Anda di halaman 1dari 2

Nama : Amanda Syahidah Al Izzatul Islam

NIM : 044547691

Matkul : Hukum Telematika

Prodi : Ilmu Hukum

UPBJJ : Purwokerto

TUGAS 2

Kasus Hate speech di Indonesia

Kasus hate speech atau ujaran kebencian di media sosial bukanlah hal baru di Indonesia.
Banyak yang sudah terjerat hukum akibat ujaran kebencian yang dilontarkan para pelaku di
media sosial. Diantaranya kasus ujaran kebencian yang dilakukan oleh musisi Indonesia,
Ahmad Dhani dalam tweeter pribadinya, kasus Jonru Ginting dalam facebooknya, kasus grup
Saracen, sebuah grup bayaran yang dapat dipesan untuk memposting berita, informasi dan
foto palsu yang memuat fitnah, propaganda dan ujaran kebencian dan masih banyak kasus
yang berkaitan dengan hate speech.

Pertanyaan :

1. Klasifikasikan apa saja yang termasuk ujaran kebencian dan apa dasar hukumnya.
Jelaskan.
2. Jika seseorang memberikan komentar negatif terhadap suatu konten di media sosial,
apakah termasuk ke dalam ujaran kebencian (hate speech). Berikan pendapat saudara
disertai dengan dasar hukumnya.
3. Termasuk ke dalam delik apakah ujaran kebencian? Apakah sama antara ujaran
kebencian dengan pencemaran nama baik? Jelaskan dan berikan dasar hukumnya.

JAWABAN

1. Klasifikasi Ujaran Kebencian dan Dasar Hukumnya:


Ujaran kebencian adalah pernyataan atau komunikasi yang menyebarkan kebencian,
diskriminasi, atau provokasi terhadap individu atau kelompok berdasarkan ras, agama,
suku, gender, atau karakteristik tertentu lainnya. Di Indonesia, ujaran kebencian diatur
dalam beberapa undang-undang, seperti:
 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi
Ras dan Etnis: Undang-undang ini melarang diskriminasi berdasarkan ras dan
etnis, dan termasuk ujaran kebencian.
 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
(ITE): Pasal-pasal dalam UU ITE mengatur tentang larangan ujaran kebencian
dan penghinaan terhadap individu atau kelompok berdasarkan karakteristik
tertentu.
2. Komentar Negatif di Media Sosial dan Ujaran Kebencian:
Tidak semua komentar negatif di media sosial otomatis dianggap ujaran kebencian.
Ujaran kebencian biasanya terkait dengan pernyataan atau komunikasi yang
merendahkan, menghina, atau memprovokasi kebencian terhadap individu atau
kelompok berdasarkan karakteristik tertentu, seperti ras, agama, suku, gender, dan
lainnya. Pemberian komentar negatif yang tidak melibatkan elemen-elemen ini
mungkin tidak dianggap sebagai ujaran kebencian.
Dasar hukumnya adalah bahwa ujaran kebencian harus melibatkan unsur-unsur yang
diatur dalam undang-undang yang mengatur tentang ujaran kebencian. Komentar
negatif yang sifatnya kritis atau kontroversial tetapi tidak melanggar ketentuan
undang-undang tidak dapat dianggap sebagai ujaran kebencian.
3. Ujaran Kebencian dan Pencemaran Nama Baik:
Ujaran kebencian dan pencemaran nama baik adalah dua hal yang berbeda. Ujaran
kebencian melibatkan menyebarkan kebencian atau diskriminasi terhadap individu
atau kelompok berdasarkan karakteristik tertentu, sementara pencemaran nama baik
melibatkan pemfitnahan atau penyebaran informasi palsu yang merugikan reputasi
seseorang tanpa dasar yang sah.
Dasar hukumnya juga berbeda. Ujaran kebencian diatur dalam undang-undang yang
melarang diskriminasi dan ujaran kebencian, sementara pencemaran nama baik diatur
dalam hukum yang melarang pemfitnahan dan penyebaran informasi palsu yang
merugikan reputasi seseorang. Di Indonesia, pencemaran nama baik dapat diatur
dalam Pasal 310 dan Pasal 311 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Anda mungkin juga menyukai