Disusun Oleh :
Kelompok 3
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Asal Mula dan
Tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. I Nyoman
Prabu Buana Rumiartha, S.H., M.H. selaku dosen pengampu mata kuliah “Ilmu
Negara” Program studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Udayana telah
penulis tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
BAB II ............................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
PENUTUP ....................................................................................................... 13
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Adanya berbagai factor yang datang, baik factor positif maupun negative akan
memberikan dampak bagi suatu negara kedepannya. Demi mempertahanka keutuhan
suatu negara diperlukanlah kekompakan yang mampu menyatukan semangat
masyarakat agar tetap menjaga serta mempertahankan negara dari suatu ancaman
maupun factor lainnya. Namun kadang kala beberapa masyarakat yang bertolak
belakang ataupun memiliki tujuan berbeda mampu meretakkan suatu negara. Ketidak
kompakkan ini akan membawa dampak buruk bagi masa depan negara. Terjadinya
perpecahan yang akan berujung runtuhnya suatu negara bahkan lenyap tak tersisa.
Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak factor yang mendasari lenyapnya suatu negara.
Lenyapnya suatu negara dapat dilihat dari hilangnya nilai – nilai serta aturan yang
dianggap penting oleh suatu negara.
Timbul dan lenyapnya suatu negara tidak dapat dihindari karena keduanya
saling berkaitan. Perkembangan setiap negara tergantung pada negara itu sendiri.
Begitu pula dengan lenyapnya suatu negara. Hilang atau lenyapnya suatu negara dapat
dicegah dengan memahami serta mengetahui apa saja yang yang menjadi factor
pelenyap negara.
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ramiyanto,S.H.,M.H dan Karyalin,S.H.,M.H, 2020, Ilmu Negara, DEEPUBLISH, Yogyakarta, h. 15
2
Anang Lukman Afandi, 2011, Negara dan Pluralisme Agama, Jakarta, h. 12
3
Prof. Dr. Lintje Anna Marpaung, S.H., M.H, 2018, Ilmu Negara, ANDI, Yogyakarta, h.75
3
2) Suatu daerah yang semuka termasuk tertentu kemudia melepaskan diri
dari menyatakan kemerdekaannya.
3) Beberapa negara mengadakan peleburan dan menjadi suatu negara baru
4) Suatu negara pecah dan lenyap, kemudian diatas bekas wilayah negara
tersebut muncul negara-negara baru.
4
Prof. Dr. Lintje Anna Marpaung, S.H., M.H, 2018, Ilmu Negara, ANDI, Yogyakarta, h.75
5
Nurul Qamar, Salle, Amiruddin, Kaharuddin Syah Y. Dt. Amas, Rusli Dg. Palabbi, Andi Suherman,
Farah Syah Rezah, 2018, Negara Hukum Atau Negara Kekuasaan, CV. Social Politic Genius (SIGN),
Makasar, h. 10
6
Dr. I Nyoman Prabu Buana Rumiartha, S.H., M.H, 2023, Teori Hukum Perspektif Ilmu Negara,
Denpasar, h.25
4
bahwa kedaulatan negara itu berasal dari Tuhan karena bagis orang
beragama dan beriman, Tuhanlah Maha Pencipta langit, bumi serta
segala isinya. Menurut pendapat para ahli, aliran teokrasi ini merupakan
suatu pedoman di dalam suatu negara tertentu. Dengan kata lain, tidak
semua negara selalu berpedoman dengan teori ini dalam pendirian
agamanya. 7
3) Teori Kekuasaan atau kekuatan 8
Teori kekuasaan menyatakan bahwa negara terbentuk
berdasarkan atas kekuasaan atau orang kuatlah yang pertama – tama
mendirikan negara. Karena dengan kekuatannya itu ia berkuasa untuk
memaksakan kehendaknya kepada orang lain. Kekuasaan dalam arti
kekuatan tersebut dapat diartikan sebagai orang – orang yang memegang
kekuasaan pemerintahan. 9
secara sederhana, teori ini dapat diartikan
sebagai negara yang terbentuk karena adanya dominasi negara kuat yang
menjajah.10
4) Teori Hukum Alam
Teori ini menganggap bahwa asal mula negara berasal dari
hukum alam yang mengatur kehidupan manusia. Negara dibentuk untuk
menjaga ketertiban dan keadilan dalam masyarakat. 11
teori ini juga ini
juga menganggap bahwa hukum alam tidak dibuat oleh negara tetapi
karena adanya kehendak dari alam. Meskipun teori hukum alam tidak
selalu dapat diuji kebenarannya secara empiris, namun teori ini tetap
membantu para ilmuwan untuk memahami fenomena atau peristiwa
yang sulit dijelaskan dengan metode ilmiah yang rasional dan empiris.
7
Nurul Qamar, Salle, Amiruddin, Kaharuddin Syah Y. Dt. Amas, Rusli Dg. Palabbi, Andi Suherman,
Farah Syah Rezah, 2018, Negara Hukum Atau Negara Kekuasaan, CV. Social Politic Genius (SIGN),
Makasar, h. 11
8
Nurul Qamar, Salle, Amiruddin, Kaharuddin Syah Y. Dt. Amas, Rusli Dg. Palabbi, Andi Suherman,
Farah Syah Rezah, 2018, Negara Hukum Atau Negara Kekuasaan, CV. Social Politic Genius (SIGN),
Makasar, h. 12
9
Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum, 2016, Ilmu Negara, Oase Pustaka, Surakarta, h.64
10
M. Aris Yusuf, 2021, Teori Terbentuknya Negara : https://www.gramedia.com/literasi/teori-
terbentuknya-negara-dan-bentuk-bentuk-negara/
11
Vanya Karunia, 2022, Teori Terbentuknya Negara :
https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/18/140749569/4-teori-terbentuknya-negara?page=all
5
c. Pendekatan menurut historis
Pendekatan ini menjelaskan timbulnya suatu negara didasarkan pada
fakta sejarah dan peristiwa yang terjadi di masa lalu. Pendekatan ini
mencoba untuk mengungkapkan bagaimana suatu negara terbentuk melalui
peristiwa – peristiwa sejarah yang terjadi.
1. Zaman Yunani Kuno.12
Pada jaman Yunani Kono, masih bersifat polispolis atau the greek state,
Pelaksanaan pemerintahan pada masa ini berwujud demokrasi langsung
(direct democracy) dimana rakyat dalam polis tersebut ikut secara
langsung memerintah. Dari kata polis inilah nantinya akan dikenal istilah
politeia atau politica. Ada beberapa filsuf yang terkenal pada masa
ini.Berikut akan diuraikan beberapa pemikiran filsuf tersebut:
1) Socrates.
Pemikiran Socrates termuat dalam karya-karya muridnya Plato. Ada
beberapa pendapat penting Socrates terkait manusia, masyarakat,
dan negara. Dia mengajarkan tentang mental dan moral manusia
sebagai dasar hukum yang sejati, karena itu disetiap hati manusia
ada rasa keadilan sebagai sesuatu yang obyektif dan dapat dilakukan
terhadap setiap orang.13
2) Plato14
berpendapat bahwa suatu negara tidak akan mencapai kebahagian
jika tidak dipegang oleh para ahli filsat, karena hanya merekalah
yang dapat menjadi orang arif dan memahami tugas-tugas yang
dibutuhkan negara. Terbentuknya negara menurut Plato adalah
karena kebutuhan dan keinginan manusia, yang mendorong
terbentuknya kerjasama untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri karena itu
mereka bekerjasama untuk kepentingan mereka bersama.
3) Aristoteles15
12
I Nengah Suantra, S.H., M.H dan Made Nurmawati, S.H., M.H, 2017, Ilmu Negara, Uwais Inspirasi
Indonesia,
13
Prof.Dr.Lintje Anna Marapaung,SH.,M.H.,2018,Ilmu Negara,Andi,Yogyakarta,h.90
14
Prof.Dr.Lintje Anna Marapaung,SH.,M.H.,2018,Ilmu Negara,Andi,Yogyakarta,h.93
15
Prof.Dr.Lintje Anna Marapaung,SH.,M.H.,2018,Ilmu Negara,Andi,Yogyakarta,h.95
6
pendapatnya tidak jauh berbeda dengan gurunya Plato. Dalam
bukunya Politeia atau Politik ia mengatakan bahwa polis ( city state)
bersifat organik yang asal mulanya adalah perkembangan keluarga.
Bahwa negara terjadi karena penggabungan keluarga-keluarga
dalam kelompok (komunitas) yang lebih besar.
16
I Nengah Suantra, S.H., M.H dan Made Nurmawati, S.H., M.H, 2017, Ilmu Negara, Uwais Inspirasi
Indonesia, Denpasar, h. 97
17
Prof.Dr.Lintje Anna Marapaung,SH.,M.H.,2018,Ilmu Negara,Andi,Yogyakarta,h.101
7
(tentang negara) dan De Legibus (tentang hukum). Cicero mengatakan
bahwa adanya negara itu merupakan keharusan, dan keharusan itu
didasarkan atas ratio manusia. Ratio yang dimaksud yaitu ratio murni
menurut hukum alam/kodrat, bukan sekedar negara adalah buatan
manusia sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Terbentuk kodifikasi hukum oleh Raja Theodofus dan juga Raja Justinianus.
Kodifikasi ini adalah kodifikasi hukum yang dikeluarkan oleh negara. Disebut
Corpus Juris Justinianus,
Terbentuk dalam kodifikasi hukum oleh Raja Theodofus dan juga Raja
Justinianus. Kodifikasi ini adalah kodifikasi hukum yang dikeluarkan oleh
Gereja. Disebut Corpus Juris Canonice, yang terdiri dari 4 bagian yakni:
b. Pendecten, Penafsiran dari para sarjana terhadap suatu peraturan yang berlaku
18
Prof.Dr.Lintje Anna Marapaung,SH.,M.H.,2018,Ilmu Negara,Andi,Yogyakarta,h.106
8
Ada beberapa tokoh terkenal pada masa ini,hanya ajaran mereka tidak secara
khusus membahas tentang bagaimana timbul/lenyapnya negara tetapai lebih
kepada hubungan antara negara dan hukum.
1) Augustinus19
2) Thomas Aquinas20
yaitu bahwa manusia pada dasarnya merupakan mahluk sosial, oleh karena
itu mereka harus hidup bersama-sama dengan manusia lainnya dalam
masyarakat (zoon politicon).
3) Marsillius21
Kata Renaissance secara etimologi berasal dari Bahasa Prancis yakni kata Re
berarti kembali, dan naitre berarti lahir, sehingga artinya adalah lahir kembali.
Sudiman Kartihadiprodjo menyebut penemuan kembali kepribadian.
Jaman ini berlangsung sesudah perang salib hingga akhir Abad XVI. Tokoh pada
jaman ini antara lain Nicollo Machiavelli dan Jean Bodin.
19
Prof.Dr.Lintje Anna Marapaung,SH.,M.H.,2018,Ilmu Negara,Andi,Yogyakarta,h.112
20
Prof.Dr.Lintje Anna Marapaung,SH.,M.H.,2018,Ilmu Negara,Andi,Yogyakarta,h.113
21
Prof.Dr.Lintje Anna Marapaung,SH.,M.H.,2018,Ilmu Negara,Andi,Yogyakarta,h.116
9
a. Nicolo Machiavelli
Hidup antara Tahun 1469 -1527, Pendapatnya tidak secara khusus membahas
tentang timbulnya negara, tetapi terkait hakekat dan tujuan negara. Ajaran
machiavelli terdiri dari :
5. double moral, artinya raja harus bisa bermuka dua terkadang garang seperti
singa terkadang cerdik seperti kancil.
b. Jean Bodin.22
Hidup antara Tahun 1530-1595. Karyanya yang terkenal adalah Six Livres
de Republique Tahun 1576 dan Heptaplomeres. Perbedaan pandangannya dengan
Nicollo Machiavelli, yaitu bahwa hukum itu mengandung moral, dan moral itu
tidak boleh diabaikan. Ia merumuskan bahwa Negara itu – la Republique –
sebagai keseluruhan dari keluargakeluarga dengan segala miliknya yang dipimpin
oleh akal dari seorang penguasa yang berdaulat.
22
Prof.Dr.Lintje Anna Marapaung,SH.,M.H.,2018,Ilmu Negara,Andi,Yogyakarta,h.123
10
tersebut memiliki kewibawaan (gezag) yang berarti dapat memaksakan
kehendaknya kepada setiap orang yang menjadi anggota dari organisasi tersebut.
Menurut Hans Kelsen, hukum itu adalah das sollen atau suatu keharusan bukan
das sein atau apa adanya. Hukum ditaati karena memberi pedoman terhadap
tingkah laku manusia. Negara merupakan persekutuan dari manusia yang
mempunyai aturan yang mengatur manusia, karena itulah negara identik dengan
hukum
23
I Nengah Suantra,S.H.,M.H dan Made Nurmawati,S.H.,M.H, 2017, Ilmu Negara, Uwais Inspirasi
Indonesia, Denpasar, h. 113
11
pasti lenyap dan muncul masyarakat yang penuh kebebasa dan
kemerdekaan,tanpa paksaan,tanpa pemerintahan serta tanpa negara. Penganut
dari teori ini antara lain F.J. Schmitthenner, Herbert Spencer, Heinrich Ahrens
dan Bluntchi.
b. Teori Anarkis
Teori anarkis menyatakan bahwa negara adalah suatu bentuk tata paksa yang
sebenarnya hanya sesuai bagi masyarakat primitif dan tidak sesuai dengan
masyarakat beradab. Hal inilah yang menyebabkan negara akan lenyap dan
masyarakat berdatangan tanpa paksaan, tanpa pemerintahan dan tanpa negara.
Adapun penganut dari teori ini antara lain Joseph Proudhon dan Leo Tolstoy.
c. Teori Marxis
Menurut terori ini bahwa negara sebagai suatu tata paksa,tidak perlu
diperangi dan tidak perlu dihapus, karena ia datang dan lenyap dengan
sendirinya menurut syarat-syarat obyektifnya sendiri. Negara pada saatnya akan
lenyap dengan sendirinya, akan mati tua jika syaratsyarat bagi adanya dan
hidupnya negara sudah tidak ada lagi.penganutnya : Karl Marx,Freidrich Engels
dan Lenin
d. Faktor Alam
Lenyapnya suatu negara karena faktor alam adalah suatu negara yang
sebelumnya sudah tercipta, tetapi hilang atau lenyap karena faktor alam. Kondisi
alam menyebabkan hilangnya suatu wilayah yang berarti hilanglah negara
tersebut. Contoh wilayah negara yang lenyap karena faktor alam adalah pulau
Jawa dan Sumatra yang dulunya menyatu
e. Faktor Sosial
Lenyapnya suatu negara karena faktor sosial adalah negara yang sebelumnya
sudah berdiri dan diakui oleh negara-negara lain, tetapi dikarenakan faktor sosial
maka negara tersebut runtuh. Faktor sosial yang dapat menyebabkan lenyapnya
suatu negara meliputi penaklukan, revolusi, perjanjian, penggabungan, dan
perang.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebuah Negara terbentuk dari kisah sejarah yang panjang dan dilakukan
perjuangan yang sangat besar. Terdapat juga banyak teori yang membuat atau
menyimpulkan Negara itu ada. Sebuah Negara belum dinyatakan merdeka jika Negara
lain masih belum mengakui keberadaannya. Sebuah Negara meliputi banyak orang
yang memiliki satu tujuan yang sama. Sebuah Negara juga bisa hancur atau lenyap
jika sistem pemerintahannya buruk atau tidak benar, ekonomi yang kurang baik,
kurang disiplinnya masyarakat dan juga karena faktor alam.
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum, 2016, Ilmu Negara, Oase Pustaka, Surakarta
Dr. I Nyoman Prabu Buana Rumiartha, S.H., M.H, 2023, Teori Hukum
Perspektif Ilmu Negara, Denpasar
Prof. Dr. Lintje Anna Marpaung, S.H., M.H, 2018, Ilmu Negara, ANDI,
Yogyakarta
Nurul Qamar, Salle, Amiruddin, Kaharuddin Syah Y. Dt. Amas, Rusli Dg.
Palabbi, Andi Suherman, Farah Syah Rezah, 2018, Negara Hukum Atau Negara
Kekuasaan, CV. Social Politic Genius (SIGN), Makasar
Abid Zamzami, Nofi Sri Utami, Ahmad Syaifudin, 2021, Ilmu Negara Kajian
Hukum dan Kenegaraan, Unisma Press, Malang
14
Mira Widiantary, 2020, Makalah Ilmu Negara :
https://id.scribd.com/document/496208950/MAKALAH-4
15