Anda di halaman 1dari 15

PERINTAH MENJADI PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK PROFESIONAL

DAN ANJURAN UNTUK SALING BERBAGI ILMU


PERSPEKTIF AL QUR‟AN DAN HADIS
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas:
Mata Kuliah: Tafsir dan hadis tarbawi

Dosen: Dr.Taufik warman mahfuzh, Lc.M.Th.I

Disusun Oleh:
Fathurrahman
NIM: 2310160247

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PALANGKA RAYA
PRODI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2023 M/1445 H

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah segala puji dan syukur kepada Allah Subhanahu Wa Taa'la Tuhan semesta
alam. Atas izin dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula
penulis haturkan shalawat serta salam kepada Rasulullah Muhammad Shalallahu A'laihi
Wasallam beserta seluruh keluarga, sahabat, dan juga pengikut beliau hingga akhir zaman.
Makalah “perintah menjadi pendidik dan peserta didik profesional dan anjuran Untuk saling
berbagi, ilmu perpektif al qur‟an dan hadis” ini disusun guna memenuhi tugas pada mata
kuliah Tafsir dan hadis tarbawi. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi para pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr.Taufik
Warman Mahfuzh, Lc.M.Th.I
selaku dosen pengampu mata kuliah yang telah memberikan bimbingan serta arahan kepada
penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan serta kepada seluruh pihak yang telah
membantu. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat. Namun demikian, penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Palangkaraya, September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BABIPENDAHULUAN...........................................................................................................4

A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan.......................................................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
A. Perintah Menjadi Pendidik Dan Peserta Didik Profesional Perspektif Al Qur’an
Dan Hadist........................................................................................................5
B. Anjuran Untuk Saling Berbagi Ilmu Perspektif Al Qur’an Dan
Hadist.............................................................................................................................5
BAB III PENUTUP................................................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................................11
B. Saran............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru memainkan peran kunci dalam dunia pendidikan, tanpa mereka proses belajar
mengajar tidak dapat dilakukan dengan baik. Guru dipandang sebagai pusat dan titik awal
dari semua pengembangan pendidikan.1 Muhadjir mengatakan bahwa aktifitas pendidikan,
bukan hanya sekedar mentransfer informasi atau pengetahuan, melainkan memberikan
pengetahuan sekaligus implikasi nilai (baik dan buruk) serta menggunakan cara yang
normative baik.2
Pada kenyataannya, perkembangan pembelajaran di sekolah secara umum masih terjadi
ketidaksesuaian dalam hal penerapan guru dan fungsi profesionalnya. Hal ini terlihat dari
banyaknya guru yang tidak mengajar sesuai dengan kemampuannya, seperti guru dengan
lulusan dari hukum, guru memiliki soft skill yang baik di bidang ini, namun ini bukan arah
atau fungsi guru profesional secara tidak langsung karena guru harus memiliki kompetensi
pendidikan yang sesuai dengan apa yang akan diajarkannya. Guru bertanggung jawab atas
perkembangan anak didiknya dengan mengerahkan seluruh potensi emosi, kognitif dan
psikomotoriknya.3
Sebagaimana firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat
Jibril sebagai pedoman bagi makhluk alam semesta, maka Al-Qur'an merupakan pusat kajian
berbagai persoalan yang berkaitan dengan Islam dan kemanusiaan. Al-Qur'an tidak hanya

1
Surya, Mohamad. Percikan perjuangan guru. Indonesia: Aneka Ilmu, 2003
Surya, Percikan Perjuangan Guru (Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2003).
2
Muhadjir N, Ilmu Pendidikan Dan Perubahan Sosial: Teori Pendidikan Pelaku Sosial Kreatif (Yogyakarta:Rake
Sarasin, 2000).
3
Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional (Yogyakarta: Prisashopia, 2004).

1
digunakan sebagai inspirasi moral, tetapi juga dapat digunakan sebagai referensi untuk
memecahkan masalah masa depan.4
Salah satu masalah dalam hidup yang ingin kita cari solusinya adalah profesionalisme
guru, yang merupakan tantangan terbesar para pendidik saat ini, kata Al-Qur'an Surah Ali
Imran ayat 159.:
ْ َ ُ ْ َ َ َ ُّ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ ًّ َ َ ْ ُ َ َ َ ْ ‫َ ه‬ َ ْ َ َ
‫اّٰلل ِلنت ل ُه ْمۚ َول ْو كنت فظا غ ِل ْيظ القل ِب لانفض ْوا ِم ْن ح ْو ِلكۖ فاعف عن ُه ْم‬ ِ ‫ف ِبما َرحم ٍة ِمن‬
َ َ ْ ُ َ ‫ْ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ ََّ ْ َ َ ه َّ ه‬ ُ َ َ ْ َُ ْ َْ ْ َ
١٥٩ َ ْْ ِِ ‫يح ُّب ال ُمت َو ِك‬
ِ ‫اّٰلل‬ ِ ‫او ْره ْم ِفى الام ِرۚ ف ِاذا عزمت فتوكل على‬
‫اّٰللۗ ِان‬ ِ ‫واستغ ِفر لهم و‬
‫ش‬
ٰ
)951 :3/‫( ال عمران‬
Terjemah :

"Maka, demi kemurahan Tuhan, berbaik hatilah kepada mereka. Tentu saja, jika Anda
kasar dan tidak sopan, mereka akan berpaling dari Anda. Konsultasikan dengan mereka, dan
percayalah kepada Tuhan ketika Anda membuat keputusan, karena Tuhan mencintai orang-
orang yang percaya kepada-Nya. .”
Profesionalisme guru tercapai apabila guru memiliki kepribadian yang efektif, dan guru
diharapkan dapat mencapai tujuannya dalam pendidikan dengan baik, karena dapat berinteraksi
dimana saja, terutama dalam lingkungan pendidikan. 5
Guru profesional tidak hanya dijelaskan dalam Al-Qur'an, tetapi juga ditemukan dalam
Hadits. Hadis berperan sebagai spesialisasi ayat-ayat yang memiliki makna umum kepada
objek makna tertentu (takhsisu al-'dm), sehingga membatasi makna mutlaknya (taqyid al-
mutlaq), sehingga al-Qur'an tidak dapat dipisahkan dari maknanya. Penjelasan dan definisi
makna yang masih kabur (tabyin al-mujmal).6
Islam mengakui kedudukan tinggi guru dalam Islam. Islam merayakan ilmu yang
diperoleh melalui proses belajar antara guru dan murid. Sebagaimana pengetahuan tidak dapat
diperoleh tanpa proses belajar dan mengajar, demikian pula sudut pandang guru, kedudukan
guru, tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai Surga.7
Dalam melaksanakan tugas, guru harus melakukan empat kompetensi: pedagogik,
pribadi, profesional dan sosial. Sebagai seorang profesional, seorang guru harus benar-benar
menguasai tugasnya dan berusaha untuk melaksanakan tugas profesionalnya.

4
S Ma’arif, A, Peta Bumi Intelektual Islam Di Indonesia (Bandung: Mizan, 1993).
5
Surya, Percikan Perjuangan Guru.
6
Nasution, ‘Guru Profesional Dalam Perspektif Hadits Tarbawi (Tela’ah Dalam Kitab Sunan At-Tirmidzi KaryaSekh
Abu Isa Muhammad Ibnu Isa Ibnu Saurah)’, Andragogi: Jurnal Ilmu Pendidikan Agama Islam 3, no. 1 (2021).
7
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992).
Kriteria guru profesional yang terkandung dalam kisah hadits at-
turmudzi yatiu: 1. Keinginan untuk selalu menunjukkan standar ideal. 2.
Meningkatkan dan memelihara citra profesi guru, 3. Mengembangkan profesi
guru, 4. Meningkatkan kualitas profesi (sisiwayanti, 2004, 44-45). Guru yang
profesional adalah guru yang mengikuti jejak para nabi untuk memperoleh
ketenaran karena ilmunya, kredibilitas moralnya, akhlaknya, dan
pengabdiannya kepada masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanan perintah menjadi pendidik dan peserta didik profesional
perspektif al-Qur‟an dan hadist?
2. Seperti apa anjuran untuk saling berbagi ilmu perspektif Al Qur‟an dan
hadist?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perintah menjadi pendidik dan peserta didik
profesional perspektif Al Qur‟an dan hadist
2. Untuk mengetahui anjuran saling berbagi ilmu perspektif Al Qur‟an dan
hadist

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Perintah Menjadi Pendidik dan Peserta Didik Profesional Perspektif Al Qur‟an
dan Hadits
1. Profesionalisme Guru Perspektif al-Qur‟an dan Hadits
a. Profesionalisme guru menurut al-Quran
Seorang guru semestinya memiliki kemampuan menguasai materi
pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program
pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang
diampunya, berdasarkan firman Allah SWT dalam surat Al-ankabut ayat
43

         

Terjemahan“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk


manusia; dan tidak ada yang akan memahaminya kecuali mereka yang
berilmu”. (Qs. Al-ankabut:[29]:43)
Tafsir Al-Misbah menjelaskan mengenai guru profesional
berdasarkan surat al-Ankabut ayat tersebut, bahwa guru yang berilmu
yang kemudian dalam tulisan ini disebut guru profesional merupakan
seorang guru yang memiliki kemampuan menjelaskan materi secara
mendalam serta memberikan contoh yang aktual, sehingga siswa dapat
memahami materi tersebut dengan baik. Seorang gurupun perlu
memaparkan urgensi konsep dan contoh tersebut dalam kehidupan nyata
peserta didik.8 Contoh lain profesionalisme guru dijelaskan dalam al-
Quran yaitu firman Allah Swt dalam surat Al-Israa ayat 24

         

  

8
Restia Lasri Yumawan dan Cecep Anwar, “Profesionalisme Guru Menurut al-Qur‟an dan
Hadits”, Jurnal Studi al-Qur’an dan Tafsir, Vol. 2, No. 1, 2022, h. 32
4
Terjemahan: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
(Qs. Al-Israa:[17]:24)
Berdasarka tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-
Sa'di, pakar tafsir abad 14 H yang mana dari ayat ini dapat disimpulkan
bahwa guru adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam
melaksanakan pembelajaran dan bertanggung jawab dalam membentuk
pribadi peserta didik agar sesuai dengan ajaran Islam, yang meliputi
penanaman keimanan pada diri peserta didik, dan menjalankan syariat
agama agar terbentuk pribadi yang berakhlakul karimah. Selanjutnya
penjelasan profesionalisme yang terdapat dalam al Quran surat Ali
Imran:159.

            

           

         


Terjemahan“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-
Nya” Qs. Ali Imran:[3]:159).
Tingkah laku Nabi Muhammad merupakan salah satu bentuk
manifestasi ayat tersebut yang dapat dijadikan sebagai bangunan pola
bagi para pendidik dalam upaya memenuhi tingkat keprofesionalannya.
Para guru hendaklah bertindak lemah lembut yang menjadi salah satu
upaya sentuhan psikologis yang dapat membangkitkan semangat peserta
5
didik untuk mengembangkan serta mengoptimalkan potensi dirinya
sendiri. Implikasi proses pendidikan dalam Islam yaitu pertama aktualitas
kepribadian guru dalam pembelajaran pendidikan Islam. Kedua, peran
pendidikan dalam mengatasi krisis akhlak. Ketiga, komunikasi guru
kepada peserta didik dalam proses transfer ilmu agar tetap menjaga sopan
santun atau akhlakul karimah. Keempat, pendidikan agama dan karakter
dalam mewarnai pendidikan nasional, serta sejauh mana efektifitas
pembelajaran di sekolah yang ada, kesemuanya itu dapat dilakukan
dengan satu tujuan mewujudkan manusia yang bermartabat. Dengan
demikian profesionalitas guru dalam pandangan al-Qur‟an sejalan dengan
kompetensi dasar yang menjadi prasyarat bagi guru professional.9
Al-Quran mengungkapkan bahwa untuk menjadi prosefesional,
seorang guru harus mempunyai kemampuan atau kompetensi minimal
yang harus terpenuhi sehingga ia dapat menjalankan fungsinya sebagai
seorang professional. Kompetensi itu adalah sebagai berikut:
 Kompetensi ilmiah
Merupakan kemampuan seorang pendidik dalam hal penalaran,
pemahaman dan keilmuan, artinya guru harus punya kemampuan untuk
memahami pengetahuan tentang pendidikan sampai dengan metode
pengajarannya. Kompetensi ini diisyaratkan dalam alquran pada surat al-
Baqarah 164 dan 247, Al-Nisa‟ 162, Yusuf 22 dan 68, Al-Naml 15 dan
40, Al-Kahfi 65, Thahaa 114, Al-Anbiya 74 dan 79, Al-Qashash 14, Al-
Ankabut 35 (menguasai ilmu dan materi yang diajarkan dan berpikir
logis)

 Kompetensi khuluqiyah
Merupakan kemampuan yang berkaitan dengan aspek penghayatan guru
terhadap materi yang diajarkan. Kopetensi ini bersifat abstrak karena
berkaitan dengan hati. Kompetensi ini paling banyak dijelaskan dalam al-
Qur‟an, yang meliputi seluruh sikap, minat dan penghayatan seseorang

9
Ibid h.32-33

6
terhadap ilmu. Adapun ayat al-quran yang berkaitan dengan komptensi
ini adalah: surat Al-Baqarah 103 dan 283, Al-A‟raaf 79 Dan 93, Al-
Ra‟du 21, Al-Syuura 59, Al-Ahqaaf 35, Al-Nisa‟ 63, Al-Zumar 53, Al-
Ahzab 53, Al-Maidah 54, Ali Imran 134, Maryam 51, Lukman 19, Al-
Isra 37, Al-Anfal 47.
 Kompetensi jismiyah
Kompetensi ini berkaitan dengan fisik seorang guru yang menuntut harus
sehat jasmaninya. Artinya guru itu berbadan sehat dan kuat, memiliki
ketrampilan dan kecakapan jasmaniah sehingga secara fisik ia mampu
melakukan tugas secara normal. Ayat-ayat yang berhubungan dengan
kompetensi ini adalah: surat Al-Baqarah 247, Al-Ahqaaf 9, Al-A‟raf 31,
Al-Saba 10 (menguasai ketrampilan, kesenian, berbadan sehat dan kuat),
Al-Rahman 1, Lukman 19, Al-An‟am 112 (menguasai kecakapan
verbalistik).

Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa guru


professional harus memiliki sifat demokratis, bersabar dan berlaku lemah
lembut dalam menjalankan tugas mulianya, pemberi maaf serta konsisten
terhadap tugas dan tanggung jawabnya, mampu bekerja sama
(kooperatif) dan penyang baik dalam tindakan maupun dalam bentuk
doa.10
b. Profesionalisme guru menurut hadist
 Memahami psikologi peserta didik
Seorang guru yang profesional harus mampu mengenal psikologis
anak didiknya karena perlakuan seorang guru harus disesuaikan
dengan kondisi psikologis anak tersebut. Rasulullah SAW juga
memahami benar psikologis para sahabatnya. Hal itu dapat dilihat dari
perlakuan yang Nabi gunakan dalam memberi tugas sesuai dengan
kemampuan. Kemampuan tersebut tentu tidak hanya dilihat dari segi

10
Zaimir Syah dkk, “Guru Profesional dalam Perspektif al-Qur‟an dan Hadits”, Jurnal Penelitian
Ilmu Indonesia, Vol.1, No.2, 2022, h.75-76
7
fisik, tetapi juga kesanggupan sesuai dengan perkembangan
psikologisnya, Nabi Muhammad SAW bersabda:

Artinya: “Jika saya memerintahkan sesuatu kepada kalian, maka


tunaikanlah sesuai dengan kemampuan kamu (yang paling
maksimal)” (H.R. Muslim)
 Budi pekerti Rasulullah menjadi guru professional
Seorang guru yang profesional seharusnya konsisten dan bertanggung
jawab secara moral terhadap apa yang ia ajarkan kepada anak
didiknya serta memiliki kemampuan menghayati perilaku dan etika
yang sesuai dengan moral ajaran agama. Seorang guru profesional
sebaiknya menteladani sifat-sifat terpuji dan indahnya akhlak
Rasulullah.
 Penguasaan ilmu
Seorang guru profesional seharusnya mempunyai semangat mengajar
sesuai dengan penguasaan ilmu yang dimilikinya, hal ini sebagaimana
hadits Rasulullah SAW sebagai berikut:

Artinya: “Dari Abdillah bin Amr, Nabi SAW bersabda : Sampaikanlah


ajaran dariku walaupun hanya satu ayat dan berbicaralah mengenai
Bani Isroil tidak apa-apa. Dan barangsiapa berbohong
mengatasnamakan aku dengan sengaja, niscaya dia menempati
posisinya di neraka”(HR. Tirmidzi dan Bukhori).
Berdasarkan hadits tersebut dapat dipahami bahwa
menyampaikan ilmu dari apa yang dihafal atau pahami sekalipun
sedikit merupakan sebuah kewajiban. Dalam pendidikan, kehadiran
guru merupakan salah satu unsur yang sangat penting. Kompetensi
seorang guru dapat mempengaruhi kualitas pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik. Jika guru mempunyai sikap profesional,

8
maka peserta didik akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan
dengan baik begitu pula sebaliknya. Keberadaan guru yang memiliki
ilmu yang kompeten di bidangnya masing-masing (berkualitas) akan
mampu mencetak peserta didik yang berkualitas juga. Kompetensi
merupakan salah satu kunci yang harus ada dalam diri seorang guru.
Kompetensi guru bisa diartikan sebagai sebuah ilmu dan keterampilan
dalam mengajar untuk menunaikan tugas profesi menjadi seorang
guru hingga tercapainya tujuan pendidikan.11
2. Peserta Didik Profesional Menurut al-Qur‟an dan Hadits
Peserta didik/murid dalam pendidikan Islam secara etimologi berarti
orang yang menghendaki, sedangkan menurut terminologi peserta
didik/murid adalah pencari hakikat di bawah bimbingan dan arahan seorang
pembimbing (mursyid).12
B. Anjuran Untuk Saling Berbagi Ilmu Perspektif Al Qur‟an dan Hadits

Hadits Rasulullah yang menggambarkan pentingnya berbagi ilmu


seperti berikut ini.

Artinya: “Semoga Allah menjadikan bercahaya seseorang yang mendengar


hadits Kami lalu menghafalnya hingga menyampaikannya kepada orang lain.
Betapa banyak orang yang membawa (riwayat) fiqih kepada orang yang lebih
faqih darinya. Betapa banyak orang yang membawa (riwayat) fiqih tetapi
tidak faqih”. (HR. At-Tirmidzi).
Islam sangat menekankan pentingnya berbagi ilmu agar orang lain pun
memiliki pengetahuan atau paham dan Allah SWT memuliakan seorang yang
mau berbagi ilmu kepada orang lain. Rasulullah memberikan contoh kepada
kita bahwa beliau adalah pribadi yang mulia yang tiada putus-putusnya
11
Restia Lasri Yumawan dan Cecep Anwar, “Profesionalisme Guru Menurut al-Qur‟an dan
Hadits”, Jurnal Studi al-Qur’an dan Tafsir, Vol. 2, No. 1, 2022, h. 33-35
12
Nurfadilah, “Teori dan Konsep Peserta Didik Menurut al-Qur‟an”, Islamic Education Journal
Vol.1, No.2, 2019, h.17
9
membagi ilmu kepada umatnya, dengan sangat ikhlas memberikan waktu dan
hidupnya karena mengharapkan pahala dari Allah, beliau tetap gigih dan tidak
berputus asa menyampaikan ilmu kepada umatnya. Rasulullah SAW
menekankan pentingnya berbagi ilmu, maka sudah selayaknya kita
meneladani Rasulullah.
Firman Allah menjelaskan bahwa salah satu syarat diterimanya amal
manusia adalah adanya ilmu, seperti dalam surah al-Israa ayat 36 berikut.

              

  


Terjemahan: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
(Qs. al-Israa [17]:36).
Dari ayat di atas kita diminta untuk menyebarkan ilmu yang dimiliki
kepada orang lain sehingga orang lain akan memperoleh manfaat dari ilmu
yang diberikan, maka seharusnyalah kita menyampaikan atau membagikan
pengetahuan karena di akhirat akan diminta pertanggung jawabannya. 13

13
Miswaty, “Perilaku Berbagi Ilmu Menurut Pandangan Islam dan Manfaatnya dalam Profesi
Akuntansi”, Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol.3, No.1, 2019, h.30-31
10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidik professional merupakan syarat mutlak dalam menciptakan
proses belajar mengajar untuk menciptakan Pendidikan yang bermutu.
Seorang Pendidik professional memiliki karakteristik yang termuat dalam
Al-Qur‟an dan Hadits, yaitu ikhlas dalam perkataan dan perbuatan,
memiliki ketakwaan kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintah
dan menjauhi segala laranga-Nya, Senang dalam menuntut ilmu, sabar
menghadapi segala hambatan dan tantangan, serta bertanggung jawab
terhadap anak didiknya.

11
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Ibn Isma‟il al-Bukhari. Sahih Al-Bukhari. Edited by Tarqim
WaTartib
Muhammad Fu‟ad Abd al-Baqi. 1st ed. Kairo: Dar Ibn Hazm, 2010.

Nasution. „Guru Profesional Dalam Perspektif Hadits Tarbawi (Tela‟ah Dalam


Kitab Sunan At-Tirmidzi Karya Sekh Abu Isa Muhammad Ibnu Isa Ibnu
Saurah)‟. Andragogi: Jurnal Ilmu Pendidikan Agama Islam 3, no. 1
(2021).

Nurdin, M. Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta:Prisashopia, 2004.

Surya, M. Percikan Perjuangan Guru. Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2003.

Miswaty,“Perilaku Berbagi Ilmu Menurut Pandangan Islam dan Manfaatnya


dalam Profesi Akuntansi”, Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol.3, No.1,
2019.

Nurfadilah,“Teori dan Konsep Peserta Didik Menurut al-Qur‟an”, Islamic


Education Journal Vol.1, No.2, 2019.
Syah, Zaimir dkk,“Guru Profesional dalam Perspektif al-Qur‟an dan Hadits”,
Jurnal Penelitian Ilmu Indonesia, Vol.1, No.2, 2022.
Yumawan, Restia, Lasri dan Cecep, Anwar, “Profesionalisme Guru Menurut al-
Qur‟an dan Hadits”, Jurnal Studi al-Qur’an dan Tafsir, Vol. 2, No. 1, 2022.

12

Anda mungkin juga menyukai