Anda di halaman 1dari 21

Tugas-ke7

EVALUASI PEMBELAJARAN MEMBACA

Oleh:

NAMA: NIRMALA APRIZILIA PUTRI

NPM: 220102155

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Pemelajaran Membaca dan Menulis SD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HAMZANWADI

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt, yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah mata kuliah
“Pembelajaran Membaca dan Menulis”

Solawat serta salam kami sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad saw, yang telah
memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunah untuk keselamatan umat manusia.

Makalah ini merupakan satu diantara tugas mata kuliah Pembelajaran Membaca dan Menulis
di program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Universitas hamzanwadi.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan pada makalah ini
maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Selong, 14 Desember 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
A.Latar Belakang ........................................................................................................................ 4
B.Rumusan masalah .................................................................................................................... 6
C.Tujuan ...................................................................................................................................... 6
D.Manfaat .................................................................................................................................... 7
BAB II ............................................................................................................................................ 8
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 8
A.Hakikat Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar ................................................................ 8
B.Evaluasi Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar .............................................................. 11
C.Tujuan Evaluasi ..................................................................................................................... 15
BAB III......................................................................................................................................... 19
PENUTUP.................................................................................................................................... 19
Kesimpulan: .................................................................................................................................. 19
Saran: ............................................................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 21
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi nasional dan harus dijaga. Pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia di sekolah dasar merupakan suatu pembelajaran terpadu yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan berkomunikasi bahasa Indonesia dengan baik dan benar lisan dan
tulisan, serta meningkatkan kemampuan mengapresiasi karya dalam bahasa Indonesia.
Mengungkapkan gagasan secara runtut, logis, dan kontekstual sehingga bermanfaat bagi
siswa dan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia mempunyai peranan
penting dalam dunia pendidikan karena bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi dalam segala
bidang.
Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kompetensi
minimal bagi siswa yang menggambarkan perolehan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan
sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Keterampilan tersebut adalah keterampilan
mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
Membaca merupakan suatu aktivitas atau proses kognitif yang melibatkan upaya
menemukan berbagai informasi yang terkandung dalam teks. Dengan kata lain, membaca adalah
suatu proses berpikir yang membantu untuk memahami isi teks yang dibaca.
Oleh karena itu, membaca bukan hanya sekedar kegiatan melihat kumpulan karakter yang
membentuk kata, frasa, kalimat, paragraf, dan wacana, tetapi juga merupakan aktivitas memahami
dan menafsirkan simbol, simbol, dan karakter yang bermakna untuk menyampaikan pesan kepada
pembaca.
Kemampuan membaca sangat penting dalam masyarakat terpelajar. Namun anak yang tidak
memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar.Anak-anak yang
percaya bahwa belajar membaca adalah suatu usaha yang berkelanjutan dan memandang tinggi
nilai membaca sebagai suatu kegiatan pribadi akan lebih aktif dalam belajar dibandingkan anak-
anak yang tidak memperoleh manfaat dari kegiatan membaca.
Dalam masyarakat yang semakin kompleks, membaca menjadi semakin penting. Membaca
adalah bagian dari setiap aspek kehidupan. Apalagi kemampuan membaca sudah menjadi bagian
dari kehidupan masyarakat sehari-hari.
Pada dasarnya pembelajaran adalah dialog dua arah antara siswa dan guru dalam proses
belajar mengajar yang dinamis yang dapat menanamkan nilai-nilai pada diri siswa serta mengubah
perilaku dan pengetahuannya. Untuk membantu siswa mencapai tujuan yang ingin dicapainya.
Arti kata belajar dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) artinya berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu pengetahuan. Alternatifnya, belajar dapat digambarkan sebagai
suatu kegiatan yang memperluas pengetahuan siswa. Pembelajaran merupakan suatu proses
interaksi antara siswa, guru, dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif, kemampuan emosional dan
keterampilan melalui kegiatan interaktif. Pembelajaran juga dapat dianggap sebagai sistem, proses,
dan alat bantu untuk memahami konsep-konsep tertentu. Hal ini mencakup tujuan, metode, strategi,
dan materi pembelajaran. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan tercapainya tujuan
pembelajaran dan pemberdayaan aktif siswa.
Pembelajaran melibatkan interaksi antara siswa dan guru dalam proses belajar mengajar
yang dinamis. Ini termasuk penggunaan teknologi canggih untuk menciptakan lingkungan belajar
yang lebih baik. Pembelajaran dapat berlangsung baik di dalam maupun di luar ruangan dan
berperan penting dalam meningkatkan kefasihan berbahasa dan keterampilan lainnya.
Sekolah dasar merupakan jenjang formal pertama di dalam pendidikan yang harus dilewati
untuk bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya. Oleh karena itu, kemampuan dasar pembelajaran
diberikan kepada siswa. Misalnya kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa adalah
keterampilan berbahasa.
Pembelajaran membaca merupakan salah satu keterampilan yang harus diajarkan di sekolah
dasar, di samping keterampilan yang lainnya (menulis, menyimak, berbicara), karena keterampilan
membaca mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan berbahasa
dalam mencari pesan atau memahami makna di dalam bacaan.
Pada hakikatnya,aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses
dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental.
Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan
pada saat membaca.
Membaca sebagai proses menjadi kunci utama di dalam pembelajaran membaca karena
banyak aspek yang terlibat di dalamnya. Sehingga membaca sebagai produk bergantung dari
keberhasilan siswa untuk memahami makna dari kata yang telah dibaca. Pembelajaran tersebut
dikuasai oleh seseorang bukan karena kebetulan, melainkan dengan cara belajar dan berlatih
mengenali tulisan.
Pembelajaran membaca di sekolah dasar menentukan keberhasilan siswa untuk memiliki
keterampilan membaca dikemudian hari yang bermula dari pengenalan huruf, membaca persuku
kata, kata hingga kalimat. Dengan demikian, pembelajaran membaca berawal dari proses yang
baik agar memperoleh hasil belajar membaca yang baik dan benar.
Secara harafiah, “evaluasi” berasal dari kata bahasa Inggris “evaluation”, yang berarti
“evaluasi” atau “interpretasi’. Secara umum evaluasi dapat dikatakan menilai kualitas suatu hal.
Evaluasi juga dapat dilihat sebagai proses perencanaan, perolehan, dan penyediaan informasi
secara tepat yang diperlukan untuk mengambil alternatif keputusan.
Evaluasi adalah proses pengumpulan, pengolahan, dan interpretasi data (informasi) untuk
mengetahui kualitas sesuatu yang terkandung dalam data tersebut. Dalam pembelajaran, data dan
informasi diperoleh melalui serangkaian kegiatan dan peristiwa yang terjadi selama pembelajaran.
Kegiatan yang dimaksud berkaitan dengan kegiatan guru, acara kelas, aksi siswa dan
kemenangan. Dalam konteks penilaian pembelajaran membaca di kelas awal SD, penilaian
tersebut tentunya harus sesuai dengan tujuan dan hakikat pembelajaran bahasa Indonesia pada
umumnya.
Evaluasi proses dalam pembelajaran membaca permulaan adalah evaluasi pengajaran
membaca yang menekankan pada proses anak dalam belajar membaca. Evaluasi ini dilaksanakan
secara informal selama proses berlangsungnya anak belajar membaca. Oleh karena itu, evaluasi
adalah suatu proses sistematis untuk menilai atau menentukan sejauh mana siswa telah mencapai
tujuan pembelajaran.
B. Rumusan masalah

a. Apa hakikat pembelajaran membaca di sekolah dasar?


b. Bagaimana evaluasi pembelajaran membaca di sekolah dasar?
c. Apa tujuan dari evaluasi pembelajaran?
C. Tujuan

a. Untuk mengetahui definisi dari hakikat pembelajaran membaca di sekolah dasar


b. Untuk mengetahui evaluasi yang dilakukan di sekolah dasar
c. Untuk mengetahui tujuan dari evaluasi pembelajaran membaca
D. Manfaat

a. Pembaca dapat mengetahui hakikat pembelajaran mem baca di sekolah dasar


b. Pembaca dapat mengetahui evaluasi pembelajaran membaca di sekolah dasar
c. Pembaca dapat mengetahui tujuan evaluasi pembelajaran membaca
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar

Sekolah dasar merupakan jenjang formal pertama di dalam pendidikan yang harus dilewati
untuk bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya. Oleh karena itu, kemampuan dasar pembelajaran
diberikan kepada siswa. Misalnya kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa adalah
keterampilan berbahasa.
Pembelajaran membaca merupakan salahsatu keterampilan yang harus diajarkan di sekolah
dasar, di samping keterampilan yang lainnya (menulis, menyimak, berbicara), karena keterampilan
membaca mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan berbahasa
dalam mencari pesan atau memahami makna di dalam bacaan.
Pada hakikatnya, aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses
dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental.
Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan
pada saat membaca.
Membaca sebagai proses menjadi kunci utama di dalam pembelajaran membaca karena
banyak aspek yang terlibat di dalamnya. aspek yang terlibat di dalam proses membaca yaitu,
sensori, perseptual, urutan, pengalaman, pikiran, pembelajaran, asosiasi, sikap dan gagasan.
Sehingga membaca sebagai produk bergantung dari keberhasilan siswa untuk memahami makna
dari kata yang telah dibaca. Pembelajaran tersebut dikuasai oleh seseorang bukan karena kebetulan,
melainkan dengan cara belajar dan berlatih mengenali tulisan.
Pembelajaran membaca di sekolah dasar menentukan keberhasilan siswa untuk memiliki
keterampilan membaca dikemudian hari yang bermula dari pengenalan huruf, membaca persuku
kata, kata hingga kalimat. Dengan demikian, pembelajaran membaca berawal dari proses yang
baik agar memperoleh hasil belajar membaca yang baik dan benar.

1. Pengertian Membaca
Kegiatan membaca tidak akan terlepas dalam kehidupan sehari-hari seiring dengan
berkembangnya teknologi. Mengingat bahwa setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia akan
melibatkan kegiatan membaca. Membaca adalah suatu kegiatan yang melibatkan banyak hal, tidak
hanya sekedar melafalkan tulisan tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik,
dan metakognitif.
Seseorang dikatakan telah mampu menerima pesan yang disampaikan oleh orang lain
apabila pembaca dapat merespon dengan baik sebagai bentuk interaksinya dalam memahami
makna. Selain itu, membaca juga akan membantu untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
Membaca merupakan suatu kegiatan proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai
informasi yang terdapat dalam tulisan.

2. Tujuan Membaca
Tuntutan di zaman yang modern ini adalah mengembangkan kemampuan membaca. Melalui
membaca akan memperoleh banyak informasi dan pengetahuan baru yang diperoleh dari berbagai
sumber.
Pengetahuan yang berkembang pada seseorang apabila tidak diimbangi dengan
kegemarannya di dalam membaca, maka akan tidak berguna. Berbeda halnya dengan orang yang
gemar membaca, mereka akan melakukan kegiatan membaca di dalam sela-sela kesibukannya.
Karena tujuan membaca yang lainnya adalah rekreasi.
Pada umumnya tujuan membaca untuk memahami isi bacaan bergantung pada teks bacaan
yang dipilih. Sehingga membaca mempunyai tujuh tujuan, yaitu
a. Reading for details of fact (membaca untuk memperoleh fakta dan perincian);
b. Reading for main ideas (membaca untuk memperoleh ide-ide utama);
c. Reading for sequence or organization (membaca untuk mengetahui urutan / susunan struktur
karangan);
d. Reading for inference (membaca untuk menyimpulkan);
e. Reading to classify (membaca untuk mengelompokkan/mengklasifikasikan);
f. Reading to evaluate (membaca untuk menilai, mengevaluasi);
g. Reading to compare or contrast (membaca untukmemperbandingkan/mempertentangkan).

Oleh sebab itu, sebelum membaca hendaknya pembaca menentukan tujuan yang ingin
dicapai. Dengan menentukan tujuan pembaca akan dengan mudah memahami isi dari bacaan
karena fokus terhadap tujuannya.
3. Jenis Membaca
Kegiatan membaca yang dilakukan oleh manusia pada umumnya dengan dua cara yaitu
membaca nyaring dan membaca di dalam hati. Membaca nyaring suatu aktivitas atau kegiatan
yang merupakan alat bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau
pendengar untuk menangkap atau memahami informasi, pikiran, dan perasaan seorang pengarang.
Kegiatan membaca nyaring sering diterapkan di kelas rendah (I dan II), membaca nyaring
membantu untuk mengkontribusikan perkembangan pada anak secara menyeluruh, diantaranya:
a. Membaca nyaring memberikan guru suatu cara yang cepat dan valid untuk mengevaluasi
kemajuan keterampilan membaca yang utama, khususnya penggalan kata, frasa, dan untuk
menemukan kebutuhan pengajaran yang spesifik;
b. Membaca nyaring memberikan latihan berkomunikasi lisan untuk pembaca dan bagi yang
mendengar untuk meningkatkan keterampilan menyimak;
c. Membaca nyaring juga bisa melatih siswa untuk mendramatisasikan cerita dan
memerankan pelaku yang terdapat di dalam cerita;
d. Membaca nyaring menyediakan suatu media di mana guru dengan bimbingan yang
bijaksana, bisa bekerja untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri, terutama lagi
dengan anak yang pemalu.
Jenis membaca yang lainnya adalah membaca di dalam hati. Pengertian dari membaca di
dalam hati, yaitu: membaca tidak bersuara, tanpa gerakan bibir, tanpa gerakan kepala, tanpa berisik,
memahami bahan bacaan yang dibaca secara diam atau dalam hati, kecepatan mata dalam
membaca tiga kata perdetik, menikmati bahan bacaan yang dibaca dalam hati, dan dapat
menyesuaikan kecepatan membaca dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bahan bacaan
itu.
Keterlibatan fisik ketika membaca di dalam hati menjadi pendukung utama dan harus
diberikan latihan yang ekstra agar terampil melaksanakan kegiatan membaca, namun harus
disesuaikan dengan jenis bacaan dan suasana dalam melaksanakan membaca. Oleh sebab itu,
membaca dalam hati memberikan kesempatan kepada pembaca untuk memahami isi bacaan secara
mendalam. Adapun bagian dari membaca di dalam hati yang bisa digunakan untuk meningkatkan
pemahaman pada saat membaca yaitu membaca ekstensif dan membaca intensif.
4. Tahapan Membaca
Setiap hal yang akan dilakukan pasti berawal dari tahap paling awal termasuk pada membaca.
Membaca memiliki dua tahapan yaitu membaca permulaan (membaca mekanik) dan membaca
lanjut (membaca pemahaman).
Membaca permulaan merupakan tahap awal untuk belajar membaca. Membaca permulaan
mencakup “pengenalan bentuk huruf, pengenalan unsur-unsur linguistik, pengenalan
hubungan/korespondensi pada pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis),
dan kecepatan membaca bertaraf lambat”.
Pada tahap membaca permulaan, siswa dikenalkan dengan huruf-huruf abjad yang dimulai
A sampai Z. Pengenalan tersebut dapat dilakukan dengan cara melafalkan huruf-huruf tersebut dan
dikenalkan bentuk hurufnya. Jika pada tahap ini siswa sudah menguasai, maka berlanjut pada
pengenalan suku kata, kata, kalimat, hingga akhirnya siswa mampu membaca walau dengan
kecepatan yang lambat. Ketika membaca permulaan sering kali diterapkan membaca nyaring agar
bisa melatih lafal dan intonasi ketika membaca.
Berbeda halnya dengan membaca lanjut (membaca pemahaman). Membaca pemahaman
menjadi bagian dari membaca di dalam hati. Karena dengan membaca di dalam hati seorang
pembaca akan mampu untuk memahami isi bacaan secara menyeluruh. Membaca pemahaman
adalah membaca secara kognitif (membaca untuk memahami)”. Seseorang dikatakan telah
memahami isi apabila telah mampu mengungkapkan isi bacaannya menggunakan kata-katanya
sendiri. Tahapan ini biasa dilakukan oleh siswa yang telah melewati membaca permulaan
khususnya pada kelas tinggi di SD.
5. Membaca Pemahaman
Pemahaman terhadap suatu bacaan berawal dari pengetahuan yang telah diperoleh sebelum
seseorang membaca. Membaca pemahaman adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan
oleh pembaca untuk menghubungkan informasi baru dengan informasi lama dengan untuk
mendapat pengetahuan baru‟. Jika seorang pembaca memiliki pengetahuan sebelumnya, maka
pembaca akan merasakan mendapat pengetahuan baru setelah selesai membaca.

B. Evaluasi Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar

Secara harafiah, “evaluasi” berasal dari kata bahasa Inggris “evaluation”, yang berarti
“evaluasi” atau “interpretasi’. Secara umum evaluasi dapat dikatakan menilai kualitas suatu hal.
Evaluasi juga dapat dilihat sebagai proses perencanaan, perolehan, dan penyediaan informasi
secara tepat yang diperlukan untuk mengambil alternatif keputusan.

Evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk mengukur keterampilan seseorang dan


keberhasilan program kerja. Adapun tata cara pelaksanaan evaluasi membaca yaitu sebagai
berikut:

1. Evaluasi Metode Eja


a. Masyarakat sasaran diminta untuk maju ke depan.
b. Pengajar menyampaikan arti gambar.
c. Masyarakat sasaran diminta untuk menyebutkan huruf yang diperlukan untuk membuat arti
pada gambar dimana sudah terdapat dibawah gambar.
d. Masyarakat sasaran diminta untuk mengeja kata dibawah gambar tersebut menjadi suatu
arti kata sesuai gambar yang ada. Dalam hal ini masyarakat sasaran akan diminta
melakukan hal tersebut masing-masing 3 gambar.
2. Evaluasi Metode Suku Kata
a. Masyarakat sasaran diminta untuk maju ke depan.
b. Pengajar menyampaikan arti gambar.
c. Masyarakat sasaran diminta untuk membaca per-suku kata untuk membuat arti pada
gambar dimana sudah terdapat di bawah gambar.
d. Masyarakat sasaran diminta untuk menyatukan suku kata dibawah gambar tersebut
menjadi suatu arti kata sesuai gambar yang ada. Dalam hal ini masyarakat sasaran akan
diminta melakukan hal tersebut masing-masing 3 gambar.
e. Setelah membaca dan menggabungkan suku kata menjadi kata dan kalimat pada gambar,
selanjutnya masyarakat sasaran diminta untuk membaca kalimat yang telah disediakan
pada lembar evaluasi sebanyak 4 kalimat.

Secara umum bila digabungkan, setiap masyarakat sasaran akan membaca 10 soal dimana
setiap soal akan mendapatkan nilai 1 apabila benar sehingga nilai maksimal yang dapat dicapai
yaitu 10. Adapun untuk mengkategorikan keterampilan masyarakat sasaran dalam membaca dibagi
menjadi 3 kategori yaitu sebagai berikut:
Rendah = 0 - 3,33

Sedang = 3,4 - 6,4

Tinggi = 6,5 - 9,5 dibulatkan 7 - 10

Penilaian dalam hal ini diartikan sebagai suatu pengukuran (measurenment) atau penilaian
(evaluation) terhadap suatu perencanan yang telah dilakukan oleh guru yang biasa dilakukan pada
awal pertemuan, akhir pertemuan, pertengahan semester hingga akhir semester. Adapun evaluasi
pembelajaran membaca dibedakan antara kelas rendah dan kelas tinggi.

1. Evaluasi pembelajaran membaca pada siswa kelas rendah umumnya melibatkan beberapa
metode, seperti:
a. Observasi Pembelajaran
Guru dapat mengamati kemampuan membaca siswa saat mereka membaca di kelas.
Ini membantu menilai tingkat pemahaman dan kecepatan membaca.
b. Pengukuran Tingkat Membaca
Menggunakan tes bacaan untuk menilai pemahaman membaca siswa, baik dalam
bentuk pertanyaan pilihan ganda, esai singkat, atau menanggapi teks tertentu.
c. Portofolio Membaca
Mengumpulkan sampel hasil bacaan siswa dari waktu ke waktu untuk menunjukkan
perkembangan dan kemajuan mereka dalam membaca.
d. Wawancara Membaca
Berbicara secara langsung dengan siswa untuk memahami pemahaman mereka
terhadap bacaan tertentu dan proses membaca secara umum.
e. Ujian Lisan
Menguji kemampuan membaca siswa melalui ujian lisan, di mana mereka membaca
teks secara langsung di hadapan guru.
f. Pemantauan Pembacaan Berbasis Teknologi
Memanf aatkan alat atau aplikasi pembelajaran digital untuk merekam dan
mengevaluasi aktivitas membaca siswa.
Penting untuk memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa kelas
rendah serta memastikan evaluaso memberikan gambaran yang komprehensif tentang kemampuan
membaca siswa.
2. Evaluasi pembelajaran membaca pada siswa kelas tinggi dapat melibatkan beberapa metode,
termasuk:
a. Ujian Bacaan
Memberikan tes bacaan yang mencakup pemahaman, kosakata, dan kemampuan
menganalisis teks.
b. Proyek Membaca
Memberikan proyek membaca yang meminta siswa untuk menganalisis, merangkum,
atau membuat ulasan tentang buku atau artikel tertentu.
c. Diskusi Kelas
Mengadakan diskusi kelompok atau kelas tentang teks yang telah dibaca untuk
mengukur pemahaman dan kemampuan menyampaikan ide.
d. Penugasan Menulis
Memberikan tugas menulis yang melibatkan analisis atau tanggapan terhadap bacaan
tertentu.
e. Pemantauan Individu
Melakukan pemantauan individu terhadap kemajuan membaca siswa melalui
observasi dan catatan guru.
f. Pemantauan Fluensi
Mengukur kecepatan dan kelancaran membaca si iswa untuk memahami sejauh mana
mereka mampu membaca dengan baik.
g. Penilaian Portofolio
Menilai kemajuan siswa dengan melihat portofolio mereka, termasuk contoh-contoh
tulisan atau proyek membaca.

Kesimpulan, evaluasi adalah sebuah proses memberi/membuat pertimbangan tentang arti


dan nilai atas suatu tingkatan prestasi atau pencapaian suatu proses.
C. Tujuan Evaluasi
Tujuan-tujuan pembelajaran itu diupayakan pencapaiannya melalui serangkaian kegiatan
pembelajaran yang dirancang secara matang dan saksama dan dilaksanakan secara sungguh-
sungguh agar tujuan-tujuan pembelajaran itu dicapai secara semestinya. Evaluasi tidak boleh
dipandang sebagai kumpulan teknik-teknik saja tetapi lebih merupakan sebuah proses yang
berdasar pada prinsip-prinsip.
Dalam hal itu Depdiknas mengkategorikan prinsip-prinsip umum evaluasi yang harus
diperhatikan sebagai berikut:
1. Menentukan dan menjelaskan apa yang harus dinilai selalu mendapat prioritas dalam
proses evaluasi. Efektivitas evaluasi bergantung pada telitinya deskripsi tentang apa yang
akan dievaluasi dan salah satu faktor yang melatarbelakangi pengembangan pengukuran
perilaku siswa.
2. Teknik evaluasi harus dipilih sesuai dengan tujuan yang akan dicapainya dan harus
dipertimbangkan apakah teknik evalusi merupakan metode yang paling efektif untuk
menentukan apa yang ingin diketahui oleh siswa. Evaluasi yang komprehensif menuntut
berbagai teknik. Salah satu alasan perlunya berbagai teknik evaluasi adalah karena setiap
jenis hanya menyajikan bukti-bukti yang unik tetapi terbatas tentang perilaku siswa.
Guna mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang pencapaian siswa perlu
kombinasi hasil dari berbagai teknik.
3. Pemakaian teknik evaluasi yang sewajarnya menuntut kewaspadaan akan
keterbatasannya seperti juga kekuatannya. Semua alat evaluasi selalu mengandung
kekurangan tertentu. Pertama, adalah kesalahan pengambilan sampel, yakni hanya dapat
mengukur sampel kecil pada satu waktu. Kesalahan kedua adalah pada alat evaluasi itu
sendiri atau proses memakai alat itu. Sumber kesalahan yang lain lahir dari penafsiran
yang salah tentang hasil evaluasi yang menganggap alat-alat itu mengandung presisi
yang sebenarnya tidak mereka miliki. Sebaik-sebaiknya alat evaluasi hanya memberikan
hasil yang bersifat mendekati saja, sehingga harus ditafsirkan secara wajar. Kesadaran
atas keterbatasan alat evaluasi memungkinkan dapat memakainya lebih efektif, dan
kesalahan-kesalahan dalam teknik evaluasi dapat dihilangkan dengan cara hati-hati
dalam memilih dan memakainya.
4. Evaluasi hanyalah alat mencapai tujuan bukan merupakan tujuan akhir. Dalam dunia
pendidikan pada umumnya dan bidang pengajaran pada khususnya, penilaian adalah
suatu program untuk memberikan pendapat dan penentuan arti atau faedah suatu
pengalaman. Yang dimaksud dengan pengalaman adalah pengalaman yang diperoleh
berkat proses pendidikan. Pengalaman tersebut tampak pada perubahan tingkah laku atau
pola kepribadian siswa. Jadi, pengalaman yang diperoleh siswa adalah pengalaman
sebagai hasil belajar siswa di sekolah. Dalam hal ini, penilaian adalah suatu upaya untuk
memeriksa sejauh mana siswa telah mengalami kemajuan belajar atau telah mencapai
tujuan belajar dan pembelajaran.
a. Evaluasi HasilBelajar
Evaluasi dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai suatu proses merencanakan,
memperoleh, dan menyediakan informasi atau data yang diperlukan sebagai dasar untuk membuat
alternatif keputusan. Dengan demikian, setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu
proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data. Informasi atau data yang
dikumpulkan haruslah mendukung tujuan evaluasi yang direncanakan.
Dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, bahwa evaluasi ialah penafsiran
terhadap pertum-buhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah
ditetapkan dalam kurikulum. Mengenai hubungan antara evaluasi dengan pengajaran, disebutkan
bahwa pengukuran merupakan langkah awal pengajaran. Tanpa pengukuran tidak akan terjadi
penilaian. Tanpa penilaian tidak akan terjadi umpan balik. Tanpa umpa balik tidak akan diperoleh
pengetahuan yang baik tentang hasil. Tanpa pengetahuan tentang hasil tidak dapat terjadi
perbaikan yang sistematis dalam belajar.
Melalui evaluasi, seorang pengajar dapat (1) mengetahui apakah pembelajar mampu
menguasai materi yang telah diajarkan, (2) apakah mereka bersikap sebagaimana yang diharapkan,
(3) apakah mereka telah memiliki keterampilan berbahasa, (4) mengetahui keberhasilan proses
belajar mengajar yang telah dilaksanakan, dan (5) menentukan kebijakan selanjutnya. 5 Tujuan
pengajaran BI meliputi ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Oleh sebab itu, model
evaluasi yang diterapkan juga mengacu pada ketiga ranah tersebut. Bila tidak demikian,
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dari pembelajar tidak dapat diketahui
dengan pasti. Padahal, kepastian hasil evaluasi inilah yang dijadikan titik tolak untuk menentukan
kebijakan selanjutnya. Bentuk alat ukur evaluasi dapat berupa tes dan nontes.
Bentuk alat ukur yang berupa tes dapat digunakan untuk menguji kompetensi (1) struktur
dan ekspresi tulis, (2) kosakata dan membaca, serta (3) menyimak. Ujian menyimak biasanya
merupa-kan ujian yang berat bagi pembelajar. Mereka sering cemas dan tegang sebelum atau pada
waktu ujian dilaksanakan. Untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan itu dapat dimaksudkan
selingan musik instrumentalia di sela-sela naskah ujian. Nontes digunakan untuk menguji
kompetensi (1) berbicara dan (2) menulis dengan bentuk penugasan. Melalui pengamatan,
pengukuran kompetensi berbicara dan menulis dilakukan. Untuk melakukan penskoran digunakan
lembar pengamatan yang dilengkapi skala berjenjang.
b. Tujuan Evaluasi Bahasa
Tes adalah alat, prosedur evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan
testee dengan menggunakan pertanyaan atau tugas yang harus dijawab atau dikerjakan. Tes dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis, misalnya: tes seleksi, tes masuk, tes penempatan, tes diagnostik,
tes keberhasilan, tes perkembangan, tes hasil prestasi belajar, dan tes penguasaan. Tes bahasa
sangat penting dalam pembelajaran bahasa karena tes dapat memonitor keberhasilan, baik
pembelajar maupun pembelajar dalam mencapai tujuannya.
Bagi pembelajaran, tes dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar hasil yang telah
dicapai, yaitu kemampuan yang telah diperoleh, sedangkan bagi pembelajar, tes dapat digunakan
untuk mengetahui keefektivan pendekatan, metode, teknik, serta fasilitas yang digunakan dalam
proses pembelajaaran. Pada dasarnya, tes dilakukan untuk keuntungan kedua belah pihak, yaitu
pembelajar dan pembelajar. Tujuan tes ialah untuk menjajaki seberapa besar 6 kemampuan
pembelajar dalam menyampaikan materi kepada pembelajar dan bagi pembelajar sebagai
penjajagan seberapa banyak materi yang mampu mereka serap selama proses pembelajaran. Dari
hasil tes, pembelajar/penyusun silabus dapat mengubah/memperbaiki silabus, metode, dan media.
Tes merupakan pengumpul informasi. Tidak terlepas dari kepentingan tes dalam belajar-mengajar
bahasa, menurut.
Tes bahasa mempunyai enam tujuan yang berhubungan dan tidak saling mengecualikan,
yaitu: (1) untuk menentukan kesiapan pembelajar menerima suatu program pelajaran, (2) untuk
mengelompokkan atau menempatkan pembelajar pada kelas yang tepat, (3) untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan khusus individu yang dites, (4) untuk mengukur bakat belajar, (5) untuk
mengukur luas pencapaian tujuan belajar pada pembelajar, dan (6) untuk menilai keefektivan
pelajaran
Jadi kesimpulannya, tujuan evaluasi pembelajaran membaca di sekolah dasar adalah untuk
mengukur kemajuan siswa dalam memahami, menginterpretasi, dan menggunakan keterampilan
membaca dengan baik. Evaluasi ini membantu guru untuk menilai tingkat penguasaan siswa
terhadap berbagai aspek membaca, seperti pemahaman teks, kosakata, dan kemampuan
menganalisis informasi. Selain itu, evaluasi membaca juga dapat membantu mengidentifikasi
kebutuhan individu siswa, sehingga dapat disusun strategi pembelajaran yang lebih efektif.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan:

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kompetensi


minimal bagi siswa yang menggambarkan perolehan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan
sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Keterampilan tersebut adalah keterampilan
mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
Membaca merupakan suatu aktivitas atau proses kognitif yang melibatkan upaya
menemukan berbagai informasi yang terkandung dalam teks. Dengan kata lain, membaca adalah
suatu proses berpikir yang membantu untuk memahami isi teks yang dibaca.
Oleh karena itu, membaca bukan hanya sekedar kegiatan melihat kumpulan karakter yang
membentuk kata, frasa, kalimat, paragraf, dan wacana, tetapi juga merupakan aktivitas memahami
dan menafsirkan simbol, simbol, dan karakter yang bermakna untuk menyampaikan pesan kepada
pembaca.
Kemampuan membaca sangat penting dalam masyarakat terpelajar. Namun anak yang tidak
memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar.Anak-anak yang
percaya bahwa belajar membaca adalah suatu usaha yang berkelanjutan dan memandang tinggi
nilai membaca sebagai suatu kegiatan pribadi akan lebih aktif dalam belajar dibandingkan anak-
anak yang tidak memperoleh manfaat dari kegiatan membaca.
Evaluasi adalah proses pengumpulan, pengolahan, dan interpretasi data (informasi) untuk
mengetahui kualitas sesuatu yang terkandung dalam data tersebut. Dalam pembelajaran, data dan
informasi diperoleh melalui serangkaian kegiatan dan peristiwa yang terjadi selama pembelajaran.
Kegiatan yang dimaksud berkaitan dengan kegiatan guru, acara kelas, aksi siswa dan
kemenangan. Dalam konteks penilaian pembelajaran membaca di kelas awal SD, penilaian
tersebut tentunya harus sesuai dengan tujuan dan hakikat pembelajaran bahasa Indonesia pada
umumnya.
Evaluasi proses dalam pembelajaran membaca permulaan adalah evaluasi pengajaran
membaca yang menekankan pada proses anak dalam belajar membaca. Evaluasi ini dilaksanakan
secara informal selama proses berlangsungnya anak belajar membaca. Oleh karena itu, evaluasi
adalah suatu proses sistematis untuk menilai atau menentukan sejauh mana siswa telah mencapai
tujuan pembelajaran.

Saran:

Evaluasi pembelajaran membaca di SD membantu dalam memberikan informasi untuk


menentukan bagaimana pemanfaatan sumberdaya guna mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi
pembelajaran membaca bertujuan untuk membantu pemerintah dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Muhyidin, Asep, Odin Rosidin, and Erwin Salpariansi. "Metode pembelajaran membaca dan
menulis permulaan di kelas awal." JPsd (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) 4.1 (2018):
30-42

Muhyidin, Asep. "Evaluasi Pembelajaran Membaca Permulaan di Kelas Awal Sekolah


Dasar." MODELING: Jurnal Program Studi PGMI 4.2 (2017): 139-146.

Rohmah, Balqis Fauzatul. "Analisis Literasi Membaca untuk Membangun Ilmu Pengetahuan
Peserta Didik Usia Sekolah Dasar dalam Perspektif Islam." Jurnal Ats-Tsaqofi 2.2 (2020):
8-21.

Winarti, Anggun Asri, et al. "Upaya Penerapan Evaluasi Membaca Di Kelas


Tinggi." CENDEKIA: Jurnal Ilmu Sosial, Bahasa dan Pendidikan 3.3 (2023): 25-38.

Anda mungkin juga menyukai