Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

ELISABETH INDAH SARI W


Nama Mahasiswa :
………………………………………………………………………………………..

021542905
Nomor Induk Mahasiswa/ NIM :
………………………………………………………………………………………..

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4213/Sistem Politik Indonesia


………………………………………………………………........................................

Kode/Nama UPBJJ : Purwokerto


………………………………………………………………………………………..

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Salah satu problem politik di Indonesia sejak zaman Orde Lama hingga saat ini
adalah problem relasi birokrasi dengan politik. Dalam Keterkaitan birokrasi dan
politik, ada beberapa pendekatan teori yang bisa dijadikan pijakan. Karl D Jackson
menyebut birokrasi di era Orde Lama dan Orde Baru sebagai bureaucratic polity
(Purwoko, 2016: 519), di mana negara menjadi tempat menghimpun kekuasaan dan
memarjinalkan peran politik masyarakat. Peran presiden sangat dominan dalam
mengatur segala kebijakan dari pusat hingga daerah. Birokrasi juga tampil sangat
kuat. Pada masa Orde Baru bahkan terjadi hegemoni politik yang dikendalikan
secara hegemonic oleh militer dan (Sekber) Golkar. Masyarakat pun menjelma
menjadi masyarakat birokratik Berdasarkan uraian diatas, buat analisis tentang
tentang bagaimana pembaharuan sistem politik dengan menata ulang fungsi militer
dalam pemerintahan di Indonesia pasca orde baru
JAWAB :
Pasca Orde Baru, Indonesia telah berupaya melakukan reformasi dalam sistem politiknya
dengan tujuan untuk menata ulang peran militer dalam pemerintahan. Beberapa langkah
telah diambil untuk mengubah dinamika politik yang sebelumnya didominasi oleh militer
dan mewujudkan sistem yang lebih demokratis. Beberapa aspek yang menjadi fokus
pembaharuan sistem politik pasca Orde Baru meliputi:

Demiliterisasi Politik:
1) Pengurangan Keterlibatan Militer dalam Politik:
Reformasi politik berfokus pada demiliterisasi politik, dengan mengurangi peran militer
dalam urusan politik sehari-hari, termasuk keterlibatan dalam pengambilan keputusan
politik.
2) Reformasi Institusi Militer:
Dilakukan upaya untuk mereformasi institusi militer, termasuk memperkuat kontrol sipil
atas militer. Ini melibatkan penataan ulang struktur, fungsi, dan tata kelola militer agar
lebih independen secara politik dan lebih fokus pada tugas-tugas pertahanan.

Penguatan Sistem Demokrasi:


1) Pemilu dan Sistem Politik yang Terbuka:
Mendorong pemilihan umum yang lebih terbuka, transparan, dan bebas dari intervensi
militer. Pemilu diadakan secara berkala dan transparan untuk memungkinkan warga negara
memilih wakil-wakil mereka secara bebas.
2) Penguatan Institusi Demokratis:
Pembaharuan sistem politik melalui penguatan institusi demokratis seperti lembaga-
lembaga kehakiman, lembaga legislatif, dan lembaga eksekutif yang independen dan
bertanggung jawab.
3) Partisipasi Masyarakat dalam Politik:
Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses politik untuk memastikan
keberlangsungan sistem demokratis. Ini termasuk menggalakkan gerakan sipil, aktivisme,
dan partisipasi politik yang lebih luas dari berbagai segmen masyarakat.
Reformasi Struktur Politik:
1) Desentralisasi dan Otonomi Daerah:
Mengubah struktur politik menuju desentralisasi kekuasaan untuk memberikan otonomi
yang lebih besar kepada daerah-daerah dalam pengambilan keputusan lokal.
2) Pemberdayaan Sistem Partai Politik:
Reformasi sistem partai politik untuk memperkuat peran dan keberagaman partai politik
sebagai basis demokrasi yang sehat.
Upaya pembaharuan sistem politik pasca Orde Baru di Indonesia bertujuan untuk
membangun sistem politik yang lebih demokratis, dengan mengurangi dominasi militer
dalam urusan politik sehari-hari serta memperkuat pilar-pilar demokrasi seperti pemilu
yang bersih, institusi yang independen, partisipasi masyarakat yang aktif, dan penguatan
struktur politik yang lebih terbuka dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat secara
keseluruhan.

2. Penerapan desentralisasi kewenangan dan otonomi daerah juga merupakan


prasyarat dalam rangka mewujudkan demokrasi dan pemerintahan yang
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat. Namun dalam pelaksanaannya selama ini,
kebijakan otonomi daerah masih menghadapi beberapa kelemahan seperti : otonomi
daerah hanya dipahami sebagai kebijakan yang bersifat institusional belaka,
perhatian dalam otonomi daerah hanya pada masalah pengalihan kewenangan dari
pusat ke daerah, tetapi mengabaikan esensi dan tujuan kebijakan tersebut, otonomi
daerah tidak dibarengi dengan peningkatan kemandirian dan prakarsa masyarakat
di daerah sesuai tuntutan alam demokrasi. Sementara itu, berkembangnya system
kepartaian dalam pemilihan umu baik di tingkat pusat maupun daerah telah
mengubah karakteristik dan kondisi demokratisasi di Indonesia selama ini.
Berdasarkan uraian tersebut, kemukakan dan buat analisis bentuk desentralisasi
menurut UNDP!

Menurut United Nations Development Programme (UNDP), desentralisasi memiliki


beberapa bentuk yang mengacu pada pemindahan kekuasaan dan kewenangan dari pusat ke
tingkat daerah yang lebih rendah. Terdapat beberapa model desentralisasi yang dapat
menjadi pijakan dalam mewujudkan pemerintahan yang demokratis dan menjunjung tinggi
kedaulatan rakyat, serta membantu mewujudkan otonomi yang sebenarnya di tingkat
daerah. Beberapa bentuk desentralisasi menurut UNDP antara lain:

1) Desentralisasi Administratif:

Fokus pada pengalihan kewenangan administratif dan operasional dari pemerintah pusat ke
pemerintah daerah. Ini mencakup delegasi tanggung jawab dalam penyediaan layanan
publik, pengelolaan keuangan, dan administrasi umum kepada pemerintah daerah.
2) Desentralisasi Fiskal:
Melibatkan transfer dana dan sumber daya keuangan dari pemerintah pusat ke pemerintah
daerah untuk mendukung kemandirian keuangan daerah. Hal ini memungkinkan
pemerintah daerah untuk mengelola dan mengalokasikan dana sesuai dengan kebutuhan
lokal.
3) Desentralisasi Politik:
Mengacu pada pemberian kekuasaan politik kepada pemerintah daerah dalam pengambilan
keputusan politik. Ini bisa berupa memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk
mengatur urusan lokal, mengadopsi kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan daerah, serta
memberikan kewenangan kepada warga dalam proses pengambilan keputusan.
4) Desentralisasi Pelayanan Publik:
Mengarah pada delegasi tanggung jawab dalam penyediaan layanan publik seperti
pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan layanan sosial lainnya kepada pemerintah daerah.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan responsivitas layanan publik terhadap kebutuhan
lokal.
Analisis Bentuk Desentralisasi Menurut UNDP:
Dalam konteks yang disampaikan, terlihat bahwa kebijakan otonomi daerah yang
diterapkan belum sepenuhnya mencakup seluruh aspek desentralisasi yang diusulkan oleh
UNDP. Beberapa kelemahan yang disoroti, seperti fokus pada pengalihan kewenangan
administratif, tanpa memperhatikan esensi dan tujuan kebijakan tersebut, menunjukkan
bahwa desentralisasi yang terjadi cenderung bersifat formalitas belaka, tanpa memberikan
kemandirian yang sebenarnya kepada daerah.
3. Setiap negara yang berdaulat, pastilah akan mengatur kebijakannya mengenai
hubungannya dengan dunia Internasional, baik itu dengan negara lain maupun
organisasi yang berpengaruh di dunia Internasional. Kebijakan itu adalah bagian
dari politik luar negeri yang dilaksanakan oleh suatu negara dan merupakan
penggambaran dari kepentingan nasionalnya. Begitupun dengan Indonesia, sebagai
suatu negara yang berdaulat, juga melaksanakan politik luar negeri dimana
kebijakankebijakannya akan selalu berkembang menurut kebutuhan dalam negeri
dan berubahnya situasi serta kondisi internasional. Setiap periode pemerintahan,
pasti mempunyai pandangan yang bermacam-macam terhadap prinsip yang menjadi
pegangan dalam pelaksanaan politik luar negeri Indonesia. Adanya perbedaan
pandangan tersebut dapat dipengaruhi oleh kondisi di dalam maupun di luar negeri,
sehingga kebijakan-kebijakan yang dibuat dapat berjalan sesuai harapan pemerintah
dan masyarakat Indonesia. Berdasarkan uraian diatas, buat anaslisis dan berikan
contoh apa yang dimaksud politik luar negeri bebas aktif!

Politik luar negeri bebas aktif adalah konsep yang menjadi landasan dari politik luar negeri
Indonesia. Konsep ini pertama kali diungkapkan oleh Presiden Indonesia pertama, Soekarno,
dan menjadi prinsip yang terus dipegang teguh oleh Indonesia dalam mengatur hubungannya
dengan dunia internasional. Berikut adalah analisis serta contoh dari konsep politik luar negeri
bebas aktif:

Analisis Politik Luar Negeri Bebas Aktif:


1) Bebas:
Makna: Bebas dalam konteks ini mengacu pada kemerdekaan suatu negara untuk menentukan
kebijakan luar negerinya tanpa adanya campur tangan dari pihak luar.
Analisis: Indonesia menegaskan bahwa keputusan dalam urusan luar negeri tidak akan
ditentukan oleh kepentingan negara lain dan tetap menjunjung tinggi kemerdekaan dan
kedaulatan dalam mengambil kebijakan.
2) Aktif:
Makna: Aktif mengacu pada partisipasi aktif Indonesia dalam urusan internasional, baik itu
melalui diplomasi, kerjasama, atau intervensi dalam isu-isu global.
Analisis: Meskipun Indonesia mempertahankan kemerdekaan keputusan, negara ini juga
berperan aktif dalam forum-forum internasional, menjalin kerjasama dengan negara lain, serta
berkontribusi dalam penyelesaian konflik dan isu global.

Contoh Politik Luar Negeri Bebas Aktif:


1) Partisipasi di Forum Internasional:
Indonesia secara aktif terlibat dalam berbagai organisasi internasional seperti PBB (Perserikatan
Bangsa-Bangsa), ASEAN (Association of Southeast Asian Nations), dan Gerakan Non-Blok
(Non-Aligned Movement). Negara ini berperan dalam merumuskan kebijakan global dan
berkontribusi dalam memecahkan konflik internasional.
2) Mediasi dan Penyelesaian Konflik:

Indonesia juga terlibat dalam upaya mediasi dan penyelesaian konflik di berbagai belahan dunia.
Contohnya, peran Indonesia dalam upaya mediasi konflik di Timor Leste, Aceh, serta
penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955 sebagai wadah perjuangan melawan
kolonialisme.
3) Kerjasama Pembangunan:

Negara ini juga aktif dalam menjalin kerjasama pembangunan dengan negara lain, khususnya
dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan, misalnya melalui bantuan pembangunan,
beasiswa bagi mahasiswa asing, dan kerjasama teknis.
Politik luar negeri bebas aktif Indonesia menunjukkan bahwa negara ini mempertahankan
kemerdekaan dalam pengambilan keputusan luar negeri sambil tetap aktif dalam memainkan
peran penting dalam isu-isu global dan regional. Hal ini membantu Indonesia untuk tetap
memperjuangkan kepentingan nasionalnya sambil tetap berkontribusi pada tatanan dunia yang
lebih damai, adil, dan berkeadilan.

Anda mungkin juga menyukai