Anda di halaman 1dari 3

Nama : Melvino Yuwanansyah

NIM : 1212200335

KOPERASI WANITA SETIA BHAKTI WANITA

I. Sejarah Singkat

Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa Timur atau yang sering disebut dengan Kopwan
Setia Bhakti Wanita (SBW) berdiri sejak tanggal 30 Mei 1978 beralamat di Jl Panglima
Soedirman, Surabaya Jawa Timur. Awal mula kegiatan koperasi di motivasi oleh ibu Mursia
Zaafril Ilyas dengan cara melakukan pendekatan kepada calon anggota untuk memperkenalkan
mengenai koperasi.

Usaha ibu Zaafril membuahkan hasil sehingga anggota Kopwan Setia Bhakti Wanita (SBW)
bertambah menjadi 35 orang dengan total 4 kelompok. Inisiatif Kopwan Setia Bhakti Wanita
(SBW) pada tahun 1978 di dorong oleh Depkop untuk meminta nmeresmikan Kopwan Setia
Bhakti Wanita (SBW) menjadi badan hukum yang sah. Hal ini dibuktikan bahwa tanggal 15
Januari 1980 telah ditetapkan sebagai badan hukum yang sah dengan nomor 4362/BH/II/80 dan
telah diresmikan oleh Departemen Koperasi Kodya Surabaya.

Pada tahun 1988 Kopwan Setia Bhakti Wanita telah mampu memiliki gedung kantor sendiri
yaitu di Jl. Jemur Andayani 55 Surabaya yang merupakan hasil partisipasi anggota dengan cara
anggota tidak menerima SHU selama 5 tahun hal ini telah disepakati oleh para anggota yang lain.
Perkembangan Kopwan Setia Bhakti Wanita ini juga diiringi oleh rasa memiliki para anggota
Kopwan Setia Bhakti Wanita yang ditunjukkan oleh pembangunan gedung I yang dibangun dari
SHU anggota. Gedung II Kopwan Setia Bhakti Wanita juga merupakan hasil sumbangan dari para
anggota dengan cara memberikan sejumlahdana (Rp 16.000) per anggota. Rasa memiliki juga
dibuktikan oleh anggota dengan adanya krisis moneter pada tahun 1998 anggota secara bersama-
sama menutup pelunasan pinjaman koperasi pada bank.

Pada tahun 2002, Kopwan Setia Bhakti Wanita menerapkan sistem tanggung renteng, hal ini
telah diakui keandalannya secara nasional. Dengan itu Meneg Koperasi dan UKM meminta Ny.
Yoos Lutfi sebagai Ketua Umum Kopwan Setia Bhakti Wanita saat itu, untuk mereplikasi sistem
tersebut di 7 propinsi. Hal ini pula yang kemudian menjadi cikal bakal didirikannya unit Learning
Center Kopwan Setia Bhakti Wanita.
Nama : Melvino Yuwanansyah
NIM : 1212200335

II. Permodalan

Permodalan koperasi ini berasal dari modal sendiri yaitu simpanan anggota dan modal luar.
Modal luar bersumber dari Bank, sampai saat penelitian mitra bank koperasi ini terdiri dari Bank:
Mandiri, Bukopin, Bank Putra dan Bank Muamalat Indonesia. Komposisi permodalan sampai
tahun 2002 adalah 45 persen modal sendiri dan 55 persen modal luar. Simpanan dari Bank
diperoleh dengan menggunakan kantor sebagai jaminan.

Struktur permodalan selama sepuluh tahun dapat dilihat pada Tabel dibawah. Tabel dibawah
memperlihatkan bahwa struktur permodalan Koperasi ini dari tahun 1999 sampai tahun 2001
cukup baik karena modal sendiri selalu lebih besar dari modal luar. Kemudian Tahun 2002 struktur
modal berubah modal luar lebih besar dari modal sendiri. Struktur modal ini perlu dicermati untuk
pengembangan usaha koperasi lebih lanjut. Dilihat dari pertumbuhan modal sendiri selama 10
tahun berjalan cukup nyata yaitu dari Rp. 2.761.724 000,- menjadi Rp.20.186.078.000 atau
meningkat menjadi Rp. 17.424.354.000,- atau 6,3 kali.Demikian juga modal luar meningkat 21
kali lipat dari Rp. 1.145.523.000,- menjadiRp. 25.172.017.000,- atau Rp 24.026.494.000,-
(200,1%)
Nama : Melvino Yuwanansyah
NIM : 1212200335

III. Keanggotaan

Besarnya animo masyarakat untuk bergabung menjadi anggota Kopwan Setia Bhakti Wanita
tentu tidak lepas dari manfaat yang bisa dirasakan anggota. Masyarakat mendengar dan melihat
sendiri bagaimana anggota diberdayakan. Berbagai fasilitas kredit untuk penunjang usaha dan
kebutuhan lainnya, bisa diperoleh. Berbagai ketrampilan dan wawasan tentang usaha juga didapat.
Dan anggota merasa tidak dijadikan obyek usaha untuk memperkaya lembaga melainkan sebagai
subyek yang ikut menentukan perkembangan koperasinya.

Partisipasi anggota bisa dirasakan setiap bulan di pertemuan kelompok. Dipertemuan itulah,
semua anggota berpartisipasi dalam memberikan suara atas penerimaan anggota baru hingga
persetujuan atau koreksi besarnya nilai pinjaman yang diajukan. Begitupula ketika kelompok
mengalami masalah, merekapun secara bersama-sama menanggulanginya. Partisipasi anggota
tersebut juga ditunjukan dalam setiap pengambilan keputusan ditingkat koperasi dengan sistem
perwakilan. Setiap perwakilan kelompok membawa aspirasi anggotanya untuk dibahas di Temu
Wicara yang dilaksanakan setiap 6 bulan sekali. Hal sama juga dilakukan saat Rapat Anggota baik
ketika membahas RK- RAPB maupun saat membahas Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus
dan Pengawas.

Untuk bisa bergabung menjadi anggota Kopwan Setia Bhakti Wanita haruslah melalui
kelompok-kelompok yang sudah ada. Diterima atau tidaknya seseorang menjadi anggota,
tergantung dari hasil kesepakatan anggota kelompok yang akan dimasuki. Namun masyarakat juga
bisa bergabung menjadi anggota Kopwan Setia Bhakti Wanita dengan membentuk kelompok baru.
Sedang persyaratannya, minimal sudah tergabung 15 perempuan dan diantara mereka saling
mengenal. Selain itu semua yang tergabung dalam kelompok tersebut harus bersepakat untuk
menerima dan menjalankan sistem tanggung renteng beserta konsekuensinya. Tentunya beberapa
persyaratan administrasi juga harus dipenuhi.

Anda mungkin juga menyukai