Anda di halaman 1dari 14

LEGAL MEMORANDUM

Kepada : BNI Cabang Purwokerto

Dari : Fitriyani, S.H., M.H.

Perihal : Pendapat Hukum atas Penyelesaian Kredit Macet yang dilakukan oleh
Ahmad Daroji terhadap Bank BNI

A. Kasus Posisi

Pada tanggal 24 September 2007 Ahmad Daroji mengajukan Pinjaman kredit ke BNI
Cabang Purwokerto untuk membuka usaha bahan - bahan bangunan. Pada tanggal 24
September 2007 pula dilakukan perjanjian kredit, BNI meminjamkan uang sebesar
Rp.150.000.000 (seratus lima puluh juta) kepada Ahmad Daroji, dalam jangka waktu
pelunasan satu tahun terhitung sejak tanggal 24 September 2007 - 23 September 2008.
Sebagai jaminan atas pinjaman kredit Ahmad Daroji menyerahkan SHM (sertipikat hak
milik) dua buah kavling beserta bangunan toko yang ada diatasnya yang akan dibeli Ahmad
Daroji dengan uang pinjaman tersebut dan telah disetujui BNI. Dengan uang pinjaman dan
tambahan uang pribadi, Ahmad Daroji membeli dua kavling milik Darmanto yang terletak
di jalan Manggis No. 25-26 Purwokerto tepat dibelakang Klinik Bersalin milik PEMDA
setempat, dengan rincian sebagai berikut :

1. Tanah seluas 50 m2 dengan hak milik beserta bangunan diatasnya senilai


Rp.75.000.000,
2. Tanah seluas 100 m2 dengan hak milik beserta bangunan diatasnya senilai
Rp.100.000.000,-

Kedua bidang kavling tersebut kemudian diikat dengan Sertifikat Hak Tanggungan
(sekaligus dijadikan jaminan). Setelah satu tahun jangka waktu berakhir Ahmad Daroji
belum dapat mengembalikan pinjaman tersebut. Sebagai jalan keluar BNI bersedia
memberikan kredit kedua sebesar Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dalam jangka
waktu pelunasan 1 tahun, terhitung mulai tanggal 24 September 2008 - 23 September 2009
yang langsung dipotong Rp150.000.000,- (seratus lima puluh juta), beserta bunga 1,5%
setiap bulan dengan total potongan keseluruhan Rp.177.000.000,- (seratus tujuh puluh
tujuh juta), untuk melunasi kredit yang pertama dan diletakkan pula Sertifikat Hak
Tanggungan diatasnya sisa uang tersebut diberikan kepada Ahmad Daroji Sebesar Rp.
23.000.000,- (dua puluh tiga juta rupiah).

Perjanjian kredit kedua berakhir Ahmad Daroji belum juga dapat melunasi hutangnya.
Dengan mengingat nilai kedua tanah dan bangunan yang ada, pihak BNI masih
memberikan kelonggaran waktu pelunasan dengan memperpanjang kredit satu tahun
berikutnya, terhitung sampai tanggal 23 September 2010. Berdasarkan rencana tata ruang
PEMDA ternyata tanah milik Ahmad Daroji termasuk kawasan pengembangan Rumah
Sakit.

Selanjutnya tanggal 17 Mei 2010 Panitia Pengadaan Tanah beserta aparat Pemda
memberikan ganti rugi sebesar Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), Panitia Pengadaan
tanah kesulitan menemukan Ahmad Daroji, sehingga uang tersebut dititipkan kepada
Pengadilan Negri Purwokerto. Mengetahui uang ganti rugi dititipkan di Pengadilan Negeri.
Ahmad Daroji menghubungi BNI dan menyatakan bahwa tanah dan bangunan dibebaskan
dan berubah dalam bentuk uang. Ahmad Daroji menyatakan pula kepada BNI bahwa uang
yang dititipkan itu adalah untuk pelunasan hutangnya, dan sejak saat itu Ahmad Daroji
tidak mau lagi membayar hutangnya lagi dan meminta BNI mengeluarkan surat pelunasan
hutang.

B. Legal Question

1. Sejak kapan Ahmad Daroji dapat dikatakan melakukan wanprestasi?


2. Bagaimana kedudukan pemegang hak tanggungan terhadap objek hak tanggungan
dengan dibebaskannya tanah tersebut?
3. Apakah Panitia Pengadaan Tanah dapat menitipkan uang pembebasan tanah ke PN?
4. Apakah pihak Bank BNI dapat meminta sisa pelunasan hutang Ahmad Daroji
kepada Pemerintah Daerah?
5. Apakah ganti kerugian itu dapat dijadikan sebagai pelunasan terhadap hutang
Ahmad Daroji walaupun nilai kreditnya lebih kecil?
C. Ringkasan Jawaban

1. Ahmad Daroji dinyatakan wanprestasi apabila telah melewati batas waktu yang
telah diperjanjikan, dalam posisi kasus Ahmad Daroji tidak dapat melunasi
hutangnya sesuai tenggang waktu yang telah ditentukan dan apabila telah
diterbitkan somasi maka Ahmad Daroji dapat dikategorikan telah melakukan
wanprestasi, berdasarkan Pasal 1238 KUHPerdata.
2. Kedudukan pemegang hak tanggungan terhadap objek hak tanggungan dengan
dibebaskannya tanah milik debitur menjadi hapus tetapi hal tersebut tidak
menyebabkan hapusnya utang yang dijamin dengan hak tanggungan tersebut.
Kreditur menjadi kreditur konkuren yang hanya dijamin dengan SKMHT. Alasan
hapusnya Hak Tanggungan yang disebabkan karena hapusnya hak atas tanah yang
dibebani Hak Tanggungan meliputi keberadaan dari bidang tanah tertentu yang
dijaminkan. Selain itu, mengenai hapusnnya Hak Tanggungan karena hapusnya hak
atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan adalah logis, karena keberadaan suatu
Hak Tanggungan hanya mungkin bila telah atau masih ada objek yang dibebani
dengan Hak Tanggungan itu.
3. Panitia Pengadaan Tanah tidak dapat menitipkan uang ganti rugi tanah milik
Ahmad Daroji kepada Pengadilan Negeri Purwokerto dengan alasan pemegang hak
sulit ditemukan, namun demikian Ahmad Daroji berhak atas uang ganti rugi karena
Ahmad Daroji telah melepaskan hubungan hukum tanahnya secara sukarela kepada
Pemerintah Daerah.
4. Pihak BNI tidak dapat meminta sisa pelunasan hutang Ahmad Daroji kepada
Pemerintah Daerah karena pihak yang berhutang adalah Ahmad Daroji dengan
pihak BNI Cabang Purwokerto. Sisa hutang tersebut hanya dapat dimintakan atau
ditagih kepada Ahmad Daroji terhadap harta miliknya baik yang ada maupun harta
yang akan ada dikemudian hari (Pasal 1331 KUHPerdata).
5. Ahmad Daroji tidak dapat menyatakan uang ganti kerugian itu sebagai pelunasan
utang dan minta pelunasan utang kepada BNI, tapi uang ganti rugi tersebut hanya
dapat dipergunakan pembayaran sebagian utang yang timbul dari perjanjian kredit
antara BNI dan Ahmad Daroji.
D. Legal Audit

1. Pengaturan tentang BNI menyatakan bahwa Ahmad Daroji telah melakukan


wanprestasi:
a) Pasal 1 UU No. 1 tahun 1960
Bahwa dijelaskan Hak Milik dapat dijadikan sebagai jamian pelunasan
hutang dengan dibebani Hak Tanggungan.
b) Pasal 1 UU Hak Tanggungan
"Hak Tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan
tanah, yang selanjutnya disebut Hak Tanggungan, adalah hak jaminan yang
dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu
kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang
memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap
kreditor-kreditor lain."
c) Pasal 10 UU Hak Tanggungan
Hak tanggungan dijaminkan untuk pelunasan hutang dan Hak Tanggungan
tersebut harus di daftarkan kepada Pejabat Pembuat Akta Tanah untuk
dibuatkan sertifikat Hak Tanggungan.
d) Pasal 18 ayat 4 UU Hak Tanggungan
Hapusnya hak tanggungan karna hapusnya hak atas tanah yang dibebani
Hak Tanggungan.
e) Pasal 1234 KUHPerdata
Tiap-tiap perikatan yang dibuat itu untuk memberi sesuatu, berbuat sesuatu
dan untuk tidak berbuat sesuatu.
f) Pasal 1238 KUHPerdata
Pernyataan lalai bagi Debitur apabila, ketika dia sudah diberikan suatu surat
perintah telah dinyatakan lalai berdasarkan lewatnya jangka waktu yang
telah ditentukan. Yang menyatakan bahwa debitur wanprestasi.
g) Pasal 1239 KUHPerdata
Ketika debitur dinyataan wanprestasi maka debitur harus memberikan
penggantian biaya, rugi dan bunga.
h) Pasal 1243 KUHPerdata
Penggantian biaya, rugi dan bunga karna debitur wanprestasi baru dapat
dilakukan apabila dalam jangka waktu yang telah di lampauinya.
i) Pasal 1267 KUHPerdata
Memperkuat tanggung jawab debitur, apabila debitur wanprestasi.
2. Pengaturan tentang kedudukan pemegang Hak Tanggungan terhadap objek Hak
Tanggungan dengan dibebaskannya tanah tersebut:
a) Pasal 18 UU Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah
Beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah
1) HakTanggungan hapus karena hal-hal sebagai berikut:
• hapusnya utang yang dijamin dengan Hak Tanggungan;
• dilepaskannya Hak Tanggungan oleh pemegang Hak
Tanggungan;
• pembersihan Hak Tanggungan berdasarkan penetapan
peringkat oleh Ketua Pengadilan Negeri;
• hapusnya hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan.
2) Hapusnya Hak Tanggungan karena dilepaskan oleh pemegangnya
dilakukan dengan pemberian pernyataan tertulis mengenai
dilepaskannya Hak Tanggungan tersebut oleh pemegang Hak
Tanggungan kepada pemberi Hak Tanggungan.
3) Hapusnya Hak Tanggungan karena pembersihan Hak Tanggungan
berdasarkan penetapan peringkat oleh Ketua Pengadilan Negeri
terjadi karena permohonan pembeli hak atas tanah yang dibebani
Hak Tanggungan tersebut agarhak atas tanah yang dibelinya itu
dibersihkan dari beban Hak Tanggungan sebagaimana diatur dalam
Pasal 19.
4) Hapusnya Hak Tanggungan karena hapusnya hak atas tanah yang
dibebankan Hak Tanggungan tidak menyebabkan hapusnya utang
yang dijamin.
3. Pengaturan tentang Panitia Pengadaan Tanah yang telah menitipkan uang
pembebasan tanah ke PN:
a) Peraturan Presiden Nomor 36 tahun 2005 Pasal 16 ayat I dan ayat 2
Pasal 16 ayat 1 :
“Ganti rugi diserahkan langsung kepada pemegang hak atas tanah atau yang
berhak sesuai dengan peraturan perundang-undangan; atau nadzir bagi
tanah wakaf”
b) Pasal 16 ayat 2 :
“Dalam hal tanah, bangunan, tanaman, atau benda yang berkaitan dengan
tanah dimiliki bersama-sama oleh beberapa orang, sedangkan satu atau
beberapa orang pemegang hak atas tanah tidak dapat ditemukan, maka ganti
rugi yang menjadi hak orang yang tidak dapat ditemukan tersebut.”
c) Pasal 1393 KUHPerdata
“Pembayaran harus dilakukan di tempat yang ditetapkan dalam perjanjian,
jika dalam perjanjian tidak ditetapkan suatu tempat, maka pembayaran
mengenai suatu barang yang sudah ditentukan, harus terjadi di tempat
barang itu berada sewaktu perjanjian dibuat.”
4. Pengaturan tentang pihak Bank BNI meminta sisa pelunasan hutang Ahmad Daroji
kepada Pemerintah Daerah:
a) Pasal 1131 KUHPerdata
Segala kebendaan si berhutang, baik yang bergerak maupun yang tak
bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian
hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan.
b) Pasal 1404 KUHPerdata
Jika si berpiutang menolak pembayaran, maka si berutang dapat melakukan
penawaran pembayaran tunai apa yang diutangnya, dan jika si berpiutang
menolaknya, menitipkan uang atau barangnya kepada Pengadilan.
Penawaran yang sedemikian, diikuti dengan penitipan, membebaskan si
berutang dan berlaku baginya sebagai pembayaran, asal penawaran itu telah
dilakukan dengan cara menurut undang-undang; sedangkan apa yang
dititipkan secara itu tetap atas tanggungan si berpiutang.
c) Pasal 2 ayat (1) dan (2) Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 jo
Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006:
Ayat 1 :
Pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum
oleh pemerintah atau pemerintah daerah dilaksanakan dengan cara
pelepasan atau penyerahan hak atas tanah.
Ayat 2 :
Pengadaan tanah selain bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan
umum oleh pemerintah atau pemerintah daerah dilakukan dengan jual beli,
tukar menukar, atau cara lain yang disepakati secara sukarela oleh pihak-
pihak yang bersangkutan.
5. Ganti kerugian itu dapat dijadikan sebagai pelunasan hutang Ahmad Daroji
walaupun nilai kredit lebih kecil.
a) Pasal 1131 KUHPerdata
Pasal ini relevan dengan sejauh mana harta debitur dapat diambil untuk
menjadi jaminan pelunasan hutang. Apabila pada saat ini Ahmad Daroji
belum memiliki uang untuk mebayar hutangnya, maka ketika Ahmad daroji
memiliki uang dikemudian hari, uang tersebut akan dijadikan dalam
pelunasan hutangnya.
b) Pasal 1320 KUHPerdata
Pasal ini relevan untuk apakah perjanjian antara BNI dan Ahmad Daroji
memenuhi syarat-syarat untuk sahnya perjanjian.
c) Pasal 1321 KUHPerdata
Perjanjian pokok peminjaman uang tersebut tidak sah apabila dilakukan
dengan kekhilafan, penipuan atau bahkan dengan paksaan.
d) Pasal 1338 KUHPerdata
Tentang akibat dari sahnya suatu perjanjian,sahnya perjanjian yang dibuat
oleh ahmad daroji dan pihak BNI, mengakibatkan perjanjian yang dibuat
berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya.
e) Pasal 1393 KUHPerdata
Pasal ini menerangkan tentang tempat pembayaran mana yang harus
ditentukan dalam pembayaran hutang. Tempat pembayaran hutang
seharusnya dapat dilakukan di tempat perjanjian hutang tersebut dilakukan
atau apabila kreditur masih diam dalam keadaanya maka dapat dilakukan di
tempat kreditur.
f) Pasal 1397 KUHPerdata
Relevansi dengan pembayaran bunga. Apabila pembayaran yang dilakukan
tidak mencukupi untuk melunasi hutangnya maka pembayaran dilakukan
untuk melunasi bunganya terlebih dahulu.
g) Pasal 1 angka 11 UU No. 10 tahun 1998
Menjelaskan tentang pengertian Kredit. Di dalam perjanjian kredit tersebut
dijelaskan bahwa kredit merupakan kesepakatan pinjam-meminjam antara
bank dengan pihak lain. Yang mewajibkan debitur melunasi hutangnya
tersebut dalama jangka waktu yang telah ditentukan.
h) Pasal 8 UU No. 8 tahun 1998
Pasal ini relevan dengan Bank dalam memberikan kredit itu sudah
mengetahui bahwa debitur tersebut beritikad baik dan memiliki kewajiban
untuk membayarkan hutangnya.
i) Pasal 1765 KUHPerdata
Pasal ini menjelaskan bahwa boleh diadakannya suatu bunga terhadap
perjanjian pinjam-meminjam.
j) Pasal 1767 KUHPerdata
Bunga itu dapat ditentukan oleh UU maupun sudah ditentukan secara
tertulis didalam suatu perjanjian tersebut.

E. Legal Opinion

1. Bahwa Ahmad Daroji menyatakan uang penggantian tersebut dibayarkan sebagai


pelunasan hutang tersebut dan tidak mau membayarkan hutangnya lagi. Uang
penggantian pembebasan tanah milik Ahmad Daroji hanya sebesar
Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) sedangkan hutangnya mencapai
Rp.262.400.000,- (dua ratus enam puluh dua juta empat ratus) yang dihitung pada
saat diberikan kredit pertama hingga kredit kedua termasuk bunganya. Maka ketika
pembayaran yang dilakukan tidak mencukupi untuk melunasi hutang maka
pembayaran dilakukan untuk melunasi bunganya terlebih dahulu, sesuai yang diatur
dalam pasal 1397 KUHPerdata. Boleh diberlakukannnya bunga atas suatu pinjaman
terhadap barang yang habis karna pemakaiannya dan bunga tersebut sudah
ditetukan didalam UU dan ditentukan didalam perjanjian tersebut. Diatur didalam
pasal 1765 dan 1767 KUHPerdata. Berdasarkan hal tersebut, uang milik Ahmad
Daroji hanya dapat dibayarkan sebagai pelunasan bunganya dulu dan masih
menyisakan hutang pokoknya karna uang miliknya tidak mencukupi.

Berdasarkan pernyataan Ahmad Daroji hal tersebut sangat merugikan pihak BNI
yang berlaku sebagai kreditur. Ahmad Daroji sudah telat dalam membayarkan
hutangnya dan ketika membayar pun juga masih belum cukup untuk melunasi
seluruh hutangnya. Maka Ahmad Daroji agar tetap melaksanakan kewajibannya.
Hal pertama yang seharusnya dilakukan oleh BNI memperingatkan kepada debitur
bahwa debitur lalai dengan memberikan surat peritah atau akta sejenis tersebut.
Dengan munculnya surat tersebut, pada saat itu juga debitur dinyatakan
wanprestasi, sesuai yang dijelaskan dalam pasal 1238 KUHPerdata. Ahmad Daroji
dinyatakan wanprestasi karena berdasarkan kasus diatas, Ahmad Daroji sudah telat
dan tidak membayarkan hutangnya sampai jangka waktu yang telah ditentukan
hingga objek hak tanggungan tersebut musnah. Sesuai yang ditentukan dalam
hukum perdata ketika seseorang dalam hal ini Ahmad Daroji tidak berprestasi dan
bahkan telat berprestasi maka Ahmad Daroji dapat dinyatakan sebagai wanprestasi.

Konsekuensi Ahmad Daroji sebagai seorang yang wanprestasi dalam


penyelesaiannya yaitu Ahmad Daroji tetap harus membayarkan kewajibannya yaitu
melunasi hutangnya. Apabila dia tetap menyangkal, tidak memiliki harta benda lagi
untuk membayarkan hutangnya maka berdasarkan pasal 1131 KUHPerdata, harta
debitur yang ada dan yang akan ada dapat menjadi pelunasan hutang tersebut, dan
kewajiban memberikan penggantian biaya, rugi beserta bunganya, hal tersebut baru
dapat dilakukan apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan si debitur tetap
tidak berprestasi. Sesuai yang diatur dalam pasal 1239 dan 1234 KUHPerdata.

Berdasarkan pasal 1131 KUHPerdata, maka untuk pelunasan hutangnya bisa


sampai mengambil harta pribadinya debitur. Kreditur dapat melakukan hal tersebut
dengan mengajukan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri. Sehingga ketika
kreditur sudah memiliki kekuatan hukum yang tetap eksekusi dapat segera
dilakukan. Berdasarkan pasal 1267 KUHPerdata, yaitu untuk memperkuat
tanggung jawab Debitur apabila Debitur wanprestasi.

2. Berdasarkan Pasal 18 Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah
Beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah, kedudukan pemegang hak
tanggungan terhadap objek hak tanggungan dengan dibebaskannya tanah milik
debitur menjadi hapus tetapi hal tersebut tidak menyebabkan hapusnya utang yang
dijamin dengan hak tanggungan tersebut. Kreditur menjadi kreditur konkuren yang
hanya dijamin dengan SKMHT, yang artinya pelunasan sisa hutang debitur kepada
BNI sama dengan kreditur lainnya, jadi apabila ada penjualan benda-benda debitur
dari harta yang akan ada dikemudian hari tidak harusmendahulukan pelunasan sisa
hutang kepada BNI. Alasan hapusnya Hak Tanggungan yang disebabkan karena
hapusnya hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan tidak lain dan tidak bukan
adalah sebagai akibat tidak terpenuhinya syarat objektif sahnya perjanian,
khususnya yang berhubungan dengan kewajiban adanya objek tertentu, yang salah
satunya meliputi keberadaan dari bidang tanah tertentu yang dijaminkan. Selain itu,
mengenai hapusnnya Hak Tanggungan karena hapusnya hak atas tanah yang
dibebani Hak Tanggungan adalah logis, karena keberadaan suatu Hak Tanggungan
hanya mungkin apabila telah atau masih ada objek yang dibebani dengan Hak
Tanggungan itu. Objek dari Hak Tanggungan adalah hak-hak atas tanah yang
berupa Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai atas
tanah negara. Karena itu Hak Tanggungan akan hapus apabila hak-hak atas tanah
itu hapus atau berakhir.
3. Karena terjadinya perluasan Rumah Sakit tersebut, PEMDA memberikan ganti rugi
atas pembebasan tanah untuk pembangunan Rumah Sakit karena Ahmad Daroji
tidak ditemukan kemudian uang tersebut dititipkan di Pengadilan Negeri
Purwokerto. Seharusnya Panitia Pengadaan Tanah tidak dapat menitipkan uang
ganti rugi tanah milik Ahmad Daroji ke PN, dengan alasan pemegang hak sulit
ditemukan, berdasarkan pasal 16 ayat 1 dan ayat 2 PP No.36 tahun 2005 yang
menyatakan bahwa ganti rugi tersebut harus diserahkan langsung oleh pemegang
hak atas tanah tersebut. Ketika pemegang hak atas tanah tersebut terdiri lebih dari
satu orang dan satu orang atau beberapa anggotanya tidak dapat diketemukan maka
hal ganti rugi tersebut boleh dititipkan kepada PN. Sedangkan kasus tersebut,
pemegang hak atas tanah hanya terdiri dari satu orang saja maka seharusnya ganti
rugi tersebut langsung diberikan kepada Ahmad Daroji. Hal tersebut seharusnya
tidak boleh dilakukan, penggantian pembebasan tanah tersebut harusnya diberikan
langsung kepada pemiliknya, bukan dititipkan ke Pengadilan Negeri Purwokerto
atas alasan apapun. Demikian Ahmad Daroji berhak atas uang ganti rugi karena
Ahmad Daroji telah melepaskan hubungan hukum tanahnya secara sukarela kepada
PEMDA.
4. Pihak Bank tidak dapat meminta pelunasan hutang ke Pemerintah, melainkan ke
Ahmad Daroji dikarenakan sesuai dengan Pasal 1131 KUHPerdata yang
menyebutkan ''Segala kebendaan si berhutang, baik yang bergerak maupun yang
tak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada dikemudian hari,
menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan" yang berarti Ahmad
Daroji tidak dapat melepaskan kewajibannya untuk membayar sisa pelunasan
utangnya kepada pihak BNI hanya karena yang menjadi objek tanggungan telah
hilang, dan wajib membayar dengar harta yang akan ada dikemudian hari.
Selain itu, berdasarkan pasal 1404 KUHPerdata juga pembayaran hutang akan
lunas jika pihak BNI yang menjadi pihak yang berpiutang tidak menyetujui
pembayaran yang dititipkan di Pengadilan Negeri akan tetapi jumlahnya sesuai.
Sedangkan pada kasus tersebut, jumlah biaya hutang yang dibayarkan kurang dari
total hutang yang dibayarkan.
Berdasarkan pasal 2 ayat (1 dan 2) Perpres Nomor 65 tahun 2006 yang
menyebutkan pengadaan tanah untuk kepentingan umum dapat dilakukan
pemerintah dengan cara peralihan hak yaitu melalui jual beli antara pihak yang
mempunyai tanah dengan hak yang membutuhkan tanah.
5. Ahmad Daroji meminjam uang kepada BNI karna ingin membangun usaha.
Perjanjian antara kedua belah pihak antara BNI dengan Ahmad Daroji, sesuai
dengan pasal 1320 KUHPerdata adalah perjanjian tersebut adalah perjanjian yang
sah sesuai dengan syarat-syarat perjanjian yang ada didalam pasal tersebut, yaitu:
a) Sepakat
Bertemunya kedua kehendak yang diucapkan.Ahmad Daroji meminta
pinjaman kredit kepada Bank dan kemudian BNI mengkendaki untuk
memberikan kredit kepada Ahmad Daroji.
b) Cakap
Kedua belah pihak merupakan pihak - pihak yang sudah cakap menurut
ketentuan yang ditentukan oleh UU.
c) Hal tertentu
Hal tertentu yang dimaksud adalah pinjaman sejumlah uang kepada BNI
untuk membangun usaha.
d) Causa yang halal
Causa yang ditentukan dalam perjanjian tersebut adalah tidak
bertentangan dengan UU dan ketertiban hukum.

Karena terpenuhinya Karena terpenuhinya semua unsur-unsur dalam perjanjian,


maka perjanjian antara Ahmad Daroji dengan BNI adalah perjanjian yang sah.
Ketika perjanjian tersebut sah maka kekuatan dari perjanjian tersebut adalah
berlaku seperti Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya, artinya
munculah hak dan kewajiban dari kedua belah pihak. Dan tidak dapat
dibatalkannya surat perjanjian terseut kecuali dikehendaki oleh kedua belah
pihak tersebut, dan harus adanya itikad baik dari kedua belah pihak terhadap
perjajian tersebut, sesuai dengan ketentuan pasal 1338 KUHPerdata, Kredit itu
merupakan pinjaman yang diberikan oleh bank, yang dibayarkan berdasarkan
jangka waktu yang telah ditentukan. Ketika memberikan kredit BNI biasanya
wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atau itikad
baik dan kemampuan serta kesanggupan Nasabah Debitur untuk melunasi
utangnya atau mengembalikan pembiayaan, sehingga ketika memberikan kredit
kepada Ahmad Daroji berarti BNI sudah yakin bahwa Ahmad Daroji memiliki
itikad baik dan sudah yakin bahwa debitur tersebut dapat mengembalikan
pinjaman tersebut. Hal ini dijelaskan dalam pasal 8 UU No. 10 tahun 1998
tentang Perbankan.

Namun pada waktu yang telah ditentukan tersebut Ahmad Daroji belum dapat
melunasi hutang-hutangnya, hingga diberikan lagi pinjaman yang berikutnya.
Berarti ketika diberikannya pinjaman yang kedua maka BNI juga meyakini
bahwa Ahmad Daroji dapat mengembalikan pinjaman tersebut. Sampai pada
toko milik Ahmad Daroji ingin dijadikan sebagai perluasan Rumah sakit.
Namun Ahmad Daroji pun belum dapat melunasi hutangnya, ketika sudah
dilakukan pembebasan tanah terhadap hak milik Ahmad Daroji. Maka Ahmad
Daroji berhak atas uang ganti rugi karena Ahmad Daroji telah melepaskan
hubungan hukum tanahnya secara sukarela kepada PEMDA.

Dengan hapusnya hak atas tanah tersebut maka hapuslah objek hak
tanggunggan tersebut sesuai dengan pasal 18 ayat 4 UUHT. Tetapi hapusnya
objek hak tanggungan tersebut tidak menghapuskan kewajiban debitur untuk
melunasi pembayaran hutangnya. Perjanjian pelunasan hutang tersebut tetap
melekat pada diri debitur. Berdasarkan pasal 1131 KUHPerdata, harta debitur
yang ada dan yang akan ada dapat menjadi pelunasan hutang tersebut. Schingga
ketika muncul uang sebagai penggatian pembebasan tanah milik Ahmad Daroji
maka uang tersebut dapat dijadikan sebagai pelunasan hutang kepada BNI.
Ahmad Daroji menyatakan ketika uang pembebasan tanah yang ada di
Pengadilan Negeri, akan dijadikan sebagai pelunasan hutangnya dan tidak mau
membayarkan hutangnya lagi karena objek jaminannya telah musnah.
Berdasarkan hal tersebut, maksud dari Ahmad Daroji adalah pembayaran
hutang tersebut dilakukan di Pengadilan Negeri, hal tersebut tidak boleh
dilakukan karena sesuai dengan pasal 1393 KUHPerdata, pembayaran hutang
itu dilakukan di tempat perjanjian tersebut dibuat. Perjanjian pinjam- meminjam
itu terjadi di kantor Bank BNI, maka dalam hal pembayaran hutangnya pun
harus dilakukan di Bank BNI. Maka apabila pembayaran tersebut dilakukan di
Pengadilan Negeri itu tidak sah, karena tidak diperbolchkan di dalam UU.

F. Kesimpulan

Pihak BNI dapat menyatakan Ahmad Daroji telah melakukan Wanprestasi apabila
Ahmad Daroji sebagai debitur tidak melaksanakan kewajibannya untuk mengembalikan
pinjaman sejumlah yang sama apabila sudah melebihi jatuh tempo pelunasan. Dengan
adanya wanprestasi tersebut maka timbullah hak kreditur (Pihak BNI) untuk menagih atau
menuntut pelunasan hutang kepada debitur. Diatur juga didalam UU maka debitur harus
membayarkan ganti rugi tersebut yang berupa biaya, bunga dan kerugian.
Berdasarkan uraian kasus tersebut kedudukan BNI sebagai kreditur dapat dikatakan
kurang berhati-hati dalam memberikan kredit karena nilai jamnian debitur sebesar Rp.
175.000.000,- scdangkan nilai kredit yang diberikan adalah Rp. 200.000.000.- beserta
bunga, berarti pihak BNI kurang memeperhatikan pasal 8 UU No.7 tahun 1 992.
Panitia Pengadaan Tanah tidak dapat menitipkan uang ganti rugi tanah milik Ahmad
Daroji kepada PN, dengan alasan pemegang hak sulit ditemukan. Berdasarkan pasal 16
ayat 1 dan ayat 2 PP No.36 tahun 2005 yang menyatakan bahwa ganti rugi tersebut harus
diserahkan langsung oleh pemegang hak atas tanah tersebut. Ketika pemegang hak atas
tanah tersebut terdiri lebih dari satu orang dan satu orang atau beberapa anggotanya tidak
dapat diketemukan maka hal ganti rugi tersebut boleh dititipkan kepada PN. Namun dalam
kasus ini tanah tersebut hanya dimiliki oleh satu orang yaitu Ahmad Daroji, maka tidaklah
sah apabila uang tersebut dititipkan ke Pengadilan Negeri dengan alasan Ahmad Daroji
tidak dapat ditemui.
Dengan dititipkannya uang tersebut ke PN, maka uang tersebut dapat dijadikan
pelunasan hutang kepada pihak BNI namun hanya untuk hutang yang sebagian saja karena
hutang kepada pihak BNI lebih besar dari pada Rp. 200.000.000,- dibandingkan dengan
uang yang dititipkan Panitia Pengadaan Tanah pada BNI atas ganti kerugian kepada Ahmad
Daroji sebesar Rp. 200.000.000,-. Namun pelunasan hutang tersebut akan sah apabila
dilakukan di tempat dimana perjanjian kredit tersebut diperjanjikan yaitu di BNI Cabang
Purwokerto.
Dengan adanya kekurangan atas hutang Ahmad Daroji tersebut, maka pihak BNI dapat
meminta kekurangan hutang tersebut kepada Ahmad Daroji terhadap harta yang ada dan
yang akan ada milik Debitur. Namun apabila masih kurang, maka pihak Kreditur dapat
mengajukan ke Pengadilan atau mengadakan perjanjian lagi dengan Debitur untuk
melunasi hutang tersebut.

Purwokerto, 08 Oktober 2022


Adyokat dan Penasehat Hukum,

Fitriyani S.H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai