Anda di halaman 1dari 6

Catatan acara administrasi

22/09/2023 pertemuan ke 2

Apa itu tata usaha? Suatu proses bagaimana mengelola pemerintahan dari tingkat pusat ke daerah.
Yg dikelola adalah terdapat dalam pasal 1 ayat 1 UU no 5/1986.

Tata Usaha Negara (TUN) menjalankan fungsi urusan pemerintahan dari tingkat paling tinggi
(pusat) agar semua Masyarakat terlayani. Kalau diperhatikan dari pengertiannya, maka yg
menjalankannya Badan/pejabat tata usaha negara (terdapat di pasal 1 butir 2). Orang yang
menjalankan dalam pasal 1 ayat 2 adalah badan/pejabat tata usaha negara. bagaimana cara
mereka menjalankan urusan pemerintahan? Dia melaksanakan pemerintahan itu berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Ketika badan ini (badan/pejabat TUN) maka mereka dalam
menjalankan urusan pemerintahan tentu salah satu wujudnya Ketika presiden, Menteri, gubernur
menjalankan urusan pemerintahan, salah satu wujudnya adalah membuat kebijakan/keputusan.
Salah satu wujud dari Tindakan perbuatan badan/pejabat adalah membuat keputusan. Maka harus
diperhatikan, apa yang dimaksud dalam keputusan? Dikatakan dalam pasal 1 butir 3, menetapkan
suatu peraturan tertulis dimana keputusan itu bersifat konkrit, bersifat individual dan bersifat
final.

Lalu mulai kepada obyek. Disana dikatakan “harus bersifat”. Persoalannya, manusia, badan/pejabat
TUN, kalau diperhatikan fungsi TUN adalah menyelesaikan sengketa. Lalu mengapa? Karena
kemungkinan keputusan yg dikeluarkan oleh badan TUN bisa tidak sesuai dengan peraturan. Tadi
dikatakan bahwa badan fungsinya melaksanakan kegiatannya (urusan pemerintahan, pusat sampai
daerah), ketika badan/pejabat yg melaksanakan urusan tsb harus sesuai dengan per UUan. Salah
satu wujud dari urusan pemerintahan disebut dengan “keputusan”, yg harus dibuat sesuai dengan
UU. Kalau dikaitkan dengan PTUN, lalu apa fungsi PTUN? Menyelesaikan sengketa yg berurusan
dengan pemerintahan. Maka kemungkinan besar bahwa badan ini menjalankan urusan
pemerintahan ada yg tidak sesuai dengan UU. Ketika badan mengeluarkan keputusan urusan
pemerintahan dan tdk sesuai dengan per UUan, maka masuk lah ke PTUN.

Dikatakan salah satu wujudnya adalah keputusan harus bersifat konkrit, individu, final. Kenapa
keputusan tertulis harus ditandai? Apakah ada putusan tidak tertulis? Contohnya adalah diskresi,
diskresi itu seperti dalam kondisi tertentu. Polisi bisa buat 2 jalur karena tingkat kemacetan di jalan
Karena keadaan tertentu. Keputusan itu haruslah bersifat konkrit. Ada org yg mengatakan bahwa
konkrit itu jelas, terlihat, bisa dimaknai apay g menjadi pesan, perintah dan apay g harus dilakukan
dalam keputusan itu. Artinya konkrit itu bisa dilihat “ini sebuah keputusan”. Makna ini adalah apa yg
tertulis bisa dilihat kearah mana keputusan itu. Sehingga kita tau kalau ada keputusan yg diberikan
kepada kita, apakah mutase, pemecatan dll itulah wujud konkrit? Yg kedua adalah dikatakan
individual. Apa itu individual? Yg menjadi persoalan untuk diketahui objek TUN. Apakah keputusan
TUN bisa dibawa ke pengadilan TUN? Tidak. Maka ada pembatasnya. 1 keputusan TUN harus
konkrit. 1 keputusan TUN harus juga individual. 1 keputusan TUN juga harus final. Sehingga saat
dapat keputusan TUN, maka bisa dilihat bisa dibwa ke PTUN apa tidak. Bagaimana bentuk individual
dalam TUN? Harus diperhatikan, utk menentukan individual adalah:

- Katakanlah keluar SK dari dekan, “kepada yg terhormat, seluruh kelas D hk acara admin
negara tidak boleh ujian.”
- Kepada PETER kelas D nomor pokok … tidak boleh ujian hk acara admin.
- Kepada seluruh kelas D, nomor pokok sekian sampai nomor pokok 80 tidak boleh ikut ujian.
Maka Ketika bertanya, persoalan individu, yg mana yg menjadi individu, dan yg mana yg tidak jadi
individu? Pengertian individu yg dimaksud, mau 100 di dalam surat itu, yg penting adalah identitas
yg termuat dalam surat itu harus ada. Itu sama dengan contoh poin ke 2 dan 3, karena menyebut
nama pokok dan nama orang-orangnya. Ketika dituliskan nama dan no pokoknya sudah jelas, maka
sudah bersifat individu. Jangan sampai pengertian individu sebagai perorangan. Individu yg
dimaksud adalah keputusan yg diberikan kepada orang dan keputusan itu tertuju ke setiap orang dan
identitasnya harus jelas.

Bersifat final, agar itu dikatakan final, bagaimana keputusan bersifat final? Final yg dimaksud adalah
keputusan Akhirnya sudah mendapatkan akibat hukum, akan tetapi keputusan final disini tidak
boleh ada intervensi lain (harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari atas/persetujuan atau
Lembaga lain).

Final ini sudah menunjukan Ketika ada keputusan apakah ini objek TUN atau tidak, maka sudah bisa
dilakukan Analisa apakah itu objek TUN atau tidak.

Sebagai tonggak penambah selain 3 hal tsb, ada yg lain. 3 alat ukur terlihat dalam pasal 2 UU no
5/1986.

1. yg ke 1, jika keputusan bersifat perdata maka tidak boleh masuk ke TUN. Berarti kalau
terjadi keputusan yg dikeluarkan oleh pemerintah tapi bersifat perdata, maka kemana harus
mempersoalkan itu? Ke peradilan umum.
2. Yg ke 2 adalah suatu keputusan yg dikeluarkan oleh pemerintah karena keputusan itu
bersifat umum, maka tidak bisa dibawa ke TUN. Bagaimana suatu keputusan yg bersifat
umum? Contohnya kasus covid “Ketika datang dari luar negeri harus karantina.”
3. Yg ke 3, suatu keputusan yg masih memerlukan persetujuan dari atasannya, maka tidak
bisa dibawa ke TUN. Itu bukan produk yg menjadi persoalan TUN.
4. Yg ke 4 suatu persetujuan yg ada kaitannya dengan KUHP dan KUHAP. Apa itu? Kalau
berbicara KUHP, yg tergambar adalah Tindak pidana. maka disitu keputusan yg berkaitan
dengan tindak pidana dan KUHP maka produknya Selanjutnya
5. yg ke 5, 1 keputusan itu dikeluarkan dari hasil pemeriksaan badan praperadilan.
6. Yg ke 6, suatu keputusan yg berkaitan dengan TNI, ada UU yg khusus mengatur itu.
7. Yg ke 7, adalah hasil dari pemilu.

Ketuju butir ini menjadi sokongan untuk menimbang apakah objek tun atau bukan.

06/10/2023 pertemuan ke 3

Pada dasarnya pasal 3 uu no 5 tahun 1986 dan pasal 53 uu no 30 tahun 2014 itu sama.

Menurut ps 3, bila tidak diberikan keputusan setelah permohonan diajukan maka akan dianggap
putusan penolakan dan disamakan. Dalam ayat 3 uu no 5/1986, jika tidak ada UUnya, kalau sudah 4
bulan, baru bisa dikatakan adanya penolakan (fiktif negative).

Ketika UU no 30/2014 pasal 53 (hampir sama dengan pasal 3 uu no 5/1986), kata dianggap
digabungkan. Kalau disini disamakan. Kalau dilihat secara tata Bahasa, kalau tidak direspon maka
diterima. Kemudian jangka waktunya 10 hari kerja, yang dimana dalam UU no 5/1986 4 bulan. Itu
perbedaan ke 2. Lalu perbedaan lainnya, Ketika tidak ditanggap padahal sudah lewat masukan ke
pengadilan 21 hari kedepan sudah harus diputuskan oleh pengadilan. Totalnya 31 hari dalam uu no
30/2014 dibanding dengan 4 bulan dalam uu no 5/1986. Lalu, Ketika sudah diputus pengadilan dan
diserahkan ke badan yg bersalah/pejabat yg angkuh maka akan ada keputusannya selama 5 hari (10
+ 21 + 5 = 36 hari). Artinya paling tidak kurang lebih 40 hari perkaranya sudah selesai, kalau UU no
5/1986, 4 bulan. Inilah yg membuat aturan 2 2 nya ini sama sama fiktif, tapi akhirnya berbeda fiktif,
fiktif negative (dalam uu no 5/1986) karena lebih susah diraih dan fiktif positif (dalam uu no
30/2014) karena lebih mudah diraih. Yang dipakai sekarang adalah UU yg baru karena asas lex
priori derogate legi posteriori, teori lama akan berhenti Ketika ada teori baru yg menganulir teori
yg lama.

Karakteristik hukum acara administrative:

1. Asas praduga rechtsmatige – setiap tindak penguasa harus dianggap benar sampai ada
keputusan yang membatalkannya
2. Asas pembuktian bebas terbatas – hakim aktif
3. Asas dominus litis – keaktifan hakim
4. Asas erga omnes – putusan berlaku buat semua orang sampai ada putusan hakim
5. Asas actor sequitur forum rei – kompetensi relative, terkait dengan wilayah
6. Dismissal process – proses penelitian terhadap gugatan yang masuk di PTUN oleh ketua
pengadilan
7. Class action – diwakili kelompok
8. Intervensi – masuknya pihak ke 3
9. Upaya paksa dalam eksekusi

Upaya penyelesaian administrative adalah penyelesaian permasalahan internal. Contoh kalau ada
keputusan dari dekan maka selesaikan dulu permasalahan itu kecuali mentok disitu maka bisa
dibawa ke pengadilan. Kedua ketentuan mengatur hanya jalannya yang berbeda. di dalam pasal 48,
disana dikatakan penyelesaian administrative adalah dibuat dengan 2 langkah:

- Melalui keberatan administrative: cara mengajukan keberatan ini tentu membuat suatu
permohonan kepada yg mengeluarkan surat itu, yg mengeluarkan keputusan itu dengan
argument bahwa keberatan dan dirugikan, dengan dilandasi aturan hukum. Ada 2
kemungkinan:
o Keberatan diterima: keputusan yg merugikan akan batal demi hukum
o Keberatan ditolak: yasudah hilang
- Melalui banding administrative: hasilnya ya atau tidak, kalau hasilnya di dlm banding maka
sama seperti melalui keberatan. Langkah apa yg dilakukan kalau ditolak dibanding? Ke PTUN.
Itu bedanya. Ada PERMA yg mengatur ttg hal itu. Persoalannya, dengan munculnya UU no 30
apa masih berlaku? Dikatakan hilang ya. Dikatakan tidak hilang, tidak dikatakan dengan
tegas.

Dalam UU no 30/2014 pasal 75 jika merasa dirugikan terhadap suatu putusan, maka dapat
mengajukan Upaya administrative. Sama seperti pasal 48 uu no 5/1986. Ada kemungkinan badan
lain yg menangani permasalahan administrative. Dalam ayat 2 (penting), Upaya administrative yg
dimaksud pasal 75 ayat 2, keberatan dan banding. Kalimat itu harus ditempuh 2 2nya, gaboleh
salah satu dari keberatan/banding. Ketika keberatan tidak diajukan banding atas keputusan itu,
namun langsung diajukan gugatan, menurut pasal 75 itu gugatan itu ada kecacatan formal maka
tidak dapat diterima. Itu perbedannya.

Dalam pasal 48 uu no 5/1986 tidak terlalu difokuskan, bisa pilih salah satu. Dalam uu no 30/2014
pasal 75 harus dilaksanakan 2 2 nya, kumulatif.

Dalam pasal 77 uu no 30/2014 mengenai merasa dirugikan terdapat 21 hari berkegiatan, sejak
diumumkannya.
Dalam pasal 55 uu no 5/1986, (???)

13/10/2023 pertemuan ke 4

Materi UTS sampe gugatan.

Cara membuat gugatan: Ketika membuat gugatan harus ada kepala gugatan dlu. Analoginya seperti
anggota badan tubuh (kepala, leher, perut, kaki)

1. Kepada siapa gugatan itu ditujukan (kemana ditujukan gugatan itu)


2. Leher, saat mengajukan gugatan pasti ada pihak yg bersengketa, yg disebut penggugat dan
tergugat (ini yg menghubungjan pengadilan kepada dan persoalan yg dihadapi, karena bila
tidak ada hubungan bagaimana caranya mau berpekara di pengadilan).
3. Semuanya lalu disusun (hasil gugatan)
4. Lalu ada hal yg harus dituju. Suatu gugatan apa ada yg diinginkan/dituju. Persoalan yg diolah
adalah hal yg diminta. Pasti ada akhir yg diinginkan saat mengajukan gugatan.

Jadi, format dalam gugatan harus memuat:

1. Nama, kewarganegaraan, tempat tinggal dan pekerjaan Penggugat atau kuasanya.


2. Nama jabatan dan tempat kedudukan Tergugat.
3. Dasar gugatan.
a. Kronologis perkara
b. Alasan pengajuan gugatan
i. KTUN yang digugat betentangan dengan per-UU yang berlaku
ii. KTUN yang digugat bertentangan dengan AUPB
4. Hal-hal yang diminta diputuskan oleh pengadilan (petitum).

Apabila gugatan dibuat dan ditandatangani oleh seorang kuasa penggugat, maka gugatan harus
disertai surat kuasa yang sah. Gugatan sedapat mungkin juga disertai Keputusan Tata Usaha Negara
yang disengketakan oleh penggugat.

Jadi:

1. Mengabulkan gugatan
2. Membatalkan keputusan (ada 2 kemungkinan)
a. Kalau keputusan positif, petitumnya ada keputusan yg diberikan kepada kita yg
merugikan kita, maka kalau kita gugat, yg kita minta ke pengadilan adalah meminta
untuk dibatalkan. Intinya adalah dihilangkan agar kembali ke keadaan semula.
b. Kalau keputusan negative, yg kita minta ke pengadilan adalah (dalam keputusan
negative, keputusannya belum ada) memerintahkan pejabat agar menerbitkan
sesuatu yg sebelumnya ga ada menjadi ada.

Cerita 1 dan yg lainnya harus berkaitan. Itulah struktur umum dari gugatan.

1. KOMPETENSI ABSOLUT DAN KOMPTENSI RELATIF erat kaitannya dengan tahap ke 1. Apa yg
dimaksud dengan kompetensi absolut dan relative? Absolut adalah Wewenang badan
keadilan secara mutlak, kasarnya gaboleh salah kamar. Contohnya kasus perceraian tidak
boleh masuk ke PTUN. Sedangkan yg relative adalah wilayah hukumnya, dimana si perkara
itu muncul maka disitu diajukan gugatan ke pengadilan.
2. ADA TERGUGAT DAN PENGGUGAT, Ketika mencantumkan kedua hal tsb, harus jelas. Maka
diperlukan identitas yg baik dari penggugat (harus ada identitas).
3. INTERVENSI, campur tangan dalam suatu gugatan.
4. DAHLILNYA HARUS DILAKUKAN DENGAN BENAR, jangan sampai dahlilnya berantakan. Jadi
harus singkat padat dan mewakili persoalan yg disampaikan ke pengadilan. Lalu dahlil yg
disampaikan berkaitan dengan alat bukti. Jadi saat membuat suatu dahlil harus berharap
juga bisa dibuktikan.
5. HARUS MEMPERHATIKAN POSITIF DAN NEGATIF, kalau positif maka harus minta dibatalkan
kalau negative meminta untuk diterbitkan. Ini harus sesuai dahlil yg telah ada.

Jadi dalam hal membuat gugatan, harus melihat aja apa yg harus dicantumkan dan apa yg harus
diminta.

Dalam tahap ke 3, ada 2 hal:

1. 55 = 90. Sebelum masuk ke materi, harus diterangkan arti angka tsb. Artinya dalam suatu
gugatan bahwa gugatan ini masih dalam tenggang waktu dalam pasal 55 yakni 90 hari.
2. Penyelesaian secara cepat, jika persoalan yg dihadapi membutuhkan waktu yg cepat,
mintalah acara itu dengan acara cepat ke pengadilan. Perkara yg dibutuhkan cepat adalah
kalau lama diputuskan akan menimbulkan kerugian bagi kita.

20/10/2023 pertemuan ke 5

Dalam hal membuat surat kuasa = membuat surat gugatan. Kenapa? Dalam surat kuasa tetap ada
pihak pihak, ada identitas dari kuasa dan penerima kuasa. Dalam surat kuasa, identitas jg harus jelas.
Disana ada kolom khusus. Yg perlu diperhatikan adalah khusus. Dalam kolom khusus ada 1 paragraf
kurang lebih, 1 paragraf itu artinya sangat penting, pentingnya disini ditulis untuk dan atas nama
pemberi kuasa utk mengajukan gugatan ke PTUN sehubungan dengan dikeluarkannya surat putusan
no (…) oleh (nama badan), misalkan gubernur (bukan orangnya), pemerintah prov jawa barat. Yang
Perlu diperhatikan disini ada 2:

1. Surat kuasa diberikan awal, artinya menyebutkan secara singkat surat keputusan yg
dipersoalkan. Kalau surat kuasa itu diberikan, maka yg diberikan adalah penerima kuasa di
Tengah perjalanan berarti SK dalam TUN tidak usah disebut. Jadi hanya menyantumkan no
register perkara maka sudah cukup.

Ketika sudah didaftar perkaranya, surat kuasa hanya mencantumkan nomor karena perkaranya
sudah berjalan. Itu yg paling mudah. Tapi apakah semua perkara didasarkan pada sudah di daftar
atau tidak? Tidak, bisa saja. Sama dengan kalau kita tergugat. Kalau surat kuasa tergugat, kita bisa
mengetahui kapan selaku tergugat Ketika dipanggil.

Kemudian surat kuasa dibawahnya itu ada bagian umum, artinya sudah umum tidak perlu diganti
ganti. Dalam bagian ini, sudah umum tidak perlu diganti ganti karena sudah memakai Bahasa umum.
Baru dibawahnya ada ttd pemberi dan penerima.

Bagaimana kalau misal surat kuasa di tangan pemberi kuasa tapi tidak di ttd penerima kuasa? Apakah
sah?

1. Surat kuasa itu adalah perjanjian


2. Surat kuasa itu perjanjian segi 2

Kenapa dikatakan bersegi 2? Dalam suatu perjanjian suatu saat perjanjian itu bermasalah, kalau mau
menyelesaikan masalah itu mekanismenya melalui pengadilan (tapi ribet)

Kapanpun surat kuasa bisa dicabut/dihentikan oleh siapapun antara penerima dan pemberi. Maka
dari itu perjanjian kuasa itu perjanjian segi 1.
Surat kuasa itu paling tidak harus memenuhi:

1. Identitas
2. Pengadilan
3. Kata khusus

Ada kriteria yg harus bisa dikatakan surat kuasa itu bisa dikatakan surat kuasa khusus, apakah sudah
memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan? Apa saja yg harus termuat dalam surat
kuasa?

01/12/2023

REPLIK DUPLIK

Berdasarkan pasal 100, alat bukti yg terdapat di dalam TUN ada 5:

1. Alat bukti surat


2. ahli
3. saksi
4. Pengakuan para pihak
5. Pengetahuan hakim

Apa itu surat? Memuat tulisan dan menggambarkan sesuatu agar yg menerima surat itu bisa paham
apa isinya.

Surat ada 3:

1. Akta otentik
2. Akta di bwh tangan (akta tdk otentik)
3. Surat lainnya

Apa itu akta otentik? Surat otentik? Surat yg dibuat oleh pejabat yg karna kewenangannya
berdasarkan UU membuat itu, karena kewenangannya berdasarkan UU. Jadi dia berhak membuat itu
karna UU. Contohnya:

1. Akta notaris
2. Akta kawin
3. Akta cerai
4. Akta kelahiran

Apa itu akta tidak otentik? Dibuat oleh para pihak yg ditarik para pihak (perjanjian para pihak).

Apa itu surat lainnya? Surat yg dibuat oleh pihak yg tadinya tidak diperuntukan utk barang bukti, tapi
suatu saat bisa jadi barang bukti.

TUGAS

Terserah dari pemggugat atau tergugat, buat daftar bukti (membuktikan apay g didalilkan). Jumlah
bukti bebas, formatnya ada di gugel.

Bawa hardcopy putusan.

Anda mungkin juga menyukai