Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SEJARAH SASTRA MELAYU

SYAIR HAMZAH FANSURI


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Sastra Melayu

Dosen Pengampu: Pak Jamal D. Rahman M. Hum


Disusun oleh:

Ahmad Awtsaqubillah (11230130000053)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Syair Hamzah Fansuri.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Sastra Melayu dalam program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut memberikan
konstribusinya dalam penyusunan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
Pak Jamal D. Rahman selaku dosen pengampu Mata Kuliah Sejarah Sastra Melayu yang telah
memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis dan
pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan terdapat
kekurangan didalamnya baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian yang
digunakan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar dapat
menjadi acuan dalam membuat makalah yang lebih baik di masa mendatang. Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan juga inspirasi bagi para pembaca serta
seluruh pihak lainnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
A. Latar belakang..............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................5
A. Pengertian Syair...........................................................................................................................5
B. Ciri-Ciri Syair Hamzah Fansuri...................................................................................................6
C. Syair Hamzah Fansuri..................................................................................................................8
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13
A. Kesimpulan................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Hamzah Fansuri adalah salah seorang sufi Nusantara yang menggunakan syair sebagai
media untuk mengungkapkan ajarannya. syairnya berasal dari gagasan dan pengalaman
keruhanian serta persatuan mistik.Baginya, puisi tidak hanya berfungsi sebagai ungkapan
perasaan emosional. Tapi juga sebagai tangga menuju Tuhan, media transendensi dan
transformasi diri. Puisi Hamzah Fansuri bisa disebut sebagai puisi hermeneutik atau syair
ta’wil yang merupakan tafsir esoterik ayat al-Qur’an dengan menggunakan simbol bahasa
yang bersifat kontekstual seperti perahu, burung, dagang, anak dagang dan sebagainya.

Islam datang di Melayu Nusantara pada abad ke-10 Masehi atau satu abad sebelumnya.
Namun sampai abad ke-15 pengaruh Islam masih terbatas di lingkungan tertentu dan
ajarannya belum meresap secara mendalam di kalangan masyarakat. Setelah berdirinya
kerajaan Aceh Darussalam dan meningkatnya peranan bahasa Melayu sebagai lingua franca
dan medium penyebaran agama pada abad ke-16 dan 17, barulah perkembangan Islam
menjadi lebih semarak dan mantap. Tokoh-tokoh sufi terutama tokoh kita ini, Hamzah
Fansuri sangat giat berdakwah bukan saja di bidang keagamaan, politik dan pendidikan tetapi
juga di bidang kebudayaan dan penulisan kreatif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian syair?
2. Bagaimana ciri-ciri dari syair Hamzah Fansuri?
3. Apa pengertian syair perahu?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian syair
2. Mengetahui ciri-ciri syair Hamzah Fansuri
3. Mengetahui syair-syair hamzah fansuri
4.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Syair
Kata atau istilah Syair berasal dari Bahasa arab yaitu Syi'ir atau Syu'ur yang berarti
"perasaan yang menyadari", kemudian kata Syu'ur berkembang menjadi Syi'ru yang berarti
puisi dalam pengetahuan umum. Pengertian yang lain, Syair adalah salah satu puisi lama.
Syair berasal dari Persia, dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam
ke Indonesia. Kemudian berkembang menjadi kata Syu’ur yang berarti puisi secara umum.
Maka syair dalam bahasa Melayu mengarah pada pengertian puisi secara umum. Namun
berkembang dan mengalami perubahan dan modefikasi sehingga syair di desain sesuai
dengan kondisi yang terjadi dalam perkembangan syair.
Syair adalah karya sastra yang sangat puitis, sarat makna, dan memuat nilai nilai yang
biasa diambil di dalamnya dapat dikatakan bahwa penciptaan syair bertujuan untuk
menciptakan kepuitisan atau membentangkan imajinasi yang puitis dalam menyampaikan
pesan dan nilai-nilai yang hendak diungkapkannya
Syair adalah bentuk sastra klasik Melayu yang sudah mendekati kepunahan. Berbeda
dengan pantun, syair adalah bentuk puisi lama yang diungkapkan secara bersambung dan
membentuk suatu cerita yang panjang
Sebagaimana lazimnya "Penyair Sufi", maka sajak-sajak Hamzah Fansuri penuh
dengan rindu-dendam; rindu kepada Mahbubnya, Kekasihnya, Khaliqnya, Allah Yang Maha
Esa. Sedemikian rindunya, hatta dia merasa seperti telah bersatu/ menjadi satu dengan
Kekasihnya itu, sehingga Hamzah seakanakan berbicara dengan Lidah Khaliqnya, mendengar
dengan Telinga Khaliqnya, melihat dengan Mata Khaliqnya, mencium dengan Hidung
Khaliqnya, karena jasadnya telah luluh ke dalam Khaliqnya; Mahbub yang dirindukannya itu.
Karena itulah, maka "Karya Tulis" Hamzah Fansuri sukar dimengerti dan dipahami oleh
orang yang tidak banyak membaca dan mendalami buah pikiran dan filsafat Ulama
Tasauwuf/Penyair Sufi.1

Syair Syekh Hamzah Fansuri yang terkenal di antaranya adalah;


1
A. hasmy dan Abdul Hadi W. M, Hamzah Fansuri Penyair Sufi Aceh,(Aceh: Lotkala, 1984), hlm.8
1. Syair perahu
2. Syair dagang
3. Syair Bahr An-nisa
4. Syair Burung Pingai

B. Ciri-Ciri Syair Hamzah Fansuri

Penyair biasanya mengucapkan pengalaman batinnya sendiri, yaitu


pengalaman batinnya sendiri, yaitu disebabkan adanya kekuatan impersonal biasa
disebut ilham yang menguasai sepenuhnya jiwa penyair, lantas terdorong untuk
mengekspresikannya dengan menggunakan media bahasa. Wawasan estetik Pujangga
Baru pada 1930-an yang terangkum dalam pernyataan terakan sukma yang mengalir
ke indah kata tidak jauh berbeda dari apa yang telah dinyatakan oleh Hamzah Fansuri
dan para pengikutnya abad ke-17.
Syair-syair Hamzah Fansuri mempunyai ciri-ciri penting antara lain:
1. Struktur lahir semua puisi Hamzah Fansuri ialah sajak empat baris dengan skema akhir
AAAA, suatu bentuk puisi yang disebut syair dalam kesusastraan Melayu.19
2. Dilihat dari struktur batinnya syair-syair Hamzah Fansuri merupakan ungkapan perasaan
fana, cinta ilahi, kemabukan mistik, pengalaman batin yang diperoleh penyair dalam
melakukan perjalanan kerohanian (suluk) atau pengetahuan rohani penyair tentang ilmu
tasawuf yang didapat melalui ilham dan kasyf atau tersingkapnya mata batin. Puisi-puisi
semacam ini menggunakan tamsil-tamsil khas terutama yang berkenaan dengan anggur,
kekasih, perjalanan, lautan dan lain-lain.
3. Terdapat banyak kutipan ayat-ayat mutasyabihat Al-Qur’an di dalam puisi-puisi tersebut
dengan fungsi religius dan estetis. Ayat-ayat mutasyabihat Al-Qur’an sering dibicarakan oleh
para sufi di dalam wacana-wacana mereka, sebab di dalamnya terkandung ajaran esoteric
Islam.
4. Terdapat beberapa penanda kesufian seperti anak dagang, anak jamu, anak datu, anak ratu,
orang ‘uryani, faqir, thalib, ‘asyiq dan lain-lain.
5. Di dalam puisinya ditemukan ungkapan-ungkapan dan citra-citra paradoks, suatu hal yang
lazim dalam kesusastraan mistikal atau sufistik.
6. Terdapat sejumlah baris syair Hamza Fansuri memiliki kesamaan dengan baris-baris puisi
penyair sufi Parsi seperti ‘Iraqi, Hafiz, Rumi, Mahmud al-Syabistari, al-Maghribi dan Jami,
di samping ada kaitannya dengan Mantiq al-Thayr karya -Aththar.20
7. Terdapat banyak kata ambilan dari bahasa Arab dan sejumlah kata Jawa di dalam puisi-
puisinya. Ditambah dengan kutipan ayat Al-Qur’an dan Hadis serta ucapan syathiyat Saidina
Ali, Abu Yazid dan al-Hallaj, menunjukkan bahwa melalui karya-karyanya Hamzah Fansuri
telah melakukan destruksi terhadap bahasa Melayu secara luar bias2

2
Nuraini H. A. Mannan: Karya Sastra Ulama Aceh Syeikh Hamzah Fansuri
Substantia, Volume 18 Nomor 2, Oktober 2016
C. Syair Hamzah Fansuri

1. Syair Perahu

Syair ini membandingkan kehidupan manusia dengan sebuah perahu yang


berlayar di lautan yang sangat dalam. Dalam karya ini, Hamzah Fansuri melambangkan
kehidupan manusia saat ini bagaikan sebuah perahu yang sedang berlayar di lautan.
Pelayaran itu menuju ke sebuah alam lain dari kehidupan manusia. Oleh sebab itu,
diperlukan persiapan yang matang untuk menuju ke sana. Hal ini dapat dilihat di dalam
bait syairnya, yakni:
Wahai muda, kenali dirimu
Ialah perahu tamsil tubuhmu

Tiadalah berapa lama hidupmu

Ke akhirat jua kekal diammu


Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman

Alat perahumu jua kerjakan

Itulah jalan membetuli insan3

Dari sayir di atas dapat disimpulkan, bahwa persiapan yang baik bagi sebuah
pelayaran diperlukan untuk menjamin keselamatan, agar sampai ke tujuan yang
diinginkan, yaitu tujuan yang akan menjadi tempat kembali yang kekal. Ilmu bagaikan
kemudi yang akan melahirkan sebuah pedoman hidup yang dapat dikerjakan dan
dilaksanakan oleh manusia untuk memperbaiki dan menyempurnakan perilaku diri.
Hanya diri yang sempurna yang siap berlayar dengan perahu kehidupan yang akan
mengarungi lautan luas yang penuh dengan halangan dan cobaan.4

3
Abdul Hadi W.M., Tasawuf yang Tertindas Kajian Hermeneutik terhadap Karya-karya Hamzah
Fansuri (Jakarta, 2001), hlm. 176
4
Sehat Ihsan Shadiqin, Tasawuf Aceh (Aceh, 2008), hlm. 63

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Syeikh Hamzah Fansuri
sebagai seorang ulama Sufi dan penyair Melayu Klasik yang banyak menghasilkan
karya-karyanya sampai saat ini dianggap sebagai penyair besar dan sekaligus sebagai
ulama yang banyak ide-idenya dituangkan dalam syair Melayu Klasik.

Karya-karya syair Syeikh Hamzah Fansuri sebagai pedoman dasar dalam


pengembangan sastra Melayu dan Nusantara. Oleh karena itu karya-karyanya telah
memberikan andil besar untuk penyair berikutnya. Sedangkan pikiran-pikiran tentang
masalah keagamaan terutama tentang hubungan manusia dengan Tuhannya yang
dalam paham pikiran Syeikh Hamzah Fansuri dimasukkan dalam kategori wahdatul
wujud.
Syekh Hamzah Fansuri bukan hanya seorang ulama tasawuf dan sastrawan
terkemuka, tetapi seorang perintis dan pelopor. Sumbangannya sangat besar bagi
perkembangan kebudayaan Islam di rantau ini, khusus nya di bidang keruhanian,
keilmuan, filsafat, bahasa dan sastra.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Abdul W. M., Hamzah Fansuri risalah tasawuf dan puisi - puisinya (Bandung: mizan,
1995)
Hasmy dan Abdul Hadi W. M, Hamzah Fansuri Penyair Sufi Aceh, (Aceh: Lotkala, 1984)
Hadi, Abdul W.M., Tasawuf yang Tertindas Kajian Hermeneutik terhadap Karya-karya
Hamzah Fansuri (Jakarta, 2001)

Ilham Fauzi, Makalah Ajaran Tasawuf Hamzah Fansuri, (Depok: Universitas Indonesia,
2009)
Mannan, Nuraini H. A. Karya Sastra Ulama Aceh Syeikh Hamzah Fansuri Substantia,
Volume 18 Nomor 2, (Oktober 2016)

10

Anda mungkin juga menyukai