Word Refarat Kardiologi Annisa Nabila 11120222180 Fix
Word Refarat Kardiologi Annisa Nabila 11120222180 Fix
Jantung Koroner
OLEH
ANNISA NABILA
111 2022 2180
PEMBIMBING
dr. Andi Muhammad Reis. Saiby, Sp. JP-FIHA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan
Karunia-Nya serta salam dan shalawat kepada Rasulullah Muhammad
SAW beserta sahabat dan keluarganya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan refarat ini dengan judul “Hubungan Hipertensi Terhadap
Kejadian Penyakit Jantung Koroner ” sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di Bagian Kardiologi.
Selama persiapan dan penyusunan referat ini rampung, penulis
mengalami kesulitan dalam mencari referensi. Namun berkat bantuan,
saran, dan kritik dari berbagai pihak akhirnya refarat ini dapat terselesaikan
serta tak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian tulisan ini.
Semoga amal dan budi baik dari semua pihak mendapatkan pahala dan
rahmat yang melimpah dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan refarat ini terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan refarat ini. Saya berharap sekiranya refarat ini
dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.
Makassar, Januari 2024
Hormat Saya,
Penulis
2
LEMBAR PENGESAHAN
Jantung Koroner
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90
jantung koroner, gagal jantung kongestif, bila mengenai otak terjadi stroke,
ensefalopati hipertensif, dan bila mengenai ginjal terjadi gagal ginjal kronis,
mencapai 1,5 miliar pada tahun 2025 dari total seluruh penduduk dunia dan
kerap dijuluki silent killer karena gejala dari hipertensi sulit dikenali atau
pada tahun 2013 yakni sebesar 25,%. Dari sekian banyak penderita
5
hipertensi tersebut di Indonesia, diperkirakan hanya sebanyak 1/3 kasus
akibat PJK di tahun 2016 yakni 31% dari semua kematian global. Lebih dari
Utara tahun 2018 diagnosis gejala penyakit ini yaitu 2,2%. (5)
2030 menjadi 25 juta di dunia. PJK bukan penyakit menular namun jika
penyebab PJk seperti usia, jenis kelamin. Pada pria relatif banyak
yang (>60 tahun) dinyatakan 20% laki-laki menderita PJK serta 12%
6
meningkat pula akan beresiko menderita PJK dikarenakan pembuluh darah
dirasakan setelah usia 20 tahun dan arteli mulai berubah jika usia sudah 40
tahun serta pada pria usia 35-44 tahun. Penelitian menunjukkan adanya
meningkat.(5)
tekanan pada dinding arteri. Jika keadaan ini terjadi secara terus
7
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
2.1.1 Definisi
darah ≥140/90 mmHg. Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah
yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.
2.1.2 Epidemiologi
proporsi terbesar dari seluruh penyakit tidak menular (PTM) yaitu sebesar
57,89% (2014); 57,87% (2015) dan 60% (2016). Proporsi hipertensi untuk
8
tahun 2017 menjadi 21,09%.Proporsi hipertensi berdasarkan hasil survei
adalah 33,68% yang lebih besar daripada kejadian hipertensi pada pegawai
hipertensi pada pekerja di pelabuhan pada tahun 2011 yaitu 21,88%. (8)
2.1.3 Patofisiologi
Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi
(ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan
9
Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada
oleh beberapa faktor meliputi faktor genetik, asupan garam dalam diet,
2.1.4 Klasifikasi
10
Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah
memiliki tanda atau gejala peringatan, dan banyak orang yang tidak
tekanan darah sangat tinggi, kebanyakan orang tidak memiliki tanda atau
seperti diikat, muntah, pusing, dan mimisan. Gejala ini biasanya tidak terjadi
darah yang dilakukan oleh dokter atau tenaga medis lainnya. (11)
11
2.2 Penyakit Jantung Koroner
2.2.1 Definisi
Serangan jantung biasanya terjadi jika suatu sumbatan pada arteri coroner
yang merupakan pokok lemak (lipid), pokok komplek Karbohidrat darah dan
hasil produk darah, jaringan fibrus dan defosir kalsium yang kemudian
2.2.2 Epidemiologi
meninggal akibat PJK di tahun 2016 yakni 31% dari semua kematian global.
Lebih dari tiga perempat kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh
12
penyebab kematian. Prevalensi penyakit jantung didiagnosis dokter di
Kalimantan Utara tahun 2018 diagnosis gejala penyakit ini yaitu 2,2%. (15)
2.2.3 Etiologi
yang sering ditandai dengan nyeri. Dalam kondisi yang parah, kemampuan
jantung memompa darah dapat hilang. Hal ini dapat merusak sistem
Faktor risiko PJK terbagi menjadi faktor risiko yang dapat diubah dan
faktor risiko yang tidak dapat diubah.Faktor risiko yang tidak dapat diubah
memiliki nilai prognosis 63% hingga 80% dibandingkan dengan faktor risiko
a. Umur
pada wanita dan pria. Risiko terjadinya PJK pada umur lebih dari 40
pada pria adalah 49% dan pada wanita 32%. Pada wanita masa
13
esterogen, dimana hormon esterogen menunjukkan potensial
b. Jenis Kelamin
c. Etnik
prematur pada usia kurang dari 50 tahun. Risiko terkait hal ini dapat
dinilai pada munculnya diagnosis PJK Ayah dan kakak laki-laki yang
a. Hipertensi
14
dikarenakan oleh stres oksidatif dan mekanis pada dinding arteri.
(17)
b. Hiperlipidemia
c. Diabetes Mellitus
stroke.1 Penyakit jantung memiliki risiko 2.5 kali lebih besar pada
pria dan 2.4 kali pada wanita dewasa dengan diabetes dibandingkan
15
kardiovaskular sebesar 1.85 kali dibandingkan dengan HbA1C 6.0%
d. Obesitas
diabetes mellitus.(17)
alcohol. (17)
outcome yang baik pada pasien yang memiliki berat badan berlebih
dan obesitas. Hal ini masih merupakan perdebatan dan belum ada
e. Merokok
16
Mons dkk menunjukkan bahwa merokok meningkatkan penyakit
kardiovaskular hingga dua kali lipat pada perokok dan 37% pada
pasien yang pernah merokok, pada pasien dengan usia >60 tahun.
Pasien yang perokok pasif memiliki risiko 25-39% terhadap PJK. (17)
utama. (17)
kemungkinan lebih tinggi yaitu 30% dan 175% dari mortalitas akibat
17
Penelitian Brown J tahun 2021 menunjukkan bahwa daging
pada daging olahan yaitu 23-42% dan pada daging merah 15-29%.
g. Sedentary Lifestyle
12.2%.(17)
vaskulogenesis.(17)
18
a. Angina Pectoris yaitu rasa nyeri dada dan sesak napas yang
kebutuhan otot jantung. Sakit angina yang khas itu adalah sesak
napas di tengah dada yang bisa menyebar sampai leher dan rahang,
Keadaan ini terutama terjadi pada saat latihan fisik atau adanya
tidak cukup ke otot jantung pada waktu terjadi upaya ekstra. Tetapi
b. Angina Pectoris tidak stabil yaitu bila nyeri timbul untuk pertama kali,
sakit dada yang tiba-tiba terasa pada waktu istirahat atau terjadi lebih
infark miokard.
19
lebih lama sampai beberapa jam. Tidak seperti angina pectoris yang
d. Sindrom koroner akut yaitu spektrum klinis yang terjadi mulai dari
e. Mudah lelah Jika jantung tidak efektif memompa darah maka aliran
pingsan. Emosi atau nyeri kuat yang mengaktifkan sistem saraf juga
20
2.3 Hubungan Hipertensi terhadap Kejadian Penyakit Jantung Koroner
lebih meningkat 2,6 kali mengalami PJK dibanding yang tidak mengalami
terjadi pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga beban kerja jantung
kekuatan kontraksi yang akhirnya akan terjadi dilatasi dan payah jantung.
dikarenakan oleh gaya regang yang timbul akibat tekanan darah itu sendiri.
21
hipertensi dalam jangka waktu >10 tahun sebelum akhirnya terkena PJK.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ice J. Johanis (2019), hasil penelitian
dengan PJK. Pada penelitian ini hipertensi terbagi menjadi dua kategori,
yaitu berisiko jika tekanan darah (≥ 140/90) dan tidak berisiko jika tekanan
darah (< α (0,05) yang artinya ada hubungan antara hipertensi dan kadar
dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus. Hal ini terjadi bila
arteri. Serta hipertensi meningkatkan usaha kerja jantung, jika berlanjut bisa
22
responden menderita PJK dan mengalami hipertensi (73,3%) dan terdapat
Kemudian dari hasil analisis didapat nilai OR = 3,59 hal ini menunjukkan
20 tahun lebih cepat dari pada orang normal. Sejumlah mekanisme terlibat
dalam arteri, tetapi tekanan sendiri dalam beberapa cara terlibat langsung.
darah.(19)
23
BAB III
KESIMPULAN
darah ≥140/90 mmHg. Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah
yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.
menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama Aksi pertama adalah
memiliki tanda atau gejala peringatan, dan banyak orang yang tidak
mengalami gejala seperti nyeri kepala seperti diikat, muntah, pusing, dan
mimisan
24
Penyakit jantung coroner adalah penyakit dimana pembuluh darah
meninggal akibat PJK di tahun 2016 yakni 31% dari semua kematian global.
yang sering ditandai dengan nyeri. Dalam kondisi yang parah, kemampuan
lebih meningkat 2,6 kali mengalami PJK dibanding yang tidak mengalami
terjadi pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga beban kerja jantung
kekuatan kontraksi yang akhirnya akan terjadi dilatasi dan payah jantung.
25
dimana pada penelitian ini responden yang mengalami hipertensi berisiko
lebih meningkat 2,6 kali mengalami PJK dibanding yang tidak mengalami
terjadi pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga beban kerja jantung
kekuatan kontraksi yang akhirnya akan terjadi dilatasi dan payah jantung.
26
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia. 2018.
2019;4(1):35.
27
9. Lukitaningtys D, Cahyono EA. Hipertensi ; Artikel Review. J
10. James, P A, et al. 2014. 2014 Evidence Based Guideline for The
11. Rahmah Muthia 2018. Hipertensi. Univ Yars Fak Kedokt. 2018;1–26.
13. Wijaya, A.S. dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan medikal bedah 1.
18. Amisi WG, Nelwan JE, Kolibu FK. Hubungan antara Hipertensi
28
Berobat di Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R. D. Kandou
http://hdl.handle.net/123456789/29825
29
30