DI SUSUN OLEH:
MUTIA FEBRIANI(230701069)
RESMA HANDIKA(230701001)
FAKULTAS HUKUM
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis telah mampu
menyelesaikan penulisan ini. Shalawat beriring salam kita sanjungkan
kepangkuan alam Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat
manusia dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan seperti yang
kita rasakan pada saat ini.
Keberhasilan penulis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka
oleh sebab itu penulis ingin mengatur ucapan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya terutama kepada dosen pembimbing yang telah bersusah
payah membimbing kami dalam membuat makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa apa yang disajikan ini masih terdapat
banyak kekurangan, baik menyangkut isi maupun penulisan. Kekurangan -
kekurangan tersebut terutama disebabkan kelemahan dan keterbatasan
pengetahuan serta kemampuan penulis sendiri. Hanya dengan kearifan dan
bantuan dari berbagai pihak untuk memberikan teguran, saran dan kritikan demi
kesempurnaan dengan harapan dapat berguna bagi penulis dan bagi pembaca.
1
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 3
BAB II PEMBAHASAN 4
A. Kesimpulan 16
B. Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ekonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata,
yakni oikos yang berarti rumah tangga dan nomos yang berarti ilmu.
Secara sederhana, ekonomi dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari bagaimana manusia mencukupi kebutuhan hidupnya.
Kegiatan ekonomi dalam Islam bersifat muamalah. Kegiatan muamalah
merupakan kegiatan-kegiatan yang menyangkut hubungan antar
manusia. Kegiatan ini sama halnya dengan transaksi, sebagaimana
muamalah transaksi juga banyak macamnya salah satunya yaitu sewa
menyewa. Kajian hukum Islam tentang mu āmalah secara garis besar
terkait dengan dua hal. Pertama mu āmalah yang berkaitan dengan
kebutuhan hidup yang bertalian dengan materi dan inilah yang
dinamakan dengan ekonomi. Sedangkan yang kedua, mu āmalah yang
terkait dengan pergaulan hidup yang dipertalikan oleh kepentingan moral
rasa kemanusiaan dan inilah yang dinamakan social.
B. Rumusan masalah
1. Bagaiimana pokok-pokok ajaran islam?
2. Bagaimana sumber ajaran islam?
3. Bagaimana ruang lingkup ajaran islam (tuhan, manusia, alam,
penciptaan dan keselamatan)?
1
4. Bagaimana karakteristik ajaran islam ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pokok-pokok ajaran islam
2. Untuk mengetahui sumber ajaran islam
3. Untuk mengetahui ruang lingkup ajaran islam (tuhan, manusia,
alam, penciptaan dan keselamatan)
4. Untuk mengetahui karakteristik ajaran islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
raganya hanya kepada Allah Ta’ala. Penyerahan diri seperti ini
ditandai dengan pelaksanaan terhadap apa yang Allah
perintahkan serta menjauhi segala laranganNya. Menunjukkan
makna penyerahan ini, Allah berfirman dalam al-Qur’an: (QS. An-
Nisaa: 125) 1
ن َو ٱَّتَبَع ِم َّلَة ِإۡب َٰر ِهيَم َحِنيٗف ۗا َو ٱَّتَخ َذ ٱُهَّللٞ َو َم ۡن َأۡح َس ُن ِد يٗن ا ِّمَّم ۡن َأۡس َلَم َو ۡج َه ۥُه ِهَّلِل َو ُهَو ُم ۡح ِس
ِإۡب َٰر ِهيَم َخ ِلياٗل
1
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh
Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Referensi : https://tafsirweb.com/1657-surat-an-nisa-ayat-125.html
4
maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka
dikembalikan.”
Oleh karena itulah, sebagai seorang muslim, hendaknya
kita menyerahkan diri kita dan tunduk kepada aturan Islam.
Karena dengan sikap tunduk patuh kepada apa yang di
perintahkan Allahn akan menjadikan hati kita tentram, damai
dan tenang.
c. Berasal dari kata Istaslama - Mustaslimun: penyerahan total
kepada Allah.
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman (QS. As-Shafat: 26)
َبۡل ُهُم ٱۡل َيۡو َم ُم ۡس َتۡس ِلُم وَن
Artinya: “Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri.”
Makna ini sebenarnya sebagai penguat makna Islam adalah
tunduk dan patuh. Karena sebagai seorang muslim, kita benar-
benar diminta untuk secara total menyerahkan seluruh jiwa dan
raga serta harta atau apapun yang kita miliki, hanya kepada Allah
Ta’ala. Dimensi atau bentukbentuk penyerahan diri secara total
kepada Allah adalah seperti dalam setiap gerak gerik, pemikiran,
tingkah laku, pekerjaan, kesenangan, kebahagiaan, kesusahan,
kesedihan dan lain sebagainya hanya kepada Allah Ta’ala.
Termasuk juga berbagai sisi kehidupan yang bersinggungan
dengan orang lain, seperti sisi politik, ekonomi, pendidikan,
sosial, kebudayaan dan lain sebagainya, semuanya dilakukan
hanya karena Allah dan menggunakan manhaj Allah.
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman (QS. al-Baqarah: 208)
ّوٞ َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا ٱۡد ُخ ُلوْا ِفي ٱلِّس ۡل ِم َك ٓاَّفٗة َو اَل َتَّتِبُعوْا ُخ ُطَٰو ِت ٱلَّشۡي َٰط ِۚن ِإَّن ۥُه َلُك ۡم َع ُد
نُّٞم ِبي
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu
ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut
5
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu.”
Masuk Islam secara keseluruhan berarti menyerahkan diri
secara total kepada Allah dalam melaksanakan segala yang
diperintahkan dan dalam menjauhi segala yang dilarang-Nya,
tanpa 10 kita memilih apa yang sesuai dengan selera kita.
Sehingga2 3totalitas dalam berIslam ini menunjukan kualitas dari
keIslaman kita.
d. Berasal dari kata ‘saliim’ ( )َسِلْيٌمyang berarti bersih dan suci.
Mengenai makna ini, Allah berfirman dalam Al-Qur’an (QS. Ash-
Shu’ara: 89):
3
Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin
Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Referensi : https://tafsirweb.com/8148-surat-as-saffat-ayat-26.
6
َم ا ُيِريُد ٱُهَّلل ِلَيۡج َعَل َع َلۡي ُك م ِّم ۡن َحَر ٖج َو َٰل ِكن ُيِريُد ِلُيَطِّهَر ُك ۡم َو ِلُيِتَّم ِنۡع َم َت ۥُه َع َلۡي ُك ۡم
َلَع َّلُك ۡم َتۡش ُك ُروَن
Artinya: "Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia
hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.”
e. Berasal dari ‘salam’ ( )َس اَل ٌمberarti selamat dan sejahtera
Allah berfirman dalam Al-Qur’an: (QS. Maryam: 47)
َقاَل َس َٰل ٌم َع َلۡي َۖك َس َأۡس َتۡغ ِفُر َلَك َر ِّبۖٓي ِإَّن ۥُه َك اَن ِبي َح ِفّٗي ا
Artinya: Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan
dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun
bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik
kepadaku.
Maknanya adalah bahwa Islam merupakan agama yang
senantiasa membawa umat manusia pada keselamatan dan
kesejahteraan. Karena Islam memberikan kesejahteraan dan juga
keselamatan pada setiap insan.
Adapun Pengertian Islam secara terminologis (istilah) Islam
berarti suatu nama bagi agama yang ajaran-ajarannya
diwahyukan Allah kepada manusia melalui seorang rasul. Ajaran-
ajaran yang dibawa oleh Islam merupakan ajaran manusia
mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Islam
merupakan ajaran yang lengkap, menyeluruh dan sempurna
yang mengatur tata cara kehidupan seorang muslim baik ketika
beribadah maupun ketika berinteraksi dengan lingkungannya.
Islam juga berisi hukum-hukum yang mengatur hubungan
manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia
dengan alam semesta. Agama yang diturunkan Allah ke muka
bumi sejak nabi adam sampai nabi muhammad saw adalah
agama Islam.
7
Dengan demikian Islam adalah agama Allah yang
diwahyukan kepada Rasul-rasul-Nya untuk diajarkankan kepada
manusia. Dibawa secara berantai (estafet) dari satu generasi ke
generasi selanjutnya dari satu angkatan ke angkatan berikutnya.
Islam adalah rahmat, hidayat, dan petunjuk bagi manusia dan
merupakan manifestasi dari sifat rahman dan rahim Allah swt.
Dalam Al Quran Allah berfirman:
ِإَّن ٱلِّد يَن ِع نَد ٱِهَّلل ٱِإۡل ۡس َٰل ُۗم َو َم ا ٱۡخ َتَلَف ٱَّلِذ يَن ُأوُتوْا ٱۡل ِكَٰت َب ِإاَّل ِم ۢن َبۡع ِد َم ا َج ٓاَء ُهُم ٱۡل ِع ۡل ُم
َبۡغ َۢي ا َبۡي َنُهۗۡم َو َم ن َيۡك ُفۡر َِٔباَٰي ِت ٱِهَّلل َفِإَّن ٱَهَّلل َس ِر يُع ٱۡل ِحَس اِب
Artinya: "Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah
hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah
4
diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan
kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara
mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah
maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya." (QS.
Al-Imran: 19)
َو َم ن َيۡب َتِغ َغ ۡي َر ٱِإۡل ۡس َٰل ِم ِد يٗن ا َفَلن ُيۡق َبَل ِم ۡن ُه َو ُهَو ِفي ٱٓأۡلِخ َرِة ِم َن ٱۡل َٰخ ِس ِريَن
Artinya: “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka
sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan
dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Al-Imran:
85)
2. Hakikat dan Tujuan Agama Islam
Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad.
Dengan agama inilah Allah menutup agama-agama sebelumnya. Itu
berarti hanya Islamlah agama yang diakui kebenarannya oleh Allah
Ta’ala. Kemudian Allah menyempurnakan agama ini bagi hamba-
hamba-Nya, dengan Agama Islam ini pula Allah menyempurnakan
4
Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin
Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Referensi : https://tafsirweb.com/8148-surat-as-saffat-ayat-26.html#
8
nikmat atas mereka. Allah hanya meridhoi Islam sebagai agama yang
harus mereka peluk. Oleh sebab itu tidak ada suatu agama pun yang
diterima selain Islam.
Hakikat beriman kepada Nabi adalah dengan cara membenarkan
apa yang beliau bawa dengan disertai sikap menerima dan patuh,
bukan sekedar pembenaran saja. Oleh sebab itulah maka Abu Thalib
tidak bisa dianggap sebagai orang yang beriman terhadap Rasul
walaupun dia membenarkan ajaran yang beliau bawa, bahkan dia
berani bersaksi bahwasanya Islam adalah agama yang terbaik.
Agama Islam ini telah merangkum semua bentuk kemaslahatan
yang diajarkan oleh agama-agama sebelumnya. Agama Islam yang
beliau bawa ini lebih istimewa dibandingkan agama-agama terdahulu
karena Islam adalah ajaran yang bisa diterapkan di setiap masa, di
setiap tempat dan di masyarakat manapun. Allah Ta’ala berfirman
kepada Rasulullah.
َو َأنَز ۡل َنٓا ِإَلۡي َك ٱۡل ِكَٰت َب ِبٱۡل َح ِّق ُمَص ِّد ٗق ا ِّلَم ا َبۡي َن َيَد ۡي ِه ِم َن ٱۡل ِكَٰت ِب َوُم َهۡي ِم ًنا َع َلۡي ِۖه
Artinya: “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan
membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya,
yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya)”
Sebagai dien yang membawa misi kebaikan, misi
berkesinambungan tentunya Islam menginginkan kebaikan yang
terus berlangsung, membawa kebaikan diatas bumi, sehingga bisa
dikatakan tujuan dari Islam adalah membawa kebahagiaan baik di
dunia maupun di akhirat dengan parameter kebenaran Islam. Dengan
mengikuti kebenaran Islam dan menjalankan Islam akan membawa
kebaikan untuk semua, Allah berfirman dalam Al Qur’an (QS. 6: 153)
َو َأَّن َٰه َذ ا ِص َٰر ِط ي ُم ۡس َتِقيٗم ا َفٱَّتِبُعوُۖه َو اَل َتَّتِبُعوْا ٱلُّسُبَل َفَتَفَّرَق ِبُك ۡم َعن َس ِبي ۚۦِلِه َٰذ ِلُك ۡم
َو َّص ٰى ُك م ِبِهۦ َلَع َّلُك ۡم َتَّتُقوَن
9
Artinya: “dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku
yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti
jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan
kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar
kamu bertakwa.”
Mengikuti dan menjalankan Islam akan membawa kebaikan
sebaliknya mengikuti ajaran selain Islam akan membawa kerusakan,
dengan demikian apa yang di perintahkan atau apa yang dilarang
Allah dalam syari’at-syariatnya akan membawa maslahat untuk apa
yang ada di bumi. Menjalankan Islam secara utuh akan selalu
terbimbing dalam kebaikan, baik ketika dalam kondisi susah atau
senang.
3. Fungsi Islam
Islam sebagai parameter kebenaran mengandung didalamnya
kabar gembira maupun peringatan. Kabar gembira tentang kebaikan
dan balasan akan kebaikan, peringatan tentang keburukan/dosa dan
balasan 5akan keburukan/dosa. Dengan ajaran serta syariat Islam
keselarasan hidup manusia akan terjaga, akan membimbing manusia
kedalam kebaikan serta terjauh dari hal-hal yang sifatnya tidak baik,
dengan demikian Islam adalah sumber dari kebaikan, sumber dari
nilai, sumber dari parameter kebaikan. syari’at-syariat serta
hokumhukum yang ada dalam Islam membawa keselarasan, antara
lain:
a. Memelihara Agama
Memelihara agama berarti menjaga Islam agar tetap suci,
tidak bercampur dengan ajaran-ajaran lain yang dapat
5
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin
Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
Referensi : https://tafsirweb.com/2277-surat-al-anam-ayat-153
10
merusaknya. Ajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang
disampaikan kepada umatnya, harus benar-benar dijaga agar
tetap lestari. Kewajiban orang beriman adalah menjaga agar
ajaran Islam tidak tertukar antara tauhid dan syirik, antara sunah
dan bid’ah, antara taat dan maksiat. Untuk menjaganya itu, Allah
Ta’ala. menurunkan sejumlah (syariat) sebagai benteng agar
agama tetap sempurna. Bentuk dari memelihara agama ini
adalah adanya perintah menjalankan agama, perintah sholat,
perintah zakat dan lain sebagainya, namun disamping perintah
menjalankan agama, Allah juga memberikan peringatan bagi
orang yang lalai terhadap agama. Peringatan dan perintah
tersebut adalah dalam kerangka memelihara agama dan
beragama orang Islam.
b. Memelihara Jiwa.
Memelihara jiwa atau hifzhun nafsi adalah memelihara
nyawa manusia. Kaitannya dengan hal ini, syariat Islam banyak
mengatur agar sesama manusia saling menghormati, saling
melindungi dan tidak saling menyakiti apalagi sampai saling
membunuh. Tak hanya itu, syariat Islam juga memberikan
tuntunan dalam mengambil langkah hukum, seandainya terjadi
tindakan yang dapat mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang.
Sebab dalam Islam, nyawa menjadi bagian hak setiap orang yang
keberadaannya sangat dilindungi dan dihormati. Syariat Islam
dengan tegas melarang tindakan-tindakan yang dapt melukai
apalagi sampai menghilangkan nyawa orang.
c. Memelihara Keturunan.
Untuk mencapai tujuan ini, Syariat Islam mengatur
hubungan manusia dengan sesamanya, teruatama hubungan
dengan lawan jenis. Hal itu kemudian melahirkan aturan
11
pernikahan, bahwa hubungan manusia dengan lawan jenis tidak
dapat dilakukan secara sembarangan, tetapi ada ketentuan-
ketentuan yang harus diikuti. Hal ini sangat berbeda dengan
tradisi yang berlaku pada masa sebelum Islam. Hubungan
manusia dengan lawan jenis diatur dengan aturan yang sangat
merugikan salah satu pihak, baik lakilaki terutama pihak
perempuan. Syariat Islam hadir dengan tujuan agar manusia
meiliki keturunan yang kehormatannya terjaga, hak-haknya
terpenuhi, demikian juga agamanya terjaga. Selain itu, larangan
berzina menjadi bagian syariat Islam yang Allah SWT turunkan
untuk mencapai tujuan ini.
d. Memelihara Harta
Allah dan rasul-Nya dengan tegas menyebut bahwa harta
seseorang haram bagi orang lain. Hal itu mengakibatkan
terlarangnya mengambil harta orang lain dengan cara yang tidak
sah. Perpindahan harta dari seseorang kepada orang lain harus
melalui transaksi yang jelas, yaitu transaksi yang dibenarkan
Allah SWT. Terkait dengan hal ini, lahirlah sejumlah aturan
muamalah seperti jual beli, pinjam meminjam, sewa, upah,
gadai, mudharabah, dan lain sebagainya. Pada saat yang sama,
Allah SWT dan Rasul-Nya secara tegas melarang praktik riba.
e. Memelihara Akal 6
Adapun untuk memelihara akal, syariat Islam memberikan
sejumlah aturan. Islam melarang beberapa hal yang dinilai dapat
merusak akal. Hal itu antara lain dengan lahirnya larangan
meminum khamar atau minuman keras dan sejenisnya, karena
hal itu dapat merusak akal. Demikian juga dengan melihat obyek
12
yang termasuk pornografi dan pornoaksi yang dapat memicu
rusaknya akal.
B. Sumber Ajaran Islam
Sumber ajaran Islam adalah sumber yang menjadi muara ajaran
Islam, hal ini berbeda dengan sumber hukum Islam, sumber pokok ajaran
Islam adalah Al Qur’an dan al hadis, kedua sumber ajaran Islam ini tidak
bisa di pilih salah satu dari keduanya. Tidak dibenarkan juga hanya
mengambil dari Al-Qur’an namun menolak hadis. Diantara ayat yang
menerangkan tentang keberadaan Al Qur’an antara lain dalam surat al-
Baqarah ayat 2.
َٰذ ِلَك ٱۡل ِكَٰت ُب اَل َر ۡي َۛب ِفيِۛه ُهٗد ى ِّلۡل ُم َّتِقيَن
Artinya: Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk
bagi mereka yang bertakwa,
َتَباَر َك ٱَّلِذ ي َنَّز َل ٱۡل ُفۡر َقاَن َع َلٰى َع ۡب ِدِهۦ ِلَيُك وَن ِلۡل َٰع َلِم يَن َنِذ يًرا
Artinya: Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al
Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan
kepada seluruh alam. (QS. Al-Furqan: 1)
ِإَّنا َنۡح ُن َنَّز ۡل َنا ٱلِّذ ۡك َر َو ِإَّنا َل ۥُه َلَٰح ِفُظوَن
Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr: 9)
7
7
Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin
Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Referensi : https://tafsirweb.com/177-surat-al-baqarah-ayat-2.
8
Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin
Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Referensi : https://tafsirweb.com/6257-surat-al-furqan-ayat-1.
13
Aqidah menurut Bahasa berarti ikatan, kepercayaan atau
keyakinan yang kuat. Sedangkan menurut istilah adalah iman yang
teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang
meyakininya. Jadi aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh
bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban,
bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-
Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan
buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang
prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara ghaib, beriman
kepada apa yang menjadi ijma’ (consensus) dari Salafush shalih, serta
seluruh berita-berita qath’I (pasti), baik secara ilmiah maupun secara
amaliyah yang telah ditetapkan menurut al-Qur’an dan As-Sunnah
yang shahih serta ijma’ Salafush shalih.
2. Ibadah
Ibadah berasal dari kata العبدyang berarti hamba, kemudian dari
kata ini muncul kata العبادةyang berarti memperlihatkan /
mendemonstrasikan ketundukan dan kehinaan. Secara istilah ibadah
berarti usaha menghubungkan dan mendekatkan diri kepada Allah
sebagai Tuhan yang disembah.
Ulama fiqh mendefinisikan ibadah sebagai ketaatan yang
disertai dengan ketundukan dan kerendahan diri kepada Allah Ta’ala.
Redaksi lain menyebutkan bahwa ibadah adalah semua yang
dilakukan atau dipersembahkan untuk memperoleh keredhoan Allah
dan mengharapkan imbalan pahala-Nya di akhirat kelak.
3. Akhlak
Akhlak merupakan bentuk jama’ dari al-khuluk yang berarti
kekuatan jiwa dan perangai yang dapat diperoleh melalui pengasahan
mata bathin. Dari pengertian lughawi ini, terlihat bahwa akhlak dapat
diperoleh dengan melatih mata bathin dan ruh seseorang terhadap
14
hal yang baik-baik. Dengan demikian dari pengetian lughawi ini
tersirat bahwa pemahaman akhlak lebih menjurus pada perbuatan-
perbuatan terpuji. Konsekuensinya adalah bahwa perbuatan jahat
dan melenceng adalah perbuatan yang tidak berakhlak.
Secara istilah akhlak berarti tingkah laku yang lahir dari manusia
dengan sengaja, tidak dibuat-buat dan telah menjadi kebiasaan. Dari
pengetian ini terlihat sinergisitas antara makna akhlak dengan al-
Khalq yang berarti penciptaan, dimana makna kedua kata ini berasal
dari akar kata yang sama. Dengan demikian pengertian ini
menggambarkan bahwa akhlak adalah hasil kreasi manusia yang
sudah dibiasakan dan bukan datang dengan spontan begitu saja,
sebab ini ada kaitannya dengan al-khalq yang berarti mencipta. Maka
akhlak adalah sifat, karakter dan perilaku yang sudah dibiasakan.
4. Mu’amalah
Secara etimologi muamalah bermakna saling berbuat. Kata ini
menggambarkan suatu aktifitas yang dilakukan seseorang dengan
orang lain atau beberapa orang dalam memenhi kebutuhan masing-
masing. Secara terminology kata ini lebih di kenal dengan istilah fiqh
Muamalah, yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan tindak-tanduk
manusia dalam persoalan-persoalan duniawi.
Satu hal yang perlu ditekankan adalah bahwa tidak boleh ada
sesuatupun dari tindak tanduk manusia yang lari dari prinsip-prinsip
ketuhanan, termasuk dalam masalah muamalah dalam berinteraksi
dengan sesamanya untuk memenuhi kehidupannya masing-masing.
Walau semua itu diatur hanya secara global namun Allah telah
memberikan konsep dan prinsip-prinsip umum bagi manusia dalam
berhubungan dengan sesamanya. Dengan demikian, maka seluruh
aktivitas dan tindak-tanduk manusia harus sesuai, menjurus dan
15
sinergis dengan apa yang telah ditetapkan di dalam nash al-Qur’an
maupun Hadis.
D. Karakteristik Ajaran Islam
16
6. Al-Wudhuh: Konsepnya yang jelas. Kejelasan konsep membuat
umatnya tidak bingung dalam memahami dan mengamalkan ajaran
Islam.
7. Al-Jamu Baina Ats-Tsabat wa Al-Murunah: Ajaran Islam yang
permanen dan fleksibel. Permanen maksudnya tidak bisa diganggu
gugat. Misalnya, shalat lima waktu yang harus di kerjakan, tapi
dalam melaksanakannya ada ketentuan yang bisa fleksibel, bila
seorang muslim sakit dia bisa shalat dengan duduk atau berbaring.
Namun dalam pelaksanaanya bukan berarti kebenaran Islam tidak
mutlak, tapi yang fleksibel adalah pelaksanaannya.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam dalam pengertian bahasa berasal dari tiga kata yaitu sin
lam dan mim, dilihat dari serapannya kata Islam berasal dari kata
dasar اسالما- يسلم- اسلمatau masdhar dari kata اسلم – يسلمyang berarti
tunduk, patuh, taat. Sedangkan dalam Al Qur’an kata Islam disebut
dalam konotasi beberapa makna antara lain:
Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad.
Dengan agama inilah Allah menutup agama-agama sebelumnya. Itu
berarti hanya Islamlah agama yang diakui kebenarannya oleh Allah
Ta’ala. Kemudian Allah menyempurnakan agama ini bagi hamba-
hamba-Nya, dengan Agama Islam ini pula Allah menyempurnakan
nikmat atas mereka. Allah hanya meridhoi Islam sebagai agama yang
harus mereka peluk. Oleh sebab itu tidak ada suatu agama pun yang
diterima selain Islam.
Sumber ajaran Islam adalah sumber yang menjadi muara ajaran
Islam, hal ini berbeda dengan sumber hukum Islam, sumber pokok
ajaran Islam adalah Al Qur’an dan al hadis, kedua sumber ajaran Islam
ini tidak bisa di pilih salah satu dari keduanya Pemahaman kita
terhadap ajaran Islam secara syamil (menyeluruh) dan kamil
(sempurna) menjadi satu keharusan..
B. Saran
18
Demikian makalah yang kami buat, semoga bermanfaat bagi kita
semua dan menambah pengetahuan kita tentang dasar-dasar pendidikan
Islam, dan tentunya makalah yang kami buat jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu kritik dan saran dari teman-teman sangat dan sungguh kami harapkan.
Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
19
Al-Zuhayli, Wahbah. Ushul al-Fiqh al-Islami, Beirut: Dar al-Fikr, 1406 H/ 1986.
Arifin HM. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara, 1987.
Ash-Shiddieqy, Hasby. Sejarah dan Pengantar Ilmu Alquran/ Tafsir, Jakarta: Bulan
Bintang, 1974.
Azami, Muhammad Mustafa. Studies in Hadith Methodology and Literature,
Idianapolis, Indiana: American Trust Publications, 1413 H.
Baidan, Nashruddin. Metodologi Penafsiran Alquran, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1998.
20