Anda di halaman 1dari 18

MATA KULIAH ILMU NEGARA

ASAL MULA DAN LENYAPNYA SUATU NEGARA

Disusun Oleh :
Kelompok 3

1. Ida Ayu Susmitha Ari Maharani (2304551459)


2. Komang Rudy Angga Wahyu Permana (2304551460)
3. I Made Ricko Abimanyu Parmana (2304551461)
4. Pindi Kartika Sari (2304551462)
5. Kadek Satria Wibawa (2304551463)
6. Zidane Ramdhanafan (2304551464)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Asal Mula dan

Lenyapnya suatu Negara” tepat pada waktunya.

Tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. I Nyoman

Prabu Buana Rumiartha, S.H., M.H. selaku dosen pengampu mata kuliah “Ilmu

Negara” Program studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Udayana telah

membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

penulis tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang

membangun dari berbagai pihak untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah

ini dapat memberikan manfaat dalam perkembangan dan peningkatan ilmu

pengetahuan serta menambah wawasan para pembaca.

Denpasar, 13 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I ............................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2

1.3 Metode Penelitian..................................................................................... 2

BAB II ............................................................................................................. 3

PEMBAHASAN ............................................................................................. 3

2.1 Pengertian Negara .................................................................................. 3

2.2 Lenyapnya suatu negara ......................................................................... 11

BAB III ............................................................................................................ 13

PENUTUP ....................................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 13

3.2 Saran ......................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Setiap orang di dunia tentunya menempati suatu wilayah yang didalamnya


memiliki system serta aturan yang berlaku bagi semua individu yang tinggal di wilayah
tersebut. Adanya unsur wilayah, system yang mengatur serta individu ataupun rakyat
yang menetap di suatu wilayah tersebut secara tidak langsung menimbulkan
kemunculan ataupun timbulnya suatu negara. Suatu negara bisa terbentuk dengan
berbagai alasan. Berawal dari perjanjian, telah meraih kemerdekaan setelah melewati
masa penjajahan, diakui oleh negara lain, dan masih banyak factor lainnya. Alasan
timbulnya suatu negara dijadikan sebagai motivasi agar suatu negara menjadi maju
serta menciptakan kedamaian dan kebahagiaan Bersama. Muncul ataupun timbulnya
suatu negara tentunya mendatangkan berbagai factor dan akibat. Hal ini disebabkan
karena suatu negara pastinya memiliki alasan kuat yang melatarbelakangi berdirinya
suatu negara agar tidak mengalami kemunduran.

Adanya berbagai factor yang datang, baik factor positif maupun negative akan
memberikan dampak bagi suatu negara kedepannya. Demi mempertahanka keutuhan
suatu negara diperlukanlah kekompakan yang mampu menyatukan semangat
masyarakat agar tetap menjaga serta mempertahankan negara dari suatu ancaman
maupun factor lainnya. Namun kadang kala beberapa masyarakat yang bertolak
belakang ataupun memiliki tujuan berbeda mampu meretakkan suatu negara. Ketidak
kompakkan ini akan membawa dampak buruk bagi masa depan negara. Terjadinya
perpecahan yang akan berujung runtuhnya suatu negara bahkan lenyap tak tersisa.
Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak factor yang mendasari lenyapnya suatu negara.
Lenyapnya suatu negara dapat dilihat dari hilangnya nilai – nilai serta aturan yang
dianggap penting oleh suatu negara.

Timbul dan lenyapnya suatu negara tidak dapat dihindari karena keduanya
saling berkaitan. Perkembangan setiap negara tergantung pada negara itu sendiri.
Begitu pula dengan lenyapnya suatu negara. Hilang atau lenyapnya suatu negara dapat
dicegah dengan memahami serta mengetahui apa saja yang yang menjadi factor
pelenyap negara.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas didapat rumusan masalah berupa :

1. Bagaimana pendekatan faktual, spekulatif dan historis menyebabkan


timbulnya suatu negara ?
2. Apa saja faktor penyebab lenyapnya suatu negara ?

1.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah hukum normatif yaitu penelitian


hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan Pustaka atau data sekunder, disebut
juga dengan penelitian doktrinal karena menggunakan bahan – bahan kepustakaan
yakni bahan sekunder sebagai data utama untuk menganalisis, dan penulis tidak
melakukan penelitian lapangan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Negara


Istilah negara merupakan terjemahan dari beberapa kata asing seperti state
(Inggris), staat (Belanda dan Jerman) atau etat (Prancis). Ketiga kata asing (staat,
state, etat) diambil dari Bahasa latin yaitu “status” atau “statum” yang berarti
keadaan yang tegak dan tetap . Kata “status” atau “statum” lazin diartikan sebagai
“standing” atau “station” (kedudukan) yang dihubungkan dengan kedudukan
persekutuan hidup manusia sebagaimana diartikan dan istilah “Status Civitas” atau
“Status Republice”.1
“Negara” berasal dari kata nagari atau nagara (bahasa sansekerta) yang
artinya kota. Sejak kata “negara” diterima secara umum sebagai pengertian yang
menunjukan organisasi territorial suatu bangsa yang memiliki kedaulatan, negara
pun mengalami berbagai pemahaman tentang hakikat dirinya. negara dalah
organisasi yang dalam wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah
terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan –
tujuan dari kehidupan bersama. 2

A. Asal mula suatu negara


Sebuah negara lahir dari proses yang panjang melalui berbagai peristiwa
sejarah. Ada yang terbentuk dari sejarah perjuangan dan juga berdasarkan teori
para ahli terkemuka. ada berbagai teori atau pendapat bagaimana suatu negara
itu muncul. Berdasarkan pendekatan faktual, teoritis dan historis dapat diketahui
asal mula terbentuknya sebuah negara.
a. Pendekatan faktual3
Pendekatan menurut kenyataan (faktual) ini didasarkan pada suatu
kenyataan yang sungguh-sungguh benar terjadi dan dapat dibuktikan oleh
negara lainnya di dunia. Dapat diungkapkan dari pengalaman dan sejarah
berdirinya, yakni karena :
1) Suatu daerah belum ada yang menguasainya, diduduki oleh suatu bangsa

1
Ramiyanto,S.H.,M.H dan Karyalin,S.H.,M.H, 2020, Ilmu Negara, DEEPUBLISH, Yogyakarta, h. 15
2
Anang Lukman Afandi, 2011, Negara dan Pluralisme Agama, Jakarta, h. 12
3
Prof. Dr. Lintje Anna Marpaung, S.H., M.H, 2018, Ilmu Negara, ANDI, Yogyakarta, h.75

3
2) Suatu daerah yang semuka termasuk tertentu kemudia melepaskan diri
dari menyatakan kemerdekaannya.
3) Beberapa negara mengadakan peleburan dan menjadi suatu negara baru
4) Suatu negara pecah dan lenyap, kemudian diatas bekas wilayah negara
tersebut muncul negara-negara baru.

b. Pendekatan menurut teori (Spekulatif) 4


Pendekatan menurut teori spekulatif mempersoalkan tentang
bagaimana asal mula atau kejadian negara yang pertama di dunia ini. Para
ahli tidak mencari bukti-bukti sejarah namun mencoba membuat dugaan –
dugaan berdasarkan kerangka pemikiran yang logis. Oleh karena itu, teori
tentnag asal mula negara bercorak spekulatif dan abstrak ini lebih banyak
merupakan pemikiran – pemikiran teoritis – deduktif daripada empiris –
induktif.
Berbagai teori tentang asal mula negara berdasarkan teori spekulatif
antara lain :
1) Teori perjanjian masyarakat
Teori perjanjian masyarakat atau teori kontrak social
menganggap perjanjian sebagai dasar negara dan masyarakat. Menurut
teori ini, terjadinya suatu negara karena adanya perjanjian masyarakat,
semua warga negara menyerahkan kedaulatan dirinya kepada negara
agar negara tersebut menjadi berdaulat sehingga dapat melindungi dan
menjamin kehidupan mereka Bersama. 5
2) Teori Ketuhanan (Teokrasi)
Teori ini terbagi menjadi 2 yakni teori teokrasi langsung dan teori
teokrasi tidak langsung. Teori teokrasi langsung berarti yang berkuasa
dalam negara adalah Tuhan. Sedangkan teori teokrasi tidak langsung
berarti yang berkuasa adalah raja atas nama Tuhan.6 Munculnya paham

4
Prof. Dr. Lintje Anna Marpaung, S.H., M.H, 2018, Ilmu Negara, ANDI, Yogyakarta, h.75
5
Nurul Qamar, Salle, Amiruddin, Kaharuddin Syah Y. Dt. Amas, Rusli Dg. Palabbi, Andi Suherman,
Farah Syah Rezah, 2018, Negara Hukum Atau Negara Kekuasaan, CV. Social Politic Genius (SIGN),
Makasar, h. 10
6
Dr. I Nyoman Prabu Buana Rumiartha, S.H., M.H, 2023, Teori Hukum Perspektif Ilmu Negara,
Denpasar, h.25

4
bahwa kedaulatan negara itu berasal dari Tuhan karena bagis orang
beragama dan beriman, Tuhanlah Maha Pencipta langit, bumi serta
segala isinya. Menurut pendapat para ahli, aliran teokrasi ini merupakan
suatu pedoman di dalam suatu negara tertentu. Dengan kata lain, tidak
semua negara selalu berpedoman dengan teori ini dalam pendirian
agamanya. 7
3) Teori Kekuasaan atau kekuatan 8
Teori kekuasaan menyatakan bahwa negara terbentuk
berdasarkan atas kekuasaan atau orang kuatlah yang pertama – tama
mendirikan negara. Karena dengan kekuatannya itu ia berkuasa untuk
memaksakan kehendaknya kepada orang lain. Kekuasaan dalam arti
kekuatan tersebut dapat diartikan sebagai orang – orang yang memegang
kekuasaan pemerintahan. 9
secara sederhana, teori ini dapat diartikan
sebagai negara yang terbentuk karena adanya dominasi negara kuat yang
menjajah.10
4) Teori Hukum Alam
Teori ini menganggap bahwa asal mula negara berasal dari
hukum alam yang mengatur kehidupan manusia. Negara dibentuk untuk
menjaga ketertiban dan keadilan dalam masyarakat. 11
teori ini juga ini
juga menganggap bahwa hukum alam tidak dibuat oleh negara tetapi
karena adanya kehendak dari alam. Meskipun teori hukum alam tidak
selalu dapat diuji kebenarannya secara empiris, namun teori ini tetap
membantu para ilmuwan untuk memahami fenomena atau peristiwa
yang sulit dijelaskan dengan metode ilmiah yang rasional dan empiris.

7
Nurul Qamar, Salle, Amiruddin, Kaharuddin Syah Y. Dt. Amas, Rusli Dg. Palabbi, Andi Suherman,
Farah Syah Rezah, 2018, Negara Hukum Atau Negara Kekuasaan, CV. Social Politic Genius (SIGN),
Makasar, h. 11
8
Nurul Qamar, Salle, Amiruddin, Kaharuddin Syah Y. Dt. Amas, Rusli Dg. Palabbi, Andi Suherman,
Farah Syah Rezah, 2018, Negara Hukum Atau Negara Kekuasaan, CV. Social Politic Genius (SIGN),
Makasar, h. 12
9
Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum, 2016, Ilmu Negara, Oase Pustaka, Surakarta, h.64
10
M. Aris Yusuf, 2021, Teori Terbentuknya Negara : https://www.gramedia.com/literasi/teori-
terbentuknya-negara-dan-bentuk-bentuk-negara/
11
Vanya Karunia, 2022, Teori Terbentuknya Negara :
https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/18/140749569/4-teori-terbentuknya-negara?page=all

5
c. Pendekatan menurut historis
Pendekatan ini menjelaskan timbulnya suatu negara didasarkan pada
fakta sejarah dan peristiwa yang terjadi di masa lalu. Pendekatan ini
mencoba untuk mengungkapkan bagaimana suatu negara terbentuk melalui
peristiwa – peristiwa sejarah yang terjadi.
1. Zaman Yunani Kuno.12
Pada jaman Yunani Kono, masih bersifat polispolis atau the greek state,
Pelaksanaan pemerintahan pada masa ini berwujud demokrasi langsung
(direct democracy) dimana rakyat dalam polis tersebut ikut secara
langsung memerintah. Dari kata polis inilah nantinya akan dikenal istilah
politeia atau politica. Ada beberapa filsuf yang terkenal pada masa
ini.Berikut akan diuraikan beberapa pemikiran filsuf tersebut:
1) Socrates.
Pemikiran Socrates termuat dalam karya-karya muridnya Plato. Ada
beberapa pendapat penting Socrates terkait manusia, masyarakat,
dan negara. Dia mengajarkan tentang mental dan moral manusia
sebagai dasar hukum yang sejati, karena itu disetiap hati manusia
ada rasa keadilan sebagai sesuatu yang obyektif dan dapat dilakukan
terhadap setiap orang.13
2) Plato14
berpendapat bahwa suatu negara tidak akan mencapai kebahagian
jika tidak dipegang oleh para ahli filsat, karena hanya merekalah
yang dapat menjadi orang arif dan memahami tugas-tugas yang
dibutuhkan negara. Terbentuknya negara menurut Plato adalah
karena kebutuhan dan keinginan manusia, yang mendorong
terbentuknya kerjasama untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri karena itu
mereka bekerjasama untuk kepentingan mereka bersama.
3) Aristoteles15

12
I Nengah Suantra, S.H., M.H dan Made Nurmawati, S.H., M.H, 2017, Ilmu Negara, Uwais Inspirasi
Indonesia,
13
Prof.Dr.Lintje Anna Marapaung,SH.,M.H.,2018,Ilmu Negara,Andi,Yogyakarta,h.90
14
Prof.Dr.Lintje Anna Marapaung,SH.,M.H.,2018,Ilmu Negara,Andi,Yogyakarta,h.93
15
Prof.Dr.Lintje Anna Marapaung,SH.,M.H.,2018,Ilmu Negara,Andi,Yogyakarta,h.95

6
pendapatnya tidak jauh berbeda dengan gurunya Plato. Dalam
bukunya Politeia atau Politik ia mengatakan bahwa polis ( city state)
bersifat organik yang asal mulanya adalah perkembangan keluarga.
Bahwa negara terjadi karena penggabungan keluarga-keluarga
dalam kelompok (komunitas) yang lebih besar.

2. Zaman Romawi Kuno.16


Pada masa Romawi Kuno ilmu pengetahuan terkait filsafat, negara dan
hukum tidak berkembang dengan pesat. Negara Romawi dimulai dari
keadaan yang terpecah-pecah melalui berbagai peperangan negara yang
bersifat polis disatukan menjadi bentuk Imperium (kerajaan dunia) Romawi
yang besar.
Perkembangan sejarah politik Romawi mencakup 4 tingkatan masa
yaitu: Masa Kerajaan, Masa Republik (pemerintahan menjalankan
kepentingan umum), masa Prinsipat yaitu masa Caesar yang memrintah
secara mutlak dan masa Dominat yakni masa dimana caesar sudah terang-
terangan menjadi raja mutlak, menyeleweng, bertindak sewenangwenang.
Tokoh yang hidup pada masa ini adalah Polybios dan Cicero.
1) polybios17
Polibios atau Polybios hidup antara Tahun 204-122 SM.
Karyanya yang terkenal adalah The Histories atau sejarah-sejarah yang
memuat pemaparan dan penilaian tentang kebangkitan kekaisaran
Romawi. Mengenai negara ia melanjutkan ajaran Aristoteles bahwa
proses perkembangan, pertumbuhan dan kemerosotan bentuk-bentuk
negara secara psikologis berkaitan dengan sifat manusia. Bahwa tidak
ada bentuk negara yang abadi hal itu disebabkan adanya benih-benih
pengrusakan yang disebabkan karena sifat manusia.
2) Marcus Tullius Cicero.
Marcus Tullius Cicero atau lebih dikenal dengan nama Cicero
hidup antara Tahun 106-43 SM. Buku yang ditulis yaitu De Republica

16
I Nengah Suantra, S.H., M.H dan Made Nurmawati, S.H., M.H, 2017, Ilmu Negara, Uwais Inspirasi
Indonesia, Denpasar, h. 97
17
Prof.Dr.Lintje Anna Marapaung,SH.,M.H.,2018,Ilmu Negara,Andi,Yogyakarta,h.101

7
(tentang negara) dan De Legibus (tentang hukum). Cicero mengatakan
bahwa adanya negara itu merupakan keharusan, dan keharusan itu
didasarkan atas ratio manusia. Ratio yang dimaksud yaitu ratio murni
menurut hukum alam/kodrat, bukan sekedar negara adalah buatan
manusia sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

3. Zaman Abad Pertengahan.18

Jaman abad pertengahan ada yang mengatakan dimulai dari Abad ke 5


sampai abad ke 15 yakni ditandai dengan runtuhnya Kerajaan Romawi. Dimana
dengan runtuhnya Kerajaan Romawi terjadi perkembangan baru berkaitan dengan
perkembangan negara dan hukum, bersamaan pula dengan perkembangan Agama
Kristen. Salah satu pengaruh agama Kristen adalah terkait negara adalah adanya
pendapat bahwa negara terbentuk atas kehendak Tuhan (Teori Teokrasi).

Adanya 2 paham tersebut menimbulkan pertentangan di antara 2 konsep hukum


yakni:

1) Hukum yang mengatur soal-soal kenegaraan atau keduniawian.

Terbentuk kodifikasi hukum oleh Raja Theodofus dan juga Raja Justinianus.
Kodifikasi ini adalah kodifikasi hukum yang dikeluarkan oleh negara. Disebut
Corpus Juris Justinianus,

2) Hukum yang mengatur keagamaan atau kerohanian.

Terbentuk dalam kodifikasi hukum oleh Raja Theodofus dan juga Raja
Justinianus. Kodifikasi ini adalah kodifikasi hukum yang dikeluarkan oleh
Gereja. Disebut Corpus Juris Canonice, yang terdiri dari 4 bagian yakni:

a. Instituten, sebuah ajaran yang mempunyai kekuatan seperti undang-undang.

b. Pendecten, Penafsiran dari para sarjana terhadap suatu peraturan yang berlaku

c. Codex, peraturan-peraturan atau undang-undang yang ditetapkan oleh Raja.

d. Novellen, tambahan-tambahan dari suatu peraturan atau undang-undang.

18
Prof.Dr.Lintje Anna Marapaung,SH.,M.H.,2018,Ilmu Negara,Andi,Yogyakarta,h.106

8
Ada beberapa tokoh terkenal pada masa ini,hanya ajaran mereka tidak secara
khusus membahas tentang bagaimana timbul/lenyapnya negara tetapai lebih
kepada hubungan antara negara dan hukum.

1) Augustinus19

Dia mengatakan bahwa adanya negara merupakan suatu kejelekan, namun


terbentuknya negara adalah suatu keharusan dan yang terpenting adalah
terciptanya negara agama, yaitu suatu negara Kerajaan Tuhan

2) Thomas Aquinas20

yaitu bahwa manusia pada dasarnya merupakan mahluk sosial, oleh karena
itu mereka harus hidup bersama-sama dengan manusia lainnya dalam
masyarakat (zoon politicon).

3) Marsillius21

Menurut Marsillius negara adalah organisme yang mempunyai dasar-dasar


hidup dan tujuan tertinggi, yang menyelenggarakan dan mempertahankan
perdamaian. Negara terbentuk bukan semata-mata karena kehendak Tuhan,
melainkan terjadi karena perjanjian dari orangorang/individu-individu yang
hidup bersama untuk membentuk kerajaan/negara.

4. Zaman Rennaisance (Penemuan Kembali Kepribadian).

Kata Renaissance secara etimologi berasal dari Bahasa Prancis yakni kata Re
berarti kembali, dan naitre berarti lahir, sehingga artinya adalah lahir kembali.
Sudiman Kartihadiprodjo menyebut penemuan kembali kepribadian.

Jaman ini berlangsung sesudah perang salib hingga akhir Abad XVI. Tokoh pada
jaman ini antara lain Nicollo Machiavelli dan Jean Bodin.

19
Prof.Dr.Lintje Anna Marapaung,SH.,M.H.,2018,Ilmu Negara,Andi,Yogyakarta,h.112
20
Prof.Dr.Lintje Anna Marapaung,SH.,M.H.,2018,Ilmu Negara,Andi,Yogyakarta,h.113
21
Prof.Dr.Lintje Anna Marapaung,SH.,M.H.,2018,Ilmu Negara,Andi,Yogyakarta,h.116

9
a. Nicolo Machiavelli

Hidup antara Tahun 1469 -1527, Pendapatnya tidak secara khusus membahas
tentang timbulnya negara, tetapi terkait hakekat dan tujuan negara. Ajaran
machiavelli terdiri dari :

1. pemikiran negara kekuasaan

2. tujuan menghalalkan segala cara

3. Real politik , yaitu raja boleh mengabaikan sendi-sendi kesusilaan;

4. Staats raison, artinya negara diatas segala-galanya; dan

5. double moral, artinya raja harus bisa bermuka dua terkadang garang seperti
singa terkadang cerdik seperti kancil.

b. Jean Bodin.22

Hidup antara Tahun 1530-1595. Karyanya yang terkenal adalah Six Livres
de Republique Tahun 1576 dan Heptaplomeres. Perbedaan pandangannya dengan
Nicollo Machiavelli, yaitu bahwa hukum itu mengandung moral, dan moral itu
tidak boleh diabaikan. Ia merumuskan bahwa Negara itu – la Republique –
sebagai keseluruhan dari keluargakeluarga dengan segala miliknya yang dipimpin
oleh akal dari seorang penguasa yang berdaulat.

7. Zaman Teori Modern

Tokoh teori ini adalah R Kranenburg dan Logemann. Menurut


Kranenburg Negara adalah merupakan suatu organisasi kekuasaan yang
diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut Bangsa Logemann. Berbeda
dengan Kranenburg, Logemann menyatakan bahwa negara itu pada prinsipnya
adalah organisasi kekuasaan yang menyatukan kelompok manusia yang disebut
bangsa. Dengan demikian maka yang pertama adalah negara sebagai organisasi
kekuasaan kemudian menyatukan kelompok manusia (bangsa), organisasi

22
Prof.Dr.Lintje Anna Marapaung,SH.,M.H.,2018,Ilmu Negara,Andi,Yogyakarta,h.123

10
tersebut memiliki kewibawaan (gezag) yang berarti dapat memaksakan
kehendaknya kepada setiap orang yang menjadi anggota dari organisasi tersebut.

8. Zaman Teori Positifisme

Berbagai pendapat tentang asal mula, hakikat dan kekuasaan negara


tersebut menimbulkan pandangan yang skeptis terhadap negara. Muncul
kemudian “Zweiseiten Theorie” atau teori yang memandang negara dari dua
sudut yaitu sudut sosial ( Soziales Faktum) dan susut yuridis (Rechsliche
Institution). Dilihat dasudut sosial maka negara dibentuk oleh pergaulan manusia.
Tokoh pada jaman ini adalah Hans Kelsen seorang pemikir dari Austria dengan
bukunya antara lain: Allegemeine Staatslehre Tahun 1925 dan Der Soziologische
und der Juristiche Staatsbegriff Tahun 1922. Ajaran Kelsen disebut dengan Reine
Rechtslehre.

Menurut Hans Kelsen, hukum itu adalah das sollen atau suatu keharusan bukan
das sein atau apa adanya. Hukum ditaati karena memberi pedoman terhadap
tingkah laku manusia. Negara merupakan persekutuan dari manusia yang
mempunyai aturan yang mengatur manusia, karena itulah negara identik dengan
hukum

2.2 Lenyapnya suatu negara


Lenyapnya suatu negara adalah hilangnya suatu negara yang
sebelumnya terlah terbentuk di dalam dunia kenegaraan. Adapun beberapa teori
mengenai lenyapnya suatu negara yaitu teori organis, teori anarkis dan teori
markxis.
a. Teori Organis
Teori ini memandang suatu negara sebagai suatu organisme yang diliputi oleh
hukum perkembangan hidup yakni lahir, yang selanjutnya berkembang ke masa
kanak – kanak, kemudian dewasa , tua hingga akhir hayat. Namun tidak semua
orang mengalami kematian karena tua, demikian pula halnya dengan
negara.23teori ini tidak cocok bagi masyarakat modern yang beradab dan
bertatakrama. Para penganut teori berkeyakinan bahwa pada suatu saat negara

23
I Nengah Suantra,S.H.,M.H dan Made Nurmawati,S.H.,M.H, 2017, Ilmu Negara, Uwais Inspirasi
Indonesia, Denpasar, h. 113

11
pasti lenyap dan muncul masyarakat yang penuh kebebasa dan
kemerdekaan,tanpa paksaan,tanpa pemerintahan serta tanpa negara. Penganut
dari teori ini antara lain F.J. Schmitthenner, Herbert Spencer, Heinrich Ahrens
dan Bluntchi.

b. Teori Anarkis
Teori anarkis menyatakan bahwa negara adalah suatu bentuk tata paksa yang
sebenarnya hanya sesuai bagi masyarakat primitif dan tidak sesuai dengan
masyarakat beradab. Hal inilah yang menyebabkan negara akan lenyap dan
masyarakat berdatangan tanpa paksaan, tanpa pemerintahan dan tanpa negara.
Adapun penganut dari teori ini antara lain Joseph Proudhon dan Leo Tolstoy.

c. Teori Marxis

Menurut terori ini bahwa negara sebagai suatu tata paksa,tidak perlu
diperangi dan tidak perlu dihapus, karena ia datang dan lenyap dengan
sendirinya menurut syarat-syarat obyektifnya sendiri. Negara pada saatnya akan
lenyap dengan sendirinya, akan mati tua jika syaratsyarat bagi adanya dan
hidupnya negara sudah tidak ada lagi.penganutnya : Karl Marx,Freidrich Engels
dan Lenin

d. Faktor Alam

Lenyapnya suatu negara karena faktor alam adalah suatu negara yang
sebelumnya sudah tercipta, tetapi hilang atau lenyap karena faktor alam. Kondisi
alam menyebabkan hilangnya suatu wilayah yang berarti hilanglah negara
tersebut. Contoh wilayah negara yang lenyap karena faktor alam adalah pulau
Jawa dan Sumatra yang dulunya menyatu

e. Faktor Sosial

Lenyapnya suatu negara karena faktor sosial adalah negara yang sebelumnya
sudah berdiri dan diakui oleh negara-negara lain, tetapi dikarenakan faktor sosial
maka negara tersebut runtuh. Faktor sosial yang dapat menyebabkan lenyapnya
suatu negara meliputi penaklukan, revolusi, perjanjian, penggabungan, dan
perang.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebuah Negara terbentuk dari kisah sejarah yang panjang dan dilakukan
perjuangan yang sangat besar. Terdapat juga banyak teori yang membuat atau
menyimpulkan Negara itu ada. Sebuah Negara belum dinyatakan merdeka jika Negara
lain masih belum mengakui keberadaannya. Sebuah Negara meliputi banyak orang
yang memiliki satu tujuan yang sama. Sebuah Negara juga bisa hancur atau lenyap
jika sistem pemerintahannya buruk atau tidak benar, ekonomi yang kurang baik,
kurang disiplinnya masyarakat dan juga karena faktor alam.

3.2 Saran

timbul dan lenyapnya suatu negara diharapkan dapat meningkatkan semangat


nasionalisme masyarakat dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap
masyarakat diharapkan dapat mengetahui serta memaknai prinsip dan konsep timbul
serta lenyapnya negara itu sendiri.

13
DAFTAR PUSTAKA

I Nengah Suantra,S.H.,M.H dan Made Nurmawati,S.H.,M.H, 2017, Ilmu


Negara, Uwais Inspirasi Indonesia, Denpasar,

Vanya Karunia, 2022, Teori Terbentuknya Negara :


https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/18/140749569/4-teori-
terbentuknya-negara?page=all

M. Aris Yusuf, 2021, Teori Terbentuknya Negara :


https://www.gramedia.com/literasi/teori-terbentuknya-negara-dan-bentuk-
bentuk-negara/

Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum, 2016, Ilmu Negara, Oase Pustaka, Surakarta

Dr. I Nyoman Prabu Buana Rumiartha, S.H., M.H, 2023, Teori Hukum
Perspektif Ilmu Negara, Denpasar

Prof. Dr. Lintje Anna Marpaung, S.H., M.H, 2018, Ilmu Negara, ANDI,
Yogyakarta

Ramiyanto,S.H.,M.H dan Karyalin,S.H.,M.H, 2020, Ilmu Negara,


DEEPUBLISH, Yogyakarta

Anang Lukman Afandi, 2011, Negara dan Pluralisme Agama, Jakarta

Nurul Qamar, Salle, Amiruddin, Kaharuddin Syah Y. Dt. Amas, Rusli Dg.
Palabbi, Andi Suherman, Farah Syah Rezah, 2018, Negara Hukum Atau Negara
Kekuasaan, CV. Social Politic Genius (SIGN), Makasar

Abid Zamzami, Nofi Sri Utami, Ahmad Syaifudin, 2021, Ilmu Negara Kajian
Hukum dan Kenegaraan, Unisma Press, Malang

14
Mira Widiantary, 2020, Makalah Ilmu Negara :
https://id.scribd.com/document/496208950/MAKALAH-4

15

Anda mungkin juga menyukai