Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

Pengenalan Pembuatan Teh Herbal Kulit Salak dalam Upaya


Mengatasi Penyakit Diabetes

Disusun Oleh: Kelompok 8


Dini Warni NIM. 221186206058
Rika Arini NIM. 221186206070
Lusi Riyamin NIM. 221186206240
Raudha Ayu Mughni NIM. 221186206039

Dosen Pengampu:
Reni Guswita, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan Penelitian..........................................................................................2

D. Manfaat Penelitian........................................................................................2

BAB II KAJIAN TEORI.......................................................................................3

A. Kajian Teori..................................................................................................3

B. Metode Penelitian.........................................................................................6

BAB III PEMBAHASAN......................................................................................8

BAB IV PENUTUP..............................................................................................10

A. Kesimpulan.................................................................................................10

B. Saran............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme
kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah
disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai
akibat insufisiensi fungsi insulin. Diabetes adalah masalah utama bagi
kesehatan masyarakat yang menjadi epidemi secara global. Indonesia berada
di urutan kelima pada tahun 2021 sebagai negara dengan pengidap diabetes
terbanyak di dunia dengan jumlah penderita sebanyak 19,5 juta orang yang
rentang usianya mulai dari 20-79 tahun.
Pada umumnya penderita diabetes akan mengobati penyakitnya ke rumah
sakit dengan biaya yang cukup mahal. Namun, dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan, maka telah ditemukan cara mengobati diabetes dengan
menggunakan minuman seperti teh herbal.
Salak merupakan salah satu buah yang diminati oleh masyarakat. Salak
memiliki manfaat bagi kesehatan yang berasal dari kandungan nutrisinya yang
beragam, seperti vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Secara umum
masyarakat hanya memanfaatkan daging buahnya saja dan membuang bagian
lain seperti kulit dan bijinya. Sedangkan bagian yang dibuang itu juga
memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, seperti kulit salak yang mengandung
simplicia dan cinnamic acid yang dapat menurunkan kadar gula. Sehingga hal
ini sangat baik untuk dikonsumsi oleh para penderita diabetes.
Pada penelitian ini, kulit salak akan diolah menjadi minuman herbal, yaitu
teh kulit salak yang pembuatannya sangat mudah dan praktis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja manfaat teh kulit salak?
2. Bagaimana cara pembuatan teh kulit salak?
2

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui manfaat teh kulit salak bagi penderita diabetes.
2. Untuk mengetahui cara pembuatan teh kulit salak.

D. Manfaat Penelitian
1. Masyarakat dapat mengatasi penyakit diabetes dengan minuman herbal.
2. Dapat mengurangi angka penderita diabetes.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Buah Salak
Salak (Salacca zalacca) adalah sejenis palma dengan buah yang
biasa dimakan. Salak dikenal juga sebagai sala (Heyne, 1987). Dalam
bahasa Inggris disebut salak atau snake fruit, sementara nama ilmiahnya
adalah Salacca zalacca. Buah ini disebut snake fruit karena kulitnya mirip
dengan sisik ular. Buah salak tersusun atas 3 bagian utama, yaitu kulit,
daging buah dan bagian biji. Daging buah salak berwarna putih dengan
tekstur renyah memiliki rasa asam dan manis sehingga disukai banyak
orang.
Menurut Nusmawarhaeni, Diah, dan Endang (1999), ada beberapa
macam salak yang dikenal di Indonesia, yaitu:
a. Salak condet, asalnya dari Jakarta. Ukurannya kecil, sedang, sampai
besar. Warnanya coklat hingga kehitaman. Buahnya tebal, rasanya
manis, agak kelat, hingga agak kesat.
b. Salak bali, berasal dari Sibetan, Bali. Ukurannya kecil hingga sedang.
Warnanya coklat muda cenderung agak cerah, sisiknya jauh lebih
halus, daging buahnya tebal, serta manis rasanya, dan teksturnya
kering. Adapun bijinya kecil dan tunggal.
c. Salak gading dan salak kembang arum, kedua-duanya asalnya dari
Jogja pula. Bisa dibedakan dengan salak pondoh, berdasarkan warna
kulit dan dan ukuran buahnya. Salak gading warnanya kuning-gading
mengkilap, ukurannya sedang, serta salak kembang arum coklat
warnanya, ukurannya bermacam antara kecil, sedang, hingga besar.
d. Salak penjalinan, berasal dari Bangkalan, Madura. Kecil, coklat-
kekuningan, rasanya manis, renyah, dan masir.
e. Salak kersikan, asalnya dari Pasuruan. Memiliki karakteristik rasa
manis, masam dan mempunyai kandungan air yang tinggi.
4

2. Kulit Buah Salak


Kulit salak tersusun atas sisik-sisik seperti genting dan diselimuti
oleh kulit ari pada daging buahnya. Sementara untuk kulit ari berwarna
putih transparan.
Kulit buah salak merupakan limbah yang biasanya tidak terpakai
lagi. Namun kulit buah salak mengandung nilai gizi berupa kadar protein,
kadar karbohidrat, kadar air serta rendah lemak (Nazaruddin dan
Kristiawati, 2000:10). Kulit buah salak juga mengandung senyawa yang
dapat berguna sebagai antibakteri.
Kulit salak mengandung vitamin dan mineral seperti vitamin C,
vitamin A, kalium, dan zat besi. Antioksidan seperti flavonoid dan tannin
juga terdapat pada kulit salak. Selain itu, kulit salak juga mengandung
simplicia dan cinnamic acid. Sehingga hal ini sangat baik untuk
dikomsumsi oleh para penderita diabetes. Kandungan dari kulit salak yang
berpotensi dijadikan sebagai bahan baku teh adalah kadar antioksidannya.
Menurut buku Rancangan Intervensi Komunitas-Inovasi Produk
Olahan Salak oleh Ariyani (2023), manfaat kulit salak dapat mencegah
dan mengatasi berbagai jenis penyakit, antara lain:
a. Sembelit. Kulit salak memiliki serat yang cukup tinggi, hal ini
bermanfaat untuk mengatasi gangguan pencernaan.
b. Tekanan darah tinggi. Manfaat lain dari kulit salak adalah membantu
menstabilkan tekanan darah, dengan cara mengonsumsinya secara
teratur.
c. Mengobati ambeien. Kulit salak mempunyai khasiat mengobati
ambeien dengan cara meminum air rebusannya secara rutin.
d. Diabetes Melitus. Kandungan antioksidan seperti flavonoid dapat
digunakan untuk penyembuhan diabetes melitus, dikutip dari buku
Buah-buahan Indonesia Tinjauan Biologi dan Kesehatan oleh
Setiyanto dkk (2021).
5

3. Teh
Teh merupakan minuman yang menyegarkan, sejak dahulu teh
juga dipercaya mempunyai khasiat bagi kesehatan. Manfaat teh bagi
kesehatan antara lain mencegah kanker, mengurangi stres, dan
menurunkan tekanan darah tinggi. Berdasarkan cara dan pengolahannya,
teh dapat diklasifikasikan menjadi 4, antara lain adalah teh putih, teh hijau,
teh oolong, dan teh hitam.
Komposisi kimia pada teh terdiri dari kafein, tanin, protein, gula,
dan minyak atsiri yang terbentuk karena fermentasi dan menghasilkan
aroma yang khas (Johnson dan Peterson, 1974). Menurut Potter (1973),
daun teh mengandung 3 komponen penting yang akan memengaruhi mutu
minuman, yaitu kafein, tannin, dan senyawa turunannya, juga minyak
atsiri.
Perkembangan teh tidak lagi hanya dikenal dari tanaman Camellia
sinesis saja, kini teh dari rempah-rempah menjadi inovasi baru (inti, 2008).
Teh herbal adalah sebutan untuk ramuan bunga, daun, biji, akar, atau buah
kering untuk membuat minuman yang juga disebut teh herbal. Walaupun
disebut "teh", ramuan atau minuman ini tidak mengandung daun dari
tanaman teh. Teh herbal biasanya diseduh dengan air panas untuk
mendapatkan minuman yang beraroma harum. Teh herbal biasanya tidak
mengandung kafein dan sering masyarakat konsumsi karena manfaat
kesehatan atau efek menenangkan.
4. Diabetes
Diabetes adalah kondisi di mana kandungan gula dalam darah
melebihi normal dan cenderung tinggi. Diabetes merupakan suatu penyakit
dimana tubuh penderita tidak dapat secara otomatis mengendalikan tingkat
gula dalam darah. Pada tubuh yang sehat, pancreas melepas hormone
insulin yang bertugas mengangkut gula melalui darah ke otot-otot dan
jaringan lain untuk memasok energi. Jika dibiarkan, penyakit ini akan
menjadi semakin parah atau dapat dikatakan kronis (diabetes mellitus).
6

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang umum


terjadi pada orang dewasa yang membutuhkan supervisi medis
berkelanjutan dan edukasi perawatan mandiri pada pasien. Namun,
bergantung pada tipe DM dan usia pasien, kebutuhan dan asuhan
keperawatan pasien dapat sangat berbeda (Le Mone, Priscilla, 2016).
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronis progresif yang
ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein, mengarah ke hiperglikemia (kadar glukosa
darah tinggi). Diabetes mellitus (DM) terkadang dirujuk sebagai "gula
tinggi", baik oleh klien maupun penyedia layanan kesehatan. Pemikiran
dari hubungan gula dengan DM adalah sesuai karena lolosnya sejumlah
besar urine yang mengandung gula ciri dari DM yang tidak terkontrol.
Walaupun hiperglekemia memainkan sebuah peran penting dalam
perkembangan komplikasi terkait DM, kadar yang tinggi dari glukosa
darah hanya satu komponen dari proses patologis dan manifestasi klinis
yang berhubungan dengan DM. Proses patologis dan faktor risiko lain
adalah penting, dan terkadang merupakan faktor-faktor independen.
Diabetes mellitus dapat berhubungan dengan komplikasi serius, namun
orang dengan DM dapat mengambil cara-cara pencegahan untuk
mengurangi kemungkinan kejadian tersebut (Black, M. Joyce, 2014).

B. Metode Penelitian
Pengenalan pembuatan teh kulit salak dilakukan dengan melibatkan
beberapa mahasiswa semester 3 Universitas Muhammadiyah Muara Bungo.
Kegiatan pengenalan ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu:
1. Sosialisasi
Kegiatan yang dilakukan pada saat pelaksanaan sosialisasi, yaitu:
a. Memberikan materi mengenai diabetes.
b. Menjelaskan manfaat kulit salak bagi penderita diabetes.
c. Menjelaskan aturan meminum teh kulit salak.
7

d. Menjelaskan kriteria kulit salak yang dapat dipakai dalam pembuatan


teh kulit salak.
e. Memaparkan alat dan bahan yang diperlukan pada saat pembuatan teh
kulit salak.
f. Memberikan arahan tentang cara pembuatan teh kulit salak.
Sasaran dilakukannya kegiatan sosialisasi ini adalah masyarakat
terutama dewasa hingga lansia serta orang-orang yang baru terkena
penyakit diabetes.
2. Penerapan Pembuatan Teh Kulit Salak
Penerapan pembuatan teh kulit salak dilakukan oleh beberapa
mahasiswa semester 3 Universitas Muhammadiyah Muara Bungo.
BAB III
PEMBAHASAN

Dalam pembuatan teh kulit salak ini yang pertama dilakukan yaitu
menyiapkan peralatan dan bahan yang digunakan antara lain dua buah baskom,
dua buah sendok, satu buah saringan, dua buah gelas, satu buah blender, dan kulit
salak yang telah dikeringkan. Cara pembuatan teh kulit salak dilakukan dengan
metode sebagai berikut:
1. Kulit salak yang buahnya baru dipakai, dicuci bersih dengan air untuk
menghilangkan kotoran atau debu-debu yang menempel. Jangan memakai
kulit salak yang sudah lama karena rentan bakteri atau pembusukan.
2. Kulit salak dijemur sekitar 1-2 hari di bawah sinar matahari atau disangrai
hingga kulit salak kering. Tujuan pengeringan adalah mengurangi kadar air
dan mencegah pertumbuhan jamur.
3. Hasil pengeringan kulit salak kemudian dipotong kecil-kecil agar lebih mudah
dihancurkan.
4. Potongan-potongan kecil kulit salak kemudian dihaluskan dengan
menggunakan blender hingga menjadi bubuk (rasa original) dan dapat
ditambahkan variasi rasa sesuai selera.
5. Hasil penggilingan diayak terlebih dahulu untuk mendapatkan serbuk yang
benar-benar halus.
6. Teh kulit salak yang telah menjadi bubuk direbus dengan air lalu disaring dan
siap untuk dikonsumsi.
Teh kulit salak dapat diminum sebanyak 1 liter per hari. Hal ini disebabkan
oleh kandungan serat yang tinggi dalam kulit salak, yang dapat menyebabkan
masalah pencernaan jika dikonsumsi dalam jumlah yang besar. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi teh kulit salak dalam jumlah yang
berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan ginjal.
Karena bubuk teh kulit salak diolah dari bahan kering, maka bubuk teh kulit
salak akan awet. Tanpa bahan pengawet pun bubuk teh kulit salak dapat bertahan

8
9

lebih dari tiga bulan dalam suhu ruang. Hal itu akan menjadi lebih baik jika bubuk
teh kulit salak dapat disimpan di lemari es agar lebih tahan lama.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diabetes merupakan suatu penyakit dimana tubuh penderita tidak bisa
secara otomatis mengendalikan tingkat gula dalam darah. Tubuh tidak dapat
menghasilkan insulin atau tidak dapat merespon insulin seperti pada keadaan
normal. Hal ini mengakibatkan terjadinya penumpukan glukosa di dalam
darah. Kulit salak merupakan salah satu tanaman herbal yang memiliki efek
antidiabetes. Hal tersebut didukung oleh banyaknya kandungan senyawa
dalam kulit salak yang dapat mengobati penyakit diabetes, karena kulit salak
berperan sebagai penurun kadar gula darah.

B. Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menganalisa yang lebih
lengkap sesuai dengan Standar Nasional Indonesia teh kulit buah salak dan
kepada masyarakat petani salak agar dapat mengembangkan wirausaha hasil
samping buah salak.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ariyani, Yan. (2023). Rancangan Intervensi Komunitas - Inovasi Produk Olahan


Salak. Jawa Barat: CV. Adanu Abimata.
Black, M. Joyce. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan. Jakarta: Salemba Medika.
Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia. Jakarta: Sarana Wana Jaya.
Inti, K. (2008). Teh Herbal Minuman Berkhasiat Pemulih Kesehatan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Johnson, A. H. & Peterson, M. S. (1974). The Encyclopedia of Food Technology
III. Westport, Connecticut: The AVI Publishing Company Inc.
Lemone, Priscilla. (2016). Keperawatan Medikal Bedah: Gangguan Endokrin.
Jakarta: EGC.
Nazaruddin dan Kristiawati, R. (2000). 18 Varietas Salak. Jakarta: Tim Penulis
PS.
Nusmawarhaeni, Saptarini, Diah Prihatini, dan Endang Puspita Pohan. (1999).
Mengenal Buah Unggul Indonesia. Jakarta: Penebar Swadaya.
Potter, N. N. (1973). Food Science. Westport, Connecticut: The AVI Publishing
Company Inc.
Setiyanto, Afif Eka Rahma dkk. (2021). Buah-buahan Indonesia Tinjauan Biologi
dan Kesehatan. Malang: Media Nusa Creative.

11

Anda mungkin juga menyukai