Anda di halaman 1dari 13

MEGAT SATRIA

Karya: H.Suhaimi S, dan Mufti. ED

PROLOG
Di sebuah negeri merah putih yang subur dan makmur dengan rakyat yang hidup tentram, aman
dan damai di bawah kepemimpinan seorang Raja yang arif lagi bijaksana yang rela basah
terlebih dahulu agar rakyat tetap kering, yang rela lapar lebih lama supaya rakyat tetap kenyang,
yang rela berpanas terik agar rakyat tetap nyaman. Ini lah negeri Merah Putih.. (lampu stage
mati).

(Cinta mulai bersenandung dan para figuran mengambil tempat dalam permainan yeye, tam-tam
buku, estatak, congklak)

BABAK I
LAGU IRAMA TIMANG BURUNG..(3 Menit)

(PARA TUAN PUTERI SEDANG BERMAIN DI TAMAN)

(RAJA MENGHAMPIRI BERSAMA 2 ORANG PENGAWAL)

RAJA : Burung dara diatas para,


Sedang apakah wahai ananda?
PUTRI 1 : Sungguh lah indah negeri kita,
Ananda tengah menyiram bunga.
PUTRI 2 : Para pengawal gagah dan tampan,
Wahai ayahanda, Ananda tengah menikmati keindahan
taman.
PUTRI 3 : Kami betiga cantik jelita,
Putri kebanggan ayah dan ibu,
Jika itu yang ayahanda tanya,
Ananda tengah membaca buku.
RAJA : Kini Ayahnda senang sekali sayang melihat Ananda,
melihat Ananda berhati girang, pandailah pandai menjaga
diri, tinggallah Ananda, Ayahnda pergi. (Sang Raja pun
pergi berlalu meninggalkan area taman)
DAYANG 1 : Wahai Tuan Puteri, lihatlah matahari sudah menuju ke
peraduan. Marilah kita berangsur kembali ke dalam istana.
DAYANG 2 : Betul Tuan Puteri, badan beta pun sudah mulai gatal dan
rasanya ingin beta sental (Sambil menggaruk badan)
PUTRI 1 : Wahai dayang-dayang, silahkan kalian pergi dahulu.
Sebentar lagi putri akan menyusul. (sambil menyiram
bunga hingga selesai)
PUTRI : (Pergi menuju istana)

(...DI SAAT TUAN PUTERI KEMBALI KEDALAM, MUNCULAH JIN YANG TELAH
LAMA MEMPERHATIKAN SEHINGGA DAPAT MELARIKAN TUAN PUTRI YANG
TENGAH MENYIRAM TANAMAN, MEMINTA PERTOLONGAN SEMENTARA
DAYANG-DAYANG KEMBALI KE TAMAN DENGAN PERASAAN CEMAS...)
MEGAT SATRIA
Karya: H.Suhaimi S, dan Mufti. ED

BABAK II
RAJA DAN PEMBESAR ISTANA DATUK BENDAHARA BINTARA KHADAM DAN
DAYANG-DAYANG MENUJU BINTARA RAJA DIIRINGI MUSIK SYAIR...

Tersebutlah raja perkasa alam,


Gundah gulana siang dan malam,
Putri disayang bak permata nilam,
Telah dilarikan jin berhati kejam,
Banyak panglima dan hulu balang,
Dikerahkan menakluk jin yang garang,
Namun semuanya telah kecundang,
Putri tak dapat dibawa pulang.

Kini baginda bermusyawarat


Menentukan langkah yang akan dibuat,
Untuk memusnahkan jin yang laknat
Agar sang putri dapat diselamat.

RAJA : Bintara!!...
BINTARA RAJA : Daulat Tuanku
RAJA : Bagaimana dengan pasukan yang dikerahkan
menumpaskan jin laknat itu? Dan bagaimana hasilnya?

BINTARA RAJA : Ampun Tuanku, sembah patik harap diampu pasukan kita
telah kecundang di tangan jin sakti itu tuanku, dan tuan
putri belum dapat dibawa pulang.

RAJA : Nampaknya negeri ini bukan saja kehilangan putri beta...


Bahkan juga pemimpin, sedangkan pemimpin yang ada
sudah uzur, tak dapat untuk menyelamatkan negeri ini dan
menyelamatkan beta.

BINTARA RAJA : Ampun Tuanku, sembah patik harap diampun, patik


mengajukan usul, di sebelah hulu negeri ini ada seorang
pemuda yang gagah, suka menolong rakyat, menurut patik
dapat menyelamatkan negeri ini.

KHADAM : Ampun Tuanku, sembah patik harap diampun, sebenarnya


tak hanya di hulu saja Tuanku, di hilir pun ada seorang
pemuda yang tak kalah hebatnya, bahkan mempunyai
kesaktian yang luar biasa, patik yakin pemuda ini dapat
menolong menyelamatkan putri tuanku sekaligus
menyelamatkan negeri ini. Sekali merengkuh dayung dua
tiga pulau terlampaui.

DT. BENDAHARA : Ampun tuanku, kalaulah demikian nada bicara, maafkan


hamba untuk menyela.

RAJA : Wahai Mamanda Dt. Bendahara, jika ada hasrat di hati,


segeralah sampaikan.

DT. BENDAHARA : Ampun Tuanku, sudah direnung dalam tenung, sudah


dilihat dalam makrifat, setelah mendengar keterangan
terdahulu, baiklah dicerna jangan keliru.
MEGAT SATRIA
Karya: H.Suhaimi S, dan Mufti. ED

RAJA : (SETELAH BERFIKIR SEJENAK) Benar apa yang


dikatakan Mamanda Dt. Bendahara bulat air karena
pembuluh, bulat kata karena mufakat.

Bintara!!!
Sampaikan maklumat keseluruh negeri, siapa saja satria
yang dapat menyelamatkan puteri beta, akan beta
nikahkan dengannya dan sekaligus akan beta lantik
menjadi raja muda.

BINTARA : Segala titah perintah patik junjung di batu jemala-jemala


patik. (LALU PERGI)

RAJA : Para hadirin sekalian... marilah bersurai.


MEGAT SATRIA
Karya: H.Suhaimi S, dan Mufti. ED

BABAK III
MEREKA SEMUA MENUJU KE TEMPAT MASING-MASING DIIRINGI MUSIK SYAIR...

Baginda membuat suatu maklumat,


Untuk disampaikan kepada rakyat,
Siapa yang dapat menyelamatkan tuan puteri,
Diangkat menjadi pemimpin negeri.

(SELESAI SAJA MAKLUMAT DITITAHKAN, PARA PEMUDA DI PENJURU NEGERI


TERTARIK MEMENANGKAN SAYEMBARA)

L. PERKASA : (Dalam hati ia bergumam dan membayangkan hadiah


yang akan didapatkan dari sang Raja).
Seandainya beta memenangkan sayembara ini, maka
seluruh nikmat dunia ini berada dalam genggaman beta
(tertawa)

(MUSIK MADU 3 DIPUTAR DAN 3 PUTERI DATANG BERIRINGAN) (1:08)

L. PERKASA : Beta harus memenangkan sayembara ini bagaimanapun


caranya karena beta layak menjadi raja yang adil di negeri
ini.

(DI SISI LAIN, MUNCULAH KHADAM NAMPAK AGAK TERGESA-GESA DAN


KEMUDIAN MUNCUL LABU)

LABU : Hei, Tuan hamba hendak kemana? Nampaknya tergesa-


gesa.

KHADAM : Memang adalah hajat di hati, makanya datang ke tempat


ini, Bu...adakah awak melihat Awang...??
LABU : Oooo si Awang?! Biar aku panggil, Awang !! Awang !!
Kawan kita mau berjumpa !

AWANG : (DATANG)
KHADAM : Aaa... Ini dia yang dicari-cari, Hei Awang! Apakah
engkau sudah tahu maklumat yang disampaikan oleh
utusan Raja...?

AWANG : Tentang apa itu wahai khadam?! Sampai saat ini beta
belum mendengar apapun!!!

KHADAM : Begini! Puteri baginda Sri Kemala Dewi telah dilarikan jin
Iprit yang bersemayam di Puncak Gunung Pasak Buana,
telah banyak panglima dan hulu balang dikerahkan untuk
menaklukkan jin sakti itu, namun semuanya telah
kecundang... hanya beberapa orang saja yang selamat
pulang, oleh sebab itu baginda Raja mengadakan
sayembara.

Siapa saja Satria yang dapat membawa puteri baginda


kembali... akan dinikahkannya dengan puterinya itu dan
akan dilantik pula sebagai raja muda kerajaan.
MEGAT SATRIA
Karya: H.Suhaimi S, dan Mufti. ED

LABU : Nah...ini adalah suatu kesempatan yang baik bagi tuan


hamba... Wang!!

AWANG : Apakah ada syarat-syarat lain yang harus dipenuhi...?!

KHADAM : Pokoknya asal anak negeri ini, siapa saja boleh ikut tanpa
kecuali, asal saja tidak banyak isteri.

AWANG : Demi keselamatan negeri ini hamba akan ikut serta


berbakti.

LABU : Kalau demikian nada bicara hamba juga akan ikut serta

AWANG : Baiklah! Tuan hamba ikut juga (MENANYAKAN PADA


KHADAM)

KHADAM : Memang begitulah hajat di hati, jadi hamba rasa tak


usahlah kita berlengah lagi, marilah kita berlengkap dan
segera menuju ke puncak Gunung Pasak Buana.

AWANG : Ayolah!! (LALU MEREKA BERTIGA BERANGKAT)


MEGAT SATRIA
Karya: H.Suhaimi S, dan Mufti. ED

BABAK IV
SYAIR PENGIRING

Awang megat satria,


Pergi merampas puteri raja,
Dari Jin angkara murka,
Bersemayam di puncak buana,
Berbakti untuk negara,
Bersama berdua temannya.

MUSIK PENGANTAR BABAK IV (DRAGONBALL VERSI MELAYU DIPUTAR 1:40)

(ROMBONGAN PARA SATRIA MELAKUKAN PERJALANAN)

(ROMBONGAN AWANG DAN LELA PERKASA TAMPIL BERGANTIAN)

(PARA SATRIA NAMPAK SEDANG MENGEMBARA DALAM HUTAN BELANTARA)

L.PERKASA : Wahai Prajurit! Telah jauh kaki melangkah, telah luas


mata menatap, namun belantara jua yang kita temui.
Malam ini kita rehatkan raga sejenak untuk melajutkan
perjalanan esok hari.

Kau yang itam legam! beranjaklah mencari lontong


malam Ajo Manih!

PRAJURIT : Ampun tuanku! Beribu-ribu ampun tuanku..


Menurut kabar burung yang beta terima, lontong malam
ajo manih dilanda banjir tuanku. Alaaaha tutuik tuanku!

L.PERKASA : Alah tutuik? Aaaarggghh!!! (Marah seketika) Jika kabar


demikian beta dengar, maka kau carilah apapun yang bisa
kita makan malam ini!

PRAJURIT : Daulat Tuanku!!

(DI SISI LAIN ROMBONGAN AWANG PUN TIBA DI TENGAH BELATARA)

KHADAM : Awang! Sudah jauh kita berjalan, penat juga terasa badan,
marilah kita berehat sebentar, betul kan Bu! (MENOLEH
KE BELAKANG) E.. Eh... kemana pula si Labu ini...
Aduh... Hei... Bu... Cepatlah!!

LABU : Tunggu !! (LALU BERLARI MENUJU KHADAM)

KHADAM : Apalah kau ni Bu ! bukan main tembin, kalau begini bila


kita nak sampai
LABU : (MENUNJUK KE PERUTNYA) Sudah ta tahan lagi...
nanti jadi penyakit.

AWANG : Sudahlah!! Tak usah dipersoalkan lagi...


Menurut pirasatku sebentar lagi akan ada sesuatu...
(SEJURUS KEMUDIAN MUNCUL JURU
PENYELAMAT SAKTI SECARA TIBA-TIBA SAJA
BAGAIKAN MENJELMA, KHADAM DAN LABU
JADI TERKEJUT KARENA KAGET DAN AGAK
KETAKUTAN)
MEGAT SATRIA
Karya: H.Suhaimi S, dan Mufti. ED

JP. SAKTI : Wahai anak muda...


Janganlah takut, kenapa kalian sampai berada di hutan
belantara ini?

AWANG : Atok, Cucu sekalian ini hendak ke Gunung Pasak Buana


menumpas jin laknat yang telah melarikan puteri itu
kembali ke istana.

JP. SAKTI : (MERENUNG SEBENTAR) Melihat keadaan kalian


seperti ini, rasanya kedatangan kalian ke sana hanyalah
mengantar nyawa, jin itu kebal.

AWANG : Tapi... sekali layar terkembang pantang melayu surut ke


belakang.

JP. SAKTI : Semboyan saja menggebu-gebu dalam berjuang tidaklah


cukup, memang kebulatan tekad itu penting. Tapi sangat
lebih baik dibekali dengan ilmu yang tinggi dan
keterampilan atau kesaktian yang tinggi pula, oleh karena
kalian sudah berbekal tekad yang membaja. Saya suka
menolong orang yang demikian. Jadi apa yang saya
berikan tidaklah sia-sia tapi langkahi dulu ujian
kebenaraaaaaan!!!.

AWANG : Kami sekalian sangat berterima kasih sekali, kini kami


siap menerima petuah.

JP. SAKTI : Bila gajah jadi ayam, lalu singa jadi ayam, dan kambing
jadi ayam, maka ayam jadi apeeeeeeeeeee?

LABU : Gajah jadi ayam, lalu Singa jadi ayam, Kambing jadi
ayam, maka ayam jadi.... jadi pusinglah
JP. SAKTI Salah lagi dipersalaaaaahkan!!! Kebenaran tidak
membutuhkan kepusingaaaaaan!!

AWANG : Kebenaran tidak membutuhkan kepusingaaaaaan? Aaaah


beta tau, jika Gajah jadi ayam, lalu Singa jadi ayam,
Kambing jadi ayam, maka ayam jadi.... jadi banyaaakkk!
JP. SAKTI : Benaaaar!! Lagi dibenaaaaaarkaaaan!!

JP. SAKTI : Tuk samad mempunya i tige orang anak, mak salmah juge
mempunya i tige orang anak. Jadi berapakah jumlah anak
mereka?
KHADAM : Berape? Enam lah kan?

JP. SAKTI : Enam ye? (hehehe) salah lagi dipersalaaaaahkaaaan!!!

AWANG : Ape? Salah? Abis tu ape jawaban yang benar atok?

JP. SAKTI : Jawabannya adalah Tige!!

LABU : Hah? Tigee? Kenape tige atok?

JP. SAKTI : Karene tuk samad dan mak salmah adalah suami istri...
(ketawa)
LABU : Hah? Soalan ape ni!!!

JP. SAKTI : Mendekatlah ke sini !! (LALU MENGAMBIL SESUATU


DAN MENYERAHKAN KEPADA AWANG, LABU
DAN KHADAM).
MEGAT SATRIA
Karya: H.Suhaimi S, dan Mufti. ED

Keris ini bernama keris “Keris Sakti Panca Hikmat”


(MENYERAHKAN PADA AWANG).
Dan serunai ini ialah “Serunai sakti Sonsang Kalak”
(MENYERAHKAN KEPADA LABU).
Yang ini ialah “Tetawak Sakti Genta Semangat”
(MENYERAHKAN KEPADA KHADAM).

Pergunakanlah alat-alat ini semasa menghadapi Jin sakti


itu. Mudah-mudahan ia dapat ditaklukkan, selamat
berjuang, saya pergi dulu... (MENGHILANG).

AWANG DAN KAWAN-KAWANNYA TAK SEMPAT MENGUCAPKAN TERIMA KASIH


SEKALI LAGI.

KHADAM : Bu... berat betul tetawak ini, kalau sempat ke gunung


Pasak Buana, tangan aku ini mungkin sudah tak dapat
dipergunakan lagi.

LABU : Kalau berat, letakkan nanti, aku pulak yang bawak.

KHADAM : (LALU MELETAKKAN TETAWAK KE BAWAH)


LABU : (MENGAMBIL KESEMPATAN MENYEMBUNYIKAN
SERUNAINYA).

KHADAM : (MENJADI PUSING TAK TENTU ARAH) Sudah...


sudah Bu! Berhentilah! Aduh, kepalaku pening ni!

LABU : (BERHENTI MENIUP) Ooo... Begini manfaatnya


rupanya, (BANGGA)

KHADAM : (MEMUKUL TETAWAKNYA). (MELIHAT TAK


REAKSI APA-APA DARI LABU LALU BERKATA)
Bu... coba letakkan serunai dikau sekejap!

LABU : Tapi janji... jangan lama-lama ya..?!

KHADAM : (MEMUKUL TETAWAKNYA)


LABU : (JADI TERHOYONG-HOYONG) Aduh... duh...sudah!
sudah!...berhentilah! Kakiku... aduh... sesemut...!!

AWANG : (YANG MEMPERHATIKAN SAJA SEJAK TADI)


Sudahlah! Mari kita lanjutkan perjalanan, makin cepat
sampai makin baik! (MEREKA BERANGKAT)

MUSIK PENGANTAR BABAK V SEPERTI MUSIK PENGANTAR BABAK IV

Awang megat satria,


Kini mendapat senjata sakti,
Dengan tekad membaja,
Yakin dapat selamatkan putri,
Hancurkan... segala angkara murka,
Hindarilah negara... dari bencana.
MEGAT SATRIA
Karya: H.Suhaimi S, dan Mufti. ED

BABAK V
(SEIRING BERJALANNYA WAKTU, ROMBONGAN LELA PERKASA TIBA DITEMPAT
JIN BERKUASA...)

(ROMBONGAN LELA PERKASA DAN AWANG BERTEMU)

LELA : Wahai prajurit!! Tampaknya penghuni hutan ini telah


menampakkan wujudnya! Siapakah engkau yang berbadan
kurus cungkring macam sapu lidi!

LABU : Die cakap ape khadam?


KHADAM : Ntahlah...
LELA : Tegak-tegak cocokkan pancang,
Pasang bendera bunyikan tabu,
Wahai makhluk yang begitu lancang,
Beranjaklah jauh dari jalanku!!

LABU : Tegak-tegak cocokkan pancang,


Pasang bendera bunyikan tabu,
Jika tuan tidak ingin pincang,
Bahasa dijaga tanda berilmu!!

PRAJURIT Tegak-tegak cocokkan pancang,


Pasang bendera bunyikan tabu,
Jika tuan memang menantang,
Angkat senjata mengadu ilmu!!

AWANG Tegak-tegak cocokkan pancang,


Pasang bendera bunyikan tabu,
Pantang mundur jika ditantang,
Angkat senjata ayo serrbuuuuuu!!

(MUSIK PERTEMPURAN DIPUTAR LAGU PENCAK SILAT)

L.PERKASA Tunggu...!! Tunggu....!! ini terlalu serius


Coba kita ganti backsoundnya. Musriikkkk

INTRO EYE OF TIGER – SURVIVOR)

(PERTEMPURAN BERLANGSUNG SLOW MOTION)

(NAMPAK JIN IFRIT BERKELEBAT MELAYANG-LAYANG SEAKAN-AKAN


MEMAMERKAN DIRI BAHWA IA ADALAH PENGUASA JAGAD RAYA YANG TIADA
TANDINGANNYA... LALU MENGHILANG...)

(JIN PUN MASUK KE STAGE DIBONCENG DENGAN SEPEDA)

JIN : (SUARA SAJA) Hai, tikus-tikus kecil... sungguh lancang


kalian memasuki tempat larangan, makin cepat kalian
kembali! Makin baik, sebelum aku lumatkan tubuh
kalian... HA..HA...HA!!

LABU : Alah mak... suara ada, tapi orangnya tak nampak, kalau
begini bagaimana mau berlawan.
MEGAT SATRIA
Karya: H.Suhaimi S, dan Mufti. ED

(MELIHAT PERTEMPURAN HENDAK MEMUNCAK, L.PERKASA DAN


PRAJURITNYA MEMUTUSKAN UNTUK KEMBALI KE ISTANA MENGHADAP
RAJA)

(L.PERKASA BERFIKIR BAHWA AWANG DAN TEMAN-TEMANNYA AKAN MATI


MENGENASKAN DITANGAN YANG TERKUAT)

AWANG : Tenanglah kalian... bersedialah dengan senjata di tangan...


(LALU MENGELUARKAN/MENGACUNGKAN
KERISNYA SAMBIL BERSERU) Hai... Keris sakti
panca hikmat, tunjukkanlah kesaktianmu... jelmakanlah
jin itu dihadapan kami...
Hai Jin! Menjelmalah kau...!

JIN : (MENJELMA) Cis! Budak tak tau diri, umur baru setahun
jagung, darah baru setampuk pinang, sudah sombong
bukan kepalang, kalau kail panjang sejengkal, jangan laut
hendak diduga, bersedialah kau...!!!

AWANG : Hai, Jin Serakah!!!


Bukan serabut bercabang dua,
Tali bertali dalam perahu,
Dalamnya laut dapat diduga,
Dalamnya ilmu siapa yang tahu.

(MUSIK WIRO SABLENG VERSI ROCK DIPUTAR)

TERJADILAH PERKELAHIAN YANG DAHSYAT SAMA-SAMA MENGGUNAKAN


KESAKTIANNYA SETELAH KERIS SAKTI DIARAHKAN KEPADA JIN, LALU JIN
KEWALAHAN...

JIN : Aduh...panas..panas.. ampun hamba, hamba mengaku


takluk, (BEDATANG SEMBAH).

AWANG : Aku akan ampunkan kau... tapi serahkan puteri raja yang
kau sembunyikan itu sekarang juga...! Cepat..!!

JIN : Ampunkan hamba, tuan hamba, sebenarnya puteri raja itu


sudah hamba serahkan kepada Lela Perkasa anak Dt.
Bendahara... Percayalah!!

AWANG : Jika demikian, kau harus ikut aku sekarang juga


menghadap Sultan Perkasa Alam agar dapat kau jelaskan
duduk perkara...

JIN : Hamba bersedia... marilah kita berangkat!


(KEESOKAN HARINYA LELA PERKASA TIBA DI ISTANA MENGHADAP SANG RAJA)

L.PERKASA : Wahai Tuan Raja, Hamba mengetahui dimana tuan puteri


dikurung oleh Jin

RAJA : Dimana puteri beta berada wahai satria?

L.PERKASA : Ampun tuanku, hendaknya tuan melantik beta terlebih


dahulu sebagai raja muda agar beta bisa membawa
pasukan menyerbu tempat Jin berada untuk ditakluk,
menyelamatkan tuan puteri.
MEGAT SATRIA
Karya: H.Suhaimi S, dan Mufti. ED

RAJA : Lancang sekali engkau meminta tahta dariku, sementara


puteri beta belum engkau bawa kehadapanku!

L.PERKASA : Jika tuan tidak memenuhi kehendak beta, maka beta tidak
akan pernah menyelamatkan tuan puteri!

D.BENDAHARA : Ampun tuanku! Izinkan hamba memberikan saran kepada


tuanku. Bagaimana jika kita turuti kehendak pemuda
tersebut, tuan demi keselamatan tuan puteri. Hamba
khawatir jika kita terlalu banyak berfikir, keselamatan
tuan puteri tidak dapat kita pastikan.

RAJA : Kalau begitu, persiapkan segalanya Datuk Bendahara!

LALU MEREKA BERANGKAT MENUJU ALUN-ALUN ISTANA RAJA, MUSIK


LANGSUNG DIBUNYIKAN IRAMA KOMPANG MENGIRINGI SUATU PERARAKAN
(MUSIK INSTRUMEN MELAYU – ANDIJUL MARUF) NAMPAK DUA SISI
ROMBONGAN SEDANG MENUJU RUANG UPACARA PELANTIKAN LELA PERKASA
SEBAGAI RAJA MUDA KERAJAAN DAN PENETAPAN HARI PERNIKAHAN PUTERI
SRI KEMALA DEWI DENGAN LELA PERKASA.
MEGAT SATRIA
Karya: H.Suhaimi S, dan Mufti. ED

BABAK VI
(ROMBONGAN AWANG DAN KAWAN-KAWAN TIBA DI ISTANA. SONTAK MEREKA
PUN KAGET DENGAN ACARA YANG TENGAH BERLANGSUNG)

RAJA : Para pembesar istana dan undangan sekalian pada hari ini
beta akan menunaikan janji beta yaitu melantik putra Dt.
Bendahara Lela Perkasa sebagai raja muda kerajaan dan
penetapan hari pernikahannya dengan puteri beta Sri
Kemala Dewi. Karena Lela Perkasa telah menenangkan
sayembara yang telah beta adakan...

KHADAM : Ampun Tuanku, sembah patik harap diampun, baiklah


ditangguhkan dulu acara ini... ada perkara penting yang
akan dikabarkan, ampun tuanku.

RAJA : (AGAK KAGET) Khadam!! Perkara apakah gerangan...


coba katakan...!!

KHADAM : Ampun Tuanku, panjang ceritanya Tuanku. (MENOLEH


KEPADA JIN), Hai Jin! Cepat ceritakan!!

JIN : Ampun hamba Tuanku!! Sebenarnya hamba-lah yang


telah melarikan puteri Tuanu itu, atas kejendak anak Dt.
Bendahara, Lela Perkasa ini. Untuk mencapai cita-citanya
mempersunting puteri Tuanku, sekaligus menjadi raja
negeri ini tentu saja ada imbalan yang hamba tentukan
sendiri, kemudian puteri tuanku hamba serahkan
kepadanya, dengan demikian semua orang tanpa ragu lagi
percaya.

RAJA : Hai Lela Perkasa! Benarkah apa yang dikata!!


L. PERKASA : Ampun Tuanku, ini semua adalah dusta belaka, ini fitnah
tuanku...!!

PUTERI : Ayahanda... sesungguhnya benarlah apa yang dikatakan


oleh jin itu Ayahanda! Ananda telah disembunyikan oleh
jin ini di suatu tempat, setelah beberapa purnama ananda
dibawa saja oleh Lela Perkasa ini dengan begitu
mudahnya seakan-akan tiada sangkut pautnya dengan jin
itu lagi. Ayahanda, sudah lama ananda curiga, tapi tak ada
bukti untuk diajukan kemuka.

RAJA : Tidak beta sangka pagar yang diharap, pagar makan


tanaman, Bintara!!! Tangkap Pengkhianat ini! Masukkan
dalam penjara bawah tanah!

BINTARA : Segala titah perintah Patik laksanakan. (LALU


MEMBAWA LELA PERKASA)

RAJA : Khadam... Pemuda ini siapa??!


KHADAM : Inilah pemuda disebelah hilir negeri ni yang Patik usulkan
itu dulu, Tuanku...Awang namanya.

AWANG : Ampun Tuanku, nama Patik yang sebenanrya bukanla


Awang... itu adalah panggilan sehari-hari, nama Patik
MEGAT SATRIA
Karya: H.Suhaimi S, dan Mufti. ED

yang sebenarnya ialah Megat Satria, Putra Almarhum


Datuk Panglima Megat Kudu, Patik baru pulang dari
berguru, dan ingin membaktikan diri untuk negeri ini
sesuai amanah ayahanda Patik, dan Patik telah menawan
jin ini.

RAJA : Tidak Beta sangka, rupanya Panglima Megat Kudu


mempunyai seorang putra yang gagah perkasa, inilah dia
pemuda yang layak menjadi pemimpin ngeri ini, Beta pun
sudah tua, sudah masanya untuk bersara...Bintara...!!!
BINTARA : Daulat Tuanku...
RAJA : Siapkan acara pengukuhan Megat Satria sebagai raja
muda kerajaan dan acara pernikahannya dengan putri beta
Sri Kemala Dewi serta acara pelantikan mereka yang
berjasa ikut menyelamatkan negeri ini, adakan pesta
selama tujuh hari tujuh malam.

BINTARA : Ampun Tuanku, titah perintah segera dilaksanakan...

Hadirin sekalian! Mulai hari ini kita mengadakan pesta


selama tujuh hari tujuh malam, untuk mengawali acara ini,
mari kita menyanyi dan menari lagu budaya sendiri, agar
tetap lestari. Musik!!! Laksanakan...!!!

(LAGU JOGET ANAK TIUNG)

SYAIR
Tuan putri junjungan negeri,
Mendapat jodoh satria perkasa,
Inilah pemimpin yang dicari-cari,
Telah selamatkan bangsa dan negara,
Tepuk tanganlah tangan, mari menari,
Pusaka asli, ibu pertiwi,
Tepuk tanganlah tangan, mari menyanyi,
Budaya bangsa tetap lestari.

SYAIR PENUTUP

Sampai disini, sembahan kami


Wayang bangsawan, Megat yang sakti
Pusaka lama, Melayu sejati
Jadi pelengkap budaya pertiwi
Mana yang baik, jadikan tauladan
Mana yang buruk, jadikan sempadan
Silap dan salah, harap maafkan
Selamat berpisah, kami ucapkan...

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai