Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN An. Z DENGAN GANGGUAN DHF DI RSUD KAB. TANGERANG


Diajukan Guna Memenuhi Tugas Akademik Dalam
Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah I

Dosen Pengampu
Toto Subiakto, S. Kp, M. Kep

Disusun Oleh :
Nama : Dian Sugiharty
NIM : P27901119012
Tingkat : 2A D3-Keperawatan
Semester : 4 (Empat)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
2021
TRIGGER CASE DHF

Pengkajian dilakukan pada tanggal 24 Maret 2021, pukul 13.30 WIB, di ruang anggrek
RSUD Kabupaten Tangerang dengan Teknik observasi pasien secara langsung, wawancara,
pemeriksaan fisik dan catatan keperawatan.

A. BIODATA

Identitas Pasien

Biodata Pasien Biodata Penanggung Jawab


 Initial pasien : An. Z  Initial : Tn. A
 Usia : 14 th.  Usia : 40 Th
 No. RM : 202602  Jenis kelamin : Laki-laki
 Jenis kelamin : Perempuan  Agama : Islam
 Tanggal pengkajian : 22 Maret  Suku Bangsa : Sunda
2021  Diagnose Medis : -
 Tanggal Masuk RS : 22 Maret  Pekerjaan : Swasta
2021  Status Pernikahan : Menikah
 Diagnose Medis : DHF  Alamat : Ds. Buaran Jati, Kab.
 Agaman : Islam Tangerang
 Pekerjaan : Pelajar  Hub dg pasien : Ayah
 Pendidikan : SMP
 Suku Bangsa : Sunda
 Status pernikahan : -
 Alamat : Ds. Buaran Jati, Kab.
Tangerang
 Hubungan : Anak

B. KELUHAN UTAMA

Pasien mengeluh panas.

C. RIWAYAT KESEHATAN

Riwayat Kesehatan Sekarang :

1
Pasien mengatakan badannya mulai panas pada tanggal 14 Maret 2021 pukul 20.00 WIB
yaitu pada hari Minggu. Panas pasien naik turun hingga hari Sabtu tanggal 20 Maret 2021,
selama di rumah pasien minum obat paracetamol yang dibeli oleh ibunya di warung.
Kemudian pada hari Senin tanggal 22 Maret pukul 08.00 WIB, panas pasien tidak kunjung
sembuh, Pasien diajak ke RSUD Kabupaten Tangerang pasien dianatar ke poli klinik interna.
Di poliklinik pasien langsung diterima oleh dokter dan perawat, di poliklinik interna petugas
mengukur vital sign pasien dengan hasil TD : 110/70 mmHg, S : 38,7 C, R : 20x/menit.
Selanjutnya pasien dilakukan pemeriksaan Lab, dari hasil pemeriksaan didapatkan PLT : 120
k/ul, HCT : 40, 3 %, HB : 13,5 G/DL. Setelah hasil Lab selesai, dokter mendiagnosa pasien
dengan demam berdarah (DB) dan langsung disarankan untuk di rawatjalan dikarenakan
ruangan yang penuh. Pasien mendapatkan therapi Paracetamol 3X500 mg, vitamin dan juga
sirop. Pada hari Rabu tanggal 24 Maret 2021 pukul 11.00 WIB, pasien dibawa kembali ke
RSUD dikarenakan kondisi pasien yang tidak kunjung sembuh, sesampainya di RSUD pasien
langsung ke poliklinik interna dan langsung dilakukan pemeriksaan oleh dokter dan juga
perawat. Dari pemeriksaan di proleh TTV ; S: 38,7C, N :86x/menit, TD : 120/80 mmHg, R :
18x/menit dan pemeriksaan Lab. Dari Pemeriksaan Lab didapatkan hasil PLT : 105 k/ul,
HCT : 41,8%, HB : 14,6 g/dl, WBC : 1,44 k/ul. Pasien di diagnose medis DHF, dan oleh
dokter pasien disarankan untk rawat inap, keluarganya menyetujui dan pasien diterima di
ruang anggrek pada pukul 12.30 WIB.

Untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut

Diagnose Medis : DHF (Grade I ) hari ke-5

Mendapatkan therapi :

 Dipasang infus IVFD RL 30 tetes/menit pada tangan kiri


 Paracetamol 3x500 mg
 Imbo Ost 1x1 mg
 Pranza 1x40 mg melalui IV

Riwayat Kesehatan Dahulu :

Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit DHF seperti yang dideritanya saat ini,
sebelumnya pasien hanya menderita batuk, pilek, tanpa perlu dirawat di RS.

Riwayat Kesehatan Keluarga :

2
Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan
pasien (DHF) dan tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti diabetes melitus,
jantung, asma, hipertensi dan penyakit keturunan lainnya.

D. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL

1. Pola Manajemen dan Persepsi Kesehatan


Pasien mengatakan apabila terdapat anggota keluarga yang sakit maka ia akan segera
membawa berobat ke puskesmas, jika tidak ada perubahan makan akan segera dibawa
ke RS untuk mendapat pertolongan kesehatan.
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme

Sebelum : Pasien mengatakan sebelum sakit pasien bias makan 3x sehari


Sakit dengan menu nasi, lauk, sayur dan buah-buahan.
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien bisa minum 7-12 gelas
sehari +/_ (1400-2400 cc).
Saat Sakit : Pasien mengatakan makan hanya ½ porsi dari 1 porsi yang
diberikan. Dan pada saat dilakukan pengkajian pasien sudah
makan bubur yang diberikan di RS habis ½ porsi dari 1 porsi
yang diberikan dan tanpa adanya makanan tambahan dari luar
RS.
Pasien mengatakan pada saat pengkajian bahwa sebelumnya
pasien sudah minum air putih 6-8 gelas , 1200-1600 cc selama
24 jam dan dari cairan parenteral pasien mendapatkan terapi
IVFD RL 20 tetes/menit dalam 1 hari 1500cc.
3. Pola Eliminasi

Sebelum Sakit : Pasien mengatakan biasa BAB 1x sehari, dengan konsistensi


lembek, warna kuning, bau khas feses.
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasa BAK 4-5x sehari
dan setiap kali kencing +/-300cc dengan warna kuning, dan bau
pesing.
Saat Sakit : Pasien mengatakan sudah BAB tadi pagi dengan warna kuning dan
tidak terdapat darah pada feses (tidak pernag berwarna coklat

3
kehitaman).
Pasien mengatakan dari kemarin siang pukul 13.00 WIB sudah
kencing 7 kali +/- 2100 cc dengan berwarna kunging dan bau
pesing, pasien mengatakan tidak pernah mengalami keluhan saat
BAK, seperti rasa sakit saat berkemih.

4. Pola Istirahat dan Tidur

SebelumSakit : Pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasa tidur pukul


20.00 WIB sampai pukul 05.00 WIB dan biasa tidur siang
pukul 13.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB.
Saat Sakit : Pasien mengatakan saat sakit , pasien tidur pukul 20.0 WIB
sampai pukul 05.00 WIB dan sudah dapat tidur siang , selama
tidur pasien hanya akan terbangun karena saat ingin BAK serta
kebutuhan tidur pasien yang sudah tercapai 8 jam sehari.
5. Pola Aktivitas dan Latihan

Sebelum : Pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasa beraktivitas


Sakit seperti sekolah dan bermain dengan teman-temannya.
Saat Sakit : Saat sakit pasien hanya berada di tempat tidur dan pada saat
sedang dilakukan pengkajian pasien duduk ditempat tidur dan
mengobrol dengan orang tuanya, pasien tampak lemah, ADL
dibantu oleh keluarganya, pasien mengatakan badannya lemas,
dan pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas secara
mandiri.
6. Pola Peran dan Hubungan

Sebelum : Saat sehat pasien megatakan berhubungan baik dengan


Sakit keluarga, teman dan tetangganya, sering berkumpul dengan
teman seusianya dan bekerja sebagai buruh
Saat Sakit : Pasien nampak berhubungan baik dan saling berinteraksi
dengan sesama pasien yang satu ruangan dengannya.
7. Pola Persepsi Kognitif dan Sensori

4
Sebelum Sakit : Pasien dapat membaca, mendengar, melihat dengan baik, dan
mampu merasakan sensasi nyeri, dingin, panas, serta tidak
mengalami disorientasi

Saat Sakit : Pasien nampak fokus terhadap dirinya sendiri untuk menangani
panas tubuh yang dirasakannya. Tidak ada hambatan atau
gangguan pada panca inderanya

8. Pola Persepsi Diri / Konsep Diri

Gambaran : Pasien mengatakan menerima kondisi tubuhnya saat ini, tetap


Diri percaya diri.
arga Diri : Pasien mengatakan sebagai seorang pelajar, pasien cukup
dikenal banyak temannya karena dikenal baik
Peran Diri : Pasien mengatakan sebagai anak dikeluarganya sedang
menempuh Pendidikan untuk mengangkat derajat kedua
orangtuanya, namun saat ini sedang diuji oleh Allah SWT
dengan sakit nya ini.
Identitas Diri : Pasien mengatakan mengenal dirinya dengan baik, dari segi
baik dan buruk serta kapasitas dan kemampuan yang ada pada
dirinya.
Ideal Diri : Pasien mengatakan seharusnya jika tidak sakit, pasien dapat
bersekolah, belajar dan bermain dengan teman-teman seusianya.
9. Pola Seksual dan Reproduksi
Pasien berjenis kelamin perempuan dan belum menikah.
10. Pola Mekanisme Koping
Pasien dan keluarga memiliki mekanisme koping yang baik, keluarga mendukung dan
ikut merawat apabila ada keluarga yang sakit.
11. Pola Nilai dan Kepercayaan

Sebelum : Pasien beragama islam dan dalam sehari-hari dirumah selalu


Sakit menjalankan ibadah sholat 5 waktu dan aktif dalam kegiatan
remaja masjid dilingkungan rumah nya
Saat Sakit : Saat sakit klien tidak melakukan ibadah sholat, namun pasien
terus berdoa untuk kesembuhannya

5
E. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum

Tingkat Kesadaran : Compos Metis

GCS : E4 V5 M6

Berat Badan Sebelum Sakit : 39 Kg

Berat Badan Saat Pengkajian : 39 Kg

Tinggi Badan : 155 cm

Tanda - Tanda Vital

a) Blood Preasure : 110/70 mmHg

b) Respirasi Rate : 20 kali / menit

c) Heart Rate : 82 kali/ menit

d) Temperature : 38,7 oC

2. Kulit, rambut, kuku

Kulit berwarna kuning langsat, kulit nampak pucat, tidak ada lesi di kulit pasien,
turgor kulit elastis, teraba hangat, tampak merah pada kulit wajah, rambut berwarna
hitam, distribusi rambut merata, tidak ada lesi di kulit kepala dan tidak ada nyeri
tekan pada kepala, kuku nampak pucat.

3. Mata

Bentuk simetris, tidak terdapat kotoran pada mata, konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan pada palpebra, reflek pupil baik.

4. Hidung dan Sinus

Bentuk hidung simetris, kebersihan hidung cukup baik, tidak ada pembesaran polip,
tidak ada nyeri tekan pada sinus, mukosa hidung merah muda, tidak terdapat adanya
secret, serta epitaksis tidak ada.

5. Mulut

6
Mukosa bibir nampak kering, perdarahan pada gusi tidak ada, caries gigi tidak ada,
kebersihan mulut cukup, lidah bersih, gigi lengkap, tidak ada tanda peradangan pada
faring, tidak ada pembesaran tonsil.

6. Leher

Leher simetris, leher dapat digerakan penuh, produksi suara normal, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid,tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada
pembesaran vena jugularis, tidak ada nyeri tekan pada kelenjar getah bening dan
thyroid, tidak ada peningkatan JVP, tidak nampak adanya lesi ataupun benjolan.

7. Telinga

Bentuk simetris, pendengaran baik, kebersihan cukup, serumen tidak ada, nyeri tekan
tidak ada, kebersihan cukup, pendengaran saat di tes dengan garputala baik.

8. Paru Jantung dan Rongga Thorax

 Jantung
Inspeksi : Bentuk dada simetris, iktus kordis pada ICS 5 kiri mid
klavikula
sinistra.
Palpasi :Lokasi point of maksimal impulse terletak pada ruang iga V
kira-kira 1 jari medial dari garis midklavikular (Medial dari
apeks anatomi ). Lebar iktus cordis yang teraba adalah 1 cm,
denyut apeks jantung teraba di sela iga V 2 cm medial garis
midklavikular, pulsasi kuat.
Perkusi : Tidak terdapat pembesaran jantung , suara Dulness.
Auskultasi : Suara S1 dan S2 tunggal regular. Suara jantung vesicular pada
seluruh lapang jantung.
 Paru
Inspeksi : Bentuk dada kiri dan kanan simetris, pergerakan dada kanan
dan kiri simetris, tidak ada retraksi otot dada, tidak ada
penggunaan otot bantu napas.
Perkusi : Suara resonan.
Palpasi : Vokal fremitus sejajar +/+ antara paru kanan dan kiri, tidak
ada

7
nyeri tekan.
Auskultasi : Bunyi napas vesicular antara paru kanan dan kiri , tidak
terdapat
suara Ronchi, tidak terdapat Wheezing, dan tidak ada
vesicular.

9. Abdomen

Inspeksi : Bentuk abdomen datar, bentuk simetris, tidak ada lesiti, tidak

ada asites.

Auskultasi : Paristaltik usus 8x/menit.

Palpasi : Tidak ada distensi abdomen, hepar.

Perkusi : Bunyi timpani.

10. Ekstremitas Atas dan Bawah

Atas : Petekie (+)

Kiri : Pergerakan terkoordinasi, terpasang IVFD RL 30 tetes/menit, nyeri otot tidak


ada, CRT < 2 detik.

Kanan : Pada tangan kanan pergerakan baik, kebersihan cukup, tidak ada lesi, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada oedema, CRT < 2 detik.

Bawah: pergerakan terkoordinasi, odema tidak ada, nyeri otot tidak ada, CRT <2
detik

Kekuatan Otot : (5)

11. Genitalia

Bentuk vulva normal, tidak nampak lesi pada sekitar daerah genital, tidak ada nyeri
tekan.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Hasil DL Pada Tanggal 22 Maret 2021

Parameter Result Flags Unit Normal

8
WBC 1,44 – - k/uL 4.60-10.2
RBC 5,12 - m/uL 3.8-6.5
HGB 14,6 - g/dL 11.5-18
HCT 41,8 - % 37-54
MLV 81,6 - fl 80-100
MCH 28,5 - pg 26-31
MCHC 34,9 - g/dl 31-37
PLT 105 – - k/uL 150-400
RDW-SD 38,7 - % 37-54
PDW 13,1 - lfl 15.5-17.1
MDV 16,4 - tfl 7.8-11
P-LCR 11,8 - % 13-43
NEUT 37,7 k/uL 2.2-6.8
LYM 0,12 k/uL 1-3.6
MXD 0,38 % 0.1-1.1
MEU % 0,79 % 40-70
LYM % 0,17 % 25-33
LED 0,00 Mm/jam 1.7-20
0,09 0-20

Hasil DL Pada Tanggal 23 Maret 2021

Parameter Result Flags Unit Normal

WBC 1,85 - k/uL 4.60-10.2


RBC 4,64 - m/uL 3.8-6.5
HGB 13,1 - g/dL 11.5-18
HCT 38,0 - % 37-54
MLV 81,9 - fl 80-100
MCH 28,2 - pg 26-31

9
MCHC 34,5 - g/dl 31-37
PLT 74 – - k/uL 150-400
RDW-SD 38,4 - % 37-54
PDW 13,1 - lfl 15.5-17.1
MDV 18,4 - tfl 7.8-11
P-LCR 12,4 - % 13-43
NEUT 43,4 k/uL 2.2-6.8
LYM 0,09 k/uL 1-3.6
MXD 0,23 % 0.1-1.1
MEU % 0,95 % 40-70
LYM % 0,48 % 25-33
LED 0,02 Mm/jam 1.7-20
0,11 0-20

Hasil DL Pada Tanggal 24 Maret 2021

Parameter Result Flags Unit Normal

WBC 3,90 - k/uL 4.60-10.2


RBC 4,80 - m/uL 3.8-6.5
HGB 13,5 - g/dL 11.5-18
HCT 40,3 - % 37-54
MLV 84,0 - fl 80-100
MCH 28,1 - pg 26-31
MCHC 35,5 - g/dl 31-37
PLT 81 – - k/uL 150-400
RDW-SD 40,5 - % 37-54
PDW 13,4 - lfl 15.5-17.1
MDV 20,1 - tfl 7.8-11
P-LCR 13,5 - % 13-43
NEUT 49,1 k/uL 2.2-6.8

10
LYM 0,11 k/uL 1-3.6
MXD 0,83 % 0.1-1.1
MEU % 2,11 % 40-70
LYM % 0,62 % 25-33
LED 0,05 Mm/jam 1.7-20
0,28 0-20

Hasil DL Pada Tanggal 25 Maret 2021

Parameter Result Flags Unit Normal

WBC 4,06 - k/uL 4.60-10.2


RBC 4,58 - m/uL 3.8-6.5
HGB 12,9 - g/dL 11.5-18
HCT 38,2 - % 37-54
MLV 83,4 - fl 80-100
MCH 28,2 - pg 26-31
MCHC 38,8 - g/dl 31-37
PLT 102 – - k/uL 150-400
RDW-SD 40,0 - % 37-54
PDW 13,2 - lfl 15.5-17.1
MDV 16,8 - tfl 7.8-11
P-LCR 12,2 - % 13-43
NEUT 42,9 k/uL 2.2-6.8
LYM 0,12 k/uL 1-3.6
MXD 0,57 % 0.1-1.1
MEU % 2,50 % 40-70
LYM % 0,70 % 25-33
LED 0,08 Mm/jam 1.7-20
0,20 0-20

G. PROGRAM TERAPI
 Dipasang infus IVFD RL 30 tetes/menit.
 Paracetamol 3x500 mg
11
 Imbo Ost 1x1 mg
 Pranza 1x40 mg melalui IV

1.1. KLASIFIKASI DATA


Data Subyektif Data Obyektif

 Pasien mengeluh panas.  Keadaan umum


Tingkat Kesadaran : Compos Metis
GCS : E4 V5 M6
Berat Badan Sebelum Sakit : 39 Kg
Berat Badan Saat Sakit : 39 Kg
Tinggi Badan : 155 cm
 TTV
TD: 110/70 mmHg
N: 82 x/ mnt

RR: 20 x/ mnt

S: 38,7oC

 Kulit tampak pucat kulit teraba hangat


 Tampak merah pada kulit wajah
 Tampak adanya petekie
 Pemeriksaan Lab :
PLT : 105 k/uL
HCT : 41,8%
HB : 14,6 g/dl
WBC : 1,44 k/ul
 Therapi yang didapatkan :
Dipasang infus IVFD RL 30 tetes/menit
Paracetamol 3x500 mg
Imbo Ost 1x1 mg
Pranza 1x40 mg melalui IV

12
1.2. ANALISIS DATA
Data Etiologi Masalah
Ds : Virus Dengue Hipertermia
 Pasien mengeluh panas.
Do : Reaksi Antigen-antibody
 Keadaan umum
Tingkat Kesadaran :Compos Viremia
Metis
GCS : E4 V5 M6 Mengeluarkan zat mediator
 TTV
TD: 110/70 mmHg Merangsang hipotalamus
N: 82 x/ mnt anterior

RR: 20 x/ mnt
Suhu tubuh
S: 38,7oC
Hipertermi
 Kulit tampak pucat kulit teraba hangat
 Tampak merah pada kulit wajah
 Tampak adanya petekie
 Pemeriksaan Lab :
PLT : 105 k/uL
HCT : 41,8%
HB : 14,6 g/dl
WBC : 1,44 k/ul
 Therapi yang didapatkan :
Dipasang infus IVFD RL 30 tetes/menit
Paracetamol 3x500 mg
Imbo Ost 1x1 mg
Pranza 1x40 mg melalui IV

13
14
1.3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan
.
1. Hipertermi b/d Terpapar lingkungan panas d/d Pasien mengeluh panas, kulit pasien tampak pucat, kulit teraba hangat, tampak adanya
petekie, serta tampak merah pada kulit wajah pasien. Adapun keadaan umum pasien ; Tingkat Kesadaran :Compos Metis, GCS: E4 V5 M6,
Berat Badan Sebelum Sakit : 39 Kg, Berat Badan Saat Sakit : 39 Kg, Tinggi Badan : 155 cm. TTV; TD: 110/70 mmHg, N: 82 x/ mnt, RR:
20 x/ mnt, S: 38,7oC.
Dan data penunjang yang didapat dari hasil pemeriksaan diagnostik, yaitu :
 PLT : 105 k/uL
 HCT : 41,8%
 HB : 14,6 g/dl
 WBC : 1,44 k/ul

Therapi yang didapatkan :

 Dipasang infus IVFD RL 30 tetes/menit.


 Paracetamol 3x500 mg.
 Imbo Ost 1x1 mg
 Pranza 1x40 mg melalui IV

dx. Aktual

15
1.4. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Pasien : An. Z Nama Mahasiswa : Dian Sugiharty
Ruang : NPM :….......................
No. M.R. : 202602

Rencana Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional

1 Hipertermi b/d Terpapar Setelah dilakukan  Observasi TTV  Untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien.
lingkungan panas d/d : tindakan keperawatan  Identifikasi  Mengidetifikasi factor penyebab terjadinya
DS : selama 2 X 24 jam penyebab hipertermia pada pasien.
Pasien mengeluh panas. diharapkan kondisi suhu hipertermia.
DO : tubuh pasien menurun  Monitor suhu tubuh.  Memantau perkembangan suhu tubuh pasien.
 Kulit pasien tampak dengan kriteria hasil:  Sediakan  Dengan diberikan lingkungan yang dingin maka akan
pucat. 1. Keadaan umum lingkungan yang mempercepat proses penurunan suhu tubuh pada
Kulit teraba hangat. pasien membaik (5). dingin. pasien.
Tampak adanya 2. Suhu tubuh menurun  Longgarkan atau  Dengan diberikan pakian yang longgar pada pasien
petekie. (5). lepaskan pakaian karena proses konveksi akan terhalang oleh pakian
Tampak merah pada 3. Kulit merah menurun pasien. yang ketat.
kulit wajah pasien.  Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan membantu

16
Adapun keadaan umum (5).  Berikan cairan oral dalam memenuhi kebutuhan cairan intake output pada
pasien ; 4. Pucat menurun (5). tubuh pasien.
Tingkat Kesadaran : 5. Takipnea (5)
Compos Metis  Anjurkan tirah  Meminimalkan fungsi semua system organ pasien.
GCS: E4 V5 M6 baring
TTV;  Kolaborasi  Mengatasi terjadinya kehilangan cairan tubuh pada
TD: 110/70 mmHg pemberian cairan pasien.
N: 82 x/ mnt dan elektrolit
RR: 20 x/ mnt intervena.
S: 38,7oC.
Dan data penunjang
yang didapat dari hasil
pemeriksaan
diagnostik, yaitu :
- PLT : 105 k/uL
- HCT : 41,8%
- HB : 14,6 g/dl
- WBC : 1,44 k/ul
Therapi yang
didapatkan :
- Dipasang infus IVFD

17
RL 30 tetes/menit.
- Paracetamol 3x500
mg.
- Imbo Ost 1x1 mg.
- Pranza 1x40 mg
melalui IV

1.5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No. Tanggal/Jam Diag.Kep. Tindakan keperawatan Paraf


dx

1 24 Maret 2021 Hipertermi 1. Observasi TTV Dian


Hasil :
11.00
Tingkat Kesadaran : Compos Metis

GCS : E4 V5 M6

Tanda - Tanda Vital

a) Blood Preasure : 110/70 mmHg

18
b) Respirasi Rate : 20 kali / menit
c) Heart Rate : 82 kali/ menit
d) Temperature : 38,7 oC

2. Identifikasi penyebab hipertermia.


11.15 Dian
Hasil :
Setelah dilakukan proses keperawatan pada tahap pengkajian
didapatkan penyebab hipertermi pada pasien adalah dikarenakan
pasien terpapar oleh lingkungan panas.
11.20 3. Monitor suhu tubuh.
Hasil : Dian
Setelah dilakukan pemeriksaan TTV,didapatkan suhu tubuh pasien
S : 38,7 oC serta pasien mengatakan bahwa tubuh nya panas.
11.25 4. Sediakan lingkungan yang dingin. Dian
Hasil :
Pasien mengatakan setelah disediakan lingkungan dingin suhu
tubuh pasien sudah sedikit menurun (2).
11.35 5. Longgarkan atau lepaskan pakaian pasien. Dian
Hasil :
Pasien mengatakan setelah diberikan tindakan keperawatan
melonggarkan atau melepaskan pakaian suhu tubuh pasien cukup

19
menurun (3).
6. Berikan cairan oral
11.40 Dian
Hasil :
Pasien mengatakan akan lebih sering minum untuk dapat

11.45 menurunkan suhu tubuh nya serta untuk mencukupi cairan didalam
tubuhnya.
Dian
7. Anjurkan tirah baring
Hasil :
Pasien mengatakan akan melakukan istirahat yang cukup untuk
11.50
mempercepat proses penyembuhan.
Dian
8. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intervena.
Hasil :
Perawat akan memberikan tindakan keperawatan pemasangan infus
yang bertujuan untuk menggantikan kekurangan cairan dan
elektrolit pada pasien.

1 25 Maret 2021 Hipertermi 1. Observasi TTV Dian


Hasil :
11.00
Tingkat Kesadaran : Compos Metis

GCS : E4 V5 M6

20
Tanda - Tanda Vital

a) Blood Preasure : 120/80 mmHg


b) Respirasi Rate : 20 kali / menit
c) Heart Rate : 82 kali/ menit
d) Temperature : 37,8 oC

2. Identifikasi penyebab hipertermia.


Hasil :
Pasien mengetakan sudah mengetahui penyebab dari hipertermi
11.15 Dian
yang dirasakannya (5)
3. Monitor suhu tubuh.
Hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x24 jam,
11.20 Dian
didapatkan suhu tubuh pasien menurun S : 37, 8 oC (4).
4. Sediakan lingkungan yang dingin.
Hasil :
Pasien mengatakan setelah, pasien disediakan lingkungan dingin
11.25 suhu tubuh pasien sudah menurun menurun (4). Dian

5. Longgarkan atau lepaskan pakaian pasien.


Hasil :
Pasien mengatakan setelah diberikan tindakan keperawatan
melonggarkan atau melepaskan pakaian suhu tubuh pasien sudah

21
11.35 menurun (4). Dian
6. Berikan cairan oral
Hasil :
Pasien mengatakan akan lebih sering minum untuk dapat

11.40 menurunkan suhu tubuh nya serta untuk mencukupi cairan didalam Dian
tubuhnya.
7. Anjurkan tirah baring
Hasil :
Pasien mengatakan akan melakukan istirahat yang cukup untuk
11.45
mempercepat proses penyembuhan.
8. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intervena.
Hasil : Dian
Setelah dberikan tindakan keperawatanpemasangan infus selama
11.50
1x24 jam yang bertujuan untuk menggantikan kekurangan cairan
dan elektrolit pada pasien. Kebutuhan cairan dan elektrolit pasien Dian
dapat terpenuhi (4)

22
23
1.6. EVALUASI KEPERAWATAN

No. Dx Hari/tgl Catatan perkembangan Tanda


Tangan

1 Rabu, S: Dian
24/03/2021
 Pasien mengeluhkan panas.
 Pasien mengatakan setelah disediakan lingkungan dingin
suhu tubuh pasien sudah sedikit menurun (2).
 Pasien mengatakan setelah diberikan tindakan keperawatan
melonggarkan atau melepaskan pakaian suhu tubuh pasien
cukup menurun (3).
 Pasien mengatakan setelah, pasien disediakan lingkungan
dingin suhu tubuh pasien sudah menurun menurun (4).

O:
Tingkat Kesadaran : Compos Metis
GCS : E4 V5 M6
Tanda - Tanda Vital
a) Blood Preasure : 110/70 mmHg
b) Respirasi Rate : 20 kali / menit
c) Heart Rate : 82 kali/ menit
d) Temperature : 38,7 oC
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

1 Kamis, S: Dian
25/03/2021
 Pasien mengetakan sudah mengetahui penyebab dari
hipertermi yang dirasakannya (5).
 Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x24 jam,
didapatkan suhu tubuh pasien menurun S : 37, 8 oC (4).

24
O:
Tingkat Kesadaran : Compos Metis
GCS : E4 V5 M6
Tanda - Tanda Vital
a) Blood Preasure : 120/80 mmHg
b) Respirasi Rate : 20 kali / menit
c) Heart Rate : 82 kali/ menit
d) Temperature : 37,8 oC
Setelah dberikan tindakan keperawatanpemasangan infus selama
1x24 jam yang bertujuan untuk menggantikan kekurangan
cairan dan elektrolit pada pasien. Kebutuhan cairan dan
elektrolit pasien dapat terpenuhi (4)
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi

 Monitor suhu tubuh


 Sediakan lingkungan dingin
 Longgarkan atau lepaskan pakaian
 Berikan cairan oral
 Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena.

25
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. 2017. “ Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Definisi dan Indikator Diagnostik
“. Edisi 1. Jakarta ; DPP PPNI

PPNI. 2018. “ Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Definisi dan Tindakan


Keperawatan“. Edisi 1. Jakarta ; DPP PPNI

PPNI. 2019. “ Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan“. Edisi 1. Jakarta ; DPP PPNI

26

Anda mungkin juga menyukai