Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA

TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK


PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Proposal Penelitian Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia
OLEH :
KELOMPOK 2
1. GRACIA PANGARIBUAN
2. JEDO
3. CRISTIANO PURBA
4. ANGEL SITEPU
5. ROSINTAN SINAGA
6. CATRINE NABABAN
7. RICARDO SITUMORANG
KELAS X1 IPA 1

SMA SWASTA KATOLIK TRISAKTI


Jalan Raya Menteng Gang Benteng No. 21

MEDAN
2023

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................i

BAB I................................................................................................................................1

PENDAHULUAN............................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah........................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................................1

C. Tujuan Penelitian....................................................................................................2

D. Manfaat Penelitian..................................................................................................2

E. Metode Penelitian....................................................................................................3

F. Kerangka Teoretis...................................................................................................3

G. Hipotesis...................................................................................................................4

H. Populasi dan Sampel...............................................................................................7

I. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................................7

J. Anggaran..................................................................................................................7

K. Landasan Teori.......................................................................................................8

L. Daftar Puataka......................................................................................................10

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Secara epistimologi kata “pola”diartikan sebagai cara kerja, dan kata “asuh”
berarti menjaga, merawat, mendidik, membimbing, membantu , melatih anak yang
berorientasi menuju kemandirian.

Pola asuh adalah pola pengasuhan orang tua terhadap anak, yaitu bagaimana
orang tua memperlakukan anak, mendidik, membimbing dan mendisiplinkan serta
melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan sampai dengan membentuk
perilaku anak sesuai dengan norma dan nilai yang baik dan sesuai dengan kehidupan
masyarakat (Fitriyani, 2015).

Pola asuh merupakan pola interaksi antara orangtua dengan anak. Lebih jelasnya
yaitu bagaimana sikap atau perilaku orangtua saat berinteraksi dengan anaknya.
Termasuk cara menerapkan aturan, mengajarkan nilai atau norma, memberikan
perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku yang baik sehingga
dijadikan contoh atau panutan bagi anaknya.

Salah satu pola asuh anak adalah gaya bersifat gaya bersifat keras terhadap anak
atau yang dikenal dengan pola asuh otoriter. Secara umum gaya pola asuh seperti ini
sangat tidak baik untuk kondisi psikologis anak, disatu sisi gaya pola asuh ini sangat
mudah digunakan karena tidak terlalu banyak tahapan.

Terbentuknya pola asuh tidak terlepas dari cara orangtua diperlakukan pada saat
ia masih anak anak,dan juga minimnya pengetahuan orangtua tentang bagaimana cara
pola asuh yang benar sebelum memiliki anak. Dengan pengetahuan dari mana saja asal
pola asuh anak bisa membuat kita lebih mudah menentukan pola asuh yang baik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:

1
1. Bagaimana pengaruh pola asuh otoriter terhadap perkembangan dan hubungan sosial
anak dengan orangtua dimasa depan?

2. Bagaimana pengaruh pola asuh permisif terhadap sifat kepribadian dan kondisi
psikologi yang dirasakan anak dimasa depan?

3. Bagaimana pengaruh pola asuh demokratis terhadap perkembangan anak dimasa


depan?

4. Bagaimana pengaruh pola asuh yang tidak terlibat terhadap perkembangan anak dan
respon anak terhadap orangtua dimasa depan?

5. Bagaimana pola asuh terbaik untuk perkembangan anak?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas diatas, tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh pola asuh otoriter terhadap perkembangan dan hubungan
sosial anak dengan orangtua dimasa depan?

2. Untuk mengetahui pengaruh pola asuh permisif terhadap sifat kepribadian dan
kondisi psikologi yang dirasakan anak dimasa depan?

3. Untuk mengetahui pengaruh pola asuh demokratis terhadap perkembangan anak


dimasa depan?

4. Untuk mengetahui pengaruh pola asuh yang tidak terlibat terhadap perkembangan
anak dan respon anak terhadap orangtua dimasa depan?

5. Untuk mengetahui pola asuh terbaik untuk perkembangan anak?

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi orangtua untuk
mendidik anaknya serta berguna untuk calon orangtua kelak dimasa depan, yang
diharapkan bisa mendidik dengan memperhatikan psikologis serta fisik anaknya.

2
E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Tujuannya untuk
mendeskripsikan pola asuh yang baik dan benar yang bisa diterapkan oeh orangtua
untuk perkembangan baik anak, baik secara fisik maupun psikologis anak.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pembacaan berulang ulang dan


pencarian dari beberapa sumber yang terkait.

F. Kerangka Teoretis
Kerangka teori disusun untuk mendapatkan kerangka berfikir yang logis dan
sistematis. Kerangka teoretis ini disusun agar peneliti dapat menemukan hipotesis dari
penelitian yang dilakukan.

Kerangka teoretis memiliki posisi yang sangat penting dalam penelitian. Dengan
bantuan kerangka teoretis, penelitian dapat dilaksanakan secara sistematis. Ringkasnya,
kerangka teori berfungsi untuk menampilkan kerangka berfikir kita.

Ada banyak jenis-jenis pola asuh yang sering menjadi pedoman bagi siapa saja
yang ingin mencetak generasi paripurna untuk diandalkan bagi kemajuan bangsa ke
depan. Jenis pola asuh orang tua ini masing-masing memiliki karakteristik dan ciri khas
yang berbeda. Berkaitan dengan jenisjenis pola asuh orang tua, Baumrind
mengkategorikan pola asuh menjadi tiga jenis yaitu pola asuh (a) otoriter
(Authoritarian), (b) pola asuh demokratis (Authoritative), (c)pola asuh permisif
(permissive) . Tiga jenis pola asuh menurut Baumrind ini hampir sama dengan jenis
pola asuh menurut Hurlock, juga Hardy & Heyes, yaitu: (a) pola asuh otoriter, (b) pola
asuh demokratis, (c) pola asuh permisif. Pola asuh otoriter mempunyai ciri orang tua
membuat semua keputusan, anak harus tunduk, patuh dan tidak boleh bertanya. Pola
asuh demokratis mempunyai ciri orang tua mendorong anak untuk membicarakan apa
yang diinginkan. Pola asuh permisif mempunyai ciri orang tua memberikan kebebasan
penuh pada anak untuk berbuat.selanutnya Pola asuh pengabaian atau uninvolved
parenting adalah gaya pengasuhan yang ditandai dengan tidak adanya batasan atau
aturan untuk anak, bahkan orangtua memiliki kesan mengabaikan anaknya. Maka tidak
heran, jika gaya pengasuhan yang satu ini kerap disebut dengan pola asuh abai.

3
G. Hipotesis
Menurut Zikmund, pengertian hipotesis penelitian adalah proporsi atau dugaan
yang belum terbukti. Itu artinya, dugaan tersebut masih bersifat tentatif. Dugaan
tersebut menjelaskan mengenai fakta ataupun fenomena, dan kemungkinan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian.

Menurut Baumrind macam macam pola asuh yang diterapkan orangtua terhadap
anak akan menimbulkan sikap anak yang beragam sesuai dengan tindakan mereka
sebagai orangtua. Berikut beberapa sikap anak yang akan timbul dari perilaku orangtua:

No Macam pola asuh Tindakan orangtua Karakter anak


orangtua

1 Demokratis 1. Memprioritaskan kepentingan anak 1. Mandiri

2. Orang tua bersikap rasional, selalu 2. Dapat mengontrol diri


mendasari tindakannya pada rasio atau
pemikiran-pemikiran. 3. Mempunyai hubungan baik
dengan teman
3. Orang tua bersikap realistis terhadap
kemampuan anak, tidak berharap yang 4. Mampu menghadapi stress
berlebihan yang melampaui kemampuan
anak. 5. Mempunyai minat terhadap
hal-hal baru
4. Orang tua memberikan kebebasan
memilih dan melakukan suatu tindakan, 6. Kooperatife terhadap orang
serta tidak ragu-ragu mengendalikan orang lain.
mereka.

5. Pendekatan kepada anak bersifat hangat

2 Otoriter 1. Control ketat terhadap perilaku anak 1. Penakut

4
2. Banyak memberi perintah 2. Pendiam

3. Anak tidak boleh memberikan pendapat 3. Tertutup


dan mengkritik
4. Tidak berinisiatif
4. Anak harus mengikuti pendapat dan
keinginan orang tua. 5.Gemar menantang

5. Memaksa 6.Suka melanggar norma

6. Memerintah 7.Berkepribaian lemah

7. Tidak segan-segan menghukum 8.Cemas dan menarik diri.

3 Permisif 1. pengawasan yang sangat longgar. 1.Anak-anak yang impulsive

2. Memberikan kesempatan melakukan 2.Agresif


sesuatu tanpa melakukan pengawasan yang
cukup. 3.Tidak patuh

3.Orangtua tidak menegur atau 4.Manja


meperingatkan anak apabila anak sedang
dalam bahaya 5.Kurang mandiri

4.Sangat sedikit bimbingan. 6.Mau menang sendiri

5.Orang tua bersifat hangat 7.Kurang percaya diri

8.Kurang matang secara


social.

5
4 Pengabaian 1.Waktu dan biaya yang sangat minim 1.Anak yang moody
pada anakanaknya.
2.Impulsive
2.Orang tua sibuk dengan pribadi mereka,
seperti bekerja 3.Agresiff

3.Biayapun dihemat-hemat untuk anak 4.Kurang bertanggung jawab


mereka.

5.Tidak mau mengalah, semau


4.Orang tua penelantar secara fisik dan gue
psikis

6.Harga diri yang rendah

7.Sering bolos dan sering


bermasalah dengan teman.

8.Masa bodoh dengan orang


lain.

Dengan adanya data seperti pada tabel diatas dapat membantu kita untuk menentukan
jenis pola asuh apa yang terbaik buat anak kita. Yaitu, dengan menerapkan pola asuh
demokratis, perilaku anak pada pola asuh ini cenderung lebih positif dari pada ketiga
pola asuh yang lain.

H. Populasi dan Sampel


Populasi adalah objek/subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian di tarik kesimpulannya oleh
peneliti.

Menurut Sugiyono, (2017:81) sampel ialah bagian dari populasi yang menjadi
sumber data dalam penelitian, dimana populasi merupakan bagian dari jumlah

6
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik sampling menurut Sugiyono,
(2016:81) ialah teknik pengambilan sampel, untuk menentukan sampel yang akan
digunakan.

Populasi dan sampel ini diterapkan jika mereka yang melakukan penelitian
terjun langsung ke lapangan.

Pada penelitian kali ini kami tidak langsung terjun kelapangan, penelitian kami
dengan menerapkan studi literatur, penelitian dengan studi literatur ini persiapannya
sama dengan penelitian lainnya akan tetapi sumber dan metode pengumpulan data
dengan mengambil data di pustaka, membaca, mencatat, dan mengolah
bahan penelitian. Oleh karena itu kami tidak memerlukan populasi dan sampel
penelitian.

I. Waktu dan Tempat Penelitian


Adapun waktu pelaksanaan penelitian dimulai sejak pertama kali proposal
penelitian ini dibuat sampai dengan karya ilmiah yaitu sejak bulan February sampai
Maret 2023, tempat penelitian tidak pasti karena kami menggunakan metode deskriptif
yang pada pengerjaan proposal ini hanya menggandal kan sumber-sumber informasi
dari internet, jurnal, skripsi,atau buku-buku yang berkesinambungan dengan judul
penelitian yang kami buat.

J. Anggaran
Secara rinci, kebutuhan anggaran penelitian ini direncanakan sebagai berikut:

1.Dana Keluar

a. Proposal kegiatan

No Uraian Kegiatan Jumlah Biaya


1 Print (11 lembar ) x Rp1000 Rp11.000
2 Penggandaan (Rangkap 5) x Rp500 Rp27500
3 Karya ilmiah (penggandaan x 3) Rp82500
4 Total keseluruhan dana keluar Rp121000

2. Dana Masuk

7
Dana masuk diambil dari setiap anggota, dimana setiap orang membayar kira
kira Rp 18000. ( Rp121000:7=Rp17.285,71), jadi dibulatkan menjadi Rp18000.

K. Landasan Teori
1. Pengertian ke-4 pola asuh

a. Pola asuh otoriter adalah gaya pengasuhan yang ketat yang ditandai dengan tuntutan
tinggi, tetapi respons orangtua yang rendah. Orangtua yang berlaku secara otoriter akan
segera bereaksi terhadap perilaku buruk anak-anak.

b. Pola asuh permisif adalah jenis gaya pengasuhan yang ditandai oleh tuntutan rendah
dengan responsif tinggi. Orang tua yang permisif cenderung sangat mencintai, tapi
memberikan sedikit panduan dan aturan.

c. Pola asuh demokratif adalah pola asuh orang tua yang bercirikan adanya musyawarah
dalam keluarga, kebebasan yang terkendali, pengarahan dari orang tua, bimbingan dan
perhatian, saling menghormati antar anggota keluarga dan komunikasi dua arah
sehingga pola asuh demokratis dianggap merupakan tipe pola asuh terbaik yang bisa
diterapkan oleh para orangtua.

d. Pola asuh pengabaian adalah gaya pengasuhan yang ditandai dengan tidak adanya
batasan atau aturan untuk anak, bahkan orangtua memiliki kesan mengabaikan anaknya.

Orangtua sering kali salah dalam menerapkan pola asuh terbaik dalam mendidik
anak karena kurangnya pengetahuan mengenai pola asuh terbaik anak, bisa juga karena
faktor lingkungan yang mengharuskan para orangtua mendidik anak mereka dengan
cara yang bisa dibilang salah.

Berdasarkan pengertian oleh Sears (dalam Krisnawati, 1996), pola asuh anak
adalah hubungan orang tua dengan anaknya yang mengikutsertakan nilai, sikap, dan
kepercayaan orang tua dalam merawat anaknya. Hal ini kemudian didukung oleh Kohn
(dalam Setiawati, 1987) yang mengungkapkan bahwa pola asuh adalah bagaimana cara
orang tua bersikap dalam berhubungan dengan anaknya. Sikap-sikap ini dapat terlihat
dalam beberapa aspek, seperti cara orang tua memberikan hadiah, hukuman, dan
peraturan, dan bagaimana orang tua menunjukkan kekuasaannya dan mengasihi dan
merespon keinginan-keinginan anak. Santrock (2002) menyatakan bahwa secara garis
besar, terdapat tiga pola asuh dalam masyarakat dalam mendidik anak. Pola asuh

8
otoriter adalah pola asuh yang menggambarkan bagaimana orang tua secara penuh
memerintah kehidupan seorang anak. Kemudian, pola asuh permisif merupakan pola
asuh yang memberikan kebebasan kepada anak-anaknya dalam bertingkah laku, dan
pola asuh demokratis yang memberi batasanbatasan kebebasan dan tanggung jawab.
Adawiyah (2017) menyatakan bahwa pola asuh permisif merupakan pola asuh ketika
orang tua sangat memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan hal apapun
tanpa mempertanyakan mengenai alasan mengapa anak tersebut mengambil keputusan
atau berperilaku seperti itu. Pola asuh permisif tidak memiliki peraturan ketat yang
diberikan serta kurangnya dalam bimbingan orang tua kepada anak. Hal ini
menyebabkan tidak adanya pengendalian terhadap anak serta tidak ada tuntutan yang
diberikan oleh orang tua kepada anak. Mengenai hal pengambilan keputusan, anak
diberikan hak penuh untuk memilih keputusannya sendiri tanpa campur tangan serta
pertimbangan orang tua serta anak dapat berperilaku sesuka mereka tanpa adanya
kontrol dari orang tua. Mardatilah (2015) menyatakan bahwa dalam pola asuh permisif,
orang tua memberikan penerimaan serta kehangatan yang sangat besar kepada anak
mereka. Akan tetapi, kehangatan ini cenderung memanjakan anak. Hoskins (2014) juga
menyatakan bahwa pola asuh permisif merupakan sebuah pola asuh di mana orang tua
tidak pernah memberikan aturan atau pengarahan kepada anak. Ia juga berpendapat
bahwa pola asuh permisif merupakan pola asuh yang cenderung memberikan kebebasan
kepada anak untuk berperilaku sesuai dengan keinginannya tanpa memperdulikan
mengenai norma yang ada di masyarakat. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa pola
asuh permisif adalah pola asuh yang mana orang tua memberikan seluruh tanggung
jawab, pilihan , serta memberikan kebebasan yang sangat besar kepada anak. Orang tua
tidak memberikan aturan atau bimbingan yang baik kepada anak mengenai aspek-aspek
dalam kehidupan yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku baik itu norma agama
maupun norma sosial dan lain sebagainya. Anak dibiarkan sesuka hati dalam
menjalankan hidupnya tanpa tau mana yang benar dan mana yang salah. Selanjutnya
pola asuh otoriter. Gunarsa (2002) berpendapat bahwa pola asuh otoriter merupakan
sebuah pola asuh yang mana orang tua menerapkan batasan-batasan serta aturan yang
mutlak kepada anak dan anak tidak diberikan kesempatan untuk berpendapat serta jika
anak tidak mematuhi aturan serta batasan yang berlaku maka orang tua akan
memberikan hukuman kepada anak. Selain itu, Baumrind dalam buku Santrock (2002)

9
menyatakan pola asuh otoriter adalah pola pengasuhan yang menuntut anak untuk selalu
mengikuti aturan secara kaku dan semua aturan yang ditetapkan oleh orang tua tidak
boleh dibantah. Paud (2020) mengemukakan bahwa pola asuh otoriter memiliki ciri-ciri,
seperti orang tua yang bertindak tegas, orang tua suka menghukum anak, kurangnya
kasih sayang yang diberikan oleh orang tua kepada anak, kurangnya rasa simpatik
terhadap anak, cenderung memaksa anak untuk selalu patuh kepada orang tua, serta
mengekang keinginan anak. Pola asuh selanjutnya adalah pola asuh demokratis. Ayun
(2017) menyatakan bahwa dalam pola asuh demokratis, orang tua memberikan
pengakuan terhadap kemampuan anak, serta anak diberi kesempatan untuk belajar
mandiri dan tidak selalu bergantung kepada orang tua. Dalam pola asuh ini, orang tua
memberikan sedikit kebebasan kepada anak untuk dapat memilih apa yang terbaik
untuk dirinya. Orang tua juga memberikan kebebasan kepada anak untuk
mengungkapkan pendapatnya. Anak juga dilibatkan dalam pembicaraan yang
menyangkut mengenai pilihan dalam kehidupan anak itu sendiri. Dalam pola asuh ini
anak diajarkan untuk melakukan kontrol internal yang ada dalam dirinya sehingga
sedikit demi sedikit dapat bertanggung jawab akan pilihannya dan bertanggung jawab
terhadap diri sendiri. Zahara (2017) menyatakan bahwa pola asuh demokratis tetap
menetapkan suatu aturan atau tuntutan tetapi masih sesuai dengan kematangan. Orang
tua juga tetap memberikan suatu batasan-batasan yang wajar kepada anak dan menuntut
anak agar tetap mematuhinya.

L. Daftar Puataka
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap perkembangan anak.Dancow.co.id.22
agustus 2022. https://www.dancow.co.id/dpc/artikel/6-plus/pola-asuh-perkembangan-
anak.

Chandra,Anita.Dan kawan kawan.” Pengaruh pola asuh orangtua terhadap


perilaku sosial anak.”volume 3,No 2(2019):118.

Santoso,Meilanny.Budiarti.” Pengaruh pola asuh orangtua terhadap


perkembangan mental remaja.”volume 2,No 3(2021):467.

Ayun,Qurrotu.”pola asuh orangtua dan metode pengasuhan dalam membentuk


kepribadian anak.”volume 5,No 1(2017):107.

10
Pola asuh anak menurut para ahli,jenis-jenis,hingga prinsip pola
asuh.gurubk.com.15 juni 2022. https://www.gurubk.com/2022/02/pola-asuh-anak-
menurut-para-ahli.html.

Pola asuh orangtua dan dampaknya terhadap anak.dinkes.ntbprov.go.id.27


april 2021. https://dinkes.ntbprov.go.id/artikel/pola-asuh-orang-tua-dan-dampaknya-
terhadap-anak/.

11

Anda mungkin juga menyukai