Anda di halaman 1dari 34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam BAB IV ini penulis menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan
hasil penelitian yang telah dilakukan di ruang Sekar Jagad RSUD Bendan Kota
Pekalongan dan terkait dengan asuhan keperawatan yang meliputi : Pengkajian,
analisa data, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi, dan
evaluasi.

A. Hasil
Penulis akan membahas tentang laporan kasus Asuhan Keperawatan Intoleransi
Aktivitas pada Anak dengan Anemia terhadap 2 pasien yaitu An. D dilakukan
pada tanggal 27 – 29 Januari 2022 dan An. K yang dilakukan pada tanggal 3 –
5 Februari 2022 di Ruang Sekar Jagad RSUD Bendan Kota Pekalongan yang
meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan keperawatan,
pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Data diperoleh dari
wawancara terhadap orang tua pasien, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, dan rekam medis pasien.

1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Tabel 4.1. Identitas Pasien
Identitas Pasien Pasien 1 Pasien 2

Nama An. D An. K


TTL Jakarta, 01 Pekalongan, 26
Februari 2006 Agustus 2012
Umur 16 tahun 10 Tahun
Jenis Kelamin Perempuan Laki – laki
Alamat Podosugih Landungsari
Suku/Bangsa Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
No.RM 000269xxx 000058xxx
Tanggal Masuk 27 Januari 2022 02 Februari 2022
Diagnosa Medis Anemia Anemia
Tanggal Pengkajian 27 Januari 2022 03 Februari 2022

38
39

Identitas Pasien 1 Pasien 2


Penanggungjawab
Nama Ny. R Tn. A
Umur 43 Tahun 38 Tahun
Pendidikan SMP SMK
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Swasta
Agama Islam Islam
Hub. Dengan Pasien Ibu Ayah

b. Keluhan Utama
Tabel 4.2 Keluhan Utama
Riwayat Kesehatan Pasien 1 Pasien 2

Keluhan Utama Ibu An. D mengatakan Ibu An. K mengatakan


anaknya lelah anaknya lelah

c. Riwayat Kesehatan
Tabel 4.3 Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Pasien 1 Pasien 2

Riwayat Kesehatan Ibu pasien mengatakan Ibu An. K mengatakan


sekarang anaknya lelah, mual, anaknya mengalami
dan sulit untuk demam naik turun sejak
beraktivitas. Ibu pasien 3 hari yang lalu, disertai
mengatakan pada mual muntah. Ibu
tanggal 20 januari 2022 pasien membawa
pasien An. D jatuh dari anaknya ke puskesmas
sepeda motor dengan terdekat dan didapatkan
nyeri lutut, dan sering hasil dari pemeriksaan
kesemutan sehingga laboratorium bahwa HB
dibawa ke IGD RSUD anak tersebut rendah
Bendan Kota yaitu 5.4 gr/dL. Dari
Pekalongan lalu di pihak puskesmas
rawat inap selama 6 hari menyampaikan bahwa
di Ruang Sekar Jagad. An. K harus
Setelah di rawat selama mendapatkan tranfusi
6 hari di rumah sakit sehingga pihak
An. D pulang tanggal puskesmas memberikan
25 Januari 2022 dengan rujukan ke RSUD
kondisi membaik. Pada Bendan Kota
tanggal 27 Januari 2022 Pekalongan. Pada
40

An. D datang ke poli tanggal 02 Februari


anak RSUD Bendan 2022 jam 10.00 WIB
Kota Pekalongan pasien di bawa ke IGD
dengan keluhan lelah, RSUD Bendan Kota
mual, dan sulit Pekalongan dengan
beraktivitas dan di rujukan dari puskesmas.
rawat di Ruang Sekar Setelah dilakukan
Jagad. pemeriksaan di IGD
pasien diharuskan rawat
inap di ruang Sekar
Jagad karena Hb An. K
rendah yaitu 5.4 gr/dL
dan harus mendapatkan
tranfusi.

Riwayat Kesehatan Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan


Dahulu anaknya pernah dirawat anaknya belum pernah
di RSUD Bendan dirawat dirumah sakit.
Pekalongan di Ruang Jika anaknya sakit di
Sekarjagad pada bulan bawa ke puskesmas dan
Mei 2012 selama 3 hari pasien baru pertama kali
dengan keluhan diare. mengalami penyakit
seperti sekarang ini.

Riwayat Penyakit Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan


Keluarga anggota keluarganya anggota keluarganya
tidak ada yang tidak ada yang
mengalami penyakit mengalami penyakit
yang sama seperti yang sama seperti
pasien, ibu pasien pasien, ibu pasien
mengatakan mengatakan
dikeluarganya tidak ada dikeluarganya tidak ada
yang menderita yang menderita
penyakit menular penyakit menular
seperti TBC dan seperti TBC dan
penyakit menurun penyakit menurun
seperti hipertensi dan seperti hipertensi dan
diabetes millitus. diabetes millitus.
41

d. Pola Fungsional
Tabel 4.4 Pola Fungsional
Pola Kesehatan Pasien 1 Pasien 2

Pola Aktivitas Sebelum Sakit Sebelum sakit:


Data Subjektif : Data Subjektif:
Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan
bahwa anaknya dapat anaknya dapat
melakukan aktivitas melakukan aktivitas
tanpa menimbulkan tanpa menimbulkan
kelelahan setelah kelelahan yang berlebih.
beraktivitas. Data Objektif:
Data Objektif : Pasien mampu
Pasien mampu merawat beraktivitas sesuai
diri sendiri secara penuh dengan tahap tumbuh
(skala tingkat kembang.
kemampuan aktivitas 0)
Selama sakit: Selama sakit:
Data Subjektif : Ibu Data Subjektif : Ibu
pasien mengatakan pasien mengatakan
anaknya lemas, dan anaknya lemas, dan
hanya tiduran karena hanya tiduran karena
badannya terasa sakit. badannya terasa sakit.
Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan
anaknya tidak mampu anaknya tidak mampu
beraktivitas seperti beraktivitas seperti
mandi, makan, minum, mandi, makan, minum,
toileting, serta toileting, serta
berpakaian karena berpakaian karena
pasien mengeluh lelah pasien mengeluh leleh
setelah beraktivitas. Ibu setelah beraktivitas. Ibu
pasien mengatakan pasien mengatakan
pasien merasa tidak pasien merasa tidak
nyaman setelah nyaman setelah
beraktivitas. beraktivitas.
Data Objektif : Data Objektif :
Pasien dibantu orang tua Pasien dibantu orang tua
nya saat beraktivitas nya saat beraktivitas
Skala tingkat Skala tingkat
kemampuan aktivitas kemampuan aktivitas
pasien 2 (dua) pasien 2 (dua)
TD : 100/70 mmHg Frekuensi nadi sebelum
Frekuensi nadi sebelum aktivitas 110 x/menit.
aktivitas 98 x/menit. Frekuensi nadi setelah
42

Frekuensi nadi setelah aktivitas 122 x/menit.


aktivitas 110 x/menit. RR : 26 x/menit
RR : 22 x/menit Suhu : 37,2oC
Suhu : 36,8oC

e. Pemeriksaan Fisik
Tabel 4.5 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Pasien 1 Pasien 2

Keadaan Umum Lemah Lemah


Kesadaran Composmentis Composmentis
Vital sign N : 98 x/menit N : 110 x/menit
RR : 26 x/menit RR : 28 x/menit
S : 36,8oC S : 37,2oC
Antropometri TB : 145 cm TB : 135 cm
BB : 37 kg BB : 30 kg
LILA : 65 cm LILA : 52 cm
Kepala Wajah tampak pucat, Wajah tampak pucat,
tidak ada lesi, rambut tidak ada lesi, rambut
bersih berwarna hitam bersih berwarna hitam
tidak ada benjolan tidak ada benjolan
dikepala serta tidak ada dikepala serta tidak ada
nyeri tekan. nyeri tekan.
Mata Simetris antara kanan Simetris antara kanan
dan kiri, konjungtiva dan kiri, konjungtiva
anemis, penglihatan anemis, penglihatan
baik. baik.
Hidung Hidung bersih, tidak ada Hidung bersih, tidak ada
secret, tidak terdapat secret, pernafasan
pernafasan cuping cuping hidung.
hidung.
Mulut Mukosa bibir sedikit Mukosa bibir sedikit
kering dan tidak ada kering dan tidak ada
stomatitis. stomatitis.
Telinga Simetris antara kanan Simetris antara kanan
dan kiri, tidak ada dan kiri, tidak ada
serumen atau cairan serumen atau cairan
yang keluar dari telinga, yang keluar dari telinga,
pendengaran baik. pendengaran baik.
Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid. kelenjar tiroid.
Jantung Inspeksi: Bentuk dada Inspeksi: Bentuk dada
43

simetris, tidak ada simetris, tidak ada


retraksi, dan ictus cordis retraksi, dan ictus cordis
tidak terlihat tidak terlihat
Palpasi: Pengembangan Palpasi: Pengembangan
dada simetris, tidak ada dada simetris, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran jantung, pembesaran jantung,
ictus cordis teraba pada ictus cordis teraba pada
ruang intercosta V ruang intercosta V
Perkusi: Berbunyi Perkusi: Berbunyi
pekak pekak
Auskultasi: Bunyi Auskultasi: Bunyi
jantung lupdup, irama jantung lupdup, irama
jantung reguler. jantung reguler.
Paru – paru Inspeksi: Dada simetris, Inspeksi: Dada
tidak ada lesi simetris, tidak ada lesi
Palpasi: Tidak ada nyeri Palpasi: Tidak ada
tekan nyeri tekan
Perkusi: Suara paru Perkusi: Suara paru
hipersonor hipersonor
Auskultasi: Terdengar Auskultasi: Terdengar
suara nafas vesikuler, suara nafas tambahan
dan tidak terdapat nafas wheezing
tambahan
Abdomen Inspeksi: Bentuk perut Inspeksi: Bentuk perut
datar, tidak ada lesi datar, tidak ada lesi
Palpasi: Tidak ada nyeri Palpasi: Tidak ada
tekan nyeri tekan
Perkusi: Terdengar Perkusi: Terdengar
bunyi redup bunyi redup
Auskultasi: Bising usus Auskultasi: Bising usus
normal 16x/menit normal 16x/menit
Genetalia Pasien berjenis kelamin Pasien berjenis kelamin
perempuan laki – laki
Ekstremitas
Atas Terpasang infus pada Terpasang infus pada
tangan kanan, tangan kiri, pergerakan
pergerakan sendi sendi normal, tidak ada
normal, tidak ada fraktur, tidak ada
fraktur, tidak ada clubbing finger, jumlah
clubbing finger, jumlah jari lengkap 5/5, akral
jari lengkap 5/5, akral hangat, CRT kurang
hangat, CRT kurang dari dari 2 titik.
2 titik.
44

Bawah Tidak ada edema, Tidak ada edema,


pergerakan sendi pergerakan sendi
normal, tidak ada normal, tidak ada
fraktur, jumlah jari fraktur, jumlah jari
lengkap 5/5. lengkap 5/5.
Kulit Turgor kulit baik, warna Turgor kulit baik, warna
kulit pucat kulit pucat

f. Pemeriksaan Tumbuh Kembang


Tabel 4.6 Pemeriksaan Diagnostik
Tumbuh Kembang Pasien 1 Pasien 2

Pertumbuhan fisik
BB lahir 2900 gram 3100 gram
BB sekarang 37 kg 30 kg
TB lahir 48 cm 47 cm
TB sekarang 145 cm 135 cm
Perkembangan tiap tahap
Berguling 5 bulan 5 bulan
Duduk 7 bulan 7 bulan
Merangkak 8 bulan 9 bulan
Berdiri 11 bulan 11 bulan
Berjalan 12 bulan 13 bulan
Bicara 2 tahun 2 tahun

g. Pemeriksaan Diagnostik
Tabel 4.7 Pemeriksaan Diagnostik
Hasil Nilai Rujukan
Nama Test Satuan
Pasien 1 Pasien 2
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin 8.4 5.9 gr/dL 12.8 – 16.8
Hematokrit 27.2 16.2 % 33 – 45
Lekosit 10.01 2.79 10^3/uL 4.5 – 13
Trombosit 412 691 10^3/uL 154 – 442
Eritrosit 3.78 2.84 10^6/uL 3.8 – 5.8
MCV 72.0 57.0 fl 80 – 100
MCH 22.2 20.8 pg 26 – 34
MCHC 30.9 36.4 g/dL 32 – 36
RDW-CV 19.6 29.7 % 11.5 – 14.5
45

RDW-SD 49.7 …….. fL 35 – 47


PDW 12.5 …….. fL 9.0 – 13.0
MPV 10.6 …….. fL 7.9 – 11.1
P-LCR 30.6 …….. % 15.0 – 25.0
Hitung Jenis (diff)
Eosinofil 0.0 0.0 % 1–5
Basofil 0.1 0.0 % 0–1
Neutrofil 84.7 50.2 % 25 – 70
Limfosit 7.6 37.6 % 20 – 50
Monosit 7.6 12.2 % 1–6
Neutrofil Absolut 8.48 1.40 10^3/uL
Limfosit Absolut 0.76 1.05 10^3/uL
NLR 11.16 1.33 1–3
ALC 0.76 1.05 10^3/uL

h. Program Terapi
Tabel 4.8 Program Terapi
Pasien 1 Pasien 2

Infus D5 ½ + neurobion 1 ampul Infus Ringer Lactat 20 tpm


Injeksi Ranitidin 1 ampul 50 mg /12 Injeksi Paracetamol 80 mg/8 jam
jam Injeksi Ceftriaxone 850 mg/24 jam
Proneuron 2x1 tablet Injeksi Ondansentron 2 mg/12 jam
Omeprazole 2x1 tablet Ambroxol syrup 3x1 cth
Sucrolfot Syrup 3x1 cth Tranfusi prc 1 kolf

2. Analisa Data
Tabel 4.9 Analisa Data
Analisa Data Penyebab Masalah

Pasien 1 Ketidakseimbangan Intoleransi


Data Subjektif : Ibu pasien antara suplai dan aktivitas
mengatakan anaknya lelah, dan kebutuhan oksigen
hanya tiduran karena badannya
terasa tidak nyaman. Ibu pasien
mengatakan anaknya tidak
mampu beraktivitas seperti
mandi, makan, minum, toileting,
serta berpakaian karena pasien
mengeluh leleh saat dan setelah
beraktivitas. Ibu pasien
46

mengatakan pasien merasa tidak


nyaman setelah beraktivitas.
Data Objektif :
- Pasien dibantu orang tua nya
saat beraktivitas
- Skala tingkat kemampuan
aktivitas pasien 2 (Pasien
memerlukan bantuan dan
pengawasan orang lain)
- TD : 100/70 mmHg
- Frekuensi sebelum aktivitas
Nadi : 98 x/menit.
RR : 16 x/menit
- Frekuensi setelah aktivitas
Nadi :110 x/menit.
RR : 22 x/menit
- Suhu : 36,8oC
- Pasien pucat
- Pasien lemah
Pasien 2 Ketidakseimbangan Intoleransi
Data Subjektif : Ibu pasien antara suplai dan aktivitas
mengatakan anaknya lelah, dan kebutuhan oksigen
hanya tiduran karena badannya
terasa tidak nyaman. Ibu pasien
mengatakan anaknya tidak
mampu beraktivitas seperti
mandi, makan, minum, toileting,
serta berpakaian karena pasien
mengeluh leleh saat dan setelah
beraktivitas. Ibu pasien
mengatakan pasien merasa tidak
nyaman setelah beraktivitas.
Data Objektif :
- Pasien dibantu orang tua nya
saat beraktivitas
- Skala tingkat kemampuan
aktivitas pasien 2 (Pasien
memerlukan bantuan dan
pengawasan orang lain)
- Frekuensi sebelum aktivitas
Nadi : 110 x/menit.
RR : 26 x/menit
- Frekuensi setelah aktivitas
Nadi : 122 x/menit.
47

RR : 32 x/menit
- Suhu : 37,2oC

3. Diagnosis Keperawatan
Tabel 4.10 Diagnosis Keperawatan
Pasien 1 Pasien 2

Intoleransi aktivitas berhubungan Intoleransi aktivitas berhubungan


dengan ketidakseimbangan antara dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen ditandai suplai dan kebutuhan oksigen ditandai
dengan : dengan :
Data Subjektif : Ibu pasien Data Subjektif : Ibu pasien
mengatakan anaknya lelah, dan hanya mengatakan anaknya lelah, dan hanya
tiduran karena badannya terasa tidak tiduran karena badannya terasa tidak
nyaman. Ibu pasien mengatakan nyaman. Ibu pasien mengatakan
anaknya tidak mampu beraktivitas anaknya tidak mampu beraktivitas
seperti mandi, makan, minum, seperti mandi, makan, minum,
toileting, serta berpakaian karena toileting, serta berpakaian karena
pasien mengeluh leleh saat dan setelah pasien mengeluh leleh saat dan setelah
beraktivitas. Ibu pasien mengatakan beraktivitas. Ibu pasien mengatakan
pasien merasa tidak nyaman setelah pasien merasa tidak nyaman setelah
beraktivitas. beraktivitas.
Data Objektif : Data Objektif :
- Pasien dibantu orang tua nya saat - Pasien dibantu orang tua nya saat
beraktivitas beraktivitas
- Skala tingkat kemampuan aktivitas - Skala tingkat kemampuan aktivitas
pasien 2 (Pasien memerlukan pasien 2 (Pasien memerlukan
bantuan dan pengawasan orang bantuan dan pengawasan orang
lain) lain)
- TD : 100/70 mmHg - Frekuensi sebelum aktivitas
- Frekuensi sebelum aktivitas Nadi : 110 x/menit.
Nadi : 98 x/menit. RR : 26 x/menit
RR : 16 x/menit - Frekuensi setelah aktivitas
- Frekuensi setelah aktivitas Nadi : 122 x/menit.
Nadi :110 x/menit. RR : 32 x/menit
RR : 22 x/menit - Suhu : 37,2oC
- Suhu : 36,8oC
- Pasien pucat
- Pasien lemah
48

4. Perencanaan Keperawatan
Tabel 4.11 Perencanaan Keperawatan
Hari/ Diagnosa Tujuan dan Intervensi
Tanggal Keperawatan Kriteria Hasil
Pasien 1

Kamis, 27 Intoleransi Setelah dilakukan Managemen Energi


Januari aktivitas tindakan (I.05178)
2022 berhubungan keperawatan selama
dengan 3x24 jam diharapkan Observasi
ketidakseimban intoleransi dalam 1. Identifikasi gangguan
gan antara beraktivitas dapat fungsi tubuh yang
suplai dan meningkat dengan mengakibatkan
kebutuhan kriteria hasil:
kelelahan
oksigen Toleransi aktivitas 2. Monitor lokasi dan
(D.0056) (L.05047)
ketidaknyamanan
1. Kemudahan
selama melakukan
dalam melakukan aktivitas
aktivitas sehari –
hari meningkat Terapeutik
2. Keluhan lelah
menurun 1. Sediakan lingkungan
3. Dipsnea saat nyaman dan rendah
aktivitas menurun stimulus (Misal:
4. Dipsnea setelah Cahaya, suara, dan
aktivitas menurun kunjungan)
5. Perasaan lemah 2. Berikan aktivitas
menurun distraksi yang
6. Warna kulit menenangkan
membaik
Edukasi

1. Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap

Kolaborasi

1. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan
asupan makanan
49

Pasien 2

Kamis, Intoleransi Setelah dilakukan Managemen Energi


03 aktivitas tindakan (I.05178)
Februari berhubungan keperawatan selama
2022 dengan 3x24 jam diharapkan Observasi
ketidakseimban intoleransi dalam
1. Identifikasi
gan antara beraktivitas dapat gangguan fungsi
suplai dan meningkat dengan tubuh yang
kebutuhan kriteria hasil: mengakibatkan
oksigen Toleransi aktivitas kelelahan
(D.0056) (L.05047) 2. Monitor lokasi dan
1. Kemudahan ketidaknyamanan
dalam melakukan selama melakukan
aktivitas sehari – aktivitas
hari meningkat
2. Keluhan lelah Terapeutik
menurun
3. Dipsnea saat 1. Sediakan lingkungan
aktivitas menurun nyaman dan rendah
4. Dipsnea setelah stimulus (Misal:
aktivitas menurun Cahaya, suara, dan
5. Perasaan lemah kunjungan)
menurun 2. Berikan aktivitas
6. Warna kulit distraksi yang
membaik menenangkan

Edukasi

1. Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap

Kolaborasi

1. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan
asupan makanan
50

6. Pelaksanaan Keperawatan

Tabel 4.12 Pelaksanaan Keperawatan


Diagnosa Hari/ Jam Tindakan – Respon
Keperawatan Tanggal
Pasien 1

Intoleransi Kamis, 27 07.30 1. Mengidentifikasi gangguan


aktivitas januari fungsi tubuh yang
berhubungan 2022 mengakibatkan kelelahan
dengan DS : Ibu pasien mengatakan
ketidakseimbanga anaknya tidak mampu
n antara suplai beraktivitas
dan kebutuhan DO : Pasien terbaring lemah
oksigen (D.0056) ditempat tidur, Hemoglobin 8.4
gr/dL
08.00 2. Memonitor ketidaknyamanan
selama melakukan aktivitas
DS : Ibu pasien mengatakan
anaknya mengeluh lelah setelah
beraktivitas.
Ibu pasien mengatakan anaknya
tidak nyaman setelah
beraktivitas
Ibu pasien mengatakan mual

DO :

Keadaan umum : Lemah


Kesadaran : Composmentis
Pasien pucat
Pasien gelisah
Vital sign sebelum aktivitas
TD : 100/70 mmHg
Nadi sebelum aktivitas
98 x/menit
RR : 16 x/menit
Suhu : 36,8oC
Vital sign setelah aktivitas
TD : 100/70
Nadi setelah aktivitas
110 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,5oC
09.30
3. Menyediakan lingkungan
51

nyaman dan rendah stimulus


(misal: cahaya, suara, dan
kunjungan)
DS : Ibu pasien mengatakan
waktu istirahatnya berkurang
karena lingkungannya silau
DO :
Pasien gelisah
Mengatur suhu lingkungan
Menutup jendela dan sketsel
kamar
11.00 4. Memberikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
DS : Ibu pasien mengatakan
anaknya bersedia
DO :
Pasien lemah
Pasien mampu mengikuti teknik
relaksasi nafas dalam
13.00 5. Menganjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
DS : Ibu pasien mengatakan
gerakan anaknya masih terbatas
DO :
Pasien mengikuti latihan miring
kanan dan kiri
Aktivitas pasien dibantu
keluarga
Pasien lemah
13.15 6. Berkolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
DS : Ibu pasien mengatakan
nafsu makan anaknya menurun
DO : Pasien tidak habis 1 porsi,
pasien hanya makan 4 sendok.
52

Jum’at, 14.30 1. Memonitor ketidaknyamanan


28 Januari selama melakukan aktivitas
2022 DS : Pasien mengatakan
lelahnya sedikit berkurang
DO :
Pasien tampak rileks
Pucat di wajah pasien menurun
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Vital sign sebelum aktivitas
TD : 110/70 mmHg
Nadi sebelum aktivitas
97 x/menit
RR : 15 x/menit
Suhu : 36,5oC
Vital sign setelah aktivitas
TD : 110/70 mmHg
Nadi setelah aktivitas
107 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,3oC
15.00 2. Mengontrol lingkungan nyaman
dan rendah stimulus (misal:
cahaya, suara, dan kunjungan)
DS : Pasien mengatakan waktu
istirahat pasien bertambah
DO : Pasien tampak segar
15.30 3. Memberikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
DS : Pasien mengatakan sudah
mencoba teknik relaksasi nafas
dalam
DO : Pasien masih dibimbing
dalam melakukan teknik
relaksasi nafas dalam
14.00 4. Menganjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
DS : Pasien mengatakan sudah
bisa miring kanan kiri
Pasien bersedia melakukan
duduk di atas tempat tidur
DO : Pasien mampu melakukan
miring kanan kiri secara
mandiri
53

18.00 5. Berkolaborasi dengan ahli gizi


tentang cara meningkatkan
asupan makanan
DS : Pasien mengatakan
makannya habis setengah porsi
dari yang disediakan rumah
sakit
DO : Terlihat makanan pasien
habis setengah porsi

Sabtu, 07.30 1. Memonitor lokasi dan


29 Januari ketidaknyamanan selama
2022 melakukan aktivitas
DS : Pasien mengatakan
lemasnya sudah berkurang
DO :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Vital sign sebelum aktivitas
TD : 120/70 mmHg
Nadi sebelum aktivitas
94 x/menit
RR : 14 x/menit
Suhu : 36,6oC
Vital sign setelah aktivitas
TD : 120/70 mmHg
Nadi setelah aktivitas
98 x/menit
RR : 16 x/menit
Suhu : 36,5oC
08.00 2. Mengontrol lingkungan nyaman
dan rendah stimulus (mis.
Cahaya, suara, dan kunjungan)
DS: Pasien mengatakan nyaman
dengan lingkungan
DO: Pasien tertidur pulas
09.00 3. Memberikan aktivitas aktivitas
yang menenangkan
DS: Pasien mengatakan mampu
melakukan nafas dalam secara
mandiri, pasien mengatakan
melakukan nafas dalam saat
merasa pusing dan lemas
DO: Pasien mampu
54

mempraktikan teknik relaksasi


nafas dalam
11.00 4. Menganjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
DS: Pasien mengatakan sudah
bisa turun dari tempat tidur
sendiri tanpa pusing atau lemas
DO: Pasien sudah melakukan
ambulansi secara mandiri
11.30 5. Berkolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
DS: Pasien mengatakan telah
menghabiskan satu porsi
makanan yang telah disediakan,
pasien mengatakan nafsu
makannya sudah kembali
DO: Pasien makan dengan
lahap

Pasien 2

Intoleransi Kamis, 07.30 1. Mengidentifikasi gangguan


aktivitas 03 Februari fungsi tubuh yang
berhubungan 2022 mengakibatkan kelelahan
dengan DS : Ibu pasien mengatakan
ketidakseimbanga anaknya tidak mampu
n antara suplai beraktivitas
dan kebutuhan DO : Pasien terbaring lemah
oksigen (D.0056) ditempat tidur, Hemoglobin 5.9
gr/dL
08.00 2. Memonitor ketidaknyamanan
selama melakukan aktivitas
DS : Ibu pasien mengatakan
anaknya mengeluh lelah setelah
beraktivitas.
Ibu pasien mengatakan anaknya
sesak setelah beraktivitas

DO :

Keadaan umum : Lemah


Kesadaran : Composmentis
Pasien pucat
Pasien gelisah
55

Vital sign sebelum aktivitas


Nadi sebelum aktivitas
110 x/menit
RR : 26 x/menit
Suhu : 37,2oC
Vital sign setelah aktivitas
Nadi setelah aktivitas
122 x/menit
RR : 32x/menit
S : 37,4oC
09.00 3. Menyediakan lingkungan
nyaman dan rendah stimulus
(mis. Cahaya, suara, dan
kunjungan)
DS : Ibu pasien mengatakan
waktu istirahat anaknya
berkurang karena bising suara
DO : Pasien kurang nyaman
11.00 4. Memberikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
DS : Ibu pasien mengatakan
anaknya bersedia
DO :
Pasien lemah
Pasien mampu mengikuti teknik
relaksasi nafas dalam
11.15 5. Menganjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
DS : Ibu pasien mengatakan
gerakan anaknya masih terbatas
DO :
Pasien mengikuti latihan miring
kanan dan kiri
Aktivitas pasien dibantu
keluarga
Pasien lemah
12.30 6. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
DS : Ibu pasien mengatakan
anaknya tidak mau makan
DO : Pasien hanya makan 1/3
makanan yang diberikan oleh
56

pihak rumah sakit

Jum’at, 15.00 1. Memonitor ketidaknyamanan


04 Februari selama melakukan aktivitas
2022 DS : Pasien mengatakan
lelahnya sedikit berkurang
DO :
Pucat di wajah pasien menurun
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Vital sign sebelum aktivitas
Nadi sebelum aktivitas
118 x/menit
RR : 26 x/menit
Suhu : 36,9oC
Vital sign setelah aktivitas
Nadi setelah aktivitas
124 x/menit
RR : 28x/menit
S : 36,7oC
15.30 2. Menyediakan lingkungan
nyaman dan rendah stimulus
(mis. Cahaya, suara, dan
kunjungan)
DS : Pasien mengatakan waktu
istirahat pasien bertambah
DO : Pasien tampak membaik
16.00 3. Memberikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
DS : Pasien mengatakan sudah
mencoba teknik relaksasi nafas
dalam
DO : Pasien masih dibimbing
dalam melakukan teknik
relaksasi nafas dalam
16.30 4. Menganjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
DS : Pasien mengatakan sudah
bisa miring kanan kiri
Pasien bersedia melakukan
duduk di atas tempat tidur
DO : Pasien mampu melakukan
miring kanan kiri secara
mandiri
57

18.00 5. Kolaborasi dengan ahli gizi


tentang cara meningkatkan
asupan makanan
DS : Pasien mengatakan sudah
mulai mau makan
DO : Pasien hanya makan 1/2
makanan yang diberikan oleh
pihak rumah sakit

Sabtu, 15.00 1. Memonitor ketidaknyamanan


05 Februari selama melakukan aktivitas
2022 DS : Pasien mengatakan
lemasnya sudah berkurang
DO :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Vital sign sebelum aktivitas
Nadi sebelum aktivitas
110 x/menit
RR : 26 x/menit
Suhu : 36,7oC
Vital sign setelah aktivitas
Nadi setelah aktivitas
116 x/menit
RR : 28 x/menit
Suhu : 36,6oC
16.00 2. Mengontrol lingkungan nyaman
dan rendah stimulus (mis.
Cahaya, suara, dan kunjungan)
DS: Pasien mengatakan nyaman
dengan lingkungan
DO: Pasien tertidur pulas
16.30 3. Memberikan aktivitas aktivitas
yang menenangkan
DS: Pasien mengatakan mampu
melakukan nafas dalam secara
mandiri, pasien mengatakan
melakukan nafas dalam saat
merasa pusing dan lemas
DO: Pasien mampu
mempraktikan teknik relaksasi
nafas dalam
17.00 4. Menganjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
58

DS: Pasien mengatakan sudah


bisa turun dari tempat tidur
sendiri tanpa pusing atau lemas
DO: Pasien sudah melakukan
ambulansi secara mandiri
18.00 5. Berkolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
DS: pasien mengatakan telah
menghabiskan satu porsi
makanan yang telah disediakan,
pasien mengatakan nafsu
makannya sudah kembali
DO: Pasien makan dengan
lahap

6. Evaluasi Keperawatan

Tabel 4.13 Evaluasi Keperawatan

Diagnosa Hari/ Catatan Perkembangan


Keperawatan Tanggal
Pasien 1

Intoleransi Aktivitas Kamis, 27 S :


berhubungan dengan Januari - Ibu pasien mengatakan anaknya lemas
ketidakseimbangan 2022 - Ibu pasien mengatakan anaknya tidak
suplai dan mampu beraktivitas
kebutuhan oksigen - Ibu pasien mengatakan bersedia untuk
(D.0056) anaknya latihan miring kanan miring
kiri

O:

- Keadaan umum: Lemah


- Kesadaran : Composmentis
- Hemoglobin 8.4 gr/dL
- Vital sign sebelum aktivitas
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 98 x/menit
Pernapasan : 16 x/menit
Suhu : 36,8oC
- Vital sign setelah aktivitas
59

TD : 100/70 mmHg
Nadi : 110 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36,5oC
- Pasien pucat
- Pasien gelisah

A:

- Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

- Monitor ketidaknyamanan selama


melakukan aktivitas
- Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus (misal: cahaya, suara,
dan kunjungan
- Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
- Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan

Jum’at, 28 S :
Januari
2022 - Pasien mengatakan masih sedikit lemas
- Pasien mengatakan makannya habis
setengah porsi dari yang disediakan
rumah sakit
- Pasien mengatakan sudah bisa latihan
posisi miring kanan miring kiri
- Pasien bersedia melakukan duduk di
atas tempat tidur

O:

- Keadaan umum: Lemah


- Kesadaran : Composmentis
- Vital sign sebelum aktivitas
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 97 x/menit
Pernapasan : 15 x/menit
Suhu : 36,5oC
- Vital sign setelah aktivitas
60

TD : 110/70 mmHg
Nadi : 107 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,3oC

A:

- Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

- Monitor ketidaknyamanan selama


melakukan aktivitas
- Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus (mis. Cahaya, suara,
dan kunjungan)
- Berikan aktivitas aktivitas yang
menenangkan
- Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan

Sabtu, 29 S :
Januari
2022 - Pasien mengatakan lemasnya sudah
berkurang
- Pasien mengatakan telah menghabiskan
satu porsi makanan yang telah
disediakan, pasien mengatakan nafsu
makannya sudah kembali
- Pasien mengatakan anaknya sudah bisa
melakukan aktivitas seperti miring
kanan, miring kiri dan duduk

O:

- Keadaan umum : Baik


- Kesadaran : Composmentis
- Vital sign sebelum aktivitas
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 94 x/menit
Pernapasan : 14 x/menit
Suhu : 36,6oC
- Vital sign setelah aktivitas
TD : 120/70 mmHg
61

Nadi : 98 x/menit
Pernapasan : 16 x/menit
Suhu : 36,5oC

A:

- Masalah teratasi

P:

- Hentikan intervensi

Pasien 2

Intoleransi Aktivitas Kamis, 03 S :


berhibungan dengan Februari
suplai dan 2022 - Ibu pasien mengatakan anaknya lemas
kebutuhan oksigen - Ibu pasien mengatakan anaknya tidak
(D.0056) mampu beraktivitas
- Ibu pasien mengatakan bersedia untuk
anaknya dilatih miring kanan miring kiri
- Ibu pasien mengatakan anaknya tidak
mau makan

O:

- Pasien pucat
- Pasien gelisah
- Hemoglobin 5.9 gr/dL
- Keadaan umum : Lemah
- Kesadaran : Composmentis
- Vital sign sebelum aktivitas
Nadi : 110 x/menit
Pernapasan : 26 x/menit
Suhu : 37,2oC
- Vital sign setelah aktivitas
Nadi : 122 x/menit
Pernapasan : 32 x/menit
Suhu : 37,4oC

A:

- Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan


selama melakukan aktivitas
62

- Sediakan lingkungan nyaman dan


rendah stimulus (mis. Cahaya, suara,
dan kunjungan)
- Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
- Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan

Jum’at, 04 S :
Februari
2022 - Pasien mengatakan lelahnya sedikit
berkurang
- Pasien mengatakan bersedia untuk
anaknya dilatih miring kanan miring kiri
- Ibu pasien mengatakan anaknya sudah
mulai mau makan

O:

- Pucat di wajah pasien menurun


- Keadaan umum : Lemah
- Kesadaran : Composmentis
- Vital sign sebelum aktivitas
Nadi : 118 x/menit
Pernapasan : 26 x/menit
Suhu : 36,9oC
- Vital sign setelah aktivitas
Nadi : 124 x/menit
Pernapasan : 28 x/menit
Suhu : 36,7oC

A:

- Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

- Monitor ketidaknyamanan selama


melakukan aktivitas
- Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus (misal: cahaya, suara,
dan kunjungan
- Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
63

- Ajarkan strategi koping untuk


mengurangi kelelahan
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan

Sabtu, 05 S :
Februari
2022 - Ibu pasien mengatakan anaknya sudah
tidak lemas
- Pasien mengatakan telah menghabiskan
satu porsi makanan yang telah
disediakan, pasien mengatakan nafsu
makannya sudah kembali

O:

- Keadaan umum : Baik


- Kesadaran : Composmentis
- Vital sign sebelum aktivitas
Nadi : 110 x/menit
Pernapasan : 26 x/menit
Suhu : 36,7oC
- Vital sign setelah aktivitas
Nadi : 116 x/menit
Pernapasan : 28 x/menit
Suhu : 36,6oC

A:

- Masalah teratasi

P:

- Hentikan intervensi

B. Pembahasan
Pada bagian ini penulis akan membahas tentang “Asuhan Keperawatan
Intoleransi Aktivitas pada pasien Anak dengan Anemia” dengan dua pasien
yang berbeda. Pada pasien pertama dilakukan pengelolaan keperawatan dari
hari Kamis, 27 Januari 2022 sampai Sabtu, 29 Januari 2022, sedangkan pada
pasien kedua telah dilakukan pengelolaan keperawatan dari hari Kamis, 03
64

Februari 2022 sampai hari Sabtu, 05 Februari 2022. Penulis membandingkan


dengan dua pasien yang berbeda dengan tujuan untuk memperoleh data tentang
intoleransi aktivitas pada pasien anak dengan anemia. Penulis membagi dalam
5 proses keperawatan yaitu dimulai dari pengkajian, diagnosa, rencana
keperawatan, implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan yang dilakukan pada An. D
tanggal 27 Januari 2022 pukul 07.30 WIB didapatkan data bahwa ibu pasien
mengatakan anaknya lemas dan hanya tiduran karena badannya terasa sakit.
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak mampu beraktivitas seperti mandi,
makan, minum, toileting, serta berpakaian karena pasien mengeluh leleh
saat dan setelah beraktivitas. Ibu pasien mengatakan pasien merasa tidak
nyaman setelah beraktivitas. Pada saat pemeriksaan fisik pasien dibantu
orang tuanya saat beraktivitas, skala tingkat kemampuan aktivitas pasien 2,
frekuensi nadi sebelum aktivitas 98 x/menit, frekuensi nadi setelah aktivitas
110 x/menit, pasien pucat dan lemah. Pemeriksaan fisik pada jantung
diperoleh data, di palpasi pengembangan dada simetris, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada pembesaran jantung, perkusi jantung pekak. Pada saat
pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada tanggal 27 Januari 2022
didapatkan data jumlah lekosit 10.01 10^3u/L nilai normal 4.5 – 13,
hemoglobin 8.4 gr/dL nilai normal 12.8 – 16.8.
Pada An. K tanggal 3 Februari 2022 pukul 08.00 didapatkan data Ibu
pasien mengatakan anaknya lemas, dan hanya tiduran karena badannya
terasa sakit. Ibu pasien mengatakan anaknya tidak mampu beraktivitas
seperti mandi, makan, minum, toileting, serta berpakaian karena pasien
mengeluh leleh saat dan setelah beraktivitas. Ibu pasien mengatakan pasien
merasa tidak nyaman setelah beraktivitas. Pada saat pemeriksaan fisik
pasien dibantu orang tuanya saat beraktivitas, skala tingkat kemampuan
aktivitas pasien 2, frekuensi nadi sebelum aktivitas 110 x/menit, frekuensi
nadi setelah aktivitas 122 x/menit. Pemeriksaan fisik pada jantung diperoleh
data di palpasi tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran jantung, perkusi
65

suara jantung pekak. Pada saat pemeriksaan laboratorium yang dilakukan


pada tanggal 3 Februari 2022 didapatkan hasil jumlah lekosit 2.79 10^3u/L
nilai normal 4.5 – 13.5, hemoglobin 5.9 mg/dl nilai normal 10.7 – 14.7.
Dari hasil pengkajian menurut analisa peneliti terhadap kedua klien
yang mengalami masalah intoleransi aktivitas terdapat kesenjangan data dan
persamaan data jika dibandingkan menurut (Kurniati. A, Trisyani. Y,
Theresia Maria, I, S. 2018), Kesenjangan data tersebut yaitu pada kedua
klien tidak ditemukan pasien sesak nafas saat beraktivitas karena kurangnya
kadar hemoglobin di dalam darah berimbas pada kurangnya pasokan
oksigen keseluruh tubuh, nyeri dada bila disertai penyakit arteri coroner
karena sel darah merah yang kaya oksigen tidak cukup pasokannya, pusing,
kedinginan dan sakit kepala yang disebabkan rendahnya kadar oksigen di
otak yang disebabkan oleh anemia.
Untuk persamaan data yang sesuai dengan teori menurut (Kurniati. A,
Trisyani. Y, Theresia Maria, I, S. 2018) yaitu pada kedua pasien ditemukan
data ibu pasien mengatakan anaknya mengalami lelah disebabkan karena
tubuh kekurangan hemoglobin, kulit pucat kerena jaringan kulit itu sendiri
memiliki banyak pembuluh darah kecil, dan merasa tidak nyaman setelah
beraktivitas.
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan kepada An. D dan An.
K ada perbedaan hasil pengkajian diantara dua pasien, yaitu pada pasien
pertama didapatkan hasil pasien tidak mengalami sesak nafas sedangkan
pasien kedua mengalami sesak nafas.

2. Diagnosis Keperawatan
Dari hasil pengkajian keperawatan pada pasien pertama (An. D)
diperoleh data ibu pasien mengatakan anaknya lemas, dan hanya tiduran
karena badannya terasa sakit. Ibu pasien mengatakan anaknya tidak mampu
beraktivitas seperti mandi, makan, minum, toileting, serta berpakaian karena
pasien mengeluh leleh saat dan setelah beraktivitas. Ibu pasien mengatakan
pasien merasa tidak nyaman setelah beraktivitas. Kemudian ditemukan data
66

objektif yaitu pasien dibantu orang tua nya saat beraktivitas, Skala tingkat
kemampuan aktivitas pasien 2 (dua), vital sign sebelum aktivitas, tekanan
darah 100/70 mmHg, frekuensi nadi sebelum aktivitas 98 x/menit, RR : 16
x/menit, suhu: 36,8oC, vital sign setelah aktivitas TD: 100/70 mmHg,
frekuensi nadi setelah aktivitas 110 x/menit, RR: 22 x/menit,suhu 36, 5oC,
pasien pucat, dan pasien lemah.
Berdasarkan pengkajian keperawatan pada pasien kedua (An. K) yang
dilakukan pada tanggal 03 Februari 2022 diperoleh data dari pengkajian
terhadap ibunya pasien yaitu ibu pasien mengatakan anaknya lemas, dan
hanya tiduran karena badannya terasa sakit. Ibu pasien mengatakan anaknya
tidak mampu beraktivitas seperti mandi, makan, minum, toileting, serta
berpakaian karena pasien mengeluh leleh saat dan setelah beraktivitas. Ibu
pasien mengatakan pasien merasa tidak nyaman setelah beraktivitas.
Kemudian ditemukan data objektif yaitu pasien dibantu orang tua nya saat
beraktivitas, skala tingkat kemampuan aktivitas pasien 2 (dua), vital gign
sebelum aktivitas, frekuensi nadi sebelum aktivitas 110 x/menit, RR: 26
x/menit, suhu: 37,2oC, frekuensi nadi setelah aktivitas 122 x/menit, RR: 32
x/menit, Suhu : 37,4oC.
Setelah dilakukan pengkajian dari kedua pasien dapat dirumuskan
prioritas diagnosis keperawatan yang muncul yaitu intoleransi aktivitas
berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen dengan respon pada kedua pasien menunjukkan pada tanda dan
gejala mayor serta minor dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI, 2017) yang menuliskan bahwa intoleransi aktivitas mempunyai
tanda dan gejala mayor (subyektif) mengeluh lelah, tanda dan gejala mayor
(obyektif) frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat. Tanda
dan gejala minor (subyektif) dispnea saat/setelah aktivitas, merasa tidak
nyaman setelah beraktivitas, merasa lemah. Tanda dan gejala minor
(obyektif) tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat, gambaran
EKG menunjukkan aritmia saat/setelah aktivitas, gambaran EKG
menunjukkan iskemia, dan sianosis.
67

Penulis menuliskan intoleransi aktivitas sebagai diagnosis prioritas


utama karena sesuai dengan data subjektif serta data obyektif yang
didapatkan pada kedua pasien saat dilakukan pengkajian. Didapatkan data
aktual pada pasien merasa tidak nyaman setelah beraktivitas dibuktikan
pasien lemah, pasien pucat, adanya peningkatan frekuensi nadi pasien An. D
sebelum aktivitas 98 x/menit, RR: 16 x/menit dan nadi setelah aktivitas 110
x/menit, RR: 22 x/menit, frekuensi nadi An.K sebelum aktivitas 110
x/menit, RR: 26 x/menit dan nadi setelah aktivitas 122 x/menit, RR: 32
x/menit. Penulis memprioritaskan diagnosis keperawatan intoleransi
aktivitas pada urutan pertama karena apabila masalah intoleransi aktivitas
tidak segera ditangani maka semua kebutuhan pasien akan bergantung pada
orang lain atau memerlukan bantuan dari keluarga atau orang lain. Selain
itu, intoleransi aktivitas mengakibatkan gangguan pada kebutuhan aktivitas.
Kebutuhan aktivitas merupakan salah satu kebutuhan fisiologis. Sesuai
dengan hierarki kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam
Kasiati dan Rosmalawati (2016) kebutuhan fisiologis merupakan prioritas
tertinggi, apabila kebutuhan fisiologis tidak dapat terpenuhi maka akan
menyebabkan gangguan pada pemenuhan kebutuhan lainnya.

3. Perencanaan Keperawatan
Tahap perencanaan keperawatan penulis menyusun tujuan
keperawatan yang diharapkan, kriteria hasil dan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilakukan berdasarkan diagnosa keperawatan yang
muncul sehingga memudahkan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
selanjutnya.
Rencana tindakan yang ditulis pada An. D (pasien 1) dan An. K
(pasien 2) dengan diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas berhubungan
dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Tujuan
yang diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam
diharapjan intoleransi dalam beraktivitas dapat meningkat dengan kriteria
hasil : Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari – hari meningkat,
68

Keluhan lelah menurun, dipsnea saat aktivitas menurun, dipsnea setelah


aktivitas menurun, perasaan lemah menurun, warna kulit membaik.
Perencanaan keperawatan yang ditetapkan pada pasien 1 (An. D) dan
pasien 2 (An. K) sudah sesuai dengan sumber Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI) yaitu identifikasi gangguan fungsi tubuh
yang mengakibatkan kelelahan, monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas, sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
(misal: cahaya, suara, dan kunjungan), berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan, anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap, kolaborasi
dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan

4. Implementasi Keperawatan
Menurut Zaidin Ali (2014), implementasi merupakan serangkaian
proses keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk dikerjakan
dalam rangka membantu klien untuk mencegah, mengurangi dan
menghilangkan dampak atau respon yang ditimbulkan oleh masalah
keperawatan dan kesehatan. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan
merupakan cara untuk merealisasikan rencana keperawatan yang telah
dibuat sesuai diagnosis yang telah dirumuskan.
Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan yang telah
direncanakan dalam rencana keperawatan. Implementasi yang dilakukan
penulis untuk dapat menyelesaikan masalah intoleransi aktivitas
berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen, implementasi keperawatan pada An. D (pasien 1) selama 3 hari
dimulai tanggal 27 – 29 Januari 2022 dan pada An. K (pasien 2) pada
tanggal 03-05 Februari 2022. Penulis melakukan tindakan pada pasien 1 dan
2 meliputi mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan, memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan
aktivitas, menyediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (misal:
cahaya, suara, dan kunjungan), memberikan aktivitas distraksi yang
menenangkan, menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap,
69

berkolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan.


Semua rencana keperawatan yang telah penulis susun dapat dilaksanakan
oleh penulis. Penulis tidak mengalami hambatan berarti dalam memberikan
asuhan keperawatan masalah intoleransi aktivitas pada kedua pasien.

5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk
menilai apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau
tidak untuk mengatasi suatu masalah (Meirisa, 2013). Evaluasi dilakukan
selama 3 hari maka penulis melakukan evaluasi akhir tahap asuhan
keperawatan yang telah diberikan untuk diagnosa keperawatan intoleransi
aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksiegen.
Evaluasi hari ke 3 An. D pada tanggal 29 Januari 2022, Subjektif :
Pasien mengatakan lemasnya sudah berkurang, pasien mengatakan telah
menghabiskan satu porsi makanan yang telah disediakan, pasien
mengatakan nafsu makannya sudah kembali, pasien mengatakan anaknya
sudah bisa melakukan aktivitas seperti miring kanan, miring kiri dan duduk.
Objektif: Keadaan umum : Baik, kesadaran : composmentis, vital sign
sebelum aktivitas, TD: 120/70 mmHg, Nadi : 94 x/menit, Pernapasan : 14
x/menit, Suhu: 36,6oC, Vital sign setelah aktivitas, TD : 120/70 mmHg,
Nadi : 98 x/menit, pernapasan : 16 x/menit, suhu : 36,5oC, Assesment (A) :
Masalah teratasi, Planning (P): Hentikan intervensi.
Evaluasi hari ke 3 An. K pada tanggal 05 Februari 2022, Subjektif:
Ibu pasien mengatakan anaknya masih lemas, pasien mengatakan telah
menghabiskan satu porsi makanan yang telah disediakan, pasien
mengatakan nafsu makannya sudah kembali. Objektif: Keadaan umum :
Baik, Kesadaran : composmentis, vital sign sebelum aktivitas, nadi : 110
x/menit, pernapasan : 26 x/menit, suhu : 36,7oC, vital sign setelah aktivitas,
nadi: 116 x/menit, pernapasan : 28 x/menit, suhu: 36,6oC, Assesment (A) :
Masalah teratasi, Planning (P) : Hentikan intervensi.
70

Menurut tim Pokja SLKI DPP PPNI dalam buku Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI, 2019) tujuan dan kriteria hasil yang
diharapkan pada pasien anemia dengan intoleransi aktivitas yaitu frekuensi
nadi meningkat, saturasi oksigen meningkat, kemudahan dalam melakukan
aktivitas sehari – hari meningkat, keluhan lelah menurun, dispnea saat
aktivitas menurun, dispnea setelah aktivitas menurun, perasaan lemah
menurun, warna kulit membaik, tekanan darah membaik, frekuensi nafas
membaik.
Setelah membandingkan hasil evaluasi pada pasien dengan teori yang
ada terdapat kesenjangan yaitu pada pasien An. D mampu mencapai tujuan
dan kriteria hasil seperti kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
meningkat, keluhan lelah menurun, dispnea saat beraktivitas menurun,
dispnea setelah beraktivitas menurun, keluhan lelah menurun, perasaan
lemah menurun, dan warna kulit membaik. Sedangkan pelaksanaan
pengelolaan keperawatan dalam waktu 3x24 jam, pasien An. K belum
mampu mencapai tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan, pasien An. K
belum menunjukkan tanda-tanda peningkatan aktivitas yang adekuat secara
maksimal. Tidak tercapainya atau tidak teratasinya masalah keperawatan
pada pasien An. K dapat disebabkan oleh adanya keterbatasan waktu bagi
penulis dalam melakukan asuhan keperawatan, serta keadaan pasien yang
belum membaik seutuhnya. Hasil pemeriksaan hemoglobin (Hb) pasien An.
K pada hari ketiga yaitu 9,0 mg/dL hal ini menunjukkan nilai Hb masih
dibawah normal. Hal ini disebabkan karena penurunan suplai oksigen dalam
darah yang belum tuntas penanganannya. Diperkuat dengan pendapat
menurut Ade Sulistya Lubis (2019) dalam penelitiannya yang berjudul
“Kemampuan Perawat Dalam Memberikan Diagnosa Keperawatan
Terhadap Pasien Anemia” menyatakan bahwa kurangnya suplai oksigen
berpengaruh terhadap penurunan Hb serta berpengaruh terhadap fungsi
fisiologis tubuh terutama dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
71

C. Keterbatasan Penulisan
Dalam melakukan penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yang
mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian ini diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Keterbatasan Responden
Penentuan responden karena jumlah kasus anemia di RSUD Bendan Kota
Pekalongan relatif sedikit. Dengan demikian penulis membutuhkan waktu
yang cukup lama. Untuk menentukan subjek penelitian yang memenuhi
kriteria sample baik kriteria inklusi maupun eksklusi yang sudah
ditentukan.
2. Keterbatasan waktu dalam hal ini penulis melakukan pengkajian serta
evaluasi pada pasien 1 dan pasien 2 tidak dalam waktu yang bersamaan
karena kasus anemia tidak ditemukan dalam waktu yang sama. Hal ini
akan berdampak pada kriteria hasil yang dicapai pada setiap pasien.

Anda mungkin juga menyukai