P1337420319160 31563 Bab-4
P1337420319160 31563 Bab-4
Dalam BAB IV ini penulis menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan
hasil penelitian yang telah dilakukan di ruang Sekar Jagad RSUD Bendan Kota
Pekalongan dan terkait dengan asuhan keperawatan yang meliputi : Pengkajian,
analisa data, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi, dan
evaluasi.
A. Hasil
Penulis akan membahas tentang laporan kasus Asuhan Keperawatan Intoleransi
Aktivitas pada Anak dengan Anemia terhadap 2 pasien yaitu An. D dilakukan
pada tanggal 27 – 29 Januari 2022 dan An. K yang dilakukan pada tanggal 3 –
5 Februari 2022 di Ruang Sekar Jagad RSUD Bendan Kota Pekalongan yang
meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan keperawatan,
pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Data diperoleh dari
wawancara terhadap orang tua pasien, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, dan rekam medis pasien.
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Tabel 4.1. Identitas Pasien
Identitas Pasien Pasien 1 Pasien 2
38
39
b. Keluhan Utama
Tabel 4.2 Keluhan Utama
Riwayat Kesehatan Pasien 1 Pasien 2
c. Riwayat Kesehatan
Tabel 4.3 Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Pasien 1 Pasien 2
d. Pola Fungsional
Tabel 4.4 Pola Fungsional
Pola Kesehatan Pasien 1 Pasien 2
e. Pemeriksaan Fisik
Tabel 4.5 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Pasien 1 Pasien 2
Pertumbuhan fisik
BB lahir 2900 gram 3100 gram
BB sekarang 37 kg 30 kg
TB lahir 48 cm 47 cm
TB sekarang 145 cm 135 cm
Perkembangan tiap tahap
Berguling 5 bulan 5 bulan
Duduk 7 bulan 7 bulan
Merangkak 8 bulan 9 bulan
Berdiri 11 bulan 11 bulan
Berjalan 12 bulan 13 bulan
Bicara 2 tahun 2 tahun
g. Pemeriksaan Diagnostik
Tabel 4.7 Pemeriksaan Diagnostik
Hasil Nilai Rujukan
Nama Test Satuan
Pasien 1 Pasien 2
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin 8.4 5.9 gr/dL 12.8 – 16.8
Hematokrit 27.2 16.2 % 33 – 45
Lekosit 10.01 2.79 10^3/uL 4.5 – 13
Trombosit 412 691 10^3/uL 154 – 442
Eritrosit 3.78 2.84 10^6/uL 3.8 – 5.8
MCV 72.0 57.0 fl 80 – 100
MCH 22.2 20.8 pg 26 – 34
MCHC 30.9 36.4 g/dL 32 – 36
RDW-CV 19.6 29.7 % 11.5 – 14.5
45
h. Program Terapi
Tabel 4.8 Program Terapi
Pasien 1 Pasien 2
2. Analisa Data
Tabel 4.9 Analisa Data
Analisa Data Penyebab Masalah
RR : 32 x/menit
- Suhu : 37,2oC
3. Diagnosis Keperawatan
Tabel 4.10 Diagnosis Keperawatan
Pasien 1 Pasien 2
4. Perencanaan Keperawatan
Tabel 4.11 Perencanaan Keperawatan
Hari/ Diagnosa Tujuan dan Intervensi
Tanggal Keperawatan Kriteria Hasil
Pasien 1
1. Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan
asupan makanan
49
Pasien 2
Edukasi
1. Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan
asupan makanan
50
6. Pelaksanaan Keperawatan
DO :
Pasien 2
DO :
6. Evaluasi Keperawatan
O:
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 110 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36,5oC
- Pasien pucat
- Pasien gelisah
A:
P: Lanjutkan intervensi
Jum’at, 28 S :
Januari
2022 - Pasien mengatakan masih sedikit lemas
- Pasien mengatakan makannya habis
setengah porsi dari yang disediakan
rumah sakit
- Pasien mengatakan sudah bisa latihan
posisi miring kanan miring kiri
- Pasien bersedia melakukan duduk di
atas tempat tidur
O:
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 107 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,3oC
A:
P : Lanjutkan intervensi
Sabtu, 29 S :
Januari
2022 - Pasien mengatakan lemasnya sudah
berkurang
- Pasien mengatakan telah menghabiskan
satu porsi makanan yang telah
disediakan, pasien mengatakan nafsu
makannya sudah kembali
- Pasien mengatakan anaknya sudah bisa
melakukan aktivitas seperti miring
kanan, miring kiri dan duduk
O:
Nadi : 98 x/menit
Pernapasan : 16 x/menit
Suhu : 36,5oC
A:
- Masalah teratasi
P:
- Hentikan intervensi
Pasien 2
O:
- Pasien pucat
- Pasien gelisah
- Hemoglobin 5.9 gr/dL
- Keadaan umum : Lemah
- Kesadaran : Composmentis
- Vital sign sebelum aktivitas
Nadi : 110 x/menit
Pernapasan : 26 x/menit
Suhu : 37,2oC
- Vital sign setelah aktivitas
Nadi : 122 x/menit
Pernapasan : 32 x/menit
Suhu : 37,4oC
A:
P : Lanjutkan intervensi
Jum’at, 04 S :
Februari
2022 - Pasien mengatakan lelahnya sedikit
berkurang
- Pasien mengatakan bersedia untuk
anaknya dilatih miring kanan miring kiri
- Ibu pasien mengatakan anaknya sudah
mulai mau makan
O:
A:
P : Lanjutkan intervensi
Sabtu, 05 S :
Februari
2022 - Ibu pasien mengatakan anaknya sudah
tidak lemas
- Pasien mengatakan telah menghabiskan
satu porsi makanan yang telah
disediakan, pasien mengatakan nafsu
makannya sudah kembali
O:
A:
- Masalah teratasi
P:
- Hentikan intervensi
B. Pembahasan
Pada bagian ini penulis akan membahas tentang “Asuhan Keperawatan
Intoleransi Aktivitas pada pasien Anak dengan Anemia” dengan dua pasien
yang berbeda. Pada pasien pertama dilakukan pengelolaan keperawatan dari
hari Kamis, 27 Januari 2022 sampai Sabtu, 29 Januari 2022, sedangkan pada
pasien kedua telah dilakukan pengelolaan keperawatan dari hari Kamis, 03
64
2. Diagnosis Keperawatan
Dari hasil pengkajian keperawatan pada pasien pertama (An. D)
diperoleh data ibu pasien mengatakan anaknya lemas, dan hanya tiduran
karena badannya terasa sakit. Ibu pasien mengatakan anaknya tidak mampu
beraktivitas seperti mandi, makan, minum, toileting, serta berpakaian karena
pasien mengeluh leleh saat dan setelah beraktivitas. Ibu pasien mengatakan
pasien merasa tidak nyaman setelah beraktivitas. Kemudian ditemukan data
66
objektif yaitu pasien dibantu orang tua nya saat beraktivitas, Skala tingkat
kemampuan aktivitas pasien 2 (dua), vital sign sebelum aktivitas, tekanan
darah 100/70 mmHg, frekuensi nadi sebelum aktivitas 98 x/menit, RR : 16
x/menit, suhu: 36,8oC, vital sign setelah aktivitas TD: 100/70 mmHg,
frekuensi nadi setelah aktivitas 110 x/menit, RR: 22 x/menit,suhu 36, 5oC,
pasien pucat, dan pasien lemah.
Berdasarkan pengkajian keperawatan pada pasien kedua (An. K) yang
dilakukan pada tanggal 03 Februari 2022 diperoleh data dari pengkajian
terhadap ibunya pasien yaitu ibu pasien mengatakan anaknya lemas, dan
hanya tiduran karena badannya terasa sakit. Ibu pasien mengatakan anaknya
tidak mampu beraktivitas seperti mandi, makan, minum, toileting, serta
berpakaian karena pasien mengeluh leleh saat dan setelah beraktivitas. Ibu
pasien mengatakan pasien merasa tidak nyaman setelah beraktivitas.
Kemudian ditemukan data objektif yaitu pasien dibantu orang tua nya saat
beraktivitas, skala tingkat kemampuan aktivitas pasien 2 (dua), vital gign
sebelum aktivitas, frekuensi nadi sebelum aktivitas 110 x/menit, RR: 26
x/menit, suhu: 37,2oC, frekuensi nadi setelah aktivitas 122 x/menit, RR: 32
x/menit, Suhu : 37,4oC.
Setelah dilakukan pengkajian dari kedua pasien dapat dirumuskan
prioritas diagnosis keperawatan yang muncul yaitu intoleransi aktivitas
berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen dengan respon pada kedua pasien menunjukkan pada tanda dan
gejala mayor serta minor dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI, 2017) yang menuliskan bahwa intoleransi aktivitas mempunyai
tanda dan gejala mayor (subyektif) mengeluh lelah, tanda dan gejala mayor
(obyektif) frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat. Tanda
dan gejala minor (subyektif) dispnea saat/setelah aktivitas, merasa tidak
nyaman setelah beraktivitas, merasa lemah. Tanda dan gejala minor
(obyektif) tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat, gambaran
EKG menunjukkan aritmia saat/setelah aktivitas, gambaran EKG
menunjukkan iskemia, dan sianosis.
67
3. Perencanaan Keperawatan
Tahap perencanaan keperawatan penulis menyusun tujuan
keperawatan yang diharapkan, kriteria hasil dan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilakukan berdasarkan diagnosa keperawatan yang
muncul sehingga memudahkan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
selanjutnya.
Rencana tindakan yang ditulis pada An. D (pasien 1) dan An. K
(pasien 2) dengan diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas berhubungan
dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Tujuan
yang diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam
diharapjan intoleransi dalam beraktivitas dapat meningkat dengan kriteria
hasil : Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari – hari meningkat,
68
4. Implementasi Keperawatan
Menurut Zaidin Ali (2014), implementasi merupakan serangkaian
proses keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk dikerjakan
dalam rangka membantu klien untuk mencegah, mengurangi dan
menghilangkan dampak atau respon yang ditimbulkan oleh masalah
keperawatan dan kesehatan. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan
merupakan cara untuk merealisasikan rencana keperawatan yang telah
dibuat sesuai diagnosis yang telah dirumuskan.
Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan yang telah
direncanakan dalam rencana keperawatan. Implementasi yang dilakukan
penulis untuk dapat menyelesaikan masalah intoleransi aktivitas
berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen, implementasi keperawatan pada An. D (pasien 1) selama 3 hari
dimulai tanggal 27 – 29 Januari 2022 dan pada An. K (pasien 2) pada
tanggal 03-05 Februari 2022. Penulis melakukan tindakan pada pasien 1 dan
2 meliputi mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan, memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan
aktivitas, menyediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (misal:
cahaya, suara, dan kunjungan), memberikan aktivitas distraksi yang
menenangkan, menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap,
69
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk
menilai apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau
tidak untuk mengatasi suatu masalah (Meirisa, 2013). Evaluasi dilakukan
selama 3 hari maka penulis melakukan evaluasi akhir tahap asuhan
keperawatan yang telah diberikan untuk diagnosa keperawatan intoleransi
aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksiegen.
Evaluasi hari ke 3 An. D pada tanggal 29 Januari 2022, Subjektif :
Pasien mengatakan lemasnya sudah berkurang, pasien mengatakan telah
menghabiskan satu porsi makanan yang telah disediakan, pasien
mengatakan nafsu makannya sudah kembali, pasien mengatakan anaknya
sudah bisa melakukan aktivitas seperti miring kanan, miring kiri dan duduk.
Objektif: Keadaan umum : Baik, kesadaran : composmentis, vital sign
sebelum aktivitas, TD: 120/70 mmHg, Nadi : 94 x/menit, Pernapasan : 14
x/menit, Suhu: 36,6oC, Vital sign setelah aktivitas, TD : 120/70 mmHg,
Nadi : 98 x/menit, pernapasan : 16 x/menit, suhu : 36,5oC, Assesment (A) :
Masalah teratasi, Planning (P): Hentikan intervensi.
Evaluasi hari ke 3 An. K pada tanggal 05 Februari 2022, Subjektif:
Ibu pasien mengatakan anaknya masih lemas, pasien mengatakan telah
menghabiskan satu porsi makanan yang telah disediakan, pasien
mengatakan nafsu makannya sudah kembali. Objektif: Keadaan umum :
Baik, Kesadaran : composmentis, vital sign sebelum aktivitas, nadi : 110
x/menit, pernapasan : 26 x/menit, suhu : 36,7oC, vital sign setelah aktivitas,
nadi: 116 x/menit, pernapasan : 28 x/menit, suhu: 36,6oC, Assesment (A) :
Masalah teratasi, Planning (P) : Hentikan intervensi.
70
Menurut tim Pokja SLKI DPP PPNI dalam buku Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI, 2019) tujuan dan kriteria hasil yang
diharapkan pada pasien anemia dengan intoleransi aktivitas yaitu frekuensi
nadi meningkat, saturasi oksigen meningkat, kemudahan dalam melakukan
aktivitas sehari – hari meningkat, keluhan lelah menurun, dispnea saat
aktivitas menurun, dispnea setelah aktivitas menurun, perasaan lemah
menurun, warna kulit membaik, tekanan darah membaik, frekuensi nafas
membaik.
Setelah membandingkan hasil evaluasi pada pasien dengan teori yang
ada terdapat kesenjangan yaitu pada pasien An. D mampu mencapai tujuan
dan kriteria hasil seperti kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
meningkat, keluhan lelah menurun, dispnea saat beraktivitas menurun,
dispnea setelah beraktivitas menurun, keluhan lelah menurun, perasaan
lemah menurun, dan warna kulit membaik. Sedangkan pelaksanaan
pengelolaan keperawatan dalam waktu 3x24 jam, pasien An. K belum
mampu mencapai tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan, pasien An. K
belum menunjukkan tanda-tanda peningkatan aktivitas yang adekuat secara
maksimal. Tidak tercapainya atau tidak teratasinya masalah keperawatan
pada pasien An. K dapat disebabkan oleh adanya keterbatasan waktu bagi
penulis dalam melakukan asuhan keperawatan, serta keadaan pasien yang
belum membaik seutuhnya. Hasil pemeriksaan hemoglobin (Hb) pasien An.
K pada hari ketiga yaitu 9,0 mg/dL hal ini menunjukkan nilai Hb masih
dibawah normal. Hal ini disebabkan karena penurunan suplai oksigen dalam
darah yang belum tuntas penanganannya. Diperkuat dengan pendapat
menurut Ade Sulistya Lubis (2019) dalam penelitiannya yang berjudul
“Kemampuan Perawat Dalam Memberikan Diagnosa Keperawatan
Terhadap Pasien Anemia” menyatakan bahwa kurangnya suplai oksigen
berpengaruh terhadap penurunan Hb serta berpengaruh terhadap fungsi
fisiologis tubuh terutama dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
71
C. Keterbatasan Penulisan
Dalam melakukan penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yang
mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian ini diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Keterbatasan Responden
Penentuan responden karena jumlah kasus anemia di RSUD Bendan Kota
Pekalongan relatif sedikit. Dengan demikian penulis membutuhkan waktu
yang cukup lama. Untuk menentukan subjek penelitian yang memenuhi
kriteria sample baik kriteria inklusi maupun eksklusi yang sudah
ditentukan.
2. Keterbatasan waktu dalam hal ini penulis melakukan pengkajian serta
evaluasi pada pasien 1 dan pasien 2 tidak dalam waktu yang bersamaan
karena kasus anemia tidak ditemukan dalam waktu yang sama. Hal ini
akan berdampak pada kriteria hasil yang dicapai pada setiap pasien.