- Krisis atau crycis. Menurut Jurgen Habermas, krisis atau crysis adalah ciri
pemikiran yang tidak ingin terbelenggu dalam sangkar rasio tetapi bergulat
dengan realitas kemanusiaannya yang penuh krisis, anomali, determinasi,
dan pembusukan budaya. Pemikiran crysis berada pada tataran sosial
untuk melakukan penyembuhan-penyembuhan sosial atas berbagai
fenomena patologis (penyakit sosial) berupa provokasi, rasio birokratis,
dan represi yang cenderung mendistorsi akal sehat manusia.
- Berpikir Radikal (radix = akar). Artinya, ciri berpikir filsafat yang ingin
menggali dan menyelami kenyataan atau ide sampai keakar-akarnya, untuk
menemukan dan mengangkat dasar-dasar pemikirannya secara utuh ke
permukaan. Melalui cara pemikiran yang demikian itu, diperoleh suatu
hasil berpikir yang mendasar dan mendalam, serta sebuah
pertanggunganjawaban yang memadai di dalam membangun pemikiran
filsafat dan pikiran keilmuan itu sendiri. Ciri pemikiran dimaksud,
mengisyaratkan bahwa orang tidak perlu terburu-buru mengambil
kesimpulan pemikiran sebelum menemukan hakikat kebenarannya secara
fundamental, dan dengan demikian, ia tidak muda terjebak ke dalam
pemikiran yang sesat dan keliru atau kejahatan. Berpikir radikal
menunjukkan bahwa filsafat sebagai sebuah proses dan hasil pemikiran,
selalu berusaha melatakkan dasar dan strategi bagi pemikiran itu sendiri
sehingga bertahan menghadapi ujian kritis atau tantangan (ujian) zaman
dengan berbagai arus pemikiran baru apa pun.