Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN STATUS KESEHATAN PADANG


LAMUN DI KAWASAN PESISIR MANDALIKA, KAB. LOMBOK
TENGAH

Disusun Oleh :

Mita Eka Septiani

26040120140086

Ilmu Kelautan B

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2023
Latar Belakang Isu :

Padang lamun adalah komponen utama penyusun ekosistem padang lamun.


Keberadaan dan produktivitas padang lamun memiliki peranan ekologi yang penting bagi
kehidupan baik dilaut maupun didarat. Sebagian besar organisme laut menjadikan padang
lamun sebagai habitat utama maupun transisi, tempat berkembang biak, mencari makan,
maupun berlindung. Berbagai aktivitas ekonomi pemanfaatan sumberdaya padang lamun oleh
stakeholder adalah sebagai area tangkapan perikanan, area budidaya perikanan, area
pelabuhan perahu, dan wisata. Seperti yang terjadi di wilayah pesisir Mandalika, Kab.
Lombok Tengah. Pada tahun 2015 wilayah pesisir Mandalika telah dirancang pemerintah
Indonesia sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sektor Pariwisata dan menjadi Program
Nasional Sektor Pariwisata Bahari sejak tahun 2017. Sehingga proses pembangunan terus
dipacu sejak tahun 2018 dengan target mulai operasional tahun 2021 yang ditandai dengan
kompetisi Internasional Moto GP. Peningkatan aktivitas pemanfaatan sumberdaya dan
pembangunan di wilayah pesisir tersebut jika tidak dilakukan dengan baik dan menjaga
kelestarian padang lamun maka dapat dipastikan terjadi peningkatan tekanan terhadap
lingkungan bagi organisme dan ekosistem di wilayah pesisir tersebut, termasuk padang
lamun. Tekanan ini dapat menyebabkan gangguan bagi organisme dan menurunkan
produktivitas serta status kualitas padang lamun. Penurunan ini akan semakin memperburuk
status padang lamun secara nasional di wilayah pesisir Indonesia. Berdasarkan laporan LIPI
tentang status padang lamun Indonesia menyatakan bahwa sejak tahun 2015 hingga 2018
status kondisi kesehatan lamun Indonesia cenderung semakin menurun dari tutupan 46%
menjadi 42,23% dengan status tergolong kurang sehat. Oleh karena itu, diperlukan kajian dan
monitoring secara berkala mengenai kondisi keanekaragaman dan status kesehatan.

Isu :

Berdasarkan hasil identifikasi ditemukan 8 jenis lamun yang terdapat di perairan


Mandalika. Jenis lamun yang ditemukan antara lain Thalassia hemprichii, Enhalus
acoroides, Halophila ovalis, Thalassodendron ciliatum, Syringodium isoetifolium, Halodule
uninervis, Halodule pinifolia, Cymodocea rotundata. Berdasarkan % tutupannya, sebaran
padang lamun di Teluk Kuta dari pinggir pantai ke tengah laut cenderung mengalami
peningkatan % tutupan. Sedangkan di Teluk Gerupuk, % tutupan padang lamun cenderung
lebih tinggi. perbedaan pola sebaran ini besar kemungkinan disebabkan karena adanya
perbedaan sebaran jenis substrat. Kondisi substrat di Teluk Kuta hampir sama dari pinggir
hingga ketengah laut, yaitu berupa pasir campuran pecahan karang. Perbedaan pola sebaran
substrat disebabkan karena luas dan dalam Teluk Gerupuk yang cukup luas dan jauh lebih
menjorok kedaratan, sehingga sirkulasi air cenderung lebih tenang dibandingkan dengan
Teluk Kuta. Presentase tutupan padang lamun di Teluk Kuta sebesar 48,16 % dan Teluk
Gerupuk sebesar 43,46% yang termasuk dalam golongan rusak dengan status kesehatan yang
tergolong kurang sehat. Hal ini dikarenakan tutupan kurang dari 60%. Hal tersebut
didasarkan pada status padang lamun menurut KepMen LH No. 200 tahun 2004. Kerusakan
padang lamun pada kedua lokasi ini disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya :

 Gerusan jangkar sampan nelayan dan sampan/perahu wisata yang berlabuh di padang
lamun.
 Meningkatnya sampah anorganik area padang lamun, yang berasal dari pemukiman
maupun aktivitas wisata.
 Meningkatnya kekeruhan dan sedimentasi didasar perairan yang mungkin berasal dari
pembukaan lahan di sekitar area Mandalika dan aktivitas pertambakan.
 Aktivitas penangkapan sumberdaya ikan pada saat surut yang dilakukan secara
destruktif.

Kritik dan Saran :

Monitoring merupakan kegiatan pengamatan secara berulang-ulang pada suatu sistem,


biasanya untuk mendeteksi perubahan. Kegiatan monitoting ini dilakukan sebagai upaya
untuk pengelolaan dan perlindungan sumber daya pada suatu sistem. Monitoring padang
lamun adalah pengamatan secara berulang-ulang pada padang lamun di suatu daerah tertentu
yang bertujuan untuk mengetahui status dan kondisi padang lamun, apakah dalam kondisi
stabil, meningkat, atau menurun. Kegiatan monitoring ini berperan dalam pengelolaan
lingkungan pesisir. Hal ini dikarenakan kegiatan ini adalah metode untuk peningkatan
pengelolaan dan dapat menyediakan informasi mengenai penurunan padang lamun yang
terjadi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Ahyadi, H., E. Erdin, D. A. Candri, B. Farista, S. P. astute, A. Virgota. 2021.


Keanekaragaman Jenis dan Status Kesehatan Padang Lamun di Kawasan Pesisir
Mandalika, Kab. Lombok Tengah. Prosiding SAINTEK LPPM Universitas Mataram.,
3 : 1-5.

Anda mungkin juga menyukai