Anda di halaman 1dari 5

APPLICATION CASE CHAPTER 16

The Dangerous Third Shift


Lebih dari 100 tahun yang lalu, Upton Sinclair menulis bukunya yang terkenal, The Jungle,
tentang kondisi yang keterlaluan di rumah jagal di daerah Chicago. Meskipun kondisi rumah
jagal tidak diragukan lagi telah membaik, bekerja di pabrik pengepakan daging masih bisa sangat
berbahaya.

Di salah satu pabrik tersebut, di Kansas, dua shift kerja pertama (siang hari) melihat
pemrosesan aktual sekitar 6.000 sapi per hari. Setelah itu, shift ketiga, jam 11 malam dimulai
saat petugas kebersihan tiba. Para pekerja ini harus mengarungi kondisi yang licin, termasuk
pelumas dan bagian-bagian yang tersisa dari pekerjaan shift siang. Tugas kru sanitasi adalah
membersihkan pabrik dan mesin serta konveyornya dengan air mendidih dan disinfektan.

Beberapa tahun yang lalu, seorang pekerja awak sanitasi perempuan sedang
menyelesaikan pembersihan sabuk di salah satu konveyor. Dia telah mematikan konveyor ketika
dia membersihkannya. Namun, setelah menyalakannya kembali, dia menyadari bahwa dia telah
melewatkan beberapa kotoran lemak hewani di bawah konveyor. Dengan sabuk yang masih
bergerak, dia meraih ke bawahnya untuk mengambil kotoran. Dia kehilangan keseimbangan dan
mencoba menangkap dirinya sendiri, tetapi tangannya dan kemudian lengannya ditarik ke dalam
mesin dan benar-benar hancur.

PERTANYAAN!

16-11. Tidak diragukan lagi banyak masalah yang menyebabkan kecelakaan parah ini. Namun,
jika Anda harus memilih hanya satu hal yang akan Anda katakan kepada perusahaan pengepakan
daging untuk diubah, apakah itu?

 Jadi menurut kami, yang harus saya katakan kepada perusahaan pengepakan daging yaitu
perusahaan harus melakukan perubahan sistem kerja pada shift ketiga dimana seperti
yang di katakan pada kasus ini ,petugas kebersihan harus melewati dan bekerja di area
berbahaya seperti kondisi yang licin ,termasuk pelumas dan bagian-bagian yang tersisa
dari pekerjaan shift siang
 Menurut kami , yang harus saya katakan kepada perusahaan pengepakan daging yaitu
dengan menyarankan perusahaan untuk mengubah sistem kerjanya dengan membuat
prosedur kerja dengan cara menjaga lingkungan kerja tetap bersih , walaupun dishift
malam nanti ada pekerja kebersihannya , prosedur ini dibuat agar pekerja di shift siang
maupun shift malam ini dapat bekerja lebih nyaman dan mengurangi resiko kecelakaan
kerja seperti terpeleset atau kecelakaan berat lainnya, karena seperti bacaan kasus di atas
“shift ketiga bekerja pukul 11 malam yang dimulai saat petugas kebersihan tiba, dan
pekerja ini harus melewati kondisi pabrik yang licin , termasuk pelumas dan bagian-
bagian yang trsisa dari pekerjaan shift siang“,maka dari itu dari bacaan ini dapat
disimpulkan bahwa adanya risiko pekerjaan yang dialami pekerja shift ketiga yang dapat
di minimalisir dengan saling menjaga kebersihan di lingkungan pabrik.

16-12. Apakah disarankan bagi mereka untuk membuat prosedur untuk menyaring individu yang
rawan kecelakaan? Mengapa atau mengapa tidak? Jika demikian, bagaimana mereka harus
menyaringnya?

 Iya, disarankan karena pada prakteknya , pecegahan kecelakaan sama dengan seperti
menjaga kondisi kerja agar aman dan mengurangi tindakan kecelakaan yang berbahaya.
Dimana perusahan harus memperingatkan potensi bahaya kerja, dengan menggunakan
metode OSHA yang merupakan suatu regulasi yang di keluarkan oleh U.S. Occupational
Safety and Health Administration (OSHA), tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya
kecelakaan atau kejadian dan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan karyawan untuk menguranginya.

Cara menyaring dengan mengikuti standar OSHA antara lain:

1) Process safety information


Membuat prosedur informasi keselamatan mengenai identifikasi bahaya kimia dan proses di
tempat kerja, peralatan yang digunakan dan teknologi proses yang digunakan.
2) Process hazard analysis
Melakukan kajian bahaya di tempat kerja, termasuk identifikasi potensi sumber kecelakaan
dan kejadian kecelakaan yang pernah terjadi serta memperkirakan dampak terhadap
keselamatan dan kesehatan pekerja.
3) Operating procedures
Mengembangkan dan mengimplementasikan prosedur operasi untuk proses kimia, termasuk
prosedur untuk masing-masing tahap operasi, batasan operasi dan pertimbangan keselamatan
dan kesehatan.
4) Employee participation
Melakukan konsultasi atau diskusi dengan pekerja atau perwakilan pekerja dalam
mengembangkan dan melakukan kajian bahaya di tempat kerja, perencanaan pencegahan
kecelakaan dan memberikan akses terhadap standar yang dibutuhkan.
5) Training
Semua pekerja baik lama atau baru harus di training mengenai prosedur operasi, prosedur
keselamatan, prosedur emergensi dan seterusnya sesuai dengan kebutuhan di tempat kerja.

16-13. Tulislah position paper singkat tentang subjek, “Apa yang harus kita lakukan di pabrik ini
agar semua karyawan kita berperilaku lebih aman di tempat kerja?”
 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan
dalam melakukan pekerjaannya. Untuk mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja,
yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang baik yaitu mengharuskan
semua karyawan memakai alat pelindung, Alat Perlindungan Diri (APD) adalah
seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh 3 pekerja untuk melindungi diri dari
kemungkinan adanya bahaya di lingkungan pekerja diantaranya:
1) Pakaian kerja yang sesuai dengan pekerjaanya;
2) Helm;
3) Pelindung Rambut;
4) Masker;
5) Pelindung telinga (ear plug);
6) sarung Tangan; dan
7) Sepatu,

dengan menggunakan alat-alat pelindung tersebut maka akan meminimalkan terjadinya


kecelakan kerja pada proses produksi. Dari beberapa alat tersebut karyawan harus selalu
menggunakannya saat bekerja, walaupun tidak semua pekerjaan tidak mengharuskan karyawan
untuk memakai alat tersebut, tetapi minimal perusahaan dan karyawan harus mengenali risiko
kecelakaan yang mungkin akan terjadi dan menggunakan alat yang benar benar dapat melindungi
dari risiko pekerjaan karyawan tersebut. Berikut beberapa hal yang harus dilakukan dalam
sebuah pabrik agar operasional berjalan dengan aman:

1) Identifikasi dan melakukan penilaian terhadap resiko dari bahaya kesehatan di tempat kerja
2) Melaksanakan surveilan terhadap kesehatan kerja
3) Antisipasi, identifikasi dan evaluasi kondisi dan praktek berbahaya
4) Buat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur, dan program
5) Terapakan, dokumentasikan dan informasikan rekan lainnya dalam hal pengendalian bahaya
dan program pengendalian bahaya
6) Ukur, periksa kembali keefektivitas pengendalian bahaya dan program pengendalian bahaya
16-14. Berdasarkan apa yang Anda pelajari dari bab ini, tulislah position paper singkat tentang
subjek, “Apa yang harus kita lakukan untuk mengurangi kemungkinan kecelakaan seperti ini di
pabrik pengepakan daging kita? Pastikan untuk mencantumkan setidaknya 5-10 hal spesifik yang
akan Anda sarankan?
 Perusahaan pabrik jagal hewan harus mempunyai peraturan tentang keselamatan dan
Kesehatan kerja. Untuk mengurangi kemungkinan kecekalaan perusahaan jagal hewan ini
juga harus mempunyai prosedur dan SOP agar operasional pabrik jagal dapat teratur dan
aman. Sehingga kecelakaan karyawan yang ada pada kasus tidak terulang Kembali,
karena taruhan nyawa dan kecacatan fisik jika kita bermain dengan alat-alat pabrik.

1) Identifikasi potensi bahaya dan melakukan penilaian dan pengendalian resiko


Mengidentifikasi bahaya yang terjadi sebelum beroperasi di pabrik jagal seperti mengecek
kondisi pelaksana pekerjaan (manusia), peralatan yang digunakan, standar kerja, lingkungan
tempat kerja baik fisik maupun non fisik, energi yang terlibat seperti, listrik, panas, kimia,
radiasi, dan lain-lain dan identifikasi aspek dampak lingkungan operasional organisasi
terhadap alam dan penduduk di sekitarnya. Identifikasi potensi bahaya dan menilai resiko
dilakukan dengan mengevaluasi semua kegiatan pegawai, potensi bahaya terhadap K3,
Prasarana dan alat kerja yang dipergunakan, lingkungan, peraturan yang berlaku, dan
rancangan instalasi, mesin, dan SOP yang disesuaikan dengan kesiapan dan K3 pekerja.
2) Identifikasi peraturan K3 dan evaluasi pemenuhannya
Perusahaan wajib menjalankan peraturan dan undang-undang dalam implementasi K3 di
pabrik jagal, tujuannya agar dapat mengevaluasi peraturan yang berlaku untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan nya sehingga dapat memberikan masukan untuk penyempurnaan.
3) Kompetensi, pelatihan, dan kepedulian
Memberikan pelatihan kepada pekerja pabrik jagal hingga kompetensi dan mendapat sertifikat
K3, hal ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan pekerja serta memberikan label
bahwa pekerja tersebut sudah mendapat lisensi mengenai keselamatan dan kesehatan kerja.
4) Komunikasi, partispasi, dan konsultasi
Setelah diidentifikasi dan dievaluasi, perusahaan pabrik jagal juga diharapkan dapat
menyampaikan hasilnya ke dalan dan luar perusahaan. Hasil evaluasi disampaikan ke pihak
terkait sebagai bahan masukan dan penyempurnaan perundang-undangan yang sudah ada.
5) Pengendalian dokumen
Dokumen-dokumen pabrik jagal yang berupa kertas, file, foto dari bukti-bukti kegiatan dan
hasil yang telah dicapai. Semua dokumen ini dipelihara untuk memastikan ketersediaan,
terbaca dengan jelas, memilah dokumen yang sudah kadaluarsa, dan menjaga dokumen
penting dari pihak eksternal.
6) Kesiapsiagaan dan tanggap darurat
Perusahaan pabrik jagal harus membuat aturan yang jelas untuk penyelamatan dalam keadaan
darurat. Perusahaan juga menyiapkan sarana keselamatan dan pelatihan-pelatihan tanggap
darurat untuk semua pekerja.
7) Pemantauan dan Pengukuran Kinerja
Dalam hal ini pabrik jagal mencakup inspeksi, pemantauan kesehatan, dan pemantauan
lingkungan kerja, sasaran dan program, Frekuensi rate (FR) severity rate, health rate, dan
kalibrasi.
8) Investigasi kecelakaan kerja
Perusahaan pabrik jagal harus menyeidiki kecelakaan kerja yang terjadi. Hal ini dianalisa dan
dicatat untuk mengetahui penyebab, tindakan perbaikan, dan menyampaikan hasil
penyelidikan.
9) Penanganan ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan pencegahan
Temuan ketidaksesuaian prosedur pada pabrik jagal harus ditanggapi dengan cepat unutk
proses perbaikan sehingga hal yang sama tidak terjadi lagi di kemudian hari.
10) Audit Internal
Perusahaan pabrik jagal juga harus membentuk Sistem Pengendalian Internal (SPI) untuk
mengaudit secara berkala terhadap pelaksanaan K3 di perusahaan. Hasil temuannya diberikan
kepada manajemen sebagai bahan perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai