Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEIMANAN


DALAM BERKEHIDUPAN POLITIK DI
INDONESIA

Oleh :
Muhammad Andre Hidayatulloh (231020700040)

KELAS B1
PRODI S1 TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO (UMSIDA)
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatkan bahwa makalah yang saya
selesaikan adalah benar. Dengan ini saya menyatakan penulisan makalah telah
memenuhi semua syarat serta ketentuan yang ditetapkan oleh dosen pembimbing.

Judul Makalah : NIFAQ DAN KONSEKUENSINYA

Nama : MUHAMMAD ANDRE HIDAYATULLOH (231020700040)

Prodi : S1 Teknik industri

Fakultas : Sains dan Teknologi

Sidoarjo, 30 Oktober 2023

Yang membuat pernyataan,

(M Andre Hidayatulloh)

Mengetahui,

Dosen Mata Kuliah Keimanan dan Kemanusiaan

(Afifun Nidlom, S.Ag.,M.pd.,M.H)

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Keimanan dan
Kemanusiaan, dengan judul “Nifaq Dan Konsekuensinya”.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena
itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ,i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................................5

1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................... 5


1.2 TUJUAN............................................................................................... 5
1.3 RUMUSAN MASALAH ...................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 6

2.1 Menjelaskan Hakikat Nifaq ................................................................... 6


2.2 Menganalisis Konsekuensi Nifaq .......................................................... 8

BAB III
PENUTUP ............................................................................................................ 11

3.1 Simpulan.............................................................................................. 11
3.2 Saran.................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam agama Islam, nifaq adalah istilah yang merujuk kepada perilaku
atau tindakan yang tidak jujur atau munafik. Dalam al-Quran, nifaq sering
digambarkan sebagai perilaku yang sangat tidak dianjurkan yang memiliki
dampak negatif pada kehidupan seseorang dan masyarakat. Karena konsep ini
memiliki relevansi yang signifikan dalam Islam, maka makalah ini akan
membahas latar belakang nifaq dan konsekuensinya dalam konteks agama ini.
1.2 Tujuan
A. Menjelaskan konsep nifaq.
B. Menganalisis tanda-tanda dan bentuk nifaq.
C. Mengeksplorasi penyebab nifaq.
D. Membahas konsekuensi nifaq.
E. Mendiskusikan upaya pemberantasan nifaq.
F. Merenungkan solusi dan perbaikan.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan nifaq dalam konteks agama islam?
2. Apa penyebab utama nifaq dalam kehidupan sehari-hari dan masyarakat?
3. Bagaimana islam menangani dan mengatasi nifaq, serta menghimbau
umatnya untuk menghindarinya?

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Menjelaskan Hakikat Nifaq

Nifaq berasal dari kata: ‫نافقا‬, yang berarti salah satu lubang tempat
keluarnya Yarbu’ (hewan sejenis tikus) dari sarangnya, di mana jika ia dicari dari
lubang yang satu, maka ia akan keluar dari lubang yang satunya lagi. ‫نَفَق‬: “lubang
tempat bersembunyi.” Menurut syara’: menampakan keislaman dan kebaikan,
tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan.

Menurut HAMKA (Haji Abdul Malik Abdul Karim Amrullah), kata


munafik atau nifaq itu merupakan asal, yang artinya ialah lubang tempat
bersembunyi di bawah tanah. Lubang perlindungan dari bahaya udara, disebut
“nafaq”. Beliau menyimpulkan bahwa dari sinilah diambil arti dari orang yang
menyembunyikan keadaan yang sebenarnya, sebagai suatu pengicuhan atau
penipuan.

Kemudian al-Raghib al-Ashfahaniy menjelaskan arti nifaq secara bahasa,


yaitu: masuk ke dalam satu lubang dan keluar dari lubang pada pintu yang lain.
Seperti yang beliau paparkan dalam defenisi :

‫النفَا ُق هو الد ُ ُخو ُل في الشرعي من باب و خرو ُجوا عنه من باب‬.

Untuk itu, orang munafik disebut dengan al-fasik : orang fasik karena ia
keluar dari jalan syariat. Sesuai dengan akhir ayat ke-67 dari surat al-Taubah:

َ‫ِإ َّن ْال ُمنَافِقِينَ هُ ُم ْالفَا ِسقُون‬

Abd al-Rahman Faudah menyebutkan, kenapa disebut munafiq?


Menurutnya, dari antara binatang ada satu jenis binatang yang diberi sifat buruk,

6
cerdik dan suka menipu, binatang itu disebut ُ‫ اليَ ْرب ُْوع‬: jenis tikus. Binatang ini
suka membuat tempat tinggal dan tempat sembunyi dari dua buah batu. Salah
satu dari batu itu muncul untuk menampakan dirinya. Batu tempat munculnya ini
disebut‫القاص َعاء‬
ِ , sedangkan batu yang lainnya tersembunyi tidak dapat dilihat,
batu ini disebut: ‫النفقاء‬. Apabila binatang itu dikejar dari arah batu al-qashi'a, ia
memasukan kepalanya pada batu‫ النفقاء‬, lalu masuk bersembunyi di balik batu atau
ia lari dari jalan ke luar yang lain. Karena itu orang yang suka menampakan
sesuatu yang berbeda dengan apa yang ada dalam hatinya disebut .‫المنافق‬

Jalan yang dibuat di bawah tanah yang berujung pada tempat ke luar dari
arah yang lain, disebut ‫نَفَق‬, binatang (‫ ) َحيَ َوان َخبٍيْث‬dari kalangan manusia adalah
ُ‫ ال ُمنَا ِفق‬dan busuk yang diberi kemampuan berupa kecerdasan dan kelicikan;
lahirnya bersinar bathinnya gelap, ucapannya menyenangkan perbuatannya
menyakitkan.

Nifaq merupakan sebuah penyakit yang ganas dan berbahaya, bahkan


lebih berbahaya dari penyakit fisik yang pernah ada di dunia ini, ia dapat
menghinggapi di hati setiap muslim, dan penyebab utama mudah terjangkiti
penyakit ini dikarenakan ketiadaan iman dan kurangnya pemahaman yang benar
tentang Islam. Orang yang terjangkiti virus nifaq ini disebut munafiq.

Jadi, dapat dikatakan dalam istilah syariat; nifaq berarti perbuatan


menampakkan keislaman dan kebaikan, namun menyembunyikan kekafiran serta
kejelekan. Diistilahkan demikian karena pelakunya masuk ke dalam agama Islam
dari sebuah pintu dan keluar melalui pintu yang lain. Jika diteliti secara seksama
ayat-ayat yang menyinggung persoalan iman dan nifaq, maka sekurang-
kurangnya akan ditemukan 160 ayat yang berbicara dan membahas persoalan
tersebut secara bergandengan. Namun, dalam tulisan yang singkat ini tidak
mungkin penulis paparkan secara keseluruhan, melainkan hanya ayat-ayat yang
dianggap membicarakan poin-poin penting saja tentang persoalan nifaq tersebut.

7
2.2 Menganalisis Konsekuensi Nifaq

Nifaq atau kemunafikan adalah perbuatan yang dilakukan


dengan menyatakan keimanannya kepada Allah dan Rasul-Nya, namun pada
kenyataannya melanggar ajaran-ajaran agama. Tindakan nifaq tidak hanya dapat
merugikan diri sendiri, tetapi juga berdampak buruk bagi hubungan sosial dan
bermasyarakat. Berikut ini adalah beberapa akibat dari nifaq yang perlu kita
ketahui:

1. Kehilangan kepercayaan
Salah satu konsekuensi yang paling tegas dari nifaq adalah kehilangan
kepercayaan dari orang lain. Ketika seseorang berpura-pura menjadi orang
yang taat beragama, sementara perilakunya bertentangan dengan nilai-nilai
agama, maka orang lain akan kehilangan kepercayaan terhadapnya.
Kepercayaan yang hilang tidak hanya sulit untuk dipulihkan, tetapi juga dapat
merusak hubungan personal dan profesional seseorang.

2. Masalah dalam hubungan sosial


Nifaq juga dapat memicu masalah dalam hubungan sosial. Orang-orang yang
mengetahui seseorang berpura-pura menjadi baik, tetapi memiliki perilaku
yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, bisa merasa terkhianati. Hal ini
dapat menyebabkan konflik, perselisihan, dan bahkan pemisahan antara
individu dan kelompok. Jika nifaq merajalela dalam suatu komunitas, maka
hubungan sosial di antara anggota masyarakat dapat terganggu, dan kekacauan
sosial pun menjadi mungkin terjadi.

3. Ketidakstabilan dalam hubungan bermasyarakat


Akibat lain dari nifaq adalah ketidakstabilan dalam hubungan bermasyarakat.
Ketika individu-individu yang pura-pura taat beragama memegang peran
penting dalam masyarakat, maka keputusan dan kebijakan yang mereka buat
akan bisa menciptakan keraguan dan ketidakstabilan di kalangan masyarakat.
Selain itu, adanya konflik dan pertentangan yang disebabkan oleh tindakan
nifaq dapat merusak ikatan dan kerjasama dalam masyarakat, yang pada
akhirnya berdampak negatif pada kemajuan dan perkembangan.

8
4. Kehilangan Kredibilitas dan Otoritas Individu
Yang dikenal sebagai munafik mungkin kehilangan kredibilitas dan otoritas,
terutama jika mereka memiliki posisi penting dalam masyarakat atau dalam
agama. Orang-orang mungkin tidak lagi menghormati atau mengikuti nasihat
mereka.

5. Kehilangan Keberkahan dan Kepuasan Hidup


Individu yang hidup dalam nifaq seringkali merasa tidak puas dan kehilangan
keberkahan dalam hidup mereka. Mereka mungkin merasa hampa dan tidak
merasakan kebahagiaan sejati.

Dalam upaya mencegah terjadinya nifaq dan mengatasi akibat-


akibatnya, kita semua harus berperan aktif dalam mempromosikan kesadaran akan
pentingnya konsistensi antara ucapan dan tindakan. Lebih dari itu, penting bagi
kita untuk memahami nilai-nilai agama dengan benar dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan cara ini, kita dapat membangun hubungan yang
kuat dan saling percaya dalam masyarakat, serta menciptakan stabilitas yang
berkelanjutan.

9
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN

Dari uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud


dengan nifaq adalah menyembunyikan suatu kebenaran (fakta), atau sesuatu yang
tampak secara lahir berbeda dengan apa yang ada dalam bathin, dengan maksud
untuk menipu dan mengicuh orang lain. Pelaku nifaq tersebut dinamakan dengan
munafik. Nifaq dan pelakunya (munafik) ini muncul di kalangan umat Islam
setelah Nabi s.a.w. hijrah ke Madinah, setelah Islam memiliki kekuasaan dan
kekuatan yang besar, sehingga awalnya mereka adalah (orang-orang kafir) takut
tertindas dan khawatir akan tidak terjaganya harta dan kehormatan mereka, maka
mereka berpura-pura masuk Islam, dengan cara membenarkan dengan lisan,
sementara hatinya mengingkari. Hal ini dilakukan oleh mayoritas para tokoh dan
pemuka-pemuka kafir quraisy.

Al-Quran begitu banyak mengulas dan menguraikan secara tegas


tentang gambaran, ciri-ciri, karakteristik, serta hukuman dan ancaman bagi
pelaku munafik. Hal ini tentunya bertujuan agar umat Islam selalu waspada
dalam menjalani kehidupan, baik demi kemashlahatan dirinya sebagai individu,
maupun demi kemurnian risalah Islamiyah sampai akhir zaman. Sebab, musuh
nyata bagi umat Islam sudah pasti orang-orang kafir. Namun, permusuhan dan
perlawanan dari kelompok-kelompok munafik tak kalah bahayanya dari orang-
orang kafir tersebut, mereka akan terus-menerus menjadi musuh dalam selimut
bagi orang-orang yang beriman sampai akhir zaman.

B. SARAN
Demikianlah yang dapat penulis kemukakan tentang makna nifaq di
dalam al-Quran dalam makalah ini, semoga bisa menjadi suatu bahan untuk
meningkatkan keimanan kita kepada Allah s.w.t.

11
0
Akhir kata, penulis menyadari makalah ini tentunya masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis membukakan peluang bagi pembaca agar
bersedia memberikan kritikan dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan untuk
masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran al-Karim

Al-Sabt Khalid ibn Utsman, Qawaid al-Tafsir, Dar Ibnu ‘Affan, 1421 H.

Al-Maqdisiy Fadhillah Husaini, Fathur al-Rahman “Lithalib Ayat al-Quran”, Beirut: Dar
al-Fikr, t.th.

Ash-Shiddieqy Muhammad Hasbi, Tafsir al-Bayan, Bandung: PT. Ma’arif, 1977

Abd al-Baqi’ Muhammad Fuad, al-Mua’jam al-Mufahrasy li al-Fadz al-Quran al-Karim,


Beirut-Libanon: Dar al-Ma’rifah, 1992

Al-Jauzi Ibnu, Zad Al-Masir fi Ilmi Tafsir, Beirut: Maktabah al-Islamiy, 1965

Al-Maraghiy Ahmad Mustafa, Tafsir al-Maraghiy, Beirut-Libanon: Dar al-Fikr, 1971

Al-Ashfahaniy al-Raghib, Mu’jam al-Mufradat al-Fadz al-Quran, Beirut-Libanon: Dar al-


Kutb al-Ilmiah, 2004

11
1

Anda mungkin juga menyukai