ciri khas pemasaran syariah adalah sifatnya yang religius.

Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa hukumhukum syari’at yang

bersifat ketuhanan merupakan hukum yang paling adil, sehingga akan

mematuhinya dalam setiap aktivitas pemasaran yang dilakukan. Dalam setiap

langkah, aktivitas dan kegiatan yang dilakukan harus selalu menginduk kepada

syariat Islam.

Seorang syariah marketer meskipun ia tidak mampu melihat Allah, ia

akan selalu merasa bahwa Allah senantiasa mengawasinya. Sehingga ia akan

mampu untuk menghindar dari segala macam perbuatan yang menyebabkan

orang lain tertipu atas produk-produk yang dijualnya. Sebab seorang syariah

marketer akan selalu merasa bahwa setiap perbuatan yang dilakukan akan

dihisab.

2. Etis (akhlaqiyyah)

Keistimewaan lain dari syariah marketer adalah mengedepankan

masalah akhlak dalam seluruh aspek kegiatannya. Pemasaran syariah adalah

konsep pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika

tanpa peduli dari agama apapun, karena hal ini bersifat universal.
3. Realistis (al-waqi’iyyah)

Pemasaran syariah bukanlah konsep yang eksklusif, fanatis,

antimodernitas, dan kaku, melainkan konsep pemasaran yang fleksibel Syariah

marketer bukanlah berarti para pemasar itu harus berpenampilan ala

bangsaArab dan mengharamkan dasi. Namun syariah marketer haruslah

tetapberpenampilan bersih, rapi, dan bersahaja apapun model atau

gayaberpakaian yang dikenakan.

4. Humanistis (insaniyyah)

Keistimewaan yang lain adalah sifatnya yang humanistis universal.

Pengertian humanistis adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar

derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifat-

sifat kehewanannya dapat terkekang dengan panduan syariah. Syariah Islam

adalah syariah humanistis, diciptakan untuk manusia sesuai dengan

kapasitasnya tanpa memperdulikan ras, warna kulit, kebangsaan, dan status.

Sehingga pemasaran syariah bersifat universal.

Menurut Syakir Sula dan Kartajaya dalam Syariah Marketing ada

empat hal yang menjadi key succes factor (KSF) dalam mengelola suatu bisnis

adalah sebagai berikut:

1. Siddiq (benar dan jujur)

Siddiq artinya benar dan jujur, jika seorang pemasar, sifat Siddiq

(benar dan jujur) haruslah menjiwai seluruh perilakunya dalam melakukan

pemasaran, dalam berhubungan dengan konsumen, ia senantiasa

mengedepankan kebenaran informasi yang diberikan dan jujur dalam


menjelaskan keunggulan produk-produk yang dimiliki. Sekiranya ada

kekurangan dari produk tersebut, dia harus menyampaikan dengan jujur

kelemahannya.

2. Amanah (Terpecaya,tanggungjawab, kredibel)

Amanah artinya dapat dipercaya, bertanggung jawab dan kredibel.

Amanah juga diartikan keinginan untuk memenuhi sesuatu sesuai dengan

ketentuan. Seorang pembisnis haruslah memiliki sifat amanah, karena Allah

menyebutkan sifat orang-orang mukmin yang beruntung adalah yang dapat

memelihara amanat yang diberikan kepadanya.

3. Fathonah (cerdas)

Fathonah dapat diartikan sebagai intelektual, kecerdikan atau

kebijaksanaan. Dalam bisnis, implikasi ekonomi sifat fathonah adalah

bahwa segala aktivitas dalam manajemen suatu perusahaan harus dengan

kecerdasan, dengan mengoptimalkan semua potensi akal yang ada untuk

mencapai tujuan. Memiliki sifat jujur, benar dan bertanggung jawab saja

tidak cukup dalam mengelola bisnis secara professional.

4. Tabligh

Tabligh artinya komunikatif dan argumentatif, jika merupakan

seorang pemimpin dia harus menjadi seorang yang mampu

mengkomunikasikan visi dan misi dengan benar kepada karyawan dan

stakeholder. Seorang pemasar harus memiliki gagasan-gagasan segar, juga

harus mampu mengkomunikasikan gagasan-gagasannya secara tepat dan

mudah difahami oleh siapapun yang mendengarnya.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Bahwa komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan

pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan

produk di pasar.

2. Shimp memaparkan bentuk-bentuk utama dari komunikasi pemasaran

antara lain: Penjualan Perorangan, iklan, promosi penjualan, sponsorship,

publifitas, komunikasi ditempat pembelian

3. Ada delapan etika (akhlak) pemasaran, yang akan menjadi prinsip-prinsip

bagi syariah marketer dalam menjalankan fungsi-fungsi pemasaran, yaitu:

Memiliki kepribadian spiritual (takwa), Berperilaku baik dan simpatik

(shidq), Berperilaku adil dalam bisnis (al-‘adl), Bersikap melayani dan

rendah hati (khidmah), Menepati janji dan tidak curang, Jujur dan

terpercaya (al-amanah), Tidak suka berburuk sangka (su’uddan), Tidak

suka menjelek-jelekkan (gibah).

B. Saran

Demikianlah makalah yang kami buat mudah – mudahan apa yang kami

paparkan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk lebih

mengenal Komunikasi Pemasaran Syariah. Kami menyadari apa yang kami

paparkan dalam makalah ini tentu masih belum sesuai apa yang di

harapkan,untuk itu kami berharap masukan yang lebih banyak lagi dari guru

pengampu dan teman – teman semua.


DAFTAR PUSTAKA

Amirullah dan Imam Hardjanto, 2005, Pengantar bisnis (Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Doni Juni Priansa dan Rismi Somad, 2014, Manajemen Komunikasi

Mengembangkan Bisnis Berorientasi Pelanggan, Bandung: Alvabeta.

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, 2006, Syariah Marketing

Bandung: Mizan

Jefkins Frank, 1997, Periklanan (Jakarta: Erlangga.

Kotler Philip, 1999, Prinsip-prinsip pemasaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Keller dan Philip Kotler, 2009, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Erlangga.

Tjiptono Fandy, 2008, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: ANDI.

Shimp, 2003, Periklanan dan PromosiAspek, Komunikasi Pemasaran Terpadu,

Jilid 1(Jakarta: Erlangga,

Sutisna, 2002, Prilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, (Bandung: PT.

Remaja Rosdekarya Offset.

Setiadi Nugroho J, 2010, Prilaku Konsumen, Jakarta: Kharisma Putra Utama.

Tjiptono Fandy, 2008, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: ANDI.

Anda mungkin juga menyukai